1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Panduan Investasi, Modal India Tarik FDI
Jakarta, 16 November 2015 – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus
mengkaji regulasi investasi negara pesaingnya. Salah satunya adalah India yang
menggunakan panduan investasinya sebagai salah satu faktor utama untuk menarik
investasi global masuk ke India.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa panduan investasi yang
diterapkan di India cukup jelas. “Mereka memiliki program Make in India yang
melandasi regulasi mereka mengenai Panduan Investasi. Program dapat
membebaskan aturan maksimum kepemilikan asing pada sektor tertentu khusus
telekomunikasi, pertahanan dan retail,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada
pers, Senin (16/11).
Franky menjelaskan bahwa program yang dimulai pada bulan September 2014
tersebut berhasil dalam menyinergikan kebijakan offset pembelian pesawat Boeing,
dimana untuk kontrak pembelian di atas US$ 48,3 juta, 30% dari nilai kontrak
tersebut harus melibatkan perusahaan lokal India.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan bahwa India mengenal dua rute investasi, rute
otomatis ataupun rute pemerintah. “Mayoritas bidang usaha adalah rute otomatis
yang terbuka 100% untuk asing, ini tidak memerlukan persetujuan apapun dari
pemerintah, mereka bisa langsung buka usaha,” sebutnya.
Menurut Franky, dengan rute otomatis, investor hanya disyaratkan untuk
menyampaikan pemberitahuan dalam 30 hari setelah mereka memulai usahanya.
“Kemudahan-kemudahan investasi yang ditawarkan oleh negara-negara pesaing
tersebut menginspirasi untuk memperbaiki layanan berinvestasi di Indonesia,”
jelasnya.
BKPM sendiri telah menginisiasi pembahasan tentang panduan investasi sebagai
revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang daftar bidang usaha yang
dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. BKPM telah menerima 454
butir masukan baik dari kementerian teknis dan lembaga pemerintah non
kementerian terkait maupun dari sektor swasta dan pemangku kebijakan lainnya.
Panduan Investasi tersebut diharapkan dapat selesai April 2016 mendatang.
Beberapa sektor yang dapat menggunakan rute otomatis di India di antaranya
pertanian (termasuk perkebunan bunga, holtikultur, budidaya lebah, sayuran,
1
pembibitan tanaman, pembibitan ternak, perikanan dan jasa terkait), perkebunan
kopi, karet, kelapa sawit, minyak zaitun dan kapulaga.
Kemudian pertambangan dan eksplorasi barang logam, non logam, batu bara dan
ligit, kegiatan eksplorasi minyak bumi dan gas alam, infrastruktur dan pemasarannya
serta pembangunan lapangan udara baru, jasa penerbangan dengan helikopter,
perawatan dan perbaikan pesawat. “Sedangkan untuk rute pemerintah adalah
sektor-sektor yang dianggap strategis seperti perbankan dengan share diatas 49%
untuk asing, industri pertahanan, perkebunan teh dan pengelolaan bandara yang
existing,” tambah Franky.
Selain itu pemerintah India juga menutup beberapa sektor untuk investasi di
antaranya energi nuklir, bisnis lotere, perjudian, pertanian (kecuali yang
diperbolehkan pemerintah seperti perkebunan bunga, holtikultura peternakan,
pembibitan tanaman, jasa sektor terkait, perkebunan teh, kopi dsb), bisnis
perumahan dan real estate (kecuali pengembangan kota, pembangunan perumahan,
jalan dan jembatan), perdagangan TDRs (Transferable Development Rights), pabrik
cerutu, rokok, tembakau dan pengganti tembakau.
Dari data FDI market Financial Times untuk negara-negara sumber investasi global
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, posisi India selalu di atas Indonesia.
Di Amerika Serikat, India berada di posisi ketiga dengan 1.123 proyek senilai US$ 53
miliar, sedangkan Indonesia di posisi 25 dengan 92 proyek senilai US$ 7,16 miliar,
kemudian di Jepang, India di posisi ketiga dengan 403 proyek senilai US$ 20,9 miliar,
Indonesia diposisi keempat dengan 252 proyek senilai US$ 19,4 miliar. Sedangkan di
Korea Selatan, India berada di posisi keempat dengan 59 proyek senilai 12,5 miliar
sedangkan Indonesia berada di posisi kelima dengan 31 proyek senilai US$ 7,9 miliar.
Karakteristik India sebagai negara dengan populasi mencapai 1,27 miliar merupakan
suatu magnet investasi yang kuat. Selain itu, sebagai negara commonwealth yang
mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Inggris menjadi daya tarik tersendiri.
Saat ini, India dikenal dengan pengembangan di bidang IT, call center dan jasa
keuangan.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
2
Download