BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa
teori tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
Sebelum menentukan biaya sewa perlu diperhatikan terlebih dahulu apa itu biaya
serta akuntansi biaya yang membentuk harga sewa.
2.1 Konsep Biaya
Biaya merupakan sesuatu yang dibayarkan atau dibeli dalam suatu peroide
tertentu sesuai dengan nilai pasar untuk mendapatkan nilai pertukaran ( Matz
&Usry, Cost Accounting, 6th Edition, 1976). Biaya terbagi dalam beberapa
beberapa bagian, diantaranya :
1. Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan
dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan
tersebut disebut biaya gaji
9
2. Fungsi
Pokok
Perusahaan,
dalam
perusahaan
manufaktur
biaya
diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk
atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan.
3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang
dibiayai.
b. Biaya variabel adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada
atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai.
4. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan
tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume
kegiatan.
b.Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
10
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
5. Atas Dasar Waktu, dibagi menjadi:
a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue
expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban
pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode
sekarang.
b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital
expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya
dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi
6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan
Keputusan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
1) Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka
(predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
2) Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat
produksi yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
1) Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.
11
2) Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang
tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.
c. Biaya tetap commited dan discretionary
1) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan
jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan
tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
2) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya
dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
1) Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya
variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya
variabel
yang
tingkat
variabilitasnya
dipengaruhi
kebijakan
manajemen.
e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
1) Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan
biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif
tindakan oleh manajemen.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
12
f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan
1) Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat
dihindari dengan diambilnya suatu alternative keputusan.
2) Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang
tidak dapat dihindari pengeluarannya
g. Biaya diferensial dan biaya marjinal
1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya
akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
2) Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya dimana produksi harus
sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau
penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya
alternatif tertentu.
2.2 Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial
accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan
alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,
serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost)
berbeda dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense)
adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk
13
merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan.
Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau
jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak
digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
1. Sistem akuntansi biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi
dua sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu
sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang
dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya
dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat
dihitung
pada
akhir
periode
setelah
biaya
sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang
dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir
sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
2. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok
produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi
setiap ada pesanan mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat
14
dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk
memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk
dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada
metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus
menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga
pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi
dilakukan untuk memenuhi stock.
3. Manfaat Biaya Perunit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem
akuntansi
biaya
memiliki
tujuan
pengukuran
dan
pembebanan biaya sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat
ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi
perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan
pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan
penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi
setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan
biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya
non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal,
maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi,
15
sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak
pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada
dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa
yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang
disediakan.
Perusahaan
jasa
maupun
perusahaan
manufaktur
menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk
menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan
baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa
tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena
jasa tidak menghasilkan produk fisik.
2.3 Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Akuntansi biaya
akan membedakan biaya tenaga kerja menjadi : gaji dan upah, premi lembur dan
biaya lain.
1. Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang
16
dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut Dalam perusahaan
manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi ke dalam tiga fungsi
pokok: produksi, pemasaran dan administrasi. Oleh karena itu perlu ada
penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja
nonpabrik. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja
yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja
nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan
merupakan unsur biaya usaha.
b. Penggolongan
menurut
kegiatan
departemen-departemen
dalam
menurut
kegiatan
departemen-departemen
dalam
perusahaan.
Penggolongan
perusahaan.
Penggolongan
semacam
ini
dilakukan
untuk
lebih
memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam
tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan.
c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.
Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen,
tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya
dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai
berikut: operator, mandor, dan supervisor.
17
2. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Pada umumnya biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan
besar yaitu:
(1) gaji dan upah reguler yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi
dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan
biaya asuransi hari tua ;
(2) premi lembur
(3) biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related
costs).
2.4 Metode Harga Pokok Sewa – Full Costing
Siklus akuntansi biaya dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan
tersebut. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk
menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran.
1. Siklus Akuntansi
Pada perusahaan jasa siklus kegiatan dimulai dengan persiapan penyerahan
jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan
jasa siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan
jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan.
Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan informasi
harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.
2. Metoda Full Costing
Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
18
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik yang bersifat variable
maupun tetap, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan
biaya overhead pabrik. Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan
metode full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable dan biaya
overhead pabrik tetap. Kemudian ditambah dengan biaya non produksi yang
terdiri dari biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.
Gambar 2.1 Harga Pokok Produksi dan Total Harga Pokok Produk Menurut
Metode Full Costing (Mulyadi, 1993)
3. Sistem Biaya Taksiran
Manajemen dalam proses produksi memerlukan alat untuk pengendalian biaya.
Salah satu bentuk pengendalian biaya tersebut adalah diterapkannya biaya taksiran untuk
penghitungan, pencatatan biaya-biaya. Biaya ini merupakan biaya yang ditentukan di
19
muka. Manajemen dengan akan memeproleh data biaya sebelum produksi dilaksanakan
atau sebelum suatu kontrak disetujui.
Biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan
di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem biaya
taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya
yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi.
Dalam sistem biaya taksiran dasar yang dipakai untuk menentukan norma fisik
terbatas kepada pengalaman produksi masa lalu. Jika terjadi penyimpangan dari norma
fisik, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan sebab-sebabnya.
Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran
1. Untuk menjembatani menuju sistem
2. Untuk menghindari biaya yang relatif biaya standar
3. Untuk pengendalian dan analisis kegiatan
4. Untuk mengurangi biaya akuntansi
2.6 Posisi Penelitian
Dari studi literatur yang dilakukan, penulis melakukan penelitian yang
menitikberatkan kepada penetapan harga sewa berdasarkan biaya operasional,
pemeliharaaan serta aktivitas yang ada yang menentukan besarnya harga pokok
sewa yang di keluarkan oleh PT. XYZ dengan menggunakan metode full costing
sehingga terbentuk harga sewa yang nantinya akan di bebankan kepada setiap
divisi yang berada di perusahaan tersebut.
Download