From Max Weber

advertisement
KELOMPOK1
Majd landung surryo lokesworo
Muhammad edo asrianur
Tegar pratama bey
Nasirul amin
Muhammad agris R
Fikram hurulean
Tokoh – tokoh dalam ilmu sosial
-
Karl marx ( 1818 – 1883 )
Emil Durkheim ( 1858-1912 )
Max Webber (1864-1920)
Karl Marx (1818-1883)
Teori Marx merupakan suatu teori yang terutama berhubungan dengan tingkat
struktur sosial tentang kenyataan sosial. Teori ini menekankan pada saling
ketergantungan yang tinggi antara struktur sosial dan kondisi materil, dimana
individu harus menyesuaikan dirinya supaya tetap hidup dan memenuhi berbagai
kebutuhannya.
Pandangan Marx mengenai hubungan antara kegiatan manusia dan produk
kegiatannya merupakan suatu elemen penting dalam pendekatan masa kini.
Penekanan Marx pada bagaimana ideologi dan aspek lainnya dalam kebudayaan
memperkuat struktur sosial dan struktur ekonomi, dengan memberikan legitimasi
pada kelompok-kelompok yang dominan, merupakan satu proposisi penting yang
ditekankan dalam bidang sosiologi pengetahuan pada masa kini. Untuk itu,
ideologi-ideologi dikembangkan dan digunakan untuk melindungi atau
meningkatkan kepentingan pelbagai kelompok dalam masyarakat
Contoh
:
Setiap orang memerlukan materi ( uang ) agar dapat bertahan hidup .
Mereka mendapatkan materi tersebut dengan caranya masing – masing
seperti , bekerja kepada instansi , berdagang , berternak , bercocok tanam .
Sebagian orang masih menggunakan sistem barter untuk memenuhi
kebutuhannya .
Emil Durkheim



Durkheim berulang kali menekankan di dalam tulisan-tulisannya bahwa
sosiologi itu sebagian besar tetap merupakan suatu disiplin filsafat, yang terdiri
dari sejumlah generalisasi heterogen yang mencakup segala aspek, serta yang
lebih tertumpu pada latar belakang logis dari aturan-aturan a priori dari pada
studi empiris yang sistematis.
Secara politis, Durkheim adalah seorang liberal, tetapi secara intelektual ia
tergolong lebih konservatif. Ketika Marx memandang bahwa masalah dunia
modern adalah melekat dalam masyarakat, Durkheim justru tak berpendapat
demikian. Gagasan Durkheim tentang keteraturan dan reformasi menjadi
dominan ketika gagasan Marx tentang perlunya revolusi sosial merosot.
Perhatian Durkheim tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai
apa yang membuat masyarakat bisa dikatakan berada dalam keadaan primitif
atau modern. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitif dipersatukan
terutama oleh fakta sosial non-material, khususnya oleh kuatnya ikatan
moralitas bersama, atau oleh apa yang ia sebut sebagai kesadaran kolektif yang
kuat. Tetapi, karena kompleksitas masyarakat modern, kekuatan kesadaran
kolektif itu telah menurun. Menurutnya, pembagian kerja dalam masyarakat
modern menimbulkan beberapa patologi. Dengan kata lain, pembagian kerja
bukanlah metode yang memadai dan dapat membatu menyatukan masyarakat.
Emil durkheim

Kecenderungan sosiologi konservatif Durkheim terlihat ketika ia
menganggap revolusi dari Marx tidak diperlukan untuk menyelesaikan
masalah. Menurut Durkheim, berbagai reformasi dapat memperbaiki dan
menjaga sistem sosial modern agar tetap berfungsi, dimana kesadaran
kolektif masih menonjol, namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat
modern moralitas bersama dapat diperkuat (Durkheim, 1964). Durkheim
berusaha menjelaskan asal-mula keadaan (misalnya, agama) menurut
persetujuan kontraktual yang dirembuk antar individu untuk kepentingan
pribadi mereka selanjutnya mengenai: (1) perbedaan-perbedaan dalam tipe
solidaritas dalam struktur sosial yang berbeda; (2) ancaman-ancaman
terhadap solidaritas dan respon masyarakat; serta (3) munculya penguatan
solidaritas melalui ritus-ritus keagamaan
Contoh:

Dari kesimpulan, diatas kita bisa menyimpulkan bahwasannya teori
yang dikemukan oleh emil durkheim, adalah tentang kesadaran
kolektif masyarakat, atau sebuah kelompok dipersatukan dengan
fakta sosial non material, khususnya kekuatan ikatan moralitas
bersama contoh:didalam sebuah organisasi semua hal diselesaikan
secara musyawarah mufakat, untuk merembukan satu masalah
internal atau eksternal yang yang menjadi pemicu konflik agar
menuju dan mencapai satu tujuan bersama.
Max waber

Weber memandang Marx dan para penganut Marxis pada zamannya
sebagai determinis ekonomi yang mengemukakan teori-teori berpenyebab
tunggal tentang perubahan sosial. Artinya, teori Marxian dilihat oleh Weber
sebagai upaya pencarian semua perkembangan historis pada basis ekonomi
dan memandang semua struktur kontemporer dibangun di atas landasan
ekonomi semata

Weber membahas pengaruh gagasan keagamaan terhadap ekonomi. Ia
memusatkan perhatian pada Protestanisme terutama sebagai sbuah sistem
gagasan, dan pengaruhnya terhadap kemunculan sistem gagasan yang lain,
yaitu semangat kapitalisme, dan akhirnya terhadap sistem ekonomi
kapitalisktur dibangun di atas landasan ekonomi semata.

Konsep legitimasi keteraturan sosial mendasari analisa Weber mengenai
institusi ekonomi, politik, dan agama, serta interpretasinya mengenai
perubahan sosial. Stabilitas keteraturan sosial yang absah, menurut Weber,
tidak tergantung semata-mata pada kebiasaan saja atau pada kepentingan
dari individu yang terlibat.
Max waber

Artinya, uniformitas perilaku tidak diperkuat oleh sanksi eksternal. Justru
sebaliknya, hal ini didasarkan pada penerimaan individu akan norma-norma atau
peraturan-peraturan yang mendasari keteraturan itu sebagai sesuatu yang dapat
diterima atau yang diinginkan.

Otoritas legal rasional tersebut di atas, diwujudkan dalam organisasi birokratis.
Analisa Weber yang sangat terkenal mengenai organisasi birokratis berbeda dengan
sikap yang umumnya terdapat pada masa kini, yang memusatkan perhatiannya pada
birokrasi yang tidak efisien, boros, dan nampaknya tidak rasional lagi. Sebaliknya,
dalam membandingkan birokrasi dengan bentuk-bentuk administrasi tradisional
kuno yang didasarkan pada keluarga besar dan hubungan pribadi, Weber melihat
birokrasi modern sebagai satu bentuk organisasi sosial yang paling efisien,
sistematis, dan dapat diramalkan. Walaupun organisasi birokratis yang sebenarnya
tidak pernah sepenuhnya mengabaikan timbulnya hubungan-hubungan pribadi,
namun stidaknya sebagian besar analisa Weber mengenai birokrasi ini mencakup
karakteristik-karakteristik yang istimewa, dan dipandang sebagai tipe yang ideal
Daftar pustaka

Abdullah, Taufik, 1982. Tesis Weber dan Islam di Indonesia (ed) dalam “Agama,
EtosKerja, danPerkembanganEkonomi. Jakarta: LP3ES.

Brubaker, Rogers, 1984. The Limits of Rationality: An Essay on the Social and
Moral Thought of Max Weber. London: George Allen and Unwin.

Calhoun, C, 2002. Classical Sociological Theory (ed). Massacusetts: Blackwell
Published Ltd.

Durkheim, Emile, 1947. The Elementary Forms of Religious Life. New York: Free
Press.

_________, 1964. The Division of Labour in Society. New York: Free Press.

_________, 1966. Suicide. New York: Free Press.

Gerth, H. & C.W. Mills, 1958. From Max Weber: Essays in Sociology. New York:
Oxford University Press.

Gurney, Patrick J, 1981. “Historical Origins of Ideological Denial: The Case of
Marx in American Sociology”. American Sociologist 16: 196-201.

Halevy Eva Etzioni (1964). Social Change: Source, Pattern, and
Consequences (ed). New York: Basic Books Inc. Publishers.

Johnson, Doyle. P, 1986. TeoriSosiologiKlasikdan Modern, terjemahan
Robert M.Z. Lawangdarijudulasli “Sociological Theory Classical Founders
and Contemporary Perspectives” (John Wiley & Sons Inc.). Jakarta:
Penerbit P.T. Gramedia.

Marx, Karl, 1891. Capital, Vol. 2. New York: Vintage Books.

Morris, Brian (2003). Antropologi Agama: KritikTeori-Agama
Kontemporer. Yogyakarta: AK Group.

Ritzer, G. & Goodman, D.J, 2003. TeoriSosiologi Modern,
terjemahanAlimandandarijudulasli “Modern Sociological Theory”
(McGraw-Hill). Jakarta: Kencana-Prenada Media.







Salim, Agus (2002). PerubahanSosial:
SketsaTeoridanRefleksiMetodologi. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Smith, Huston (2001). Agama-Agama Manusia. Jakarta:
YayasanObor Indonesia.
Turner, Bryan S, 1982. Islam, Kapitalisme, danTesis Weber,
dalamTaufik Abdullah (ed)Agama, EtosKerja,
danPerkembanganEkonomi. Jakarta: LP3ES.
Weber, Max, 1951. The Religion of India: The Sociology of
Hinduism and Budhism. Glencoe III: Free Press.
__________, 1958a. The Protestant Ethic and The Spirit of
Capitalism. New York: Charles Scribner’s Sons.
__________, 1958b. The Religion of China: Confusianism
and Taoism. Glencoe III: Free Press.
bewey92.blogspot.co.id
TERIMA KASIH
Download