PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), RETURN ON ASSET

advertisement
PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), RETURN ON ASSET (ROA),
DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
KIKI RIZKI ANANDA
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana Price to Book
Value (PBV), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga
Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, (2) untuk mengetahui
Pengaruh Price to Book Value (PBV), Return on Asset (ROA), Debt to Equity
Ratio (DER) secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Objek penelitian ini meliputi Price to Book Value,
Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Harga Saham pada perusahaan LQ 45
di Bursa Efek Indonesia periode 2014. Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda..Hasil dari penelitian ini adalah: (1)
Return on Asset dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, Price to Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
(2) ketiga variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Saran yang dapat diberikan penulis adalah bahwa perusahaan harus terus
meningkatkan kinerja dan efisiensi penggunaan modal serta aset yang dimiliki
untuk dimanfaatkan ke dalam sektor yang lebih produktif guna menciptakan
sentimen positif kepada para pemegang modal.
Kata Kunci
: Price to Book Value, Return on Asset, Debt to Equity Ratio,
dan Harga Saham
PENDAHULUAN
Memasuki era globalisasi dan perkembangan perekonomian yang semakin
maju menyebabkan adanya persaingan usaha yang ketat. Kondisi demikian
menuntut perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan
bisnis. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar
perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya,
karena kinerja keuangan dan nilai yang dimiliki perusahaan merupakan sebagai
acuan tolak ukur yang dilihat oleh pemegang saham untuk melihat keberhasilan
kinerja perusahaannya.
Suatu
perusahaan
diharapkan
dapat
terus
berkembang,
sementara
pengembangan perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Salah satu cara
untuk memperoleh sumber dana perusahaan adalah dengan cara menarik dana dari
luar perusahaan yaitu melalui pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).
Di Indonesia yang berperan sebagai pasar modal adalah Bursa Efek
Indonesia (BEI). Dalam pasar modal banyak sekali informasi yang dapat
diperoleh investor baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi
pribadi sebagai pengambilan keputusan. Salah satu sumber informasi yang dapat
digunakan oleh investor adalah laporan keuangan. Secara umum ada dua
pendekatan dalam analisis pasar modal, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga saham yaitu melalui
pendekatan fundamental. Pendekatan fundamental bersifat internal untuk
mengetahui kinerja perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang
penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio-rasio
keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan
tersebut
akan
tampak
jelas
berbagai
indikator
keuangan
yang
dapat
mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah
dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Dalam rasio keuangan bisa dikelompokan ke dalam lima macam kategori,
yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas,
dan Rasio Pasar. Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan
menggabung-gabungkan angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca
(Hanafi & Halim, 2008:27). Harga saham di pasar modal selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, perubahan harga saham tersebut dipengaruhi oleh
banyak hal.
Pertama, faktor non-keuangan berupa pergerakan harga tren saham, yang
biasanya digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan membeli ataupun
menjual saham. Kedua, faktor keuangan berupa informasi-informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan, misalnya profitabilitas dan rentabilitas.
Faktor keuangan disini termasuk rasio-rasio yang merupakan ukuran terhadap
kinerja perusahaan. Ketiga, faktor eksternal merupakan faktor-faktor diluar faktor
diatas, yaitu hal-hal yang terjadi diluar perusahaan seperti kenaikan tingkat suku
bunga yang mengakibatkan ketidakpastian pasar, terjadinya inflasi dan deflasi
yang mengakibatkan ketidakpastian daya beli masyarakat, keadaan keamanan
suatu negara, kebijakan pemerintah dan kondisi sosial politik.
Rasio-rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio
profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Rasio pasar yang akan digunakan
adalah Price to Book Value (PBV), sedangkan rasio profitabilitas yang akan
digunakan adalah Return On Asset (ROA), kemudian rasio solvabilitasnya adalah
Debt to Equity Ratio (DER).
Salah satu jenis rasio pasar yang sering dikaitkan dengan harga saham
adalah Price to Book Value (Rasio harga terhadap nilai buku), yang merupakan
rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Return On Asset (Rasio Tingkat
Pengembalian Aset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio
lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham adalah Debt to Equity
Ratio (Rasio hutang terhadap ekuitas). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan
rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Indeks LQ 45 merupakan salah satu dari
indeks harga saham yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Setiap tahun
indeks harga saham akan mengalami perkembangan, baik itu indeks harga saham
gabungan maupun indeks harga saham yang lainnya yaitu seperti indeks LQ 45.
Stella pada tahun 2009 meneliti tentang Pengaruh Price Earning Ratio
(PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Price to Book
Value (PBV) terhadap Harga Pasar Saham. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa PER dan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga pasar saham,
sedangkan DER dan PBV berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham.
Ricky Setiawan pada tahun 2011 meneliti Pengaruh Return on Asset
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) Terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2007-2009 memperoleh
hasil bahwa secara simultan Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER)
dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
dan menurut hasil penelitian dalam simpulan juga menyimpulkan bahwa Return
on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, Debt to Equity
Ratio berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham, dan Price
to Book Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Mutdiyanti pada tahun 2013
tentang “Pengaruh Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) Return
on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ 45 periode 2006-2011” memperoleh hasil bahwa secara parsial,
Price to Book Value memiliki hubungan yang positif dengan harga saham dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, Earning Per Share memiliki
hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, Return
On Asset memiliki hubungan yang positif dengan harga saham dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan Debt to Equity Ratio memiliki
hubungan yang negatif dengan harga saham dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara simultan, Price to Book Value (PBV), Earning Per
Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki
hubungan yang positif dan kuat terhadap harga saham.
Berdasarkan penelitian yang selama ini dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu tentang pengaruh Price to Book Value, Return on Asset dan Debt to
Equity Ratio terhadap Harga Saham dan yang mana di dalamnya terdapat pula
hasil yang berbeda satu dengan yang lainnya, maka penulis termotivasi untuk
menguji kembali pengaruh PBV, ROA dan DER terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ 45, dan memilih tahun 2014 sebagai tahun pengamatan. Dan
Penulis juga ingin mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut dengan
mengajukan judul penelitian “Pengaruh Price to Book Value (PBV), Return On
Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat
diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Price to Book Value (PBV), Return on Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Harga Saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2014.
2. Bagaimana Pengaruh Price to Book Value, Return on Asset dan Debt to
Equity Ratio secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham pada
perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana Price to Book Value (PBV), Return on Asset
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham Perusahaan LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014.
2.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Price to Book Value (PBV),
Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial dan
simultan terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif, karena adanya variabel-variabel yang akan ditelaah
hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang
diteliti, yaitu pengaruh Price to Book Value, Return on Asset, dan Debt to Equity
Ratio terhadap harga saham.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah penelitian kepustakaan (Library Research), yang mana pada tahap ini,
penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi sebanyak-banyaknya
untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data dengan cara
membaca, mempelajari, menelaah, dan mengkaji literatur-literatur berupa bukubuku, jurnal, makalah, maupun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data juga diperoleh dari situs-situs
terkait untuk memperoleh tambahan literatur, jurnal, dan data lainnya. Penelitian
ini menggunakan data sekunder.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk
dalam Indeks LQ 45 pada tahun 2014. Data laporan keuangan yang digunakan
adalah Laporan Audit per 31 Desember 2014 sehingga diperoleh jumlah populasi
sebanyak 45 perusahaan.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik
Nonprobability Sampling. Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan
purposive sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai
dengan yang telah penulis tentukan, oleh karena itu penulis memilih teknik
purposive
sampling dengan
menetapkan
pertimbangan-pertimbangan
atau
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan
dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, sampel yang terpilih adalah perusahaan yang
masuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 dan
memiliki kriteria tertentu yang mendukung penelitian. Adapun perusahaanperusahaan LQ 45 yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Masuk dalam Sampel Penelitian
Berdasarkan Kriteria Pengambilan Sampel
No.
Kode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
BBCA
BBNI
BBRI
BDMN
BMRI
BMTR
BSDE
CPIN
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
LPKR
LSIP
MNCN
PGAS
Nama Perusahaan
Adaro Energy Tbk.
AKR Corporindo. Tbk.
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra Internasional Tbk.
Bank Central Asia Tbk.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Danamon Indonesia Tbk.
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Global Mediacom Tbk.
Bumi Serpong Damai Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy Tbk.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Vale Indonesia
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
Jasa Marga (Persero) Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
Media Nusantara Citra Tbk.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
27.
28.
29.
30.
PTBA
SMGR
TLKM
UNVR
Bukit Asam (Persero) Tbk.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yaitu; Mengumpulkan data
dari Skripsi-skripsi ataupun jurnal terdahulu tentang Price to Book Value, Return
On Asset, Debt to Equity Ratio dan Harga Saham yang telah dibuat oleh peneliti
terdahulu dan data yang terkumpul di dapat dari internet, mengunduh data-data
keunangan Perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ 45 dan telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014, memeriksa kelengkapan data dari daftar
pustaka setiap judul skripsi, membuat Daftar sampel Perusahaan Indeks LQ 45
yang telah memenuhi kriteria, mencatat data bibiografis sitiran, meliputi nama
pengarang, tahun terbit, dan bentuk literatur.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametis dengan
menggunakan model Regresi Linear Berganda. Perhitungan analisis data
seluruhnya akan dibantu dengan menggunakan software statistika yaitu program
SPSS 22 for Windows.
PEMBAHASAN
Price to Book Value (PBV) Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.1, rasio Price to Book Value (PBV) pada perusahaan
LQ 45 tahun 2014 mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Rata-rata PBV
tahun 2014 adalah sebesar 2,99. Pada Variabel PBV tahun 2014 yang memiliki
nilai minimum sebesar 0.81 terjadi pada Perusahaan Adaro Energy Tbk (ADRO).
Ini terjadi karena Price to Book Value (PBV) dihitung dengan membagi Harga
Pasar saham tahun 2014 sebesar 1.040 dan nilai buku saham sebesar 1.280,50
maka hasilnya adalah 0,81. Jika hasil dari PBV kurang dari satu maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan tidak berjalan dengan baik dan nilai buku saham dari
perusahaan Adaro Energy Tbk lebih kecil disbanding dengan harga pasar saham
pada tahun 2014.
Sedangkan nilai maksimum pada variabel PBV tahun 2014 adalah sebesar
9,30 terjadi pada perusahaan Kalbe Farma (KLBF). Ini terjadi karena Price to
Book Value (PBV) dihitung dengan membagi Harga Pasar saham tahun 2013
sebesar 1.830 dan nilai buku saham sebesar 196,74 maka hasilnya adalah 9,30.
Karena nilai dari PBV sangat tinggi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
Kalbe Farma berjalan dengan sangat baik dan nilai buku saham dari perusahaan
tersebut lebih tinggi dibanding dengan harga pasar sahamnya.
Return on Asset (ROA) Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.2, rasio Return on Asset (ROA) pada perusahaan LQ 45
tahun 2014 mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Rata-rata ROA tahun
2014 adalah sebesar 7,18. Pada Variabel ROA tahun 2014 yang memiliki nilai
minimum sebesar -2,48 terjadi pada perusahaan Aneka Tambang Negara (ANTM)
pada tahun 2014. Ini terjadi karena ROA dihitung dengan membagi Laba Bersih
tahun 2014 sebesar -563.906 dengan Total Aset sebesar 22.711.374 dan dikalikan
dengan 100 maka hasilnya adalah -2,48. Karena hasilnya kecil dan bahkan negatif
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak efektif dalam memanfaatkan aktiva
untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Sedangkan nilai maksimum pada variabel ROA tahun 2014 yang memiliki
nilai maksimum sebesar 16,24 terjadi pada perusahaan Semen Indonesia (SMGR).
Ini terjadi karena ROA dihitung dengan membagi Laba Bersih tahun 2014 sebesar
5.565.858 dengan Total Aset sebesar 34.314.666 dan dikalikan dengan 100 maka
hasilnya adalah 16,24. Karena hasilnya besar maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan sangat efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba
bersih setelah pajak.
Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.3, rasio Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan
LQ 45 tahun 2014 mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Rata-rata DER
tahun 2014 adalah sebesar 1,75. Pada Variabel DER tahun 2014 yang memiliki
nilai minimum sebesar 0,12 terjadi pada Indocement Tunggal Prakarsa (INTP). Ini
terjadi karena DER dihitung dengan membagi Total Hutang tahun 2014 sebesar
3.134.712 dengan Total Ekuitas sebesar 23.262.459 maka hasilnya adalah 0,12.
Sedangkan nilai maksimum pada variabel DER tahun 2014 adalah sebesar
7,21 terjadi pada Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Ini terjadi karena DER dihitung
dengan membagi Total Hutang tahun 2014 sebesar 704.217.592 dengan total
ekuitas sebesar 97.737.429 maka hasilnya adalah 7,52.
Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan dengan pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
Namun Perusahaan tetap sangat membutuhkan pinjaman dari pihak lain demi
kelancaran perusahaan itu sendiri.
Harga Saham Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.4, harga saham pada perusahaan LQ 45 tahun 2014
mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Rata-rata harga untuk 30 perusahaan
terlihat pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 7.683/lembar. Selama tahun 2014 harga
saham yang paling tinggi dicapai oleh Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa
(INTP) yaitu sebesar Rp 25.000/lembar. Sedangkan harga saham paling rendah
dicapai oleh Lippo Karawaci (LPKR) yaitu sebesar Rp 1.020/lembar. Harga
saham perusahaan yang tinggi menceerminkan bahwa perusahaan tersebut dapat
mengelola perusahaannya dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan
yang tinggi bagi perusahaan, bagi para pemegang saham dari perusahaan tersebut,
dan juga dapat meyakinkan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Pengaruh Price to Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t antara PBV terhadap harga saham menunjukkan
bahwa Ha ditolak karena tidak terdapat pengaruh signifikan antara PBV terhadap
harga saham. Semakin rendah PBV pada suatu perusahaan maka akan diiringi
dengan penurunan harga saham perusahaan tersebut karena hasil uji t
menunjukkan tidak adanya hubungan yang positif dan signifikan antara PBV dan
harga saham. Hasil penelitian mengenai adanya pengaruh yang signifikan antara
PBV terhadap harga saham ini sesuai dengan penelitian Mutdiyanti (2013) yang
menyatakan bahwa PBV tidak signifikan dan tidak berpengaruh positif terhadap
harga saham. Dan juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009)
yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Semakin tinggi PBV maka pasar semakin percaya akan prospek
perusahaan yang berkaitan. Hal ini menunjukan juga bahwa para pemegang modal
bersedia menanamkan modalnya pada perusahaan walaupun dengan harga saham
yang tinggi karena perusahaan memiliki jaminan keamanan (safety capital) atau
klaim atas aset bersih yang semakin tinggi. Dengan demikian, makin tinggi rasio
tersebut, makin berhasil dan mampu perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
saham, dimana semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek
perusahaan, sehingga permintaan akan saham tersebut naik, kemudian mendorong
harga saham perusahaan tersebut (Husnan S dan Pudjiastuti, 2006).
Dimana pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan bahwa setiap perusahaan yang tiap tahunnya mengalami
peningkatan PBV diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan tersebut.
Dan alasan PBV negatif yaitu bisa dikarenakan analis pasar modal
mempertimbangkan suatu saham dengan rasio PBV yang rendah merupakan
investasi yang aman, dengan demikian rasio PBV berpengaruh negatif terhadap
harga saham, namun PBV yang rendah dapat berarti ada sesuatu yg merupakan
kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut (Stella, 2009),
Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasi uji t antara ROA terhadap harga saham menunjukkan
bahwa Ha diterima karena terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ROA
terhadap harga saham. Semakin tinggi ROA pada suatu perusahaan maka akan
diiringi dengan kenaikan harga saham perusahaan tersebut karena hasil uji t
menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara PBV dan harga
saham. Hasil penelitian mengenai adanya pengaruh yang signifikan antara ROA
terhadap harga saham ini sesuai dengan penelitian Stella (2009) dan Ricky
Setiawan (2011) yang menyatakan bahwa ROA signifikan berpengaruh positif
terhadap harga saham dan Kanti (2008) yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya hasil ini sesuai dengan
pernyataan Mamduh M Hanafi (2008), bahwa ROA berpengaruh positif terhadap
harga saham perusahaan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian Melinda dan Endang (2012) dan Mutdiyanti (2013) yang menyatakan
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Berpengaruhnya ROA terhadap harga saham ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang terdaftar dalam di LQ 45 2014 telah mampu memanfaatkan asset
yang dimilikinya dalam proses operasional perusahaan guna menghasilkan laba
setelah pajak pada perusahaan secara efektif. Hal ini meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan
perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian
semakin besar. Hal ini tentunya mempunyai dampak pada harga saham
perusahaan tersebut di pasar modal, yaitu dengan meningkatnya harga saham
perusahaan (Mamduh M Hanafi, 2008).
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t antara DER terhadap harga saham menunjukkan
bahwa Ha diterima karena terdapat pengaruh antara DER terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mutdiyanti yang menyatakan bahwa
Debt to Equity Ratio (DER) memiliki hubungan yang positif dan kuat terhadap
harga saham.
Menurut Gitosudarmo (2002:40) pengukuran solvabilitas yang lazim
digunakan adalah Debt to Equity Ratio. Hal ini dikarenakan permodalan pada
perusahaan umumnya terdiri dari modal saham/ modal sendiri dan modal asing
dimana jumlah asing rata-rata lebih besar daripada jumlah modal saham.
Perbandingan modal asing dan modal sendiri yang disebut Debt to Equity Ratio,
jika menggunakan prinsip hati-hati maka digunakan pada norma struktur financial
konservatif. Dalam sistem financial konservatif dikehendaki agar jumlah modal
asing tidak lebih besar dari jumlah modal sendiri atau dapat diartikan bahwa
modal asing sebanyaknya-banyaknya sama dengan modal sendiri atau Debt to
Equity Ratio maksimal 100%.
Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk deviden).
Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham
perusahaan tertentu, karena investor lebih tertarik pada saham yang tidak
menanggung terlalu banyak beban hutang.
Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua hutang-hutangnya akan menunjukkan solvabilitas perusahaan.
Perusahaaan dengan tingkat leverage yang rendah mempunyai risiko kerugian
yang rendah apabila kondisi perekonomian memburuk, tetapi juga mempunyai
keuntungan yang rendah apabila perekonomian membaik. Keputusan penggunaan
leverage haruslah menyeimbangkan antara keuntungan yang lebih besar dengan
risiko yang lebih tinggi (Husnan, 2006).
Berpengaruhnya DER terhadap harga saham menunjukkan bahwa teori
Modligiani dan Miller yang menjelaskan sejauh mana pembayaran bunga bisa
dipergunakan untuk mengurangi beban pajak maka penggunaan hutang
memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan tidak memberikan efek yang positif
terhadap minat atau ketertarikan para pemegang modal dalam untuk menanamkan
modalnya disuatu perusahaan yang terdaftar di LQ 45.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah Price to Book Value, Return
on Asset, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh secara simultan terhadap harga
saham. Dari Pengujian hipotesis penelitian secara simultan yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Price to Book Value, Return on Asset, dan
Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap harga saham, sehingga hipotesis
kedua dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ricky Setiawan (2011) bahwa ROA, DER dan PBV secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham, serta Mutdiyanti (2013) yang
menyatakan bahwa PBV, EPS, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham. Selanjutnya hasil ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
F sebesar 0,000 < 0,05 dan besarnya pengaruh yang diberikan adalah sebesar 36%
dan sisanya sebesar 64% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.
Kecilnya pengaruh secara simultan dengan nilai yang menunjukkan 36%
disebabkan adanya variabel yang secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan yaitu variabel PBV. PBV, ROA, dan DER dapat mempengaruhi harga
saham karena variabel tersebut diterapkan secara bersama-sama sehingga
karakteristik dari sertiap variabel dapat membantu menutupi kekurangan dari
variabel lainnya dalam mempengaruhi harga saham. Seperti dalam penelitian ini
variabel PBV dan ROA terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham sehingga dapat membantu variabel ROA yang tidak berpengaruh
signifikan.
ROA dan DER yang tinggi pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 tahun
2014 akan memberikan dampak positif terhadap harga saham. Sedangkan PBV
pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 tahun 2014 belum mampu
mempengaruhi harga saham perusahaan. Namun apabila semua variabel
independen tersebut digabungkan menjadi kesatuan akan mampu untuk
mempengaruhi terbentuknya harga saham perusahaan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Price to Book Value, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Harga saham
pada Perusahaan LQ 45 periode 2012-2014 memiliki perkembangan yang
berfluktuasi.
2. Secara Parsial Price to Book Value tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham dan Price to Book Value juga berpengaruh negatif
terhadap harga saham , sedangkan Return on Asset, dan Debt to Equity Ratio
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham dan berpengaruh positif
terhadap harga saham. Secara Simultan Price to Book Value, Return on Asset,
dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ricky Setiawan (2011) yang
menyatakan bahwa PBV, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham, serta Mutdiyanti (2013) yang menyatakan bahwa PBV,
EPS, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas, maka saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja keuangan dan efisiensi
penggunaan modal serta aset yang dimiliki untuk dimanfaatkan ke dalam
sektor yang lebih produktif guna menciptakan sentimen positif kepada para
pemegang modal bahwa perusahaan mampu menunjukkan prospek dan
kemampuan dalam menghasilkan laba setelah pajak yang lebih baik. Untuk
meningkatkan kinerja tentunya perusahaan harus mampu menganalisa laporan
keuangan dengan baik dengan menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan.
2. Perusahaan harus lebih meningkatkan nilai buku saham, dimana hal ini dapat
mempengaruhi tingkat PBV yang dimiliki perusahaan agar harga pasar saham
dapat tinggi. Nilai buku suatu saham tersebut tergantung pada jumlah saham
yang beredar dan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas objek penelitian yang
tidak hanya berpaku pada perusahaan yang terdaftar pada LQ 45, akan tetapi
juga pada perusahaan non-LQ 45.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arifin, Ali. 2001. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi Offset.
Darmaji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia.
Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Darmaji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2013. Statistik Multivariat SPSS. Semarang: BP Universitas
Diponegoro.
Gitosudarmo, Indriyo. 2002. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPEE.
Hanafi, Mamduh dan Halim Abdul. 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. & Pudjiastuti, Enny. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Indriantoro, Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE.
Indriyani, Feri. 2006. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Economic Rents
Ratio Tobins Q Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Semarang:
Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Ismail, Hidayat. 2010. Analisis Pengaruh Return on Asset Debt to Equity Ratio
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tobacco Manufacturers di
Bursa Efek Indonesia. Jakarta: UPN Veteran.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Kanti, Praptan. 2008. Analisis Pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio
dan Devident Pay Out Ratio Terhadap Harga Saham LQ 45 di Bursa Efek
Jakarta. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Linawati, Lisa. 2006. Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan
Kinerja Keuangan Manajemen Perusahaan. Surabaya: Puslit Petra.
M. Reeve, James. S. Warren, Carl. et.al. 2010. Pengantar Akuntansi AdaptasiIndonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Meilinda, Haryuningputri. & Tri Widyarti, Endang. 2012.“Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Eva Terhadap Harga Saham Pada Sektor Industri
Manufaktur di BEI”. Semarang: Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas
Diponegoro.
Muslich, Mohammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mutdiyanti. 2013. Pengaruh Price To Book Value, Earning Per Share, Return on
Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Bandung:
Universitas Pasundan.
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang
Go-Publik Di Pasar Modal Indonesia). Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia.
Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Nugroho, Bhuono, Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
Dengan SPSS, Edisi 1. Yogyakarta: Andi.
Poernamawatie, Fahmi. 2008. Pengaruh PBV dan Price Earning Ratio ( PER )
terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Malang: Jurnal Manajemen gajayana.
Resmi, Siti. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return
Saham. Jakarta: Kompak
Riyanti. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham. Jakarta: Jurnal
Akuntansi.
Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Santoso, Singgih. 2000. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat.
Yogyakarta: BPEE.
Setiawan, Ricky. 2011. Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, dan Price
to Book Value Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007-2011. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Stella 2009. “Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on
Asset dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham”. Jakarta:
STIE
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suhendi Cece. 2012. Pengaruh-Pengaruh Fundamental Perusahaan terhadap
Return Saham. Bandung: Universitas Pasundan.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Trisno, Dedy. & Soejono, Fransiska. 2008. “Pengaruh Rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI”.
Palembang: STIE Musi.
Studi Kepustakaan Lain:
http://www.idx.co.id/2015/01/beranda/publikasi/lq45.html
http://www.sahamok.com/2015/harga-saham.html
Download