materi 9 hukum perusahaan - E

advertisement
MATERI 9 HUKUM PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
TRANSNASIONAL
Pengertian



Robert l.hulbroner: perusahaan yang mempunyai cabang
dan anak perusahaan yang terletak di berbagai Negara
Helga hernes: organisasi yang mempunyai kekuatan,
dimana manajemen nya menyatu,dibawah satu control,
dapat memepengaruhi pasar dan dapat mentransfer
teknologi dari Negara maju ke Negara yang ditempati
beroperasinya perusahaan transnasional serta alat untuk
membangun suatu Negara
Sumatoro:perusahaan transnasional pada dasarnya
mengacu pada sifat melampau batas Negara baik dalam
pemilikan maupun dalam kegiatan usahanya

Juajir sumardi:perusahaan yang dalam kegiatan
operasionalnya melintasi batas-batas kedaulatan suatu
Negara di mana perusahaan tersebut pertama didirikan
untuk membentuk anak perusahaan di Negara lain yang
dlaam operasionalnya dikendalikan oleh perusahaan
induknya
Pengaturan



Code of conduct on transnational corporation (ECOSOC
-PBB)
Deklarasi tata ekonomi internasional baru
(PBB):pendelegasian hokum dari masyarakat internasional
kepada tiap Negara untuk memiliki wewenang mengatur
kegiatan perusahaan transnasional di wilayah yang menjadi
yurisdiksinya
UUPMA No.1 tahun 1967:perusahaan transnasional harus
berbentuk badan hokum menurut hokum Indonesia
 Peranan



Perusahaan Transnasional
Sebagai alat utama dalam internasionalisasi di bidang
produksi
Menyatunya berbagai ekonomi dan menambah
ketergantungan antar Negara
Membantu pembagunan ekonomi suatu Negara
 Peraturan






nasional
UUPMA No 1 tahun 1967
Bebrapa amandemen tahun 1970
Surat edaran BKPM 1974-1975
PP no 17 tahun 1992 tentang persyaratan pemilikan
saham dalam perusahaan penanaman modal asing
:kepemilikan saham 100% diperkenankan kembali
Paket juli 19992
PP no 20 tahun 1994 tentang penanaman modal asing
PT PENANAMAN MODAL ASING (PT PMA)






PENGERTIAN
Penanaman Modal Asing (PMA) adalah penanaman modal
asing secara langsung yang digunakan untuk menjalankan
perusahaan di Indonesia. Perusahaan penanaman modal
asing harus suatu badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, yang
modalnya secara langsung berasal dari:
a. 100% yang ditanam/dimiliki oleh warga negara atau
badan hukum asing, atau
b. patungan antara modal asing dan warga negara
Indonesia/badan hukum Indonesia.

DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing, sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-undang
No.11 tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan
Undang-undang No.1 tahun 1967 (“UU PMA”).
2. Kep BKPM No.38.
c. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1994 tertanggal 19 Mei
1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang
Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan S.K.
Meninves/Kepala BKPM No.5/SK/1994 tanggal 29 Juli 1994
tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham Dalam
Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal
Asing.
BENTUK PENANAMAN MODAL ASING
(i)
Langsung: seluruh modalnya (100%) dimiliki oleh warga negara asing
(“WNA”) dan/atau badan hukum asing (“BHA”), dengan ketentuan
sebagai berikut:

Dalam jangka waktu maksimum 15 tahun sejak produksi komersial
WNA/BHA, harus menjual sebagian sahamnya kepada WNI/BHI, baik
langsung maupun melalui pasar modal;
Besarnya saham yang dialihkan ke WNI/BHI adalah menurut kesepakatan
para pihak.
Pengalihan saham tersebut tidak mengubah status perusahaan (tetap PMA);
Setelah berproduksi komersial PMA tersebut dapat mendirikan perusahaan
baru yang berstatus:






PMA : apabila diantara peserta baru terdapat WNA/BHA;
PMDN : apabila 100% modal saham perusahaan baru dimiliki oleh PT PMA
bersangkutan atau peserta baru terdiri dari WNI/BHI;
(ii) Patungan: antara modal asing yang dimiliki oleh
perorangan WNA atau BHA dengan modal yang dimiliki
perorangan warga negara Indonesia (“WNI”) dan/atau
badan hukum Indonesia (“BHI”), dengan ketentuan
sebagai berikut :



Minimum 5% dari modal yang disetor pada saat pendirian
harus ditangan peserta Indonesia;
Besarnya penyertaan modal saham selain 5% tersebut
diatas ditetapkan atas dasar kesepakatan para pihak;
Penjualan lebih lanjut dapat dilakukan kepada WNI / BHI,
secara kepemilikan langsung atau melalui pasar modal
dalam negeri;
PROSEDUR PERMOHONAN PMA
a. permohonan PMA berpedoman kepada:
(i) Daftar bidang usaha yang tertutup bagi penanaman
modal asing (sesuai dengan Negative List);
(ii) Bidang/jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha
kecil dan bidang/jenis usaha yang terbuka untuk usaha
menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan
(sebagaimana diatur oleh Peraturan Kemitraan);
(iii) Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
b. Permohonan PMA dapat diajukan oleh PT, Koperasi, BUMN, BUMD,
CV, Firma atau perorangan.
c. Permohonan diajukan kepada Meninves/Kepala BKPM atau Kepala
Perwakilan RI setempat di luar negeri atau Ketua BKPMD setempat
dan persetujuan atas permohonan dikeluarkan dalam bentuk Surat
Persetujuan PMA.
d. Permohonan untuk menikmati pembebasan dan keringanan pajak
seperti bea masuk, PPN dan PPn-BM atas pemasukan barang
modal/alat perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan
penanaman modal.
e. Dalam segala hal kepemilikan saham pihak Indonesia tidak boleh
lebih kecil dari modal yang disetor/ditempatkan semula.
-
PMA harus berbentuk perseroan terbatas, berkedudukan di
Indonesia;
Investasi dapat terdiri dari modal sendiri dan/atau pinjaman;
Jumlah modalnya relatif sesuai kelayakan ekonomi kegiatan
macam usahanya;
f. Lokasi usaha dapat diseluruh Indonesia, tapi diutamakan dikawasan
berikat/industri;
Jangka waktu Izin Usaha adalah 30 tahun sejak produksi komersial;
g. Izin Usaha (IU) dapat diperbaharui oleh Meninves/Kepala BKPM bila
perusahaan PMA masih tetap menjalankan usahanya yang bermanfaat
bagi perekonomian/ pembangunan nasional (mempunyai dampak
positip a.l. untuk ekspor/tenaga kerja, pajak, lingkungan hidup,
perekonomian nasional).
h. PMA yang mengadakan perluasan usaha diperpanjang IU nya selama
30 tahun sejak usaha perluasan berproduksi komersial;
i. Setelah berproduksi komersial:
 - perusahaan dapat menambah modal perusahaan sendiri;
 - mendirikan perusahaan baru;
 - membeli saham PMDN/perusahaan non-PMA;
 - membeli saham PMDN yang telah berdiri baik yang sudah/belum

berproduksi komersial melalui pasar modal dalam negeri;
j. Pembelian saham-saham tersebut di atas sepanjang bidang
usahanya tetap terbuka bagi penanaman modal;
k. Badan Hukum Asing (BHA) dapat membeli saham
perusahaan PMA/PMDN/ Non-PMA/PMDN yang belum
atau telah berproduksi komersial, baik melalui kepemilikan
langsung atau lewat pasar modal dalam negeri dan selama
bidang usaha dari perusahaan yang sahamnya akan dibeli
tersebut terbuka bagi PMA dan dilakukan dalam upaya
penyelamatan dan penyehatan perusahaan.
IZIN YANG DIPERLUKAN
Seperti halnya PT PMDN, berdasarkan Keputusan Presiden
No.97 tahun 1993 tanggal 23 Oktober 1993 tentang
Tatacara Penanaman Modal sebagaimana terakhir diubah
dengan Keputusan Presiden No.117 tahun 1999 tanggal 30
September 1999 dan Kep BKPM No.38, izin untuk PMA
diatur sebagai berikut :


Surat Persetujuan (“SP PMA”) yang dikeluarkan oleh
Meninves/Kepala BKPM atau Ketua BKPMD yang berlaku
untuk 3 tahun;
Selain SP PMA di atas Perizinan lainnya sama dengan PT PMDN
dengan catatan SP PMDN harus dibaca SP PMA.
DOKUMEN YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
BANK DALAM BERTRANSAKSI DENGAN PT PMA
Sama dengan PT PMDN dengan ketentuan SP PMDN
harus dibaca SP PMA dan butir g berbunyi sebagai berikut:
- Persetujuan dari Meninves/Kepala BKPM atau Kepala
Perwakilan RI atau Ketua BKPMD atas perubahan SP PMA
dalam rangka melakukan kemitraan dengan usaha kecil.


Download