pengaruh terpaan publisitas dan terpaan periklanan terhadap citra

advertisement
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
PENGARUH TERPAAN PUBLISITAS DAN TERPAAN PERIKLANAN
TERHADAP CITRA LAYANAN KEPABEANAN BARANG KIRIMAN
IMPOR PADA KANTOR POS LALU BEA YOGYAKARTA
Yusuf Safingi, Sutopo, Yulius Slamet
Program Studi Ilmu Komunikasi
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Publisitas dan periklanan merupakan bagian dari komunikasi massa. Dimana publisitas dan
periklanan bermaksud menyebarkan suatu informasi tertentu kepada publik menggunakan media
massa. Publisitas dan periklanan yang dilakukan secara intens dapat mempengaruhi persepsi khalayak,
tentunya yang diharapkan adalah timbulnya persepsi yang positif, mempertahankan persepsi yang baik
dan merubah persepsi yang negatif. Jika semua hal tersebut dapat dikelola dengan baik, tentunya yang
diharapkan selanjutnya adalah terciptanya citra yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang secara teoritis diduga
berpengaruh terhadap citra layanan, yaitu terpaan publisitas dan terpaan periklanan dengan dimediasi
oleh persepsi consignee. Permasalahan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1)
Pengaruh terpaan publisitas terhadap citra layanan, 2) pengaruh terpaan periklanan terhadap citra
layanan, 3) Pengaruh persepsi consignee terhadap citra layanan, 4) Pengaruh terpaan publisitas
terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi, dan 5) Pengaruh terpaan
periklanan terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi.
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta dengan menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Responden sebanyak 100 orang, metode pengambilan sampling menggunakan
jenis Accidental Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknis analisis data
utama untuk pengujian hipotesis menggunakan Part Least Square-Path Modelling (PLS-PM).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas
terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 2,3993). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
terpaan periklanan terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 0,5186). Terdapat pengaruh yang
signifikan antara persepsi consignee terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 8,3743). Terdapat
pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas terhadap citra layanan dengan persepsi consignee
sebagai variabel mediasi (nilai pengaruh total sebesar 0,5149). Dan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara terpaan periklanan terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel
mediasi (nilai pengaruh total sebesar 0,1857).
Kata Kunci : terpaan publisitas, terpaan periklanan, persepsi consignee, citra layanan
ABSTRACT
Publicity and advertising is a part of the mass communication. Where publicity and advertising
means to spread specific information to the public using the mass media. Publicity and
advertising conducted by the intense can affect public perception, surely expected is the emergence
of a positive perception, maintain good perception and change negative perceptions. If all these things
can be managed well, surely expected next is the creation of a good image.
59
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
This research aims to know some factors that theoretically allegedly affect the image of the
service, namely publicity attack and advertising attack with mediated by perceptions of consignee. The
problems of the proposed research in this research are: 1) the influence of the publicity attack against
the service image, 2) influence advertising attack against the service image, 3) the influence of the
consignee perception against the service image, 4) Influence publicity attack against the service image
by the consignee perception as mediation variable, and 5) Influence advertising attack against the
service image by the consignee perception as mediation variable.
This research done in the Customs post office of Yogyakarta using quantitative research
method. Respondents as much as 100 people, sampling collecting method using accidental sampling
type. Data collection method using questionnaires. The Primer Data analysis technical for testing the
hypothesis using Part Least Square-Path Modelling (PLS-PM).
The study results showed there was a significant influence between the publicity attack against
the service image (t- statistics value of 2, 3993). There is not a significant influence between
advertising attack against the service image (t-statistics value of 0, 5186). There is a significant
influence between the consignee perception against the service (t-statistics value of 8, 3743). There
is a significant influence between the publicity attacks against the service image by the
consignee perception as mediation variable (the influence value of the total 0, 5149). And there is
not a significant influence between advertising attacks against the service image by the
consignee perception as mediation variable (the influence value of the total 0, 1857)
Key Words : Publicity Attack, Advertising Attack, Consignee Perception, Service Image
yang nilainya melebihi batas pembebasan
sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan
yang berlaku. Kantor pos menjadi salah satu
perusahaan jasa ekspedisi yang menangani
barang kiriman dari luar negeri, salah satunya
adalah Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta.
Dari seluruh layanan yang ada di Bea
Cukai Yogyakarta, barang kiriman merupakan
layanan yang paling dinamis dikarenakan
mencakup
masyarakat
pada
umumnya.
Dikarenakan hal tersebut, seringkali terjadi
komplain akibat penanganan barang kiriman
yang dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi
mereka.
Bea Cukai Yogyakarta telah melakukan
berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat
mengenai layanan barang kiriman melalui
saluran komunikasi massa diantaranya dengan
publikasi dan periklanan di berbagai media,
baik melalui media massa seperti koran,
majalah, radio, internet, televisi, maupun
melalui media yang lain seperti melalui leaflet,
pameran, dan sebagainya. Publisitas salah
satunya ditunjukkan dengan pemberitaan yang
ada di media nasional (dalam versi online).
Dalam website www.metrotvnews.com dimuat
berita dengan judul “Bea Cukai Yogyakarta
Musnahkan Barang Ilegal Bernilai Puluhan
Juta”. Pemberitaan ini menyoroti mengenai
pemusnahan barang impor ilegal yang berasal
PENDAHULUAN
CUSTOMS (Instansi Kepabeanan) di
mana pun di seluruh dunia adalah suatu
organisasi yang keberadaannya amat essensial
bagi suatu negara, demikian pula dengan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Instansi
Kepabeanan Indonesia) adalah suatu instansi
yang memiliki peran yang cukup penting dari
negara dalam melakukan tugas dan fungsinya
untuk melindungi masyarakat dari masuknya
barang-barag berbahaya (community protector),
melindungi industri tertentu di dalam negeri
dari persaingan yang tidak sehat dengan
industri sejenis dari luar negeri (industrial
assistance), memberantas penyelundupan, dan
memungut bea masuk dan pajak dalam rangka
impor untuk kepentingan penerimaan keuangan
negara (revenue collector).
Salah satu yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Bea Cukai adalah mengenai
barang kiriman dari luar negeri. Barang kiriman
mencakup 2 fungsi pokok dari Bea Cukai itu
sendiri, yaitu community protector dengan
mengawasi barang-barang yang masuk ke
dalam daerah pabean di Indonesia dari barangbarang yang terlarang, seperti narkoba dan
barang-barang larangan lainnya. Fungsi lainnya
adalah revenue collector dengan memungut bea
masuk dan pajak dalam rangka impor untuk
kepentingan kas negara bagi barang kiriman
60
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
dari barang kiriman melalui pos dan barang
bawaan
penumpang
melalui
bandara.
Pemusnahan ini dilakukan dikarenakan barangbarang tersebut masuk kategori barang-barang
larangan
dan
pembatasan.
Sedangkan
pemusnahan barang yang masuk kategori
barang pembatasan dilakukan karena pemilik
barang tidak dapat menunjukkan ijin masuk
maupun izin edarnya (barang ilegal). Dalam
berita tersebut juga mencantumkan pernyataan
dari Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta yang
menyatakan bahwa jumlah barang-barang ilegal
yang masuk ke Indonesia setiap tahunnya selalu
menurun. Hal tersebut menjadi salah satu
indikasi pemahaman masyarakat bahwa setiap
barang dari luar negeri yang masuk ke
Indonesia harus memiliki dokumen perizinan.
Publisitas dan periklanan yang dilakukan
secara intens dapat mempengaruhi persepsi
khalayak, dalam hal ini mengenai edukasi
barang kiriman dari luar negeri. Tentu yang
diharapkan adalah timbulnya persepsi yang
positif, mempertahankan persepsi yang baik
dan merubah persepsi yang negatif.
Media massa dengan segala bentuknya
dapat membentuk persepsi yang serupa antar
warga kelompok masyarakat tertentu. Dalam
hal komunikasi pemasaran pengaruh media
iklan di media massa, kemasan produk, papan
reklame, dan sebagainya mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap suatu produk,
merek, atau jasa.
Semua kegiatan tersebut diatas tentunya
membutuhkan tim humas yang solid dan
kredibel. Salah satu persyaratan untuk menjadi
anggota
humas
yang
baik
adalah
kemampuannya berkomunikasi secara luwes
dan apik. Humas sebagai garda terdepan dalam
menghadapi publiknya, sehingga baik buruknya
citra suatu organisasi juga sangat dipengaruhi
oleh kemampuan anggota humas dalam
berkomunikasi.
Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
terpaan publisitas, terpaan periklanan, dan
persepsi consignee terhadap pembentukan citra
layanan kepabeanan barang kiriman impor.
Penelitian mengenai keterkaitan variabel
terpaan publisitas, terpaan periklanan, dan
persepsi consignee dengan citra dinilai sangat
penting terutama bagi pihak manajemen Bea
Cukai.
KERANGKA TEORITIS
Terpaan Publisitas dan Citra
Hasan (2013) mengatakan bahwa banyak
perusahaan menggunakan publisitas sebagai
pelengkap
dari
periklanan
untuk
menginformasikan kepada berbagai macam
publik sasarannya mengenai perusahaan
tersebut dan produknya serta untuk membantu
membangun kredibilitas dan citra perusahaan.
Publisitas merupakan usaha untuk menstimulasi
permintaan sebuah produk atau jasa dengan
cara menyampaikan berita yang signifikan dan
bersifat komersial, merancang berbagai
program untuk mempromosikan dan atau
melindungi citra perusahaan atau setiap
produknya.
Kotler dan Keller (2008) menyebut
publisitas sebagai pemasaran hubungan
masyarakat (marketing public relations).
Publisitas digunakan untuk mendukung
promosi dan pembentukan citra produk atau
korporat. Marketing public relations bukan
sekedar publisitas sederhana, tetapi memainkan
peran penting dalam tugas untuk: (1)
Meluncurkan produk baru, (2) Mereposisi
produk yang sudah dewasa/matang, (3)
Membangun minat dalam kategori produk, (4)
Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, (5)
Mempertahankan produk yang menghadapi
masalah publik, dan (6) Membangun citra
korporat dengan cara yang mencerminkan
kesukaan dalam produknya.
Terpaan Periklanan dan Citra
Rencana Periklanan yang efektif
merupakan
perpanjangan
dari
sasaran
pemasaran perusahaan. Lazimnya periklanan
berfungsi untuk membantu mengembangkan
atau
memelihara
kesadaran
produk,
membangun perusahaan dan citra merk, serta
memberikan
informasi
produk
yang
membedakan satu merk dari yang lain. (Russell
et.al, 2009)
Secara umum, riset telah menemukan
bahwa pihak eksekutif menghargai identitas
nama dan membangun citra adalah dua fungsi
yang paling penting dalam periklanan
perusahaan. Iklan pencitraan perusahaan
diarahkan untuk tidak sekedar membuat
konsumen merasa nyaman dengan perusahaan,
tetapi juga digunakan untuk meningkatkan
61
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
volume penjualan dan kinerja keuangan
(Shimp, 2014).
Sependapat dengan Shimp, Hasan (2013)
juga menyatakan fungsi utama dari iklan adalah
untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan
menciptakan suasana yang menyenangkan.
Kualitas iklan ditentukan oleh kemampuannya
sebagai: public presentation, pervasiveness
message,
amplified
epressiveness,
dan
impersonality communication. Pervasiveness
message merupakan pesan iklan yang sama
yang diulang-ulang untuk memantapkan
penerimaan informasi dan karenanya dapat
membangun citra produk/perusahaan/merek
dalam jangka panjang. Anggoro (2005)
mengemukakan bahwa citra produk yang
terbaik biasanya tercipta melalui kegiatankegiatan periklanan.
Skard
dan
Thorbjornsen
(2014)
melakukan penelitian dengan judul: “Is
Publicity Always Better than Advertising? The
Role of Brand Reputation in Communicating
Corporate Social Responsibility”. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas
publisitas dibandingkan dengan periklanan
mengenai reputasi merk dalam kegiatan
Corporate
Social
Responbility
(CSR).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan
bahwa sumber efek dalam komunikasi
Corporate
Social
Responbility
(CSR)
bergantung pada reputasi merk yang sudah ada
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sumber non-perusahaan (publisitas)
menghasilkan evaluasi merk yang lebih positif
dari pada sumber yang berasal dari perusahaan
(iklan) ketika sponsor memiliki reputasi yang
baik. Namun efek sebaliknya terjadi ketika
reputasi merk rendah dan sponsor mempunyai
reputasi yang buruk, maka sumber yang berasal
dari perusahaan (iklan) menghasilkan evaluasi
merk yang lebih positif daripada sumber nonperusahaan (publisitas).
Ali (2014) melakukan penelitian dengan
judul: “Peranan Publisitas Terhadap Citra PT.
Bank Aceh”. Penelitian dilakukan di Bank
Aceh membahas mengenai pengaruh publisitas
yang dilakukan oleh manajemen Bank Aceh
terhadap citra Bank Aceh itu sendiri. Sampel
diambil dari nasabah tabungan bank Aceh
dengan metode convenience sampling. Alat
analisis yang digunakan menggunakan regresi
linear sederhana. Penelitian menemukan bahwa
publisitas berpengaruh positif terhadap citra
Bank Aceh. Semakin tinggi intensitas publisitas
bank tersebut, akan semakin baik pula citra
perusahaan perbankan tersebut di mata
nasabahnya. Hubungan antara publisitas dengan
citra Bank Aceh tergolong tinggi. Hasil
pengujian statistik uji t menunjukkan nilai t
hitung sebesar 10,161. Sedangkan nilai t-tabel
pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan
angka sebesar 1,984. Karena nilai t-hitung > ttabel (10,161 > 1,984) maka hipotesis Ha
diterima, sebaliknya hipotesis Ho ditolak yang
berarti publisitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap citra Bank Aceh.
Destimanto (2007) melakukan penelitian
dengan judul: “Hubungan Peranan Humas,
Publisitas, dan Iklan Terhadap Citra Perusahaan
(Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid
Hasyim)”. Penelitian ini bertujuan untuk
Persepsi dan Citra
Public relations adalah upaya untuk
“memanajemeni
persepsi”
publik
agar
mengarah kepada citra yang diinginkan atau
diharapkan melalui strategi yang tepat dan
aktivitas komunikasi yang efektif (Saleh, 2010).
Masih menurut Saleh (2010), citra adalah
sebuah kekuatan bagi organisasi, artinya citra
mempunyai kemampuan di luar perusahaan
yang dapat menambah kekuatan bagi produk
barang maupun jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu
citra memiliki peran penting bagi suatu
organisasi atau perusahaan karena dapat
mempengaruhi persepsi konsumen atau
pelanggan. Citra sebagai kesan yang akan
disimpan dalam ingatan konsumen dan
kemudian menjadi pengalaman masa lalu bagi
pelanggan. Untuk itu apabila pengalaman yang
dicipta baik maka akan membentuk citra yang
baik pula, demikian juga sebaliknya.
Ruslan (2012) menyatakan bahwa
landasan citra berakar dari “nilai-nilai
kepercayaan” yang kongkretnya diberikan
secara individual dan merupakan pandangan
atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah
kepercayaan yang telah diberikan oleh individuindividu tersebut akan mengalami suatu proses
cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini
publik yang lebih luas, yaitu yang sering
dinamakan citra (image).
HASIL PENELITIAN TERKAIT
62
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
mengetahui: (1) Hubungan antara variabel
humas dengan variabel citra perusahaan, (2)
Hubungan antara variabel publisitas dengan
variabel citra perusahaan, dan (3) Hubungan
antara variabel iklan dengan variabel citra
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua variabel independen yang diuji
yaitu: variabel humas, publisitas, dan iklan
mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap variabel dependen citra
perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa variabel humas memiliki hubungan yang
paling kuat terhadap variabel citra perusahaan,
disusul variabel publisitas kemudian variabel
iklan. Dari penelitian ini juga didapatkan hasil
bahwa meskipun seluruh variabel independen
memiliki hubungan positif dan signifikan
terhadap variabel dependen, tetapi hasilnya
tidak terlalu kuat, sehingga untuk dapat
meningkatkan citra perusahaan diperlukan
kombinasi atau gabungan dari beberapa
variabel dan tidak bisa hanya dilakukan dengan
satu variabel saja.
negeri yang melewati Kantor Pos Lalu Bea
Plemburan Yogyakarta. Lebih spesifik lagi
adalah consignee (penerima barang) yang
karena statusnya terkena bea masuk dan pajak
dalam rangka impor serta barang kiriman yang
terkena larangan dan pembatasan berdasarkan
ketentuan dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.
Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah non probability sampling
dengan jenis accidental sampling, yaitu cara
untuk memperoleh ukuran sampel dari mereka
yang telah memenuhi kriteria populasi yang
kebetulan ditemui atau yang ada di suatu tempat
(Hamidi, 2010: 138). Oleh karena itu, sampel
yang diambil adalah mereka yang datang ke
Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta
dan akan mengurus paket kiriman dari luar
negeri.
Pada analisis PLS, penentuan jumlah
sampel dapat ditentukan dengan besaran 5-10
kali dari parameter yang diestimasi. Maka
jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
100 yang merupakan pembulatan dari jumlah
seluruh indikator/pernyataan sebanyak 14 x 7 =
98.
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang penelitian,
landasan teoritis penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya, hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Terpaan publisitas berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor.
2. Terpaan periklanan berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor.
3. Persepsi consignee berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor.
4. Terpaan publisitas berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor dengan
persepsi consignee sebagai variabel mediasi.
5. Terpaan periklanan berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor dengan
persepsi consignee sebagai variabel mediasi.
Teknik Pengumpulan Data dan Skala
Pengukuran
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui penelitian lapangan (field
research), dalam hal ini pengumpulan data
dilakukan dengan mengedarkan kuesioner.
Kuesioner tersebut berisi pertanyaan/pernyataan
yang berhubungan dengan variabel-variabel
yang diteliti yaitu Terpaan Publisitas, Terpaan
Periklanan, Persepsi Consignee, dan Citra
Layanan.
Masing-masing
pertanyaan/pernyataan disediakan alternatif
pilihan jawaban yang akan dipilih oleh
responden.
Skala pengukuran data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
(Likert scale) dengan interval 1-5. Skala
tersebut dimaksudkan untuk memberikan skor
atau bobot terhadap masing-masing alternatif
pilihan jawaban dalam bentuk tingkat
kesetujuan, tingkat keseringan, familiar atau
tidak dan tingkat kepercayaan pada masingmasing item pernyataan yang tertera pada
kuesioner penelitian. Makin tinggi angka yang
dipilih sebagai jawaban dalam kuesioner maka
semakin tinggi pula skor yang didapat.
METODE
Populasi dan Penarikan Sampel
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pos
Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua consignee
(penerima barang) paket kiriman dari luar
63
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
6. Melakukan analisa terhadap model yang
telah ditetapkan. Untuk mengetahui
hubungan antara konstrak dengan indikator,
serta hubungan antara konstrak yang
dihipotesiskan
(pengembangan/penggabungan
beberapa
teori) dapat dilakukan secara simultan maka
digunakan aplikasi XL-Stat. Penggunaan
metode PLS-PM dapat pula digunakan
untuk pengukuran error yang terjadi dalam
model.
Peralatan Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode part least
square path modelling (PLS-PM). Tujuan PLS
adalah memprediksi pengaruh variabel X
terhadap Y dan menjelaskan hubungan
teoritikal diantara kedua variabel. PLS adalah
metoda regresi yang dapat digunakan untuk
identifikasi faktor yang merupakan kombinasi
variabel X sebagai penjelas dan variabel Y
sebagai variabel respon. PLS merupakan
alternatif yang lebih baik dibandingkan regresi
berganda dan metode regresi PCA karena
menghasilkan parameter model yang lebih
kokoh tanpa mengubah atau mengkalibrasi
ulang sampel dari populasi (Jogiyanto dan
Abdillah, 2014).
Yamin
dan
Kurniawan
(2011),
menyatakan bahwa apabila landasan teori
hubungan antar variabel cukup kuat maka
metode Structural Equation Modelling (SEM)
lebih tepat. Sedangkan, apabila hubungan antar
variabel masih bersifat tentatif, maka
penggunaan PLS-PM lebih tepat. Kelebihan
yang lain penggunaan PLS-PM (jika
dibandingkan dengan SEM) adalah kemampuan
untuk digunakan sebagai prediksi model.
Urutan tahapan dalam penelitian
menggunakan Part Least Square Path
Modeling (PLS-PM) adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan hipotesis terkait dugaan
keterkaitan variabel citra layanan dengan
variabel-variabel yang lainnya. Penetapan
variabel yang dianggap mempunyai
hubungan atau pengaruh dilakukan melalui
studi literatur.
2. Menyusun definisi tentang variabel
laten/konstrak yang berpengaruh atau
adanya keterkaitan hubungan dengan
variabel citra layanan.
3. Menyusun dan menetapkan indikator
sebagai indikator alat ukur dari variabel
laten atau konstrak.
4. Menyusun kuesioner
5. Melakukan pre-test (uji validitas dan
reliabilitas) terhadap kuesioner dengan
tujuan untuk memastikan bahwa setiap
indikator pertanyaan atau pernyataan
tersebut memberikan informasi yang sesuai
dengan tujuan pengukuran dan memiliki
keandalan yang tinggi.
Variabel dan Indikator Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
ada empat yang terdiri dari variabel
independen, variabel mediasi, dan variabel
dependen.
Variabel independennya adalah
Terpaan Publisitas (X1) dan Terpaan Periklanan
(X2), variabel mediasinya yaitu Persepsi
Consignee (M), dan variabel dependennya
adalah Citra Layanan (Y).
Terpaan Publisitas (X1) merupakan
informasi yang diterima oleh konsumen
mengenai pemberitaan Bea Cukai Yogyakarta
khususnya mengenai layanan barang kiriman
dari luar negeri yang diperoleh dari media.
Media sendiri memperoleh informasi tersebut
dari sumber luar karena informasi tersebut
memiliki nilai berita. Hal ini merupakan metode
penempatan pesan di media yang tidak dapat
dikendalikan karena sumber tidak membayar
media untuk penempatannya. Kriteria yang
digunakan untuk mengukur terpaan publisitas
menggunakan pendapat dari Kotler dan Keller
(2008), yaitu: hubungan pers, publisitas
produk, dan komunikasi korporat.
Terpaan periklanan (X2) adalah informasi
yang diterima oleh konsumen dari kombinasi
non individu dengan sejumlah biaya, melalui
berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga non laba serta individuindividu yang ditujukan kepada sebagian
ataupun seluruh masyarakat. Kriteria yang
digunakan untuk mengukur variabel terpaan
periklanan diadaptasi dari model EPIC Nielsen,
yaitu: empati, impact, dan komunikasi.
Persepsi (M) adalah proses dimana
individu menseleksi, mengorganisir dan
menginterprestasikan
rangsangan
kesan
sensorik dan pengalaman masa lampau untuk
memberikan
gambaran
terstruktur
dan
bermakna pada suatu situasi tertentu. Kriteria
yang digunakan untuk mengukur variabel
64
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
persepsi menggunakan pendapat dari Robbins
(2002) yaitu: pengalaman masa lalu,
kepribadian, kepentingan, dan harapan.
Citra (Y) adalah kesan yang diperoleh
seseorang berdasarkan pengetahuan dan
pengertiannya
tentang
fakta-fakta
dan
kenyataan. Citra seseorang terhadap suatu objek
dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek
tersebut. Semua sikap bersumber pada
organisasi kognitif pada informasi dan
pengetahuan yang dimiliki.
Kriteria yang
digunakan untuk mengukur variabel citra
menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh
Kartajaya (2000) yaitu: reputation, recognition,
affinity, dan brand loyalty.
item, yaitu untuk mengetahui apakah item-item
pernyataan yang dimuat dalam kuesioner
penelitian valid atau tidak. Pengujian validitas
kuesioner didasarkan pada perbandingan nilai r
hitung dan nilai r tabel. Nilai r hitung dicari
dengan mencari nilai korelasi antara skor
alternatif pilihan jawaban responden pada item
pernyataan tertentu dengan total skor item
dalam variabel terkait. Selanjutnya nilai
korelasi hitung (r hitung) tersebut dibandingkan
dengan nilai kritis r product moment (r tabel),
dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r
tabel, maka item pernyataan dalam variabel
tertentu dinyatakan valid. Sebaliknya apabila
nilai r hitung < r tabel, maka item pernyataan
dalam variabel tertentu dinyatakan tidak valid.
Tabel
r
dalam
penelitian
ini
menggunakan 30 responden dengan α = 0,05
didapat r tabel sebesar 0,3061. Suatu item
pernyataan dikatakan valid ketika r hitung > r
tabel. Hasil pengujian validitas untuk masingmasing item pernyataan pada setiap variabel
laten yang diringkas dapat dilihat pada tabel
berikut:
HASIL
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas
dilakukan terhadap sampel penelitian sebanyak
30 responden. Pengujian validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Item
Variabel
rhitung
rtabel
Pertanyaan
P1
0,355
0,3061
P2
0,340
0,3061
P3
0,429
0,3061
P4
0,402
0,3061
Terpaan
P5
0,714
0,3061
Publisitas
P6
0,624
0,3061
(X1)
P7
0,439
0,3061
P8
0,539
0,3061
P9
0,571
0,3061
P10
0,558
0,3061
P11
0,740
0,3061
P12
0,592
0,3061
P13
0,645
0,3061
P14
0,755
0,3061
P15
0,586
0,3061
Terpaan
Periklanan (X2)
P16
0,613
0,3061
P17
0,597
0,3061
P18
0,586
0,3061
P19
0,679
0,3061
P20
0,683
0,3061
P21
0,661
0,3061
P22
0,730
0,3061
Persepsi
Consignee (M)
P23
0,698
0,3061
P24
0,675
0,3061
65
Keterangan
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
Item
Pertanyaan
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
Citra Layanan
(Y)
P34
P35
P36
P37
P38
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Variabel
rhitung
rtabel
Keterangan
0,760
0,602
0,643
0,624
0,548
0,339
0,782
0,871
0,854
0,819
0,763
0,813
0,700
0,667
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
0,3061
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Item pertanyaan valid
Hasil pengujian validitas menunjukkan
bahwa nilai r hitung untuk masing-masing item
pertanyaan/pernyataan
dalam
kuesioner
penelitian lebih besar bila dibandingkan dengan
nilai kritis r product moment (r tabel). Dengan
demikian dapat diartikan bahwa semua item
pertanyaan/pernyataan dari variabel Terpaan
Publisitas (X1), Terpaan Periklanan (X2),
Persepsi Consignee (M), dan Citra Layanan (Y)
dinyatakan valid, sehingga penelitian dapat
dilanjutkan.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
No
Variabel
Hasil Uji
1 Terpaan Publisitas (X1)
0,668
2 Terpaan Periklanan (X2)
0,846
3 Persepsi Consignee (M)
0,822
4 Citra Layanan (Y)
0,897
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Dari hasil analisis pada tabel 2 di atas
menunjukan bahwa semua variabel mempunyai
nilai Croanbach’s Alpha yang cukup besar.
Nilai alpha kritis untuk uji reliabilitas adalah
sebesar 0,600. Oleh karena nilai Cronbach’s
Alpha lebih besar dari 0,600, maka dapat
dimaknai bahwa semua pertanyaan/pernyataan
pengukur
variabel-variabel
laten
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel
dan layak untuk digunakan.
Keterangan
Item pertanyaan reliabel
Item pertanyaan reliabel
Item pertanyaan reliabel
Item pertanyaan reliabel
menggunakan Partial Least Square Parth
Modelling (PLS-PM) dengan menggunakan
efek mediasi. Efek mediasi merupakan
hubungan antara konstruk eksogen dan
konstruk endogen melalui variabel penghubung
atau antara. Artinya pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen bisa secara langsung
tetapi juga bisa melalui variabel penghubung
atau mediasi. Pengujian efek mediasi melewati
tiga tahapan model, yaitu:
1. Model pertama, menguji pengaruh variabel
eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y).
2. Model kedua, menguji pengaruh variabel
eksogen (X) terhadap variabel mediasi (M).
3. Model ketiga, menguji secara simultan
pengaruh variabel eksogen (X) dan mediasi
(M) terhadap variabel endogen (Y).
Dalam analisis PLS terdiri dari dua sub
model, yaitu: model pengukuran (measurement
Pemodelan Part Least Square Path Modelling
(PLS-PM)
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui pengaruh antara variabel Terpaan
Publisitas (X1) dan Terpaan Periklanan (X2)
terhadap Citra Layanan (Y) dengan dimediasi
oleh variabel Persepsi Consignee (M). Model
yang digunakan dalam penelitian ini
66
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
model) atau sering disebut outer model dan
model struktural (structural model) atau sering
disebut inner model. Evaluasi outer model
dapat dilakukan melalui validitas isi (content
validity), validitas convergent, dan validitas
discriminant dari indikator pembentuk konstruk
laten serta indikator reliability, composite
reliability, dan cronbach alpha untuk indikator
bloknya. Sedangkan Inner model dievaluasi
dengan melihat besarnya persentase variance
Indikator
Variabel
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
M1.1
M1.2
M1.3
M1.4
M1.5
M1.6
M1.7
M1.8
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6
Y1.7
Y1.8
yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai RSquare untuk konstruk laten endogen.
Pengujian terhadap reliabilitas item dapat
dilihat dari nilai loading factor. Menurut Chin
and newsteed (1999) suatu indikator dikatakan
memiliki validitas yang tinggi jika berkolerasi
atau memiliki nilai loading factor lebih dari 0,7
dengan konstruk yang diukurnya. Namun
demikian nilai 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap
cukup.
Tabel 3. Nilai Loading Factor Model Pengukuran
Konstruk Variabel Laten
Terpaan
Terpaan
Persepsi
Publisitas
Periklanan
Consignee
0.4688
0.3783
0.7285
0.6390
0.5021
0.8333
0.4750
0.4014
0.7288
0.6503
0.4625
0.7329
0.5880
0.5927
0.7764
0.6688
0.5719
0.7568
0.6595
0.4838
0.7999
0.5478
0.4692
0.7678
0.4589
0.2952
0.7181
0.5137
0.5108
0.7873
0.6097
0.4716
0.8322
0.5902
0.4523
0.8073
0.5489
0.3194
0.7608
0.6234
0.4189
0.8231
0.4776
0.4049
0.7579
0.5704
0.4689
0.8069
0.6767
0.5142
0.7821
0.5449
0.3997
0.7810
0.5542
0.4292
0.7173
0.6754
0.4974
0.8442
0.5123
0.5412
0.8388
0.5371
0.4695
0.8772
0.5907
0.5224
0.8717
0.5048
0.4118
0.7540
0.4916
0.5038
0.7910
0.4773
0.4696
0.7807
0.4538
0.3491
0.8260
0.4744
0.4147
0.7570
0.4919
0.4232
0.6432
0.6226
0.4866
0.6986
0.5217
0.4272
0.6306
0.5791
0.4978
0.6268
0.5555
0.5332
0.6581
0.5222
0.4949
0.5941
0.5500
0.5009
0.6889
0.4747
0.3757
0.6569
67
Citra
Layanan
0.3983
0.5320
0.4563
0.5241
0.5698
0.5154
0.4958
0.4954
0.3498
0.5753
0.5314
0.3959
0.2846
0.4202
0.3795
0.4456
0.5300
0.4310
0.4118
0.5433
0.6689
0.7226
0.6996
0.5089
0.6683
0.6072
0.6426
0.6637
0.8053
0.8229
0.8130
0.7994
0.7945
0.7627
0.8806
0.7634
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
Indikator
Variabel
Terpaan
Publisitas
Y1.9
0.5088
Y1.10
0.4264
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Konstruk Variabel Laten
Terpaan
Persepsi
Periklanan
Consignee
0.4545
0.6311
0.3944
0.5899
Dari hasil output cross-loading diatas
menunjukkan
bahwa
semua
konstruk
menghasilkan nilai loading factor > 0,70 yang
berarti bahwa semua indikator konstruk adalah
valid.
Suatu indikator dinyatakan valid jika
mempunyai loading factor tertinggi kepada
konstruk yang dituju dibandingkan loading
factor kepada konstruk lainnya. Hal tersebut
sebagaimana yang tertera dalam tabel 3 diatas.
Pada tujuan konstruk terpaan publisitas, terlihat
Variabel Laten
Terpaan Publisitas
(X1)
Terpaan Periklanan
(X2)
Persepsi Consignee
(M)
Citra Layanan
Citra
Layanan
0.7988
0.7989
bahwa nilai loading factor lebih besar
dibandingkan dengan nilai loading factor yang
ada pada konstruk terpaan periklanan, persepsi
consignee, dan citra layanan. Hal tersebut
terlihat pula dari konstruk yang dituju baik
konstruk
terpaan
periklanan,
persepsi
consignee, maupun citra layanan selalu
menunjukkan nilai loading factor yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai loading factor
dari konstruk-konstruk lainnya.
Tabel 4 Nilai Outer Model (Weights)
Indikator
Outer Weight
Variabel
X1.1
0.0999
X1.2
0.1246
X1.3
0.1036
X1.4
0.1148
X1.5
0.1289
X1.6
0.1255
X1.7
0.1035
X1.8
0.1062
X1.9
0.0711
X1.10
0.1303
X2.1
0.1411
X2.2
0.1019
X2.3
0.0757
X2.4
0.1053
X2.5
0.1186
X2.6
0.1242
X2.7
0.1488
X2.8
0.1083
X2.9
0.1063
X2.10
0.1481
M1.1
0.1502
M1.2
0.1637
M1.3
0.1918
M1.4
0.1424
M1.5
0.1536
M1.6
0.1394
M1.7
0.1579
M1.8
0.1527
Y1.1
0.1335
68
Critical Ratio
5.4731
7.8345
6.3717
6.2011
6.9555
6.4438
7.3623
7.1378
6.1915
7.8099
7.2712
6.6152
4.3639
6.9917
5.6484
7.3116
6.1146
6.5741
5.4604
9.1071
9.9698
8.7871
6.2323
6.3785
8.4445
8.5300
6.3682
6.6538
7.9089
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
Indikator
Variabel
(Y)
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6
Y1.7
Y1.8
Y1.9
Y1.10
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Variabel Laten
Dari hasil outer weight diatas dapat
dilihat bahwa semua item pernyataan
menghasilkan nilai critical ratio > 1,96 yang
berarti bahwa semua indikator konstruk
memang valid.
Evaluasi selanjutnya adalah melihat
composite reliability. Statistic yang digunakan
Outer Weight
Critical Ratio
0.1605
0.1208
0.1381
0.1378
0.1228
0.1593
0.1225
0.1223
0.1362
8.9548
6.5810
7.4389
7.9605
6.9101
8.6627
8.1728
9.0549
7.5543
adalah cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA).
Nilai cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA)
diatas 0,7 menunjukkan konstrak memiliki
reliabilitas atau keandalan yang tinggi sebagai
alat ukur.
Tabel 5. Nilai Composite Reliability
Konstruk Variabel Laten
Composite Reliability
Terpaan Publisitas
0.9331
Terpaan Periklanan
0.9440
Persepsi Consignee
0.9398
Citra Layanan
0.9487
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Cronbach’s Alpha
0.9199
0.9333
0.9255
0.9388
Berdasarkan hasil pada tabel 5 di atas,
diketahui nilai composite reliability dan
cronbach alpha konstruk variabel laten terpaan
publisitas,
terpaan
periklanan,
persepsi
consignee, dan citra layanan seluruhnya diatas
0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
item konstruk adalah reliabel atau memenuhi
uji reliabilitas.
Evaluasi selanjutnya adalah pemeriksaan
terhadap average variance extracted (AVE).
AVE menggambarkan besarnya variance yang
mampu dijelaskan oleh item-item dibandingkan
dengan varian yang disebabkan oleh error
pengukuran. Standarnya adalah, bila nilai AVE
di atas 0,5 maka dapat dikatakan bahwa
konstrak memiliki convergent validity yang
baik.
Tabel 6. Nilai AVE
Terpaan
Terpaan
Persepsi
Citra
Konstruk Variabel Laten
Publisitas
Periklanan
Consignee
Layanan
Terpaan Publisitas
0.5581
0.3890
0.4271
0.5834
Terpaan Periklanan
0.5581
0.3177
0.3252
0.6275
Persepsi Consignee
0.3890
0.3177
0.6372
0.6615
Citra Layanan
0.4271
0.3252
0.6372
0.6473
Mean Communalities (AVE)
0.5834
0.6275
0.6615
0.6473
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui
bahwa nilai AVE untuk variabel Terpaan
Publisitas sebesar 0,5834, nilai AVE untuk
variabel Terpaan Periklanan sebesar 0,6275,
nilai AVE untuk variabel Persepsi Consignee
sebesar 0,6615, dan nilai AVE untuk variabel
Citra Layanan sebesar 0,6473. Semua nilai
AVE konstrak tersebut lebih besar dari 0,5,
69
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
maka dikatakan memiliki sifat convergent
validity yang baik.
Evaluasi selanjutnya adalah pemeriksaan
terhadap model struktural atau biasa disebut
inner model.
Tabel 7 Model Assessment
Mean
Mean
Latent variable
Type
(Manifest
R²
Communalities
variables)
(AVE)
Terpaan Publisitas
Exogenous
3.9603
0.5834
Terpaan Periklanan
Exogenous
4.2388
0.6275
Persepsi Consignee
Endogenous
5.1491
0.4106
0.6615
Citra Layanan
Endogenous
5.5684
0.6778
0.6473
Mean
0.5442
0.6282
Sumber: Data Primer (Diolah), 2017
Berdasarkan hasil output tabel 7 di atas
diperoleh nilai R-square untuk variabel citra
layanan sebesar 0,6778 yang berarti bahwa
pengaruh variabel terpaan publisitas, terpaan
periklanan, dan persepsi consignee terhadap
citra layanan sebesar 68% dan sisanya 32%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model
penelitian ini.
Lebih lanjut diperoleh nilai R-square
untuk variabel persepsi consignee sebesar
0,4106 yang berarti bahwa pengaruh variabel
terpaan publisitas dan terpaan periklanan
terhadap persepsi consignee sebesar 41,7%.
Berdasarkan tabel diatas dapat pula
dilihat bahwa nilai average variances extracted
(AVE) untuk semua variabel > 0,50 yang
berarti sudah memenuhi syarat yang
direkomendasikan.
Tabel 8 Path Coefficients Persepsi Consignee
Latent variable
Value
Standard error
t
Pr > |t|
Critical ratio (CR)
Intercept
0.0000
0.0776
0.0000 1.0000
0.5871
Terpaan Publisitas
0.4587
0.1173
3.9114 0.0002
3.3436
Terpaan Periklanan
0.2210
0.1173
1.8842 0.0625
1.3830
Sumber: Data Primer (Diolah), 2017
Tabel 9 Path Coefficients Citra Layanan
Latent variable
Value
Standard error
t
Pr > |t|
Critical ratio (CR)
Intercept
0.0000
0.0576
0.0000 1.0000
2.3502
Terpaan Publisitas
0.2250
0.0938
2.3993 0.0184
1.9249
Terpaan Periklanan
0.0460
0.0887
0.5186 0.6053
0.4337
Persepsi Consignee
0.6320
0.0755
8.3743 0.0000
4.8987
Sumber: Data Primer (Diolah), 2017
Berdasarkan
hasil
output
path
coefficients pada tabel 8 dan 9 diatas terlihat
bahwa terpaan publisitas berpengaruh langsung
dan signifikan terhadap citra layanan dengan
nilai
t-statistic yang dihasilkan 2,3993
> 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar
0,2250. Lebih lanjut terpaan publisitas
berpengaruh signifikan terhadap persepsi
consignee dengan nilai
t-statistic yang
dihasilkan 3,9114 > 1,96 dan nilai path
koefisiennya sebesar 0,4587.
Sedangkan terpaan periklanan tidak
berpengaruh langsung dan signifikan terhadap
citra layanan dengan nilai t-statistic yang
dihasilkan 0,5186 < 1,96 dan nilai path
koefisiennya sebesar 0,0460. Selanjutnya
terpaan periklanan juga tidak berpengaruh
signifikan terhadap persepsi consignee dengan
70
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
nilai t-statistic sebesar 1,8842 > 1,96 dan nilai
path koefisiennya sebesar 0,2210.
Selanjutnya
persepsi
consignee
berpengaruh signifikan terhadap citra layanan
dengan nilai t-statistic yang dihasilkan 8,3743 >
1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,6320.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat diterima.
H5: Terpaan Periklanan berpengaruh
signifikan terhadap Citra Layanan dengan
Persepsi Consignee sebagai variabel mediasi
Hasil perhitungan diperoleh hasil pengaruh total
antara Terpaan Periklanan terhadap Citra
Layanan yang dimediasi oleh Persepsi
Consignee sebesar 0,1857 < 0,195. Hal tersebut
membuktikan bahwa Persepsi Consignee tidak
dapat menjadi variabel mediasi antara Terpaan
Periklanan dan Citra Layanan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kelima ditolak.
PEMBUKTIAN HIPOTESIS
H1: Terpaan Publisitas berpengaruh
signifikan terhadap Citra Layanan
Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik
sebesar 2,3993. Nilai t-statistik tersebut lebih
besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat
keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa
terpaan
publisitas
berpengaruh
signifikan terhadap citra layanan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama diterima.
H2: Terpaan Periklanan berpengaruh
signifikan terhadap Citra Layanan
Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik
sebesar 0,5186. Nilai t-statistik tersebut lebih
kecil dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat
keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terpaan periklanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap citra layanan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kedua ditolak.
H3: Persepsi Consignee berpengaruh
signifikan terhadap Citra Layanan
Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik
sebesar 8,3743. Nilai t-statistik tersebut lebih
besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat
keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan
persepsi consignee berpengaruh signifikan
terhadap citra layanan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.
H4: Terpaan Publisitas berpengaruh
signifikan terhadap Citra Layanan dengan
Persepsi Consignee sebagai variabel mediasi
Hipotesis dikatakan berpengaruh apabila total
antara pengaruh langsung dan tidak langsung >
r tabel (0,195). Hasil perhitungan diperoleh
hasil pengaruh total antara Terpaan Publisitas
terhadap Citra Layanan yang dimediasi oleh
Persepsi Consignee sebesar 0,5149 > 0,195. Hal
tersebut
membuktikan
bahwa
Persepsi
Consignee dapat menjadi variabel mediasi
antara Terpaan Publisitas dan Citra Layanan.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Terpaan Publisitas terhadap Citra Layanan. Hal
tersebut dibuktikan dengan nilai t-statistik
sebesar 2,3993 dan lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,96. Nilai koefisien sebesar 0,2250
menunjukkan arah pengaruh variabel Terpaan
Publisitas memiliki pengaruh positif, artinya
semakin tingginya terpaan publisitas yang
diterima akan semakin meningkatkan citra
layanan. Selain itu, dapat diartikan juga bahwa
citra layanan akan meningkat sebesar 0,2250
setiap kenaikan terpaan publisitas satu-satuan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ali (2014) yang
menyatakan bahwa publisitas yang dilakukan
telah terbukti membawa pengaruh positif
terhadap citra institusi Bank Aceh.
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Skard dan
Thorbjornsen (2014) yang meneliti tentang
efektifitas publisitas dibandingkan dengan
periklanan mengenai reputasi merk dalam
kegiatan Corporate Social Responsibility. Hasil
penelitian membuktikan bahwa publisitas lebih
berpengaruh dari pada periklanan dalam
mempengaruhi citra merk.
Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga
(2014) yang menguji pengaruh antara
marketing public relations terhadap brand
image juga membuktikan bahwa faktor
publikasi, faktor berita, faktor sponsorship, dan
faktor media identitas berpengaruh signifikan
terhadap brand image. Dari hasil regresi parsial
juga diketahui faktor publikasi merupakan
faktor yang dominan terhadap brand image. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian ini yang
71
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
menyimpulkan bahwa terpaan publisitas
berpengaruh terhadap citra layanan barang
kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea
Yogyakarta.
Dalam penelitian ini juga menguji
pengaruh Terpaan Periklanan terhadap Citra
Layanan kepabeanan barang kiriman dari luar
negeri. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tstatistik sebesar 0,5186 lebih kecil dari t-tabel
sebesar 1,96.
Kesimpulan hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Destimanto (2007). Hasil penelitian dari
Destimanto menyimpulkan bahwa iklan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
citra Bank DKI Jakarta cabang Wachid Hasyim.
Penelitian ini juga berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Skard dan
Thorbjornsen (2014). Meskipun besarnya
pengaruh terhadap citra merk/layanan lebih
besar publisitas dari pada periklanan, tetapi
hasil penelitian menunjukkan bahwa periklanan
mempunyai
pengaruh
terhadap
citra
merk/layanan. Anggoro (2005: 236) juga
mengemukakan bahwa citra produk/layanan
yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatankegiatan periklanan.
luar negeri tidak memberikan pengaruh
terhadap citra layanan kepabeanan barang
kiriman impor itu sendiri.
3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan antara persepsi
consignee
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor pada
Kantor
Pos
Lalu
Bea
Plemburan
Yogyakarta. Hasil ini dibuktikan dengan
nilai t-statistik sebesar 8,3743 pada tingkat
kesalahan 5 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik konsumen dalam
mempersepsikan layanan barang kiriman
luar negeri pada Bea Cukai Yogyakarta
maka akan semakin meningkatkan citra
layanan kepabeanan barang kiriman impor.
4. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan antara terpaan
publisitas terhadap citra layanan dengan
persepsi consignee sebagai variabel mediasi.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
pengaruh total antara terpaan publisitas
terhadap citra layanan yang dimediasi oleh
persepsi consignee sebesar 0,5149 > r tabel
(0,195). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi terpaan publisitas yang
diterima oleh konsumen maka akan semakin
meningkatkan persepsi yang baik dari
konsumen
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor pada
Kantor
Pos
Lalu
Bea
Plemburan
Yogyakarta.
5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara terpaan
periklanan terhadap citra layanan dengan
persepsi consignee sebagai variabel mediasi.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
pengaruh total antara terpaan periklanan
terhadap citra layanan yang dimediasi oleh
persepsi consignee sebesar 0,1857 < r tabel
(0,195). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terpaan periklanan mengenai barang kiriman
dari luar negeri yang diterima oleh
konsumen tidak berpengaruh secara
signifikan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor yang
dimediasi oleh variabel persepsi consignee.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan antara terpaan
publisitas terhadap citra layanan kepabeanan
barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu
Bea Plemburan Yogyakarta. Hasil ini
dibuktikan dengan nilai t-statistik sebesar
2,3993 pada tingkat kesalahan 5 persen.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi terpaan publisitas mengenai Bea
Cukai Yogyakarta yang diterima konsumen
akan semakin meningkatkan citra layanan
kepabeanan barang kiriman impor.
2. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara terpaan
periklanan
terhadap
citra
layanan
kepabeanan barang kiriman impor pada
Kantor
Pos
Lalu
Bea
Plemburan
Yogyakarta. Hasil ini dibuktikan dengan
nilai t-statistik sebesar 0,5186 pada tingkat
kesalahan 5 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa terpaan periklanan yang diterima oleh
konsumen mengenai barang kiriman dari
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Sulaiman M. 2014. Peranan Publisitas
Terhadap Citra PT. Bank Aceh. Jurnal
72
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017
Ekonomi Manajemen dan Bisnis, vol. 2,
no. 2, hlm 367-380.
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi
Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Chin, W. W., and Newsted, P. R. 1999.
Structural Equation Modeling Analysis
With Small Samples Using Partial Least
Squares. In Hoyle, R. (Ed.), Statistical
Strategies For Small Samples Research
(pp. 307-341). Thousand Oaks, CA:Sage.
Destimanto, M. Ekayasa. 2007. Hubungan
Peranan Humas, Publisitas, dan Iklan
Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus
Bank DKI Syariah Cabang Wahid
Hasyim). Tesis. Universitas Indonesia
Jakarta.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori
Komunikasi. Malang: UMM Press.
Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus
Pilihan. Jakarta: CAPS.
Jogiyanto & Abdillah, Willy. 2014. Konsep dan
Aplikasi PLS (Partial Least Square)
untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta:
BPFE.
Kartajaya, Hermawan. 2000. Marketing Plus
2000, Siasat Memenangkan Persaingan
Global. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2008.
Manajemen
Pemasaran.
Jakarta:
Erlangga.
Nielsen, AC. 2000. EPIC Dimensions of
advertising Effectiveness. AC Nielsen
Ads@work.
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip
Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Russell, J. Thomas. 2009. KLEPPNER:
Prosedur Periklanan. Jakarta: Indeks.
Saleh, Akh. Muwafiq. 2010. Public Service
Communication. Malang: UMM Press.
Shimp, Terence A. 2014. Komunikasi
Pemasaran Terpadu Dalam Periklanan
dan Promosi. Jakarta: Salemba Empat.
Sinaga, Inggrid. 2014. The Effect of Marketing
Public Relations on Brand Image. Jurnal
Akuntansi, Ekonomi, dan Manajemen
Bisnis, vol. 2, no. 2.
Skard, Siv & Thorbjornsen, Helge. 2014. Is
Publicity
Always
Better
than
Advertising? The Role of Brand
Reputation in Communicating Corporate
Social Responsibility. Journal of
Business Ethics, vol. 124, issue 1, hlm.
149-160.
Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri. 2011.
Generasi
Baru
Mengolah
Data
Penelitian Dengan Partial Least Square
Path Modeling: Aplikasi dengan
Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual
PLS. Jakarta: Salemba Infotek.
73
Download