Penggunaan Diksi Indria dalam Novel Daradasih

advertisement
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
Penggunaan Diksi Indria dalam Novel Daradasih
karya Hadisutjipto Z Sudibjo
Oleh: Nunung Yuliasih
Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraJawa
[email protected]
Abstrak:Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis jenis diksi indria dalam novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo. (2) menganalisisfungsi diksi indria dalam novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek
Penelitian yaitu novel DaradasihKarya Hadisutjipto Z Sidibjo. Objek penelitian adalah
penggunaan jenis dan fungsi diksi indria. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Instrumen yang digunakan yaitu peneliti itu sendiri dan
kartu data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik simak dan teknik
catat. Teknik validitas data dan kredibilitas data menggunakan validitas semantis dan uji
kreabilitas data. Selanjutnya teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis kontek. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan penyajian informal.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis dan fungsi diksi indria pada novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo. Terdiri atas 82 jenis yaitu diksi indria penglihatan 62, diksi indria
pendengaran 10, diksi indria penciuman 1 , diksiindria perasa 1 , diksiindria peraba 8.
Kata kunci : diksi indria, novel Daradasih
Pendahuluan
Novel merupakan karya sastra yang di dalamnya mengungkapkan pengalaman
manusia melalui bahasa yang mengesankan . Karya-karya itu baru bisa disebut sastra
kalau mengandung isi yang penting dan berguna bagi kehidupan manusia sepanjang
masa, di samping memberikan keunikan sewaktu kita membacanya, novel juga
diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Karya sastra lebih tepatnya novel dapat membawa pembaca keluar dari dunia nyata
dan memberi kesempatan meninggalkan dunia ini sebentar serta memasuki dunia
novel.
Kesesuaian penempatan dan penggunaan kata yang baik dalam sebuah novel
mempermudah penyampaian makna atau isi wacana itu. Kesalahan pemilihan kata
akan membuat pembaca merasa aneh atau tujuan dibalik wacana tersebut tidak dapat
diketahui. Pada karya sastra tulis, seorang pengarang menggunakan suatu kata untuk
menyampaikan gagasannya. Ketepatan dalam pemilihan kata itulah yang menjadi tolak
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
84
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
ukur keberhasilan penempatan diksi dalam sebuah karya tertulis. Ketepatan
penggunaan kata dapat menimbulkan imajinasi tertentubagi pembacanya.
Setelah
membaca
novel
Garudah
Putih,
Jaring
Kalamangga
dan
Daradasihkarya Hadisutjipto Z Sudibjo peneliti lebih tertarik untuk menganaisis novel
Daradasih karena di dalam novel tersebut banyak diksi-diksi indah yang
masih
membingungkan peneliti. Peneliti tertarik dengan hal itu dan peneliti pun tertantang
untuk mencari mengenai diksi-diksi yang ada di dalam novel tersebut. Peneliti pun
akan meneliti lebih dalam mengenai diksi-disksi yang ada di dalam novel Daradasih
tersebut, maka dengan ini peneliti mengangkat judul Penggunaan Diksi Indri Dalam
Novel Daradasih Karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Jenis diksi indria sebagai sarana dalam
menyampaikan gagasan-gagasan khusus yang diserap oleh panca indra peraba, indra
perasa, indra pendengaran, indra penglihatan dan indra penciuman. Diksi-diksi indria
ini akan menggambarkan pengalaman manusia melalui daya indra khusus, sehingga
pembaca dapat merasakan imajinasi dari sebuah cerita yang dipaparkan. Imajinasi
pembaca akan lebih kuat sehingga isi cerita akan lebih mudah diketahui oleh pembaca.
Gambaran atau pemaparan keadaan dalam cerita akan dijelaskan lewat peran tiap
diksi indria, sehingga lebih mudah diketahui serta terjamin pula daya gunanya dalam
suatu karangan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih judul “Penggunaan Diksi Indria
Dalam Novel Daradasi Karya Hadisutjipto Z Sudibjo” dengan alasan antara lain: (1)
novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ini menurut sepengetahuan penulis
belum pernah dianalisis dari segi penggunaan diksi indrianya, (2) novel Daradasih ini
menarik untuk dianalisis dari segi pemilihan katanya/bahasanya karena di dalam novel
tersebut
peneliti
menemukan
kata-kata
yang
masih
sulit
dipahami
dan
membingungkan pembaca untuk memahami isinya, begitu pula hubungan antara satu
indria dengan indria yang lain dirasakan begitu rapat, sehingga kata yang sebenarnya
hanya dikenakan kepada suatu indria dikenakan pula pada indria lainnya, misalnya
pada kata rupane manis dan Suarane manis, meskipun terjadi gejala sinestesia namun
pada umumnya tiap indria memiliki kata-kata yang khusus untuk mengungkapkan
pengalaman atau penghayatan melalui masing-masing indria, maka dari itu peneliti
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
85
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
mengambil judul ini karena peneliti merasa tertarik untuk menganalisis novel
Daradasih tersebut, (3) melalui novel Daradasih, Hadisutjipto Z Sudibjo mampu
mengimajinasikan masalah kehidupan manusia dan keadaan lingkungan masyarakat
menjadi sebuah karya sastra yang menarik.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Dimana penelitian deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langka penelitiannya tidak perlu
merumuskan hipotesis. Data kualitatif yaitu penelitian yang digambarkan dengan katakata/kalimat yang dipisah-pisahkan menurut katagorinya untuk memperoleh
kesimpulan (Ismawati, 2011:’ 112). Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya
membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata.
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal
itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif, selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti
(moleong, 2011: 6-11). Sumber data penelitian ini adalah novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo. Data dalam penelitian tersebut berupa kutipan-kutipan yang
terdapat dalam novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Sumber data dalam
penelitian ini adalah novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Instrumen
penelitian yang dilakukan menggunakan human instrument, juga dibantu oleh
instrumen lain yaitu meliputi alat tulis (pulpen, pensil) dan buku catatan untuk
mencatat data. Selain itu penuis juga menggunakan buku-buku acuan tentang teori
yang mendukung. Dalam pencatatan data penelitian menggunakan tabel untuk
mempermudah menganalisis data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
pustaka. Teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk
memperoleh data (Subroto, 1992:’ 42). Teknik simak disebut metode simak atau
menyimakan karena memang berupa penyimakan, dilakukan dengan menyimak yaitu
menyimak menggunakan bahasa, di samping menyimak dapat pula dilakukan teknik
catat. Teknik catat adalah yang digunakan untuk mencatat data-data yang ditemukan
ke dalam nota pencatat data-data yang ditemukan ke dalam nota pencatat data yang
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
86
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
telah tersedia. Pencatatan pada kartu data, dengan menggunakan alat tulis tertentu
(Sudaryanto, 1993: 133-136). Teknik validitas data dan kredibilitas data menggunakan
validitas semantis dan uji kreabilitas data. Selanjutnya teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis kontek. Teknik penyajian hasil analisis
data menggunakan penyajian informal yaitu perumusan dengan menggunakan katakata biasa tanpa menggunakan rumus atau simbol (Sudaryanto, 199: 145). Data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif, maka hasil penelitian dipaparkan
secara deskriptif dengan kata-kata biasa.
Hasil Penelitian
1.
Jenis diksi indria

Diksi indria penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan (organ visual) yang sensitif terhadap
rangsangan cahaya, menerima bayangan serta kesan-kesan untuk ditafsirkan,
berdasarkan hasil penelitian diksi indria penglihatan yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 62 jenis diksi indria, salah satu
contoh tentang diksi indria penglihatan dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
“Ooo, Hartadi kae kangmasmu, ta ? Baguse bagus ning...”
“Ning apa Marti?” Santo genti takon.
“Mbosen!” wangsulane Marti cekak atos.
“Lho, sanajan mboseni nanging setya ing janji.” (DRDS 12)
Terjemah
“Ooo, Hartadi itu kakakmu, ta? Tampan si tampan tapi...”
“tapi apa Marti..? Santo balik tanya..
“membosankan. Jawaban dengan lantang dan keras.
“Lho, meskipun mboseni, tapi setia dalam janji.
Pada kutipan di atas terjadi saat Marti dan Santo sedang makan bersama di
kafetaria, pada waktu itu Santo bercerita kepada Marti kalau dia mempunyai
kakak sepupuh yang tampan, tapi Marti malah menghina kakak sepupu Santo
itu yang bernama Hartadi, Marti bilang Hartadi tampan si tampan tapi
membosankan. Kalimat tersebut termasuk diksi indria penglihatan “Ooo,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
87
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
Hartadi kae kangmasmu, ta ? Baguse bagus ning...“Ning apa Marti?” Santo
genti takon.“Mbosen!” diksi indria penglihatan terdapat pada kata bagus
‘tampan’, kata tersebut merupakan diksi indria penglihatan yang dikutip dari
novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Diksi bagus ‘tampan’ termasuk
diksi indria penglihatan yaitu mata yang menerima kesan penglihatan tentang
fisik seseorang yang tampan, diksi indria di atas digunakan pengarang untuk
menonjolkan tokoh Hartadi yang tampan.

Diksi indria pendengaran
Telinga merupakan indera pendengaran (organ auditorik), disini kesan atas
suara atau bunyi diterima dan ditafsirkan, berdasarkan hasil penelitian diksi
indria pendengaran yang ada di dalam novel Daradasih karya Hadisutjipto Z
Sudibjo ada 10 jenis diksi indria, salah satu contoh tentang diksi indria
pendengaran dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Lagi mak ler terus ngimpi. Ndadak impene kok ya padha karo impene Marti,
nanging beda pungkasane. Santo dijongkongake Marti nganti tiba saka
panggonane lungguh ing watu gilang. Gedebug, Santo tibatemenan saka
dipan.(DRDS 21)
Terjemah
“Lagi sebentar tidur tapi sudah mimpi. Tiba-tiba langsung mimpi kok ya sama
denganmimpinya Marti, tapi beda akhirnya. Santo didorong Marti sampai
jatuh dari bukit yang didudukinya. Gedebug, Santo jatuh dari tempat tidur.
Pada kutipan di atas terdapat diksi indria pendengaran yang terdapat dalam
novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo, gedebug‘suara orang jatuh’
merupakan diksi indria pendengaran karena dapat ditanggapi oleh telinga
yang dapat menangkap atau menerima tanggapan berupa suara atau bunyi,
gedebug ‘suara orang jatuh’ pada data di atas menonjolkan Santo jatuh dari
tempat tidur.

Diksi indria penciuman
Hidung merupakan indera pembau/penciuman (organ olfaktorius), sangat
peka dan kepekaanya mudah hilang, bau-bauan dilukiskan sebagai bau harum
dan bau busuk, berdasarkan hasil penelitian diksi indria penciuman yang ada
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
88
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
di dalam novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 1 jenis diksi indria,
salah satu contoh tentang diksi indria penciuman dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Kacarita esuke bubar sembayang Jumat Santo decegat kancane tunggal
sakkantor perlu menehake layang. Layang amplopan kathik ambune wangi.
Yen ndeleng alamate genah jeneng bocah wadon, (Daradasih 79)
Terjemah
‘Ketika pagi selesai sholat jumat Santo dihadang temannya yang satu kantor
dia menyerahkan surat. Surat pakai amplop yang begitu harum. Kalau dilihat
alamatnya jelas namanya anak prempuan.
Pada kutipan di atas terdapat diksi indria pendengaran yang terdapat dalam
novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo wangi ‘harum’ termasuk diksi
indria penciuman karena dapat ditanggapi oleh hidung yang dapat
menangkap atau menerima bau atau aroma, merupakan diksi indria
penciuman, penggunaan diksi indria dapat dilihat pada kata wangi ‘harum’,
kata tersebut menggunakan contoh penggunaan diksi indria penciuman yang
dikutip dari novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo, diksi indria
penciuman ditandai dengan penggunaan kata wangi ‘harum’, diksi wangi
‘harum’ termasuk diksi indria penciuman yaitu hidung yang menerima kesan
pengciuman tentang bau atau aroma, diksi indria di atas digunakan oleh
pengarang untuk menonjolkan bau harum pada surat yang di terima Santo.

Diksi indria perasa
Lidah merupakan indera pengecapan yang sangat peka (sensitif) terhadap
rasa, seperti rasa kecapan manis, pahit, asam dan asin, berdasarkan hasil
penelitian diksi indria perasa yang ada di dalam novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo ada 1 jenis diksi indria, salah satu contoh tentang diksi
indria perasa dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Bocahe ayu, anteng, manis, pinter masak lan sapiturute, tilikana dhewe
enggal-enggal selak digondhol uwong, kojur koe.
Terjemah
‘anaknya cantik, pendiam, manis pandai memasak dan masih banyak lagi,
lihat dulu sana nanti keburu di ambil orang lain, menyesalkamu.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
89
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
Manis merupakan indera perasa atau pengecap akan tetapi dalam
penggunaanya sering kali terjadi hubungan antar satu indria dengan indria
lainnya sangat rapat, sehingga kata yang seharusnya henya dikenakan pada
satu indera bisa digunakan oleh diksi yang lain atau disebut gejala sinestasia,
(Keraf;94). Istilah sinestesia berasal dari bahasa Yunani sun artinya sama; dan
nisthetikan artinya tampak”, gejala ini merupakan gelaja pertukaran
tanggapan antara indria yang satu dengan lainya.
Berikut ini merupakan sinestesia.
“Marti mbesengut,nanging dhasare bocah ayu manis uleng-ulengan
mbesengut ora saya patut kaya Dewi Bonowati ing crita pewayangan.
(Daradasih 22).
Terjemah
“Ayu manis ”cantik dan manis” ditanggapi oleh mata. Menonjolkan tokoh
Marti yang berwajah cantik dan manis. Marti merupakan orang yang disukai
Santo.
Kata manis sebenarnya merupakan tanggapan yang harus diterima oleh indra
perasa/pengecap tetapi malah ditanggapi oleh indrera penglihatan yaitu
manis, kata manis ‘manis’ sebenarnya merupakan tanggapan yang harus
diterima oleh indera perasa tetapi malah ditangkap oleh indera penglihatan
yaitu seorang yang mempunyai wajah manis, diksi indria merupakan diksi
yang menjelaskan tentang tanggapan dari setiap indera, meliputi indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba.
Setiap
jenis diksi menerima atau menerjemahkan tanggapan dari luar
berbeda-beda sesuai dengan ciri khusus tiap indera, seperti indera
penglihatan berupa kesan, cahaya dan bayangan, indera pendengaran berupa
suara atau bunyi, indera penciuman berupa bauh atau aroma, indera perasa
berupa sentuhan, suhu serta rabaan, tetapi kadangkala terjadi penukaran
tanggapan indera yang disebut dengan sinestesia karena hubungan antar tiap
indera. Semuanya itu mempunyai fungsi masing-masing dalam menyampaikan
suatu makna lewat sebuah diksi.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
90
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015

Diksi indria peraba
Kulit merupakan indera peraba, sangat peka terhadap tekanan suhu, sentuhan
dan rabaan, berdasarkan hasil penelitian diksi indria peraba yang ada di dalam
novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 8 jenis diksi indria, salah satu
contoh tentang diksi indria peraba dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Saben-saben yen pinuju ijen ana ing kamar guntingan kalawarti panyebar
semangat sing sumlempit ing njero tase dijupuk, diwaca. Malah yen atine
banget tumlawunge marang sing nulis geguritan Gumuk Watu, tanpa rinasa
luhe crocosan nelesi pipine kang alus mrusuh rinengga andheng-adheng
saktemlik. (DRDS 70)
Terjemah
“setiap kali kalau menuju kamar potongan puisi panyebar semangat yang
ada di dalam tas selalu di ambilnya kemudian dibaca. Bahkan kalau hatinya
begitu tidak karuan kepada yang membuat puisi itu, tidak terasa air mata
tiba-tiba menetes di pipi yang begitu halus.
Kutipan tersebut terjadi pada saat Marti sedang membaca puisi di dalam
kamar, puisi itu berjudul gumuk watu setiap kali Mart membaca puisi itu dia
selalu teringat dengan Santo dan selalu mengeluarkan air mata, Malah yen
atine banget tumlawunge marang sing nulis geguritan Gumuk Watu, tanpa
rinasa luhe crocosan nelesi pipine kang alus mrusuh rinengga andhengadheng saktemlik. Kalimat tersebut termasuk diksi indria penglihatan,
penggunaan diksi indria dapat dilihat pada kata halus ’ lembut’kata tersebut
menggunakan diksi indria peraba yang dikutip dari novel Daradasih karya
Hadisutjipto Z Sudibjo, diksi tersebut merupakan diksi indria peraba karena
seseorang dapat merasakan rasa halus.
2.
Fungsi diksi indria

Diksi indria penglihatan
Fungsi diksi indria penglihatan untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana
membentuk
pengelompokan
kata-kata
yang
tepat
atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi serta membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
91
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diksi indria penglihatan yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 62 fungsi diksi indria, salah satu
contoh tentang fungsi diksi indria penglihatan dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Ooo, Hartadi kae kangmasmu, ta ? Baguse bagus ning...”“Ooo, Hartadi itu
kakakmu, ta? Tampan si tampan tapi...”Kata tampan ‘bagus’berfungsi
untuk menonjolkan seorang Hartadi yang mempunyai wajah yang putih
bersih, kata tanpan di tanggapi oleh indra penglihatan karena dapat di
pandang oleh mata, mata yang menanggapi tentang hartadi yang berwajah
tanpan, digunakan pengarang untuk mempermudah pembaca dalam
menyerap isi novel Daradasih.

Diksi indria pendengaran
Fungsi diksi indria pendengaran untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana
membentuk
pengelompokan
kata-kata
yang
tepat
atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi serta membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diksi indria pendengaran yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 10 fungsi diksi indria, salah satu
contoh tentang fungsi diksi indria pendengaran dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Santo dijongkongake Marti nganti tiba saka panggonane lungguh ing
watu gilang. Gedebug, Santo tibatemenan saka dipan.(DRDS 21), Santo
didorong Marti sampai jatuh dari bukit yang didudukinya. Gedebug, Santo
jatuh dari tempat tidur, Katagedebug‘suara orang jatuh’ berfungsi untuk
menggambarkan suasana yang berisik karena adanya suara orang jatuh,
yaitu Santo yang jatuh dari atas tempat tidur, kata tersebut di gunakan
pengaran untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi novel
tersebut dan pembaca seolah-olah bisa merasakan dan mendengarkan
suara Santo terjatuh tersebut.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
92
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015

Diksi indria penciuman
Fungsi diksi indria penciuman untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana
membentuk
pengelompokan
kata-kata
yang
tepat
atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi serta membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diksi indria penciuman yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 1 fungsi diksi indria, salah satu
contoh tentang fungsi diksi indria penciuman dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Layang amplopan kathik ambune wangi” Surat pakai amplop yang begitu
harum, Kata wangi ‘harum’ berfungsi untuk menonjolkan sebuah surat
yang sangat harum, surat yang diberikan Marti untuk Santo, kata harum
termasuk diksi indria penciuman karena harum bisa di cium oleh hidup dan
hidunglah yang dapat merasakan bau itu, kata harum tersebu digunakan
pengarang agar pembaca bisa lebih mudah menyerap isi novel tersebut
dan seolah pembaca pun merasakan bau harum tersebut.

Diksi indria perasa
Fungsi diksi indria perasa untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi serta membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diksi indria perasa yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 1 fungsi diksi indria, salah satu
contoh tentang fungsi diksi indria perasa dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
93
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
“Bocahe ayu, anteng, manis, pinter masak lan sapiturute” ‘anaknya cantik,
pendiam, manis pandai memasak dan masih banyak lagi, diterima oleh indra
perasa/pengecap tetapi malah ditanggapi oleh indrera penglihatan yaitu
manis, kata manis ‘manis’ sebenarnya merupakan tanggapan yang harus
diterima oleh indera perasa tetapi malah ditangkap oleh indera penglihatan
yaitu seorang yang mempunyai wajah manis, diksi indria merupakan diksi
yang menjelaskan tentang tanggapan dari setiap indera, meliputi indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba.
Setiap
jenis diksi menerima atau menerjemahkan tanggapan dari luar
berbeda-beda sesuai dengan ciri khusus tiap indera, seperti indera
penglihatan berupa kesan, cahaya dan bayangan, indera pendengaran berupa
suara atau bunyi, indera penciuman berupa bauh atau aroma, indera perasa
berupa sentuhan, suhu serta rabaan, tetapi kadangkala terjadi penukaran
tanggapan indera yang disebut dengan sinestesia karena hubungan antar tiap
indera. Semuanya itu mempunyai fungsi masing-masing dalam menyampaikan
suatu makna lewat sebuah diksi.

Diksi indria peraba
Fungsi diksi indria peraba untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi serta membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diksi indria peraba yang ada di dalam novel
Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo ada 8 fungsi diksi indria, salah satu
contoh tentang fungsi diksi indria peraba dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
“tanpa rinasa luhe crocosan nelesi pipine kang alus mrusuh rinengga
andheng-adheng saktemlik. (DRDS 70)” tidak terasa air mata tiba-tiba
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
94
Vol. / 06 / No. 04 / April 2015
menetes di pipi yang begitu halus, Kata halus ’lembut’ berfungsi untuk
menonjolkan keadaan gunung sindoro yang mempunyai puncak gunung
sangat lembut, kata licin digunakan pengarang untuk mempermudah
pembaca dalam menanggapi isi novel Daradasi tersebut, kata lembut di
rasakan oleh indra peraba karena lembut bisa dirasakan oleh kulit, dengan
tujuan agar pembaca bisa lebih mudah memahami isi novel dan seolah-olah
bisa ikut merasakan rasa lembut itu.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, terdapat jenis
dan fungsi diksi indria penglihatan, diksi indria pendengaran, diksi indria penciuman,
diksi indria perasa dan diksi indria peraba. Berikut ini hasil kesimpulan dari analisis
jenis dan fungsi diksi indria dalam novel Daradasih karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Jenis
dan fungsi diksi indria penglihatan yang peneliti temukan di dalam novel Daradsih
karya Hadisutjipto Z Sudibjo. Penulis menemukan jenis 82 diksi indria penglihatan 62,
diksi indria pendengaran 10,diksi indria penciuman 1, diksi indria perasa 1, diksi indria
peraba 8.
Daftar Pustaka
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural.
Sudaryanto. 1988. Metode dan Aneka Teknik Analisis Data. Yogyakarta: Duta Wahana
University Pres.
Sudibjo Z Hadisutjipto. 1988. Daradasih .Jakarta : Balai Pustaka.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
95
Download