bahan press release

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Meningkat 26%, Realisasi Investasi Tiongkok 2015 Lampaui Rata-rata Lima Tahun
Jakarta, 29 Februari 2016 — Investasi dari Tiongkok terus tumbuh melampui ratarata realisasi selama lima tahun terakhir. Dalam kurun 2010-2014, investasi yang
dicatatkan dari Tiongkok mencapai US$ 495 juta. Angka ini meningkat 26% menjadi
US$ 628 juta pada tahun 2015. Peningkatan realisasi investasi dari Tiongkok ini
merupakan salah satu indikator penetrasi investasi yang dilakukan oleh investor
negeri tirai bambu ini.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa
pihaknya memonitor aktifitas investor Tiongkok secara intensif karena terjadi
peningkatan realisasi investasi yang cukup signifikan. “Periode 2010-2014, nilai
investasi yang masuk dari Tiongkok mencapai US$ 1,5 miliar. Angka ini bila diratarata hanya US$ 495 juta, bila dibandingkan dengan periode 2015, angkanya
meningkat 26% menjadi US$ 628 juta,” ujarnya sesuai memberikan sambutan dalam
acara Investor Forum RRT dan Hongkong, di kantor BKPM, Jakarta, Senin (29/2).
Menurut Franky, investor Tiongkok dikenal agresif dalam memperoleh informasi
mengenai peluang-peluang investasi di Indonesia. Dari laporan yang disampaikan
oleh Marketing Officer BKPM ke Kepala BKPM, tercatat Tiongkok termasuk negara
prioritas dengan interaksi investor yang cukup tinggi. “ Dari sisi komitmen investasi,
komitmen investasi selama 2010-2014 mencapai US$ 11 miliar, sedangkan untuk
tahun 2015 saja mencapai US$ 22 miliar,” ungkapnya.
Dalam kegiatan yang digelar BKPM untuk menarik minat investasi dari Tiongkok
tersebut hadir Dubes RRT untuk Indonesia Xie Feng dan Ketua Kadin Indonesia
Komite Tiongkok Mr. Zhang Min.
Kepala BKPM memanfaatkan forum tersebut untuk menyampaikan beberapa
kemudahanan layanan investasi di antaranya kemudahan investasi langsung
konstruksi (KLIK), Layanan izin investasi 3 jam, percepatan fasilitas jalur hijau serta
insentif terkait lainnya.
“Pemerintah Indonesia akan terus berupaya untuk meningkatkan masuknya investasi
yang berkualitas dari negara-negara prioritas investasi seperti Tiongkok. Diharapkan
ini akan berkontribusi positif pada pencapaian target tahun ini sebesar Rp 594,8
triliun,” imbuhnya.
1
Sementara terkait komitmen investasi, Tiongkok termasuk termasuk negara teratas
yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang
tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari Tiongkok yang masuk ke BKPM mencapai
angka Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura
sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun. Tiongkok merupakan salah
satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea
Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.
Terbesar Manfaatkan Layanan Investasi 3 Jam
Selain pertumbuhan realisasi investasi, langkah pemerintah untuk menawarkan
kemudahan layanan izin investasi 3 jam direspons positif oleh investor Tiongkok.
Hingga 18 Februari 2016 tercatat 5 perusahaan asal Tiongkok telah memanfaatkan
layanan investasi tersebut. Dari jumlah tersebut tercatat nilai investasi yang berhasil
difasilitasi mencapai US$ 2,34 miliar (setara dengan Rp 32,5 triliun dengan kurs Rp
13.900).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa
pihaknya akan terus mengkomunikasikan keberadaan layanan izin investasi 3 Jam
kepada investor, termasuk dari Tiongkok sebagai salah satu negara yang menjadi
prioritas pemasaran investasi.
“Sekarang ada peningkatan yang cukup positif, kalau layanan ini sebelumnya
seminggu melayani kita, kami bulan lalu ada yang sehari melayani tiga investor
termasuk Tiongkok. Jadi trennya positif,” lanjutnya.
Franky menambahkan bahwa dari nilai investasi sebesar Rp 32,5 triliun tersebut
setara dengan 60% dari total 20 perusahaan yang mengurus investasi melalui
layanan izin investasi 3 jam yang total investasinya mencapai Rp 54 triliun.
Dia melanjutkan bahwa, selain perusahaan-perusahaan investor Tiongkok tersebut,
terdapat 13 perusahaan supplier komponen perusahaan otomotif RRT yang sudah
antri untuk mengajukan izin 3 jam. Ketiga belas perusahaan tersebut merupakan
bagian dari lima belas perusahaan komponen, supplier bagi investor otomotif asal
Tiongkok yang saat ini sedang proses konstruksi di Indonesia. “Dua perusahaan
lainnya berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Ini sedang menjadi salah satu
proyek yang akan dikawal oleh tim marketing officer RRT BKPM,” sebutnya.
Kemudahan layanan izin investasi 3 jam diharapkan dapat meningkatkan capaian
target investasi tahun 2016 mencapai Rp 594,8 triliun naik dari realisasi investasi
tahun sebelumnya sebesar Rp 545,4 triliun.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
2
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
E-mail : [email protected]
3
Download