KOMUNIKASI TERAPIUTIK

advertisement
 Pengertian
 Bentuk komunikasi yang dilakukan
oleh individu, khususnya profesi
(konselor, guru, relawan, rohaniawan)
dalam membantu & mendampingi
klien

Fungsi komunikasi terapeutik
 Klien dapat merasa nyaman - tdk takut
mengekspresikan perasaan & pikiran
▪ Mengurangi tekanan emosional
▪ Untuk meningkatkan kesadaran & penerimaan diri
sehingga dicapai kestabilan psikologis
 Hadir dalam percakapan
 Mendengar aktif
 Empati
 Wajah:
▪ Mata lembut
▪ Ramah
▪ senyum
 sikap tubuh
▪ Relaks
▪ Terbuka – condong pada klien
 Intonasi suara
▪ Lembut
 Komunikasi verbal: Apa yang diutarakan klien
 Komunikasi non verbal klien:
▪ Ekspresi wajah: mikrokinetik-kesesuaian antara mata, bibir, hidung,
kerut dahi, alis
▪ Perilaku tubuh: makrokinetik, gerakan tubuh-tangan-kaki-sikap tubuh
▪ Perilaku yg berhubungan dengan suara: intonasi suara
▪ Reaksi fisiologis: pupil melebar, nafas tersengal, wajah merah-pucat
▪ Penampilan secara umum
Mendengarkan Aktif :
Memahami perilaku /komunikasi non verbal klien
Perilaku Tubuh
Ekspresi Wajah
bibir, kerut dahi, alis, hidung,
tatap mata dan kesesuaian antara
pandangan mata–bibir- hidung
makro kinetik: gerakan
tubuh-tangan-kaki-sikap
tubuh
Reaksi Fisiologis
Suara
intonasi suara, cara
bicara, jeda kata
pupil melebar, nafas
tersengal, wajah merah –
pucat, berkeringat
Penampilan
Cara berpakaian, sikap dalam duduk dan berdiri

Kemampuan mendengarkan aktif,
mencakup antara lain:
 Mengamati dan memahami komunikasi non
verbal klien seperti:
▪ Tubuh: postur tubuh, sikap tubuh, gerakan tubuh, gerakan
tangan & kaki
▪ Ekspresi wajah: bibir, kerut dahi, alis terangkat, hidung,
pandangan mata
▪ Suara: intonasi suara, nada suara, cara bicara, isi bicara,
jeda dan kelancaran bicara, jarak kata-kata, dan
kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan ekspresi
wajahnya.
 Kemampuan mendengarkan aktif,
mencakup antara lain:
 Mengamati dan memahami komunikasi
non verbal klien seperti:
▪ Reaksi fisiologis (respon dari sistem syaraf
simpatetik yang dapat diamati): melebarnya pupil,
sulit menelan ludah (terasa tercekik), nafas
tersengal-sengal, wajah kemerahan, wajah pucat,
keringat, sering buang air kecil/besar.
▪ Penampilan secara umum: cara berpakaian, sikap
duduk, sikap berdiri.

Mempelajari dan memahami pesan-pesan verbal
korban
 Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendengarkan
apa yang dikatakan klien dengan penuh atensi dan
penuh penerimaan, tanpa menyalahkan atau
menghakimi atas apa yang dipikirkan dan dirasakan
klien.
 Hindarkan komentar seperti: Itu salah kamu sih……,
Andaikata anda tidak bersikap demikian kan hal ini
tidak akan terjadi……..
 Menerima klien apa adanya, tidak melihat
kelemahan-kelemahannya.

Dalam berkomunikasi tidak hanya
mendengar apa yang dikemukakan korban
(komunikasi verbal), tetapi juga harus
mampu dan peka terhadap komunikasi non
verbalnya (bukan hanya memperhati-kan
pada apa yang tersurat/terucap saja, tetapi
juga perlu memperhatikan pada apa yang
tersirat/tidak terucap)
Menggunakan respon-respon pendek sebagai umpan
agar klien banyak bercerita tentang dirinya secara
ekspresif. Keadaan ini sangat membantu
melonggarkan perasaan dan pikiran korban (memiliki
unsur terapiutik). Respon verbal misalnya, : “..oh ya ?
he. Hem… , lalu, selanjutnya, teruskan, maksudmu….,
Begitu ya….Kemudian….
 Menggunakan respon non verbal misalnya, anggukan
kepala, gerakan tangan, senyum jika mendengar cerita
yang menggembirakan, kerutan dahi jika klien
bercerita yang memerlukan pemikiran

 Mempelajari klien
secara
keseluruhan, atau melihat
kehidupan klien dari aspek:
 bio-psiko-sosial-spiritual, al:
▪ kehidupan keluarga dan sosialnya,
▪ latar belakang budaya
▪ nilai-nilai yang diyakini
Tunjukkan bahwa anda
tertarik pada apa yang
dikemukakan (dipikir
dan dirasa)
 Bersikap hangatsupportiv-empatik
 Nada bicara suara atau
bicaranya tidak
menakutkan/mengeca
m
 Memperhatikan
komunikasi verbal-non
verbal klien

Merefleksikan apa
yang dirasakan dan
dipikirkan klien
 Membantu klien
untuk
mengungkapkan
emosinya dalam
suasana aman
 Mendorong klien
untuk menemukan
alternatif pemecahan
masalahnya








Mendengar sambil menulis-pandangan
menerewang
Mendengarkan yang menuntut fakta
Cenderung memperhatikan penampilan
Menyela/interupsi
Berargumentasi
Terlalu cepat menyimpulkan
Banyak bicara
3. KEMAMPUAN UNTUK EMPATI
 Kemampuan utk menempatkan diri dlm pikiran &
perasaan pasien
 Mampu menempatkan diri pada internal of
reference pasien
 Melibatkan pada:
▪ komponen kognitif : memahami & mengerti pasien
▪ Komponen afektif : merasakan perasaan pasien
3. KEMAMPUAN UNTUK EMPATI
 Mampu mendeskripsikan perasaan klien
 Bersumber dari keprihatinan & belas
kasih yg diekspresikan secara verbal &
non verbal
 Membuat pasien merasa tidak terancam
& tidak takut mengekspresikan diri
Empati Primer (primary empathy)
 “Saya bisa merasakan betapa sedihnya ibu/bapak anda
saat ini.”  Sedih sekali ya bu..
 “Saya mengerti kalau bapak bingung sekali.. Uang dari
mana untuk memperbaiki rumah.
 “Kelihatannya anda cemas sekali.. Cemas sekali ya..
 “Kalut sekali ya bu……seandainya ada orang yang
Empati Lanjut (advanced accurate empathy)

Seandainya saya jadi ibu…sayapun akan merasakan
sedih - bingung- marah atas apa yang terjadi…






PENGERTIAN
(UNDERSTANDING)
HANGAT (WARMTH)
SABAR ATAU TENANG
(PATIENCE)
HUMANISM
MENYUKAI SOSIALISASI
(AFFILIATION)
TERBUKA (OPENESS)


CIPTAKAN SUASANA YG NYAMAN
KARAKTERITIK KONSELOR:
 PENUH PENERIMAAN
 PENUH PENGERTIAN
 TIDAK MENGHAKIMI (nonjudgmental)
 RAMAH-HANGAT-SABAR
 EMPATI
 TULUS – IKHLAS
 KEJUJURAN - KESUNGGUHAN
 G reet (salam)
 A sk/assess ( bertanya)
 T ell (menyampaikan)
 H elp (membantu)
 E xplain (memberi penjelasan ttg yg kita ketahui  jangan memberi
)
 R efer/Return (merujuk)  kalau ada kasus yg
janji-janji!!
spesifik
Download