POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL USAHA FRANCHISE HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN KATA PENGANTAR Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis, misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas tertentu. Disisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk menyediakan informasi pola pembiayaan untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas (lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 106 judul buku pola pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan konvensional dan 26 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari Perbankan, lembaga/instansi terkait lainnya, Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini. i Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini dapat menghubungi : Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Biro Pengembangan BPR dan UMKM Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat Telp. (021) 381 8922 atau 381.7794 Fax (021) 351 8951 Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut. Jakarta, ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Desember 2009 RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN FRANCHISE (Franchisee) No. Unsur Pembiayaan Uraian 1 Jenis Usaha Waralaba Makanan 2 Dana yang diperlukan - Investasi Rp. 110.500.000 - Modal Kerja Rp. 28.948.375 - Total Rp. 139.448.375 3 Sumber Dana 60 % Modal merupakan modal sendiri dan 40 % persen kredit dari bank 4 Plafon Kredit Dana dari bank Rp. 44.200.000,- merupakan kredit investasi. Plafon yang dikeluarkan bank antara 0 s.d. 5 Milyar 5 Jangka waktu kredit Jangka waktu kredit adalah 3 tahun, tanpa tenggang waktu 6 Suku bunga 16 % pertahun 7 Periode pembayaran kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan per bulan flat 8 Kelayakan Usaha - Periode Proyek 3 tahun - Produk dan Kapasitas Produksi/ 130 porsi (satu paket makanan dan minuman) hari Rp 12.500/porsi - Harga BEP - Nilai Penjualan rata-rata per tahun - Produksi rata-rata per tahun - BEP Rp rata-rata per porsi Rp. 133,120,223,390,733 porsi 10,649,67 iii 9 10 Kriteria kelayakan usaha - Net B/C Ratio DF16 % 2.63 - NPV DF 16 % Rp. 228,920,384,- - IRR 103% - PBP 0,9 tahun atau 11,8 bulan - Penilaian Layak Analisis Sensitivitas (1). Dari sisi penerimaan (a) Turun 17 % - Net B/C Ratio DF 16 % 1.04 - NPV DF 16 % Rp. 5,566,669,- - IRR 18% - PBP 2,8 tahun - Penilaian Layak (b) Turun 18 % - Net B/C Ratio DF 16 % 0.95 - NPV DF 16 % Rp. (7,571,784),- - IRR 12,7 % - PBP 4,2 tahun - Penilaian Tidak layak (2) Dari sisi biaya operasional (a) Naik 28 % iv - Net B/C Ratio DF 16 % 1.02 - NPV DF 16 % Rp. 3,502,517,- - IRR 18 % - PBP 2,9 tahun - Penilaian Layak POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Dari sisi biaya operasional (b) Naik 29% - Net B/C Ratio DF 16 % 0.97 - NPV DF 16 % Rp. (4,548,121),- - IRR 14,1% - PBP 4,1 tahun - Penilaian Tidak layak (3) Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (a) Sebesar 10% - Net B/C Ratio DF 16 % 1.12 - NPV DF 16 % Rp. 17,029,465,- - IRR 23% - PBP 2,6 tahun - Penilaian Layak Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (b) Sebesar 11 % - Net B/C Ratio DF 16 % 0.97 - NPV DF 16 % Rp. (4,159,627),- - IRR 14,8% - PBP 4,1 tahun - Penilaian Tidak layak v RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN FRANCHISE (Franchisor) No. Unsur Pembiayaan Uraian 1 Jenis Usaha Waralaba Makanan 2 Dana yang diperlukan - Investasi Rp. 50.490.000,- Modal Kerja Rp. 804.856.000,- Total Rp. 855.346.000,- 3 Sumber Dana 60 % Modal merupakan modal sendiri dan 40 % persen kredit dari bank 4 Plafon Kredit Dana dari bank Rp. 321.942.500,- merupakan kredit modal kerja. Plafon yang dikeluarkan bank antara 0 s.d. 5 Milyar 5 Jangka waktu kredit Jangka waktu kredit adalah 3 tahun , tanpa tenggang waktu 6 Suku bunga 16 % pertahun 7 Periode pembayaran kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan per bulan flat 8 Kelayakan Usaha - Periode Proyek 3 tahun - Produk dan Kapasitas Produksi/ 120 bungkus hari - Harga Rp. 47.500,- - BEP Nilai Penjualan rata-rata per Rp 951.444.460,33 tahun vi Produksi rata-rata per bungkus 728.746,67 bungkus BEP Rp rata-rata per bungkus Rp 20.030,33 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 9 10 Kriteria kelayakan usaha - Net B/C Ratio DF 16% 2,79 - NPV DF 16 % Rp 1,529,810,675,- - IRR 112 % - PBP 10,9 bulan - Penilaian Layak Analisis Sensitivitas (1). Dari sisi penerimaan (a) Turun 26 % - Net B/C Ratio DF 16 % 1.05 - NPV DF 16 % Rp 41,358,515,- - IRR 19% - PBP 2,8 tahun - Penilaian Layak (b) Turun 27 % - Net B/C Ratio DF 16 % 0.98 - NPV DF 16 % Rp (15,889,645),- - IRR 15 % - PBP 4,8 tahun - Penilaian Tidak layak (2) Dari sisi biaya operasional (a) Naik 65 % - Net B/C Ratio DF 16 % 1.004 - NPV DF 16 % Rp. 3,119,064,- - IRR 16,18% - PBP 2,9 tahun - Penilaian Layak vii Dari sisi biaya operasional (b) Naik 66 % - Net B/C Ratio DF 16 % 0.98 - NPV DF 16 % Rp. (20,368,499),- - IRR 15 % - PBP 4,05 tahun - Penilaian Tidak layak (3) Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (a) Sebesar 18 % - Net B/C Ratio DF 16 % 1.09 - NPV DF 16 % Rp. 76,567,657,- - IRR 21% - PBP 2,7 tahun - Penilaian Layak Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (b) Sebesar 19 % viii - Net B/C Ratio DF 16 % 0.99 - NPV DF 16 % Rp. (4,168,066),- - IRR 15,7 % - PBP 4,01 tahun - Penilaian Tidak layak POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR .................................................................................... i RINGKASAN............................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ................................................................................ 5 2.2. Pola Pembiayaan ........................................................................ 12 BAB III ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI 3.1. Lokasi.......................................................................................... 3.2. Fasilitas dan Peralatan . ............................................................... 3.3. Bahan Baku................................................................................. 3.4. Tenaga Kerja . ............................................................................. 3.5. Teknologi . .................................................................................. 3.6. Proses Operasi............................................................................. 3.7. Jenis, Jumlah dan Kualitas........................................................... 3.8. Produksi Optimal......................................................................... 3.9. Kendala Produksi ....................................................................... 15 16 19 22 22 23 24 25 25 ix BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1. Pasar .......................................................................................... 4.1.1. Permintaan ....................................................................... 4.1.2. Penawaran ...................................................................... 4.2. Pemasaran . ................................................................................ 4.2.1. Harga .............................................................................. 4.2.2. Analisis Persaingan........................................................... 4.2.3. Jalur Pemasaran . ............................................................. 4.2.4. Kendala Pemasaran ......................................................... 27 27 28 30 30 32 33 35 BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Pemilihan Usaha ......................................................................... 5.2. Asumsi........................................................................................ 5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional.... 5.3.1. Biaya Investasi ................................................................. 5.3.2. Biaya Operasional ............................................................ 5.4. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja ...................... 5.5. Produksi dan Pendapatan ........................................................... 5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point .................................... 5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha . .................................... 5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha .......................................... 37 38 40 40 42 43 45 46 49 49 BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial .......................................................... 55 6.2. Dampak Lingkungan .................................................................. 55 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ................................................................................ 57 7.2. Saran . ........................................................................................ 59 x POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... DAFTAR WEBSITE....................................................................................... LAMPIRAN (FRANCHISOR) .......................................................................... LAMPIRAN (FRANCHISEE) ........................................................................... 61 61 63 91 xi DAFTAR GAMBAR Gambar Hal 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4.1 4.2 xii Pola Hubungan Franchise ...................................................................... Pertumbuhan Waralaba di Indonesia ...................................................... Profil Waralaba Indonesia 2008 ............................................................. Mesin Pembuat Bakso ........................................................................... Blender ............................................................................................ .... Fasilitas dan Peralatan Franchisee ........................................................... Hasil Olahan Franchisor yang Menjadi Bahan Baku Franchisee ............... Proses Pembuatan Bakso ...................................................................... Proses Layanan Ditingkat Franchisee ..................................................... Tahap Perjanjian Franchise ..................................................................... Jalur Pemasaran/Pengiriman Produk ...................................................... POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 6 10 11 16 17 19 21 23 24 34 35 DAFTAR TABEL Tabel Hal 2.1 Perbedaan Waralaba dan Bussines Opportunity .................................. 3.1 Peralatan dan Fasilitas Franchisor ........................................................ 3.2 Peralatan dan Fasilitas Franchisee Bakso............................................... 3.3 Bahan Baku Bakso .............................................................................. 3.4 Hasil Olahan........................................................................................ 3.5 Komposisi Produk Franchisee Per Porsi................................................. 4.1 Perkembangan Waralaba di Indonesia ................................................ 4.2 Harga Paket Waralaba Bakso............................................................... 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisor ........................................................... 5.2 Asumsi Perhitungan Franchisee . ......................................................... 5.3 Komponen Biaya Investasi Franchisor .................................................. 5.4 Komponen Biaya Investasi Franchisee ................................................. 5.5 Biaya Operasional Franchisor .............................................................. 5.6 Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja Franchisor ................................ 5.7 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisee ................................ 5.8 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisor . .................. 5.9 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisee ................... 5.10 Pendapatan Tahun-1 Franchisor .......................................................... 5.11 Pendapatan Tahun-1 Franchisee . ........................................................ 5.12 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per Tahun Franchisor............. 5.13 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per Tahun Franchisee............ 5.14 Kelayakan Usaha Franchisor . .............................................................. 5.15 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario I Franchisor .......................... 5.16 Hasil analisis sensitivitas Proyek Skenario II Franchisor ......................... 5.17 Hasil analisis sensitivitas Proyek Skenario III Franchisor.......................... 9 16 17 19 20 21 27 31 38 39 41 41 42 43 44 44 45 45 46 47 48 49 50 51 51 xiii 5.18 5.19 5.20 5.21 xiv Kelayakan Usaha Franchise ................................................................. Analisis Sensitifitas Skenario I Franchisee . ........................................... Analisis Sensitifitas Skenario II Franchisee ............................................ Analisis Sensitifitas Skenario III Franchisee ........................................... POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 52 53 53 53 BAB I PENDAHULUAN Secara harfiah, franchise (waralaba) berasal dari bahasa Perancis yang berarti kebebasan untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba didefinisikan sebagai “suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu”. PP No.16/1997 mendefinisikan waralaba sebagai “perikatan dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan atau jasa, dimana salah satu pihak (penerima waralaba) diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain (pemberi waralaba) dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain (pemberi waralaba)1”. Definisi sebagaimana PP No. 16 Tahun 1997 tersebut disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2007 yang mendefinisikan waralaba sebagai “hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba”. Suatu sistem bisnis waralaba melibatkan dua pihak yaitu franchisor dan Franchisee. Franchisor adalah “wirausaha sukses pemilik produk, jasa atau sistem operasi yang khas dengan merek tertentu, yang biasanya telah dipatenkan”. Sementara Franchisee adalah “perorangan dan atau pengusaha lain yang dipilih oleh franchisor atau yang disetujui permohonannya untuk menjadi Franchisee oleh pihak franchisor untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama dagang, 1 Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Media Press, 2008) 1 PENDAHULUAN merek atau sistem usaha miliknya, dengan syarat imbalan kepada franchisor berupa uang dalam jumlah tertentu pada awal kerjasama dijalankan dan atau pada jangka waktu tertentu selama jangka waktu kerjasama”. Waralaba merupakan konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Sistem franchise (waralaba) dianggap memiliki beberapa kelebihan terutama menyangkut pendanaan, sumber daya manusia dan manajemen. Dengan demikian pewaralabaan dapat dianggap sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan Franchisee (terwaralaba)2. Sebagai konsep usaha, waralaba memiliki kelemahan dan keuntungan Pola usaha waralaba memberikan kemudahan dalam mengembangkan usaha. Franchisor dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya modal karena Franchisee (pembeli hak franchise)/ investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Selain itu usaha waralaba memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi berbagai risiko usaha. Sementara bagi Franchisee, tidak perlu pengalaman bisnis yang memadahi dan akan memperoleh bantuan teknis terkait pelaksanaan usahanya. Kelemahan dari sistem waralaba antara lain adalah adanya kontrol yang ketat dari franchisor. Selain itu, kontrak waralaba biasanya memberikan batasanbatasan bagi Franchisee dalam mengembangkan usahanya. Konsep waralaba pertama kali diterapkan oleh Singer Sewing Machine Company dengan memberikan hak pada distributornya untuk menjual produkproduk mesin jahit. Konsep waralaba ini kini telah diterapkan pada sejumlah produk. Setiap produk barang atau jasa pada prinsipnya dapat diwaralabakan. Sejumlah persyaratan produk atau jasa untuk dapat diwaralabakan antara lain: pertama; Produk barang dan jasa memiliki pasar yang jelas dan brand yang baik. Kedua; Memiliki formula dan desain yang dipatenkan. Ketiga; memiliki merek dagang. Keempat; Memiliki sistem manajemen keuangan untuk mengendalikan arus kas, Kelima; Memberikan konsultasi manajerial. Keenam; Adanya paket 2 Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Medpress, 2008) 2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise periklanan yang memenuhi skala ekonomi, Ketujuh; Adanya layanan yang baik dari kantor pusat. Kedelapan memiliki konsep bisnis yang teruji3. Masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King pada akhir 1970-an merupakan awal pengenalan franchise di Indonesia. Akan tetapi, perkembangan waralaba di Indonesia mulai terlihat pada tahun 1990-an dan mengalami perkembangan pesat dalam 5 tahun terakhir. Pada awal tahun 1990-an, waralaba di Indonesia berjumlah 35 buah, dimana waralaba asing sebanyak 29 dan waralaba lokal berjumlah 6 buah. Pada tahun 2006 usaha yang menjalankan waralaba berjumlah 450 buah, dimana 220 asing dan 230 waralaba lokal. Dalam kurun 2006-2008 perkembangan franchise bak jamur dimusim hujan. Tercatat pertumbuhan waralaba pada tahun 2008 mencapai 57,6% yang meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 35,4%. Perkembangan waralaba pada tahun 2008 tercatat sebanyak 250 waralaba asing dan 450 waralaba lokal yang tersebar di 31.827 gerai dan memiliki nilai omset penjualan sebesar Rp81,03 triliun. Dari seluruh waralaba yang ada di Indonesia, jenis usaha yang paling banyak adalah usaha makanan dan minuman dengan persentase sebesar 42,9% dan jasa pendidikan sebesar 17,8%4. Pada prinsipnya waralaba mirip dengan lisensi. Tetapi waralaba memiliki sejumlah ciri khas yang merupakan kriteria yang harus dipenuhi sebagai waralaba yaitu memiliki ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkesinambungan dan adanya hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar. Pesatnya usaha waralaba telah memunculkan varian baru yang sering disebut dengan peluang bisnis atau bussines opportunity atau BO. Perbedaanya adalah BO tidak seketat waralaba. Kecenderungan pada BO adalah investasi yang lebih kecil dari waralaba, tidak adanya pelatihan awal dan standar atau sistem yang harus dijalankan, minimnya dukungan dan monitoring dari pemilik baik dari segi operasional maupun marketing serta kontrak yang relatif terbuka. 3 4 Ibid 2 Butir_Butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014, Buku III Perdagangan Dalam Negeri, (Kadin 2008). Lihat juga Info Franchise 2008 3 PENDAHULUAN Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, waralaba sebagai sebuah konsep bisnis telah berkembang sebagai suatu industri yang cukup memiliki masa depan. Angka statistik perkembangan waralaba yang menakjubkan memberikan gambaran betapa waralaba merupakan suatu konsep usaha yang layak untuk dipertimbangkan. Sistem waralaba yang dianggap membangkitkan semangat wirausaha mendapatkan sambutan positif. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat yang muncul dari Peraturan Pemerintah No. 42/2007 tentang waralaba yang menganggap waralaba sebagai salah satu pengembangan UMKM. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kemudahan persyaratan dan bimbingan teknis usaha yang diberikan dalam bentuk pelatihan, penelitian dan pengembangan. Selain itu, berdirinya Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai wadah yang menaungi franchise dan franchisor diharapkan dapat menciptakan industri waralaba yang kuat dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berbasis usaha kecil dan menengah. Dalam rangka mendorong tumbuhnya usaha kecil dengan konsep waralaba, Bank Indonesia berkepentingan untuk menyediakan lending model/pola pembiayaan yang diharapkan memberikan gambaran utuh tentang usaha yang ingin dijalankan dengan konsep waralaba sehingga dapat dijadikan acuan baik bagi pewaralaba, terwaralaba maupun perbankan sehingga usaha waralaba dapat mendorong tumbuhnya usaha kecil yang sekaligus mendukung pembangunan ekonomi nasional baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. 4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa waralaba merupakan suatu sistem pemasaran barang, dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus-menerus antara pihak-pihak independen yaitu franchisor dan franchisee yang terpisah baik secara legal maupun keuangan. Franchisor memberikan hak kepada franchisee dengan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor. Waralaba merupakan konsep usaha yang dibangun atas sejumlah kesepakatan sebagai sebuah kemitraan bisnis. Sejumlah komponen pokok yang harus ada dalam waralaba antara lain: 1. Franchisor yaitu pihak pemilik/produsen dari barang atau jasa yang telah memiliki merek tertentu serta memberikan hak ekslusif tertentu untuk pemasaran barang dan jasa. 2. Franchisee yaitu pihak yang menerima hak ekslusif dari franchisor 3. Adanya penyerahan hak-hak ekslusif dari franchisor kepada franchisee 4. Adanya penetapan wilayah tertentu sebagai franchise area dimana franchisee diberikan hak untuk beroperasi diwilayah tertentu. 5. Adanya imbal prestasi dari franchisee kepada franchisor yang berupa franchise fee dan royalty fee serta biaya lainnya yang disepakati kedua belah pihak. 6. Adanya standar mutu yang ditetapkan franchisor kepada franchisee serta supervisi berkala dalam rangka mempertahankan mutu. 7. Adanya pelatihan awal yaitu pelatihan yang berkisanambungan yang diselenggarakan oleh franchisor untuk meningkatkan ketrampilan dan kapasitas franchisee. 5 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN Pola hubungan antara franchisee dan franchisor dapat lihat pada Gambar 2.1 berikut ini : KONTRAK / PERJANJIAN FRANCHISOR FRANCHISEE Gambar 2.1. Pola Hubungan Franchise Dalam praktik bisnis dengan konsep waralaba, dikenal beberapa tipe yaitu : 1 a. Product and Trademark Franchising (Waralaba Produk dan Merek Dagang) Dalam tipe ini, franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjual secara luas suatu produk atau brand tertentu. Dalam Product and Trademark Franchising atau sering disebut Produk Franchising, pewaralaba menghasilkan produk dan penerima waralaba menyediakan outlet untuk produk yang dihasilkan pewaralaba. b. Bussines Format Franchising (waralaba format bisnis) Dalam format ini, franchisor memberikan kepada franchisee hak untuk memasarkan suatu produk atau merek dagang tertentu dengan menggunakan sistem operasi lengkap dari franchisor. Dalam Bussines Format Franchising atau sering disebut Operating System Franchises, penerima waralaba diberikan lisensi untuk melakukan usaha dengan paket bisnis dan merek dagang yang dikembangkan oleh pemberi waralaba. Waralaba produk dan merek dagang merupakan bentuk waralaba yang paling sederhana, dimana pemberi waralaba memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pemberi waralaba 1 Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Medpress, 2008) 6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise yang disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang milik pemberi waralaba. Pemberian izin penggunaan merek dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk yang diwaralabakan. Atas pemberian waralaba izin penggunaan merek dagang tersebut biasanya pemberi waralaba memperoleh suatu bentuk pembayaran royalti dimuka, dan selanjutnya pemberi waralaba memperoleh keuntungan atau disebut royalti berjalan melalui penjualan produk yang diwaralabakan kepada penerima waralaba. Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini, waralaba produk dan merek dagang seringkali mengambil bentuk keagenan, distributor atau lisensi penjualan. Waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (pemberi waralaba) kepada pihak lain (penerima waralaba), lisensi tersebut memberi hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang/ nama dagang pemberi waralaba, dan untuk menggunakan keseluruhan paket yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan2. Pada praktiknya kedua tipe franchise ini memang serupa, tapi tak sama. Perbedaan yang mendasar adalah bahwa dalam waralaba format bisnis, franchisee di berikan hak penuh untuk menggunakan paket bisnis untuk mengembangkan usaha sesuai dengan kaidah dan aturan yang telah dibuat oleh franchisor. Franchise tipe ini memiliki keunggulan karena mampu memproduksi sendiri produk, jasa atau teknologi yang telah disetujui oleh franchisor. Dalam hal ini, keuntungan yang didapatkan tentu saja lebih besar, karena franchisee lebih dapat memperhitungkan arus kasnya. Keunggulan lain dari metode paket bisnis ini adalah, memiliki perkembangan usaha yang lebih cepat, dengan catatan bahwa franchisee memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan diri berdasarkan supervisi dari franchisor. Kelemahannya adalah kebalikan dari keunggulan yang diberikan. Jika calon franchisee tidak memiliki komitmen untuk berkembang bersama, dan tidak memiliki hasrat untuk mengembangkan kemajuan usaha yang tinggi, maka disarankan 2 Tengku Keizirina Dezi Azwar CN, SH M.Hum, Perlindungan Hukum Dalam Franchise (USU, 2005) 7 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN tidak menggunakan tipe format bisnis. Dengan kata lain, tipe merek dan produk memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan franchise format bisnis. Sebagai produk usaha, waralaba memiliki beberapa elemen pokok terkait dengan usaha yang akan dijalankan. Untuk itu, usaha waralaba yang dijalankan harus memiliki sejumlah hal yang antara lain: 1. Produk franchise mencakup unsur-unsur berikut ini a. Unik b. Berkualitas c. Marketable 2. Adanya Standard of Procedure (SOP) yang dibakukan 3. Manajemen keuangan dan akuntansi yang baik. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan antara lain: a. Budgeting atau penganggaran b. Kalkulasi keuangan seperti Break Even Point/BEP (titik impas) tingkat hasil, pengembalian modal c. Sistem akuntansi yang rapi sehingga memudahkan pengawasan dan audit untuk pengambilan keputusan d. Perpajakan 4. Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dengan melalui: a. Sistem perekrutan SDM b. Sistem pelatihan SDM c. Sistem kompensasi bagi SDM d. Penciptaan suasana kerja yang kondusif 5. Strategi pemasaran yang jitu 6. Perlindungan hukum yang memadai, hal ini erat kaitannya dengan: a. Badan hukum usaha b. Perizinan usaha c. Hak merek dan hak paten d. Perpajakan 7. Pengalaman keberhasilan. 8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Pada prinsipnya waralaba merupakan lisensi. Perbedaannya waralaba memiliki sejumlah ciri khas waralaba yang tidak terdapat pada konsep bisnis lainnya. Keempat faktor tersebut antara lain: a. Keberadaan pemberi waralaba dan penerima dalam suatu hubungan yang terus menerus. b. Kewajiban untuk menggunakan nama dan sistem pemberi waralaba, dan patuh pada pengendaliannya c. Resiko terhadap kejadian yang dapat merusak bisnis waralaba yang berada di luar kemampuan dan kesiapan penerima waralaba untuk menghadapinya (misalnya kegagalan bisnis pemberi waralaba, atau tindakan penerima waralaba lain yang membuat reputasi waralaba tersebut menjadi buruk). d. Kemampuan pemberi waralaba untuk tetap memberikan jasa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, yang dianggap bernilai dan wajar yang bisa membuat bisnis waralaba tersebut berhasil. Sebagaimana diketahui bahwa maraknya usaha waralaba diiringi munculnya bussines opportunity (BO) atau peluang bisnis yang seolah-olah mirip dengan waralaba. Perbedaan antara waralaba dan bussines opportunity dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Perbedaan Waralaba dan Bussines Opportunity No Kriteria Waralaba Bussiness Opportunity 1 Investasi Franchise Fee atau investasi awal lebih tinggi Investasi lebih rendah 2 Pemilihan Lokasi Lokasi menjadi faktor penting bagi pewaralaba Hanya dilakukan survei, tetapi tidak selalu. 3 Bantuan Pra operasi Adanya konsultasi pembangunan, pembelian dan rekrutmen Dilakukan tapi sangat minim 4 Pelatihan Adanya pelatihan dan manual serta praktik lapangan Tidak ada pelatihan 5 Bantuan Teknis Operasi Adanya pengawasan secara berkala Dilakukan bila ada masalah 9 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 6 Produk dan Jasa Produk dan layanan sudah ditentukan oleh franchisor Mitra memiliki kebebasan mengembangkan produk dan jasa 7 Sistem Operasi dan Layanan Baku dan memiliki manual Tidak ada. Disesuaikan dengan karakter mitra 8 Legal dan Perpajakan Detail tercantum dalam kontrak Legal dilakukan dalam kontrak, tetapi mengenai perpajakan tidak jelas 9 Pemasaran dan Promosi Adanya support dari franchisor Dilakukan minimal. Sebagian besar hanya untuk pengembangan outlet 10 Fleksibilitas Minim dan harus persetujuan franchisor Bebas dan Terbuka tanpa harus ada persetujuan Sumber: diolah dari berbagai sumber Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa, pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia kebanyakan bermunculan antara tahun 2006 hingga 2008. Pada dua tahun terakhir ini bisnis yang diwaralabakan mencapai 56,7%. Sedangkan antara 2000-2005, bisnis yang diwaralabakan hanya 35,4%. Pertumbuhan waralaba di Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar ini menunjukkan bahwa mulai tumbuhnya bisnis waralaba secara masif pada periode antara 2006-2008. Sehingga diperkirakan pertumbuhan jenis usaha yang mewaralabakan usahanya akan terus melaju pada tahun 2008, tahun di mana franchise menjadi sebuah trend bisnis yang akan terus berkembang. Gambar 2.2. Pertumbuhan Waralaba di Indonesia Sumber: Riset Majalah Info Franchise, 2008 10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Karakteristik waralaba di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3. Dari total seluruh waralaba yang ada di Indonesia, jenis usaha yang paling banyak adalah berupa usaha makanan dan minuman dengan persentase sebesar 42,9% dan jasa pendidikan sebesar 17,8%. Konsep usaha franchise ternyata lebih dominan daripada konsep business opportunity dengan persentase 58,8% berbanding 30,5%. Sebanyak 64, 3% waralaba di Indonesia masih dikuasai oleh pengusaha lokal, sedang pengusaha asing masih berada di 35,7 %. Gambar 2.3. Profil Waralaba Indonesia 2008 Sumber: Riset Majalah Info Franchise, 2008 Untuk saat ini, waralaba yang menjadi primadona adalah bisnis restoran dan pendidikan. Hal tersebut dapat dipahami mengingat makanan dan pendidikan telah menjadi kebutuhan maupun gaya hidup masyarakat Indonesia. Makanan sebagai primadona dalam waralaba bukanlah hal yang baru. Kecenderungan dominasi waralaba rumah makan siap saji telah dimulai sejak tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague telah memonopoli usaha untuk restauran modern. Waralaba makanan biasanya menggunakan tipe waralaba format bisnis. Hal ini terkait dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam rangka menjaga kualitas dan pelayanan, seluruh bahan baku disuplai oleh pihak 11 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN franchisor. Selain itu juga dilakukan pengawasan berkala dalam rangka melakukan evaluasi dan kontrol terhadap pelayanan dan kualitas rasa. Pengembangan waralaba makanan umumnya didukung oleh master franchise yang berfungsi sebagai distributor maupun sebagai manajer area bagi gerai-gerai yang ada di wilayahnya. Persyaratan sebagai master franchise antara lain bersedia bekerjasama dengan Franchisor dan berbagai persyaratan yang telah ditentukan. 2.2. Pola Pembiayaan Untuk melakukan usaha waralaba dapat dilakukan dengan cara menggunakan modal sendiri maupun kredit. Perkembangan usaha dengan konsep waralaba yang begitu pesat telah membuat sejumlah bank maupun lembaga pembiayaan non bank menawarkan skim kredit waralaba. Skim kredit yang ditawarkan tersebut terdiri atas kredit investasi dan kredit modal kerja. Secara umum kredit waralaba sama dengan kredit usaha pada umumnya. Perbedaan dengan kredit usaha pada umumnya antara lain adalah jangka waktu kredit mengikuti jangka waktu perjanjian waralaba (bisa mencapai 5 tahun), tidak mengharuskan adanya jaminan berupa tambahan aktiva yang melebihi nilai kredit, tidak mengharuskan franchisee sebagai debitur memiliki pengalaman usaha yang menguntungkan. Saat ini terdapat 2 bank yang secara khusus memiliki skim pembiayaan waralaba yaitu PT. BRI (Persero) dan PT. Bank Saudara. Realisasi kredit waralaba oleh PT. BRI (Persero) pada tahun 2007 mencapai Rp8,6 trilyun dari Rp10 trilyun yang ditargetkan dengan 10.000 lebih pewaralaba dan terwaralaba yang dibiayai. Perbankan memiliki kebijakan masing-masing dalam menentukan persyaratan kredit waralaba. Secara umum syarat-syarat tersebut adalah: 1. Profil usaha 2. Laporan keuangan 3. Proyeksi perhitungan usaha calon terwaralaba 12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise 4. Rencana usaha 5. Dokumen legalitas usaha 6. Standard Operational Procedure 7. Memenuhi persyaratan kredit bank Bagi franchisee, perbankan biasanya memberikan persyaratan adanya rekomendasi dari pewaralaba, dokumen legalitas usaha, perjanjian kerjasama waralaba. Beberapa persyaratan kredit waralaba yang di berlakukan antara lain: 1. Usaha yang dikelola franchisor telah berjalan selama 3 tahun dan franchisor tidak perlu menyerahkan laporan keuangan. 2. Bagi calon debitur (franchisee) yang telah mempunyai usaha, wajib menyerahkan laporan keuangan selama 2 tahun terakhir. 3. Bagi calon debitur (franchisee) yang baru memulai usaha waralaba tidak perlu menyerahkan laporan keuangan. 4. Debitur telah mempunyai kontrak kerjasama dengan franchisor. 5. Debitur menyerahkan salinan dokumen legalitas usaha a. Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir b. Identitas pemilik dan pengurus c. Surat Keterangan Domisili d. Tanda Daftar Perusahaan e. Nomor Pokok Wajib Pajak f. Surat Ijin Usaha Perdagangan g. Surat Ijin Tempat Usaha h. Surat Ijin Gangguan i. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak j. Kontrak kerjasama waralaba Selain itu, syarat-syarat lainnya untuk pemberian kredit waralaba antara lain: 1. Franchisee yang franchisornya telah bekerja sama dengan bank. 2. Franchisor membuka rekening penampungan atau escrow account 13 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 3. Pewaralaba memiliki ketentuan buy back guarantee. Hal ini menjadi penting, karena bukan hanya pertumbuhan gerai yang diandalkan melainkan juga kesinambungan usaha terwaralaba Selain PT. BRI (Persero) dan Bank Saudara, sejumlah bank lain mencoba masuk dalam ceruk pasar ini. Bank Mandiri umpamanya, sejak bulan maret 2008 mengucurkan kredit pembiayaan waralaba dengan segmen ritel yang punya nama. Selain itu, BNI akan mengucurkan kredit waralaba dengan persyaratan yang mudah dan cepat dengan menunjukkan surat ijin usaha dan surat perjanjian waralaba. 14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL BAB III ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI 3.1. Lokasi Pemilihan lokasi usaha merupakan hal yang sangat penting bagi usaha waralaba karena akan menentukan tingkat kunjungan pelanggan. Untuk menentukan lokasi, biasanya franchisor akan melakukan survei dan riset pasar. Beberapa tipe tempat yang biasanya direkomendasikan yaitu tempat perbelanjaan, perumahan, pinggir jalan atau menempati bangunan tersendiri. Penentuan lokasi tersebut terkait dengan aksesibilitas konsumen atau pelanggan. Sejumlah informasi penting yang diperlukan dalam rangka menentukan lokasi antara lain karakteristik penduduk terkait dengan tingkat pendapatan dan daya beli, tingkat pendidikan, pekerjaan dan profesi. Selain itu, kenyamanan lokasi dan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung aksesibilitas pelanggan ke lokasi outlet atau gerai menjadi sesuatu yang penting. Selain hal-hal yang berkaitan dengan potensi pasar tersebut, peraturan daerah perlu diperhatikan terutama terkait perizinan usaha dan rencana tata ruang dan tata wilayah. Ketidaktepatan dalam pemilihan lokasi merupakan faktor yang cukup fatal. Pasalnya, hidup matinya suatu outlet atau gerai sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan lokasi. Setelah dilakukan pemilihan lokasi, dilakukan penataan ruang dan dekorasi gerai. Hal ini biasanya telah distandarkan oleh franchisor. Penataan ini selain menjadi ciri khas dari masing-masing franchise, juga mencerminkan aktifitas yang ada. Dalam konteks waralaba makanan pelayanan dimulai dari penyambutan pelanggan hingga transaksi berakhir. Selain itu, pembagian ruangruang juga dilakukan yang meliputi tempat memasak, kasir, tempat makan, parkir, tempat mencuci peralatan yang kotor. 15 ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI 3.2. Fasilitas dan Peralatan Usaha waralaba merupakan suatu sistem bisnis yang menjual produk atau jasa. Dalam menjalankan usaha ini melibatkan franchisor yang memberikan lisensi kepada franchisee, untuk membuka usaha bisnis dengan menggunakan nama dagang pihak pemilik waralaba dan berbagai fasilitas yang telah disepakati. Fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha waralaba berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Bagi franchisee, biasanya fasilitas dan peralatan usaha diberikan oleh franchisor yang merupakan paket waralaba. Untuk franchisor, fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan selain merek dagang adalah peralatan produksi. Dalam kajian ini dicontohkan waralaba makanan bakso, fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Peralatan dan Fasilitas Franchisor No Nama Peralatan Jumlah 1 Mesin Pembuat Bakso 1 2 Kompor 2 3 Freezer 3 4 Blender 2 5 Dandang 3 6 Peralatan memasak 1 Sumber: data primer, diolah Gambar 3.1. Mesin Pembuat Bakso 16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Gambar 3.2. Blender Fasilitas dan peralatan yang disediakan oleh franchisor meliputi fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan usaha bakso. Fasilitas yang diberikan waralaba Berdasarkan paket waralaba yang ditawarkan, fasilitas dan peralatan yang diberikan kepada franchisee dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Fasilitas dan Peralatan Franchisee Bakso Paket Foodcourt • Etalase beserta atribut promosinya • Kompor double 1 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 1 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah Paket Miniresto • Meja Outlet/etalase besar beserta atribut promosinya • Kompor double 1 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 1 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah Paket Resto • Meja Outlet/etalase besar beserta atribut promosinya • Kompor double 2 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 2 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah 17 ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI • Wajan penggorengan batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah dan Sutil 1 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Penjepit 1 buah • 1 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah gelas ukur • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm • Seragam kerja untuk 3 orang 2 set • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin tempat sambal • 1 set tempat saos sambal, kecap. • 3 lusin sendok garpu • 2 lusin piring nasi goreng/ siomay • 2 lusin gelas juice • 2 lusin gelas es campur/ sekoteng/dawet • Promotion Kit • Neon Box • Cash register Casio • 10 buah Nota/bon • Wajan penggorengan batagor 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah , Sutil 1 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Penjepit 1 buah • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm 1 buah • Seragam kerja untuk 4 orang 2 set • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin tempat sambal • 1 set tempat saos sambal, kecap. • 3 lusin sendok garpu • 2 lusin piring • 2 lusin gelas juice • 2 lusin gelas es campur/ sekoteng • Cash resgister Casio • 1 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah frezer 150 ltr • 10 set meja kursi standar/ biasa • 10 buah Nota/bon Sumber: data primer, diolah 18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL • Wajan penggorengan batagor 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah, Sutil 2 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Penjepit 1 buah • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm 2 buah • Seragam kerja untuk 6 orang 2 set • 4 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 4 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 4 lusin tempat sambal • 2 set tempat saos sambal, kecap. • 4 lusin sendok garpu • 3 lusin piring • 3 lusin gelas juice • 3 lusin gelas es campur/ sekoteng • Cash resgister Casio • 2 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah gelas ukur • 1 buah frezer 200 ltr • 10 set meja kursi • 10 buah Nota/bon Usaha Franchise Gambar 3.3. Fasilitas dan Peralatan Franchise Bagi franchisor, untuk menyediakan fasilitas dan peralatan gerai diperoleh melalui pemesanan kepada produsen peralatan atau toko dan produksi sendiri seperti etalase/outlet. 3.3. Bahan baku Produk atau jasa yang dihasilkan oleh usaha waralaba berbeda-beda, oleh karena itu bahan bakunya juga berbeda-beda. Selain itu, tidak semua waralaba mengharuskan bahan baku berasal dari franchisor. Dalam menjaga kualitas rasa, waralaba mewajibkan franchisee memperoleh bahan baku dari franchisor. Sebagai franchisor, bahan baku yang dibutuhkan tiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Bahan Baku Bakso No Bahan baku Nilai (Kg) I Bahan Baku 1 Tepung sagu 150 kg/bulan 2 Daging Sapi 90 kg/bulan 3 Daging Ayam 45 kg/bln 19 ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI 4 Bumbu-Bumbu Rempah 45 kg/bulan 5 Kacang tanah 50 kg/bulan II Bahan Pembantu 1 Garam 50 kg/bln 2 Gula 50 kg/bln 3 Penyedap rasa 2 dus besar / bulan Sumber: data primer, diolah Hasil dari pengolahan bahan baku tersebut menjadi sejumlah barang jadi yang akan digunakan oleh franchisee sebagai bahan baku. Hasil pengolahan bahan baku tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Olahan Nama Produk Bakso 900 Bungkus Tahu bakso 900 Bungkus Pangsit Goreng 900 Bungkus Pangsit Rebus 900 Bungkus Bumbu Nasi Goreng 900 Bungkus Bumbu Mie Godhog 900 Bungkus Bumbu Mie Goreng 900 Bungkus Bumbu Siomai 900 Bungkus Sumber: data, diolah 20 Jumlah Produksi Per Bulan POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL No Nama Produk Komposisi Bakso Terdiri atas bakso 2 bakso kasar, 2 bakso halus, 1 tahu bakso, 1 pangsit goreng, 1 gorengan kembang dan 1 tahu bakso, kuah, bawang goreng, sambal, kecap dan saus 2 Mie Ayam Terdiri atas mie, adonan ayam, kuah, sambal,kecap,saus 3 Cwie Mie Terdiri atas Siomay Terdiri atas bumbu siomai, 1 telor, 1 tahu siomai, 2 siomai, 1 kentang, dan 1 kol Mie Ayam Bakso Terdiri atas mie, adonan ayam, bakso halus 3 butir, kuah, sambal,kecap,saus 6 Nasi Goreng Jawa Terdiri atas nasi, bumbu nasi goreng, telor 7 Mie Goreng Jawa Terdiri atas mie, bumbu mie goreng, telur 8 Mie Godok Terdiri atas mie, bumbu mie godhog, telur 1 4 5 Usaha Franchise 3.6. Proses Operasi Proses produksi barang dan jasa usaha waralaba biasanya sudah ditentukan oleh franchisor. Pada dasarnya proses tersebut merupakan suatu bentuk kegiatan untuk mengolah satuan bahan baku (input produksi) menjadi produk (output produksi). Untuk melaksanakan proses atau kegiatan tersebut diperlukan satu rangkaian aktifitas yang dilakukan secara bertahap. Perancangan proses produksi dalam hal ini akan tergantung pada karakteristik produk yang dihasilkan dan pola kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proyek pembuatan produk. Kualitas produk selain ditentukan oleh proses produksi juga dibutuhkan peralatan yang handal dan sumber daya manusia yang memadahi. Proses produksi terdiri dari beberapa tahapan sebelum produk tersebut didistribusikan kepada franchisee. Dalam kajian ini, dicontohkan tahapan pembuatan bakso yang meliputi penyiapan bahan baku, pemotongon daging, penggilingan dan pembuatan bola bakso, pengepakan dan pengiriman. Sementara untuk pembuatan bumbu adalah adalah penyiapan bahan, penakaran, penumbukan dan pengepakan serta pengiriman. Secara grafis, proses produksi bakso dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini: Pemotongan Daging Pencampuran Daging dan Bumbu Perebusan Penggilingan Daging Pencampuran Dengan Tapioka Penirisan Peghalusan daging giling Pembentukan Bola Pengepakan Penyimpanan Pengiriman Gambar 3.5. Proses Pembuatan Bakso 23 ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI Bagi franchisee, standar pelayanan merupakan paket dari franchisor. Secara umum, operasi ditingkat franchisee terdiri atas penyambutan pelanggan, pemesanan produk oleh pelanggan, pelayanan pelanggan, pembayaran, dan purna layanan seperti permohonan kritik dan saran, kuesioner atau ucapan terima kasih. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut ini Penyambutan Pelanggan Pelayanan Purna Layanan Pemesanan Pembayaran Gambar 3.6. Proses Layanan di Tingkat Franchisee 3.7. Jenis, Jumlah dan Kualitas Jenis produk atau jasa usaha waralaba merupakan produk yang sudah distandarkan baik jenisnya maupun kualitasnya. Untuk jumlah produk menyesuaikan dengan permintaan pasar atau masing-masing gerai. Produk yang dihasilkan yaitu berupa bakso dan bumbu-bumbu, didistribusikan kepada franchisee dengan jumlah tertentu yang diminta oleh franchisee dan kualitas yang telah distandarkan oleh franchisor. Kualitas rasa merupakan brand yang senantiasa dijaga. Untuk menjaga kualitas tersebut sejumlah sertifikasi produkpun dilakukan, diantaranya adalah sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, sertifikasi Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai produk yang tidak berbahaya, 24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise serta sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional sebagai produk yang layak untuk dikonsumsi dan digunakan di Indonesia. 3.8. Produksi Optimal Sebagai sebuah konsep pemasaran produk, kapasitas produksi sangat ditentukan oleh permintaan pasar. Waralaba merupakan kemitraan bisnis dalam rangka menumbuhkembangkan bisnis secara cepat. Bagi franchisor, sistem waralaba memungkinkan kegiatan usaha dapat mengembangkan jaringan bisnis baik dalam skala nasional maupun global. Sebaliknya bagi franchisee, dengan membeli hak waralaba dapat memiliki bisnis yang sudah mapan dengan segmen pasar yang sudah jelas dan manajemen yang sudah baik. Dengan demikian, jumlah produk akan disesuaikan dengan jumlah permintaan. Penambahan kapasitas produksi akan terus dilakukan seiring berkembangnya pasar. Berdasarkan pada kapasitas terpasang, saat ini produk yang dihasilkan merupakan produk optimal sesuai dengan jumlah dan kapasitas produksi peralatan yang ada. 3.9. Kendala Produksi Usaha dengan konsep waralaba format bisnis, kendala yang dihadapi biasanya terkait pasokan kepada franchisee dan menjaga kualitas produk. Akan tetapi, waralaba makanan seperti bakso tampaknya tidak memiliki hambatan yang berarti. Selain bahan baku mudah diperoleh, produk yang dihasilkan merupakan produk yang bisa diawetkan dengan cara dibekukan. Dengan adanya sentuhan teknologi, produk yang peka terhadap perubahan cuaca dapat ditanggulangi. 25 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1. Pasar 4.1.1. Permintaan Dalam kurun sepuluh terakhir ini, usaha dengan pola waralaba berkembang cukup pesat. Pasalnya, waralaba telah memberikan berbagai kemudahan baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor, usaha dengan konsep waralaba dapat berkembang dengan cepat. Sementara bagi franchisee tidak membutuhkan pengalaman bisnis dan memiliki risiko gagal yang minimal serta terhindar dari sindroma ‘apa yang harus dilakukan?’. Banyaknya barang dan jasa yang bisa diwaralabakan dan kemudahan dalam menjalankan usaha menjadikan permintaan usaha waralaba meningkat. Perkembangan usaha waralaba di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup fantastis dalam 5 tahun terakhir. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.1 Perkembangan Waralaba di Indonesia Tahun Asing Lokal Total 1992 29 6 35 1995 117 15 132 1996 210 20 230 1997 (Jul) 235 30 265 2000 (Jul) 222 39 261 2001 (Jul) 230 42 272 2002 212 47 259 27 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 2003 190 49 239 2004 200 85 285 2005 237 129 366 2006 220 230 450 2007 250 450 700 2008 260 690 950 Sumber: Kadin, 2008 Melihat perkembangan tersebut, tampaknya permintaan akan usaha waralaba akan terus bertambah. Berbagai produk dan jasa berusaha menggunakan waralaba dalam mengembangkan jaringan distribusi dan pemasarannya. Seperti telah disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa waralaba makanan merupakan waralaba yang cukup mendominasi sejak 1919. Tumbuhnya waralaba lokal yang bergerak dibidang makanan mencapai 42,5% merupakan angka yang fantastis. Tampaknya kekayaan budaya dan kuliner bangsa ini turut serta mendorong inovasi dan kreatifitas para wirausaha. Selain itu, dengan semakin matangnya konsep bisnis waralaba dan tumbuhnya jiwa kewirausahaan ditengah kesempatan yang semakin terbatas, semakin menempatkan waralaba sebagai bisnis yang menguntungkan. Sebagai contoh adalah bakso. Makanan yang tidak mengenal usia ini memiliki peminat yang tidak sedikit jumlahnya. Maka tidak mengherankan bila waralaba bakso dapat berkembang dengan cepat seperti yang dialami oleh Bakso Cak Man, Bakso A Fung dan Bakso Cak Eko yang dalam 2 tahun pertumbuhan outletnya mencapai 103 buah. 4.1.2. Penawaran Franchise menawarkan kepada franchisor sebuah metode yang relatif cepat untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa dengan 28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise menggunakan modal yang minimal. Bagi franchisee, waralaba dapat dimaknai sebagai suatu metode untuk menggunakan modal dan pengembangan karyawan. Dalam pandangan franchisor, modal dan motivasi berusaha franchisee menjadi hal yang penting. Franchisee berlaku sebagai pemilik usaha dapat mengembangkan usaha dengan nama dan citra franchisor. Dengan merek dan citra franchisor yang baik maka pasar dapat dengan cepat meluas melalui unit-unit usaha waralaba. Sejumlah manfaat waralaba baik dari segi franchisor maupun para franchisee adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan usaha dengan biaya yang relatif murah 2. Potensi passive income yang besar 3. Efek Bola Salju dalam hal brand awareness dan brand equity usaha. 4. Terhindar dari Undang-undang Antimonopoli Sementara bagi franchisee, sejumlah manfaat yang dirasakan adalah 1. Memperkecil risiko kegagalan usaha; 2. Menghemat waktu, tenaga, dan dana untuk proses trial & error 3. Memberi kemudahan dalam operasional usaha 4. Penggunaan nama merek yang sudah lebih dikenal masyarakat. Terdapat sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha franchise baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor yang perlu diperhatikan antara lain kewirausahaan, brand atau merek, sistem yang mapan, kemampuan sumber daya manusia. Sejumlah informasi yang harus disampaikan kepada calon penerima waralaba yaitu: 1. Posisi usaha dan keuangan waralaba 2. Manajemen franchisor 3. Penawaran waralaba 4. Anggota waralaba 5. Proyeksi keuangan 6. Kontrak kerjasama 29 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN Bagi calon franchisee, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain potensi pasar produk atau jasa yang tawarkan, format kerjasama, sistem yang mapan dan teruji keberhasilannya, lokasi usaha, kualitas sumber daya manusia, bantuan teknis yang diberikan, royalty fee dan franchise fee serta legalitas franchisor dan lamanya kontrak kerjasama. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam melakukan usaha waralaba, maka hal-hal tersebut di atas harus dituangkan dalam suatu kontrak perjanjian. Sebagai sebuah konsep, tawaran waralaba merupakan sesuatu hal yang cukup menarik mengingat sejumlah manfaat yang akan diperoleh sebagaimana disebutkan diatas. Berbagai produk dan jasa telah membuktikan keampuhan waralaba, termasuk waralaba makanan bakso yang menawarkan paket waralaba, seperti paket foodcourt, paket miniresto dan paket resto. Yang membedakan paket-paket tersebut, selain harga juga fasilitas dan peralatan serta menu makanana yang diberikan oleh franchisor. Selain itu, franchisor dapat pula menawarkan master franchise yang berfungsi sebagai manajer area dan agen atau distributor. Master franchise ini dapat diperoleh dengan cara membeli paket master franchise atau mendirikan 3 (tiga) paket resto sekaligus. Waktu yang ditawarkan dalam kontrak kerjasama adalah biasanya antara 1 sampai 10 tahun. 4.2. Pemasaran 4.2.1. Harga Usaha waralaba pada dasarnya merupakan konsep pemasaran untuk menjual produk atau jasa dengan menggunakan merek atau nama dagang atau simbol komersial yang dimiliki oleh franchisor. Untuk menggunakan nama dagang beserta fasilitasnya, franchisee membayar franchise fee kepada franchisor. Harga franchise fee tersebut berhubungan dengan nilai nama dagang, barang-barang atau pelayanan, pelatihan dan royalti. Royalti 30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise fee berkisar antara 2%-15% dari total omset. Alokasi royalty fee biasanya digunakan oleh franchisor untuk promosi dan pemasaran. Franchise fee dan Royalti fee menjadi pertimbangan penting bagi usaha waralaba. Penentuan franchise fee biasanya dikaitkan dengan fasilitas dan pelayanan awal yang diberikan. Sementara royalty fee biasanya berkisar antara 3-5% dari total omset per tahun. Selain itu, hal yang juga diperhatikan adalah harga produk atau jasa yang ditawarkan. Secara umum harga yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor meliputi franchise fee dan royalty fee. Selain itu, biasanya yang dibebankan kepada franchisee selain franchise fee meliputi tanah dan bangunan, perizinan, survei awal. Sementara, yang diberikan franchisor meliputi seluruh fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Tabel di bawah ini merupakan contoh harga untuk paket waralaba yang terdiri atas paket foodcourt, paket miniresto dan paket resto yang ditawarkan oleh franchisor bakso: Tabel 4.2 Harga Paket Waralaba Bakso Keterangan Tipe Foodcourt Tipe Miniresto Tipe Resto Franchise Fee Rp 50 Juta Rp 80 Juta Rp 100 Juta Royalti Fee 3,5 % dari omset 3,5 % dari omset 3,5 % dari omset Masa Kontrak 5 tahun 5 tahun 5 tahun Bagi franchisee dalam menjual produknya diberikan kebebasan dalam menentukan harga. Hal tersebut dalam rangka menyesuaikan daya beli masyarakat sekitar gerai. Harga rata-rata produk ini berkisar antara Rp8.000,hingga Rp10.000,- per porsi. 31 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.2.2. Analisa Persaingan Perkembangan waralaba pada akhir-akhir ini begitu pesat. Artinya usaha waralaba semakin kompetitif terutama produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini, persaingan akan terjadi pada tingkat gerai atau outlet yang menjadi garda terdepan. Kualitas produk atau jasa tidaklah cukup. Inovasi dan kreatifitas serta promosi sangat penting dalam rangka memenangkan persaingan. Waralaba makanan biasanya menggunakan sistem format bisnis. Artinya seluruh model pelayanan maupun bahan baku diperoleh dari franchisor. Hal ini merupakan standar dari bisnis waralaba. Namun yang menjadikan suatu produk dari konsep waralaba memiliki pangsa pasar adalah dengan adanya inovasi dan kreatifitas, selain kekhasan rasa dan pelayanan. Dalam konteks ini, waralaba makanan merupakan usaha yang sangat peka terhadap isu-isu halal dan higienis. Hal ini tentu sudah menjadi perhatian bagi waralaba makanan termasuk bakso. Selain inovasi dalam produk dan layanan, inovasi paket waralaba pun terus diciptakan. Seperti contoh waralaba yang dikembangkan oleh sebuah franchisor bakso selain menyusun menu-menu khas juga inovasi paket layanan waralaba, dalam menanggapi isu halal, penggunaan formalin, keberadaan sertifikat halal dan pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan menjadi penting. Lebih-lebih produk tersebut didaftar pada Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang artinya produk tersebut layak konsumsi untuk Indonesia dan juga menjadi hak intelektual. Akibatnya, pasar dapat berkembang dengan pesat. Selain itu, promosi dalam waralaba merupakan yang terpenting nomor 2 setelah penentuan lokasi. Seluruh media cetak maupun elektronikpun digunakan sebagai ajang promosi. Gethok tular (pemasaran dari mulut ke mulut) sebagai pemasaran memiliki efek yang jitu dalam meningkatkan penjualan. Dalam hubungannnya dengan franchisee, franchisor harus tegas. 32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan usaha dan terjadinya konflik. Tampaknya ceruk pasar waralaba masih terbuka lebar. Bukan hanya untuk produk makanan, melainkan untuk semua produk yang memiliki nama baik dan memiliki keunikan yang tidak bisa dipalsukan. 4.2.3. Jalur Pemasaran Franchisor akan melakukan program pemasaran baik dengan cara melakukan branding dan promosi melalui media cetak, elektronika maupun internet. Selain itu, juga aktif mengikuti pameran dan presentasi. Dalam melakukan pemilihan terhadap franchisee, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Karakter pribadi calon franchisee 2. Visi dan misi usaha calon franchisee 3. Track record usaha calon franchisee 4. Komitmen franchisee dalam mengelola usaha waralabanya 5. Rencana bisnis calon franchisee yang mencakup antara lain: a. Kemampuan financial calon franchisee b. Lokasi yang ditawarkan oleh calon franchisee Tahap-tahap umum yang biasanya dilakukan oleh para franchisor dalam menyeleksi para calon franchisee adalah: 1. Pengajuan permohonan untuk menjadi franchisee 2. Pemenuhan syarat-syarat yang diajukan oleh franchisor 3. Seleksi persyaratan awal 4. Interview/tatap muka dengan franchisor 5. Penandatanganan perjanjian waralaba 6. Orientasi dan Pelatihan 33 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, Terdapat 3 (tiga) tahapan yang dilalui dalam pemilihan waralaba antara lain: 1. Tahap I a. Informasi awal b. Pencarian dan pemilihan alternatif tempat c. Penetapan tempat dan realisasi 2. Tahap II a. Pembayaran down payment (DP) yang telah disepakati dan ditetapkan b. Penyiapan peralatan oleh franchisor c. Renovasi dan make up gerai dengan warna dan tata letak standar. d. Rekruitmen karyawan e. Training karyawan f. Serah terima dan pelunasan franchise fee. 3. Tahap III a. Doa bersama b. Grand opening Tahap-tahap tersebut secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut: Informasional Survei Lokasi Kontrak Waralaba Pelatihan Karyawan 21-30 Hari Pembayaran franchise fee Tahap I 75% Serah terima barang Pembayaran franchise fee Tahap II 25% Gambar 4.1. Tahap Perjanjian Franchise 34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Grand Opening Usaha Franchise Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar, lokasi produksi dapat berada di beberapa daerah. Model transportasi yang digunakan dalam pengiriman barang meliputi pesawat, kapal laut maupun dengan bus. Di bawah ini terdapat contoh pola pengiriman barang dari suatu franchisor kepada franchisee sebagai berikut: Sumatera Kalimantan Barat Bekasi Banten & Jabar Jabodetabek Kalteng & Kaltim Surabaya Bali, NTT, NTB Sulawesi, Maluku, Papua Surabaya, Gresik, Ponorogo Sidoarjo Jawa Tengah Gambar 4.2. Jalur Pemasaran/Pengiriman Produk 4.2.4. Kendala Pemasaran Persoalan usaha waralaba tidak hanya pada kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, melainkan bagaimana sebuah waralaba dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, informasi mengenai karakteristik masyarakat, daya beli dan tingkat 35 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN persaingan biasanya sudah dipelajari sebelumnya sehingga diperoleh langkah dan metode yang tepat dalam melakukan promosi di lokasi atau wilayah bersangkutan. Meskipun begitu sejumlah kendala yang akan dihadapi usaha waralaba biasanya terkait dengan ketaatan franchisee dalam melakukan promosi yang ditetapkan franchisor. Selain itu juga, jiwa kewirausahaan franchisee. Hal ini terkait anggapan ketika sudah menjadi franchisee segala sesuatu telah dilakukan oleh franchisor. 36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Pemilihan Usaha Usaha waralaba dalam jangka waktu lima tahun mengalami perkembangan yang pesat. Faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha waralaba adalah kemudahan dalam melakukan usaha. Pemilik usaha atau franchisor dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya modal karena franchisee (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Sementara bagi franchisee tidak memerlukan pengalaman usaha dan ketrampilan khusus karena sebagian permasalahan usaha diselesaikan oleh franchisor. Usaha waralaba dapat diterapkan pada sejumlah produk dan jasa. Usaha waralaba yang dipilih pada penelitian ini adalah usaha waralaba makanan karena usaha waralaba makanan menguasai 62% usaha waralaba di Indonesia. Selain itu, biasanya waralaba ini menggunakan format bisnis dimana franchisor memberikan sistem operasi perusahaan dan mewajibkan franchise mengambil bahan baku dari franchisor. Hal tersebut selain untuk menjaga kualitas rasa, juga untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku. Usaha waralaba dalam kajian ini yang dipilih adalah waralaba makanan, adapun waralaba yang dijadikan contoh adalah waralaba bakso. Pembiayaan usaha waralaba ini bersumber dari modal sendiri, perbankan, kemitraan dan lembaga keuangan non bank. Sejumlah perbankan telah mengeluarkan skema kredit usaha waralaba. Untuk memberikan gambaran aspek keuangan usaha waralaba, analisa keuangan ini dapat dijadikan benchmark terhadap usaha waralaba lainnya. Skema yang digunakan dalam analisis ini adalah 37 ASPEK KEUANGAN skema kredit waralaba dengan tingkat bunga 16%, jangka waktu 3 tahun. Analisis dilakukan pada franchisor maupun franchisee. Analisis yang dihasilkan meliputi analisa kelayakan usaha dan sensitivitas usaha baik sensitifitas biaya maupun sensitifitas pendapatan. Sejumlah asumsi dan parameter teknis usaha waralaba makanan dirancang untuk memperoleh gambaran usaha waralaba yang komprehensif dan mewakili usaha waralaba pada umumnya. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai franchisor terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan analisis terhadap franchisee. 5.2 Asumsi Analisis keuangan suatu proyek terdiri dari proyeksi penerimaan dan pengeluaran selama periode proyek untuk mengetahui gambaran finansial mengenai pendapatan dan biaya, kemampuan keuangan untuk melunasi kredit dan kelayakan proyek. Dalam aspek keuangan ini digunakan beberapa asumsi dan parameter yang didasarkan pada pengamatan dan penelitian di lapangan serta masukan-masukan dari instansi terkait, serta referensi yang mendukung untuk menentukan besarnya parameter yang akan digunakan. Tabel 5.1 dibawah ini menyajikan asumsi dan parameter yang digunakan oleh franchisor untuk melakukan analisis keuangan usaha waralaba. Tabel 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisor No 38 Asumsi dan Parameter Satuan Nilai Keterangan 1 Periode Proyek Tahun 2 Tanah dan Bangunan Rupiah 3 Hari Produksi Per Bulan Hari 30 4 Royalty Fee Persen 3,5 Dihitung dari total omset dan dibayarkan per tahun POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 3 30.000.000 Sewa per tahun Usaha Franchise 5 Franchise Fee Rupiah 6 Jumlah Gerai buah 7 Omset per gerai Rupiah 542.700.000 8 Tenaga Kerja Orang 9 9 Kebutuhan Bahan Baku Per hari Jenis 5 Terdiri atas 5 tepung sagu, 3 kg daging sapi, 1,5 kg daging ayam, 1,5 kg bumbu rempah, 1,6 kg kacang tanah 10 Bahan Pembantu Per hari Jenis 3 Terdiri atas 1,6 kg garam, 1,6 kg gula dan 6 bungkus penyedap rasa 11 Kapasitas Produksi Per Hari bungkus 12 Harga Per Bungkus Rupiah 80.000.000 Dibayarkan sekali selama kontrak 10 120 Untuk kebutuhan 10 gerai 47.500 Sementara, sejumlah asumsi dan parameter yang digunakan franchisee untuk melakukan analisa keuangan dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 5.2 Tabel 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisee No Asumsi Satuan Nilai Keterangan I Asumsi Keuangan 1 Periode Proyek Tahun 2 Sewa Tempat Usaha Rupiah 30.000.000 Sewa tempat per tahun 3 Franchise Fee Rupiah 80.000.000 Hanya satu kali 4 Royalti Fee Persen 5 Peralatan Rupiah 6 Tenaga Kerja Orang 3 3,5 dibayarkan per tahun 80.000.000 Peralatan diperoleh dari franchisor yang merupakan paket dari franchisee fee 3 39 ASPEK KEUANGAN 7 Suku Bunga Persen 16% 8 Komposisi Permodalan Persen II Asumsi Produksi 1 Bahan Baku Paket 2 Produk Porsi 130 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas makanan dan minuman 3 Kapasitas Produksi/Penjualan Per hari Porsi 130 4 Harga Jual Produk Rupiah/ porsi 40:60 Modal investasi dengan komposisi 60% modal sendiri dan 40% dari bank 2 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas bahan baku makanan dan bahan baku minuman 12.500 5.3 Komponen dan Strukur Biaya Investasi dan Biaya Operasional 5.3.1. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya tetap (fixed cost) untuk melakukan usaha waralaba. Biaya investasi franchisor meliputi perizinan, sewa tanah dan bangunan, survei, mesin, franchise fee dan peralatan. Jumlah investasi yang dibutuhkan pada tahun 0 usaha ini sejumlah Rp50.490.000,-. Selama periode proyek komponen biaya yang membutuhkan biaya reinvestasi adalah sewa tanah dan bangunan serta peralatan lain seperti blender, peralatan masak. Tabel dibawah ini merupakan komponen biaya investasi 40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Tabel 5.3 Komponen Biaya Investasi Franchisor No Jenis Biaya 1 Perijinan 2 Sewa tanah dan bangunan 3 Mesin/Peralatan paket Umur Ekonomis (Tahun) Harga/ Satuan (Rp) Nilai (Rp) 1 12.500.000 12.500.000 1 30.000.000 30.000.000 1 30.000.000 Jumlah Satuan Fisik Penyusutan (Rp) - Mesin Produksi Bakso buah 1 8.500.000 8.500.000 5 1.700.000 - Kompor Elpiji buah 2 350.000 700.000 1 700.000 - Freezer buah 3 3.000.000 9.000.000 3 3.000.000 - Blender buah 2 220.000 440.000 1 440.000 - Dandang buah 3 200.000 600.000 1 600.000 - Peralatan Penunjang set 1 1.250.000 1.250.000 1 1.250.000 Jumlah Biaya Investasi 50.490.000 7.690.000 Tabel 5.4 Komponen Biaya Investasi Franchisee No Jenis Biaya 1 Perijinan 2 Sewa tanah dan bangunan 3 Franchise Fee Biaya Survei Jumlah Biaya Investasi Satuan paket Jumlah Fisik Harga/ Satuan (Rp) Nilai (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Penyusutan (Rp) 1 30.000.000 30.000.000 1 30.000.000 1 80.000.000 80.000.000 5 16.000.000 500.000 500.000 110.500.000 5 100.000 16.100.000 41 ASPEK KEUANGAN 5.3.2. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya tidak tetap (variable cost) yang besarnya tergantung jumlah produk. Komponen biaya operasional usaha waralaba bagi franchisor makanan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya variabel lain atau biaya overhead. Berikut adalah tabel yang dapat menggambarkan jumlah kebutuhan biaya operasional tahun pertama yang dibutuhkan. Tabel 5.5 Biaya Operasional Franchisor Biaya Satuan Jumlah 1 Tenaga Kerja Orang 9 2 Bahan Baku 3 Bahan Pembantu 4 Biaya Pengiriman Lokasi 10 5 Biaya Promosi dan Pemasaran paket 1 6 Biaya Overhead 7 Pembuatan Outlet dan Peralatan Gerai No TOTAL BIAYA buah 10 Harga (Rp) 1.500.000 Biaya per bulan (Rp) Biaya per tahun (Rp) Penyusutan (Rp) 13.500.000 162.000.000 8.000.000 96.000.000 30.000.000 660.000 7.920.000 16.000.000 500.000 15.000.000 180.000.000 100.000 7.500.000 7.500.000 90.000.000 16.100.000 10.196.000 230.352.000 75.000.000 750.000.000 750.000.000 804.856.000 1.516.272.000 Total biaya operasional yang dibutuhkan pada tahun pertama sejumlah Rp1.516.272.000,- Biaya operasional pada tahun selanjutnya dianggap tetap. Sementara biaya operasional untuk franchisee per tahun sebesar Rp358.461.000,- selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 (franchisee). 42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise 5.4. Kebutuhan Dana Untuk Investasi dan Modal Kerja Dana yang dibutuhkan usaha waralaba terdiri dari modal investasi dan modal kerja yang berasal dari modal sendiri atau dapat diperoleh kredit bank. Untuk kasus waralaba makanan kebutuhan dana dapat pada tabel berikut ini. Tabel 5.6 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisor No 1 Rincian Biaya Proyek Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 2 3 Total Biaya (Rp) 0 b. Dana sendiri 50.490.000 Jumlah dana investasi 50.490.000 Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 321.942.400 b. Dana sendiri 482,913,600 Jumlah dana modal kerja 804.856.000 Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit 321.942.400 b. Dana sendiri 533.403.600 Jumlah dana proyek 855.346.000 Dalam tabel tersebut seluruh biaya proyek pada tahun ke 0 adalah Rp855.346.000,-. Dana investasi modal kerja berasal dari dana sendiri dan perbankan dengan perbandingan pinjaman sebesar Rp321.942.400,- atau 40% sedangkan dana sendiri sebesar Rp482.913.000,- atau 60% dari modal kerja. Sedangkan modal investasi sejumlah Rp50.490.000,- seluruhnya bersumber dari modal sendiri. Sementara, bagi franchisee komposisi modal kerja dan investasi dapat dilihat pada tabel sbb.: 43 ASPEK KEUANGAN Tabel 5.7 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisee No 1 Rincian Biaya Proyek Total Biaya (Rp) Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 44.200.000 b. Dana sendiri 66.300.000 Jumlah dana investasi 2 110.500.000 Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 3 0 b. Dana sendiri 29.871.750 Jumlah dana modal kerja 29.871.750 Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit 44.200.000 b. Dana sendiri 96,171.750 Jumlah dana proyek 140.371.750 Meskipun usaha waralaba relatif baru, akan tetapi perbankan telah menyediakan skim khusus untuk usaha waralaba. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan angsuran adalah : •Jangka waktu pinjaman selama 3 tahun •Bunga 16% flat •Angsuran pokok dan bunga per bulan Tabel 5.8 berikut ini adalah Franchisor angsuran pokok dan angsuran bunga Tabel 5.8 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisor Tahun 44 Cicilan Pokok (Rp) Bunga (Rp) Angsuran (Rp) 1 107.314.133,33 35.458.378,22 142.772.511,56 2 107.314.133,33 27.409.818,22 134.723.951,56 3 107.314.133,33 7.556.703,56 114.870.836,89 Total 321.942.400,00 70.424.900,00 392.367.300,00 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Sementara, angsuran bunga dan angsuran pokok franchisee dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 5.10 berikut ini Tabel 5.9 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisee Tahun Cicilan Pokok (Rp) Bunga (Rp) Angsuran (Rp) 1 14.733.333,33 4.868.138,89 19.601.472,22 2 14.733.333,33 3.763.138,89 18.496.472,22 3 14.733.333,33 1.037.472,22 15.770.805,56 Total 44.200.000,00 9.668.750,00 53.868.750,00 5.5 Produksi dan Pendapatan Produk dari waralaba tergantung dari jenis makanan yang diproduksi. Untuk waralaba bakso produk yang dihasilkan/dijual dalam kasus ini adalah bakso, tahu bakso dan bumbu, serta franchise fee dan royalty fee. Pendapatan selama tahun pertama adalah Rp3.041.945.000,- yang terdiri dari bakso dan bumbu, tahu bakso, franchise fee dan royalty fee. Tabel 5.10 Pendapatan Tahun-1 Franchisor No Jenis Pendapatan Jumlah Harga (Rp) Tahun 1 (Rp) 1 Franchise Fee 10 80.000.000 800.000.000 2 Royalty Fee 10 18.994.500 189.945.000 3 Penjualan Produk 2.052.000.000 TOTAL 3.041.945.000 45 ASPEK KEUANGAN Sementara pendapatan tahun pertama franchisee dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.11 Pendapatan Tahun-1 Franchisee No Pendapatan Jumlah Harga (Rp) Tahun 1 (Rp) 1 Bakso 50 9.000 162.000.000 2 Mie Ayam 10 8.500 30.600.000 3 Cwie Mie 10 8.500 30.600.000 4 Siomay 10 8.500 30.600.000 5 Batagor 10 8.500 30.600.000 6 Mie Ayam Bakso 10 9.500 34.200.000 7 Nasi Goreng Jawa 10 8.500 30.600.000 8 Mie Goreng Jawa 10 8.500 30.600.000 9 Mie Godok 10 8.500 30.600.000 10 Es Campur 15 7.000 37.800.000 11 Es Dawet 15 5.000 27.000.000 13 Juice 30 5.000 54.000.000 14 Teh Botol 50 2.500 45.000.000 15 Minuman lain-lain 20 1.500 10.800.000 TOTAL PENDAPATAN 585.000.000 5.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even point Hasil menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha waralaba makanan bagi Franchisor memperoleh laba sebesar Rp1.043.613.635 ,- , dengan rata-rata profit margin tiap tahun adalah 60% pertahun. Hasil analisis diperoleh, BEP nilai penjualan tahun pertama sebesar Rp1,471,418,691,-, BEP Produksi 1.089.940 bungkus dan BEP per bungkus Rp30.977. Berikut ini disajikan proyeksi Laba Rugi usaha waralaba makanan. 46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Tabel 5.12 Proyeksi Laba Rugi dan Break even point per tahun Franchisor Rupiah No Uraian I Pendapatan II Biaya-biaya 1 Operasional 1 2 3 3.041.945.000 2.241.945.000 2.241.945.000 a. Biaya Tenaga Kerja 162.000.000 162.000.000 162.000.000 b. Biaya Bahan Baku 96.000.000 96.000.000 96.000.000 7.920.000 7.920.000 7.920.000 d. Biaya Pengiriman 180.000.000 180.000.000 180.000.000 e. Biaya Promosi dan Pemasaran 90.000.000 90.000.000 90.000.000 f. Biaya overhead 222.000.000 222.000.000 222.000.000 d. Biaya Outlet dan Gerai 750.000.000 0 0 1.507.920.000 757.920.000 757.920.000 7.690.000 7.690.000 7.690.000 35.458.378 27.409.818 7.556.704 Total Biaya 1.551.068.378 793.019.818 773.166.704 Laba (rugi) Sebelum Pajak 1.490.876.622 1.448.925.182 1.468.778.296 447.262.987 434.677.555 440.633.489 1.043.613.635 1.014.247.627 1.028.144.808 0,49 0,65 0,66 1.471.418.691 694.694.155 688.220.535 1.089.940 586.507 509.793 30.977 14.625 14.489 c. Biaya Bahan Pembantu Sub Total 2 Depresiasi 3 Angsuran Angsuran Bunga III Tahun Pajak 30% IV Laba (rugi) V Profit Marjin BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (bungkus) BEP Rp/bungkus 47 ASPEK KEUANGAN Untuk franchisee, Laba rugi dan break even point dapat lihat dengan jelas pada Tabel berikut ini: Tabel 5.13 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per tahun Franchisee No Rupiah Tahun Uraian 1 2 I Pendapatan 585.000.000 II Biaya-biaya 130 1 Operasional 3 585.000.000 585.000.000 a. Biaya Tenaga Kerja 36.000.000 36.000.000 36.000.000 b. Biaya Bahan Baku 287.010.000 287.010.000 287.010.000 c. Biaya overhead 14.976.000 14.976.000 14.976.000 d. Biaya Royalti 20.475.000 20.475.000 20.475.000 Sub Total 358.461.000 358.461.000 358.461.000 2 Depresiasi 16.100.000 16.100.000 16.100.000 3 Angsuran Bunga 4.868.139 3.763.139 1.037.472 Total Biaya 379.429.139 378.324.139 375.598.472 Laba (rugi) Sblm Pajak 205.570.861 206.675.861 209.401.528 Pajak 30% 61.671.258 62.002.758 62.820.458 IV Laba (rugi) 143.899.603 144.673.103 146.581.069 V Profit Marjin 0,351 0,353 0,358 133.867.395 133.364.642 132.140.515 392.926 391.450 387.857 10.709 10.669 10.571 III BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (porsi) BEP Rp/porsi Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha waralaba bakso bagi franchisee memperoleh laba sebesar Rp143.899.603,-, dengan rata-rata profit margin tiap tahun adalah 35% pertahun. Hasil analisis diperoleh, BEP nilai penjualan tahun pertama sebesar Rp133.867.395,-, BEP produksi 392.926 porsi dan BEP per porsi Rp10.709,-. 48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise 5.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha Arus kas pola usaha ini dapat dilihat dalam lampiran 10. Berdasarkan analisis kas dilakukan perhitungan Net Benefit/Cost ratio (Net B/C ratio), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa franchise merupakan usaha yang menguntungkan, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,79 dan NPV = Rp1.529.810.675,dan IRR sebesar 112%. Artinya proyek ini layak dilaksanakan sampai tingkat suku bunga 112%. Tabel berikut ini menyajikan kelayakan proyek waralaba. Tabel 5.14 Kelayakan Usaha Franchisor No Kriteria kelayakan Nilai 1 Net B/C Ratio DF16 % 2,79 2 NPV DF 16 % Rp1.529.810.675 3 IRR 112% 4 PBP 10, 9 bulan Dari tabel tersebut, tergambar dengan jelas PBP adalah 11 bulan artinya biaya investasi sudah dapat kembali dan pendapatan pada bulan kesebelas dan selanjutnya merupakan pendapatan bersih dari investasi proyek. 5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Dalam analisis proyek penerimaan dan biaya didasarkan pada asumsi dan proyeksi yang memiliki ketidakpastian, sehingga diperlukan analisis sensitivitas untuk menguji seberapa jauh proyek yang dilaksnakan sensititif terhadap perubahan dari harga-harga input maupun output, kesalahan dalam pembangunan sarana fisik dan dan operasional ataupun kelemahan estimasi produksi dan pemasaran. Dalam pola pembiayaan ini analisis sensitivitas menggunakan 3 skenario yaitu: 49 ASPEK KEUANGAN 1. Skenario I Pendapatan mengalami penurunan sedangkan biaya investasi maupun biaya operasional tetap (konstan). Penurunan pendapatan dapat terjadi karena permintaan pasar mengalami penurunan atau jumlah produksi tidak tercapai. 2. Skenario II Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi dianggap tetap. Kenaikan biaya operasional dapat terjadi apabila harga input meningkat. Dalam hal ini komponen terbesar adalah bahan baku. Maka biaya operasi sensitif terhadap kenaikan bahan baku terutama daging, tepung dan bumbu lainnya. 3. Skenario III Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan II yaitu diasumsikan pendapatan menurun dan pada saat yang sama biaya operasional mengalami kenaikan, sedangkan biaya investasi dianggap konstan. Hasil analisis terhadap ketiga skenario tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini Tabel 5.15 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario I Franchisor No 50 Penerimaan Turun Kriteria Kelayakan 26% 27% 1 Net B/C ratio DF 16% 1,05 0,98 2 NPV DF 16 % Rp41.358.515 (Rp15.889.645) 3 IRR 19% 15% 4 PBP 2,9 tahun 4,9 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Tabel 5.16 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario II Franchisor No Biaya Naik Kriteria Kelayakan 65% 66% 1 Net B/C ratio DF 16 % 1,004 0,98 2 NPV DF 16 % Rp3.119.064 (Rp20.368.499) 3 IRR 16,18 % 15% 4 PBP 2,9 tahun 4,06 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Tabel 5.17 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario III Franchisor No Kriteria Kelayakan Penerimaan Turun dan biaya naik 18% 19% 1 Net B/C ratio DF 16 % 1,09 0,99 2 NPV DF 16 % Rp76.567.657 (Rp4.168.066) 3 IRR 21% 15,7% 4 PBP 2,8 tahun 4,01 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Dari tabel tersebut tergambar dengan jelas bahwa pada skenario I, pada saat pendapatan turun sebesar 26% dengan tingkat bunga 16% net B/C ratio dan NPV positif dan IRR mencapai 19% dan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, namun apabila pendapatan menurun sampai 27% dan IRR proyek sebesar 15% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena IRR dibawah suku bunga dan NPV negatif. Skenario II proyek ini adalah adanya kenaikan biaya. Pada kenaikan biaya mencapai 65% proyek ini masih menguntungkan karena NPV positif dan net B/C ratio lebih besar dari satu dan IRR mencapai 16,18% dengan suku bunga 16%. Sementara apabila kenaikan biaya mencapai 66% proyek ini tidak layak untuk dilaksanakan karena tingkat suku bunga melebihi IRR yaitu 15%. 51 ASPEK KEUANGAN Hasil analisis skenario III dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasi. Pada saat mengalami kenaikan dan penurunan 18% proyek tersebut masih layak untuk dilaksanakan, karena pada saat suku bunga 16% net B/C ratio lebih dari satu dan NPV positif serta IRR mencapai 21%. Namun pada saat penerimaan dan biaya naik sebesar 19% proyek ini tidak layak dilaksanakan karena IRR lebih kecil dari suku bunga yaitu 15,7%. Lebih lanjut, apabila analisis tersebut diterapkan pada franchisee maka kelayakan usaha dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan franchisee menunjukkan proyek yang layak untuk dibiayai. Sebagaimana tersaji pada pada Tabel berikut ini: Tabel 5.18 Kelayakan Usaha Franchisee No Kriteria kelayakan Nilai 1 NPV DF % 16% Rp228.920.384 2 Net B/C ratio DF % 16% 2,63 3 IRR 103% 4 Payback Period (PBP) 0,9 tahun atau 11,8 bulan Tabel tersebut menjelaskan bahwa disisi franchisee, waralaba merupakan usaha yang menguntungkan, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,63 dan NPV = Rp228,920,384 dan IRR sebesar 103% artinya proyek ini layak dilaksanakan sampai tingkat suku bunga 103%. Tabel berikut ini menyajikan kelayakan proyek waralaba. Berdasarkan pada analisis sensitifitas sebagaimana skenario diatas, dapat disajikan hasil analisis sensitifitas pada franchisee 52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Tabel 5.19 Analisis Sensitifitas Skenario I Franchisee No Biaya Naik Kriteria Kelayakan 28% 29% 1 NPV DF % 16% Rp3.502.517 (Rp4.548.121) 2 Net B/C ratio DF 16 % 1,02 0,97 3 IRR 18% 14,0% 4 Payback Period (PBP) 2,9 tahun 4,1 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Tabel 5.20 Analisis Sensitifitas Skenario II Franchisee No Pendapatan Turun Kriteria Kelayakan 17% 18% 1 NPV DF % 16% Rp5.566.669 (Rp7.571.784) 2 Net B/C ratio DF 16 % 1,04 0,95 3 IRR 18% 12,7% 4 Payback Period (PBP) 2,9 tahun 4,2 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Tabel 5.21 Analisis Sensitifitas Skenario III Franchisee No Senstifitas Gabungan Kriteria Kelayakan 10% 11% 1 NPV DF % 16% Rp17.029.465 (Rp4.159.627) 2 Net B/C ratio DF 16 % 1,12 0,97 3 IRR 23% 14,18% 4 Payback Period (PBP) 2,6 tahun 4,1 tahun 5 Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa, apabila kenaikan biaya mencapai 29% maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena IRR dibawah bunga bank dan net B/C ratio dibawah 1.0. Sementara 53 ASPEK KEUANGAN PBP melebihi umur proyek dan NPV negatif. Sementara bila terjadi penurunan pendapatan hingga mencapai 18% juga tidak layak. Sementara apabila biaya dan pendapatan secara bersama-sama mengalami perubahan hingga 11% maka bagi franchisee tidak layak karena seluruh kriteria kelayakan tidak terpenuhi. Hasil analisis keuangan tersebut menunjukkan bahwa waralaba merupakan proyek yang menguntungkan, karena banyak pihak yang mendapatkan manfaat dari proyek ini. Di samping secara sosial memiliki manfaat secara ekonomi usaha ini memiliki masa depan dan layak pihak perbankan membiayai usaha ini. 54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial Usaha waralaba memiliki rantai ekonomi yang dapat ditelusuri. Pihak-pihak yang berperan dalam waralaba ini antara lain produsen barang atau jasa, pemasok, masyarakat dan pengusaha. Usaha ini merupakan wahana kewirausahaan terutama bagi yang memiliki keinginan berusaha. Penyerapan tenaga kerja seiring dengan berkembangnya jumlah waralaba. Terbukanya peluang berusaha tanpa harus memiliki pengalaman dan risiko usaha yang relatif kecil serta dapat dikendalikan membuat usaha waralaba ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Ini menjadi momentum bagi bangkitnya perekonomian terutama bagi usia produktif yang saat ini mengalami keterbatasan akses lapangan pekerjaan. Meningkatnya perekonomian secara langsung memiliki dampak positif bagi lingkungan sosial dan masyarakat. 6.2 Dampak Lingkungan Hampir semua jenis usaha berdampak pada lingkungan termasuk juga usaha dengan konsep waralaba. Bagi usaha waralaba makanan seperti bakso, limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan udara. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara membuat instalasi limbah. Dampak pencemaran udara dapat dirasakan melalui bau yang ditimbulkan oleh proses produksi. Penanganan pencemaran udara ini dapat dilakukan dengan cara penanganan produk yang higienis. Secara umum, dampak lingkungan yang merugikan dari usaha ini tidak dirasakan oleh masyarakat karena limbah yang dihasilkan dapat dapat dikelola dengan baik. 55 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan kajian yang dilakukan baik terhadap franchisor maupun franchisee dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Usaha dengan konsep waralaba memiliki prosepek yang bagus di masa yang akan datang. Bagi franchisor pertumbuhan outlet dapat tumbuh dengan cepat tanpa harus menunggu terkumpulnya modal karena franchisee (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Sementara bagi franchisee dapat melakukan usaha tanpa harus memiliki pengalaman bisnis. 2. Terdapat sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha franchise baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor yang perlu diperhatikan antara lain kewirausahaan, brand atau merek, sistem yang mapan, kemampuan sumber daya manusia. Sejumlah informasi yang harus disampaikan kepada calon penerima waralaba yaitu posisi usaha dan keuangan franchisor, manajemen franchisor, penawaran franchise, anggota waralaba, proyeksi keuangan, kontrak kerjasama. 3. Secara teknis yang harus diperhatikan dalam waralaba adalah ketepatan memilih lokasi. 4. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa franchise merupakan usaha yang menguntungkan bagi franchisor, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,79 dan NPV = Rp1.529.810.675 dan IRR sebesar 112%. 5. Skenario I, pada saat pendapatan turun sebesar 26% dengan tingkat bunga 16% net B/C ratio dan NPV positif dan IRR mencapai 19% dan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, namun apabila pendapatan menurun sampai 27% 57 KESIMPULAN DAN SARAN dan IRR proyek sebesar 15% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena IRR dibawah suku bunga dan NPV negatif. 6. Skenario II proyek ini adalah adanya kenaikan biaya. Pada kenaikan biaya mencapai 65% proyek ini masih menguntungkan karena NPV positif dan net B/C ratio lebih besar dari satu dan IRR mencapai 16,18% dengan suku bunga 16%. Sementara apabila kenaikan biaya mencapai 66% proyek ini tidak layak untuk dilaksanakan karena tingkat suku bunga melebihi IRR yaitu 15%. 7. Skenario III dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasi. Pada saat mengalami kenaikan dan penurunan 18% proyek tersebut masih layak untuk dilaksanakan, karena pada saat suku bunga 16% net B/C ratio lebih dari satu dan NPV positif serta IRR mencapai 21%. Namun pada saat penerimaan dan biaya naik sebesar 19% proyek ini tidak layak dilaksanakan karena IRR lebih kecil dari suku bunga yaitu 15,7%. 8. Analisa terhadap franchise yang ditawarkan, bagi franchisee merupakan usaha yang menguntungkan. pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,63 dan NPV = Rp228,920,384 dan IRR sebesar 103%. Sementara dari sejumlah skenario usaha seperti yang diterapkan pada franchisor usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan. Menurut perhitungan, apabila kenaikan biaya mencapai 29% maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena IRR dibawah bunga bank dan net B/C ratio dibawah 1,0. Sementara PBP melebihi umur proyek dan NPV negatif. Sementara bila terjadi penurunan pendapatan hingga mencapai 18% juga tidak layak. Sementara apabila biaya dan pendapatan secara bersama-sama mengalami perubahan hingga 11% maka bagi franchisee tidak layak karena seluruh kriteria kelayakan tidak terpenuhi. 9. Hasil analisis keuangan tersebut menunjukkan bahwa waralaba merupakan proyek yang menguntungkan, selain memiliki multiplier secara sosial memiliki dan memiliki masa depan yang cerah. Maka tidak mengherankan apabila perbankan berlomba menawarkan pembiayaan usaha ini. 58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise 7.2. 1. 2. 3. 4. Saran Usaha waralaba merupakan konsep kemitraan bisnis. Kehati-hatian dalam memilih franchisor sangat penting terutama terkait keberhasilan franchisor, manajemen franchisor, brand franchisor dan sumber daya manusia franchisor. Untuk menghindari konflik antar franchisee dan franchisor, dalam perjanjian kontrak perlu memuat hal-hal penting dan sensitif. Pentingnya keterbukaan dan transparansi baik franchisor maupun franchisee. Meskipun usaha ini layak dibiayai bank masih perlu untuk melakukan analisis kredit yang konmprehensif berdasarkan prinsip kehati-hatian bank. 59 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN DAFTAR PUSTAKA Azwar CN, Tengku Keizirina Dezi, SH M.Hum, Perlindungan Hukum Dalam . Franchise , USU, 2005 Hakim, Lukman, Info Lengkap Waralaba, Jakarta, Media Pressindo, 2008 __________, Butir_Butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014, Buku III Perdagangan Dalam Negeri, Kadin, 2008 DAFTAR WEBSITE www.banksaudara.com www.bri.co.id www.bursafranchise.com www.franchiseindonesia.org www.infowaralaba.com www.majalahfranchise.com www.plasawaralaba.com 61 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN LAMPIRAN (FRANCHISOR) 63 64 Hari Persen Rupiah Hari Produksi Per Bulan Royalti Fee Franchise Fee Jumlah Gerai Omset per gerai Tenaga Kerja Peralatan 3 4 5 6 7 8 9 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL buah buah buah set - Freezer - Blender - Dandang - Peralatan Penunjang Kebutuhan Bahan Baku Per hari Bahan Pembantu Per hari Kapasitas Produksi Per Hari Harga Per Bungkus 10 11 12 13 Rupiah/ bungkus bungkus Jenis Jenis buah - Kompor Elpiji Sub Total buah - Mesin Produksi Bakso Orang Rupiah buah Rupiah Tanah dan Bangunan 2 Tahun Satuan Periode Proyek Asumsi dan Paramter 1 No 3 Keterangan 10 80,000,000 47,500 120 Untuk kebutuhan 10 gerai 3 Terdiri atas 1,6 kg garam, 1,6 kg gula dan 6 bungkus penyedap rasa 5 Terdiri atas 5 tepung sagu, 3 kg daging sapi, 1,5 kg daging ayam, 1,5 kg bumbu rempah, 1,6 kg kacang tanah 9 1 digunakan selama umur ekonomis 3 digunakan selama umur ekonomis 2 digunakan selama umur ekonomis 3 digunakan selama umur ekonomis 2 digunakan selama umur ekonomis 1 digunakan selama umur ekonomis 9 Dibayarkan sekali selama kontrak 3.5 dari total omset dibayarkan per tahun 30 30,000,000 Sewa per tahun Nilai 542,700,000 Lampiran 1. Asumsi Perhitungan Pola Usaha Franchise LAMPIRAN 3 buah Jumlah Biaya Investasi Peralatan Penunjang 1 2 buah Blender set 3 buah Freezer Dandang 2 buah 1 Kompor Elpiji Mesin/Peralatan 3 1 1 Jumlah Fisik buah Sewa tanah dan bangunan 2 paket Satuan Mesin Produksi Bakso Perijinan Jenis Biaya 1 No Lampiran 2. Biaya Investasi 1,250,000 200,000 220,000 3,000,000 350,000 8,500,000 30,000,000 12,500,000 Harga/ Satuan (Rp) 50,490,000 1,250,000 600,000 440,000 9,000,000 700,000 8,500,000 30,000,000 12,500,000 Nilai (Rp) 1 1 1 3 1 5 1 Umur Ekonomis (Tahun) 7,690,000 1,250,000 600,000 440,000 3,000,000 700,000 1,700,000 30,000,000 Penyusutan (Rp) Usaha Franchise 65 66 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Kg Kg Bumbu Rempah Kacang Tanah 6 bulan bulan Air paket Listrik Biaya Overhead Sub Total Biaya Promosi dan Pemasaran 5 Lokasi dus Penyedap rasa Sub Total kg Gula Biaya Pengiriman kg Garam Sub Total Kg Daging Ayam Sub Total Kg Bahan Pembantu Kg 4 3 Sub Total Orang Satuan Daging Sapi Bahan Baku 2 Biaya Tepung Sagu Tenaga Kerja 1 No 9 3 3 1 10 2 50 50 50 45 45 90 150 Jumlah Lampiran 3. Biaya Operasional Usaha Waralaba Bakso 500,000 1,000,000 7,500,000 500,000 30,000 7,000 5,000 10,000 25,000 25,000 50,000 5,000 1,500,000 Harga (Rp) 1,500,000 3,000,000 7,500,000 7,500,000 15,000,000 15,000,000 660,000 60,000 350,000 250,000 - 8,000,000 500,000 1,125,000 1,125,000 4,500,000 750,000 - 13,500,000 13,500,000 Biaya per bulan (Rp) 18,000,000 36,000,000 90,000,000 90,000,000 180,000,000 180,000,000 7,920,000 720,000 4,200,000 3,000,000 - 96,000,000 6,000,000 13,500,000 13,500,000 54,000,000 9,000,000 162,000,000 162,000,000 Biaya Per Tahun (Rp) LAMPIRAN 7 Gerai 750,000,000 804,856,000 75,000,000 10,196,000 9,000,000 5,000,000 696,000 TOTAL BIAYA 10 3,000,000 5,000,000 87,000 750,000,000 buah 3 1 8 Sub Total Pembuatan Outlet dan Peralatan bulan Telpon Sub Total paket tabung Cetakan Gas 1,516,272,000 750,000,000 750,000,000 230,352,000 108,000,000 60,000,000 8,352,000 Usaha Franchise 67 LAMPIRAN Lampiran 5. Sumber Dana No 1 Rincian Biaya Proyek Total Biaya (Rp) Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 2 3 68 b. Dana sendiri 50,490,000 Jumlah dana investasi 50,490,000 Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 321,942,400 b. Dana sendiri 482,913,600 Jumlah dana modal kerja 804,856,000 Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit 321,942,400 b. Dana sendiri 533,403,600 Jumlah dana proyek 855,346,000 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 3 2 1 No 30 30 30 30 30 30 Pangsit Goreng Pangsit Rebus Bumbu Nasi Goreng Bumbu Mie Godhog Bumbu Mie Goreng Bumbu Siomai 240 30 Tahu bakso Total Pendapatan 30 10 10 Jumlah Bakso Penjualan Produk Gerai Royalty Fee Gerai Franchise Fee Pendapatan Operasional Pendapatan 25000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 45000 18994500 80000000 Harga 270,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 486,000,000 189,945,000 800,000,000 Nilai 3,041,945,000 2,052,000,000 Lampiran 6. Proyeksi Biaya dan Pendapatan 3,041,945,000 2,052,000,000 270,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 486,000,000 189,945,000 800,000,000 1 - - 2,052,000,000 270,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 486,000,000 189,945,000 3 2,241,945,000 2,241,945,000 2,052,000,000 270,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 486,000,000 189,945,000 2 Tahun Rupiah Usaha Franchise 69 70 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 45 45 50 Daging Ayam Bumbu Rempah Kacang Tanah 2 Penyedap rasa 1 1 Cetakan Telpon Sub Total 1 Air Biaya overhead 6 1 1 Biaya Promosi dan Pemasaran 5 Listrik Biaya Pengiriman 10 50 Gula Sub Total 50 Garam Bahan Pembantu 4 3 90 Daging Sapi Sub Total 150 Bahan Baku 2 9 Jumlah Tepung Sagu Tenaga Kerja Biaya 1 No 3,000,000 1,000,000 500,000 1,000,000 7,000,000 500,000 30,000 7,000 5,000 10,000 25,000 25,000 50,000 5,000 1,500,000 Harga 18,500,000 9,000,000 5,000,000 1,500,000 3,000,000 7,500,000 15,000,000 660,000 60,000 350,000 250,000 8,000,000 500,000 1,125,000 1,125,000 4,500,000 750,000 13,500,000 Per Bulan 222,000,000 108,000,000 60,000,000 18,000,000 36,000,000 90,000,000 180,000,000 7,920,000 720,000 4,200,000 3,000,000 96,000,000 6,000,000 13,500,000 13,500,000 54,000,000 9,000,000 162,000,000 1 222,000,000 108,000,000 60,000,000 18,000,000 36,000,000 90,000,000 180,000,000 7,920,000 720,000 4,200,000 3,000,000 96,000,000 6,000,000 13,500,000 13,500,000 54,000,000 9,000,000 162,000,000 2 Tahun 222,000,000 108,000,000 60,000,000 18,000,000 36,000,000 90,000,000 180,000,000 7,920,000 720,000 4,200,000 3,000,000 96,000,000 6,000,000 13,500,000 13,500,000 54,000,000 9,000,000 162,000,000 3 Rupiah LAMPIRAN 7 TOTAL BIAYA Sub Total Gerai Pembuatan Outlet dan Peralatan 10 50,000,000 750,000,000 813,160,000 750,000,000 750,000,000 1,507,920,000 750,000,000 757,920,000 - 757,920,000 - Usaha Franchise 71 LAMPIRAN Lampiran 7. Perhitungan Angsuran Kredit Perhitungan Angsuran Kredit Jumlah kredit 321,942,400 Jangka waktu kredit (tahun) 5 Bunga per tahun % 13% Jumlah angsuran (bulan) 36 Sistem Perhit. Bunga Flat Pembayaran Angsuran Kredit Modal Kerja Rupiah Tahun I Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 321,942,400 Bulan I 8,942,844.44 3,487,709.33 12,430,553.78 312,999,556 Bulan II 8,942,844.44 3,390,828.52 12,333,672.96 304,056,711 Bulan III 8,942,844.44 3,293,947.70 12,236,792.15 295,113,867 Bulan IV 8,942,844.44 3,197,066.89 12,139,911.33 286,171,022 Bulan V 8,942,844.44 3,100,186.07 12,043,030.52 277,228,178 Bulan VI 8,942,844.44 3,003,305.26 11,946,149.70 268,285,333 Bulan VII 8,942,844.44 2,906,424.44 11,849,268.89 259,342,489 Bulan VIII 8,942,844.44 2,809,543.63 11,752,388.07 250,399,644 Bulan IX 8,942,844.44 2,712,662.81 11,655,507.26 241,456,800 Bulan X 8,942,844.44 2,615,782.00 11,558,626.44 232,513,956 Bulan XI 8,942,844.44 2,518,901.19 11,461,745.63 223,571,111 Bulan XII 8,942,844.44 2,422,020.37 11,364,864.81 214,628,267 107,314,133.33 35,458,378.22 142,772,511.56 Total 72 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Rupiah Tahun II Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 214,628,267 Bulan I 8,942,844.44 2,325,139.56 11,267,984.00 205,685,422 Bulan II 8,942,844.44 2,913,876.81 11,856,721.26 196,742,578 Bulan III 8,942,844.44 2,787,186.52 11,730,030.96 187,799,733 Bulan IV 8,942,844.44 2,660,496.22 11,603,340.67 178,856,889 Bulan V 8,942,844.44 2,533,805.93 11,476,650.37 169,914,044 Bulan VI 8,942,844.44 2,407,115.63 11,349,960.07 160,971,200 Bulan VII 8,942,844.44 2,280,425.33 11,223,269.78 152,028,356 Bulan VIII 8,942,844.44 2,153,735.04 11,096,579.48 143,085,511 Bulan IX 8,942,844.44 2,027,044.74 10,969,889.19 134,142,667 Bulan X 8,942,844.44 1,900,354.44 10,843,198.89 125,199,822 Bulan XI 8,942,844.44 1,773,664.15 10,716,508.59 116,256,978 Bulan XII 8,942,844.44 1,646,973.85 10,589,818.30 107,314,133 107,314,133.33 27,409,818.22 134,723,951.56 Total Rupiah Tahun III Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 107,314,133 Bulan I 8,942,844.44 1,162,569.78 10,105,414.22 98,371,289 Bulan II 8,942,844.44 1,065,688.96 10,008,533.41 89,428,444 Bulan III 8,942,844.44 968,808.15 9,911,652.59 80,485,600 Bulan IV 8,942,844.44 871,927.33 9,814,771.78 71,542,756 Bulan V 8,942,844.44 775,046.52 9,717,890.96 62,599,911 Bulan VI 8,942,844.44 678,165.70 9,621,010.15 53,657,067 Bulan VII 8,942,844.44 581,284.89 9,524,129.33 44,714,222 Bulan VIII 8,942,844.44 484,404.07 9,427,248.52 35,771,378 Bulan IX 8,942,844.44 387,523.26 9,330,367.70 26,828,533 Bulan X 8,942,844.44 290,642.44 9,233,486.89 17,885,689 Bulan XI 8,942,844.44 193,761.63 9,136,606.07 8,942,844 Bulan XII 8,942,844.44 96,880.81 9,039,725.26 0 107,314,133.33 7,556,703.56 114,870,836.89 Total 73 LAMPIRAN Rupiah Tahun Cicilan Pokok Bunga Angsuran 1 107,314,133.33 35,458,378.22 142,772,511.56 2 107,314,133.33 27,409,818.22 134,723,951.56 3 107,314,133.33 7,556,703.56 114,870,836.89 321,942,400.00 70,424,900.00 392,367,300.00 Total Lampiran 8. Proyeksi Laba Rugi No Uraian Rupiah Tahun 1 2 3 Jumlah I Pendapatan 1 Operasional 3,041,945,000 2,241,945,000 2,241,945,000 7,525,835,000 Total Pendapatan 3,041,945,000 2,241,945,000 2,241,945,000 7,525,835,000 - II Biaya-biaya 1 Operasional - a. Biaya Tenaga Kerja 162,000,000 162,000,000 162,000,000 486,000,000 b. Biaya Bahan Baku 96,000,000 96,000,000 96,000,000 288,000,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 23,760,000 d. Biaya Pengiriman 180,000,000 180,000,000 180,000,000 540,000,000 e. Biaya Promosi dan Pemasaran 90,000,000 90,000,000 90,000,000 270,000,000 f. Biaya overhead 222,000,000 222,000,000 222,000,000 666,000,000 d. Biaya Outlet dan Gerai 750,000,000 - - 750,000,000 1,507,920,000 757,920,000 757,920,000 3,023,760,000 7,690,000 7,690,000 7,690,000 23,070,000 c. Biaya Bahan Pembantu Sub Total 2 Depresiasi 3 Angsuran Angsuran Bunga III 74 35,458,378 27,409,818 7,556,704 70,424,900 Total Biaya 1,551,068,378 793,019,818 773,166,704 3,117,254,900 Laba (rugi) Sebelum Pajak 1,490,876,622 1,448,925,182 1,468,778,296 4,408,580,100 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Pajak 30% IV V 447,262,987 434,677,555 440,633,489 1,322,574,030 1,043,613,635 1,014,247,627 1,028,144,808 3,086,006,070 0.49 0.65 0.66 1.79 1,471,418,691 694,694,155 688,220,535 2,854,333,381 1,089,940 586,507 509,793 2,186,240 30,977 14,625 14,489 60,091 Laba (rugi) Profit Marjin BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (bungkus) BEP Rp/bungkus Perhitungan Discount Factor Rumus DF = k r = suku bunga √ (1+r)n n = 1, 2 .. 10 k=1 r tahun 0 = 0% r tahun 1, 2 … n = 13.00% (konstan) Parameter n k r √ (1+r)n 1+r k/√ (1+r)n Tahun 0 0 1 0.00 1.00 1.0000 1.00 Tahun 1 1 1 0.16 1.16 1.0770 0.93 Tahun 2 2 1 0.16 1.16 1.1600 0.86 Tahun 3 3 1 0.16 1.16 1.2494 0.80 Tahun 4 4 1 0.16 1.16 1.3456 0.74 Tahun 5 5 1 0.16 1.16 1.4493 0.69 Parameter n Tahun 0 Tahun 1 0 Tahun 2 1 Tahun 3 2 Tahun 4 3 Tahun 5 4 5 k 1 1 1 1 1 1 r 0.00 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 1+r 1.00 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 (1+r)n 1.00 0.93 0.86 0.80 0.74 0.69 1.0000 0.8621 0.7432 0.6407 0.5523 0.4761 k/ (1+r)n 75 76 Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - (855,346,000) (855,346,000) Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP IV V VI - Total cashflow III 855,346,000 Operasional 3 50,490,000 804,856,000 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 - 855,346,000 - 533,403,600 855,346,000 Biaya Investasi 1 321,942,400 0 Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan 1,086,762,013 231,416,013 1,086,762,013 1,955,182,987 1,648,224,133 447,262,987 35,458,378 107,314,133 1,507,920,000 - 32,990,000 3,041,945,000 3,041,945,000 - - - 3,041,945,000 1 2 1,049,347,445 1,280,763,459 1,049,347,445 1,192,597,555 898,224,133 434,677,555 27,409,818 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 Tahun 1,043,391,511 2,324,154,970 1,043,391,511 1,198,553,489 898,224,133 440,633,489 7,556,704 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 3 Rupiah LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 0.9130 112% 2.79 10.96 81,517,805 1,529,810,675 (855,346,000) NPV DF % 1 - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 936,863,805 (855,346,000) 936,863,805 0.86207 1.000 - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % bulan 861,353,897 - 779,836,092 779,836,092 0.74316 1,529,810,675 - 668,456,778 668,456,778 0.64066 Usaha Franchise 77 78 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (855,346,000) (855,346,000) - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 855,346,000 Biaya Modal Kerja 2 321,942,400 0 (Rupiah) Outflow untuk IRR Biaya Investasi 1 65% 165% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Biaya Naik Biaya 106,614,013 (748,731,987) 106,614,013 2,935,330,987 2,628,372,133 447,262,987 35,458,378 107,314,133 2,488,068,000 - 32,990,000 3,041,945,000 3,041,945,000 - - - 2 556,699,445 (192,032,541) 556,699,445 1,685,245,555 1,390,872,133 434,677,555 27,409,818 107,314,133 1,250,568,000 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 Tahun 3,041,945,000 1 Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 65%) 550,743,511 358,710,970 550,743,511 1,691,201,489 1,390,872,133 440,633,489 7,556,704 107,314,133 1,250,568,000 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 3 Rupiah LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.9912 16.18% 1.004 3,119,064 35.89 (763,437,368) (855,346,000) NPV DF % - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 91,908,632 0.86207 91,908,632 1.000 (855,346,000) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.74316 bulan (349,718,993) - 413,718,375 413,718,375 0.64066 3,119,064 - 352,838,057 352,838,057 Usaha Franchise 79 80 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (855,346,000) (855,346,000) - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 855,346,000 Biaya Investasi 1 321,942,400 0 Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No 91,534,813 (763,811,187) 91,534,813 2,950,410,187 2,643,451,333 447,262,987 35,458,378 107,314,133 2,503,147,200 - 32,990,000 3,041,945,000 3,041,945,000 - - - 3,041,945,000 1 2 549,120,245 (214,690,941) 549,120,245 1,692,824,755 1,398,451,333 434,677,555 27,409,818 107,314,133 1,258,147,200 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 Tahun 543,164,311 328,473,370 543,164,311 1,698,780,689 1,398,451,333 440,633,489 7,556,704 107,314,133 1,258,147,200 - 32,990,000 2,241,945,000 2,241,945,000 - - - 2,241,945,000 3 Rupiah Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 66%) Biaya Naik 66% Biaya 166% LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.0585 15% 0.98 (20,368,499) 48.70 (776,436,678) (855,346,000) NPV DF % - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 78,909,322 0.86207 78,909,322 1.000 (855,346,000) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.74316 bulan (368,350,883) - 408,085,795 408,085,795 0.64066 (20,368,499) - 347,982,384 347,982,384 Usaha Franchise 81 82 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (855,346,000) (855,346,000) - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 321,942,400 0 855,346,000 Biaya Investasi 1 27% 73% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Pendapatan Turun Pendapatan 265,436,863 (589,909,137) 265,436,863 1,955,182,987 1,648,224,133 447,262,987 35,458,378 107,314,133 1,507,920,000 - 32,990,000 2,220,619,850 2,220,619,850 - - - 2,220,619,850 1 2 444,022,295 (145,886,841) 444,022,295 1,192,597,555 898,224,133 434,677,555 27,409,818 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 1,636,619,850 1,636,619,850 - - - 1,636,619,850 Tahun Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 27%) 438,066,361 292,179,520 438,066,361 1,198,553,489 898,224,133 440,633,489 7,556,704 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 1,636,619,850 1,636,619,850 - - - 1,636,619,850 3 Rupiah LAMPIRAN Net B/C ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.8987 15% 0.98 (15,889,645) 58.78 (626,521,118) (855,346,000) NPV DF % - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 228,824,882 0.86207 228,824,882 1.000 (855,346,000) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.74316 bulan (296,540,220) - 329,980,897 329,980,897 0.64066 (15,889,645) - 280,650,576 280,650,576 Usaha Franchise 83 84 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (855,346,000) (855,346,000) - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 321,942,400 0 855,346,000 Biaya Investasi 1 26% 74% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Pendapatan Turun Pendapatan 295,856,313 (559,489,687) 295,856,313 1,955,182,987 1,648,224,133 447,262,987 35,458,378 107,314,133 1,507,920,000 - 32,990,000 2,251,039,300 2,251,039,300 - - - 2,251,039,300 1 2 466,441,745 (93,047,941) 466,441,745 1,192,597,555 898,224,133 434,677,555 27,409,818 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 1,659,039,300 1,659,039,300 - - - 1,659,039,300 Tahun Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 26%) 460,485,811 367,437,870 460,485,811 1,198,553,489 898,224,133 440,633,489 7,556,704 107,314,133 757,920,000 - 32,990,000 1,659,039,300 1,659,039,300 - - - 1,659,039,300 3 Rupiah LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.8598 19% 1.05 41,358,515 34.32 (600,297,454) (855,346,000) NPV DF % - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 255,048,546 0.86207 255,048,546 1.000 (855,346,000) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.74316 bulan (253,655,253) - 346,642,201 346,642,201 0.64066 41,358,515 - 295,013,768 295,013,768 Usaha Franchise 85 86 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 321,942,400 0 855,346,000 Biaya Investasi 1 18% 118% 18% 82% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Biaya Naik Biaya Pendapatan Turun Pendapatan 2,226,608,587 1,919,649,733 447,262,987 35,458,378 107,314,133 1,779,345,600 - 32,990,000 2,494,394,900 2,494,394,900 - - - 2,494,394,900 1 2 1,329,023,155 1,034,649,733 434,677,555 27,409,818 107,314,133 894,345,600 - 32,990,000 1,838,394,900 1,838,394,900 - - - 1,838,394,900 Tahun 3 Rupiah 1,334,979,089 1,034,649,733 440,633,489 7,556,704 107,314,133 894,345,600 - 32,990,000 1,838,394,900 1,838,394,900 - - - 1,838,394,900 Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 18% dan Pendapatan Turun 18%) LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.7626 21% 1.09 76,567,657 33.15 (624,495,730) 16.00% (855,346,000) NPV DF % 1 - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 230,850,270 - 230,850,270 (855,346,000) a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow 0.86207 267,786,313 (587,559,687) 267,786,313 1.000 Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 16.00% (855,346,000) Cashflow untuk IRR V VI DF % (855,346,000) Kumulatif cashflow IV - Total cashflow III bulan (245,949,546) - 378,546,184 378,546,184 0.74316 509,371,745 (78,187,941) 509,371,745 76,567,657 - 322,517,202 322,517,202 0.64066 503,415,811 425,227,870 503,415,811 Usaha Franchise 87 88 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Kerja Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - 855,346,000 Operasional 3 804,856,000 50,490,000 - 855,346,000 - 533,403,600 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 321,942,400 0 855,346,000 Biaya Investasi 1 19% 119% 19% 81% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Biaya Naik Biaya Pendapatan Turun Pendapatan 2,241,687,787 1,934,728,933 447,262,987 35,458,378 107,314,133 1,794,424,800 - 32,990,000 2,463,975,450 2,463,975,450 - - - 2,463,975,450 1 2 1,336,602,355 1,042,228,933 434,677,555 27,409,818 107,314,133 901,924,800 - 32,990,000 1,815,975,450 1,815,975,450 - - - 1,815,975,450 Tahun 3 Rupiah 1,342,558,289 1,042,228,933 440,633,489 7,556,704 107,314,133 901,924,800 - 32,990,000 1,815,975,450 1,815,975,450 - - - 1,815,975,450 Lampiran 15. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 19% dan Pendapatan Turun 19%) LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.0137 15.7% 0.995 (4,168,066) 48.16 (663,718,704) 16.00% (855,346,000) NPV DF % 1 - (855,346,000) b. Discounted Cashflow negatif 191,627,296 - 191,627,296 (855,346,000) a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow 0.86207 222,287,663 (633,058,337) 222,287,663 1.000 Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 16.00% (855,346,000) Cashflow untuk IRR V VI DF % (855,346,000) Kumulatif cashflow IV - Total cashflow III bulan (307,466,403) - 356,252,300 356,252,300 0.74316 479,373,095 (153,685,241) 479,373,095 (4,168,066) - 303,298,337 303,298,337 0.64066 473,417,161 319,731,920 473,417,161 Usaha Franchise 89 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN LAMPIRAN (FRANCHISEE) 91 92 Asumsi Keuangan Periode Proyek Sewa Tempat Usaha Franchise fee Royalti Fee Peralatan Tenaga Kerja Suku Bunga Komposisi Permodalan Asumsi Produksi Bahan Baku Produk Kapasitas Produksi/Penjualan Per hari Harga Jual Produk 1 2 3 4 5 6 7 8 II 1 2 3 4 Asumsi I No POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Rupiah/porsi Porsi Porsi Paket Persen Persen orang Rupiah Persen Rupiah Rupiah Tahun Satuan Lampiran 1. Asumsi Perhitungan Pola Usaha Franchise 3 Keterangan 12,500 130 130 Untuk 130 porsi perhari. 1 porsi terdiri atas makanan dan minuman 2 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas bahan baku makanan dan bahan baku minuman 40:60 Modal investasi dengan komposisi 60% modal sendiri dan 40% dari bank 16% 3 80,000,000 Peralatan diperoleh dari franchisor yang merupakan paket dari franchisee fee 3.5 dibayarkan per tahun 80,000,000 Hanya satu kali 30,000,000 Sewa tempat per tahun Nilai LAMPIRAN Jumlah Biaya Investasi Biaya Survei 1 Franchise Fee 3 paket 1 Sewa tanah dan bangunan Jumlah Fisik 2 Satuan Perijinan Jenis Biaya 1 No Lampiran 2. Biaya Investasi 500,000 80,000,000 30,000,000 Harga/ Satuan 110,500,000 500,000 80,000,000 30,000,000 Nilai (Rp) 5 5 1 Umur Ekonomis (tahun) 16,100,000 100,000 16,000,000 30,000,000 Penyusutan (Rp) Usaha Franchise 93 94 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Acar Mie Kering 19 20 Bawang Goreng 16 Bumbu Nasi Goreng Kecap 15 Bumbu Mie Goreng/Godok Saos 14 17 Bumbu Siomay 13 18 Kentang Telur Kol 10 12 Tahu siomay 9 11 Siomay Pangsit goreng 5 8 Tahu Bakso 4 Pangsit rebus Gorengan Kembang/Panjang 3 Kuah Bakso/mie ayam Bakso Kasar 7 Bakso Halus 1 2 6 Bahan Baku Jenis Biaya I No BIAYA OPERASIONAL bal bungkus bungkus bungkus botol botol kg butir butir buah bungkus bungkus liter bungkus buah buah buah butir butir Satuan Lampiran 3. Biaya Operasional dan Pendapatan 2 8 5 5 15 5 10 1 15 10 10 10 10 20 10 50 50 50 100 130 Jumlah 50000 1000 5000 5000 15000 5000 3000 25000 750 750 750 950 950 1500 750 750 950 950 950 950 Harga (Rp) 200,000 240,000 125,000 375,000 225,000 750,000 900,000 750,000 337,500 225,000 225,000 285,000 285,000 900,000 225,000 1,125,000 1,425,000 1,425,000 2,850,000 3,705,000 Biaya per bulan (Rp) 2,400,000 2,880,000 1,500,000 4,500,000 2,700,000 9,000,000 10,800,000 9,000,000 4,050,000 2,700,000 2,700,000 3,420,000 3,420,000 10,800,000 2,700,000 13,500,000 17,100,000 17,100,000 34,200,000 44,460,000 Biaya Tahun -1 (Rp) LAMPIRAN Gula Cair 29 Tabung Gas Sub Total 29,871,750 1,706,250 358,461,000 20,475,000 20,475,000 0.0350 3,600,000 4,176,000 3,600,000 3,600,000 - 36,000,000 36,000,000 287,010,000 600,000 9,000,000 3,600,000 2,700,000 5,400,000 27,000,000 3,600,000 7,200,000 2,520,000 2,520,000 5,040,000 1,706,250 Omset 300000 348000 300000 300000 3,000,000 3000000 23,917,500 50,000 750,000 300,000 225,000 450,000 2,250,000 300,000 600,000 210,000 210,000 420,000 5,400,000 13,500,000 Royalti Fee 300000 87000 300000 300000 1000000 1000 25000 6000 7500 15000 15000 20000 40000 3500 3500 3500 450,000 1,125,000 14,976,000 1 4 1 1 3 50 1 50 2 2 5 15 15 2 2 4 7500 3000 1,248,000.00 Tahun 5 5 Sub Total bulan bulan Air Telpon bulan Orang botol kg Liter Liter Liter kg bungkus paket masakan ikat ikat bungkus bungkus Listrik Biaya Overhead Sub Total Tenaga Kerja Total Biaya IV III II Sub Total Minuman Softdrink Buah-Buahan 28 33 Sambal Bakso 27 Dawet Adonan Ayam Mie Ayam 26 32 Daun Seledri 25 Sirup Daun Bawang 24 Beras Selada 23 30 Mie Ayam 22 31 Mie Telur 21 Usaha Franchise 95 96 Bakso Mie Ayam Cwie Mie Siomay Batagor Mie Ayam Bakso Nasi Goreng Jawa Mie Goreng Jawa Mie Godok Es Campur Es Dawet Juice Teh Botol Minuman lain-lain 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 Jenis Pendapatan 1 No PENDAPATAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Botol Botol Gelas Gelas Mangkuk Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Satuan 20 50 30 15 15 10 10 10 10 10 10 10 10 50 130 Jumlah 1500 2500 5000 5000 7000 8500 8500 8500 9500 8500 8500 8500 8500 9000 Harga (Rp) 48,750,000 900,000 3,750,000 4,500,000 2,250,000 3,150,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 2,850,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 13,500,000 Pendapatan Bulan -1 (Rp) 585,000,000 10,800,000 45,000,000 54,000,000 27,000,000 37,800,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 34,200,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 162,000,000 Pendapatan Tahun -1 (Rp) LAMPIRAN Usaha Franchise Lampiran 4. Sumber Dana Proyek No 1 Rincian Biaya Proyek Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 44,200,000 b. Dana sendiri 66,300,000 Jumlah dana investasi 2 Total Biaya (Rp) 110,500,000 Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 3 b. Dana sendiri 29,871,750 Jumlah dana modal kerja 29,871,750 Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana proyek 44,200,000 96,171,750 140,371,750 97 98 Bakso Mie Ayam Cwie Mie Siomay Batagor Mie Ayam Bakso Nasi Goreng Jawa Mie Goreng Jawa Mie Godok Es Campur Es Dawet Juice Teh Botol/Softdrink Minuman lain-lain 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 Jenis Pendapatan 1 No POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Gelas Botol Gelas Gelas Mangkuk Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Satuan 130 20 50 30 15 15 10 10 10 10 10 10 10 10 50 Jumlah 1500 2500 5000 5000 7000 8500 8500 8500 9500 8500 8500 9000 8500 9000 Harga Lampiran 5. Proyeksi Pendapatan dan Biaya 48,750,000 900,000 3,750,000 4,500,000 2,250,000 3,150,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 2,850,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 2,550,000 13,500,000 Pendapatan Per Bulan 585,000,000 10,800,000 45,000,000 54,000,000 27,000,000 37,800,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 34,200,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 162,000,000 1 585,000,000 10,800,000 45,000,000 54,000,000 27,000,000 37,800,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 34,200,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 162,000,000 2 Tahun 585,000,000 10,800,000 45,000,000 54,000,000 27,000,000 37,800,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 34,200,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 30,600,000 162,000,000 3 Rupiah LAMPIRAN 1 No buah buah buah Gorengan Kembang/ Panjang Tahu Bakso Pangsit goreng 2 5 8 bal bungkus Bumbu Mie Goreng/ Godok 5 Mie Kering bungkus Bumbu Nasi Goreng 15 5 10 1 15 10 10 10 40 20 10 50 50 50 100 130 Jumlah Acar bungkus Bawang Goreng botol kg Bumbu Siomay Kecap kg Telur botol kg Saos kg Kentang bungkus Tahu siomay Kol bungkus liter Siomay Kuah Bakso/mie ayam bungkus butir Pangsit rebus butir Bakso Kasar Satuan Bakso Halus Bahan Baku Jenis Pendapatan 50000 1000 20000 20000 15000 5000 3000 25000 15000 12000 12000 950 950 1500 750 750 950 950 950 950 Harga 200,000 240,000 125,000 375,000 225,000 750,000 900,000 750,000 337,500 225,000 225,000 285,000 285,000 900,000 225,000 1,125,000 1,425,000 1,425,000 2,850,000 3,705,000 Pendapatan Per Bulan 2,400,000 2,880,000 1,500,000 4,500,000 2,700,000 9,000,000 10,800,000 9,000,000 4,050,000 2,700,000 2,700,000 3,420,000 3,420,000 10,800,000 2,700,000 13,500,000 17,100,000 17,100,000 34,200,000 44,460,000 1 2,400,000 2,880,000 1,500,000 4,500,000 2,700,000 9,000,000 10,800,000 9,000,000 4,050,000 2,700,000 2,700,000 3,420,000 3,420,000 10,800,000 2,700,000 13,500,000 17,100,000 17,100,000 34,200,000 44,460,000 2 Tahun 2,400,000 2,880,000 1,500,000 4,500,000 2,700,000 9,000,000 10,800,000 9,000,000 4,050,000 2,700,000 2,700,000 3,420,000 3,420,000 10,800,000 2,700,000 13,500,000 17,100,000 17,100,000 34,200,000 44,460,000 3 Rupiah Usaha Franchise 99 100 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4 Tabung Gas Total Biaya 29,871,750 358,461,000 20,475,000 20,475,000 0.0350 1,706,250 Omset 14,976,000 3,600,000 4,176,000 3,600,000 3,600,000 - 36,000,000 287,010,000 600000 1,706,250 Tahun 300,000 348,000 300,000 300,000 - 3,000,000 23,917,500 50000 9000000 3600000 2,700,000 5,400,000 27,000,000 3,600,000 7,200,000 2,520,000 2,520,000 5,040,000 13,500,000 5,400,000 Royalti Fee 300000 87000 300000 300000 1000000 1000 750000 300000 225,000 450,000 2,250,000 300,000 600,000 210,000 210,000 420,000 1,125,000 450,000 1,248,000 1 2 1 1 3 50 25000 6000 7500 15000 15000 20000 40000 3500 3500 3500 7500 3000 Sub Total bulan bulan Telpon bulan Air Biaya Overhead 3 Orang Listrik Tenaga Kerja 2 Sub Total botol 1 Minuman Softdrink 50 Kg 2 Dawet Liter Sirup 2 5 15 15 Beras Liter Gula Cair kg Buah-Buahan liter bungkus Adonan Ayam Mie Ayam Sambal Bakso ikat Daun Seledri 2 2 ikat Daun Bawang 5 4 bungkus Mie Ayam 5 Selada bungkus Mie Telur 358,461,000 20,475,000 14,976,000 3,600,000 4,176,000 3,600,000 3,600,000 - 36,000,000 287,010,000 600000 9000000 3600000 2,700,000 5,400,000 27,000,000 3,600,000 7,200,000 2,520,000 2,520,000 5,040,000 13,500,000 5,400,000 358,461,000 20,475,000 14,976,000 3,600,000 4,176,000 3,600,000 3,600,000 - 36,000,000 287,010,000 600000 9000000 3600000 2,700,000 5,400,000 27,000,000 3,600,000 7,200,000 2,520,000 2,520,000 5,040,000 13,500,000 5,400,000 LAMPIRAN Usaha Franchise Lampiran 6. Perhitungan Angsuran Kredit Perhitungan Angsuran Kredit Jumlah kredit 44,200,000 Jangka waktu kredit (tahun) 5 Bunga per tahun % 13% umlah angsuran per bulan 36 Sistem Perhit. Bunga Flat Pembayaran Angsuran Kredit Modal Kerja Rupiah Tahun I Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 44,200,000 Bulan I 1,227,777.78 478,833.33 1,706,611.11 42,972,222 Bulan II 1,227,777.78 465,532.41 1,693,310.19 41,744,444 Bulan III 1,227,777.78 452,231.48 1,680,009.26 40,516,667 Bulan IV 1,227,777.78 438,930.56 1,666,708.33 39,288,889 Bulan V 1,227,777.78 425,629.63 1,653,407.41 38,061,111 Bulan VI 1,227,777.78 412,328.70 1,640,106.48 36,833,333 Bulan VII 1,227,777.78 399,027.78 1,626,805.56 35,605,556 Bulan VIII 1,227,777.78 385,726.85 1,613,504.63 34,377,778 Bulan IX 1,227,777.78 372,425.93 1,600,203.70 33,150,000 Bulan X 1,227,777.78 359,125.00 1,586,902.78 31,922,222 Bulan XI 1,227,777.78 345,824.07 1,573,601.85 30,694,444 29,466,667 Bulan XII Total 1,227,777.78 332,523.15 1,560,300.93 14,733,333.33 4,868,138.89 19,601,472.22 101 LAMPIRAN Rupiah Tahun II Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 29,466,667 Bulan I 1,227,777.78 319,222.22 1,547,000.00 28,238,889 Bulan II 1,227,777.78 400,050.93 1,627,828.70 27,011,111 Bulan III 1,227,777.78 382,657.41 1,610,435.19 25,783,333 Bulan IV 1,227,777.78 365,263.89 1,593,041.67 24,555,556 Bulan V 1,227,777.78 347,870.37 1,575,648.15 23,327,778 Bulan VI 1,227,777.78 330,476.85 1,558,254.63 22,100,000 Bulan VII 1,227,777.78 313,083.33 1,540,861.11 20,872,222 Bulan VIII 1,227,777.78 295,689.81 1,523,467.59 19,644,444 Bulan IX 1,227,777.78 278,296.30 1,506,074.07 18,416,667 Bulan X 1,227,777.78 260,902.78 1,488,680.56 17,188,889 Bulan XI 1,227,777.78 243,509.26 1,471,287.04 15,961,111 Bulan XII 1,227,777.78 226,115.74 1,453,893.52 14,733,333 14,733,333.33 3,763,138.89 18,496,472.22 Total Rupiah Tahun III Cicilan Pokok Bunga Angsuran Saldo Awal Saldo akhir bulan 14,733,333 Bulan I 1,227,777.78 159,611.11 1,387,388.89 13,505,556 Bulan II 1,227,777.78 146,310.19 1,374,087.96 12,277,778 Bulan III 1,227,777.78 133,009.26 1,360,787.04 11,050,000 Bulan IV 1,227,777.78 119,708.33 1,347,486.11 9,822,222 Bulan V 1,227,777.78 106,407.41 1,334,185.19 8,594,444 Bulan VI 1,227,777.78 93,106.48 1,320,884.26 7,366,667 Bulan VII 1,227,777.78 79,805.56 1,307,583.33 6,138,889 Bulan VIII 1,227,777.78 66,504.63 1,294,282.41 4,911,111 Bulan IX 1,227,777.78 53,203.70 1,280,981.48 3,683,333 Bulan X 1,227,777.78 39,902.78 1,267,680.56 2,455,556 Bulan XI 1,227,777.78 26,601.85 1,254,379.63 1,227,778 Bulan XII 1,227,777.78 13,300.93 1,241,078.70 0 14,733,333.33 1,037,472.22 15,770,805.56 Total 102 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Rupiah Tahun Cicilan Pokok Bunga Angsuran Tahun 1 14,733,333.33 4,868,138.89 19,601,472.22 Tahun 2 14,733,333.33 3,763,138.89 18,496,472.22 Tahun 3 14,733,333.33 1,037,472.22 15,770,805.56 Total 44,200,000.00 9,668,750.00 53,868,750.00 Lampiran 7. Proyeksi Laba Rugi Rupiah No I 1 Uraian Tahun 1 2 Jumlah 3 Pendapatan Penjualan 585,000,000 585,000,000 585,000,000 1,755,000,000 Total Pendapatan II Biaya-biaya 1 Operasional 585,000,000 585,000,000 585,000,000 1,755,000,000 130 a. Biaya Tenaga Kerja 36,000,000 36,000,000 36,000,000 108,000,000 b. Biaya Bahan Baku 287,010,000 287,010,000 287,010,000 861,030,000 14,976,000 14,976,000 14,976,000 44,928,000 c. Biaya overhead d. Biaya Royalti 20,475,000 20,475,000 20,475,000 61,425,000 Sub Total 358,461,000 358,461,000 358,461,000 1,075,383,000 2 Depresiasi 16,100,000 16,100,000 16,100,000 48,300,000 3 Angsuran Bunga 4,868,139 3,763,139 1,037,472 9,668,750 Total Biaya 379,429,139 378,324,139 375,598,472 1,133,351,750 Laba (rugi) Sebelum Pajak 205,570,861 206,675,861 209,401,528 621,648,250 Pajak 30% 61,671,258 62,002,758 62,820,458 186,494,475 IV Laba (rugi) 143,899,603 144,673,103 146,581,069 435,153,775 V Profit Marjin 0.351 0.353 0.358 1.063 133,867,395 133,364,642 132,140,515 399,360,670 392,926 391,450 387,857 1,172,198 10,709 10,669 10,571 31,949 III BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (porsi) BEP Rp/porsi 103 LAMPIRAN Lampiran 8. Rumus DF Perhitungan Discount Factor Rumus DF = k r = suku bunga √ (1+r)n n = 1, 2 .. 10 k=1 r tahun 0 = 0% r tahun 1, 2 … n = 13.00% (konstan) Parameter n k r √ (1+r)n 1+r k/√ (1+r)n Tahun 0 0 1 0.00 1.00 1.0000 1.00 Tahun 1 1 1 0.16 1.16 1.0770 0.93 Tahun 2 2 1 0.16 1.16 1.1600 0.86 Tahun 3 3 1 0.16 1.16 1.2494 0.80 Parameter Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 n 0 1 2 3 k 1 1 1 1 r 0.00 0.16 0.16 0.16 1+r 1.00 1.16 1.16 1.16 (1+r)n k/ (1+r)n 104 1.00 0.86 0.86 0.86 1.0000 0.8621 0.7432 0.6407 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Usaha Franchise Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan No Uraian I Inflow 1 Pendapatan 2 3 4 Nilai Sisa Rupiah Tahun 0 1 2 3 - 585,000,000 585,000,000 585,000,000 Kredit Modal Investasi 44,200,000 - - - Dana Sendiri 96,171,750 - - - Jumlah IRR Inflow - - - - 140,371,750 585,000,000 585,000,000 585,000,000 - 585,000,000 585,000,000 585,000,000 110,500,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 II Outflow 1 Biaya Investasi 2 Biaya Modal Kerja 29,871,750 - - - 3 Operasional - 358,461,000 358,461,000 358,461,000 4 Angsuran Pokok - 14,733,333 14,733,333 14,733,333 5 Bunga Bank - 4,868,139 3,763,139 1,037,472 6 Pajak 30% - 61,671,258 62,002,758 62,820,458 Jumlah 140,371,750 403,194,333 403,194,333 403,194,333 Outflow untuk IRR 140,371,750 420,132,258 420,463,758 421,281,458 - 164,867,742 164,536,242 163,718,542 III Total cashflow IV Kumulatif cashflow (140,371,750) 24,495,992 189,032,233 352,750,775 V Cashflow untuk IRR (140,371,750) 164,867,742 164,536,242 163,718,542 VI Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1.000 0.862 0.743 0.641 (140,371,750) 142,127,364 122,277,231 104,887,540 (140,371,750) 1,755,614 124,032,844 228,920,384 11.8 bulan DF 16 % Discounted Cashflow 1 NPV DF 16% 2 Net B/C ratio DF % 3 IRR 4 Payback Period (PBP) 228,920,384 2.63 103% 0.9856 105 106 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (140,371,750) (140,371,750) (140,371,750) 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 29% 129% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Biaya Naik Biaya 60,914,052 (79,457,698) 60,914,052 524,085,948 507,148,023 61,671,258 4,868,139 14,733,333 462,414,690 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 1 Tahun 60,582,552 (18,875,147) 60,582,552 524,417,448 507,148,023 62,002,758 3,763,139 14,733,333 462,414,690 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 2 59,764,852 40,889,705 59,764,852 525,235,148 507,148,023 62,820,458 1,037,472 14,733,333 462,414,690 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 3 Rupiah Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 29%) LAMPIRAN Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.1188 14.0% 0.97 (4,548,121) 49.4 (87,859,636) (140,371,750) NPV DF % - (140,371,750) b. Discounted Cashflow negatif 52,512,114 0.862 52,512,114 1.000 (140,371,750) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.743 bulan (42,836,932) - 45,022,705 45,022,705 0.641 (4,548,121) - 38,288,811 38,288,811 Usaha Franchise 107 108 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (140,371,750) (140,371,750) - 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 28% 128% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Biaya Naik Biaya 64,498,662 (75,873,088) 64,498,662 520,501,338 503,563,413 61,671,258 4,868,139 14,733,333 458,830,080 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 1 Tahun 64,167,162 (11,705,927) 64,167,162 520,832,838 503,563,413 62,002,758 3,763,139 14,733,333 458,830,080 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 2 Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 28%) 63,349,462 51,643,535 63,349,462 521,650,538 503,563,413 62,820,458 1,037,472 14,733,333 458,830,080 - 30,000,000 585,000,000 585,000,000 - - - 585,000,000 3 Rupiah LAMPIRAN 1.000 0.862 Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.9137 18% 1.02 3,502,517 35.0 (84,769,455) (140,371,750) NPV DF % - (140,371,750) 55,602,295 55,602,295 b. Discounted Cashflow negatif (140,371,750) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.743 bulan (37,082,801) - 47,686,654 47,686,654 0.641 3,502,517 - 40,585,319 40,585,319 Usaha Franchise 109 110 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 1 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (140,371,750) (140,371,750) - 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 18% 82% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow Uraian I No Pendapatan Turun Pendapatan 59,567,742 (80,804,008) 59,567,742 420,132,258 403,194,333 61,671,258 4,868,139 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 479,700,000 479,700,000 - - - 479,700,000 1 Tahun 59,236,242 (21,567,767) 59,236,242 420,463,758 403,194,333 62,002,758 3,763,139 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 479,700,000 479,700,000 - - - 479,700,000 2 3 Rupiah 58,418,542 36,850,775 58,418,542 421,281,458 403,194,333 62,820,458 1,037,472 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 479,700,000 479,700,000 - - - 479,700,000 Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 18%) LAMPIRAN 1.000 0.862 Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.20 12.7% 0.95 (7,571,784) 50.4 (89,020,249) (140,371,750) NPV DF % - (140,371,750) 51,351,501 51,351,501 b. Discounted Cashflow negatif (140,371,750) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.743 bulan (44,998,071) - 44,022,177 44,022,177 0.641 (7,571,784) - 37,426,287 37,426,287 Usaha Franchise 111 112 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow Cashflow untuk IRR III IV V (140,371,750) (140,371,750) - 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 17% 83% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Pendapatan Turun Pendapatan 65,417,742 (74,954,008) 65,417,742 420,132,258 403,194,333 61,671,258 4,868,139 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 485,550,000 485,550,000 - - - 485,550,000 1 Tahun 65,086,242 (9,867,767) 65,086,242 420,463,758 403,194,333 62,002,758 3,763,139 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 485,550,000 485,550,000 - - - 485,550,000 2 Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 17%) 64,268,542 54,400,775 64,268,542 421,281,458 403,194,333 62,820,458 1,037,472 14,733,333 358,461,000 - 30,000,000 485,550,000 485,550,000 - - - 485,550,000 3 Rupiah LAMPIRAN 1.000 0.862 Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.8648 18% 1.04 5,566,669 34.4 (83,977,145) (140,371,750) NPV DF % - (140,371,750) 56,394,605 56,394,605 b. Discounted Cashflow negatif (140,371,750) - 16.00% 16.00% a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1 VI 0.743 bulan (35,607,465) - 48,369,680 48,369,680 0.641 5,566,669 - 41,174,134 41,174,134 Usaha Franchise 113 114 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow III IV (140,371,750) - 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 90% 110% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Pendapatan Biaya (69,850,108) 70,521,642 455,978,358 439,040,433 61,671,258 4,868,139 14,733,333 394,307,100 - 30,000,000 526,500,000 526,500,000 - - - 526,500,000 1 Tahun 340,033 70,190,142 456,309,858 439,040,433 62,002,758 3,763,139 14,733,333 394,307,100 - 30,000,000 526,500,000 526,500,000 - - - 526,500,000 2 Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 10% dan Pendapatan Turun 10%) 69,712,475 69,372,442 457,127,558 439,040,433 62,820,458 1,037,472 14,733,333 394,307,100 - 30,000,000 526,500,000 526,500,000 - - - 526,500,000 3 Rupiah LAMPIRAN Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP VI NPV DF % Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 2.6168 23% 1.12 17,029,465 31.4 (79,577,231) (140,371,750) 1 - (140,371,750) 60,794,519 60,794,519 0.862 b. Discounted Cashflow negatif (140,371,750) 1.000 70,521,642 - 16.00% 16.00% (140,371,750) a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Cashflow untuk IRR V bulan (27,414,522) - 52,162,709 52,162,709 0.743 70,190,142 17,029,465 - 44,443,987 44,443,987 0.641 69,372,442 Usaha Franchise 115 116 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Pendapatan Kredit Modal Investasi Dana Sendiri Nilai Sisa 2 3 4 Angsuran Pokok Bunga Bank Pajak 30% 4 5 6 - - - - Total cashflow Kumulatif cashflow III IV (140,371,750) - 140,371,750 Operasional 3 29,871,750 110,500,000 - 140,371,750 - 96,171,750 Outflow untuk IRR Biaya Modal Kerja 2 44,200,000 0 140,371,750 Biaya Investasi 1 89% 111% Jumlah Outflow II IRR Inflow Jumlah Inflow I Uraian 1 No Pendapatan Biaya (79,284,718) 61,087,032 459,562,968 442,625,043 61,671,258 4,868,139 14,733,333 397,891,710 - 30,000,000 520,650,000 520,650,000 - - - 520,650,000 1 Tahun (18,529,187) 60,755,532 459,894,468 442,625,043 62,002,758 3,763,139 14,733,333 397,891,710 - 30,000,000 520,650,000 520,650,000 - - - 520,650,000 2 Lampiran 15. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 11% dan Pendapatan Turun 11%) 41,408,645 59,937,832 460,712,168 442,625,043 62,820,458 1,037,472 14,733,333 397,891,710 - 30,000,000 520,650,000 520,650,000 - - - 520,650,000 3 Rupiah LAMPIRAN Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP VI NPV DF % Net B/C Ratio DF % IRR Payback Period (PBP) 2 3 4 4.1083 14.18% 0.97 (4,159,627) 49.3 (87,710,516) (140,371,750) 1 - (140,371,750) 52,661,234 52,661,234 0.862 b. Discounted Cashflow negatif (140,371,750) 1.000 61,087,032 - 16.00% 16.00% (140,371,750) a. Discounted Cashflow positif Discounted Cashflow DF % Cashflow untuk IRR V bulan (42,559,259) - 45,151,257 45,151,257 0.743 60,755,532 (4,159,627) - 38,399,632 38,399,632 0.641 59,937,832 Usaha Franchise 117 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN