faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010 - 2014)
SKRIPSI
OLEH :
DIAN SAFITRI
STB. B1B1 12 021
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010 - 2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
OLEH :
DIAN SAFITRI
B1B1 12 021
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
ABSTRAK
DIAN SAFITRI (B1B1 12 021), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Investasi (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014), Skripsi, Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari. Pembimbing
(1) Dr. Sujono SE, M.,Si dan (2) Dr. Salma Saleh SE, M.,Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah
Struktur Modal, Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI, dan Firm
Size baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan
investasi pada perusahaan makanan and minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi
keputusan investasi dari keenam faktor yang diteliti. Keputusan investasi
berkaitan dengan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang di
kehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selam jangka waktu
tersebut.
Penelitian ini menggunakan sampel 9 perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2014. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory. Hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linear
berganda dan pengolahan data menggunakan program SPSS 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal, Cash Flow,
Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI dan Firm Size baik secara parsial
maupun secara simultan berpengaruh terhadap terhadap keputusan investasi, dan
faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah ROI.
Kata kunci : Keputusan Investasi, Struktur Modal, Cash Flow, current Ratio,
Kesempatan Investasi, ROI, dan Firm Size.
vi
ABSTRACT
DIAN SAFITRI (B1B1 12 021), Factors Effecting the Invesment Decision at
Company Of Food And Beverages Which Enlist In Indonesian Stock
Exchange 2010 -2014, Thesis, Department of Management, Faculty of
Economics and Business Halu Oleo University Kendari. Supervisors (1)
Dr. Sujono SE, M.,Si dan (2) Dr. Salma Saleh SE, M.,Si.
This Research aim to test and to analyze what is Capital Structure, Cash
Flow, Current Ratio, Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size either
through parsial and also by simultan influnce decision invesment at company of
food and beverages which enlist in Indonesian Stock Exchange and to know which
is most dominant influnce decision of invesment from is sixth of accurate factor.
Decision of invesment relate to usage of source of fund in company for the
duration of desired on the chance of will get advantage during the duration.
This research use sampel 9 company of food and beverages which enlist in
Indonesian Stock Exchange wit period 2010 up to year 2014. Source of data is
obtained sekunder data from Indonesian capital Market Directory. Hypothesis
tested by using data-processing and multiple linear regresion method use SPSS 22
program.
Result of this research indicate that Capital Structur, Cash Flow, Current
Ratio, Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size either through simultan and
also parsial influence decision invesment, and most dominant factor influnce
decision invesment is ROI.
Keywords : Decision Invesment, Capital Structure, Cash Flow, Current Ratio,
Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size.
vii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah
SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Investasi ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Food And Beverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) ”, sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi Program Sarjana (S1) jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
danBisnis Universitas Halu Oleo.
Dalam penulisan skripsi ini disadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah memberikan bantuan serta dorongan yang sangat bermanfaat. Persembahan
yang paling utama penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
yang setulus-tulusnya kepada yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya
yakni Bapak Hambali dan Ibu Dahlia terima kasih telah mendidik dan
membesarkan penulis dengan keikhlasan dan penuh cinta kasih yang begitu besar
dan nyata,sehingga penulis dapat menjadi seseorang yang berpendidikan. Terima
kasih buat segala cinta, kasih sayang, bimbingan, motivasi yang tiada henti,
nasehat yang selalu ada untuk penulis, yang selalu sabar dan tak pernah berhenti
mengingatkan untuk terus menjaga kesehatan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan, petunjuk, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H Usman Rianse, M.Sc., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo Kendari
2. Prof. Dr. H Muhammad Syarif, SE., MS selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo.
3. Dr. Sujono, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen sekaligus
sebagai pembimbing satu yang telah memberikan arahan dan masukan.
4. Dr. Salma Saleh, SE.,M.Si selaku Dosen pembimbing dua yang telah
memberikan arahan, dan masukan
5. La Ode Ashfahyadin, SE.,MM., selaku sekertaris jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
6. Sinarwati, SE., M.Si., selaku Koordinator Program Studi S1 jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
7. Agustinus Tangalayuk SE., M.Si (Selaku Ketua Penguji), La Ode
Ashfahyadin, SE.,MM (selaku Sekertaris Penguji), Nuryamin Budi,
SE., M.Si (selaku Anggota Penguji) yang telah memberikan saran dan
kritik yang membangun dalam perbaikan penulisan Skripsi ini.
8. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo khususnya
Bapak Ibu Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
ix
9. Staf dan Karyawan Jurusan Manajemen yang telah memberikan saran
dan bantuannya.
10. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Keuangan (Delvi, Darmin,
Fakri, Ayu, Kiki, Chely, Yuda, kak ika, Serli, Mita, Rianti, yumna,
Irma, Ridwan dll)
11. Sahabat-sahabatku Wildayanti, Nur Mutiara, Zurnia Zanu. R,
Irmalasari, Nurdianti Hastuti. H dan Serli yang telah memberikan
semangat dan terima kasih telah menjadi sahabat terbaik selama
kuliah.
12. Teman-teman manajemen 2012 reguler (Asman, Risdiani, Yanti,
Sumardin, Asia, Jumaria, Satri, Rusnia, Mitha,Kiki, Inang, Yasha
Aulia, Ani, Yumna, Ade, Ikrah, jamil, Ayu dll ), dan teman-teman
manajemen 2012 reguler yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terimakasih telah saling mendukung dan membantu selama
ini.
13. Sahabat-sahabatku Nurhasanah, Yuni Afriyani Rusli, dan Sukma Dewi
Rusdin yang telah memberikan masukan dan semangat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
14. Buat yang terkhusus Jusman, terima kasih sudah banyak membantu
dan memberikan perhatian, semangat, motivasi, dorongan serta doanya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
x
15. Teman-teman KKN Desa Kancinaa Kab. Buton , Ka Ikha, Mardin, Ka
Syawal, Irfan, dan Icha, terima kasih atas kekeluargaan dan dukungan
yang diberikan.
16. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
penelitian ini berguna bagi pihak pembaca.
Kendari, April 2016
Penulis
Dian safitri
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ...................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................
6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ...............................................................................
7
2.1.1 Teori Struktur Modal............................................................
7
2.1.2 Teori Modigliani-Miller Model ............................................
8
2.1.3 The Trade Off Model ............................................................
9
2.1.4 Pecking Order Theory .........................................................
9
2.1.5 Agency Theory ...................................................................... 10
2.1.6 Signaling Theory .................................................................. 10
2.1.7 Asymetric Information Theory ............................................. 11
2.2 Capital Asset Pricing Model (CAPM) .......................................... 12
2.2.1 Teori Pemisahan(Separation Theorem) ................................ 14
2.2.2 Portofolio Pasar ..................................................................... 15
xii
2.2.3 Efficient Set .......................................................................... 17
2.3 Investasi ......................................................................................... 17
2.3.1 Pengertian Investasi .............................................................. 17
2.3.2 Penggolongan Investasi ........................................................ 17
2.3.3 Macam-Macam Bentuk Investasi.......................................... 18
2.3.4 Bentuk Investasi .................................................................... 19
2.4 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................... 24
3.1.1
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Keputusan Investasi..... 24
3.1.2
Pengaruh Cash Flow Terhadap Keputusan Investasi ........... 24
3.1.3
Pengaruh Likuiditas Terhadap Keputusan Investasi ............. 25
3.1.4
Pengaruh Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan
Investasi ................................................................................ 25
3.1.5
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Investasi ....... 26
3.1.6
Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Investasi ............. 26
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 27
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Objek Penelitian ............................................................................. 28
4.2 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 28
4.2.1 Populasi ................................................................................ 28
4.2.2 Sampel................................................................................... 28
4.3 Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 30
4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 30
4.5 Metode Analisis Data .................................................................... 30
4.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 30
4.5.2 PengujianAsumsiKlasik ........................................................... 31
4.5.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 31
4.5.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................. 32
4.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 32
4.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas.............................................. 33
xiii
4.5.3 Regresi Linear Berganda .......................................................... 34
4.5.4
Pengujian Hipotesis .............................................................. 35
4.5.4.1 koefisien Determinasi ............................................... 35
4.5.4.2 Uji Secara Simultan ................................................. 36
4.5.4.3 Uji Secara Parsial ...................................................... 36
4.6 DefinisiOperasional ....................................................................... 37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian .............................................................................
42
5.1.1 GambaranUmumObyekPenelitian ......................................
42
5.1.2 Gambaran Umum Variabel .................................................
62
5.1.2.1 Perkembangan Keputusan Investasi ........................
62
5.1.2.2 Perkembangan Struktur Modal................................
63
5.1.2.3 Perkembangan Cash Flow .......................................
64
5.1.2.4 Perkembangan Current Ratio ..................................
65
5.1.2.5 Perkembangan Kesempatan Investasi .....................
66
5.1.2.6 Perkembangan Return On Invesment ......................
66
5.1.2.7 Perkembangan Firm Size ........................................
67
5.1.3 Analisis Data ........................................................................
68
5.1.3.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ...................
68
5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................
69
5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ...........................
73
5.1.3.4 Uji Koefisien Determinasi ......................................
76
5.1.3.4 Pengujian Hipotesis .................................................
76
5.2 Pembahasan...................................................................................
81
5.2.1. Pembahasan Hipotesis Struktur Modal .................................
81
5.2.2. Pembahasan Hipotesis Cash Flow ........................................
82
5.2.3. Pembahasan Hipotesis Current Ratio ....................................
84
5.2.4. Pembahasan Hipotesis Kesempatan Investasi .......................
85
5.2.5. Pembahasan Hipotesis Return on Invesment ........................
87
5.2.6. Pembahasan Hipotesis Firm Size ..........................................
88
5.2.7. Pembahasan Secara Simultan ................................................
88
xiv
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 90
6.2 Keterbatasan penelitian ................................................................... 91
6.3 Saran ............................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92
LAMPIRAN ....................................................................................................... 94
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penggolongan Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria Yang
Ditentukan .......................................................................................... 29
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ......................... 95
Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ........................................... 41
Tabel 5.1 Perkembangan Keputusan Investasi ................................................... 96
Tabel 5.2 Perkembangan Struktur Modal ........................................................... 96
Tabel 5.3 Perkembangan Cash Flow.................................................................. 97
Tabel 5.4 Perkembangan Current Ratio .............................................................. 97
Tabel 5.5 Perkembangan Kesempatan Investasi .............................................. .. 98
Tabel 5.6 Perkembangan Return on Investment ................................................. 98
Tabel 5.7 Perkembangan Firm Size .................................................................... 99
Tabel 5.8 Deskriptive Statistik ............................................................................ 99
Tabel 5.9 Uji Normalitas..................................................................................... 100
Tabel 5.10 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 101
Tabel 5.11 Uji Autokorelasi ................................................................................ 102
Tabel 5.12 Regresi Linear Berganda................................................................ 103
Tabel 5.13 Koefisien Determinasi ................................................................... 103
Tabel 5.14 Uji Secara Simultan (Uji F) ........................................................... 104
Tabel 5.15 Uji Secara Parsial (Uji t) ................................................................ 104
Tabel 5.16 Mapping Penelitian Terdahulu....................................................... 105
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 27
Gambar 5.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ................................................... 100
Gambar 5.2 Hasil Perhitungan Uji Normal P-Plot.............................................. 100
Gambar 5.3 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas ...................................... 102
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN II
PERKEMBANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
FOOD AND BEVERAGES DI INDONESIA
LAMPIRAN III
UJI ASUMSI KLASIK
LAMPIRAN IV
OUTPUT REGRESI
LAMPIRAN V
DAFTAR PENELITIAN TERDAHULU
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian suatu
negara. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan peran pasar
modal karena peranannya dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber
pembiayaan bagi dunia usaha dan sarana investasi bagi masyarakat. Sistem pasar
modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi jual-beli dan
permintaan serta penawaran diantara pembeli dan penjualnya. Begitu juga di pasar
modal, efek-efek yang ditawarkan emiten kepada investor yang nantinya terjadi
transaksi jual beli surat-surat berharga. Terdapatnya kegiatan investasi di pasar
modal dimana investasi sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan dan meningkatkan kemakmuran di masa-masa yang akan datang.
Pasar modal juga berperan sebagai sarana dalam mencari dana yang bersifat
jangka panjang seperti penerbitan saham dan obligasi.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 mengenai pasar modal dalam pasal 1
ayat (13) dijelaskan bahwa pasar modal adalah sebagai suatu kegiatan yang
berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan oleh lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Tidak hanya perusahaan saja yang dapat menanamkan
investasi di pasar modal, namun masyarakat pun dapat melakukannya.
1
2
Kelebihan dana yang mereka miliki digunakan untuk berinvestasi yang
diharapkan akan menguntungkan. Perusahaan sendiri juga memerlukan berbagai
kekayaan (mesin, gedung, kendaraan bermotor, persediaan bahan baku, dan
sebagainya) untuk menjalankan operasinya, (Husnan, Enny P,2004). Untuk itu
perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan untuk operasi
tersebut. Berinvestasi berarti mengharapkan adanya kenaikan dari nilai uang
seiring dengan berjalannya waktu, sehingga akan memberikan keuntungan. Uang
yang diharapkan memberikan tambahan nilainya itu disimpan dalam suatu bentuk
kekayaan yang disebut dengan aset. Aset-aset yang dipilih dalam berinvestasi
antara lain adalah aset riil (aset yang memiliki wujud) dan aset finansial (aset
yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi).
Pada umumnya aset-aset finansial terdapat di dunia perbankan dan juga di
pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham,
dan reksa dana. Setiap jenis investasi memiliki beberapa karakteristik tersendiri,
yaitu potensi imbal hasil yang didapatkan, tingkat risiko investasi, jangka waktu
investasi ideal, kemudahan untuk mencairkan investasi, dan jumlah modal yang
dibutuhkan.
Dalam
perusahaan,
manajer
keuangan
bertanggungjawab
dalam
melakukan pengambilan keputusan, manajer sendiri diberi kewenangan oleh
pemilik modal atau pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut antara lain
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan
investasi bagi pemegang saham sangat penting karena investasi dijadikan
3
indikator eksistensi perusahaan yang apabila tidak adanya investasi baru maka
perusahaan tersebut tidak memiliki prospek positif. Keputusan investasi adalah
suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu
atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dengan
demikian perlunya bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor
apa saja yang akan mempengaruhi keputusan investasi dalam memilih peluang
investasi yang baik bagi perusahaan.
Pengeluaran modal juga mendasari keputusan investasi. Pengeluaran
modal adalah dana yang dikeluarkan perusahaan, dengan pengeluaran modal
perusahaan akan memperoleh manfaat lebih dari satu tahun. Motif dasar
pengeluaran modal adalah untuk ekspansi, penggantian, atau memperbaharui
aktiva tetap atau mencari manfaat yang mungkin less tangible dalam jangka
panjang (Hidayat,2010). Pengeluaran modal merupakan bagian dari penganggaran
modal (capital budgeting). Capital budgeting ini menjelaskan perlunya
diperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi, meskipun
diakui bahwa penentuan tingkat bunga yang layak dalam perhitungan nilai
sekarang (present value) tidaklah mudah, konsep capital budgeting memberikan
dasar bagi teori penilaian. Alat analisa penganggaran modal memiliki berbagai
metode, antara lain adalah nilai tunai bersih (net present value), tingkat
pengembalian internal (internal rate of return), pay back period dan sebagainya
Dengan alat analisis ini manajer keuangan dapat menentukan apakah tingkat
pengembalian atas investasi pada aktiva nyata mampu menutupi biaya
penggunaan dana. Apabila hasil dari analisis penganggaran modal menunjukan
4
bahwa tingkat pengembalian atas aktiva nyata mampu menutupi biaya
penggunaan dana maka manajemen akan merealisasikan keputusan investasi dan
keputusan pendanaan.
Setelah manajemen keuangan mampu memilih dan menentukan jumlah
dana yang dibutuhkan dalam melakukan investasi pada aktiva nyata, maka
tanggung jawab manajemen keuangan adalah mencari sumber dana untuk
membiayai investasi pada aktiva nyata atau disebut keputusan pendanaan
(financing decisions). Keterkaitan antara keputusan investasi dan keputusan
pendanaan juga dipengaruhi oleh likuiditas. Keputusan investasi yang dibuat
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang
dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang
disebut likuiditas perusahaan (Hidayat,2010).
Dalam penelitian ini tidak akan
membahas semua faktor yang
mempengaruhi keputusan investasi, hanya beberapa faktor yang akan dibahas
dalam penelitian ini, yaitu struktur modal, cash flow, likuiditas,kesempatan
investasi, profitabilitas dan firm size.
Kelompok perusahaan yang tergabung ke dalam industri food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipilih untuk diteliti dengan
mempertimbangkan bahwa perusahaan yang tergabung dalam kelompok ini
memiliki tingkat daya persaingan yang tinggi, juga pergerakan harga saham
emiten dalam industri ini yang meningkat menarik minat investor terhadap saham
perusahaan-perusahaan ini yang dilihat dari fluktuasi harga sahamnya di Bursa
Efek Indonesia. Selain itu, perusahaan harus mampu meningkatkan nilai
5
perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal.
Keputusan investasi menjadi salah satu tolak ukur perusahaan dalam memperoleh
pengembalian (return) yang tinggi dalam berinvestasi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti melakukan
penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi (Studi Pada Perusahaan Food And
Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya terhadap
perbedaan akan hasil penelitian terdahulu di atas maka pertanyaan penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap keputusan investasi?
2. Apakah Cash Flow berpengaruh terhadap keputusan investasi?
3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap keputusan investasi?
4. Apakah Kesempatan Investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi?
5. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan investasi?
6. Apakah Firm Size berpengaruh terhadap keputusan investasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap keputusan investasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh Cash Flow terhadap keputusan investasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap keputusan investasi.
6
4. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan investasi terhadap keputusan
investasi.
5. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap keputusan investasi.
6. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size terhadap keputusan investasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan investasi
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian dapat memberikan informasi bagi manajemen
perusahaan dan digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan perusahaan
pada perusahaan manufaktur.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Karena begitu kompleknya permasalahan atau ruang lingkup pembahasan
maka untuk mempermudah dan menjadikan penulis lebih terarah maka perlu
adanya pembatasan-pembatasan, yaitu : Penelitian ini lebih difokuskan pada
variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu: Struktur Modal, Cash
Flow, Likuiditas (Current Ratio),Kesempatan Investasi, Profitabilitas (ROI), dan
Firm size. Kemudian Periode analisis dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk
jangka waktu dari Januari 2010 sampai Desember 2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Struktur Modal
Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang
dapat
diartikan
sebagai
pembelanjaan
permanen
yang
mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal
adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang
dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001). Menurut Weston dan Copeland
(1996) struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya
dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Sedangkan
struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang
jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.
Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari
struktur keuangannya. Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (1998)
struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang
perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham
biasa. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara
internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal
(internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan
yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang
7
8
(debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan
hutang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri
melalui penerbitan saham baru.
2.1.2 The Modigliani-Miller Model
Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller (yang selanjutnya disebut MM)
mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis
yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”.
MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur
modalnya (Brigham dan Houston, 2001). MM berpendapat bahwa dalam keadaan
pasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai
perusahaan, tetapi dengan adanya pajak maka hutang akan menjadi relevan
(Modigliani dan Miller, 1960 dalam Hartono, 2003).
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul
“Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang
melemahkan
asumsi
tidak
ada
pajak
perseroan.
Peraturan
perpajakan
memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi
pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan
yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam
struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang
dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkatkan
sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik
maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001).
9
2.1.3 The Trade Off Model
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut
(Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah
menyimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat
penggunaan hutang (Suad Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah penggunaan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik
tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai
perusahaan (Hartono, 2003).
2.1.4 Packing Order Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961,
sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun
1984. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menetukan hieraki sumber dana yang paling disukai.
Implikasi pecking order theory adalah perusahaan tidak menetapkan
struktur modal optimal tertentu, tetapi perusahaan menetapkan kebijakan prioritas
sumber dana (Laili Hidayat, et al, 2001). Pecking order theory menjelaskan
mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya
meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan
mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external
financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung
10
mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang
merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.
2.1.5 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling
pada tahun 1976. Menurut pendekatan ini, struktur modal tersusun sedemikian
rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan (Mamduh
M. Hanafi, 2003). Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak
konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan
pemegang saham (Van Horne dan wachowicz, 1998).
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan
perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan
bahwa manajer profesional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan,
dengan demikian belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Dengan
kata lain, manajer sebagai manusia rasional dalam pengambilan keputusan
perusahaan akan memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri (Hidayati, et, al. 2001).
Jensen dan meckling (1976) dalam Weston dan Copeland (1996) menyatakan
bahwa masalah keagenan berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal.
2.1.6 Signaling Theory
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang
prospek
perusahaan.
Perusahaan
dengan
prospek
yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan
11
setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan
hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan
prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya.
Yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi
saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu
perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka
harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun
prospek perusahaan cerah (Brigham dan Houston, 2001).
2.1.7 Asymetric Information Theory
Asymetric information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham
dan Houston (2001) adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang
berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki
investor. Ketidaksamaan informasi ini terjadi karena pihak manajemen
mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Suad Husnan,
2000). Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham
saat ini sedang overvalue (telalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan terjadi,
maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih menawarkan saham baru
(sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya).
Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru,
salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal
(sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para pemodal akan
12
menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Oleh karena
itu, emisi saham baru akan menurunkan harga saham (Saidi, 2004).
2.2 Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Sesuai Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM LK) NOMOR: KEP-101 /BL/2008 tentang Pedoman
Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal Pasal 20 ayat j
diketahui bahwa biaya ekuitas untuk saham dapat dihitung melalui dua model
yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Discounted Cash Flow (DCF)
(Bapepam- LK, 2008: 22).
CAPM merupakan suatu model yang digunakan untuk menentukan harga
suatu asset dengan mempertimbangkan resikonya. Dengan keseimbangan pasar,
suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai dengan resiko yang
tidak bisa dihindarkan/resiko yang sistematis/resiko pasar. Semakin tinggi resiko
yang tidak bisa dihindarkan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang
diharapkan dari saham tersebut. Model hubungan antara keuntungan yang
diharapkan dengan resiko yang tidak terhindarkan dapat dijelaskan dengan model
CAPM. Model ini dikembangkan oleh Sharp dan Litner (Lubis, 2008: 142).
Implikasi utama model ini adalah ekspektasi return asset berhubungan
dengan risiko asset yang disebut beta. Hubungan ekspektasi return dan beta
dijelaskan oleh Model Penentuan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing
Model . CAPM). Model ini memberikan landasan intelektual bagi beberapa
praktek sekarang ini dalam investasi. Meskipun banyak praktek yang didasarkan
13
pada berbagai pengembangan dan modifikasi CAPM. Secara teoritis, CAPM
diformulasikan sebagai berikut:
Di mana:
Rf adalah risk free rate
Rm adalah return pasar
β= beta pasar.
Sebagian asumsi yang digunakan untuk CAPM juga digunakan untuk
pendekatan normatif dalam investasi. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut
(Lubis, 2008: 142-144):
1. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat ekspektasi return dan standar
diviasi (sebagai risiko) portofolio untuk satu periode.
2. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang
identik, mereka akan memilih portofolio yang memberi ekspektasi return yang
lebih tinggi.
3. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio identik,
mereka memilih portofolio dengan standar diviasi yang lebih rendah.
4. Aset individual dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor dapat membeli
sebagian saham jika investor berminat.
5. Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat memberi pinjaman
(berinvestasi) atau meminjam uang.
6. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan. Asumsi tambahan,
7. Semua investor memiliki satu periode yang sama.
14
8. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor.
9. Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor.
10. Investor mempunyai ekspektasi yang homogen (homogeneous expectation).
Artinya mereka memiliki persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return,
standar diviasi dan kovarian sekuritas. Setiap investor mempunyai informasi yang
sama dan sepakat mengenai prospek sekuritas. Secara implisit hal ini berarti
investor menganalisis dan memproses informasi dengan cara yang sama. Pasar
sekuritas adalah pasar sempurna (perfect market), artinya tidak ada pertentangan
untuk melakukan investasi (Arifin,2005: 18). Penelitian Dhankar dan Boora
(1996) dengan judul Cost of Capital, Optimal Capital Structure and Value of
Firm Empirical Study of Indian Companies menggunakan modifikasi CAPM
untuk penilaian biaya ekuitas (cost of equity) dalam penelitiannya.
2.2.1 Teori Pemisahan (Separation Theorem)
Setiap investor akan mencapai keseimbangan pada titik singgung
portofolio yang sama. Semua investor mengahadapi efisien set yang sama, satusatunya alasan investor memilih portofolio yang berbeda adalah kalau mereka
memiliki kurva indefensi yang berbeda. Jadi investor yang berbeda akan memilih
portofolio yang berbeda dari efisien set yang sama karena mereka memiliki
pendapat yang berbeda mengenai risiko dan return. Meskipun portofolio yang
dipilih berbeda, setiap investor akan memiliki kombinasi yang sama dari sekuritas
berisiko, artinya setiap investor akan menyebarkan dananya di antara sekuritassekuritas berisiko dengan proporsi yang relatif sama, menambah pinjaman dan
pemberian pinjaman bebas risiko untuk memperoleh kombinasi risiko dan return
15
individu yang diminati. Ciri CAPM ini sering disebut teorema pemisahan
(separation theorem): Kombinan optimal dari asset berisiko bagi investor dapat
ditentukan tanpa mengetahui preferensi investor atas risiko dan return
(Subramanyam, 2008: 259).
2.2.2. Portofolio pasar
Ciri penting dari CAPM adalah pada titik keseimbangan (equilibrium)
tiap-tiap sekuritas harus memiliki proporsi bukan nol dikomposisi titik singgung
portofolio. Artinya tidak ada sekuritas dapat berada pada keseimbangan dan
memiliki proporsi di T yang bernilai nol. Dasar ciri ini terletak pada teorema
pemisahan, yang menjelaskan bahwa bagian berisiko dari setiap portofolio
investor adalah bebas dari preferensi risiko-return investor. Pembuktian teorema
ini adalah bahwa porsi portofolio berisiko investor adalah investasi di T. Jika
setiap investor membeli T dan T tidak melibatkan investasi pada setiap sekuritas,
maka tidak seorangpun yang berinvestasi pada sekuritas yang memiliki proporsi
nol di T. Akibatnya harga sekuritas tersebut akan turun, yang menyebabkan
ekspektasi return sekuritas ini naik sampai titik singgung portofolio tidak lagi
memiliki proporsi.
Portofolio pasar adalah portofolio yang terdiri dari semua sekuritas dengan
proporsi yang diinvestasikan di tiap sekuritas berkoresponden terhadap nilai pasar
relatifnya. Nilai pasar relatif sekuritas adalah nilai pasar agregat sekuritas dibagi
dengan total nilai pasar semua sekuritas. Alasan portofolio pasar memegang peran
penting di CAPM adalah bahwa efisien set terdiri dari investasi di portofolio
pasar. Jadi adalah hal yang biasa untuk menyebut titik singgung portofolio sebagai
16
portofolio pasar dan untuk menotasikannya sebagai M dan bukannya T. Dalam
teori, M terdiri tidak hanya saham biasa tetapi juga investasi lain seperti obligasi,
saham preferen (preferred stock) dan real estate. Namun, dalam prakteknya
sebagian orang membatasi M untuk saham biasa saja (Subramanyam, 2008: 256).
2.2.3 Efficient set
CAPM menentukan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio
yang efisien merupakan hal yang mudah dilakukan. Titik M memiliki portofolio
pasar dan rf menunjukkan return bebas risiko. Portofolio yang efisien berada di
sepanjang garis yang bermula dari rf sampai M dan berisi kombinasi risiko dan
return yang dapat diperoleh dengan mengkombinasikan portofolio pasar dengan
peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko. Efficient set linear dari CAPM
disebut Capital market Line (CML). Semua portofolio yang tidak menggunakan
portofolio pasar, peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko akan berada
di bawah CML, meskipun mungkin sebagian ada yang sangat dekat dengan CML.
Keseimbangan di pasar sekuritas dicirikan oleh dua hal penting. Pertama,
titik potong vertical CML (yaitu tingkat bebas risio), yang sering disebut imbalan
atas waktu menunggu (reward for waiting). Kedua, Kemiringan CML, yang
sering disebut imbalan atas risiko yang ditangung (reward per unit of risk borne).
Pada intinya, pasar sekuritas menyediakan tempat untuk memperdagangkan waktu
dan risiko dengan harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga
waktu dan harga risiko. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap
sebagai harga waktu dan harga risiko.
17
2.3 Investasi
2.3.1 Pengertian Investasi
Investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau
lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Dana yang
diinvestasikan di pasar modal adalah “dana lebih”, bukan dana yang akan
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga bukan dana yang digunakan
sebagai dana cadangan atau dana untuk keperluan darurat. Tujuan dari investasi
haruslah jelas, dari apa saja tujuan melakukan investasi di pasar modal, membuat
skala prioritas manakah yang paling penting, tingkat toleransi terhadap risiko dan
jangka waktu investasi.
2.3.2 Penggolongan investasi
Saragih (2008) menyatakan investor dapat melakukan investasi pada
berbagai jenis aset baik aset riil maupun aset finansial. Beberapa penggolongan
investasi antara lain :
a. Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi,
tanah, dan bentuk lain yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun.
Investasi jangka panjang itu sendiri terdiri dari investasi dalam sekuritas,
seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang. Investasi dalam harta
tetap berwujud yang saat ini digunakan dalam spekulasi seperti tanah yang
ditahan untuk spekulasi. Investasi yang disisihkan untuk dana khusus, seperti dana
pelunasan, dana pensiun atau dana yang digunakan untuk perluasan pabrik, dan
18
nilai penyerahan kas dari asuransi jiwa. Investasi dalam anak perusahaan yang
tidak dikonsolidasi.
b. Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek adalah investasi dalam bentuk surat-surat
berharga yang dimiliki investor dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Pengaturan investasi yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :
a. Adanya usulan-usulan investasi.
b. Estimasi arus kas dari usul-usul investasi tersebut.
c. Evaluasi arus kas tersebut.
d. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu.
e. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah
investasi dilaksanakan.
2.3.3 Macam-Macam Bentuk Investasi
Beberapa macam bentuk investasi antara lain :
1. Investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : tanah, emas, mesin,bangunan
dan lain-lain.
2. Investasi pada asset finansial (financial assets):
a. Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI, dan lain-lain.
b. Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant dan lain-lain.
Sumber dana untuk investasi:
1. Asset yang dimiliki saat ini.
2. Pinjaman dari pihak lain.
19
3. Tabungan.
2.3.4 Bentuk investasi
1. bentuk investasi berdasarkan aktiva keuangan
Menurut Jogiyanto (1999:6 pada safitri), berdasarkan aktiva keuangan
investasi dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Investasi langsung, yaitu dengan membeli langsung aktiva keuangan dari
suatu perusahaan baik melalui perantara atau cara lainnya.
2. Investasi tidak langsung, yaitu dengan membeli saham dari investasi yang
mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan.
2. Bentuk investasi berdasarkan sumbernya
a. Penanaman modal dalam negeri, yaitu investasi yang dananya bersumber dari
dalam negeri atau domestic.
b. penanaman modal asing, yaitu investasi yang modalnya bersumber dari dana
luar negeri atau internasional.
2.4. Penelitian Terdahulu
Hidayat (2010) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis
Keputusan Investasi Dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa Efek
Indonesia. Ada enam proksi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
CFAT (aliran kas dibagi aktiva tetap) adalah proksi dari likuiditas dan BM (nilai
buku ekuitas dibagi nilai pasar ekuitas) adalah proksi dari kesempatan investasi
merupakan variabel independen; D (variabel dummy, 1 untuk perusahaan
financially constrained, 0 untuk perusahaan non financially constrained);
CFAT*D (interaksi antara CFAT dengan dummy perusahaan financially
20
constrained) dan BM*D (interaksi antara BM dengan dummy perusahaan non
financially constrained) merupakan variabel moderasi; dan DER (total hutang
dibagi total ekuitas) adalah variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, dan adanya pengaruh
positif kesempatan investasi terhadap keputusan investasi, hasil bahwa likuiditas
lebih berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan FC dibanding
perusahaan NFC dan hasil kesempatan investasi lebih berpengaruh pada
perusahaan NFC dibanding perusahaan FC.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2001) meneliti analisis
hubungan antara keputusan investasi, hutang, dan deviden perusahaan-perusahaan
go public di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini meneliti variabel keputusan
investasi, hutang, deviden, ROI, pertumbuhan, dan suku bunga. Penelitian
tersebut dianalisis dengan menggunakan metode seemingly unrelated regression
(SUR) untuk mengestimasi sistem persamaan dan data yang digunakan
merupakan gabungan data cross sectional dan times series. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa antara keputusan investasi dan keputusan deviden adalah
negatif. Keputusan investasi dan keputusan hutang adalah positif, keputusan
deviden dan keputusan hutang tidak ada hubungan signifikan. Tidak ada pula
hubungan signifikan antara keputusan investasi dan profitabilitas, hubungan
keputusan investasi dan likuiditas adalah negatif dan signifikan, tidak ada
hubungan signifikan antara deviden dengan profitabilitas, tidak ada hubungan
signifikan keputusan deviden dan pertumbuhan. Hubungan antara kepuusan
21
hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan,hubungan antara keputusan
hutang dan suku bunga adalah negatif dan siginifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2005) meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdiri dari 14 perusahaan makanan dan 7 perusahaan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data yang dianalisis peneliti diambil pada tahun
2002 dan tahun 2003. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
asset, return on investment, hutang bank, struktur modal, dan tingkat penjualan.
Analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel total aktiva, laba bersih, struktur
modal, hutang bank, return on investment, tingkat penjualan, berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2008) meneliti Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada Perusahaan Konsumsi di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini menganalisis pengaruh laba bersih, struktur modal,
ROI, total hutang dan tingkat penjualan terhadap keputusan investasi pada
perusahaan barang konsumsi. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur modal,
ROI, dan tingkat penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
Faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah struktur
modal, dan hipotesis diuji menggunakan model regresi linear berganda.
Penelitian yang dilakukan oleh Bayu (2011) dengan judul Pengaruh
Financial Leverage Terhadap Keputusan Investasi dengan Growth Sebagai
Variabel Moderasi. Penelitian ini melihat pengaruh financial leverage terhadap
22
keputusan investasi dengan growth sebagai variabel moderasi. Penelitian
menggunakan sampel 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama 2003 sampai 2007. Penelitian ini tidak berhasil
membuktikan pengaruh financial leverage terhadap keputusan investasi dan
growth tidak memoderasi hubungan tersebut. Hal ini berarti growth tidak
memperkuat atau memperlemah hubungan antara leverage dengan keputusan
investasi. Dapat dikatakan bahwa penelitian ini tidak dapat membuktikan apakah
pengaruh leverage terhadap keputusan investasi lebih kuat pada perusahaan
dengan peluang pertumbuhan yang rendah dibandingkan pada perusahaan dengan
peluang pertumbuhan yang tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa yang
berpengaruh terhadap keputusan investasi adalah cash flow, Tobin’s Q, dan sales.
Penelitian yang dilakukan Sandiar (2012) dengan judul Growth
Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap
Keputusan Investasi. Penelitian ini menguji pengaruh leverage terhadap
keputusan investasi, menguji pengaruh debt maturity terhadap keputusan
investasi, menguji pengaruh growth opportunities terhadap keputusan investasi,
menguji pengaruh leverage terhadap keputusan investasi yang dimoderasi oleh
growth opportunities, dan menguji pengaruh debt maturity terhadap keputusan
investasi yang dimoderasi oleh growth opportunities pada perusahaan yang telah
go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2006 – 2010.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan
sampel sebanyak 45 perusahaan. Untuk metode pengolahan statistik digunakan uji
signifikansi fixed effect, uji hausman dan regresi data panel. Pada penelitan ini
23
ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, debt
maturity berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, growth opportunities
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, tidak ada interaksi antara
leverage dan growth opportunities sebagai moderasi dalam mempengaruhi
keputusan investasi, dan growth opportunities mampu memoderasi pengaruh debt
maturity terhadap keputusan investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Bokpin dan Onumah, (2009) menunjukkan
bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan ,free cash flow, dan kesempatan
bertumbuh memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi keputusan
investasi perusahaan.
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini merupakan hubungan antara
variabel independen yaitu Struktur Modal, Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan
Investasi, ROI, dan Firm Size
dengan variabel dependen yaitu keputusan
investasi.
3.1.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Keputusan Investasi
Struktur modal merupakan penggunaan modal sendiri dan hutang pada
suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutujan dananya
mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan mengurangi
ketergantungan pada pihak luar. Struktur modal untuk perusahaan baik akan
meningkatkan investasi perusahaan itu.Penelitian yang dilakukan Saragih (2008)
menunjukkan struktur modal berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
3.1.2 Pengaruh Cash Flow terhadap Keputusan Investasi
Arus kas yang digunakan sebagai proxy untuk kekayaan bersih internal
perusahaan. Hal ini dihasilkan oleh jumlah laba bersih setelah pajak dan
penyusutan dan amortisasi. Variabel ini diambil dari Neraca, dan Laporan Laba
Rugi perusahaan. Arus kas merupakan faktor penentu penting bagi keputusan
investasi dari perusahaan karena jika perusahaan memiliki arus kas masuk yang
cukup, dapat dimanfaatkan dalam kegiatan investasi. Dengan kata lain,
perusahaan sudah tahu tentang peluang investasi potensial. Namun, mereka tidak
bisa berinvestasi karena akses ke dana eksternal terbatas. Penelitian yang
24
25
dilakukan Ruiz porras (2011) menunjukkan bahwa cash flow berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi.
3.1.3 Pengaruh Likuiditas (Current Ratio) Terhadap Keputusan Investasi
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek. Pengertian tersebut menunjukkan apakah dengan kas yang tersedia
perusahaan mengalami kesulitan untuk mendanai investasinya atau tidak.
Perusahaan dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendanai investasinya
apabila perusahaan mampu menghasilkan kas dalam membiayai investasi.
semakin besar likuiditas perusahaan struktur modalnya/hutangnya akan semakin
berkurang, karena dengan likuiditas yang tinggi, perusahaan memiliki dana
tersedia yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan perusahaan
dengan modal sendiri, dalam pengambilan keputusan investasi biaya modal
sendiri justru diperhitungkan daripada menanggung risiko. Bukti empiris Hidayat
(2010) menemukan bahwa likuiditas berhubungan positif dengan keputusan
investasi. Sehingga ada hubungan positif antara likuiditas dengan keputusan
investasi.
3.1.4 Pengaruh Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi
Hidayat (2010:464) menyatakan bahwa jika terdapat kesempatan investasi
yang menguntungkan, maka manajer berusaha mengambil peluang-peluang
tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Karena semakin
besar kesempatan investasi yang menguntungkan, maka investasi yang dilakukan
akan semakin besar. Penelitian Kaplan dan Zingales (1997); Prasetyantoko (2007)
26
menunjukkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
3.1.5 Pengaruh Profitabilitas (ROI) Terhadap Keputusan Investasi
Menurut Birmingham dan Gapenski (2006) profitabilitas adalah hasil akhir
dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan, jadi dikatakan
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih dari
aktivitas yang dilakukan pada periode akuntasi. Hubungan profitabilitas berkaitan
dengan keputusan-keputusan antara lain keputusan investasi yaitu sebagai
pengaturan anggaran dan proyeksi keuntungan. Penelitian yang dilakukan
Wahyuningsih (2001) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi.
3.1.6 Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Investasi
Menurut Smith (1997) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mungkin
suatu faktor yang penting bukan hanya sebagai proksi agency cost tetapi juga
disebabkan biaya transaksi yang berkaitan dengan ukuran perusahaan. penelitian
yang dilakukan Adele sebuah dan Ariyo (2008), Jangili dan Kumar (2010), Li et
al. (2010), Ruiz-Porras dan Lopez-Mateo (2011) menunjukkan Firm berpengaruh
positif terhadap Keputusan Investasi. Alasannya adalah bahwa perusahaan besar
harus memiliki akses yang lebih baik ke sumber modal eksternal, arus kas yang
lebih stabil dan lebih beragam dari yang kecil. Oleh karena itu, ini menyebabkan
kegiatan investasi insentif.
27
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran teoritis tersebut diatas, maka dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Struktur Modal
(X1)
Cash Flow
(X2)
Current Ratio
Keputusan Investasi
(X3)
Kesempatan Investasi
(X4)
ROI
(X5)
Firm Size
(X6)
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir serta tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Struktur Modal (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi
2. Cash Flow (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi
3. Current Ratio (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi
4. Kesempatan investasi
(X4) berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi
5. ROI (X5) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi
6. Firm Size (X6) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 ObjekPenelitian
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Food and
Beverages yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) pada periode
penelitian tahun 2010 hingga tahun 2014.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010 sampai dengan
2014 yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam Indonesian Stock
Exchange (IDX) , ICMD pada tahun 2010 hingga tahun 2014.
4.2.2 Sampel
Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purpossive Sampling,
yaitu pemilihan sampel perusahaan terbuka yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan
dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaannya harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan
laporan keuangan berturut-turut secara lengkap di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010, 2011, 2012,2013,2014.
28
29
2. Perusahaannya harus termasuk dalam kelompok perusahaan food and
beverages. Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat
maka dari 18 perusahaan hanya mengambil 9 perusahaan, terdapat beberapa
perusahaan yang dalam periode 2010,2011,2012,2013,2014 pernah tidak
memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia.
3. Seluruh perusahaan yang diteliti masih beroperasi selama kurun waktu
penelitian (selama periode tahun 2010 hingga tahun2014).
Berdasarkan kriteria sampel diatas, maka dalam penelitian ini diperoleh
sampel sebanyak14 perusahaan. Proses pemilihan sampel tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Pemilihan sampel penelitian
No
Kriteria
Jumlah
1
Saham perusahaan yang masih aktif dibidang perdagangan yang 18
terdaftar di BEI yaitu perusahaan Manufaktur selama tahun 2010-214
2
Perusahaan yang didelisting dari bursa efek Indonesia
3
3
Perusaahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang tidak 6
lengkap berdasarkan penelitian yang akan diteliti
4
Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dan rasio 9
secara lengkap sesuai dengan variabel yang akan diteliti berdasarkan
sumber yang digunakan
30
4.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data tentang perusahaan
manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2010-2014 yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange(IDX)dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut berasal dari laporan
keuangan perbankan yang di audit dan di publikasikan di Bursa Efek Indonesia
melalui website BEI yaitu http://www.idx.co.id, dan Indonesia Capital Market
Directory
(ICMD)
yang
dicantumkan
pada
situs
resmi
Bank
Indonesia(www.bi.go.id).
4.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter, yaitu
dengan cara pengumpulan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel
sebagai deteksi keputusan investasi. Metode dokumentasi/studi kepustakaan yaitu
teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan teori-teori atau konsep yang
dapat dipakai dalam pembahasan masalah penelitian yang meliputi dokumendokumen yang sudah ada maupun jurnal dan majalah yang kemudian dilakukan
pengkajian data yang dibutuhkan yaitu mengenai jenis, ketersediaan data, cara
memperoleh data, dan gambaran cara mengolah data.
4.5 Metode Analisis Data
4.5.1 Statistik Deskriptif
Analisis Statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan melihat tabel
deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean,nilai minimal dan maksimal
31
serta standar deviasi semua variabel tersebut. pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
4.5.2 Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, heterokedastisitas. dan autokorelasi.
4.5.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005: 111) adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melihat normalitas data dalam penelitian ini yaitu:
1. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data
normal berbentuk lonceng (Bell shaped). Data yang baik adalah data yang
memiliki pola distribusi normal. Jika data menceng ke kanan atau
menceng ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak berdistribusi
secara normal.
2. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
32
4.5.2.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali(2011),ujimultikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah
model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antara
variable
bebas(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidakterjadi korelasi di
antara variable independen. Dasar yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolonieritas dalam model regresi (Ghozali, 2011) adalah:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifika nmempengaruhi variable
dependen.
2. Menganalisis matrikkorelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variable independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari
0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF), suatu model regresi yang bebas dari masalah
multikolonieritas apabila mempunyai nilai toleransi ≤ 0,1dannilai VIF
≥ 10.
4.5.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t sebelumnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
digunakan uji Durbin Watson. Uji ini akan menghasilkan nilai d, yang akan
33
menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi pada batas-batas
tertentu. Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2001):
1. Jika 0 < d < dl, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan.
3. Jika 4-dl < d < 4, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi
negatif.
4. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada keputusan.
5. Jika du < d < 4-du, maka hipotesis nol tidak ditolak, yang berarti tidak ada
autokorelasi.
4.5.2.4 Uji Heterokedastisitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 108) uji heterokedastisitas bertujuan
untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan
jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu
homokedastisitas.
Pengujian
dilakukaan
dengan
Scatter-Plot
dengan
menggunakan SRESID dan ZPRED pada sofiware IBM SPSS Statistics.Dasar
pengambilan keputusannya :
34
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau
terjadi homokedastisitas.
4.5.3 Regresi Linear Berganda
Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear
berganda yang diolah melalui pengolahan IBM SPSS Statistics 22. Model ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan persamaan sebagai berikut:
Model regresi linier berganda:
INV = β0 + β1SM+ β2CF + β3 CURRENT + β4KESINV + β5ROI + β6FZ+ e
INV = Keputusan Investasi
SM = Struktur Modal
CF = Cash Flow
CURRENT = Current Ratio Sebagai Proksi Likuiditas
KESINV = Kesempatan Investasi
ROI = Return On Investment Sebagai Proksi Profitabilitas
FZ = Firm Size
e = error term
35
Model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini telah
memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
4.5.4 Pengujian Hipotesis Penelitian
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan
untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata – rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui.
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Hâ‚€ ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Hâ‚€ diterima.
4.5.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
36
4.5.4.2 Uji secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai
untuk mengestimasi variabel terikat. Bentuk pengujian:
H0 : b1= b2= b3= b4= b5= 0, artinya variabel Struktur Modal, Cash Flow (CF),
likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) yang
terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel
Keputusan Investasi.
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya variable Struktur Modal, Cash Flow (CF),
likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) yang
terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel Keputusan
Investasi. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada
tingkat signifikansi (α) = 5%.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:
Terima H0 bila Fhitung≤Ftabel
Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung> Ftabel
4.5.4.3 Uji secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian:
H0 : b1=b2=b3= b4= b5= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi,
dan Profitability (ROI) terhadap Keputusan Investasi.
37
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi,
dan Profitability (ROI) terhadap Keputusan Investasi. Pada penelitian ini nilai
thitungakan dibandingkan dengan ttabelpada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah:
H0 diterima jika : -ttabel ≤ thitung≤ ttabel
H1 diterima jika : thitung > ttabel
thitung≤ - ttabel
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Untuk mempermudah dalam penganalisian maka tiap variabel
akan didefinisikan secara operasional.
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi sebagai variabel dependen adalah suatu kebijakan
atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset
untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang atau permasalahan
bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk –
bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan
datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan
menunjang tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi
tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Dirumuskan sebagai selisih total
aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi
dengan total aktiva tahun sebelumnya (Saragih:2008).
38
Keputusan investasi
=
Total Aktiva t – Total Aktiva t-1
Total Aktiva t-1
(Sumber : Saragih:2008, Moh’d, et al, :1995, Fama, et al, :2000)
Keterangan:
TA t
: Total Aktiva tahun berjalan
TA t-1 :Total Aktiva tahun lalu
2 . Struktur Modal
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara
total hutal yang dimiliki perusahaan dengan modal sendri. Total hutang terdiri dari
hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri dari
modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat
dihitung dengan rumus :
DER =
Total Hutang
Total Modal Sendiri
Sumber : (Helfert 1997:97)
3 Cash Flow
Perusahaan denagna rus kas besar mampu untuk membiayai seluruh atau
sebagian suatu proyek investasi baru. Walaupun proyek investasi baru didanai
oleh utang baru maka arus kas yang besar mempertahankan kemampuan
perusahaan untuk membayar cicilan pokok utang dan bunga utang baru tersebut.
Sebaliknya, arus kas yang kecil mengurangi kemampuan perusahaan untuk
39
membiayai investasi baru atau untuk membayar utang baru yang diterbitkan untuk
mendanai investasi baru.
Cash flow =netincome + penyusutan dan/atau amortisasi
aktiva tetap
Sumber : Hidayat :2010)
Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang
memiliki arus kas relative besar akan termotivasi untuk meningkatkan jumlah
investasinya. Sedangkan perusahaan yang memiliki arus kas relative kecil
cenderung mengurangi jumlah investasinya.
4. Likuiditas
Likuiditas sebagai variabel independen yang diproksikan dengan current
rasio.
Menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang dimiliki emiten dalam
membayar kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi rasio, semakin baik.
Current ratio/ rasio lancar =
Aktiva Lancar/Harta Lancar
Kewajiban Lancar/Hutang Lancar
(Sumber : Hidayat:2010)
5. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi di proksikan Market to Book Value of Equity Ratio
(MVE/BVE). Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return dari
nvestasi perusahaan akan lebih besar di masa depan dari return yang diharapkan
dari ekuitasnya.
40
MVE/BVE = Jumlah Lembar Saham Beredar x Closing Price
Total Ekuitas
(Sumber : Smith & Watt:1992, Fama& French:1998, Hasnawati:2005)
Keterangan :
Closing Price = Harga penutupan saham
6. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan proksi ROI (Return On Investment). Rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan untuk mengetahui efektivitas perusahaan
dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya.
ROI = Laba bersih setelah pajak
Total Investasi
(Sumber: Rachman: 2009)
7. Firm Size
Ukuran perusahaan merupakan ukuran besarnya perusahaan berdasarkan
jumlah asset yang dimilikinya.Ukuran untuk menentukan variable ini adalah log
natural dari total assets. Size dapat dirumuskan sebagai berikut:
Size = Ln to Total Assets
(Sumber : Chrutchley dan Hansen, 1989)
41
Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini
dapat disajikan dalam Tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel
No
Jenis variabel
Definisi
Pengukuran
1
Keputusan
Investasi
Selisih total aktiva
tahun
berjalan
dengan total aktiva
tahun sebelumnya
yang
kemudian
dibagi dengan total
aktiva sebelumnya.
2
Struktur
Modal
Perbandingan
hutang
dengan
modal sendiri
3
Cash Flow
Aliran kas bersih
yang
merupakan
hasil dari EAT plus
depresiasi
4
Likuiditas
Keuangan
perusahaan
menghasilkan kas
yang
dapat
memenuhi
kebutuhan jangka
panjang
maupun
jangka pendek
Referensi
Sumber
:
Saragih:2008,
Moh’d, et al,
:1995, Fama, et
al, :2000
DER = Total Hutang
Total Modal Sendiri
Sumber
:
Helfert:1997:97
Sumber:
Hidayat:2010
Sumber:
Hidayat:2010
Nilai
perusahaan
yang
besarnya
tergantung
pada
pengeluaran yang
ditetapkan
manajemen di masa
yang akan datang
yang
diharapkan
akan menghasilkan
return yang lebih
besar.
Sumber : Smith
& Watt:1992,
Fama&
French:1998,
Hasnawati:2005
5
Kesempatan
Investasi
6
Profitabilitas
Kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba
ROI = laba bersih setelah pajak
Total investasi
Sumber:
Rachman: 2009
Firm Size
log natural
total assets
Size = Ln to Total Assets
Sumber
:
Chrutchley dan
Hansen, 1989)
7
dari
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan khususnya perusahaan makanan dan minuman yang
telah mengeluarkan laporan keuangan secara kontinu dari tahun 2010-2014
periode waktu penelitian.
Dalam siklus kegiatan perusahaan food and beverages ini hanya
menghasilkan produk- produk makanan dan minuman sebagai output dari barang
produksi perusahaan, seperti snack, biskuit, susu kemasan dan lainnya.
Sehingga dalam penelitian ini menggunakan perusahaan makanan dan
minuman yang masuk dalam kategori industri manufaktur di BEI. Dalam metode
purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau
kriteria, maka diperoleh 9 sampel penelitian dari 18 perusahaan yang masuk
dalam sector kategori food and beverages yang terdaftar di bursa efek Indonesia
selama periode tahun 2010-2014. Sebelum membahas mengenai pembuktian
hipotesis, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai kondisi dari masing-masing
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk
Riwayat perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dimulai pada tahun
1959 ketika bapak Tan Pia Sioe mendirikan perusahaan bihun cap”Cangak Ular”
di Sukoharjo, Jawa Tengah. Perusahaan ini menghasilkan bihun jagung dengan
42
43
visi menghasilkan produk yang berkualitasdengan harga yang terjangkau bagi
masyarakat. Pada tahun 1978 bapak Tan Pia Sioe meninggal, kepemimpinan
diambil alih oleh bapak Priyo Hadisusantopada tahun 1980, proses produksi
mengalami moderinisasidengan pembelian mesin dari Taiwan dan berhasil
pemimpin pasar daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta.
PT Tiga Pilar Food Tbk, didirikan pada tahun 1992 oleh generasi ketiga
dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2002. PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan
di Sukoharjo Jawa Tengah dengan produk bihun beras dan mie kering. PT Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk mampu meraih sebagai pemimpin pasar di Indonesia
dan memperluas jaringan ke Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Lampungdan Bali.
Pada tahun 1995 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mendirikan pabrik di
Karanganyar dengan produk mie kering. Pada tahun 1999, PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk di tunjuk oleh Internasional Relief Development (IRD) sebagai lembaga
swadaya masyarakat dari Amerika yang bekerja sama dengan departement
pertanian Amerika (USDA) dalam penyediaan mie kering bersubsidi untuk
masyarakat kelas bawah.
Tahun 2000, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk membangun industri
makanan terpadu seluas 25 Ha di Sragen yang dijadwalkan selasai tahun 2003.
Pada tahun 2001, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mulai relokasi pabrik baru di
Sragen dan memasuki bisnis produksi makanan dengan membangun unit produksi
mie instan. Pada tahun 2002, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbkmenerapkan sistem
manajement modern untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutandalam
produk dan efisiensi. Pada tahun tersebut PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
44
mendapat sertifikat ISO 9001 : 2000 dari BISQA Assasment dan pada tahun 2005
mendapat sertifikat HACCP.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki dua kategori produk yaitu
produk makanan dalam kemasan dan produk industrial. Perbedaan dari kedua
produk tersebut adalah tenyang bagaimana produk itu dikonsumsi secara langsung
tanpa perlu diolah terlebih dahulu. Produk yang termasuk dalam produk kemasan
antara lain mie instan, bihun instant, biskuit, wafer dan permen.
Produk industrial harus dioalh terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Produk yang termasuk produk industrial antara lain mie kering dan bihun kering.
Target market untuk produk makanan dalam kemasan adalah penjual makanan.
Terlepas dari segi bisnis dan teknologi baru PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
memiliki kelebihan tersendirisebagai perusahaan yang sadar akan kewajiban
sosial dan lingkungan. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, telah melakukan
berbagai macam upaya untuk menjamin keberlangsungan hidup dengan
diperolehnya AMDAL dan juga mengunakan instalasi pengolahan limbah (IPAL)
berstandar modern untuk manajemen pengolahan limbah.
Visi :
1. Menjadi perusahaan modern yang memproduksi makanan dan minuman dalam
kemasan yang berikan nilai tambah tinggi kepada pelanggan.
2. Masuk dalam 5 besar produsen makanan dan minuman di Indonesia tahun 2010
dan kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020.
Misi :
45
1. Kami menyajikan makanan dan minuman dalam kemasan yang berkualitas
dengan harga terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia.
2 Kami bekerja melandaskan falsafah dan nilai-niai perusahaan yang menjunjung
tinggi pemuasan harapan pelanggan dengan mengendalikan pada penawaran
produk-produk
yang
inovatif
dan
dengan
ketersediaan
produk
yang
berkesinambungan.
2. PT Delta Djakarta Tbk.
PT Delta Djakarta didrikan pada tahun 1932 (“perseroan”) oleh suatu
kelompok uasaha Jerman yang pada awalnya bernama Archipel Brouwerij NV,
selanjutnya kelompok usaha Belanda mengambil alih Perseroan dan mengubah
namamnya menjadi NV De Oranje Brouwerij.
Tahun 1970, Perseroan berubah nama menjadi dengan namayang dikenal
saat ini, PT Delta Djakarta. Pada tanggal 27 februari 1984, PT Delta Djakarta
menjadi salah satu dari kelompok pertama perusahaan-perusahaan yang telah
mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan membuka jalan untuk
berkembang sebagai salah satu pemain utama pada industri bir di negeri ini.
Pada tahun 1993, PT Delta DjakartaTbk menjadi bagian dari perusahaan
makanan, minuman dan kemasan terbuka terbesar di Asia Tenggara pada saat San
Miguel Corporation yang berkedudukan di Filipina, mengakuisisi kepemilikan
saham mayoritas Perseroan. Pemegang saham utama Perseroan lainnya adalah
Pemerinta Daerah DKI Jakarta.
Pada tahun 1997, Perseroan memindahkan pabriknya dari Jakarta Utara
kelokasi operasinya saat ini di bekasi.
46
Perseroan memiliki anak perusahaan PTJangkar Delta Indonesia yang
didirikan pada tahun 1998 yang bertindak sebagai distributor tunggal PT Delta
Djakarta Tbk, dengan jaringan distribusi yang tersebar dari mejandi Sumatera
Utara sampai ke Jayapura di Papua.
Pada tahun 2004, perseroan mengakuisisi kepemilikan saham PT San
Miguel Indonesia Foods and Beverages yang berdomisili di Cibitung Bekasi.
Perseroan memproduksi dan mendistribusikan produk Bir pilsener dan Bir
hitam untuk pasar domestik dengan merek dagang Anker Bir, Anker Stout,
Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light and Kuda Putih, serta produk
minuman
non-alkohol
dengan
merek
dagang
sodaku.
Perseroan
juga
memproduksi dan mengekspor berbagai merek bir pilsener.
Misi:
1) Memproduksi minuman berkualitas dan aman dengan biaya optimal, yang akan
memberikan hasil terbaik untuk pelanggan, melaui karyawan dan mitra bisnis
yang handal.
2) Memberi keuntungan yang terbaik kepada pemegang saham.
3) Memberi kesempatan kepada karyawan untukmengembangkan kemampuan
diri dari profesionalisme di lingkungan kerja.
4) Peduli terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan pesudahaan.
Visi: Menjadi nomor satu di pasar minuman berbasis malt di Indonesia.
3.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk, (“Indofood
atau perseroan”) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food
47
Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses
produksi makanan, mulai dari produksi hingga pengelolaan bahan baku hingga
menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, indofood dikenal sebagai
perusahaan yang mapan dan terkemuka disetiap kategori bisnisnya. Dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya indofood dari ketangguhan model bisnisnya
yang terdiri dari empat kelompok usaha strategis (“group”) yang saling
melengkapi.
Produk konsumen bermerek (“CBP”). Kegiatan usahanya di laksanakan
oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), yang sahamnya tercatan di
Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal 7 oktober 2010. ICBP merupakan
salah satu produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang
memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk
ICBP merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk
makanan dalam kemasan.
Bogasari memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dari
pasta. Kegiatan usaha grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.
Agribisnis kegiatan operasional di bidang agribisnis di jalankan oleh PT
Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”) dan PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
(“Lonsum”) yang sahamnya tercatat di BEI, serta merupakan anak perusahaan
Indofood Agri Resources Ltd. ( “IndoAgri”), yang sahamnya tercatat di Bursa
Efek Singapur. Kegiatan usaha utama grup ini meliputi penelitian dan
pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga
produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening bermerek. Di
48
samping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan
pengolahankaret dan tebu serta tanaman lainnya.
Distribusi memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup
ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen indofood dari anak-anak
perusahaannya serta berbagai produk pihak ketiga.
Visi: Perusahaan Total Food Solutions
Misi:
1) Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutab.
2) Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi
kami.
3) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan.
4) Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan.
4. PT. Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada tahun
1990. Bidang dan Kegiatan Usaha Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memiliki 6
(enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun
terintegrasi, Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang
memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market
leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada
kategorinya masing masing. Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut
diantaranya : Permen Kopiko, pelopor permen kopi; Astor, pelopor wafer stick;
49
Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat; Choki-choki, pelopor coklat
pasta; Energen, pelopor minuman cereal; Kopi Torabika Duo dan Duo Susu,
pelopor coffee mix.
Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu
dibidang pengolahan makanan dan minuman. Sesuai dengan tujuannya, Perseroan
bertekad akan terus menerus berupaya meningkatkan segala cara dan upaya untuk
mencapai hasil yang terbaik bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha,
pemegang saham, dan para konsumennya. Jumlah Karyawan dan Sumber Daya
Manusia Jumlah karyawan Perseroan per 31 Desember 2010 seluruhnya 7.090
orang atau bertambah 867 orang dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 6.223
orang. Menjadikan Sumber Daya Manusia menjadi semakin berkwalitas terus
menerus diprogramkan oleh Divisi
Sumber Daya
Manusia
Perseroan.
Diantaranya adalah dengan semangat menumbuhkan “Learning Culture”
dilingkungan Perseroan. Seiring dengan perhatian dan komitmen dari manajemen
pada pengembangan Sumber Daya Manusia, metode metode SDM dengan konsep
“Talent Management” terus dikembangkan, dengan demikian Perseroan dapat
menjawab tantangan percepatan dunia usaha dengan ketersediaan SDM yang
mamadai. Saat ini satu lagi kemajuan yang telah diraih, yaitu adanya “Human
Resource Information System” dimana prosedur kepersonaliaan dan perekrutan
yang diadakan dapat terkoneksi dengan baik sehingga “people development”
berbasiskan kompetensi termasuk dengan penataan “grading structure” dapat
lebih
dimaksimalkan.
Konsep
“Talent
Management”
pun
dapat
lebih
dimaksimalkan dengan upaya menjaring tidak hanya lulusan lulusan baru yang
50
berprestasi untuk dipersiapkan menjadi “Future Leader” melalui “Mayora
Development Program”, namun Perseroan juga memberi kesempatan kepada
seluruh karyawan yang potensial untuk berkembang melalui “Mayora
Development Program – Internal Source”.
Visi dan Misi Perusahaan: 1) Menjadi produsen makanan dan minuman
yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen domestik maupun
internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis.
2) Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri dan
memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perseroan. 3) Dapat
memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana Perseroan
berada.
5. PT. Prasidha aneka Niaga Tbk
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (IDX:PSDN) merupakan perusahaan
multinasional yang kegiatan dan usaha utamanya adalah pengolahan dan
perdagangan karet remah, kopi bubuk, kopi instan, serta kopi biji. Produksi karet
remah dilakukan Kantor Cabang Perseroan di Palembang, Sumatera Selatan.
Produksi kopi bubuk, kopi instan dan ekstrak kopi dilakukan oleh anak
perusahaan Perseroan yaitu PT. Aneka Coffee Industry di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pengolahan kopi biji dilakukan di Kantor Cabang Perseroan di Palembang dan
Bandar Lampung dan anak Perusahaan PT. Aneka Bumi Kencana di Surabaya.
Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian nomor 7 tanggal 16 April 1974,
semula bernama PT Aneka Bumi Asih dan berkedudukan di Jakarta. Mendapat
Pengesahan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman nomor Y.A.5/358/23
51
tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Berita Negara nomor 37 tanggal
10 Mei 1994, Tambahan nomor 2488.
Berdasarkan Akta Nomor 189 tanggal 25 April 1984, telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Nomor C2-4686.HT.01-04.Th.84 tanggal 21
Agustus 1984, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Palembang tanggal 11
September 1984 dibawah Nomor 84/1984, dan telah diumumkan dalam Berita
Negara tanggal 10 Mei 1994 Nomor 37 Tambahan Nomor 2489, tempat
kedudukan Perseroan dipindahkan dari Jakarta ke Palembang.
Dengan Akta nomor 39 tanggal 29 Desember 1993 tentang Perubahan
Anggaran Dasar, Perseroan berganti nama menjadi PT Prasidha Aneka Niaga
(PAN) dan telah mendapat Persetujuan Menteri Kehakiman dalam Surat
Keputusan nomor C2-3792. HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994, yang
diumumkan dalam Berita Negara nomor 40 tanggal 20 Mei 1994 Tambahan
nomor 2678. Dalam rangka melakukan Penawaran Umum, Perseroan merubah
seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta nomor 127 tanggal 10 Mei 1994 dan
telah mendapat Persetujuan Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan nomor
C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 yang diumumkan dalam Berita
Negara nomor 58 tanggal 21 Juli 1995 Tambahan nomor 6079.
Pada tanggal 24 Mei 1994 Perseroan telah menandatangani Perjanjian
Pendahuluan Pencatatan Efek dengan Bursa Efek Jakarta, disusul pada tanggal 1
Juni 1994 dengan Bursa Efek Surabaya dengan jumlah 30.000.000 (tiga puluh
juta) saham Perseroan dengan nilai nominal Rp1.000,- untuk ditawarkan kepada
masyarakat dengan harga Penawaran Rp3.000,- per saham. Pada tanggal 22
52
September 1994, Perseroan mendapatkan Pemberitahuan Efektif Pernyataan
Pendaftaran nomor S-1645/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
Perseroan telah menerbitkan Prospektus pada tanggal 26 September 1994 dalam
rangka Penawaran Umum atas sahamnya. Penawaran Perdana telah dilakukan di
Bursa Efek Jakarta pada tanggal 18 Oktober 1994.
Dengan Akta nomor 7 tanggal 10 April 1997 tentang Perubahan Anggaran
Dasar yang telah mendapatkan Persetujuan dengan Surat Keputusan Menteri
Kehakiman nomor C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 serta
Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar nomor C2-HT.01.04A.7887
tanggal 15 Mei 1997, Anggaran Dasar Perseroan disesuaikan dengan UndangUndang Perseroan Terbatas nomor 1 tahun 1995 dan Undang-Undang Pasar
Modal nomor 8 tahun 1995, yang telah di umumkan dalam Berita Negara nomor
43 tanggal 30 Mei 1997 Tambahan nomor 2135. Dalam perubahan Anggaran
Dasar tersebut selain dibagikan saham bonus, nilai Nominal Saham dari
Rp.1.000,- per saham berubah menjadi Rp.500,- per saham. Modal Dasar
Perseroan ditingkatkan dari 300.000.000 (tiga ratus juta) saham dengan nilai
Rp.300.000.000.000,- (tiga ratus miliar rupiah) menjadi 1.440.000.000 (satu
miliar empat ratus empat puluh juta) saham dengan nilai Rp.720.000.000.000,(tujuh ratus dua puluh miliar rupiah). Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
menjadi 360.000.000 (tiga ratus enam puluh juta) saham dengan nilai
Rp.180.000.000.000,- (seratus delapan puluh miliar rupiah) Dengan Persetujuan
RUPS tanggal 27 Juni 2001 diputukan saham Perseroan (kode PSDN) terhitung
53
mulai tahun 2001 menyatakan keluar (Delist) dari pencatatan di Bursa Efek
Surabaya.
Berdasarkan Akta Nomor 42 tanggal 8 November 2004, yang
pelaporannya telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor C-28241 HT.01.04. TH.2004 tanggal 10
November 2004, Modal Ditempatkan dan Di setor Penuh Perseroan menjadi
1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) saham dengan nilai
nominal seluruhnya Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus dua puluh miliar Rupiah).
Berdasarkan Akta nomor 10 tanggal 20 Oktober 2008. Perubahan Seluruh
Anggaran Dasar ini untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan
Terbatas nomor 40 Tahun 2007 serta Peraturan Bapepam-LK nomor IX.J.1
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor Kep-179/BL/2008 tanggal 14
Mei 2008. Perubahan mana telah mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia nomor AHU- 97905.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 18 Desember
2008 dan terdaftar dalam Daftar Per seroan nomor AHU- 0123352.AH.01.09
Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008.
Dalam Perubahan Anggaran Dasar ini, domisili Perseroan pindah dari
Palembang ke Jakarta Selatan. Alamat kedudukan Perseroan sekarang di Plaza
Sentral – Lantai 20, Jl. Jenderal Sudirman No. 47, Jakarta Selatan 12930. Terakhir
Anggaran Dasar Perseroan diubah berdasarkan Akta Nomor 267 tanggal 29
Nopember 2011 yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-04784. AH.01.02.Tahun 2012 tanggal
54
30 Januari 2012 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0007786.
AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012. Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan tersebut sehubungan dengan Kuasi Reorganisasi yang dijalankan
dengan pengurangan nilai nominal saham dari Rp.500,- menjadi Rp.175,- per
saham dan pengurangan Nilai Modal Dasar dari Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus
dua puluh miliar Rupiah) menjadi Rp.252.000.000.000,- (dua ratus lima puluh dua
miliar Rupiah) yang terbagi atas 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat
puluh juta) lembar saham serta pengurangan Modal Ditempatkan yang telah
disetor penuh dari Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus dua puluh miliar Rupiah)
menjadi Rp.252.000.000.000,- (dua ratus lima puluh dua miliar Rupiah) yang
terbagi atas 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) lembar
saham.
6. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera
Pioneerindo) didirikan pada tahun 1983. Menjadi salah satu perusahaan pertama
di Indonesia yang memperkenalkan model restaurant cepat saji berbahan dasar
ayam dengan nama dagang California Pioneer Chicken, terwaralaba Pioneer Take
Out dari Amerika Serikat, Perusahaan tumbuh menjadi salah satu restoran cepat
saji favorit masyarakat berkat kualitas produk dan layanannya.
Pada tahun 1989, setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji
dalam penguasaan pasar, Perusahaan meningkatkan diri dari franchisee menjadi
franchisor yang memproduksi dan memasarkan merek sendiri,yaitu California
Fried Chicken (CFC). Basis usahapun diperkuat dengan membentuk franchise
55
dan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Putra Asia Perdana Indah dan PT
Mitra Hero Pioneerindo, guna mendukung penuh kinerja Perusahaan dengan pola
kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah kekuatan sinergi untuk
memacu pertumbuhan usaha.
Selain CFC, Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan menggarap
peluang pasar berikutnya, melalui Cal Donut pada tahun 1993. Kepercayaan
publik adalah hal penting dan senantiasa dijaga. Itu sebabnya Perusahaan
senantiasa menjaga stabilitas dan kontinuitas usaha yang berpegang teguh kepada
komitmen kualitas. Perusahaan mencatatkan diri sebagai Perusahaan publik di
Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada bulan April 1994.
Pada tahun 1996, Perusahaan sekali lagi membuat langkah penting dalam
sejarah usahanya dengan membuka Sapo Oriental, sebuah restoran keluarga yang
disambut baik oleh masyrakat, membuktikan kemampuan Perusahaan dalam
mengenali pasar. Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan dunia usaha
khususnya industri makanan cepat saji. Meningkatnya persaingan dan kesadaran
masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk
terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2001
Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama
Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Saat ini Perusahaan telah berkiprah selama 31 tahun, selama kurun waktu
tersebut banyak manfaat yang telah disumbangkan kepada masyarakat Indonesia,
diantaranya dapat menciptakan lapangan kerja, memperkaya cita rasa kuliner
Indonesia, ikut aktif dalam berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility –
56
CSR dan lain sebagainya. Dari sisi dalam Perusahaan juga terus menyesuaikan
diri dengan permintaan pelanggan seiring dengan perubahan zaman, dengan
melakukan improvisasi kualitas di segala bidang, seperti : produk, tampilan outlet
serta layanan. Dalam pelaksanaannya Perusahaan menyadari masih banyak
kekurangan yang harus dilakukan, namun dengan ketulusan dan kerja keras
segenap karyawan, Perusahaan berkenyakinan kekurangan yang ada dapat diatasi.
Untuk mewujudkan Perusahaan menjadi restoran pilihan utama dari pelanggan.
Pada akhir tahun 2014, Perusahaan memiliki 273 gerai dengan 3 merek dagang
dan didukung oleh 2.056 karyawan tetap.
7. PT. Sekar Laut Tbk
PT Sekar Laut Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri,
pertanian, perdagangan, dan pembangunan, khususnya dalam industri kerupuk,
saos dan bumbu masak. Proses produksi krupuk telah dilakukan oleh pendiri sejak
tahun 1966, dimulai dari industri rumah tangga. Pada tahun 1876 PT Sekar Laut
didirikan dan produksinya mulai dikembangkan dalam skala industri besar. Pada
tahun 1996, proses pembuatan krupuk telah dikembangkan dengan teknologi
modern, yang mengutamakan kebersihan, kualitas dan nutrisi. Kapasitas produksi
krupuk juga meningkat. Produk krupuk dipasarkan didalam dan diluar negeri.
Perusahaan juga telah berkembang dan memproduksi saos tomat, sambal,
bumbu masak dan makanan ringan. Produk-produknya dipasarkan dengan merk
“FINNA”. Selain pemasaran produk sendiri, perusahaan juga bekerja sama
dengan perusahaan makanan lainnya, didalam membantu memproduksikan dan
menyuplai produk makanan sesuai kebutuhan masing-masing.
57
Pada tanggal 8 September 1993 sahamnya didaftar untuk diperdagangkan
di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. PT. Pangan Lestari adalah anak perusahaan
yang bergerak dibidang industri untuk produk-produk PT. Sekar Laut Tbk dan
Sekar Group pada umumnya, serta produk makanan lainnya. PT. Pangan Lestari
juga menangani distribusi produk-produk konsumen produksi lokal maupun
impor. Jaringan distribusi melalui cabang-cabang di kota-kota besar di daerah
Jawa dan Bali.
PT Pangan Citarasa Nusantara, direncanakan mulai beroperasi pada tahun
2016, di bidang perdagangan dan industri makanan. PT CJ Cheijedang Lestari dan
PT CJ Food Lestari, adalah perusahaan patungan dengan perusahaan Korea, CJ
Cheiljedang, di bidanng produksi makanan dan distribusi.
Visi :
1. Membuat komunitas dunia lebih tahu akan produk-produk makanan
dengan kualitas produk yang bagus, sehat dan bergizi.
2. Mempertahankan posisi sebagai perusahaan nomor satu dalam bidang
industri krupuk.
Misi :
1. Membantu mengolah sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dengan
tujuan untuk menyediakan makanan yang bergizi dan berkualitas.
2. Membantu memberi pangan masyarakat seluruh dunia.
3. Membantu membangun da meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial
masyarakat Indonesia.
58
8. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
Didirikan tahun 1973, PT. Tunas Baru Lampung menjadi salah satu
anggota kelompok usaha Sungai Budi yang dibentuk tahun 1974 dan menjadi
salah satu perintis industri pertanian di Indonesia. Keterlibatan tersebut berasal
dari keinginan mendukung kemajuan negara dan memanfaatkan keunggulan
kompetitif Indonesia di bidang pertanian. Saat ini, kelompok usaha Sungai Budi
merupakan salah satu pabrikan dan distributor pertanian terbesar di Indonesia
berbasis produk konsumen. Anggota yang lain dalam kelompok usaha Sungai
Budi adalah perusahaan publik PT Budi Starch & Sweetener Tbk, pabrikan tepung
tapioka terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia. Sejak PT Tunas Baru
Lampung mulai beroperasi di Lampung pada awal 1970, Perseroan telah
berkembang menjadi salah satu produsen minyak goreng terbesar dan termurah.
PT Tunas Baru Lampung pertama kali terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta tanggal
14 Februari 2000.
Perseroan juga memasuki pasar yang baru tahun 1996 di Jawa Timur
dengan mengakuisisi sebuah pabrik penyulingan minyak goreng. Perseroan
melihatnya sebagai pintu gerbang memasuki pasar Indonesia Timur lainnya
seperti Kalimantan, Bali, Lombok, Maluku dan Papua.
Sejak akuisisi ini, Perseroan telah meningkatkan efisiensi pabrik
penyulingan Jawa Timur dan memperluas kapasitas produksi di tahun 1999.
Perseroan juga telah meningkatkan kapasitas pabrik penyulingan dan membangun
pabrik CPO kedua di Lampung meneruskan hasil Penawaran Umum Pertama,
sejak tahun 2000. Dan mengakusisi PT Agro Bumi Mas di tahun 2004 , yang
59
menjadikan Perseroan memiliki pabrik pengolahan CPO yang ketiga. Pada saat ini
Perseroan sedang membangun pabrik CPO di daerah Bengkulu, Lampung Timur
dan Riau. Perseroan bertekad meningkatkan produksi dan menjaga kualitas
produk-produk Perseroan. Sebagai tambahan untuk minyak goreng nabati,
Perseroan juga memproduksi, stearine, minyak sawit, minyak inti sawit dan
produk lain seperti sabun cream dan sabun cuci dengan memanfaatkan asam
lemak, sebagai produk sampingan hasil pengolahan CPO.
VISI :
“Menjadi produsen Minyak Goreng nabati dan turunannya yang terintegrasi
penuh dengan biaya produksi yang rendah dan ramah lingkungan”
MISI :
1. Mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang terintegrasi di
bisnis inti kami dengan tetap menjaga pengeluaran biaya yang terkontrol.
2. Ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar
bisnis unit.
3. Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku di
dalam segala aspek pengembangan , produksi serta pengolahan dengan
menerapkan standar GMP dan GAP .
4. Mengembangkan tim manajemen yang professional yang berintegritas
tinggi dan di dukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan
termotivasi.
5. TBL Group tetap berpegang teguh pada nilai nilai Group yang telah teruji
waktu. Nilai – nilai tersebut telah membantu kami dalam membentuk
60
hubungan yang akrab dan erat dengan pemangku kepentingan . Kami
sangat menghargai hubungan ini dan akan berupaya untuk memastikan
bahwa kepercayaan tersebut akan tetap menjadi pilar pertumbuhan TBL
Group.
9. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak awal tahun 1960an oleh
Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk (“Perseroan”) dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini
telah menjadi salah satu perusahaan yang cukup terkemuka di bidang industri
makanan & minuman di Indonesia.
Pada periode awal pendirian Perseroan bergerak di bidang susu murni
yang pada saat itu pengolahannya dilakukan secara sederhana. Pada pertengahan
tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan teknologi pengolahan secara
UHT (Ultra High Temperature) dan cara pengemasan dengan kemasan karton
aseptik (Aseptic Packaging Material).
Pada tahun 1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk
minuman susu cair UHT dengan merk dagang “Ultra Milk”, tahun 1978
memproduksi minuman sari buah UHT dengan merk dagang “Buavita”, dan tahun
1981memproduksi minuman teh UHT dengan merk dagang “Teh Kotak”.
Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih dari 60 macam jenis
produk minuman UHT dan terus berusaha untuk senantiasa memenuhi kebutuhan
dan selera konsumen-konsumennya. Perseroan senantiasa berusaha untuk
61
meningkatkan kualitas produk-produknya, dan selalu berusaha untuk menjadi
market leader di bidang industri minuman aseptik.
Pada tahun 1982 Perseroan memperoleh lisensi dari Kraft General Food
Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan produk keju dengan merk dagang
“Kraft”. Pada tahun 1994 kerjasama ini ditingkatkan dengan didirikannya
perusahaan patungan PT Kraft Ultrajaya Indonesia, dan Perseroan telah ditunjuk
sebagai exclusive distributor untuk memasarkan produk yang dihasilkan oleh PT
Kraft Ultrajaya Indonesia. Namun, sejak tahun 2002 – untuk bisa berkonsentrasi
dalam memasarkan produk sendiri - Perseroan tidak lagi memasarkan produk
yang dibuat oleh PT Kraft Ultrajaya Indonesia.
Pada tahun 1994 Perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memasuki
bidang industri Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk), dan di tahun
1995 mulai memproduksi susu bubuk (Powder Milk). Pada tahun 2008 Perseroan
telah menjual merk dagang “Buavita” dan “Go-Go”
kepada
PT Unilever
Indonesia.Perseroan melakukan kerjasama produksi dengan beberapa perusahaan
multi nasional seperti Unilever, Morinaga, dan lain-lain.
Pada bulan Juli 1990 Perseroan melakukan penawaran perdana saham
sahamnya kepada masyarakat (Initial Public O_ering = IPO).
Visi: Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan
terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen,
serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja
perusahaan.
62
Misi: Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk
senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada para
pemegang saham.
5.1.2 Gambaran Umum Variabel
5.1.2.1 Perkembangan Keputusan Investasi
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Investasi yang
diukur dengan rumus selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun
sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva sebelumnya. Rasio ini akan
mencerminkan suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan
modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan
datang.
Adapun perkembangan Keputusan Investasi pada perusahaan food and
beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (Tabel 5.1 hal. 96). berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata Keputusan Investasi adalah sebesar 20,18% diartikan bahwa
secara rata-rata return atas investasi terhadap aktiva tetap yang diharapkan oleh
investor dimasa yang akan datang sebesar 20,18%.
Perusahaan manufaktur food and beverages yang memiliki rata-rata
Keputusan Investasi tertinggi adalah PT. Pioneerindo gourmet Internasional Tbk,
yaitu sebesar 103,42% pada tahun dimana peningkatan terdapat pada kas dan
setara kas, investasi tersedia untuk dijual, piutang usaha pihak ketiga serta
63
persediaan dan penambahan aktiva tetap berupa peralatan, renovasi dan pembelian
gedung baru. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata keputusan investasi
terendah adalah PT.Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 0,31% pada
tahun 2013 hal ini disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah dan naiknya
biaya utilitas serta kenaikan upah yang tinggi.
5.1.2.2 Perkembangan Struktur Modal
Struktur Modal membandingkan antara total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Total hutang jangka panjang dan hutang jangka
pendek dan modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan.Secara teori
untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan, maka diperlukan pendanaan
dan struktur modal. Struktur modal sendiri merupakan pendanaan yang bersumber
dari komposisi modal eksternal dan internal.
Adapun perkembangan Struktur Modal pada perusahaan food and
beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (Tabel 5.2 hal. 96). Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata struktur modal sebanyak 1,01 kali. Hal ini menunjukkan
bahwa hutang lebih dominan atau 1,01 kali lipat lebih besar dalam mendanai
operasi perusahaan dibandingkan modal sendiri.
Perusahaan yang memiliki rata-rata struktur modal tertinggi adalah PT.
Tunas Baru Lampung Tbk sebanyak 2,46 kali pada tahun 2013 yang berarti
perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dibanding dengan modal sendiri.
Peningkatan ini dikarenakan penambahan fasilitas pinjaman bank untuk
membiayai kegiatan investasi perseroan.Sebaliknya perusahaan yang memiliki
64
rata-rata struktur modal terendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk sebanyak 0,19
kali pada tahun 2010 yang berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya
5.1.2.3 Perkembangan Cash Flow
Arus kas yang digunakan sebagai proxy untuk kekayaan bersih internal
perusahaan. Hal ini dihasilkan oleh jumlah laba bersih setelah pajak dan
penyusutan/amortisasi. Arus kas merupakan faktor penentu penting bagi
keputusan investasi dari perusahaan karena jika perusahaan memiliki arus kas
masuk yang cukup, dapat dimanfaatkan dalam kegiatan investasi.
Adapun perkembangan rata-rata cash flow pada perusahaan food and
beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (Tabel 5.3 hal. 97). Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata cash flow adalah 0,45 kali yang berarti bahwa rasio ini
kurang dari 1 menunjukkan sumber kas internal tidak cukup untuk
mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan saat ini.
Perusahaan yang memiliki rata-rata cash flow tertinggi adalah PT. Delta
Djakarta Tbk sebanyak 3,05 pada tahun 2013 yang berarti perusahaan tersebut
mampu mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan saat ini. Peningkatan
ini disebabkan oleh kenaikkan laba bersih yang diakibatkan oleh beberapa faktor
antara lain, tekanan inflasi, meningkatnya biaya tenaga kerja dan bahan bakar
minyak, pertumbuhan volume dan peningkatan beban produksi yang sebagian
diakibatkan depresiasi nilai tukar rupiah. Sebaliknya perusahaan yang memiliki
65
rata-rata cash flow terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebanyak 0,07 pada tahun 2014.
5.1.2.4 Perkembangan Current Ratio
Current ratio yang diukur dengan rumus aktiva lancar dibagi dengan
hutang lanvar pada perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia.
Rasio
ini
mencerminkan keuangan
perusahaan
mengahasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun
jangka pendek.
Adapun perkembangan current ratio pada perusahaan manufaktur food
and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (Tabel 5.4 hal. 97). Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata current ratio adalah 2,15 kali yang berarti bahwa 2,15 kali
aset lancar dapat membiayai hutang lancar.
Perusahaan yang memiliki rata-rata current ratio tertinggi adalah PT.
Delta Djakarta yaitu sebanyak 6,33 kali pada tahun 2010. Peningkatan ini
disebabkan oleh adanya penurunan kas dan kenaikkan piutang dan persediaan.
Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata current ratio terendah adalah PT.
Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk yakni sebanyak 1,01 pada tahun 2010
yang disebabkan oleh penurunan pada kas dan setara kas, investasi jangka pendek
persediaan dan biaya dibayar dimuka.
66
5.1.2.5 Perkembangan Kesempatan Investasi
Kesempatan investasi di proksikan dengan Market to Book Value of
Equity Ratio (MVE/BVE). Rasio (MVE/BVE) memcerminkan nilai perusahaan
yang besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa
yang akan datang yang diharapkan menghasilkan return yang lebih besar.
Adapun perkembangan kesempatan investasi pada perusahaan food and
beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (Tabel 5.5 hal. 98). Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata kesempatan investasi adalah 2,84 kali, yang berarti bahwa
nilai pasar saham meningkat 2,84 kali lebih besar dari nilai buku perusahaan.
Perusahaan yang memiliki rata-rata kesempatan investasi tertinggi adalah
PT. Delta Djakarta Tbk yaitu 8,99 kali pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya,return saham akan menambah
pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
membagikan dividen. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata kesempatan
investasi terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebesar 0,52 pada tahun
2013 rendahnya nilai kesempatan investasi ini disebabkan oleh adanya
pengurangan nilai nominal saham.
5.1.2.6 Perkembangan Return On Invesment (ROI)
ROI
dapat
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba dan untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber yang dimilikinya.
67
Adapun perkembangan Return on invesment pada perusahaan food and
beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran (tabel 5.6 hal. 98). Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata return on invesment adalah sebesar 9,49% yang berarti
bahwa setiap 1% aktiva menghasilkan keuntungan bersih sebesar 9,49%.
Perusahaan yang memiliki rata-rata return on invesment tertinggi adalah
PT. Delta Djakarta Tbk 31,2% pada tahun 2013 yang berarti bahwa tingkat
keuntungannya akan lebih tinggi peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan
total kas dan peningkatan persediaan bahan pembungkus dan kemasan seiring
dengan kenaikan volume penjualan. Sebaliknya perusahaan yang memiliki ratarata return on invesment terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebesar 4,54% pada tahun 2014 yang berarti perusahaan belum mampu menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
5.1.2.7 Perkembangan Firm Size
Ukuran perusahaan merupakan ukuran besarnya perusahaan berdasarkan
jumlah asset yang dimilikinya. Ukuran untuk menentukan variable ini adalah Log
natural dari total asset.
Adapun perkembangan firm size pada perusahaan food and beverages
periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran (tabel 5.7 hal. 99). Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa nilai ratarata firm size
adalah sebesar 9.621.811 yang berarti bahwa total asset yang
dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki rata-rata firm size tertinggi
adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 85.938.885 pada tahun
68
2014 yang berarti perusahaan tersebut memiliki jumlah asset yang akan
berdampak pada peningkatan keputusan investasi yang dimiliki perusahaan.
Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata firm size terendah adalah PT.
Pieoneerindo Gourmet Internasional Tbk yakni sebesar 109.009 pada tahun 2010.
5.1.3 Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan model regresi linear
berganda yang diolah dengan program SPSS 22 for windows dengan variabel
dependennya adalah Keputusan Investasi sedangkan variabel independennya
adalah Struktur Modal ,Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI dan
Firm Size.
5.1.3.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian, maksimum, minimum,
jumlah, jangkauan, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali,
2011). Nilai rata-rata menggambarkan tendensi atau pemusatan data, sedangkan
standar deviasi,varian, dan jangkauan menggambarkan dispersi atau tingkat
persebaran data.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik yang dapat dilihat pada
lampiran (Tabel 5.8 hal. 99). ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan
didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai
maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (ó) untuk masing-masing
variabel.
69
Berdasarkan Tabel 5.8, maka dapat diketahui hasil statistik diskriptif
bahwa rata-rata Keputusan Investasi ) Descriptive Statistics tersebut nampak
bahwa dari 9 perusahaan sampel dengan 45 obyek pengamatan ( 9 x 5 ), rata-rata
keputusan investasi sebesar 20,18 dengan nilai standar deviasi sebesar 24,88.
Nilai maksimum variable keputusan investasi
sebesar 10,42. Nilai minimum
variabel keputusan investasi sebesar 0,31 Struktur Modal mempunyai rata-rata
sebesar 1,0073 dengan standar deviasi sebesar 0,56772. Nilai maksimum untuk
DER sebesar 2,46 dan nilai miummnya sebesar 0,19.Cash Flow mempunyai ratarata sebesar 0,4677 dengan standar deviasi sebesar 0,67370. Nilai maksimum
untuk Cash Flow sebesar 3,05 sedangkan nilai minimumnya sebesar -0,07.Current
Ratio mempunyai rata-rata sebesar 2,1527 dengan standar deviasi sebesar
1,26966. Nilai maksimum untuk Current Ratio sebesar 6,33 dan nilai
minimumnya sebesar 1,01.Kesempatan Investasi mempunyai rata-rata sebesar
2,8353 dengan standar deviasi sebesar 2,24953. Nilai maksimum untuk
kesempatan investasi sebesar 8,99 dan nilai minimumnya sebesar 0,52.ROI
mempunyai rata-rata sebesar 9,4880 dengan standar deviasi sebesar 8,05121. Nilai
maksimum untuk ROI sebesar 31,20 sedangkan nilai minimumnya sebesar 4,54.Firm Size mempunyai rata-rata sebesar 9621810,73 dengan standar deviasi
sebesar 20508839,74. Nilai maksimum untuk firm size sebesar 85938885
sedangkan nilai minimumnya sebesar 109009.
5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian dapat
dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Uji asumsi
70
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah model yang lolos dari uji asumsi klasik tersebut
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data
normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal
(Lampiran Gambar 5.1 hal. 100)
Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola
distribusi normal. Sedangkan pada grafik normal P Plot menunjukkan bahwa titik
titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa residual telah terdistribusi secara normal. (Lampiran Gambar 5.2 hal.
100)
Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi
normal. Sedangkan pada grafik normal P Plot menunjukkan bahwa titik titik pada
grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
residual telah terdistribusi secara normal. Untuk memperkuat hasil tersebut, maka
dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.(Lampiran
Tabel 5.9 hal. 81)
71
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).Uji multikolinearitas dalam
penelitian ini dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF di bawah 10 atau
Tolerance di atas 0,1 (Lampiran Tabel 5.10 hal. 101)
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika
mempunyai nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari tabel
tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada
dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam model
ini tidak ada masalah multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t sebelumnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
digunakan uji Durbin Watson. Uji ini akan menghasilkan nilai d, yang akan
menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi pada batas-batas
tertentu (Lampiran Tabel 5.11 hal. 102)
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin Watson
sebesar 1,629; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas bawah) = 1,2874; du
72
(batas atas) = 1,7762; 4 – du = 2,2238; dan 4 – dl = 2,7126; maka dari perhitungan
disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji.
Oleh karena nilai DW 1,629 lebih kecil daripada batas atas (du) 2,2238,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat
menggunakan grafik
scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik
diatas maupundibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada
gambar 5.3 (Lampiran Gambar 5.3 hal. 102).
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
73
5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari setiap variabel, kita akan
melakukan pengujian statistik dengan menggunakan metode analisis regresi linear
berganda. Dalam analisis regresi ini ilakukan untuk melihat ada tidaknya
pengaruh Struktur Modal, Cash Flow,Likuiditas(Current Ratio), Kesempatan
Investasi,Profitabilitas(ROI) dan Firm sizes dterhadap keputusan investasi.
Berikut adalah hasil perhitungan koefisien regresi linier berganda dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 22 for windows (Lampiran Tabel
5.12 hal. 103)
Berdasarkan pada Tabel 5.12 dapat dilihat koefisien untuk persamaan
regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai
berikut:
Y = 161,406 – 3,381X1 – 15,569 X2 –7,528 X3 - 0,0241 X4 + 1,821 X5 - 0,208X6
+e
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta
Angka kostanta sebesar 161,406 menunjukkan bahwa rasio Keputusan
Investasi akan bernilai 161,406 jika semua variabel independen dianggap konstan.
2. Koefisien Regresi
Variabel Struktur Modal memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 3,381.
Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Struktur Modal berpengaruh
negative terhadap Keputusan Investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika
variabel Struktur Modal naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka
74
akan menurunkan Keputusan Investasi sebesar 3,381. Hal ini berarti bahwa setiap
kenaikan Struktur Modal dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka keputusan
investasi akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda.
3. Koefisien Regresi
Variabel Cash Flow (CF) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -15,569.
Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa CF berpengaruh negative
terhadap keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel CF naik
satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan
investasi sebesar 15,569. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan CF dengan asumsi
variabel lainnya tetap, maka keputusan investasi akan mengalami perubahan
dengan arah yang berbeda.
4. Koefisien Regresi
Variabel Likuiditas (Current Ratio) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar – 7,528.Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Current
Ratio berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan
bahwa jika variabel Likuiditas (Current Ratio) naik satu satuan, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 7,528. Hal
ini berarti bahwa setiap kenaikkan Likuiditas (Current Ratio) dengan asumsi
variabel lainnya tetap maka keputusan investasi mengalami perubahan dengan
arah yang berbeda.
75
5. Koefisien Regresi
Variabel kesempatan investasi memiliki koefisien regresi sebesar – 0,241.
Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa kesempatan investasi
berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan
bahwa jika variabel kesempatan investasi naik satu satuan, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 0,241. Hal
ini berarti bahwa setiap kenaikkan kesempatan investasi dengan asumsi variabel
lainnya, maka keputusan investasi akan mengalami perubahan dengan arah yang
berbeda.
6. Koefisien Regresi
Variabel Profitabilitas (ROI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
1,821. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa ROI berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel ROI
naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan
keputusan investasi sebesar 1,821 (18,21%). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan
ROI dengan asumsi variabel lainnya tetap maka keputusan investasi mengalami
perubahan yang sama.
7. Koefisien Regresi
Variabel Firm Size memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 0,208. Nilai
koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Firm Size berpengaruh negative
terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Firm
Size naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
keputusan investasi sebesar 0,208 (20,8%). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan
76
Firm Size dengan asumsi variabel lainnya tetap maka keputusan investasi
mengalami perubahan yang berbeda.
5.1.3.4 Uji Koefisien Determinasi (
)
Selain untuk menguji hipotesis, analisis regresi berganda juga digunakan
untuk mengukur pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen serta untuk mengukur koefisien determinasi model penelitian. Untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Dalam penelitian ini, nilai
koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted Rsquare. Tabel berikut
ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian.( Lampiran
Tabel 5.13 hal. 103).
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,731,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen bias menjelaskan
sebesar 73,1 persen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 26,9
persen dijelaskan oleh factor lain diluar model persamaan regresi. Sedangkan
Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 13,89574. Makin kecil SEE akan
membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen
yaitu Keputusan Investasi dangan variabel independen.
5.1.3.5 Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji apakah variabel
bebas (struktur Modal, Cash Flow,Likuidity,Kesempatan Investasi,Profitabilitas n
Firm size)
mempunyai pengaruh baik secara parsial maupun simultan
77
berpengaruh terhadap variabel terikat yakni Keputusan Investasi. Adapun
penjelasan dari pengujian hiposesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1.3.6 Uji Secara Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukuan untuk menguji apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel
dependen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F.( Lampiran Tabel 5.14
hal. 104)
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar 17.179 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara
bersama-sama variable bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Keputusan Investasi, sehingga dapat di simpulkan bahwa H1 di
terima.
5.1.3.7 Uji Secara Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji-t pada
dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tampilan output
SPSS uji-t dapat dilihat tabel 5.15 (Lampiran Tabel 5.15 hal. 104)
Berdasarkan tabel 5.15 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau (α )
= 0,05, variabel Struktur Modal diperoleh nilai sig = 0,470 > 0,05, hal ini berarti
bahwa DER secara statistik berpengaruh negative tidak signifikan terhadap
keputusan investasi. Variabel Cash Flow diperoleh nilai sig = 0,039 < 0,05,
sehingga dapat dikatakan Cash Flow secara statistik berpengaruh negative
78
signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel CR diperoleh nilai sig = 0,017 <
0,005 hal ini menunjukkan variabel CR berpengaruh negative signifikan terhadap
keputusan investasi. Variabel kesempatan investasi diperoleh nil sig = 0,845 >
0,05 hal ini menunjukkan variabel kesempatan investasi mempunyai pengaruh
negative tidak signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel ROI diperoleh
nilai sig = 0,001< 0,05, hal ini menunjukkan variabel ROI mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel firm size diperoleh nilai
sign = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan variabel firm size mempunyai pengaruh
negative signifikan terhadap keputusan investasi.
Adapun pengujian yang dilakukan untuk memperoleh pengaruh yang
signifikan dari kelima variabel terhadap Keputusan Investasi adalah sebagai
berikut:
1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Struktur
Modal sebesar -3,381. Hal ini menunjukkan Struktur Modal mempunyai pengaruh
negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,470, yang artinya bahwa variabel Struktur Modal secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi.
Sedangkan arah koefisien dari variabel Struktur Modal menunjukkan arah yang
negative. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang
menyatakan struktur Modal
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi
tidak dapat diterima atau ditolak.
79
2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Cash Flow
berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Cash Flow
(CF) – 15,569. Hal ini menunjukkan Cash Flow mempunyai pengaruh yang
negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari
0,05 yaitu sebasar 0,039 yang artinya bahwa variabel CF secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Denga
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Cash Flow
(CF) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau
ditolak.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negative
terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Current
Ratio sebesar -7,528. Hal ini menunjukkan Current Ratio mempunyai pengaruh
yang negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil
dari 0.05 yaitu sebesar 0,017, yang artinya variabel Current Ratio secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan
arah koefisien dari variable Current Ratio menunjukkan arah yang negative.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan
Current Ratio berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat
diterima atau ditolak.
80
4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh
positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi
kesempatan investasi sebesar -,0,241. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan
investasi mempunyai pengaruh yang negative terhadap keputusan investasi.
Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,845, yang artinya
bahwa variabel kesempatan investasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari
variabel kesempatan investasi menunjukkan arah yang negative. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan kesempatan
investasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima
atau ditolak.
5. Pengujian Hipotesis Kelima (H5)
Hipotesis kelima menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi ROI sebesar 1,821.
Hal ini menunjukkan ROI mempunyai pengaruh yang positive terhadap keputusan
investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001,
yang artinya bahwa variabel ROI secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variabel
ROI menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kelima yang menyatakan ROI berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi diterima.
81
6. Pengujian Hipotesis Keenam (H6)
Hipotesis keenam menyatakan bahwa Firm size
berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi firm size
sebesar -0,209. Hal ini menunjukkan firm size mempunyai pengaruh yang
negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,000, yang artinya bahwa variabel firm size secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan
arah koefisien dari variabel firm size menunjukkan arah yang negative. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam yang menyatakan firm size
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau
ditolak.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pembahasan Hipotesis Debt Equity to Ratio terhadap Keputusan
Investasi
Berdasarkan analisis regresi hasil yang diperoleh dari pegujian secara
parsial (uji t) antara Debt to Equity Ratio terhadap keputusan investasi dengan
nilai signifikan 0,470 yang berada diatas nilai signifikan 0,05. Maka Struktur
Modal
tidak signifikan terhadap keputusan investasi.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya Struktur Modal tidak mempengaruhi
besarnya
keuntungan
yang
diperoleh
perusahaan
makanan
dan
minuman.Kenaikan Struktur Modal tidak memberikan pengaruh yang berarti pada
perusahaan makanan dan minuman karena pihak manjemen mampu mengelolah
modal yang berasal dari eksternal perusahaan dalam menghasilkan laba. Struktur
82
Modal adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dan total
ekuitasnya.Struktur Modal mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini menunjukkan
perbandingan antara dana pinjaman atau utang dan modal dalam upaya
pengembangan perusahaan.
Hasil penelitian ini di dukung oleh teori Trade Off Model yang
berkesimpulan penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi
hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru
menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003). Kemudian Packing Order teori
menjelaskan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang
yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber
eksternal yang lebih disukai.
Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan Bayu (2011), yang menyatakan bahwa struktur modal
memiliki
pengaruh yang negative terhadap keputusan invetasi. Namun penelitian yang
dilakukan Saragih (2008) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh
positif terhadap keputusan investasi.
5.2.2 Pembahasan Hipotesis Cash Flow (CF) terhadap Keputusan Investasi
Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa cash flow
menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari
koefisien regresi yang bertanda negative.
83
Nilai koefisien yang negative berarti ketika terjadi penurunan pada cash
flow maka investasi akan menurun pula.cash flow yang negatif adalah situasi
dimana pembayaran(dana yang keluar) selama jangka waktu tertentu melebihi
arus kas masuk (dana yang masuk) pada periode yang sama.
Hasil
penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitian
yang
dilakukan
Prasetyantoko (2006) yang menemukan bahwa arus kas mempunyai pengaruh
negatif terhadap investasi perusahaan, implikasinya bahwa kegiatan investasi
harus dibiayai terutama oleh keuangan internal sebelum mengakses sumbersumber eksternal.
Berbeda dengan peneltian yang dilakukan oleh Ruiz Porras (2011)
menunjukkan bahwa cash flow bepengaruh positif terhadap keputusan investasi,
setiap manajer perusahaan mempertimbangkan pembiayaan internal dalam
membiayai peluang-peluang investasi perusahaan. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan pembiayaan internal, maka investasi perusahaan akan semakin
tinggi.
Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,039 < 0,050)
menunjukkan Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini ditinjau dari teori keagenan menurut Hidayat (2010), adanya
likuiditas perusahaan yang tinggi akan sensitif terhadap terjadinya konflik
keagenan. Jika perusahaan menggunakan dana eksternal, maka perusahaan terikat
dengan pihak pemberi pinjaman yang akan menentukan kondisi perusahaan,
sehingga manajer tidak bisa membuat keputusan yang independen. Selain itu
dengan menggunakan dana eksternal akan meningkatkan pengawasan oleh
84
pemegang saham. Oleh karena itu, penggunaan modal internal dapat mengurangi
keterlibatan pengawasan dari pemegang saham atau pihak eksternal terhadap
keputusan investasi yang dibuat oleh manajer.
Sesuai dengan teori Pecking order theory
menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam
dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai
target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang
sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai
hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan
sumber eksternal yang lebih disukai.
5.2.3 Pembahasan Hipotesis Current Ratio terhadap Keputusan Investasi
Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa cuurent ratio
menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari
koefisien regresi yang bertanda negative, berarti apabila current ratio meningkat
maka keputusan investasi akan meningkat, dan sebaliknya apabila current ratio
turun, maka keputusan investasi akan menurun.
Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,017 < 0,050)
menunjukkan Current Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan investasi. Current Ratio menggambarkan tingkat kemampuan aktiva
lancar perusahaan dalam memenuhi hutang lancarnya. Semakin tinggi tingkat
Current Ratio menunjukkan kinerja keuangan jangka pendeknya semakin baik.
Tingginya Current Ratio bisa dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jumlah cash
flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut dalam hubungannya dengan
85
kreditur. Apabila pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan rasio ini dalam
menjalin kerjasamanya dengan perusahaan, maka pada giliran selanjutnya akan
mempengaruhi nilai perusahaan berdasarkan harga saham penutupannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuningsih (2001)
yang menemukan bahwa current ratio berpengaruh
negative dan signifikan terhadap keputusan investasi. Dimana pengaruh likuiditas
terhadap keputusan investasi, hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik
yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai
(Suharli:2007). Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan
potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek ataupun
mendanai operasi perusahaannya, dengan likuiditas yang baik nantinya akan
menarik minat investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut berbeda dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2010) yang menemukan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
5.2.4 Pembahasan Hipotesis Kesempatan Investasi terhadap Keputusan
Investasi
Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa kesempatan investasi
menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari
koefisien regresi yang bertanda negative,berarti apabila kesempatan investasi
menurunt, maka keputusan investasi akan menurun, sebaliknya apabila
kesempatan investasi meningkat maka keputusan investasi juga akan meningkat.
Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,845 > 0,050) menunjukan
86
kesempatan investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
investasi. dengan alasan
bahwa perusahaan tidak melakukan equity
market
timing. Menurut Saad dan Siagian (2011), adanya kendala keuangan (financial
constraints), membuat perusahaan tidak dapat melakukan equity market timing,
yaitu praktik perusahaan untuk menerbitkan saham pada saat valuasi harga
saham perusahaan di pasar sedang tinggi serta membeli kembali saham pada saat
valuasi pasarnya sedang rendah. Jika nilai persepsi investor terhadap perusahaan
sedang tinggi namun perusahaan tersebut mengalami kendala keuangan, maka
nilai persepsi investor tersebut tidak memicu perusahaan melakukan equity
market timing seperti penerbitan saham baru, sehingga kendala keuangan
memperlemah motivasi perusahaan untuk melakukan equity market timing.
Pengaruh yang negative ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Moyen
(2004) yang menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negative
terhadap keputusan investasi.
Berbeda
dengan
penelitian
yang
dilakukan
Hidayat
(2010:464)
menyatakan bahwa jika terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan,
maka
manajer
berusaha
mengambil
peluang-peluang
tersebut
untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Karena semakin besar
kesempatan investasi yang menguntungkan, maka investasi yang dilakukan akan
semakin besar.
87
5.2.5 Pembahasan Hipotesis ROI terhadap Keputusan Investasi
Secara empiris pnelitian ini memperlihatkan bahwa ROI menunjukkan
arah yang positif terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang
bertanda positif, berarti apabila ROI meningkat maka keputusan investasi akan
meningkat, dan sebaliknya apabila ROI menurun, maka keputusan investasi juga
menurun.
Nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant (0,001< 0,050)
menunjukkan ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
investasi. Hasil penelitian ini juga sesuai teori yang dikemukakan oleh
Modigliani–Miller yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung
hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston,
2006: 70). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memaksimalkan penggunaan
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba maka dapat
meningkatkan nilai perusahaan berupa meningkatnya harga saham karena saham
perusahaan direspon positif oleh investor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuningsih (2001) yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap keputusan investasi. Namun penelitian yang dilakukan
oleh Hasibuan (2005) menyatakan bahwa variabel ROI bepengaruh negative
terhadap keputusan investasi.
88
5.2.6 Pembahasan Hipotesis Firm Size terhadap Keputusan Investasi
Secara
empiris
pnelitian
ini
memperlihatkan
bahwa
Firm
size
menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari
koefisien regresi yang bertanda negative. Nilai signifikansi lebih kecil dari level of
significant (0,000< 0,050) menunjukkan Firm Size memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan investasi.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ninh L.K. et al. (2007),
Bokpin dan Onumah (2009) membuktikan bahwa ukuran perusahaan merupakan
penentu negatif yang signifikan dari keputusan investasi. Alasannya adalah bahwa
kemampuan manajemen atau sumber daya manusia tidak dapat mengendalikan
segala sesuatu atau memenuhi persyaratan dalam perusahaan besar dengan
demikian, mereka cenderung memiliki lebih sedikit investasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Adele sebuah
dan Ariyo (2008), Jangili dan Kumar (2010), Li et al. (2010), Ruiz-Porras dan
Lopez-Mateo (2011) telah membuat penemuan yang berlawanan. Alasannya
adalah bahwa perusahaan besar harus memiliki akses yang lebih baik ke sumber
modal eksternal, arus kas yang lebih stabil dan lebih beragam dari yang kecil.
Oleh karena itu, ini menyebabkan kegiatan investasi insentif.
5.2.7 Pembahasan Secara Simultan (Uji-F)
Dalam hasil penelitian yang dilakukan dalam pengujian secara simultan,
menunjukkan hasil pengujian regresi pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai
Fhitung = 17.260 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena dari hasil diatas
menunjukkan tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,000,
89
yang artinya bahwa Struktur Modal, Cash Flow, Liquidity (current ratio),
kesempatan investasi, profitability, dan Firm size (ROI) secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi. Dari hasil penelitian yang
diperoleh maka dari keenam variabel independen yakni,Cash Flow, Current
Ratio, ROI dan Firm size memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap keputusan
investasi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan setelah membahas hasil penelitian maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Current ratio berpengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2014.
2. Cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan investasi
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2014.
3. ROI berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2014.
4. Firm size berpengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2014.
5. Secara bersama-sama current ratio, cash flow, ROI, firm size berpengaruh
signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun
2014.
6. Factor yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan investasi
perusahaan food and beverages dari ketiga factor yang diteliti adalah ROI.
90
91
Hal ini karena kemampuan perusahaan mengahsilkan laba dan untuk
mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang
dimilikinya.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha semaksimal mungkin tetapi
masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :
1. Sampel penelitian hanya dibatasi pada perusahaan food and beverages
sehingga mengurangi generalisasi hasil.
2. Variabel yang diteliti hanya 6 variabel, variabel lain seperti suku bungan,
inflasi, sales growth, business risk
yang kemungkinan mempunyai
pengaruh terhadap keputusan investasi belum diteliti
6.3 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan sebagai berikut :
1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang karena memberikan gambaran
yang lebih baik terhadap permasalahan yang diteliti.
2. Sebaiknya perusahaan yang menjadi sampel tidak hanya perusahaan food
and beverages tetapi lebih luas misalnya perusahaan manufaktur karena
hasilnya dapat lebih general.
3. Bagi peneliti yang ingin meneliti factor-faktor yang mempengaruhi
keputusan investasi disarankan untuk meneliti factor-faktor lain misalnya
tingkat suku bunga, inflasi, sales growth, atau business risk sehingga akan
membuat temuan baru.
92
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, z 2005 Teori Keuangan dan Pasar Modal Yogyakarta
Bapepam- LK, 2008: 22 Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Discounted
Cash Flow (DCF)
Bayu (2011) Pengaruh Financial Leverage Terhadap Keputusan Investasi dan
Growth sebagai Variabel Moderasi.
Bokpin, G.A., and J.M. Onumah, (2009), ‘An Empirical Analysis of the
Determinants of Corporate Investment Decisions: Evidence from
Emerging Market Firms’, International Research Journal of
Finance and Economics, Issue. 33, pp. 134-141.
Bursa Efek Indonesia laporan Keuangan Tahunan Http:// www.idx.co.id (online)
Brigham, Eugene dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:
Salemba Empat.
Dhankar dan Boora. 1996 Cost of Capital, Optimal Capital Structure and Value of
Firm Empirical Study of Indian Companies menggunakan
modifikasi CAPM untuk penilaian biaya ekuitas (cost of equity)
Hanafi, Mamduh M., 2003. ManajemenKeuangan. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta. Edisi 1.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis InvestasiEdisi
2.Yogyakarta : BPFE-UGM.
Hasibuan M. Soraya 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Investasi Perusahaan Makanan dan Minuman, Sekolah
Pascasarjana USU,Medan (tidak dipublikasikan)
93
Husnan, Suad. 2003. Dasar-DasarTeori Protofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 3.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Jensen, M. C. and Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Jurnal of
Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Modiglian, F. and Miller, M. (1958), ‘The Cost of Capital, Corporation Finance
and the Theory of Investment’, American Economic Review, Vol.
48, No. 3, pp. 261-297
Prasetyantoko, Augustinus. 2006. Financial constraint and firm-level investment
following a financial crisis in Indonesia
Republik Indonesia, Undang-UndangNomor 8 Tahun 1995 TentangPasar Modal
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE-UGM.
Ruiz-Porras, Antonio & Lopez-Mateo, (2011), ‘Corporate governance, market
competition and investment decisions in Mexican manufacturing
firms,’ MPRA Paper 28452, University Library of Munich,
Germany.
Saragih, 2008 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada
Perusahaan
Barang
Konsumsi
di
Bursa
Efek
Indonesia,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wahyuningsih, 2001, Analisis Hubungan Interpedensi Antara Keputusan
Investasi, Hutang dan Deviden Perusahaan Properti go-public di
Bursa Efek Jakarta, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Volume 1
Nomor 3 Tahun 2001
Phan Thi Anh Dong 2013, Determinants of Corporate Investment Decisions: The
Case of Vietnam Journal of Economics and Development Vol. 15,
No.1, April 2013, pp. 32 - 48
94
.
LAMPIRAN
95
LAMPIRAN I
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No
Nama Perusahaan
Kode
1
PT. Delta Djakarta Tbk
DLTA
2
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
3
PT.Mayora Indah Tbk
MYOR
4
PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
PTSP
5
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
PSDN
6
PT. Sekar Laut Tbk
SKLT
7
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
AISA
8
PT. Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA
9
PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk
ULTJ
Sumber : ICMD (Indonesian Capital Market Directory)
96
LAMPIRAN II
1. Perkembangan keputusan investasi
Tabel 5.1
Sumber: Data Sekunder Diolah
2. Perkembangan Struktur Modal (DER)
Tabel 5.2
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
97
3. Perkembangan Cash Flow
Tabel 5.3
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
4. Perkembangan Current Ratio
Tabel 5.4
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
98
5. Perkembangan Kesempatan Investasi
Tabel 5.5
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
6. Perkembangan Return on Investment (ROI)
Tabel 5.6
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
99
7. Perkembangan Firm Size
Tabel 5.7
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
Tabel 5.8
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DER
45
,19
2,46
1,0073
,56772
CF
45
-,07
3,05
,4467
,67370
CR
45
1,01
6,33
2,1527
1,26966
KS
45
,52
8,99
2,8353
2,24953
ROI
45
-4,54
31,20
9,4880
8,05121
FZ
45
109009,00
85938885,00
9621810,7333
20508839,73690
KI
45
,31
103,42
20,1767
24,88170
Valid N (listwise)
45
Sumber: Data Sekunder Diolah 2016
LAMPIRAN III
100
Gambar 5.1
Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Gambar 5.2
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
101
Tabel 5.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
45
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
12,91359175
Absolute
,098
Positive
,098
Negative
-,074
Test Statistic
,098
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.10
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
DER
,634
1,576
Cash Flow
,182
5,488
Current Ratio
,301
3,324
Kes. Investasi
,574
1,741
ROI
,261
3,832
Firm Size
,855
1,170
a. Dependent Variable: Kep. Investasi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
102
Tabel 5.11
Uji Autokorelasi
Model Summary
Model
1
R
,855
R Square
a
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,731
,688
13,89574
Durbin-Watson
1,629
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow
b. Dependent Variable: Kep. Investasi
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
Gambar 5.3
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
103
LAMPIRAN IV
Tabel 5.12
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
161,406
18,747
-3,381
4,633
-15,569
Current Ratio
T
Sig.
8,610
,000
-,077
-,730
,470
7,284
-,422
-2,137
,039
-7,528
3,008
-,384
-2,503
,017
Kes. Investasi
-,241
1,229
-,022
-,196
,845
ROI
1,821
,509
,589
3,576
,001
Firm Size
-,208
,029
-,651
-7,148
,000
DER
Cash Flow
a. Dependent Variable: Kep. Investasi
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
Tabel 5.13
Uji Koefisien Determinasi (
Model Summary
Model
1
R
,855
R Square
a
)
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,731
,688
13,89574
Durbin-Watson
1,629
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow
b. Dependent Variable: Kep. Investasi
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
104
Tabel 5.14
Uji Secara Simultan (Uji-F)
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
19902,874
6
3317,146
7337,477
38
193,092
27240,351
44
F
Sig.
17,179
b
,000
a. Dependent Variable: Kep. Investasi
b. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
Tabel 5.15
Uji Secara Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
161,406
18,747
-3,381
4,633
-15,569
Current Ratio
Coefficients
Beta
T
Sig.
8,610
,000
-,077
-,730
,470
7,284
-,422
-2,137
,039
-7,528
3,008
-,384
-2,503
,017
Kes. Investasi
-,241
1,229
-,022
-,196
,845
ROI
1,821
,509
,589
3,576
,001
Firm Size
-,208
,029
-,651
-7,148
,000
DER
Cash Flow
a. Dependent Variable: Kep. Investasi
Sumber : Data sekunder yang diolah,2016
105
LAMPIRAN V
Penelitian Terdahulu
No
.
Keterangan
Peneliti
Saragih (2008)
Hasibuan (2012)
1.
Judul
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
pada perusahaan konsumsi di bursa efek Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada
perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Indonesia
2.
Metode
Analisis
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda
3.
Sampel
4.
Negara
9 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di
Indonesia
Indonesia
14 perusahaan makanan dan 7 perusahaan minuman yang
terdaftar di bursa efek indonesia
Indonesia
5.
Tujuan
Untuk menguji dan menganalisis apakah laba
bersih,struktur modal,ROI,total hutang, dan tingkat
penjualan baik secara parsial mapun secara simultan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Untuk menguji pengaruh total aktiva, ROI, hutang bank,
struktur modal dan tingkat penjualan
6.
Variabel
Endogen
Nama
Proxy
Keputusan
investasi
7.
Variabel
Eksogen
Nama
Nama
Proxy
Keputusan investasi
Proxy
Laba bersih
Nama
Total aktiva
Struktur modal
Proxy
Total aktiva lancar dan total aktiva
tetap
Total hutang
Total hutang/ total modal sendiri
Total Hutang
Total hutang jangka panjang dan
total hutang jangka pendek
ROI
Tingkat
penjualan
ROI
Tingkat penjualan
Jumlah perusahaan satu periode
Jumlah perusahaan satu periode
Struktur modal
8.
Hipotesis
Laba bersih, struktur modal,total hutang,ROI, dan
tingkat penjualan baik secara simultan maupun parsial
berpengaruh terhadap keputusan investasi
Total aktiva,strutur modal,total hutang ,ROI dan tingkat
penjualan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh
terhadap keputusan investasi
9.
Hasil
Hasil dari penelitian menunjukkan variabel laba bersih,
struktur modal,total hutang,ROI, tingkat penjualan.
Hasil dari penelitian menunjukkan variabel total aktiva,
struktur modal,ROI, dan tingkat penjualan berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi
10.
Future
Research
Disarankan untuk menelitian faktor-faktor lain misalnya
tingkat suku bunga dan inflasi.
-
106
No
.
Keterangan
Peneliti
Hidayat (2010)
sandiar (2011)
1.
Judul
Analisis keputusan investasi dan financial constarins :
studi empiris pada bursa efek Indonesia
Growth Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh
Leverage Dan Debt Maturity Terhadap Keputusan
Investasi
2.
Metode
Analisis
Analisis Regresi Linear
Analisis Regresi linear berganda
3.
Sampel
136 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
selama periode 2003-2007
45 perusahaan yang telah go public dan terdaftar di bursa
efek Indonesia untuk periode 2006-2010
4.
Negara
Indonesia
Indonesia
5.
Tujuan
Untuk menguji pengaruh likuiditas dan kesempatan
investasi terhadap keputusan investasi dan financial
constrains
menguji
Growth Opportunity Dalam Memoderasi
Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap
Keputusan Investasi
6.
Variabel
Endogen
Nama
Proxy
Keputusan
investasi
7.
Variabel
Eksogen
Nama
Proxy
Keputusan
investasi
Nama
Proxy
Nama
Cash low = net income+penyusutan
Aktiva tetap
leverage
likuiditas
Proxy
Total liabilities/ total asset
Kesemapatan
investasi
8.
Hipotesis
1.
2.
3.
9.
Hasil
Variabel CFAT memiliki koefisien positif dengan
signigikansi pada level 1%
Variabel moderasi BM*D yaitu interaksi antara
BM dengan dummy NFC memiliki koefisien
negative
Variabel BM dan variabel moderasi CFAT*D yaitu
interaksi antara CFAT dengan dummy perusahaan
FC memiliki koefisien positif dan signifikansi pada
level 5%
1.
1.
Tidak interaksi antara leverage dan growth opportunity
sebagai moderasi dalam mmpengaruhi keputusan
investasi, dan growth opportunities mampu memoderasi
debt maturity terhadap keputusan investasi.
2.
10.
Future
Research
Likuiditas berpengaruh positirf terhadap
keputusan investasi
Kesempatan investasi berpengaruh terhadap
keputusan investasi
Leverage berpengaruh negative
107
No.
Keterangan
Peneliti
Wahyuningsih (2001)
Bayu (2011)
1.
Judul
Analisis hubungan interpedensi antara keputusan
investasi,hutang,dividen perusahaan go publik di bursa
efek Indonesia.
Penagruh financial leverage terhadap keputusan investasi
dan growth sebagai variabel moderasi
2.
Metode
Analisis
Analisis Regresi Linear
Analisis Regresi Linear Berganda
3.
Sampel
Perusahaan-perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Indonesia
130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia 2003-2007
4.
Negara
Indonesia
Indonesia
5.
Tujuan
Untuk
menguji
pengaruh
pertumbuhantingkat suku bunga.
6.
Variabel
Endogen
7.
Nama
hutang,dividen,ROI,
Proxy
Keputusan
investasi
Variabel
Eksogen
Nama
Hipotesis
Proxy
9.
Hasil
10.
Future
Research
Nama
Financial
leverage
deviden
Dividen per saham x jumlah saham
ROI
Laba bersih setelah pajak/ total
investasi
Pertumbuhan
tingkat suku
bunga
Data BI Rate yang diterbitkan BI
dalam periode bulanan
1.
2.
3.
Nama
Proxy
Keputusan
investasi
hutang
8.
Untuk menguji leverage terhadap keputusan investasi dan
growth sebagai variabel moderasi.
Keputusan investasi dan keputusan hutang positif
Deviden negatif terhadap keputusan investasi
ROI berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi
4. Pertumbuhan tingkat suku bunga berpengaruh
negatif
Keputusan investasi dan deviden adalah negatif,
keputusan investasi dan hutang
Adalah positif, keputusan hutang dan deviden tidak
ada hubungan signifikan,. Tidak ada pula hubungan
signifikan anatar keputusan investasi dan profitabilitas,
tidak ada hungan signifikan keputusan deviden dan
pertumbuhan, hubungan antara keputusan hutang dan
profitabilitas negatif dan signifikan, hubungan antara
keputusan hutang dan suku bunga adalah negatif dan
signifikan.
Struktur
modal
1.
2.
Proxy
Total hutang/total aktiva X 100%
Total hutang/modal sendiri
Financial leverage berpengaruh nrgatif
Struktur modal berpengaruh negatif
Hasil penelitian menunjukan pengaruh financial leverage
terhadap keputusan investasi dan growth tidak
momedarasi hubungan tersebut. Hal ini berarti growth
tidak memperkuat dan memperlemah antara leverage
dengan keputusan investasi.
108
No.
Keterangan
Peneliti
Ruiz-porras (2011)
Anh Dong (2013)
1.
Judul
Corporate governance, market competition and
invesment decision in mexicanmanufacturing firms
Determinants of corporate invesment decisions: the case of
Vietnam
2.
Metode
Analisis
OLS regression
OLS regression
3.
Sampel
It includes 12 classificatory groups of firms for each
of the 182 industries
644 perusahaan yang listing di Vietnam
4.
Negara
Meksiko
Vietnam
5.
Tujuan
Untuk menguji Corporate governance, market
competition and invesment decision in
mexicanmanufacturing firms.
Untuk menguji pengaruh keputusan investasi di Vietnam
6.
Variabel
Endogen
7.
Variabel
Eksogen
Nama
Nama
Proxy
Invesment
rate
Ii,t / Ki, t-1= (Capital Expenditureending
–
Capital Expenditurebeginning) / Ki, t-1
Nama
Gross fixed capital formation
(Value of the fixed assets bought
minus the value of the fixed assets
sold)
Proxy
Proxy
Nama
Proxy
Investment
opportunities
Ratio of production value to fixed
capital stock
Cash flow
proxy for the internal net worth of a
company. It is generated by the sum of
net income after tax and depreciation and
amortization.
Market value of total assets = (Liability
+
stock price * number of tradable share +
net asset per share * number of
untradeable
share)
Leverage is the ratio of total liabilities to
total assets
Invesment
Cash flow
Firm size
Net earnings
Total value of fixed assets
Tobin’s q:
Leverage
Sales growth
Business risk:
Firm size:
8.
Hipotesis
1.
2.
3.
Investment opportunities bepengaruh
positif
Cash flow bepengaruh positif
Firm size berpengaruh positif
1.
2.
3.
4.
5.
This is used as a proxy for a firm’s
growth that may affect investment
decisions. This variable is calculated
from the Income Statements of firms.
Business risk = standard deviation
(Revenuet – Revenuet-1) / mean
(Revenue)
From previous research, there are three
measurements of firm size, such as log
value
of total assets, total revenue, and total
number
of employees
Higher cash-flow of firms will b
associated with higher investment
There will be a positive relationship
between investment opportunities and
investment rate of enterprises
There will be positive or negative
connection
between
leverage
and
investment.
There will be a positive link between
growth of sales and investment activities
of firms.
Higher business risk will be negatively or
positively associated with investment
rate of firms.
109
6.
9.
Hasil
10.
Future
Research
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
invesment
opportunities,cash flow, dan firm size beprpengaruh
positif signifikan.
There will be positive or negative
relationship between firm size and
investment
decisions.
By adopting a static approach, the findings show that cashflow, fixed , business risk, leverage, and firm size are the
key elements in making investment activities. Additionally,
by using a dynamic approach, the results reveal that
past investment also affects investment decisions at the firm
level.
Download