1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Maskoki memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri karena bentuk dan
ukuran tubuhnya serta keindahan pada variasi warna dan corak yang beragam
(Perkasa & Abdullah 2003). Pada masa dinasti Ming (tahun 1368-1644)
popularitas ikan maskoki mulai menanjak. Di sinilah bermunculan ikan maskoki
dengan bentuk tubuh yang bervariasi dan unik. Perkembangan ikan maskoki
kemudian merambah hingga ke negeri Jepang.
Di negeri matahari terbit ikan maskoki terus mengalami perkembangan
pesat sehingga menghasilkan bentuk yang lebih bervariatif seperti saat ini. Dari
negeri Sakura, ikan maskoki mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia (Bachtiar 2002). Umumnya, bentuk tubuh ikan maskoki unik, bermata
besar agak menonjol ke luar dan warna sisik yang menarik. Ikan maskoki
tergolong mudah dipelihara karena sifatnya cukup adaptif terhadap lingkungan
yang baru. Tak mengherankan jika ikan maskoki dengan berbagai varietasnya
tersebar di seluruh dunia (Bachtiar 2002).
Ikan maskoki sering digunakan untuk hiasan akuarium di rumah karena
memiliki warna yang indah. Mas koki dipercaya mampu menghilangkan stress
yang dialami oleh pemiliknya. Warna-warna yang cerah dan menawan serta
bentuknya yang uniklah yang dapat menenangkan pikiran, emosi, dan hati. Oleh
karena itu, ikan maskoki selalu diincar para pembeli yang ingin menikmati
keindahan warna ikan maskoki.
Strain ikan maskoki yang populer saat ini adalah ikan maskoki varietas
Oranda/Spencer,
Mata
balon/Suihogan, Ranchu,
Telescope eye/Demekin,
Celestial Eye/Choten gan, Lionchu, Ryukin dan Chinsurin/Mutiara. Setiap strain
ikan mas koki ini memiliki bentuk yang berbeda baik bentuk badan, kepala, sirip
dan warna.
Hubungan kekerabatan antara strain ikan maskoki perlu untuk diteliti
untuk mengetahui informasi genetik yang nantinya akan berguna untuk breeding
1
2
program pada maskoki. Strain ikan maskoki dapat diketahui dengan melihat
morfologi ikan maskoki, namun pembuktian perbedaan strain tersebut secara jelas
dapat dilihat dari polimorfisme ikan maskoki dengan melakukan uji molekuler
pada tingkat DNA. Menurut Haymer (1994) hubungan kekerabatan pada
organisme
dapat
dianalisis
dengan
melihat
DNA.
Mengetahui
dan
membandingkan kekerabatannya. Analisis polimorfisme DNA merupakan materi
yang akurat dalam menganalisis genetik beberapa tipe organisme.
Variasi genetik menggambarkan adanya keragaman pada satu spesies.
Adanya keragaman terlihat dariu karakteristik ikan, baik dari dalam (genotipe)
maupun dari luar (fenotipe). Bila dilihat secara genotipe, variasi genetik yang
terdapat pada ikan hasil persilangan memiliki variasi yang berbeda-beda. Untuk
melihat variasi genetik tersebut dan mengetahui kekerabatannya antara individu
satu dan individu lainnya, maka dilakukan pendekatan molekuler yaitu dengan
metode RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA). Penggunaan metode ini
memerlukan primer RAPD sebagai titik awal untuk mengamplifikasi fragmen
DNA polimorfik secara acak. PCR memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
secara alami berperan dalam penggandaan DNA pada proses replikasi (Liu and
Cordes 2004). Namun demikian, primer RAPD hanya dapat menyalin fragmen
pendek DNA, karena ukuran sekuen primer tersebut hanya berkisar 10 – 20 basa
nukleotida (Liu et al. 1998a). Berdasarkan metode tersebut dapat dilihat
polimorfik sebagai interprestasi adanya variasi genetik dari masing-masing ikan
(Salam 1994, Abdullah, et al., 2004).
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sejauh mana hubungan kekerabatan genetik pada strain-strain ikan maskoki
(oranda, mata balon, ranchu, teleskop, tossa dan mutiara) dengan menggunakan
teknik RAPD-PCR (Random Amplified Polymorphic DNA-Polymerase Chain
Reaction).
3
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menentukan hubungan kekerabatan genetik
pada ikan strain-strain ikan maskoki (oranda, mata balon, ranchu, teleskop , tossa
dan mutiara) dengan teknik RAPD-PCR (Random Amplified Polymorphic DNAPolymerase Chain Reaction).
1.4
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan untuk memperoleh hubungan kekerabatan
genetik antar strain ikan maskoki sehingga dapat digunakan dalam menentukan
breeding program.
1.5
Kerangka Pemikiran
Ikan maskoki adalah salah satu spesies ikan yang bermanfaat untuk
manusia. Spesies ikan maskoki dapat dijadikan hiasan akuarium untuk penghilang
stress. Keunggulan dan manfaat yang besar dari spesies ikan maskoki menjadikan
ikan maskoki menjadi salah satu ikan bernilai ekonomis. Spesies ikan maskoki
sering dibudidayakan sehingga banyak persilangan antar strain dilakukan oleh
manusia untuk mendapatkan ikan mas koki dengan corak, bentuk dan warna sisik
yang baru dan lebih baik.
Strain ikan maskoki memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda
antar strainnya dan memiliki tersendiri. Maskoki oranda memiliki jambul
pada kepalanya, maskoki mutiara memiliki sisik yang menyerupai mutiara,
maskoki mata balon memiliki kantung yang menyerupai balon pada
bagian
matanya,
maskoki
tossa
maskoki
memiliki
ranchu
sirip
tidak
punggung
memiliki
yang
sirip
tegak
dan
punggung,
maskoki
teleskop memiliki bentuk tubuh seperti tossa namun bentuk matanya menonjol
keluar.
Pengetahuan hubungan kekerabatan genetik pada ikan maskoki dapat
menghindari persilangan yang menghasilkan individu yang cacat dan lemah.
Kekerabatan berdasarkan adanya tingkat polimorfisme (variasi genetik) pada
4
oranda, mata balon, ranchu, demekin, tossa dan mutiara sangat diperlukan untuk
menentukan breeding program yang ingin digunakan.
DNA merupakan molekul yang selalu sama atau konsisten pada setiap
jaringan tubuh dan tidak dipengaruhi perubahan lingkungan. Berdasarkan hal ini
DNA merupakan sumber polimorfisme yang baik dan sangat potensial (Beeching
et al. 1993). Polimorfisme pada umumnya disebabkan karena adanya proses
mutasi dan rekombinasi sehingga terjadi perubahan-perubahan pada urutan DNA
(Brown 1999).
Analisis hubungan kekerabatan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode RAPD-PCR. Salah satu metode yang sering digunakan untuk penelitian
pada tingkat polimorfisme DNA (Beeching et al. 1993). Keunggulan metode
RAPD-PCR lebih cepat dan efisien dalam menentukan hubungan kekerabatan
pada bermacam-macam spesies tanaman dan hewan (Rollinson et al. 1987 dalam
Hawksworth 1992). Penggunaan metode ini membutuhkan primer RAPD, pada
penelitian ini menggunakan primer dari Operon technology yaitu OPA-2, OPA-3,
dan OPA-7. Primer RAPD telah dipilih berdasarkan dari penelitian (Yoon dan
Park 2001) pada ikan Common Carp spesies Carasius carasius, primer OPA-2,
OPA-3,OPA-5, OPA-7 dan OPA-12 menghasilkan pita-pita pada seluruh sampel
yang diujikan.
Variasi genetik yang telah diketahui berdasarkan pita-pita DNA
polimorfisme pada strain-strain ikan maskoki dapat memudahkan pembenih
(Breeder) merancang persilangan yang tepat diantara kedua strain dalam satu
spesies untuk menghasilkan plasma nutfah yang baik untuk pembenihan ikan
maskoki. Strain ikan yang memiliki potensi unggul berhubungan dengan
keragaman DNA polimorfik yang muncul setelah deteksi dengan RAPD-PCR dan
umumnya strain tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang relatif jauh. Calon
induk
ikan
unggul
tersebut
harus
disilangkan
dengan
induk
lain yang tidak sekerabat dalam upaya memproduksi keturunan ikan yang
memiliki kualitas warna dan bentuk tubuh beragam yang bernilai ekonomis.
Dengan breeding program tersebut, pembenih dapat mempertahankan variasi gen
secara lestari.
5
1.6
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, ikan maskoki strain teleskop dan
tossa memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan maskoki strain mata balon
memiliki hubungan kekerabatan yang jauh.
Download