BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang semakin
pesat. Dibanding dengan industri kreatif lainnya, industri makanan dan minuman
mendapat peluang yang sangat besar untuk terus bertumbuh. Bahkan pada saat
krisis sekalipun, industri ini terbilang mampu bertahan Sementara total nilai
ekspor makanan dan minuman tahun 2008 silam sebesar USD 2 juta.
Tahun 2008 lalu, total omzet industri ini hampir mencapai Rp 400 triliun. Selain
itu, industri makanan dan minuman harus mempunyai strategi bisnis yang tepat
dan melakukan banyak inovasi agar bisa naik baik volume penjualan atau
keuntungan di tengah krisis keuangan global, serta diharapkan mampu mengatasi
persaingan secara global. Tetapi memang tak bisa dipungkiri bahwa persaingan di
masa sekarang dan masa yang akan datang bukanlah hal yang mudah. (Sumber:
www.kontan.co.id)
Peluang untuk menanamkan investasi pada sektor makanan dan minuman
ini sangat menjanjikan, karena pasar masih terbuka lebar dengan jumlah
penduduk yang besar pula. "Omset usaha makanan dan minuman akan mencapai
Rp360 triliun sampai akhir tahun 2008," kata Ketua Umum Gabungan Asosisai
Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Thomas Dharmawan di Jakarta,
Senin (21/7/2008). Ia mengatakan, kenaikan harga tersebut disebabkan oleh
tingginya permintaan. Menurut Thomas, rata-rata setiap bulannya omset makanan
dan minuman mencapai Rp30 triliun. Perkembangan industri makanan dan
minuman di Indonesia cukup baik yaitu mencapai 10 sampai 15 persen,
diantaranya disebabkan adanya pergeseran produk-produk pertanian yang tidak
hanya dijual metah tetapi harus diproses terlebih dahulu untuk dijadikan bahan
jadi yang bisa menambah pendapatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), nilai impor makanan&minuman pada hingga September 2008 diperkirakan
mencapai US$ 1,84 miliar, sedangkan ekspor senilai US$ 2,24 miliar menduduki
urutan
ketiga
dibanding
www.indocashregister.com)
sektor-sektor
lainnya.
(Sumber:
Oleh karena itu diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif, efisien
dan produktif terhadap semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan perkembangan perusahaan,
pada umumnya dapat diketahui bahwa masalah investasi merupakan masalah
yang sangat penting disamping masalah-masalah pemasaran, sumber daya
manusia, produksi dan lain-lain. Persoalan mengenai investasi ini berhubungan
juga dengan masalah sumber dana untuk investasi, umur ekonomis dari investasi
dan yang paling penting adalah mengenai expected return dari investasi tersebut.
Setiap perusahaan tentunya tidak ingin dana atau modal yang dimilikinya
terbuang percuma tanpa mendapatkan sesuatu yang diharapkan perusahaan.
Investasi jika dilihat dari jangka waktunya dibagi menjadi dua, yaitu
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek
yaitu berupa komponen modal kerja, sedangkan investasi jagka panjang yaitu
berupa komponen aktiva tetap. Modal kerja menurut konsep fungsional adalah
jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income)yang sesuai dengan
maksud tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan. Definisi ini didasarkan
pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Modal kerja ini juga harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat menutupi kerugian dan
mengatasi keadaan krisis tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
(Sumber: www.managementfile,cim)
Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah
seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena
apabila jumlah modal kerja terlalu besar berarti ada sebagian dana yang
menganggur sehingga menjadi tidak produktif yang mengakibatkan perusahaan
menjadi rugi dalam hal kesempatan untuk memperoleh keuntungan, ini akan
menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Demikian pula apabila modal kerja
terlalu kecil akan mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam membiayai kegiatan
operasinya., serta kesulitan dalam hal pembayaran hutang jangka pendek yang
telah jatuh tempo. Sedangkan modal kerja yang cukup dapat membuat perusahaan
beroperasi dengan baik sehingga lancar untuk mendapatkan profitabilitas dan
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran.
Disamping itu, keuntungan juga bisa ditingkatkan dengan jalan
menginvestasikan pada aktiva yang lebih menguntungkan, yang dalam hal ini
adalah aktiva tetap yang mampu menghasilkan produk dan penjualan yang lebih
tinggi. Aktiva tetap yang biasanya dimiliki oleh perusahaan manufaktur meliputi
tanah, bangunan, mesin dan peralatan, serta sarana pelengkap lainnya. Perusahaan
melakukan investasi pada aktiva tetap dengan harapan untuk mendapatkan return
yang lebih besar dibandingkan sebelum melakukan investasi. Investasi dalam
aktiva tetap dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, memperbaiki
kualitas produk, menambah lini produk, dll. Dengan harapan perusahaan dapat
meningkatkan kinerjanya dan dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih baik.
Jika kekurangan asset untuk menambah jumlah produk sedangkan permintaan
semakin besar maka perusahaan manufaktur tersebut akan kehilangan konsumen
potensial, tetapi jika terlalu banyak asset yang dimiliki akan mengakibatkan idle
fixed asset dimana aktiva tetap yang dimiliki tisak dapat dapat digunakan secara
optimal.
Efisiensi modal kerja dapat dihitung dengan rasio profitabilitas, karena
suatu perusahaan haruslah dalam keadaan menguntungkan untuk kelangsungan
hidup perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi
perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan
pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan, karena
sangatlah penting arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.
Maka dari itu pihak manajemen harus dapat mengatur modal kerja dengan
baik bagi perusahaan agar dapat beroperasi secara ekonomis dan aktivitas
perusahaan dapat berjalan dengan baik serta profitabilitas perusahaan dapat
dipertahankan dan ditingkatkan terus-menerus sehingga perusahaan tidak
mengalami kesulitan dalam masalah keuangan.
Perusahaan yang termasuk dalam sektor industri manufaktur berjumlah
140 perusahaan, namun penulis hanya meneliti pada sektor industri manufaktur
Food and Beverages. Dimana industri ini menghasilkan produksi massa yang
menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat, sehingga dalam proses produksinya
memerlukan modal kerja yang cukup besar dan investasi dalam aktiva tetap.
Berdasarkan uraian di atas memperlihatkan begitu pentingnya bahwa sejauh mana
pengaruh modal kerja dan investasi pada aktiva tetap terhadap profitabilitas agar
perusahaan tetap berjalan dengan baik. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI DALAM AKTIVA
TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA SEKTOR
INDUSTRI MANUFAKTUR FOOD AND BEVERAGE YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2004-2008
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, maka masalah yang
dapat diidentifikasi adalah :
1. Bagaimanakah perkembangan serta perputaran investasi dalam aktiva tetap
dan modal kerja pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta
periode 2004 - 2008?
2. Bagaimanakah perkembangan tingkat profitabilitas pada industri food and
beversge di Bursa Efek Jakarta periode 2004
2008?
3. Bagaimanakah pengaruh investasi dalam aktiva tetap danmodal kerja terhadap
tingkat profitabilitas pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta
periode 2004-2008 secara simultan?
4. Bagaimanakah pengaruh investasi dalam aktiva tetapdan modal kerja terhadap
tingkat profitabilitas pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta
periode 2004-2008 secara parsial?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan sebagai bahan analisis dalam meneliti sejauh mana pengaruh
modal kerja dan investasi dalam aktiva tetap terhadap profitabilitas pada sektor
andustri Food and Beverage yang akan digunakan sebagai bahan dalam
penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian
tingkat sarjana pada Fakultas Bisnis dan Manajemen jurusan Manajemen S1 di
Universitas Widyatama.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis :
1. Perkembangan serta perputaran investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja
pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta periode 2004 - 2008
2. Perkembangan tingkat profitabilitas pada industri food and beversge di Bursa
Efek Jakarta periode 2004
2008
3. Pengaruh investasi dalam aktiva tetapdan modal kerja terhadap tingkat
profitabilitas pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta periode
2004-2008 secara simultan
4. Pengaruh investasi dalam aktiva tetapdan modal kerja terhadap tingkat
profitabilitas pada industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta periode
2004-2008 secara parsial
1.4
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan cara mengumpulkan,
menganalisa, serta mengolah data menjadi informasiyang tertuang dalam bentuk
skripsi, sehingga hasil penelitian tersebut dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
khususnya pada langkah-langkah kebijaksanaan modal kerja dan sebagai
sarana untuk mengadakan penelitian efektivitas modal kerja dan investasi
yang telah dilaksanakan.
2. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi program
Studi Manajemen S1. selain itu agar dapat mengetahui sejauh mana teori
keuangan yang telah diperoleh penulis diterapkan dalam perusahaan ini,
khususnya manajemen modal kerja dan investasi aktiva tetap serta
pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan referensi yang berguna bagi peneliti lainnya yang tertarik mengenai
pengaruh modal kerja dan investasi pada aktiva tetap terhadap profitabilitas.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pada umumnya keberhasilan suatu perusahaan ditandai oleh kemampuan
manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan aktivitas perusahaan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ukuran yang biasa dipakai untuk
menilai sukses tidaknya manajemen ditujukan oleh kemampuan untuk
memperoleh keuntungan (profitabilitas), baik untuk periode yang sedang berjalan
maupun dalam jangka panjang. Salah satu faktor yang menunjang diperolehnya
keuntungan antara lain adalah kecukupan modal kerja. Modal kerja tersebut akan
dipakai kembali untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk
memberikan uang muka pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji
pegawai dan sebagainya. Modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan
masuk kembali kedalam perusahaan dalam jangka waktu yang relative pendek
melalui penjualan produksinya untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan
demikian dana tersebut akan terus menerus berputar selama perusahaan masih
menjalankan operasi selanjutnya. Manajemen modal kerja harus dapat
menentukan besarnya modal kerja dan bagaimana menentukan modal kerja
tersebut dibelanjai. Menurut Martono dan Agus Harjito (2003:76) terdapat 3
kebijakan modal kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu :
a) Kebijakan Konservatif
Merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada
kebijakan konservatif ini modal kerja permanent dan sebagian modal kerja
variable dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian
modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
b) Kebijakan Agresif
Sebagian modal kerja permanent dibelanjai dengan sumber dana jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja dan modal kerja variabel dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
c) Kebijakan Moderat
Pola kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja
permanent dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal
kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan
moderat menunjukkan kebijakan yang konservatif dan agresif. Kebijakan ini
memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap
dibelanjai dengan sumber modal yang permanent atau sumber dana jangka
panjang.
Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan
yang sebanyak-banyaknya, maka perusahaan memerlukan investasi untuk
operasinya.
Menurut Jones (2004:3), pengertian investasi adalah :
Investment is commitment of funds to one more assets that will be held
over some future time period
Artinya bahwa investasi adalah mengeluarkan dana lebih dari satu asset
yang akan digunakan untuk beberapa jangka waktu di masa depan.
Investasi yang dilakukan perusahaan untuk memperlancar proses operasinya
berupa investasi pada aktiva. Menurut Shapiro and Balbirer (2002:2)
pengertian aktiva adalah :
Asset is a properly that someone owns and whose economic value is
determined by its ability to generate future cash flows
Artinya bahwa aktiva merupakan kepemilikan seseorang dan nilai
ekonominya ditetapkan oleh kemampuan pemilik untuk menghasilkan aliran dana
di masa yang akan datang.
Menurut Bambang Rianto (2001:57),
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasinya sehari-hari, membayar upah buruh, gaji pegawai dan
sebagainya, dimana dana atau uang yang telah dikeluarkan itu
diharapkan dapat dikeluarkan kembali lagi masuk kedalam waktu
pendek melalui hasil penjualan produksinya .
Menurut Keown , Martin, Petty and Scott (2001:486), pengertian
modal kerja adalah :
Working capital is defined as the firm s total investment in current
asset.
Artinya bahwa modal kerja adalah penetapan dari seluruh total investasi
dalam aktiva lancar.
Setiap perusahaan akan berupaya mempertahankan kecukupan modal
kerjanya. Kondisi tersebut disebut keseimbangan dana, yaitu suatu kondisi dimana
terdapat keseimbangan antara dana yang tersedia dengan dana yang dibutuhkan
perusahaan. Pada kondisi keseimbangan dana, operasi perusahaan tidak akan
mengalami gangguan keuangan, karena dana yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan perusahaan cukup tersedia dan tidak berlebihan. Untuk mencapai
keseimbangan dana diperlukan perencanaan kebutuhan modal kerja, dimana
perencanaan modal kerja yang tepat sangat membantu perusahaan di dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan.
Tercapainya tujuan perusahaan diukur oleh profitabilitas perusahaan yaitu
kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Setiap perusahaan harus dalam keadaan yang menguintungkan
(profitable). Tanpa ada keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:154), terdapat
beberapa alasan yang menyebabkan pengelolaan modal kerja sangat penting, yaitu
a) Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan
untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajer digunakan
untuk mengelola aktiva lancar dan seperempat dari waktu manajer digunakan
untuk mengatur utang lancar).
b) Bagi banyak perusahaan aktiva lancar bagian dari investasi dan pinjaman yang
besar. Aktiva lancar dan utang lancar merupakan proses yang cepat berubah.
c) Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi, misalnya dengan menyewa, tetapi
investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan.
Tersedianya modal kerja yang optimum dalam arti tidak berlebihan dan
tidak kekurangan, memungkinkan semua perusahaan untuk membayar kewajiban
keuangan tepat pada waktunya. Demikian sama halnya dengan aktiva tetap, jika
kekurangan aktiva tetap perusahaan akan mengalami kesulitan dalam keinginan
memenuhi keinginan konsumen sehingga perusahaan akan kehilangan konsumen
potensial, dan apabila perusahaan memiliki aktiva tetap yang berlebihan maka
perusahaan akan mengalami idle fixed asset (aktiva yang tidak dipakai) sehingga
akan menambah biaya bagi perusahaan diantaranya biaya perawatan.
Pada hakekatnya perusahaan didirikan bertujuan untuk mendapatkan laba
agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin sehingga dapat selalu
mengusahakan perkembangan selanjutnya. Setiap perusahaan yang bersifat profit
oriented tentunya akan berusaha menggunakan asset yang dimilikinya untuk
menghasilkan laba yang optimal. Perusahaan menginginkan sebagian dananya
dioperasikan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas atau keuntungan yang
optimal.
Menurut Gitman (2001:285), pengertian profitabilitas adalah :
Profitabilitas is the relationship between revenues and cost generated
by using he firm s assets both current and fixed in productive activities.
Artinya profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang
umumnya digunakan di aktiva perusahaan baik aktiva lancar dan aktiva tetap
dalam kegiatan menghasilkan laba.
Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini
digunakan Return On Investment (ROI), karena ROI merupakan pengukuran
kemampuan keseluruhan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Sehingga kita dapat
mengetahui seberapa besar tingkat profitabilitas secara menyeluruh, semakin
tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.
Setelah menentukan seberapa besar dana yang dialokasikan untuk aktiva
tetap dan modal kerja, perusahaan harus menentukan berapa alokasi optimal yang
memberikan hasil yang lebih baik bagi perusahaan. Modal kerja dan aktiva tetap
dapat berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, dalam arti
bahwa penambahan modal kerja dan aktiva tetap pada perusahaan tersebut dapat
meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan (jumlah modal kerja dan aktiva
tetap yang belum optimal). Sebaliknya juga dapat berpengaruh negative, dalam
arti bahwa penambahan modal kerja dan aktiva tetap pada perusahaan tersebut
justru menurunkan tingkat profitabilitas akan menurun (jumlah modal kerja dan
aktiva tetap sudah berlebihan sehingga terdapat aktiva yang tidak terpakai dan
mengakibatkan bertambah biaya untuk pemeliharaan dan pengelolaan). Dalam
investasi ini diperlukan pemikiran yang matang dalam pengambilan keputusan
menetapkan tingkat optimal dari modal kerja dan aktiva tetap yang dibutuhkan
perusahaan.
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:158),
menjelaskan tentang pengaruh investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja
terhadap tingkat profitabilitas adalah :
Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva tetap dan modal
kerja (aktiva lancar) dan laba perusahaan akan meningkat dilihat
dari hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari
penggunaan aktiva perusahaan, baik aktiva tetap maupun modal
kerja (aktiva lancar) dalam kegiatan yang produktif.
Berdasarkan uraian diatas, modal kerja dan aktiva tetap sangat berperan
dalam kenerja perusahaan sehingga dibutuhkan pemikiran yang matang dalam
pengambilan keputusan dalam hal melakukan investasi dalam aktiva tetap dan
modal kerja. selain itu, dilihat dari orientasinya, suatu perusahaan akan melakukan
investasi jika investasi tersebut menguntungkan bagi perusahaan, dalam hal ini
dapat memberikan peningkatan laba perusahaan dilihat dari rasio ROI, maka
penulis membuat hipotesis : Modal kerja dan Investasi dalam aktiva tetap
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan Industri
Food and Beverage
Periode 2004-2008
Investasi
Aktiva Tetap
Modal Kerja
(Networking Capital)
Profitabilitas
(ROI)
1.6
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikasi. Menurut M. Nazir (2003:54), menjelaskan bahwa metode deskriptif
yaitu suatu metode yang berusaha menyimpulkan, menyajikan serta menganalisis
data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang
diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskriptif secara sistematis, factual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Sedangkan metode verifikasi Menurut Marzuki (2002:7), menjelaskan
bahwa metode verifikasi adalah menguji suatu pengetahuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian hipotesis, pengaruh X terhadap
Y.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Data yang digunakan diperoleh dari situs www.idx.co.id dan penelitian ini
dilakukan di Pojok BEJ Universitas Widyatama yang terletak di Jln. Cikutra 204
A Bandung 40125.
Download