Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa Integrasi

advertisement
Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa
Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat
(Daerah Studi : Puttusibau, Kalimantan Barat)
OLEH :
AHNAS AWWAB
3509100062
Latar Belakang Penelitian
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasiinformasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan
berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai
penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan). Pemetaan geologi di
Indonesia dilakukan dengan metode konvensial yang membutuhkan
waktu sekitar 50-100 tahun penyelesaiannya, dengan hasil Peta Geologi
skala rata-rata 1:250.000.
Updating peta geologi skala besar menggunakan teknologi
penginderaan jauh (misalnya menggunakan citra Radarsat2) menjadi salah satu alternatif.
Perbandingan Metode
Metode Konvensional
Metode Indraja
Skala(cm)
±1:250.000
±1:50.000
Waktu
50-100 tahun
2-3 bulan
Diagram Alir Pengolahan Data
Radarsat-2 ORRI
Landsat ETM+7
HSI Merge Image(ORRI+Landsat)
Radarsat-2 DSM
HSI Merge Image+DSM
Peta Geologi Skala 1:50.000
Formasi Dan Satuan Batuan
 Toms (Batuan Terobosan Sintang)
Hasil Interpretasi :
Litologi
Warna
Toms
Coklat
gelap
Bentuk
Cenderung
bulat
Morfologi
Tekstur
Pola Aliran
Puncak
Gunung
Kasar
Radial
Sentrifugal
Luas
11.271.322,143 m2
Satuan Batuan :
Batu Granodiorit, Diorit, Dasit dan Andesit (I. Bahar).
Formasi Dan Satuan Batuan
 Tml (Batuan Gunungapi Lapung)
Hasil Interpretasi :
Litologi
Warna
Bentuk
Morfologi
Tml 1
Coklat
Cenderung
Persegi
Dataran
rendah
Tml 2
Coklat
gelap
Memanjang Dataran
datar
Tekstur
Pola Aliran
Luas
Cenderung
Kasar
Dendritik
58.913.400,765
m2
Halus
Radial
Sentrifugal
102.088.944,593
m2
Satuan Batuan :
Breksi Lava dan Tufa (I. Bahar).
Formasi Dan Satuan Batuan
 Teh (Batupasir Haloq)
Hasil Interpretasi :
Litologi
Warna
Teh
Coklat
gelap
Bentuk
Cenderung
bulat
Morfologi
Tekstur
Pola Aliran
Puncak
Gunung
Padat
Radial
Sentrifugal
Luas
7.127.085,113 m2
Satuan Batuan :
Batu Pasir Kuarsa, Kuarsa Kerikilan, Batu Lanau, Batu
Lumpur dan Batu Gamping (I. Bahar).
Formasi Dan Satuan Batuan
 Kse (Kelompok Selangkai)
Hasil Interpretasi :
Litologi
Warna
Bentuk
Morfologi
Tekstur
Pola Aliran
Luas
Kse 1
Coklat
gelap
Cenderung
Bulat
Pegunungan
Halus
Radial
Sentrifugal
164.913.662,586
m2
Kse 2
Coklat
Cerah
Bulat
Dataran
rendah
Cenderung
Kasar
Radial
Sentrifugal
14.037.210,879
m2
Satuan Batuan :
Shale, Batu Lumpur, Batu Pasir, Konglomerat, Batu Gamping
berfosil, sedikit Batubara, umumnya Karbonan dan
Gampingan (I. Bahar).
JKlk (Kompleks Kapuas)
Hasil Interpretasi :
Litologi
Warna
Bentuk
Morfologi
Tekstur
Pola
Aliran
Luas
JKlk 1
Coklat
sedikit
gelap
Memanjang
area kecil
Pegunungan
Landai
Cenderung
Kasar
Dendritik
6.774.357,170
m2
JKlk 2
Coklat
lebih gelap
Memanjang
area lebih
besar
Pegunungan
Landai
Cenderung
Kasar
Dendritik
49.980.863,211
m2
JKlk 3
Coklat
gelap
kemerahan
Cenderung
lancip
Dataran tinggi Kasar
(gunung)
Radial
Sentrifugal
8.910.004,448
m2
JKlk 4
Coklat
cerah
Cenderung
bulat
Cekungan
Halus
Radial
Sentripetal
24.575.784,015
m2
JKlk 5
Coklat
sedikit
cerah
Memanjang
Dataran
rendah
bergelombang
Cenderung
kasar
Dendritik
1.763.368,550
m2
JKlk (Kompleks Kapuas)
Satuan Batuan :
Spilite, Rijang, Batu Sabak (Slate) dan Batu
Lempung Merah (I. Bahar).
Kelurusan Batuan (Lineaments)
Kelurusan pada citra biasanya ditandai
dengan adanya garis lurus diantara
batuan yang menyebabkan terputusnya
pola litologi (Pusat Survei Geologi,
2010).
Kesimpulan






Kombinasi band citra Landsat ETM+7 yang sesuai untuk interpretasi geologi secara visual pada penelitian ini
adalah kombinasi band 457 (sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya).
Penggabungan citra (image fusion) antara Radarsat-2 dengan citra multispektral Landsat ETM+7 sangat baik
digunakan dalam pemetaan geologi teliti, hal ini ditunjukkan adanya penemuan keberagaman pada formasi
batuan Kompleks Kapuas (JKlk) yang masih menjadi bagian dari Pegunungan Kapuas.
Wilayah puttusibau didominasi oleh satuan batuan karbonan (carbonaceous) dan gampingan (calcareous) yang
termasuk dalam formasi Kelompok Selangkai (Kse) yang terbagi menjadi Kse 1 dan Kse 2 dengan luas
173.469.015,989 m2.
Formasi batuan Terobosan Sintang (Toms) merupakan formasi minor di Puttusibau yaitu seluas 11.271.322,143
m2. Formasi ini tersusun atas satuan batuan granodiorit, diorit, batu dasit porfiri dan batu andesit porfiri.
Ditemukannya formasi baru dalam hasil interpretasi visual dalam penelitian ini yang diberi nama :
 JKlk-1, JKlk-2, JKlk-3, JKlk-4 dan JKlk-5
 Kse-1, dan Kse-2
 Tml-1, dan Tml-2
Pemilihan nama berdasarkan kemiripan struktur batuan dan interpretasi visual secara manual berdasarkan 7
kunci interpretasi dan kenampakan morfologi yang ada.
Memiliki kelurusan batuan (lineament) yang tersebar di daerah penelitian.
Download