rencana strategis

advertisement
RENCANA STRATEGIS
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2013 - 2018
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
tersusunnya
Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor Tahun 2013–2018. Ketentuan mengenai tata cara
penyusunan
Rencana
Strategis
secara
teknis
berpedoman
pada
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan juga berpedoman
pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 050/2020/SJ tertanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber daya Mineral (Dinas
ESDM) merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018 dalam pencapaian Visi Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu:
“Mewujudkan
Kabupaten
Bogor
menjadi
Kabupaten
termaju
di
Indonesia”. Rencana Strategis ini merupakan gambaran seluruh
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Bogor yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan sampai tahun 2018.
Harapan kami semoga Rencana Strategis ini dapat terlaksana
sesuai
target
serta
berkontribusi
terhadap
upaya
percepatan
pencapaian Visi Kabupaten Bogor.
Cibinong,
2014
KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KABUPATEN BOGOR
Ir. H. KOESPARMANTO, CH. MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19581128 198801 1 001
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
I
Daftar Isi
Ii
Daftar Tabel
Iv
Daftar Gambar
V
BAB I
1
BAB II
: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Landasan Hukum
2
1.3 Maksud dan Tujuan
5
1.4 Sistematika Penulisan
5
: GAMBARAN PELAYANAN DINAS ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral
BAB III
8
2.2 Sumber Daya pada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral
18
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral
24
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan pada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral
26
: ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi
Permasalahan
Tugas dan Fungsi
BAB IV
8
28
Berdasarkan
28
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
28
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
30
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
34
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
36
: VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
45
4.1 Visi dan Misi Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral
45
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
49
4.3 Strategi dan Kebijakan
53
BAB V
: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KIERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF
55
BAB VI
: INDIKATOR KINERJA DINAS ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
69
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel II-1
Jumlah Pegawai Dinas Energi Dan Sumber Daya
Mineral Tahun 2014
18
Tabel II-2
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral yang Menduduki Jabatan dan Staf Tahun
2014
19
Tabel II-3
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun
2014
19
Tabel II-4
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014
20
Tabel II-5
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Berdasarkan Kesarjanaan Tahun 2014
20
Tabel II-6
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral yang Mengikuti Diklat Penjenjangan
Tahun 2014
22
Tabel II-7
Anggaran dan Realisasi Tahun 2011-2013
22
Tabel II-8
Tanah dan Bangunan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral pada Tahun 2013
23
Tabel II-9
Sarana Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral pada Tahun 2013
23
Tabel II-10
Kendaraan Operasional Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral pada Tahun 2013
24
Tabel II-11
Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
Tahun 2009-2013
25
Tabel III-1
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
Tahun 2014-2018
39
Tabel IV-1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
52
Tabel V-1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor 2013-2018
56
Tabel VI-1
Indikator Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
69
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar II-1 Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Kabupaten Bogor
17
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI
NOMOR
:
TANGGAL :
RENCANA STRATEGIS DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur
penyelenggara
pemerintah
daerah
yang
dalam
upaya
mencapai
keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai
dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah
melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana
tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan
oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun
rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD. Renstra
SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan
pembangunan
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsinya,
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu,
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra
SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun.
Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam
tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta
memuat kebijakan, program dan kegiatan.
Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD
yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi
I-1
pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi
dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan
dalam
rangka
mewujudkan
pencapaian
sasaran
program
yang
ditetapkan dalam RPJMD.
Pemerintah
Kabupaten
Bogor
telah
menetapkan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018
yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan
sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah.
Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Tahun 20132018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 20132018. Selanjutnya Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan
Renja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang merupakan
dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan
periode 5 (lima) tahunan.
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang-undang Nomor 4
Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
I-2
Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4484);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan
Pemerintahan
Pengelolaan
Keuangan
Nomor
Daerah
58
Tahun
(Lembaran
2005
Negara
tentang
Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
I-3
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi
Jawa
Barat
Tahun
2008-2013
(Lembaran
Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 SERI E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor
7);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Susunan
dan
Kedudukan
Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);
I-4
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah
Nomor 12 Tahun 2008);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD)
Kabupaten
Bogor
Tahun
2005-2025
(Lembaran
Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka
menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 20132018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Pembentukan Dinas Daerah.
Tujuan
Kabupaten
Renstra
Dinas
Bogor
Energi
tahun
dan
Sumber
2013-2018
Daya
untuk
Mineral
dijadikan
landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan
laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral. Dalam proses penyusunan Renstra juga
melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta
melibatkan Stakeholders Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal
maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan
dalam penyusun Renstra.
I-5
Sistematika penulisan Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang,
maksud dan tujuan, landasan hukum, dan sitematika
penulisan.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Pada
bab
ini
menjelaskan
mengenai
Struktur
Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, Sumber Daya
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Kinerja
Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan
Tantangan
dan
Peluang
Pengembangan
Pelayanan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
Pada
bab
ini
menjelaskan
mengenai
Identifikasi
permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral,
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L,
Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi
dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta
Strategi dan Kebijakan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan
kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan
program
kewilayahan
disertai
indikator
kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral untuk periode
tahun
2013-2018.
I-6
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
I-7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang
energi dan sumber daya mineral serta tugas pembantuan. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis operasional bidang pengawasan dan
pengendalian produksi;
2. Pemberian pelayanan, pengembangan usaha dan peijinan; dan
3. Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang:
- Pertambangan umum;
- Mineral, Geologi dan Air Tanah;
- Migas dan Panas Bumi;
- Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi.
4. Pelaksanaan ketatausahaan dinas;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11
Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral merupakan perangkat daerah sebagai unsur
pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah,
dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati. Adapun susunan organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral terdiri dari:
II-1
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Pertambangan Umum, membawahkan:
a. Seksi Teknik Pertambangan Umum;
b. Seksi Pengembangan Usaha Pertambangan Umum; dan
c. Seksi Konservasi dan Reklamasi.
4. Bidang
Air
Bawah
Tanah
dan
Mitigasi
Bencana
Geologi,
membawahkan:
a. Seksi Teknik Air Tanah;
b. Seksi Pengembangan Usaha Air Tanah; dan
c. Seksi Konservasi dan Mitigasi Bencana Geologi.
5. Bidang Minyak, Gas dan Panas Bumi, membawahkan:
a. Seksi Teknik Minyak, Gas dan Panas Bumi;
b. Seksi Pengembangan Usaha Minyak, Gas dan Panas Bumi;
dan
c. Seksi Distribusi Minyak, Gas dan Panas Bumi.
6. Bidang Ketenagalistrikan, membawahkan:
a. Seksi Teknik Ketenagalistrikan;
b. Seksi Pengembangan Usaha Ketenagalistrikan; dan
c. Seksi Distribusi Ketenagalistrikan.
7. UPT; dan
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris
dan bidang sebagai berikut:
1. SEKTRETARIAT
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan
pengelolaan
ketatausahaan
Dinas.
Untuk
menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:
II-2
a. pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan;
b. pengumpulan, pengolaan dan analisis data;
c. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;
d. pengelolaan administrasi keuangan;
e. pengelolaan situs web; dan
f.
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan
kinerja.
Sub bagian Program dan Pelaporan
membantu
Sekretaris
dalam
mempunyai tugas
melaksanakan
pengelolaan
penyusunan program dan pelaporan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program;
b. pengumpulan, pengelolaan dan analisis data;
c. pembinaan hubungan hubungan masyarakat;
d. pelaksanaan pengelolaan situs web; dan
e. pelaksanaan
monitoring,
evaluasi
dan
penyusunan
pelaporan kinerja.
Sub bagian Umum dan Kepegawaian
membantu
Sekretaris
dalam
mempunyai tugas
melaksanakan
pengelolaan
administrasi umum dan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan
tugas
sebagaimana
dimaksud,
sub
bagian
umum
dan
kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan
pengelolaan
administrasi
umum,
urusan
rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan
dinas;
b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan;
c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan
d. pengelolaan administrasi kepegawaian.
Sub
bagian
Keuangan
mempunyai
tugas
membantu
Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan
administrasi
keuangan.
Untuk
menyelenggarakan
sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan
tugas
mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. pengelolaan administrasi keuangan;
b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran;
II-3
c. pengelolaan
pengendalian
dan
pertanggungjawaban
administrasi keuangan.
2. BIDANG PERTAMBANGAN UMUM
Bidang Pertambangan Umum mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam malaksanakan pengelolaan pertambangan
umum. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Bidang Pertambangan Umum mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan teknik pertambangan umum;
b. Pengelolaan pengembangan usaha pertambangan umum;
dan
c. Pengelolaan konservasi dan reklamasi.
Seksi Teknik Pertambangan Umum mempunyai tugas
membantu
Kepala
Bidang
Pertambangan
Umum
dalam
melaksanakan pengelolaan teknik pertambangan umum. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Seksi Teknik
Pertambangan Umum mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisa data pengelolaan
teknik pertambangan umum;
b. Penyusunan
petunjuk
teknis
pengelolaan
teknik
pertambangan umum; dan
c. Pembinaan teknik pertambangan umum.
Seksi
mempunyai
Umum
Pengembangan
Usaha
Pertambangan
Umum
tugas membantu Kepala Bidang Pertambangan
dalam
pertambangan
sebagaimana
melaksanakan
umum.
Untuk
dimaksud,
pengembangan
usaha
menyelenggarakan
tugas
Pengembangan
Usaha
Seksi
Pertambangan Umum mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan,
pengolahan,
dan
analisis
data
pengembangan usaha pertambangan umum;
b. Penyusunan
petunjuk
teknis
pengembangan
usaha
pertambangan umum;
c. Pembinaan serta pengawasan usaha pertambangan dan
jasa pertambangan umum;
d. Pelayanan
dan
pengendalian
administrasi
usaha
administrasi
usaha
pertambangan mineral dan batubara;
e. Pelayanan
dan
pertambangan
pengendalian
mineral
dan
batubara
untuk
operasi
II-4
produksi
yang
berdampak
lingkungan
langsung
pada
wilayah daerah; dan
f.
Pelayanan usaha pertambangan umum.
Seksi
membantu
Konservasi
Kepala
melaksanakan
menyelenggarakan
dan
Bidang
Reklamasi
mempunyai
Pertambangan
konservasi
dan
tugas
sebagaimana
Umum
reklamasi.
dimaksud,
tugas
dalam
Untuk
Seksi
Konservasi dan Reklamasi mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data konservasi
dan reklamasi pertambangan umum;
b. Penyusunan petunjuk teknis reklamasi dan konservasi
pertambangan umum; dan
c. Pembinaan
dan
pengawasan
eksplorasi
sumber
daya
mineral.
3. BIDANG AIR TANAH DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI
Bidang Air Tanah dan Mitigasi Bencana Geologi mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam malaksanakan pengelolaan
air tanah dan mitigasi bencana geologi. Untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Air Tanah dan Mitigasi
Bencana Geologi mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan teknik air tanah;
b. Pengelolaan pengembangan usaha air tanah; dan
c. Pengelolaan konservasi air bawah tanah dan mitigasi
bencana geologi.
Seksi Teknik Air Tanah mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Air Tanah dan Mitigasi Bencana Geologi dalam
melaksanakan
pengelolaan
teknik
air
tanah.
Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Teknik
Air Tanah mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan
teknik air tanah;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan teknik air tanah;
c. Pemberian rekomendasi teknis untuk izin pengeboran, izin
penggalian dan izin penurapan mata air pada cekungan air
tanah; dan
d. Pembinaan teknik air tanah.
II-5
Seksi Pengembangan Usaha Air Tanah mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Air Tanah dan Mitigasi Bencana
Geologi dalam melaksanakan pengelolaan pengembangan usaha
air
tanah.
Untuk
menyelenggarakan
tugas
sebagaimana
dimaksud, Seksi Pengembangan Usaha Air Tanah mempunyai
fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan
pengembangan usaha air tanah;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pengembangan
usaha air tanah;
c. Pelayanan
dan
pengendalian
administrasi
penyediaan,
peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air bawah
tanah; dan
d. Pembinaan pengembangan usaha air tanah.
Seksi Konservasi dan Mitigasi Bencana Geologi mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Air Tanah dan Mitigasi Bencana
Geologi dalam melaksanakan pengelolaan konservasi dan mitigasi
bencana geologi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud,
Seksi Konservasi dan Mitigasi Bencana Geologi
mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisi data konservasi air
tanah;
b. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data bencana
geologi; dan
c. Penyusunan petunjuk teknis mitigasi bencana geologi dan
konservasi air tanah.
4. BIDANG MINYAK, GAS DAN PANAS BUMI
Bidang Minyak, Gas dan Panas Bumi mempunyai tugas
membantu
Kepala
Dinas
dalam
malaksanakan
pengelolaan
minyak, gas dan panas bumi. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Minyak, Gas dan Panas Bumi
mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan minyak, gas dan panas bumi;
b. Pengelolaan pengembangan minyak, gas dan panas bumi;
dan
c. Pengelolaan teknik minyak, gas dan panas bumi.
II-6
Seksi Teknik Minyak, Gas dan Panas Bumi mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Minyak, Gas dan Panas Bumi
dalam melaksanakan pengelolaan teknik minyak, gas dan panas
bumi. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Teknik
Minyak, Gas dan Panas Bumi mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengelolaan
teknik minyak, gas dan panas bumi;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan teknik minyak,
gas dan panas bumi; dan
c. Pembinaan teknik minyak, gas dan panas bumi.
Seksi Pengembangan Usaha Minyak, Gas dan Panas Bumi
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Minyak, Gas dan
Panas Bumi dalam melaksanakan pengelolaan pengembangan
minyak, gas dan panas bumi. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Pengembangan Usaha Minyak, Gas dan Panas
Bumi mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengelolaan
pengembangan usaha minyak, gas dan panas bumi;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pengembangan
usaha minyak, gas dan panas bumi.
c. Pelayanan
administrasi
dan
pengendalian
pembukaan
kantor perwakilan perusahaan di sub sektor migas;
d. Pelayanan
dan
pengendalian
administrasi
usaha
pertambangan panas bumi; dan
e. Pembinaan pengembangan usaha minyak, gas dan panas
bumi.
Seksi Distribusi Minyak, Gas dan Panas Bumi mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Minyak, Gas dan Panas Bumi
dalam
melaksanakan
pengelolaan
distribusi.
Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Distribusi Minyak, Gas
dan Panas Bumi mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data distribusi
minyak, gas dan panas bumi;
b. Penyusunan petunjuk teknis distribusi minyak, gas dan
panas bumi; dan
c. Pengawasan dan pengendalian distribusi minyak, gas, dan
panas bumi.
II-7
5. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
Bidang Ketenagalistrikan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketenagalistrikan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Ketenagalistrikan mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan teknik ketenagalistrikan;
b. Pengelolaan pengembangan usaha ketenagalistrikan; dan
c. Pengelolaan distribusi ketenagalistrikan.
Seksi
Teknik
Ketenagalistrikan
mempunyai
tugas
membantu Kepala Bidang Ketenagalistrikan dalam melaksanakan
pengelolaan ketenagalistrikan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana
dimaksud,
Seksi
Teknik
Ketenagalistrikan
mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan,
pengolahan,
dan
analisis
data
ketenagalistrikan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan ketenagalistrikan;
c. Pengawasan dan pengendalian ketenagalistrikan yang tidak
tersambung dalam jaringan transmisi nasional atau lintas
daerah;
d. Penyelenggaraan sarana ketenagalistrikan bagi masyarakat
tidak mampu dan daerah terpencil;
e. Pengawasan
dan
pengendalian
jasa
penunjang
ketenagalistrikan;
f.
Pengelolaan kelistrikan penerangan jalan umum; dan
g. Pengawasan dan pengendalian ketenagalistrikan.
Seksi Pengembangan Usaha Ketenagalistrikan mempunyai
tugas
membantu
melaksanakan
Kepala
Bidang
pengelolaan
Ketenagalistrikan
pengembangan
dalam
usaha
ketenagalistrikan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud,
Seksi
Pengembangan
Usaha
Ketenagalistrikan
mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan
pengembangan usaha ketenagalistrikan;
b. Penyusunan
petunjuk
teknis
pengelolaan
usaha
ketenagalistrikan;
c. Pelayanan
dan
pengendalian
administrasi
usaha
jasa
penunjang ketenagalistrikan;
II-8
d. Pelayanan dan pengendalian administrasi Izin Usaha untuk
Kepentingan Sendiri (IUKS) yang sarana instalasinya dalam
daerah;
e. Persetujuan
penjualan
kelebihan
tenaga
listrik
oleh
pemegang IUKS kepada pemegang Izin Usaha Kepentingan
Umum (IUKU) yang izinnya dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah; dan
f.
Pelayanan usaha ketenagalistrikan.
Seksi
Distribusi
Ketenagalistrikan
mempunyai
tugas
membantu Kepala Bidang Ketenagalistrikan dalam melaksanakan
pengelolaan
distribusi
ketenagalistrikan.
Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Distribusi
Ketenagalistrikan mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan
distribusi ketenagalistrikan;
b. Penyusunan
petunjuk
teknis
pengelolaan
distribusi
ketenagalistrikan;
c. Pengelolaan Penerangan Jalan Umum (PJU); dan
d. Pengawasan
dan
pengendalian
pengelolaan
distribusi
ketenagalistrikan.
Secara lengkap struktur organisasi Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Kabupaten Bogor, disajikan dalam gambar II-1.
II-9
Gambar II-1
Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor
II-10
2.2. SUMBER DAYA PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
1. Kondisi Umum Pegawai
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor sebanyak 141 orang yang
terdiri dari PNS, tenaga honorer, tenaga teknisi/pembantu teknisi
PJU,
tenaga
kebersihan,
tenaga
keamanan
dan
tenaga
administrasi. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel II-1
Jumlah Pegawai Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2014
PEGAWAI
JUMLAH (ORANG)
%
PNS
85
60,28
Kontrak/Honorer
1
0,71
17,02
Teknisi/Pembantu Teknisi
24
PJU
Tenaga Kebersihan
13
9,22
Tenaga Keamanan
10
7,09
Tenaga Administrasi
8
5,67
Jumlah
141
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pegawai Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral masih ada yang belum diangkat
menjadi
pegawai
teknisi/pembantu
negeri
teknisi
yaitu
PJU,
tenaga
tenaga
honorer,
tenaga
kebersihan,
tenaga
keamanan dan tenaga administrasi. Gambaran tentang kondisi
pegawai di bawah ini difokuskan hanya pada PNS/CPNS
dan
tenaga honorer sebanyak 86 orang.
a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah
Kabupaten
Bogor,
maka
pengisian
formasi
jabatan
struktural di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri
dari eselon II,III dan IV yaitu sebanyak 27 orang. Sedangkan
jabatan fungsional tidak ada. Selengkapnya dapat dilihat
tabel di bawah ini:
Tabel II-2
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
yang Menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2014
NO
JABATAN/STAF
JUMLAH
%
II-11
1.
2.
3.
4
5
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Fungsional
Staf
Jumlah
(ORANG )
1
5
21
59
86
1,16
5,81
24,42
68,60
100
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat
Dari 86 jumlah Pegawai yang ada di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral terdapat 45,35% pegawai yang
berstatus golongan II, 40,70% pegawai yang berstatus
golongan III, sedangkan golongan IV sebanyak 6,98%.
Namun masih ada pegawai yang bersatatus golongan I yaitu
5,81%. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:
Tabel II-3.
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2014
NO
GOLONGAN
1.
2.
3.
4.
5.
IV
III
II
I
Honorer
Jumlah
JUMLAH
(ORANG )
6
35
39
5
1
86
%
6,98
40,70
45,35
5,81
1,16
100
c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral yang ada, maka status
pendidikan dengan SLTA/SMK lebih mendominasi yaitu
sebesar 52,33%, selanjutnya Strata-1 sebesar 33,72%,
sedangkan yang paling rendah yaitu tingkat SD sebesar
1,16%. Selengkapnya dapat dilihat tabel di bawah ini:
II-12
Tabel II-4
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014
N0
1.
2.
3.
4.
5.
PENDIDIKAN
Strata-2 ( S2 )
Strata-1 ( S1 )
SLTA/SMK
SLTP
SD
Jumlah
JUMLAH
(ORANG )
9
29
45
2
1
86
%
10,47
33,72
52,33
2,33
1,16
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga di Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral 44,19% tenaga dengan
klasifikasi Sarjana dan Magister. Hal ini sebenarnya sudah
merupakan hal yang baik bahwa sumber daya manusia
yang ada di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
umumnya tingkat perguruan tinggi, sehingga pengelolaan
potensi energi dan sumber daya mineral yang dilaksanakan
menjadi lebih baik.
d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Disiplin Ilmu
Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu,
terdapat 16,07 % pegawai dengan tingkat Strata-2 dengan 3
jenis disiplin ilmu dan Strata-1 sebesar 82.14 % yang terdiri
dari 13 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat tabel
berikut:
Tabel II-5
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Berdasarkan Kesarjanaan Tahun 2014
NO
KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU
1.
2.
3.
4.
5.
Teknik
Teknik
Teknik
Teknik
Teknik
NO
KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU
6.
Teknik Elektro
Pertambangan
Geofisika/Geologi
Geodesi
Sipil
Lingkungan
JUMLAH
(orang )
8
1
1
1
1
JUMLAH
(orang )
5
II-13
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Teknik Komputer
Ilmu Pemerintahan
Ilmu Politik
Adm. Negara
Ekonomi
Akutansi
Hukum
Jumlah
Tabel
di
atas
1
3
1
5
4
1
6
38
menunjukkan
bahwa
klasifikasi
kedisipilnan ilmu pegawai yang ada di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral menunjukkan hal yang bervariasi,
hal ini sangat dibutuhkan dalam pengelolaan potensi energi
dan sumber daya mineral di Kabupaten Bogor. Dengan
demikian diharapkan kompetensi kedisiplinan ilmu yang
ada menjadikan pengelolaan potensi energi dan sumber
daya mineral di Kabupaten Bogor semakin berkualitas.
e. Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat penjenjangan
Pegawai yang ada di Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral di samping mendapat pelatihan penjenjangan juga
mendapat pelatihan non penjenjangan. Terdapat 5.81% dari
96 pegawai di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang
telah
mengikuti
penjenjangan
Diklat
PIM
III
atau
sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan PIM IV atau
sejenisnya sekitar 18.61%. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel II-6.
II-14
Tabel II-6
Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
yang Mengikuti Diklat Penjenjangan Tahun 2014
N0
Jabatan/Staf
1. Diklat PIM II
2. Spama/Diklat PIM III
3. Adum/Adumla/Diklat
PIM IV
4. Belum Diklat
Jumlah
Jumlah (orang )
1
5
16
%
1.16%
5.81%
18.61%
64
86
74.42%
100
2. Kondisi Umum Anggaran
Anggaran Belanja Daerah Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Bogor tahun 2014 telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut
dalam
Dokumen
anggaran
Pelaksanaan
Anggaran
(DPA).
Besarnya
belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya
mengalami perubahan, semula pada tahun 2011 sebesar Rp
71.682.121.000,-
dan
pada
tahun
2013
menjadi
Rp
78.561.841.000, atau naik sebesar 109,60%. Demikian pula bila
dilihat dari realisasi belanja, pada tahun 2011 sebesar Rp
69.987.270.534,- kemudian menjadi Rp 77.105.002.595,- pada
tahun 2013, atau naik sebesar 110,17%. Sementara itu, bila
dilihat berdasarkan realisasinya anggaran yang telah ditetapkan
maka rata-rata dalam kurun waktu 2011-2013 mencapai sebesar
98,14%.
Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah
menurut kelompok belanja dari tahun 2011-2013, sebagai bagai
berikut:
Tabel II-7 Anggaran dan Realisasi Tahun 2011-2013
TAHUN
2011
2012
2013
ANGGARAN
(Rp)
71.682.121.000
56.173.331.000
78.561.841.000
REALISASI
(Rp)
69.987.270.534
55.404.980.703
77.105.002.595
II-15
3. Kondisi Umum Sarana Kerja
Tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor terlihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel II-8
Tanah dan Bangunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
pada Tahun 2014
NO
A.
1
2
3
B.
2
3
URAIAN
TANAH BANGUNAN
- Tanah bangunan DESDM
- Tanah Bangunan UPT I
- Tanah Bangunan UPT III
BANGUNAN KANTOR
- Gedung Kantor Dinas (4 Lt)
- Gedung UPT I Cibinong
BANYAKNYA
SATUAN
5.285
1.386
440
M2
M2
M2
2,728
200
M2
M2
Sarana kerja yang ada di Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Bogor tergolong cukup memadai ini bisa
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel II-9 Sarana Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
NO
16
17
18
19
URAIAN
Listrik
Telepon
Area Parkir
Ruang Rapat
Ruang Arsip
Taman Dalam
Meja Rapat
AC
Komputer PC
Komputer Notebook
Meja Kerja
Kursi Kerja
Filling Kabinet
Rak Arsip
Proyektor
BANYAKNYA
1
5
1
6
2
2
4
23
43
8
144
157
57
26
6
SATUAN
Jaringan
Line (1 Fax)
Area
Ruang
Ruang
Area
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
URAIAN
Jaringan Internet
Buku Perpustakaan
Area Taman Luar
Lemari Arsip Kaca
BANYAKNYA
1
1
1
13
SATUAN
Jaringan
Set
Area
Unit
II-16
21
Mesin tik
3
Unit
Untuk kendaraan operasional yang ada di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor tergolong cukup memadai
ini bisa terlihat dalam tabel berikut :
Tabel II-10 Kendaraan Operasional Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral pada Tahun 2014
NO
URAIAN
1 Mini bus
BANYAKNYA
12
SATUAN
Unit
2
Double Cabin
2
Unit
2
Pick Up
4
Unit
3
Sky Worker
10
Unit
4
Sepeda Motor
38
Unit
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
Indikator Kinerja pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya diuraikan pada tabel
berikut:
II-17
Tabel II-11 Pencapaian Kinerja Pelayanan
pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
NO
Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
(1)
(2)
1
Peningkatan cakupan layanan
PJU
2
Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik
3
Peningkatan rumah tangga
pengguna listrik
4
Peningkatan rasio
ketersediaan daya listrik
5
Jumlah ijin usaha
ketenagalistrikan IUKU/ IUKS
6
Reklamasi luas lahan bekas
tambang
7
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
1
2
3
4
5
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
1%
1%
1%
1%
1%
83,15%
83,65%
84,15%
84,65%
85,15%
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
Kontribusi sektor
pertambangan
terhadap PDRB.
Pertambangan
tanpa ijin.
Target Renstra SKPD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun ke-
90
100
110
120
130
perusahaan perusahaan perusahaan perusahaan perusahaan
652,90 Ha
688,90 Ha
727,90 Ha
768,90 Ha
812,90 Ha
Cakupan penanganan
pertambangan tanpa ijin
100%
100%
100%
100%
100%
8
Kontribusi sektor
pertambangan terhadap PDRB
harga berlaku
1.21%
1.30%
1.40%
1.50%
1.60%
9
Kontribusi sektor
pertambangan terhadap PDRB
harga konstan
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
≤ 15 mbmt
≤15 mbmt
≤ 15 mbmt
≤ 15 mbmt
≤ 15 mbmt
5 kelompok 5 kelompok 5 kelompok 6 kelompok
6 kelompok
10
Perubahan elevasi muka air
tanah
Jumlah kelompok pengguna
11 energi baru dan energi
terbarukan
12
Cakupan pemantauan lokasi
rawan longsor
Rasio Capaian pada Tahun
ke-
Target
SPM
100%
100%
100%
100%
100%
II-18
Anggaran dan realisasi program/kegiatan dalam periode renstra dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II-12 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
Anggaran pada Tahun ke-
Uraian ***)
1
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke-
Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
Anggaran
Realisasi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TABEL DI EXCEL
III-19
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam menjalankan
tugas dan fungsinya di bidang perencanaan tentunya tidak terlepas dari
berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal,
akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus
dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata
dihadapi kedepan terkait dengan perencanaan adalah bahwa dinamika
pembangunan daerah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh
adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat
yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global
tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi
pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam
menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun
eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis.
Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan)
dan
Weaknesses
(Kelemahan).
Sedangkan
Lingkungan
eksternal
meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun
Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain
sebagai berikut:
1.
Lingkungan Internal
KEKUATAN (S):
1).
Adanya
kewenangan
Pemerintah
Daerah
pengelolaan
energi sumber daya mineral;
2).
Sumber daya manusia pada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral yang kompetitif;
3).
Tersedianya anggaran;
4).
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun
2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah
Kabupaten
Bogor;
III-20
KELEMAHAN (W):
1).
Belum adanya Peraturan Daerah maupun Peraturan
Bupati yang mengatur pengelolaan Migas, Panas Bumi
dan Ketenagalistrikan;
2).
Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM yang
berlatar pendidikan Migas, Panas Bumi dan Listrik;
2.
3).
Kurangnya sarana dan prasarana teknis;
4).
Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi;
5).
Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana kantor ;
6).
Masih lemahnya pengelolaan data-data.
Lingkungan Eksternal
PELUANG (O):
1).
Kabupaten Bogor mempunyai potensi pertambangan,
energi panas bumi, migas dan mineral;
2).
Pesatnya pertumbuhan industri;
3).
Tingginya kebutuhan akan energi dan sumber daya
mineral;
4).
Teknologi informasi yang terus berkembang.
ANCAMAN (T):
1).
Jadwal pelaksanaan perencanaan yang sangat padat dan
diatur
menurut
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan;
2).
Partisipasi
mineral
pelaku
masih
usaha
kurang
pertambangan,
dalam
energi
kepatuhan
dan
terhadap
peraturan;
3).
Terbatasnya kewenangan Daerah;
4).
Peraturan, Juklak, Juknis dari pemerintah di bidang
ketenagalistrikan, migas dan panas bumi masih kurang;
5).
Kebijakan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar
minyak (BBM);
6).
Tingginya potensi bencana gerakan tanah longsor.
III-21
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang dihadapi, pernasalahan tersebut antara lain:
1. Belum optimalnya ketaatan pengelolaan usaha pertambangan
terhadap peraturan perundangan di bidang pertambangan dan
energi;
2. Adanya
Kegiatan
Usaha
Pertambangan
Dan
Energi
Serta
Pengambilan Air Bawah Tanah (ABT) Tanpa Izin;
3. Rasio elektrifikasi kabupaten bogor baru mencapai sekitar
82,65%;
4. Belum adanya perda/perbub tentang pengelolaan migas, panas
bumi dan ketenagalistrikan;
5. Tingginya kebutuhan akan energi dan sumber daya mineral;
6. Belum adanya infrasruktur di bidang gas bumi;
7. Tingginya potensi bencana gerakan tanah longsor di beberapa
wilayah Kabupaten Bogor.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi
bagaimana
merupakan
suatu
pandangan
organisasi
jauh
harus
ke
dibawa
depan,
kemana
berkarya
agar
dan
tetap
konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat
membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan
dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus
dilaksanakan, sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
Sebagaimana
telah
ditetapkan
dalam
Rancangan
RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013–2018, visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih adalah “Mewujudkan Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten
termaju di Indonesia“.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai tugasnya yaitu membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan
asas otonomi di bidang energi dan sumber daya mineral serta tugas
pembantuan, ditetapkan misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Misi Pertama:
“Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan usaha serta
melaksanakan konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral.
Misi ini mengandung makna untuk melakukan pengawasan,
pengendalian dan meminimalkan dampak negatif serta konservasi
kegiatan usaha energi dan sumber daya mineral yang berwawasan
lingkungan, berkelanjutan serta mitigasi bencana geologi.
Misi Kedua:
“Meningkatkan ketersediaan dan kemandirian masyarakat dalam
pemenuhan energi untuk memperkuat ekonomi secara
berkelanjutan”
Misi ini mengandung makna mendukung kebijakan pemerintah
untuk
mengurangi pemakaian bahan bakar minyak dan pemenuhan
kebutuhan energi masyarakat dan pelaku industri secara berkelanjutan
di wilayah Kabupaten Bogor.
Misi Ketiga:
“Mengembangkan data potensi energi dan sumber daya mineral
dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat”
Misi ini mengandung makna bahwa seluruh aparat dinas
berkewajiban untuk mengembangkan data potensi energi dan sumber
daya
mineral
dalam
rangka
peningkatan
pelayanan
terhadap
masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah.
Misi Keempat:
”Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana prasarana
dan penyelenggaraan penatausahaan dinas”
Misi ini mengandung makna bahwa seluruh aparat dinas
berkewajiban untuk meningkatkan kualitasnya, menyiapkan sarana
prasarana yang memadai guna menunjang penyelenggaraan dan
pengembangan pengelolaan energi dan sumber daya mineral.
Secara umum tugas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan
wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral
berkontribusi langsung dalam
mendukung pencapaian misi ke 2 yaitu meningkatkan daya saing
perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumber
daya alam dan pariwisata.
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI
Dalam Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik
nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi
bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi membawa
keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang
berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang.
Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong
akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan
situasi paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil (civil
liberty)
dengan
terbatasnya
kapasitas
kelembagaan
politik
dan
kapasitas tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas
layanan publik belum sepenuhnya sesuai harapan. Percepatan arus
informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan
berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim
(climate change), ketegangan lintas-batas antar negara, percepatan
penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta masalah tenaga kerja
Indonesia di luar negeri.
Berbagai
masalah
tersebut
juga
mencerminkan
rumitnya
tantangan yang harus dihadapi bangsa dan negara Indonesia. Hal ini
menuntut
pemerintah,
peningkatan
termasuk
peran
dan
Kementerian
kapasitas
seluruh
Perencanaan
instansi
Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian
PPN/Bappenas) yang diberi tugas dalam Perencanaan Pembangunan
Nasional, untuk mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut.
Peran
Kementerian
perencanaan
PPN/Bappenas
merupakan
pijakan
sangat
awal
strategis,
untuk
karena
menentukan
arah
Pembangunan Nasional dengan mengoptimalkan sumber daya dan
melibatkan
para
pelaku
Pembangunan
Nasional.
Untuk
itu,
Kementerian PPN/Bappenas dituntut memiliki kemampuan untuk
menjembatani
kesenjangan
dan
menekan
egoisme
yang
dapat
menghambat pencapaian target dan tujuan Pembangunan Nasional
sesuai
amanat
Undang-Undang
Dasar
1945,
yaitu
“Masyarakat
Indonesia Adil dan Makmur”.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, terdapat
5
(lima)
tujuan
pelaksanaan
Nasional,
yaitu:
a)
untuk
sistem
Perencanaan
mendukung
koordinasi
Pembangunan
antar
pelaku
pembangunan; b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi
pemerintah, serta antara pusat dan daerah; c) menjamin keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
d)
mengoptimalkan
partisipasi
masyarakat;
dan
e)
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan
dan
berkelanjutan.
Untuk
mencapai
kelima
tujuan
tersebut, maka Kementerian PPN/Bappenas
Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah
atau RPJM Daerah tahun 20013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak
hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan,
namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa
yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan
dengan ibukota negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent
of development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan
dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada
kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat
antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup,
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan
kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang
didukung oleh rakyat dan aspek politis.
Arah
kebijakan
pembangunan
daerah
ditujukan
untuk
pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,
revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan
kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan
pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa
dan
industri
pengolahan
yang
berdaya
saing,
rehabilitasi
dan
konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang
menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi Kabupaten Bogor
masuk dalam wilayah 4 yaitu : Wilayah Bogor, dengan lingkup kerja
Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi,
Kabupaten Cianjur dan Kota Depok. Dengan kategori permasalahan
yang dihadapi sebagai berikut:
a. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah, seperti
infrastruktur jalan dan jembatan, persampahan serta air bersih;
b. Pemantapan kawasan lindung;
c. Penataan daerah otonom sesuai dengan aspirasi dari bawah serta
mengikuti mekanisme yang telah ditentukan;
d. Belum optimalnya pelayanan pemerintah terhadap wilayah bagian
selatan;
e. Belum dimilikinya kelembagaan ekspor produk perikanan Jawa
Barat;
f.
Perlunya
peningkatan
penanggulangan
dan
pemberantasan
penyakit menular;
g. Belum
adanya
kebijakan
yang
jelas
tentang
mitigasi
dan
penanggulangan bencana;
h. Perlunya pemekaran pemerintahan daerah yang sesuai dengan
aspirasi dari bawah serta mengikuti mekanisme yang telah
ditentukan;
i.
Belum optimalnya pengembangan agribisnis;
j.
Perlunya peningkatan sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan.
Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD Pemerintah
Kabupaten Bogor 2013-2018), prioritas pembangunan Kabupaten Bogor
diarahkan pada:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan
dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan
manusia dalam pembangunan;
2. Peningkatan pembangunan perekonomian masyarakat melalui
pembangunan atau fasilitasi usaha maupun pengembangan
agribisnis, agro-industri, pariwisata serta koperasi, usaha mikro,
kecil dan menengah;
3. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja;
4. Peningkatan
kuantitas
pengelolaan
lingkungan
dan
hidup
kualitas
infrastruktur
serta
secara
berkelanjutan
untuk
mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah;
5. Peningkatan
tata
kelola
pemerintahan
yang
baik
dan
pemerintahan yang bersih;
6. Peningkatan
kesolehan
sosial
masyarakat
dan/atau
pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan
martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban
masyarakat yang tinggi.
3.4. TELAAHAN
RENCANA
TATA
RUANG
DAN
KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan
bahwa tujuan penataan ruang adalah
untuk mewujudkan: (a)
terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien,
melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada
kawasan yang memiliki nilai konservasi; (b) meningkatkan kualitas
lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan
tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif
dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat
mengganggu
fungsi
kawasan;
(c)
tercapainya
pembangunan
infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan
perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal
dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan
pengembangan
desa–desa
potensial;
(d)
pembangunan
dan
pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem
jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan
eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan
Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang
yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan
pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Selanjutnya
dalam
RTRW
juga
telah
ditetapkan
kebijakan
pengembangan struktur ruang; dan kebijakan pengembangan pola
ruang.
Kebijakan
pengembangan
struktur
ruang
meliputi:
(a)
peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan (b) peningkatan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata
di seluruh wilayah daerah. Selanjutnya kebijakan pengembangan pola
ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam
rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup; dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan
kerusakan
lingkungan
hidup;
(b)
kebijakan
pengembangan kawasan budi daya, dalam rangka perwujudan dan
peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya;
dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; (c) kebijakan
pengembangan
kawasan
strategis,
yang
meliputi:
pengembangan
kawasan strategis Puncak sebagai kawasan strategis lingkungan hidup
yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui pembatasan
pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien; pengembangan
kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi
melalui penataan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan
infrastruktur yang mendorong perkembangan kawasan; pengembangan
kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan
hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam
melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis
lintas administrasi kabupaten
sebagai kawasan strategis sosial
ekonomi melalui sinkronisasi sistem jaringan.
Sistem prasarana wilayah yang telah direncanakan meliputi: (a)
sistem prasarana transportasi meliputi sistem transportasi jalan, sistem
transportasi perkeretaapian, dan sistem transportasi udara; (b) sistem
prasarana telekomunikasi; (c) sistem prasarana sumberdaya energi; (d)
sistem prasarana sumberdaya air;
(e) sistem prasarana gas; dan (f)
sistem prasarana lingkungan.
Rencana Tata Ruang Wilayah ini diharapkan menjadi pedoman
bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan
di berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian peran
dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras
serta sebagai matra spasial bagi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.
Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup, maka Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral perlu merancang berbagai rencana
pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasinya maka
peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral tentang lingkungan hidup perlu ditingkatkan.
Selanjutnya
perumusan
rencana
pembangunan
berwawasan
lingkungan perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan
kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya
dalam perencanaan berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data
dan informasi
yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi
lingkungan, sehingga kedepan perancangan sistem data dan informasi
lingkungan hidup semakin penting.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Perumusan
isu-isu
strategis
didasarkan
analisis
terhadap
lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta
memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas
pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi di bidang energi dan sumber daya
mineral serta tugas pembantuan. Isu-isu strategis yang menjadi acuan
atau
dasar
dalam
diprioritaskan
menentukan
selama
lima
tahun
program
ke
depan
dan
kegiatan
(2014-2018)
yang
untuk
mencapai tujuan. Isu-isu strategis berdasarkan analisa terhadap
lingkungan internal dan eksternal adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam
tambang;
2. Terkendalinya
kegiatan
usaha
pertambangan,
air
tanah,
ketenagalistrikan dan BBM;
3. Meningkatnya cakupan jaringan listrik pedesaaan;
4. Terselenggaranya diversifikasi BBM;
5. Terselenggaranya mitigasi bencana geologi;
6. Terselenggaranya konservasi dan penataan lingkungan geologi.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal diperoleh
strategi umum (indikasi program) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
Strategi S-O:
1). Memanfaatkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran
untuk memenuhi kebutuhan energi migas, panas bumi, mineral,
pertambangan dan ketenagalistrikan;
2). Memanfaatkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran
untuk mengoptimalkan potensi energi, migas, panas bumi,
pertambangan dan ketenagalistrikan;
3). Memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi informasi
yang semakin berkembang untuk memanfaatkan perencanaan di
bidang energi sumber daya mineral yang berkelanjutan dengan
berwawasan lingkungan.
Strategi W-O:
1). Menyusun Perda dan Perbub untuk mengembangkan potensi dan
melakukan pengawasan dan pengendalian;
2). Meningkatkan jumlah dan kualitas aparat pelaksana lapangan
untuk
meningkatkan
pengawasan
dan
pengendalian
pengusahaan energi migas, ketenagalistrikan, panas bumi, air
tanah dan geologi serta teknis dan distribusinya;
3). Membangun infrastruktur distribusi energi gas bumi dan migas ;
4). Menyusun Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan kegiatan
di lapangan untuk meningkatkan pelayanan;
5). Melengkapi sarana dan prasarana teknis untuk mengoptimalkan
pembinaan dan pengawasan.
Strategi S-T:
1). Mengoptimalkan sumber daya manusia dan anggaran dengan
terus
melakukan
koordinasi
dengan
pemerintah
untuk
meningkatkan kepastian kewenangan daerah;
2). Mengoptimalkan
kewenangan
Pemerintah
Daerah
untuk
meningkatkan partisipasi pelaku usaha pertambangan, energi
dan mineral terhadap kepatuhan peraturan;
3). Mengoptimalkan
kewenangan
Pemerintah
melakukan sosialisasi dan melakukan
Daerah
untuk
ketentuan hukum bagi
pelaku usaha energi, sumber daya mineral dengan penghargaan
maupun sangsi;
4). Mengoptimalkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran
untuk melaksanakan kebijakan mengenai bahan bakar minyak
(BBM) dengan diversifikasi energi.
Strategi W-T:
1). Meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya aparat
pelaksana pengawasan untuk mengatasi kewenangan Pemerintah
Daerah yang terbatas dan untuk menggatasi pengusaha yang
melakukan pelanggaran hukum/ aturan;
2). Meningkatkan infrastruktur pipa gas alam untuk mendukung
kebijakan pengurangan pemakaian BBM;
3). Meningkatkan sarana prasarana teknik, informasi, kewenangan
dan
anggaran untuk optimalisasi pengembangan, pembinaan,
pengawasan dan pelayanan di bidang energi, migas, panas bumi,
mineral, pertambangan dan ketenagalistrikan;
4). Meningkatkan mitigasi bencana alam.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1
VISI
DAN
MISI
DINAS
ENERGI
DAN
SUMBER
DAYA
MINERAL
1. Pernyataan Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan
bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap
konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.
Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana
organisasi
akan
bagaimana
dibawa
pelayanan
dan
membantu
harus
mendefinisikan
dilaksanakan.
Sedangkan
menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(SPPN),
Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, visi
Kabupaten Bogor
adalah
“Mewujudkan Kabupaten Bogor
menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia“.
Dalam
rangka
mendukung
visi
Kabupaten
Bogor
tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta
masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor menetapkan visi:
“Terwujudnya pengelolaan potensi energi dan sumber
daya mineral, secara efektif, efisien yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan”
Pernyataan visi di atas bermakna, yaitu :
IV-1
1. Efektif, berarti pengelolaan di bidang sumber daya energi
dan mineral dilakukan dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan juga menunjang sumber Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bogor.
2. Efisien, berarti sumber daya alam yang ada di Kabupaten
Bogor khususnya di Bidang Energi Sumber Daya Mineral
yang bersifat tidak terbaharui (Non Renewable Resources)
harus dilaksanakan secara bijaksana dan ekonomis guna
menunjang kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor.
3. Berwawasan
Lingkungan
dan
Berkelanjutan,
berarti
pemanfaatan sumber daya alam di bidang energi sumber
daya mineral harus dilaksanakan dengan memperhatikan
kaidah
kaidah
lingkungan
dengan
menerapkan
azas
konservasi.
2. Pernyataan Misi
Misi
adalah
sesuatu
yang
harus
diemban
atau
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan
seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan
peran
instansi
pemerintahan.
pemerintah
dalam
penyelenggaraan
Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan
kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan
menurut
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi
adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor
05
Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka
IV-2
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun 20132018, Misi Kabupaten Bogor adalah:
1. Misi Pertama:
Meningkatkan
kesalehan
sosial
dan
kesejahteraan
masyarakat;
2. Misi Kedua:
Meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat dan
pengembangan usaha berbasis sumber daya alam dan
pariwisata;
3. Misi Ketiga:
Meningkatkan
kuantitas
integrasi,
infrastruktur
koneksitas,
wilayah
dan
kualitas
dan
pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan;
4. Misi Keempat:
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan kesehatan.
IV-3
5. Misi Kelima:
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan
dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola
pemerintahan yang baik.
Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018 dan Visi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral,
tugas pokok dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
serta masukan-masukan dari pihak yang berkepentingan
(stakeholders), maka ditetapkan Misi Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Misi Pertama:
Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan usaha
serta melaksanakan konservasi Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Misi
ini
mengandung
makna
untuk
melakukan
pengawasan, pengendalian dan meminimalkan dampak negatif
serta konservasi kegiatan usaha energi dan sumber daya
mineral yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan serta
mitigasi bencana geologi.
Misi Kedua:
Meningkatkan
ketersediaan
dan
kemandirian
masyarakat
dalam
pemenuhan
energi
untuk
memperkuat ekonomi secara berkelanjutan.
Misi ini mengandung makna mendukung kebijakan
pemerintah untuk
mengurangi pemakaian bahan bakar
minyak dan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan
pelaku industri secara berkelanjutan di wilayah Kabupaten
Bogor.
Misi Ketiga:
Mengembangkan data potensi energi dan sumber daya
mineral dalam rangka meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat.
IV-4
Misi ini mengandung makna bahwa seluruh aparat dinas
berkewajiban untuk mengembangkan data potensi energi dan
sumber daya mineral dalam rangka peningkatan pelayanan
terhadap masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah.
Misi Keempat:
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana
prasarana dan penyelenggaraan penatausahaan dinas.
Misi ini mengandung makna bahwa seluruh aparat dinas
berkewajiban untuk meningkatkan kualitasnya, menyiapkan
sarana
prasarana
yang
memadai
penyelenggaraan dan pengembangan
guna
menunjang
pengelolaan energi dan
sumber daya mineral.
4.2
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang.
Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi
dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan
strategis,
sehingga
dapat
mengarahkan
perumusan
strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Misi
dan Visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka
Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor akan dapat
mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu
sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber
daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan
yang
mempengaruhinya.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran adalah salah satu
dasar di dalam penilaian dan
IV-5
pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi
terhadap sesuatu yang harus dicapai. Sejalan dengan hal tersebut
sasaran jangka menengah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bogor yang telah dirumuskan dalam RPJMD adalah: (1)
Meningkatnya pengendalian pemanfatan sumber daya alam dan
berkurangnya
kerusakan
alam
akibat
penambangan;
dan
(2)
Meningkatnya cakupan pemenuhan kebutuhan listrik.
Perumusan tujuan dan sasaran Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral
Kabupaten Bogor tahun 2014-2018
selanjutnya
dijabarkan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah
sebagai berikut:
Misi Pertama:
Meningkatkan
pengelolaan
dan
pengembangan
usaha serta melaksanakan konservasi Energi dan
Sumber Daya Mineral.
Tujuan:
1. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian usaha energi
dan sumber daya mineral;
2. Penanggulangan dan pengendalian kegiatan pertambangan
tanpa izin;
3. Melakukan pemeriksaan produksi bahan tambang, air tanah,
panas bumi serta tata niaga dan distribusi migas;
4. Meningkatkan pengawasan lingkungan dan reklamasi lahan
bekas tambang;
5. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan daerah rawan
bencana geologi.
Sasaran:
1. Terawasi dan terkendalinya kegiatan usaha energi dan
sumber daya mineral;
2. Terkendalinya kegiatan pertambangan tanpa izin;
3. Terlaksananya penanganan mitigasi bencana geologi.
IV-6
Misi Kedua:
Meningkatkan
masyarakat
ketersediaan
dalam
dan
pemenuhan
kemandirian
energi
untuk
memperkuat ekonomi secara berkelanjutan
Tujuan:
1. Meningkatkan
ketersediaan
listrik
masuk
desa
dan
penerangan jalan umum;
2. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan gas alam masyarakat
dan pelaku industri;
3. Mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan.
Sasaran:
1. Meningkatnya cakupan listrik pedesaan;
2. Meningkatnya cakupan pelayanan penerangan jalan umum;
3. Tersedianya jaringan gas alam untuk masyarakat perkotaan;
4. Pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Misi Ketiga:
Mengembangkan data potensi energi dan sumber
daya
mineral
dalam
rangka
meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat.
Tujuan:
1. Pengembangan data potensi energi dan sumber daya mineral.
2. Menyediakan informasi daerah rawan bencana geologi dan
lahan layak pemukiman di daerah rawan bencana.
Sasaran:
1. Tersedianya data potensi energi dan sumber daya mineral;
2. Tersedianya sistem informasi geologi daerah rawan bencana.
Misi Keempat: Meningkatkan
sarana
kualitas
prasarana
sumber
daya
manusia,
dan
penyelenggaraan
penatausahaan dinas.
Tujuan:
1. Meningkatkan pelayanan administrasi dan ketatalaksanaan
dinas;
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia;
IV-7
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
dinas.
Sasaran:
1. Meningkatnya standar pelayanan administrasi perkantoran;
2. Meningkatnya standar pelayanan sumber daya manusia;
3. Meningkatnya standar sarana dan prasarana perkantoran.
Tujuan dan sasaran pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral lebih lengkapnya sebagaimana yang tercantum dalam tabel
IV-1 di bawah ini:
IV-8
Tabel IV-1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
NO.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
1
2
3
4
III
1
Meningkatnya
pengelolaan sumberdaya
alam yang berwawasan
lingkungan;
1
Meningkatnya pengendalian
pemanfatan sumber daya
alam dan
berkurangnya kerusakan
alam akibat
penambangan;
-
2
Meningkatnya cakupan
pemenuhan kebutuhan
listrik;
-
Kontribusi sektor
pertambangan terhadap
PDRB harga berlaku
Kontribusi sektor
pertambangan terhadap
PDRB harga konstan
Elevasi muka air tanah
Cakupan pemantauan
lokasi rawan longsor
Reklamasi luas lahan
bekas tambang
Cakupan pengananan
pertambangan tanpa ijin
Peningkatan rasio
ketersediaan daya listrik
Persentase rumah
tangga yang
menggunakan listrik
Peningkatan cakupan
layanan PJU
Peningkatan rumah
tangga pengguna listrik
Jumlah kelompok
pengguna energi baru
dan energi terbarukan
Jumlah ijin usaha
ketenagalistrikan IUKU/
IUKS
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE1
2
3
4
5
5
6
7
8
9
1.21%
1.30%
1.40%
1.50%
1.60%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
≤ 5 mbmt
≤ 5 mbmt
≤ 15 mbmt
≤ 15 mbmt
≤ 15 mbmt
100%
100%
100%
100%
100%
652,90 Ha
688,90 Ha
727,90 Ha
768,90 Ha
812,90 Ha
100%
100%
100%
100%
100%
0.50%
0.50%
0.50%
0.50%
0.50%
83.15%
83.65%
84.15%
84.65%
85.15%
1%
1%
1%
1%
1%
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5
kelompok
5
kelompok
5
kelompok
6
kelompok
6
kelompok
90
perusahaan
100
perusahaan
110
perusahaan
120
perusahaan
130
perusahaan
IV-9
4.3
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut di atas maka
rumusan strategi dan kebijakan pada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral adalah sebagai berikut :
a. Strategi 1. Meningkatkan pengawasan pemanfaatan sumber
daya alam;
Dengan kebijakan: (1) Pengembangan dan pembinaan usaha
pertambangan skala kecil dengan tetap memperhatikan
pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan;
(2)
Pengawasan dan pembinaan distribusi tata niaga migas; (3)
Peningkatan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan air
bawah
tanah
sesuai
dengan
pembangunan
yang
berwawasan lingkungan; (4) Pengelolaan pertambangan
mineral
secara
seimbang
tanpa
mengabaikan
nilai
konservasinya serta pengembangan kawasan pertambangan
dengan mempertimbangkan potensinya.
b. Strategi
2.
Mengembangkan
upaya
reklamasi
pasca
tambang;
Dengan
kebijakan:
(1)
Peningkatan
pengendalian
pemanfatan sumber daya alam, reklamasi/rehabilitasi lahan
bekas tambang, sekaligus pemulihan pasca tambang sesuai
dengan zona peruntukan yang telah ditetapkan.
c. Strategi
3.
Meningkatkan
ketersediaan
energi
dan
mengembangkan sumber energi alternatif terbarukan;
Dengan
kebijakan:
(1)
Peningkatan
fasilitasi
untuk
pemenuhan pasokan energi dan listrik yang bersumber dari
potensi energi alternatif dan terbarukan, seperti potensi
hidro, surya, angin, panas, bumi dan bio-energi lainnya; (2)
IV-10
Pemenuhan kebutuhan listrik dan cakupan pelayanan listrik
perdesaan ke seluruh wilayah serta peningkatan pengelolaan
utilitas umum berupa penerangan jalan umum yang merata
dan efisien di setiap wilayah.
d. Strategi 4. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi masing-masing bagian;
Dengan kebijakan: (1) Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan pelayanan administrasi ketatalaksanaan untuk
menciptakan profesionalisme di Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM).
Strategi
dan
kebijakan
tersebut
dirumuskan
dalam
kerangka mewujudkan pernyataan yang terkandung dalam visi
dan misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
IV-11
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KIERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Dalam Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018, program dan kegiatan dikategorikan kedalam
program/kegiatan lokalitas SKPD, program/kegiatan lintas SKPD dan
program/kegiatan kewilayahan. Berikut disajikan program dan kegiatan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor tahun 20142018. Program/kegiatan lokalitas SKPD adalah sekumpulan rencana
kerja suatu SKPD. Program lintas SKPD adalah sekumpulan rencana
kerja beberapa SKPD. Program kewilayahan dan lintas wilayah adalah
sekumpulan rencana kerja terpadu antar-kementerian/lembaga dan
SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, daerah, atau kawasan.
Rincian indikator kinerja, kelompok pendanaan indikatif untuk
masing-masing program dan kegiatan disajikan dalam tabel V-1.
V-1
TABEL V-1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KABUPATEN BOGOR 2014-2018
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
1
2
3
KODE
PROGRAM
DAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM(OUTCOME)
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
DATA CAPAIAN
PADA TAHUN AWAL
PERENCANAAN2013
4
5
6
7
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
2014
TARGET
8
2015
Rp.
9
TARGET
10
2016
Rp.
11
TARGET
12
2017
Rp.
13
TARGET
14
2018
Rp.
15
TARGET
16
Rp.
17
KONDISI KINERJA
PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA
SKPD (2018)
TARGET
Rp.
18
19
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASI
20
21
TABEL DI EXCEL
V-2
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor harus berkontribusi secara
langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD yang ditunjukan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Tabel VI-1 Indikator Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Indikator
2
Peningkatan
cakupan layanan
PJU
Persentase rumah
tangga yang
menggunakan listrik
Jumlah ijin usaha
ketenagalistrikan
IUKU/ IUKS
Reklamasi luas
lahan bekas
tambang
Cakupan
penanganan
pertambangan
tanpa ijin
Kontribusi sektor
pertambangan
terhadap PDRB
harga berlaku
Kontribusi sektor
pertambangan
terhadap PDRB
harga konstan
Perubahan elevasi
muka air tanah
Jumlah kelompok
pengguna energi
baru dan energi
terbarukan
Peningkatan rumah
tangga yang
menggunakan listrik
Peningkatan rasio
ketersediaan daya
listrik
Cakupan
pemantauan lokasi
rawan longsor
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
Kondisi
Kinerja
pada akhir
periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Tahun
0
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
3
4
5
6
7
8
9
31,50%
1%
1%
1%
1%
1%
36,50%
82,65%
83,15%
83,65%
84,15%
84,65%
85,15%
85,15%
90
100
110
120
130
130
perusahaan
perusahaan
perusahaan
perusahaan
perusahaan
perusahaan
perusahaan
618,90
Ha
652,90
Ha
688,90
Ha
727,90
Ha
768,90
Ha
812,90
Ha
812,90
Ha
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1.53%
1.21%
1.30%
1.40%
1.50%
1.60%
1.60%
1.09%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
1.10%
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
≤ 15
mbmt
17
kelompok
5
kelompok
5
kelompok
5
kelompok
6
kelompok
6
kelompok
44
kelompok
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
5.000 RT
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
0,5%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80
VI-1
BAB VII
PENUTUP
Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima)
tahunan yang memuat visi, misi, tujan, sasaran, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta disusun dengan
memperhitungkan
seluruh
potensi
dan
kebutuhan
(kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan).
Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor
Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam penyusunan
Renja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang menjadi dokumen
perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral.
Pelaksanaan Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ini
sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari seluruh
aparatur Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, karena akan
menentukan keberhasilan pencapaian kinerja program dan kegiatan
yang telah disusun. Dengan demikian, Renstra ini tidak hanya menjadi
dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan
pencerminan aspirasi pembangunan yang memang dibutuhkan oleh
stakeholder sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
BUPATI BOGOR
WAKIL,
Hj. NURHAYANTI
VII-1
Download