komunitas - pr tb `aisyiyah

advertisement
TB
BERITA
KOMUNITAS
PEDULI
Edisi IX, September 2014
Media Komunikasi Community TB Care ‘Aisyiyah
“MENGUPAYAKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI TB”
Sri Susilowati,
Srikandi TB dari Kunti
Mencari Pendamping Terbaik
....
Brrr
UHUK!!
Untuk Pasien TB
Program Peer Support
TB Care ‘Aisyiyah-FKM UNHAS
OHO
K!!
ANDA
TB
POSITIF
MEROKOK;
KEBIASAAN MEMATIKAN
BAGI PENDERITA TB
02
DARI REDAKSI
Edisi IX, Sept 2014
AUTHORIZED PRINCIPAL RECIPIENT TB ‘AISYIYAH
DRA NOOR ROCHMAH PRATIKNYA
SUSUNAN REDAKSI
PENASIHAT
Dra St Noordjanah Djohantini MM MSi
Prof DR Chamamah Soeratno Msc
Dr Atikah M Zaki MARS
DEWAN REDAKSI
Dra Noor Rochmah Pratiknya
Dr Samhari Baswedan MPA
PENANGGUNG JAWAB
ACSM PR TB ‘Aisyiyah
PELAKSANA
Tim Teknis ACSM PR TB ‘Aisyiyah
KONTRIBUTOR TULISAN DAN FOTO
SR Community TB Care ‘Aisyiyah
ILUSTRASI / KARIKATUR
Suherman
TATA LETAK
Niken Pratiwi
PENGADAAN
PSM PR TB ‘Aisyiyah
ALAMAT REDAKSI
Jl Karang Asem Utara Blok C/No 19,
Kuningan Timur
Jakarta Selatan, 12950
Telepon/Fax: 021-52961347
Email: [email protected]
Website: www.pr-tbaisyiyah.or.id
@InfoTB_Aisyiyah
infotb Aisyiyah
Sumber cover :
http://apps.who.int/immunization-week
-posters/en/home/global/index.html
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Ilahi Rabbi yang telah
memperkenankan kita kembali berkiprah dalam
ladang amal sosial memerangi penyebaran
TB di Indonesia. Dalam suasana berdekatan
dengan Hari Raya, perkenankan kami dari
seluruh organ PR TB ‘Aisyiyah mengucapkan
Selamat Idul Fitri taqabbalallaahu minna wa
minkum, minal ‘aidzin wal faidzin, mohon
maaf lahir dan batin.
Beberapa hal patut jadi catatan
penting bagi ‘Aisyiyah sebagai sebuah
organisasi tombak untuk memerangi TB di
Indonesia. Kerja keras dan optimisme telah
mengantar PR TB ‘Aisyiyah menjadi penerima
donor utama dari organisasi kesehatan besar
dunia bidang TB, Global Fund.
Untuk diketahui, status PR (principal
recipient) hanya disandang oleh dua lembaga
di Indonesia saat ini: Kementrian Kesehatan
dan ‘Aisyiyah. Tahun ini juga menandai
babak baru program penanggulangan TB di
Indonesia dengan skema Global Fund yang
disebut Round-SSF, dimana target pencapaian
program dirancang makin komprehensif dan
majemuk.
Edisi tabloid PR TB ‘Aisyiyah kali ini
mengetengahkan berbagai dampak negatif
yang muncul dari kebiasaan merokok.
Kesenangan menghisap asap tembakau yang
dibakar ini telah menurunkan bermacam
dampak negatif terhadap organ tubuh
manusia mulai dari kanker hingga serangan
jantung. Yang terbaru, riset ahli menunjukkan
perokok 2-3 kali lipat risikonya terinfeksi TB
bahkan ketika sudah dinyatakan sembuh
namun merokok kembali.
Ancaman penularan TB akibat rokok juga
dipikul oleh perokok pasif terutama anak dan
kaum perempuan. Halaman laporan utama
juga menyajikan data-data lengkap tentang
bagaimana imbas dari rokok terhadap
penularan TB di dunia.
Dalam halaman kegiatan kader, simak
kisah istimewa Sri Susilowati, yang ramah tapi
rajin memburu suspek TB. Perempuan asal
Kunti Ponorogo ini tekun dan kreatif mencari
pasien dan tulus saat mendampingi mereka
berobat.
Kreativitas juga ditunjukkan kader-kader
TB di Sumatera Utara yang baru-baru ini
Kita tentu berbangga dengan prestasi
ini. Seperti disampaikan Ketua TB Partnership
Indonesia, Arifin Panigoro, kinerja PR TB
‘Aisyiyah ‘patut dicontoh’ oleh lembaga lain
dan ‘layak dipromosikan’ untuk mendapat
dukungan dunia usaha untuk memerangi TB.
Namun keberhasilan ini adalah kerja
kolektif, bukan cuma dari internal PR TB
‘Aisyiyah tetapi juga berkat dukungan lembaga
induk PP ‘Aisyiyah dan anak organisasinya,
juga dukungan pemerintah, komunitas TB
di berbagai daerah dan lembaga layanan
kesehatan baik negeri maupun swasta.
Karena itulah, pada Juli lalu kami
selenggarakan Rakornas dalam rangka
menggalang persamaan pandangan dan
kemampuan guna menyongsong babak baru
program Round-SSF yang penuh tantangan.
Kepada para ketua SR, SSR, staf admin,
komunitas dan mitra layanan kesehatan, kita
meminta kerjasama dan dukungan agar periode
ini berjalan lebih baik menjaga Indonesia dari
penyebaran TB.
Dan tema utama penerbitan kali
ini adalah bagaimana rokok dan kebiasaan
merokok menjadi sekutu penyebaran TB di
dunia. Dengan kandungan jahat yang sangat
merugikan tubuh manusia, rokok diduga
membuat manusia berisiko 2-3 kali lebih besar
terjangkit TB, bahkan untuk mereka yang hanya
kebagian asapnya (perokok pasif).
Perang terhadap rokok akan turut
menandai keberhasilan kita mengkampanyekan
Indonesia yang bebas TB. Akhirul kalam,
semoga informasi dalam penerbitan ini
membawa manfaat dan makin mengeratkan
jalinan kerjasama kita melawan penyebaran
TB.
Authorized Principal Recipient
TB Care ‘Aisyiyah
Dra Noor Rochmah Pratiknya
DARI REDAKSI
menggelar sosialisasi lewat jalur panggung
lawak dan cosplay alias kostum karakter
film. Warga setempat diajak belajar tentang
TB lewat tokoh fiksi seperti Iron Man yang
membagikan selebaran sosialisasi TB dijalanjalan kota Medan. Sementara untuk kalangan
mahasiswa setempat, SR TB ‘Aisyiyah Medan
bekerja sama dengan Comic Standing Medan
menggelar panggung Standup Comedy, yang
bertujuan menghibur sekaligus menjaring
dana amal untuk penanggulangan TB.
Dari Jakarta, PR TB ‘Aisyiyah disibukkan
dengan jadwal Rakornas yang diisi berbagai
kegiatan termasuk training untuk staf admin,
finance hingga tingkat koordinator SR dan SSR
terkait persiapan periode baru Round-SSF.
Persiapan ini penting mengingat tantangan
yang dihadapi mengejar target capaian baru
dalam periode ini.
Selamat membaca dan semoga beroleh
manfaat dari terbitan edisi terbaru ini!
SIDOBINANGUN
ARTIKEL
03
http://ppcdn.500px.org
Edisi IX, Sept 2014
MENGAPA ROKOK
BERBAHAYA?
K
alau Anda merokok, sebaiknya berhenti sekarang juga.
Matikan rokok Anda jika masih sayang pada nyawa, begitu
himbauan keras Badan Kesehatan Dunia WHO terkait
bahaya merokok.
Rokok adalah pembunuh tanpa pandang bulu, makin lama
merokok makin tinggi kemungkinan seseorang akan menderita
bermacam penyakit terkait kebiasaan buruk ini dan akhirnya
kebanyakan meninggal dunia setelah melewati umur paruh baya.
KANDUNGAN ROKOK YANG MEMATIKAN
FAKTA PENTING BAHAYA MEROKOK:
1. Kematian akibat penyakit terkait kebiasaan merokok terjadi
tiap enam detik di sleuruh dunia
2. Rokok dikaitkan dengan satu dari tiap 10 kasus kematian
pria dewasa
3. Rokok mematikan hamper separoh dari pemakainya,
kebanyakan setelah melewati usia setengah baya
4. Rokok membunuh hampir 6 juta orang sebelum waktunya
tiap tahun
5. 10% dari kasus-kasus kematian itu (sekitar lebih dari
600.000 kematian) menimpa orang bukan-perokok yang
terpapar asap rokok
6. Tahun 2004, 28% orang yang meninggal akibat asap rokok
(sekitar 168.000 jiwa) adalah kanak-kanak
7. Perokok pasif bahkan bisa meninggal tiba-tiba jika kasusnya
menyangkut paparan asap rokok pada bayi
8. Rokok disebut-sebut sebagai penyebab utama kanker
paru-paru, tetapi ada beragam kasus kanker lain dikaitkan
dengan rokok:
•
•
•
•
•
Esophagus
Mulut
Payudara
Kerongkongan
Pharynx
•
•
•
•
•
Kandung kemih
Lidah
Pankreas
Usus
Bibir
• Ginjal
• Kelenjar
Ludah
• Leher rahim
Sumber: www.chemicalsincigarette.org
PERPADUAN MEMATIKAN: ROKOK DAN TB
Selain rentan terhadap berbagai keruskan organ akibat rokok,
perokok juga lebih lemah menghadapi serangan baksil TB. Seorang
perokok yang terinfeksi baksil TB berisiko mengidap infeksi TB laten,
dengan kemungkinan sampai tiga kali lebih besar dari non-perokok.
Makin banyak dan makin lama merokok, maka risiko infeksi TB akan
makin tinggi pada yang bersangkutan.
Setelah mengidap infeksi TB laten, merokok akan menaikkan risiko
menderita TB aktif antara dua sampai tiga kali lipat, dibandingkan dengan
orang yang bukan perokok. Sementara terhadap mereka yang sudah
mengidap TB namun masih bandel tetap merokok, risiko kematiannya
lebih tinggi enam kali dibanding penderita yang sudah tak merokok.
Dalam kasus seorang perokok yang sudah dinyatakan sembuh dari
TB, risiko untuk kembali mengidap TB masih tiga kali lebih tinggi pada
perokok dibanding yang tidak.
Karena itu lah salah satu cara paling penting dalam mencegah
penularan lebih jauh epidemi TB, adalah dengan memutus rantai
merokok. Artinya perokok harus menghentikan kebiasaan konsumsi
tembakaunya, Berhenti merokok bukan hanya membantu menurunkan
risiko tertular TB, tetapi juga membantu menyembuhkan infeksi laten TB
jika sudah terlanjur jadi penderita.
04
LAPORAN UTAMA
http://davidlazarphoto.com
Edisi IX, Sept 2014
MEROKOK;
KEBIASAAN MEMATIKAN BAGI PENDERITA TB
PEROKOK BERISIKO DUA-TIGA KALI LEBIH TINGGI TERINFEKSI TB DI INDONESIA
T
ak kurang banyaknya upaya pegiat kesehatan di seluruh dunia
untuk membangkitkan kesadaran tentang bahaya rokok. Kebiasaan
menghisap tembakau yang dibakar ini terbukti memicu kanker paruparu, dapat menyebabkan impotensi, menimbulkan cacat dan bahkan
kematian pada janin, merusak organ mulut dan gigi dan banyak kerusakan
tubuh lainnya.
Yang terbaru, adalah mulai munculnya bukti ilmiah tentang lebih
tingginya risiko penularan atau kekambuhan – recurrency – TB akibat asap
rokok baik untuk pemakai aktif maupun mereka yang hanya menghisap
asap rokok secara pasif.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes)
Kementrian Kesehatan tahun lalu melansir hasil penelitian yang menyebut
mereka yang pernah merokok (termasuk yang masih merokok saat ini dan
telah berhenti merokok) mempunyai risiko menjadi terjangkit TB tiga kali
lebih tinggi dibanding mereka yang sama sekali tidak merokok.
Keluarga yang memiliki perokok bahkan mampu meningkatkan risiko
terkena TB hingga Sembilan kali lipat pada anggota keluarga lain dalam
satu rumah, kata penilitian itu sebagaimana diungkapkan mantan Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra
Yoga Aditama.
Saat pemerintah berupaya keras mengkampanyekan pemberantasan
TB hingga ke titik-titik pelosok terpencil Indonesia, kebiasaan merokok
menurut Tjandra Yoga akan menyulitkan program eliminasi TB di
Indonesia.
“Kelompok-kelompok populasi khusus yang lebih rentan TB seperti
para perempuan, anak, manula, perokok, populasi didaerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan tentu akan membuat permasalahan TB lebih
sulit diatasi,” tambahnya.
Bahkan muncul fakta bahwa TB tidak mampu membuat penderita
menghentikan kebiasaan merokoknya karena sekitar 50 persen pasien
TB akan kembali merokok setelah dinyatakan sembuh dari TB. Keputusan
kembali merokok menurut Tjandra tidak hanya akan membuat mantan
pasien TB jauh lebih rentan terhadap serangan TB berikutnya. Paparan
asap rokok yang dikeluarkan dari mulut perokok mantan pasien TB
menjadi media efektif untuk ‘membangunkan’ kuman TB yang mungkin
sudah ada pada tubuh orang-orang di sekitarnya terutama anggota
keluarga.
KEKHAWATIRAN GLOBAL
Kecemasan tentang kebiasaan rokok dan ancaman ledakan penderita
TB baru muncul di berbagai belahan dunia. Pakar kesehatan dari
Universitas San Diego di Amerika Serikat, Professor Thomas E Novotny
LAPORAN UTAMA
05
Edisi IX, Sept 2014
mengatakan hal itu dalam salah satu diskusi panel di Suntec Convention
Center, Singapura. Panel digelar dalam rangka Konferensi Dunia ke-15
tentang Tembakau dan Kesehatan diikuti 2.600 peserta dari banyak
negara, pada Maret 2012.
www.faithteknika.com
Prof Novotny mengatakan asap rokok dapat meningkatkan risiko
TB laten sebesar 2 kali lipat. TB laten merupakan infeksi TB yang tidak
menyebabkan pasien sakit, namun kuman TB itu akan tinggal di dalam
tubuh tanpa gejala. Tetapi sewaktu-waktu bisa berkembang menjadi
penyakit TB aktif saat daya tahan tubuh si penderita melemah.
Bagi yang sudah memiliki TB laten, asap rokok juga meningkatkan
risiko kematian karena infeksinya berkembang menjadi TB aktif. Menurut
Prof Novotny, 30 persen kasus TB dan kematian akibat TB bisa dikaitkan
dengan paparan asap rokok baik sebagai perokok aktif maupun perokok
pasif.
Prof Novotny mengatakan cara terbaik mengatasi ancaman ini adalah
bergerak di sisi pencegahan.
“Oleh karena itu pengendalian tembakau merupakan elemen yang
sangat kritis dalam pengendalian TB dan kesehatan paru-paru secara
keseluruhan,” kata Prof Novotny.
Utusan Badan Kesehatan Dunia, WHO, Dongbo Fu mengatakan bahwa
asap rokok lebih berbahaya dibanding polusi udara di dalam ruangan
dalam kaitannya dengan risiko penularan TB. Asap rokok meningkatkan
risiko 2,6 kali lipat, sedangkan polusi udara di dalam ruangan hanya 1,5
kali lipat.
“Perokok aktif maupun pasif sangat berkaitan dengan infeksi TB dan
penyakit TB (aktif). Perokok aktif khususnya, punya kaitan yang sangat
signifikan dengan tingkat kekambuhan dan kematian akibat TB,” kata Fu.
http://www. yamara.net
PARU-PARU
ORANG SEHAT
PARU-PARU
PEROKOK
WHO menyatakan di banyak negara, program pengendalian TB tidak
berjalan sendiri. Berbagai penelitian membuktikan, pengendalian TB
jauh lebih efektif jika pusat-pusat layanan kesehatan juga menyediakan
program- program untuk berhenti merokok.
INTERVENSI MEROKOK
Di Indonesia data Kementerian
Kesehatan
menyebutkan
sedikitnya 67 juta penduduk
Indonesia saat ini merupakan
perokok aktif dan 90 juta lainnya
perokok
pasif.
Sementara
angka konsumsi rokok nasional
mencapai 250 miliar batang
pada 2012. Upaya simultan untuk mencegah penyebaran TB lewat asap
rokok antara lain ditempuh dengan mengintervensi kebiasaan merokok
penduduk.
Intervensi tersebut antara lain dengan diterbitkannya Peraturan
Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri nomor 1888/
Menkes/PB/2011 dan nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Mrokok (KTR). Dalam aturan tersebut semua pemerintah
daerah diwajibkan menetapkan dan menerapkan KTR diwilayahnya untuk
melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok.
“Kita sudah perkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor
109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat
Adiktif Produk Tembakau Bagi Kesehatan,” kata Menkes Nafsiah Mboi.
Dua aturan tersebut menurut Nafsiah sesungguhnya sudah cukup kuat
untuk mengintervensi peningkatan jumlah perokok di Indonesia. Tetapi
sebagai program nasional, upaya pengendalian TB dan tembakau menurut
Nafsiah membutuhkan dukungan yang kuat dari seluruh stakeholder
ditingkat propinsi, kota, kabupaten, termasuk masyarakat, lembaga sosial
masyarakat (LSM), kelompok masyarakat yang tidak berafiliasi dengan
industri tembakau, badan-badan kesehatan professional, kelompok
wanita, remaja dan konsumen, institusi akademik serta insitusi pelayanan
kesehatan.
06
FAKTA
Edisi IX, Sept 2014
LEMBAR FAKTA
http://i.huffpost.com
HUBUNGAN ROKOK DAN TB
BAGAIMANA ROKOK TERKAIT ERAT DENGAN TB
1. Merokok sangat meningkatkan risiko terjangkit
tuberculosis (TB) serta kematian akibat TB
2. Lebih dari 20% kejadian TB bisa dikaitkan dengan
kebiasaan merokok
3. Kemampuan mengendalikan penyebaran penyakit akibat
rokok akan sangat membantu mengendalikan epidemik
TB
4. Merokok merupakan faktor risiko terhadap TB, terpisah
dari faktor risiko seperti konsumsi alkohol dan merokok
meningkatkan risiko sakit TB lebih dari 2,5 kali
TABEL WHO TENTANG HUBUNGAN TB DAN
TEMBAKAU MENUNJUKKAN KAITAN DAN BUKTI LAIN
KORELASI ANTARA KONDISI NEGARA DENGAN JUMLAH PENDERITA TB BESAR
DAN NEGARA DENGAN PEROKOK AKTIF TINGGI
Proporsi kasus TB global 2007
Proporsi jumlah perokok aktif 2005
1. 5 negara menunjukkan kesamaan kondisi sebagai
negara dengan tingkat penderita TB dan jumlah perokok
tertinggi di dunia
2. 40% jumlah penderita TB di India diduga terkait praktik
kebiasaan merokok warganya
3. Jika jumlah perokok bisa dikurangi secara drastis, diikuti
dengan perbaikan kondisi udara akibat polusi dalam
ruang, maka jumlah penderita TB di Cina diperkirakan
bisa turun separohnya pada 2033
PERBANDINGAN EPIDEMI GLOBAL
AKIBAT TB
AKIBAT ROKOK
2 miliar orang sudah
terinfeksi kuman
TB
Rokok adalah penyebab
utama kasus kematian yang
sesungguhnya bias dicegah
TB adalah penyakit yang
banyak terkait dengan
faktor kemiskinan. Angka
kematian tertinggi terjadi di
wilayah kantong kemiskinan
di negara berpenghasilan
rendah dan menengah
sementara lebih dari
separoh angka kematian
terjadi di Asia
Lebih dari 5 juta jiwa
kehilangan nyawa per tahun
akibat konsumsi rokok.
Jika dibiarkan terus, angka
kematian akan melonjak
jadi 8 juta per tahun akibat
rokok pada tahun 2030
Muncul 9,27 juta kasus TB
baru tahun 2007
Lebih dari semiliar orang
merokok, 70% diantaranya
adalah warga di Negara
dengan penghasilan rendah
hingga menengah
1,75 juta jiwa meninggal
akibat
TB tahun 2007
5% dari total kasus TB
tercatat sebagai kasus
resisten-obat (MDR)
TB
KISAH KADER
07
Edisi IX, Sept 2014
Sri Susilowati,
S
SRIKANDI TB DARI KUNTI
rikandi pejuang TB ini bernama Sri Susilowati. Ramah, akrab
dan seperti Srikandi di medan kurusetra, Sri juga cerdas
memilih strategi. Tutur katanya berdialeg ngapak-ngapak khas
Banyumasan walau sejatinya perempuan ini kelahiran Ponorogo,
18 Juni 1971. Target penemuan dini pasien TB menular (TB BTA
positif) adalah prioritas utamanya agar pasien dapat diobati sebelum
menularkan baksil TB lebih lanjut pada orang lain.
Ibu rumah tangga dengan sepasang putra-putri ini tinggal di
sebuah desa kecil di lereng Gunung Lawu, tepatnya Desa Gelang Kulon
Kecamatan Sampung. Sri tak punya latar belakang keahlian medis,
tetapi tekadnya membantu sesama membuatnya tegar mendampingi
penderita TB paru menjalani pengobatan hingga sembuh.
Bergabung dengan SSR TB Ponorogo sejak 2010, Sri fokus pada
upaya menolong penderita TB paru dari kalangan miskin di sekitar
wilayah Kunti. Ia tercatat menyelamatkan tak kurang dari 40 orang dari
penyakit mematikan ini sejak empat tahun lalu. Sampai kini tiap hari
ia masih mampu mengunjungi penderita TB paru yang membutuhkan
uluran tangannya.
Pada dasarnya perempuan aktif ini memang gemar bersosialisasi
dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Sebelum menjadi kader
TB SSR, ia telah lama menjadi kader PPKBD dan kader PMD. Sebelum
terlibat dalam kegiatan TB, mulanya Sri ikut serta Training Kader selama
tiga hari. Belajar tentang berbagai aspek TB Paru mulai dari gejala
hingga pengobatan, Sri juga diajari cara menemukan pasien mulai dari
penjaringan suspek & BTA.
Saat terjun ke masyarakat, Sri lalu menggunakan sejumlah trik
agar kampanyenya sukses. Sri selalu menggunakan bahasa halus ala
Banyumasan, dan menanyakan fakta-fakta kunci pada calon pasien.
“Bapak/ Ibu/ Mbah pun pinten dinten watuke?” Bapak/ Ibu/ Nenek/
Kakek sudah batuk berapa hari?
“Watuke enten riya-e nopo mboten?” Apakah batuk mengandung
dahak?
Tak lupa Sri akan meninggalkan sehelai kertas kecil mirip kartu
nama bertuliskan: Apabila anda batuk selama 2 minggu berturutturut, berdahak, badan semakin kurus hubungi saya : SRI SUSILOWATI
KADER TB SSR ‘AISYIYAH PONOROGO, lengkap dengan nomor telepon
genggamnya.
Kertas-kertas kecil itu dia tulis sendiri dan kemudian dititipkan
kepada pedagang keliling yang banyak menjajakan dagangan sekitar
desanya mulai dari tukang sayur, bakso dan macam-macam lainnya.
Tentu para ‘kader bayangan’ ini sudah diberi informasi awal tentang
siapa drinya danapa TB itu.
Sri juga selalu menyempatkan diri hadir dalam berbagai ragam
pertemuan tingkat masyarakat. Mulai dari arisan RT, arisan kelurahan
juga pengajian kaum ibu. Begitu pula undangan pernikahan atau acara
khitan anak. Pada setiap kesempatan seperti itu, ia selalu minta tolong
kepada warga yang hadir untuk memberitahunya apabila ada saudara
atau tetangga yang batuk-batuk berdahak lebih dari tiga minggu.
BUJUK DAN JELASKAN, LALU OBATI HINGGA SEMBUH
Ternyata gayung bersambut. Banyak warga yang melaporkan
tentang warga lain yang diduga sakit batuk berdahak . Begitu
mendengar kabar, esoknya Sri akan langsung datang ke lokasi.
Ia berusaha agar suspek tidak salah paham terhadap misi yang
diembannya, tidak rendah diri, dan buruk sangka. Kepada suspek
TB, ia memberitahukan bahwa tahap pertama pengobatan adalah
pemeriksaan dahak.
Bila seseorang ternyata memang menderita TBC paru, ia cukup
mengatakan penyakitnya itu batuk berdahak. Tujuannya, agar mereka
mau berobat hingga sembuh.
Dengan kesabaran luar biasa Sri akan mengunjungi penderita
hampir setiap hari. “Dalam sehari, saya bisa mengunjungi lima atau
enam penderita,” ujarnya. Namun, kalau rumah penderita sangat
jauh dari rumahnya, ia akan mengunjungi penderita seminggu sekali
sembari menanyakan perkembangan kondisi kesehatannya. Tidak
jarang dia juga membawa kue atau buah tangan lain hadiah untuk
penderita yang dia dampingi.
Tentu tak semua pasien mudah diajak berobat. Ada yang gampang
diberi pemahaman, ada pula yang keras kepala dan menjengkelkan.
Bahkan muncul cerita muncul seorang penderita TB yang selalu
melawan ajakan untuk berobat. Sudah dirayu oleh perawat
puskesmas, bidan desa, pamong desa dan tokoh masyarakat lainnya
untuk berobat , si pasien tetap nekat tidak mau berobat. Adalah
Sri yang kemudian berhasil membujuknya diobati sampai sembuh.
Rahasianya? Sederhana saja, kata perempuan murah senyum ini:
karena dijelaskan semuanya sampai pasien itu paham.
Berkat kegigihannya, Sri kini diangkat sebagai perangkat Desa
wanita di Desa Gelang Kulon. Bahkan ia digelari Srikandi TB dari Kunti
oleh kepala Puskesmas Kunti, sebagai penghargaan atas jasanya
sebagai penyelamat TB dan ketua Paguyupan mantan penderita TB di
wilayah Puskesmas Kunti.
08
EVENT
Edisi IX, Sept 2014
MENCARI PENDAMPING TERBAIK
UNTUK
PASIEN
TB
Program Peer Support TB CARE ‘Aisyiyah–FKM UNHAS
S
alah satu pendamping terbaik untuk seorang pasien TB adalah
orang yang juga pernah merasakan penderitaan akibat TB
pula. Ia akan memahami rasa sakit yang diderita, kesedihan
karena kerap dijauhi orang, juga keengganan berobat hingga tuntas
karena telah merasakan kesembuhan. Prinsip-prinsip ini banyak
diyakini konselor dan pegiat pendamping TB di dunia, sehingga
kemudian muncul program peer support (dukungan sesama) yang
diadaptasikan dalam bentuk pelatihan untuk membantu pasien TB.
agar mampu mendampingi pasien TB yang masih berobat.
Berbeda dengan Pelatihan PMO yang sudah biasa dilakukan
Community TB Care ‘Aisyiyah yang berasal dari keluarga pasien,
pelatihan ini khusus diikuti oleh mantan pasien TB dan pasien TB
yang sudah menjalani pengobatan hingga tahap konversi.
SR TB Care ‘Aisyiyah Sulsel juga bergiat menyelenggarakan
program serupa, bekerjasama Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNHAS. Program berjudul Pelatihan Peer Support untuk
meningkatkan Kualitas Hidup Pasien TB Paru itu digelar pada
tanggal 19-20 April 2014.
Mantan pasien TB yang menjadi patient support diharapkan
lebih luwes mempengaruhi pasien TB supaya menuntaskan
pengobatan karena sudah berpengalaman dan pernah merasakan
suka duka menjadi pasien TB. Sebagaimana diketahui, terapi TB
mempunyai banyak tantangan khususnya terkait munculnya efek
samping obat yang berbeda-beda dari setiap pasien TB. Diharapkan
dengan adanya dukungan pasien akan menurunkan angka drop
out /putus berobat pasien TB khususnya di Kota Makassar.
Sebanyak 15 peserta berkumpul untuk mendapat pembekalan
di Gedung Serbaguna ‘Aisyiyah Sulsel. Program yang sepenuhnya
dibiayai oleh FKM-UNHAS ini bertujuan melatih mantan pasien TB
Dengan kerjasama ini, TB Care 'Aisyiyah Sulsel mengharapkan
semakin banyak komponen masyarakat yang terlibat dan
mendukung program penanggulangan TB di Indonesia.
SEREMONIA
09
Edisi IX, Sept 2014
JAGO LAWAKAN DAN IRON MAN BERSATU
MELAWAN TB DI MEDAN
B
anyak cara bisa dilakukan untuk menggugah kesadaran
tentang bahaya TB. Pegiat di Medan, Sumatera
Utara memilih langkah yang unik namun menggelitik
keingintahuan masyarakat setempat untuk lebih lanjut
mendengar program Community TB Care ‘Aisyiyah Sumatera
Utara. Dalam rangka puncak Acara peringatan TB Day Mei lalu, Tim
Pelaksana Program yang didukung Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah
Sumatera Utara menggelar event Stand Up Comedy Charity di
Auditorium RRI Medan, Jalan Gatot Subroto Medan. Panggung
lawak untuk amal ini digelar bersama oleh Community TB
Care ‘Aisyiyah Sumut dan Comic Stand Up Medan dalam
rangka sosialisasi TB sekaligus penggalangan dana untuk
penanggulangannya.
Penanggung Jawab Kegiatan Ridha Suditomo yang
juga Koordinator SR Sumatera Utara mengatakan acara ini
diharapkan menyadarkan anak-anak muda setempat agar
paham tentang gejala TB dan mau turut peduli dengan upaya
penanggulangan penyakit ini. Dana yang berhasil dikumpulkan
dari kegiatan ini diserahkan kepada TB Care ‘Aisyiyah Medan
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan penanggulangan TB lebih
luas. Sebanyak 15 penampil lawakan (comic) asal Medan secara
sukarela berpartispasi dalam kegiatan ini termasuk Comic
Lolox (pemeran film terbaru Luntang Lantung) dan Babe Cabita
pemeran film Comic 8. IRON MAN PUN PEDULI TB
Tak cukup dengan gelar lelucon di panggung, Community TB Care
‘Aisyiyah Medan juga menggandeng Komunitas Paper Replika Medan
untuk menyebarluaskan informasi TB kepada masyarakat. Dengan
menggunakan pakaian cosplay atau kostum tokoh film terkenal seperti
Iron Man, anggota komunitas antusias membagikan brosur di dua
lokasi yakni Simpang Merdeka Walk dan kawasan Lapangan Merdeka.
Kehadiran tokoh-tokoh rekaan dunia film ini sangat menarik
perhatian masyarakat di kota Medan sehingga diharapkan mampu
menggiring masyarakat juga ingin tahu pesan kampanye TB yang
disampaikan. Ketertarikan publik terlihat dengan banyaknya
masyarakat yang kemudian datang mendekat dan minta berfoto
bersama. Ketua Komunitas Paper Replika, Wahyu, mengatakan bahwa
kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap warga Medan
agar menjaga kesehatan dari ancaman TB. Berkat kerja sama dengan
‘Aisyiyah ini, Wahyu mengaku kini mengetahui TB sangat menular
dan berbahaya. Meski demikian TB tetap dapat disembuhkan dengan
berobat teratur.
“Kami ingin mengkampanyekan agar partisipasi masyarakat dan
pemerintah terus meningkat menindaklanjuti kasus TB. Sementara
itu dengan pembagian brosur seperti ini maka kami membantu
melakukan penyebaran ilmu tentang TB kepada masyarakat,” kata
Wahyu. (SR SUMATERA UTARA) 10
KEGIATAN PR
Edisi IX, Sept 2014
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
COMMUNITY TB CARE ‘AISYIYAH R-SFF
P
rogram TB Care Community ‘Aisyiyah telah berlangsung sejak tahun
2004. Keterlibatannya dimulai dengan bentuk SR (Sub-Recipient)
hingga pada tahun 2009 dipercaya sebagai PR (Principal Recipient)
mewakili unsur masyrakat sipil dalam memerangi penyebaran TB di Indonesia.
Kini, mulai 1 Januari 2014, TB Care ‘Aisyiyah memasuki periode RoundSSF dengan wilayah kerja di 12 Propinsi dan 48 Distrik. Untuk menjangkau
seluruh lapisan masyarakat, ‘Aisyiyah menggandeng keterlibatan 12 anak
organisasi ‘Aisyiyah di tingkat Propinsi, 43 anak organisasi ‘Aisyiyah tingkat
kota/kabupaten dan empat organisasi mitra, yaitu; KMP Sidobinangun,
PKPU, YARSI dan FIKES-UMJ.
Memasuki babak program Round-SSF baru, juga dijalankan beberapa
pembaruan termasuk advokasi kebijakan, pengelolaan keuangan dan usahausaha pelembagaan program ke dalam tubuh organisasi sayap. ‘Aisyiyah
juga giat mensosialisasikan sejumlah indikator capaian pada Round-SSF ini
termasuk terkait TB-HIV, TB-MDR dan High Quality DOTS (HQ-DOTS).
Untuk menjangkau capaian terbaru ini selain butuh pemahaman dan
ketrampilan pelaksana program dan kader yang cukup, juga kemampuan
membangun kemitraan. ‘Aisyiyah sebagai organisasi dituntut berhubungan
dan bekerja sama erat dengan Rumah Sakit dan Puskesmas/Fasyankes untuk
memfasilitasi pasien TB meneruskan pengobatan lanjutan.
Rakornas R-SSF digelar antara 15-19 Juli 2014 bertempat di Grand
Cempaka Business Hotel Jakarta, dengan tema “Penguatan Gerakan Dakwah
Pemberdayaan ‘Aisyiyah untuk pemberantasan TB di Indonesia”.
Peserta berasal dari 14 SR yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Lampung, Banten, DKI Jakarta, YARSI, PKPU, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua, dan Papua Barat dengan
total peserta mencapai 79 peserta. Pembukaan Rakornas R-SSF dihadiri oleh
Ibu Dr. Atikah M. Zaki. MARS. mewakili Pimpinan Pusat Aisyiyah, Bapak Arifin
Panigoro dan Ibu Dr. Maryani dari STOP TB Partnership, Pimpinan Wilayah
Aisyiyah, Tim program SR Se Indonesia, dan Mitra dari PKPU dan YARSI.
Bapak Arifin Panigoro dari STOP TB Partnership dalam sambutannya
menyatakan: “Aisyiyah sebagai model sehingga klasifikasinya baik. Saya
akan melakukan pendekatan dengan para pengusaha (untuk membantu
programnya). Bapak Panigoro juga mengatakan harapannya agar wilayah
Indonesia Timur dapat terjangkau program-program seperti yang dijalankan
TB-Care ‘Aisyiyah. “Kita perlu percontohan dari ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah sudah
terbukti bahwa cakupannya lebih luas. Akan kami sampaikan kepada
pemerintah.”
Pengusaha nasional yang dikenal sukses ini juga menyampaikan pujian
atas keberhasilan ‘Aisyiyah menjalankan program berkelanjutan memerangi
TB di Indonesia. Ia berjanji mempromosikan ‘Aisyiyah kepada CSA lain agar
menjadi rujukan dan model. Menurutnya kalangan bisnis terutama pabrikpabrik besar sangat peduli kepada TB.
Penutupan Rakornas Round SSF dilakukan pada tanggal 18 Juli, diawali
dengan Penandatangan kesepakatan pemberian bantuan (Grant Agreement)
antara penerima resmi PR TB ‘Aisyiyah dan Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah
beserta mitra (PKPU dan YARSI).
Diharapkan setelah melalui semester awal R-SSF dengan beberapa
mekanisme barunya, seluruh tim Community TB Care ‘Aisyiyah telah siap
sepenuhnya bergerak bersama berkontribusi pada kegiatan ‘Aisyiyah di
bidang kesehatan.
PERIODE BARU PENYESUAIAN PENCATATAN ROUND-SSF
Training Monitoring & Evaluation dengan Model R-SSF
K
erjasama lembaga pegiat anti-TB Global Fund untuk penanggulangan
tuberculosis di Indonesia memasuki tahap baru pada tahun ini.
Program dengan model pembiayaan Round-SSF (Single Stream of
Funding) ini selanjutnya hanya akan dijalankan oleh dua lembaga penerima
dana utama saja, yaitu Kementerian Kesehatan dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Bagi ‘Aisyiyah Round SSF membawa perubahan yang cukup signifikan
yakni berkurangnya wilayah kerja dari 18 menjadi 12 Provinsi. Perubahan
lain timbul pada munculnya beberapa indikator baru keberhasilan program,
yakni menyangkut penanggulangan TB-MDR, TB-HIV dan HQ-DOTS. Rencana lama TB ‘Aisyiyah untuk mengembangkan sistem informasi
guna mencatat dan melaporkan kasus TB berbasis web, dipandang penting
ditindaklanjuti setelah perubahan bentuk kerjasama dengan Global Fund ini. Prakarsa menggelar Pelatihan Monitoring & Evaluasi dalam pencatatan
dan pelaporan R-SSF pun diambil TB ‘Aisyiyah dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam mencatat dan kelaporkan
program penanggulangan TB dukungan Global Fund.
Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan pemahaman seputar
Monitoring & Evaluation (M&E) meningkatkan pemahaman tentang alur
pelaporan di R-SSF, meningkatkan pemahaman Indikator R-SSF, kemampuan
menyampaikan informasi/melatih Koordinator Pelaksana SSR dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan, serta tersusunnya Rencana Tindak
Lanjut (RTL) yang akan dilakukan di wilayah masing-masing.
Pelatihan M&E diintegrasikan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan
Rakornas TB ‘Aisyiyah. Pelatihan M&E mengawali Rakornas pada tanggal
13-15 Juli 2014 di Grand Cempaka Bussiness Hotel. Selain staf M&E SR,
pelatihan juga diikuti Koordinator Program SR dari 14 SR yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, YARSI, PKPU, Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua,
dan Papua Barat seluruhnya 29 peserta. Para koordinator dihadirkan agar
turut mengetahui proses pelaporan secara rinci.
Setelah mengikuti pelatihan ini secara praktis peserta diharapkan dapat
memiliki :
• Pengetahuan: Konsep M&E, Sistem Pencatatan dan Pelaporan TB
Nasional, Pengertian Indikator R-SSF untuk ‘Aisyiyah, serta Alur
Pencatatan dan Pelaporan
• Keterampilan: Teknik input-data melalui aplikasi Microsoft Excel
KABAR KMP
11
Edisi IX, Sept 2014
KMP TB SEKAR LANGIT METRO LAMPUNG
K
elompok Masyarakat Peduli (KMP) TB Sekar Langit
terbentuk atas inisiatif dan kesadaran masyarakat akan
bahaya yang ditimbulkan penyakit TB setelah ditemukan
banyak kasus TB di kota Metro Lampung. Sekar Langit –
berarti bunga di langit – dibentuk 15 desember 2012, dengan
difasilitasi oleh Community Care TB ‘Aisyiyah Lampung dengan
Surat Keputusan resmi bertanggal 17 Desember 2012.
Sejak berdiri Sekar Langit giat mengkampanyekan upaya
penanggulangan penyebaran TB terutama di wilayah Tejo
Agung dan Tejo Sari di kota Metro Lampung. Kegiatan dilakukan
melalui penyuluhan langsung ke tengah masyarakat maupun
kampanye melalui sebaran brosur dan pamphlet. Hasilnya,
sejumlah temuan suspek maupun penderita TB positif didapati
meningkat.
Berkat keseriusan dalam menggelar berbagai kegiatan ini
pada Desember tahun lalu, KMP Sekar Langit dilibatkan pada
perlombaan bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai bentuk
inovasi unggulan di Kelurahan Tejo Agung. Selanjutnya ternyata
berhak mewakili Kota Metro untuk ikut serta pada lomba serupa
tingkat provinsi dan kemudian di ajang Nasional.
Keberhasilan KMP Sekar Langit menunjukkan prestasi hingga
tingkat nasional ini adalah buah dari kerja sama pengurus,
kader dan petugas kesehatan serta keterlibatan masyarakat
lokal melalui bermacam kegiatan yang sudah digelar. Diantara
kegiatan-kegiatan tersebut adalah penjaringan suspek dan
BTA+, penyuluhan perorangan hingga kelompok yang dilakukan
dari pintu-ke-pintu sampai menghadiri majelis pengajian atau
acara perkumpulan lainnya.
Kader Sekar Langit juga giat melakukan kampanye dengan
membagi brosur dan memasang poster/spanduk dan bahkan
membuka stand TB pada acara-acara keramaian atau pameran
di Kota Metro.
DUKUNGAN MENGUATKAN BAGI SEKAR LANGIT
Unsur utama yang menjadi kekuatan terbentuknya
Komunitas Masyarakat Peduli TB di wilayah Metro Timur adalah
tekad kuat kader TB ‘Aisyiyah yang tinggi untuk berperan dalam
program penanggulangan TB. Tentu besar pula peran sokongan
kepedulian tokoh masyarakat, agama dan para penderita TB
yang sudah sembuh.
Camat Metro Timur, Lurah Tejo Agung dan Tejo Sari adalah
sebagian dari pejabat pemerintahan yang menunjukkan
dukungan besar pada kegiatan KMP Sekar Langit. Dari sektor
lain juga muncul dorongan dan peran agar Sekar Langit terus
berkarya, termasuk dari Dinas Kesehatan Kota Metro khususnya
Seksi Pengendalian Penyakit dengan memprioritaskan kegiatan
yang mendukung program TB. Terbentuknya KMP TB juga
terbantu dengan status Puskesmas setempat yang sudah
bersertifikasi PPM, sehingga hasil pemeriksaan laboratorium
TB bisa didapat lebih cepat.
Meski demikian bukan berarti kegiatan kader Sekar Langit
tak menghadapi kendala. Anggaran terbatas dan sumber daya
manusia dengan jumlah tak seberapa dibanding kebutuhan
turut menjadi hambatan perjuangan pengurus dan kader dalam
memerangi TB.
KMP Surya Bajeng
Dari Gowa menghalau TB dengan Berbagai Cara
M
emelihara kehidupan satu manusia berarti memelihara
kehidupan manusia lainnya, pesan salah satu ayat dalam
Surat Al Maidah. Ayat inilah yang nampaknya jadi inspirasi
kader ‘Aisyiyah di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, sehingga lahir
Komunitas Masyarakat Peduli (KMP) Surya Bajeng.
Dengan sebuah seremoni sederhana yang dihadiri unsur pamong
praja, tokoh agama, pimpinan persyarikatan dan organisasi otonom
tingkat cabang, KMP Surya Bajeng diresmikan sebagai sarana
memerangi TB yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat Bajeng
dan sekitarnya.
Diharapkan KMP Surya Bajeng akan mampu memberi solusi terkait
empat hal yakni menjawab kebutuhan akan informasi kesehatan
terutama pada persoalan TB, membantu penderita memperoleh
pengobatan, memaksimalkan potensi Bajeng sebagai Kecamatan
dengan capaian dan kader terbanyak di Kabupaten Gowa, serta
menjangkau penderita TB yang masih kurang mendapat perhatian
dan pendampingan sehingga gagal menyelesaikan pengobatan.
Dengan melihat hal-hal tersebut kader KMP Bajeng telah sepakat
untuk mensosialisasikan kegiatannya pada khalayak ramai terutama
pada kasus penemuan suspek, pemantauan pengobatan, pemberian
gizi, memberikan motivasi dan bantuan materi kepada penderita
dan pasien.
Bersama Pengurus Daerah ‘Aisyiyah (PDA) setempat, KMP Bajeng
juga memusatkan perhatian pada pemutusan mata rantai penularan
TB dengan pemberian asupan gizi berupa 30 rak telur ayam kepada
30 penderita TB di Kecamatan Bajeng. Sebagian warga yang dianggap
mendesak mendapat bantuan perbaikan rumah juga menerima layanan
bedah rumah dengan harapan perawatan TB berlangsung lebih cepat
setelah tempat tinggalnya lebih sehat. Sementara melalui kerjasama
dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM), KMP Bajeng turut
memberikan beasiswa kepada anak penderita TB. Di bidang pelestarian
lingkungan, KMP Bajeng tak ketinggalan turut mendukung pemerintah
daerah dalam program penanaman pohon Jabon Merah bersama
masyarakat lokal.
Tak kurang membanggakan adalah upaya KMP Bajeng dalam
pengumpulan dana mandiri yang menghasilkan sumbangan senilai
Rp5 juta untuk menunjang upaya pendampingan penderita dan pasien
TB. Hangatnya sambutan pemuka masyarakat dan pejabat sangat
membesarkan hati para kader KMP Bajeng. “Silahkan datang kerumah
kami dan kita bicarakan apa kebutuhan KMP dan apa yang bisa saya
bantu,” janji Kepala Dinas Kehutanan sekaligus pemuka masyarakat
Kelurahan Bontonompo Kecamatan Bajeng pada para kader. Kegiatan
akan dipusatkan di Jalan Pramuka, yang berlokasi persis di depan
Puskesmas Bajeng sehingga diharapkan mempermudah akses bagi
pasien maupun masyarakat yang membutuhkan.
Download