Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 PENGARUH TERPAAN PUBLISITAS DAN TERPAAN PERIKLANAN TERHADAP CITRA LAYANAN KEPABEANAN BARANG KIRIMAN IMPOR PADA KANTOR POS LALU BEA YOGYAKARTA Yusuf Safingi, Sutopo, Yulius Slamet Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta [email protected] ABSTRAK Publisitas dan periklanan merupakan bagian dari komunikasi massa. Dimana publisitas dan periklanan bermaksud menyebarkan suatu informasi tertentu kepada publik menggunakan media massa. Publisitas dan periklanan yang dilakukan secara intens dapat mempengaruhi persepsi khalayak, tentunya yang diharapkan adalah timbulnya persepsi yang positif, mempertahankan persepsi yang baik dan merubah persepsi yang negatif. Jika semua hal tersebut dapat dikelola dengan baik, tentunya yang diharapkan selanjutnya adalah terciptanya citra yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang secara teoritis diduga berpengaruh terhadap citra layanan, yaitu terpaan publisitas dan terpaan periklanan dengan dimediasi oleh persepsi consignee. Permasalahan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Pengaruh terpaan publisitas terhadap citra layanan, 2) pengaruh terpaan periklanan terhadap citra layanan, 3) Pengaruh persepsi consignee terhadap citra layanan, 4) Pengaruh terpaan publisitas terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi, dan 5) Pengaruh terpaan periklanan terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Responden sebanyak 100 orang, metode pengambilan sampling menggunakan jenis Accidental Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknis analisis data utama untuk pengujian hipotesis menggunakan Part Least Square-Path Modelling (PLS-PM). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 2,3993). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan periklanan terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 0,5186). Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi consignee terhadap citra layanan (nilai t-statistik sebesar 8,3743). Terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi (nilai pengaruh total sebesar 0,5149). Dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan periklanan terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi (nilai pengaruh total sebesar 0,1857). Kata Kunci : terpaan publisitas, terpaan periklanan, persepsi consignee, citra layanan ABSTRACT Publicity and advertising is a part of the mass communication. Where publicity and advertising means to spread specific information to the public using the mass media. Publicity and advertising conducted by the intense can affect public perception, surely expected is the emergence of a positive perception, maintain good perception and change negative perceptions. If all these things can be managed well, surely expected next is the creation of a good image. 59 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 This research aims to know some factors that theoretically allegedly affect the image of the service, namely publicity attack and advertising attack with mediated by perceptions of consignee. The problems of the proposed research in this research are: 1) the influence of the publicity attack against the service image, 2) influence advertising attack against the service image, 3) the influence of the consignee perception against the service image, 4) Influence publicity attack against the service image by the consignee perception as mediation variable, and 5) Influence advertising attack against the service image by the consignee perception as mediation variable. This research done in the Customs post office of Yogyakarta using quantitative research method. Respondents as much as 100 people, sampling collecting method using accidental sampling type. Data collection method using questionnaires. The Primer Data analysis technical for testing the hypothesis using Part Least Square-Path Modelling (PLS-PM). The study results showed there was a significant influence between the publicity attack against the service image (t- statistics value of 2, 3993). There is not a significant influence between advertising attack against the service image (t-statistics value of 0, 5186). There is a significant influence between the consignee perception against the service (t-statistics value of 8, 3743). There is a significant influence between the publicity attacks against the service image by the consignee perception as mediation variable (the influence value of the total 0, 5149). And there is not a significant influence between advertising attacks against the service image by the consignee perception as mediation variable (the influence value of the total 0, 1857) Key Words : Publicity Attack, Advertising Attack, Consignee Perception, Service Image yang nilainya melebihi batas pembebasan sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan yang berlaku. Kantor pos menjadi salah satu perusahaan jasa ekspedisi yang menangani barang kiriman dari luar negeri, salah satunya adalah Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta. Dari seluruh layanan yang ada di Bea Cukai Yogyakarta, barang kiriman merupakan layanan yang paling dinamis dikarenakan mencakup masyarakat pada umumnya. Dikarenakan hal tersebut, seringkali terjadi komplain akibat penanganan barang kiriman yang dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Bea Cukai Yogyakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai layanan barang kiriman melalui saluran komunikasi massa diantaranya dengan publikasi dan periklanan di berbagai media, baik melalui media massa seperti koran, majalah, radio, internet, televisi, maupun melalui media yang lain seperti melalui leaflet, pameran, dan sebagainya. Publisitas salah satunya ditunjukkan dengan pemberitaan yang ada di media nasional (dalam versi online). Dalam website www.metrotvnews.com dimuat berita dengan judul “Bea Cukai Yogyakarta Musnahkan Barang Ilegal Bernilai Puluhan Juta”. Pemberitaan ini menyoroti mengenai pemusnahan barang impor ilegal yang berasal PENDAHULUAN CUSTOMS (Instansi Kepabeanan) di mana pun di seluruh dunia adalah suatu organisasi yang keberadaannya amat essensial bagi suatu negara, demikian pula dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan Indonesia) adalah suatu instansi yang memiliki peran yang cukup penting dari negara dalam melakukan tugas dan fungsinya untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-barag berbahaya (community protector), melindungi industri tertentu di dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industri sejenis dari luar negeri (industrial assistance), memberantas penyelundupan, dan memungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor untuk kepentingan penerimaan keuangan negara (revenue collector). Salah satu yang menjadi tugas dan tanggung jawab Bea Cukai adalah mengenai barang kiriman dari luar negeri. Barang kiriman mencakup 2 fungsi pokok dari Bea Cukai itu sendiri, yaitu community protector dengan mengawasi barang-barang yang masuk ke dalam daerah pabean di Indonesia dari barangbarang yang terlarang, seperti narkoba dan barang-barang larangan lainnya. Fungsi lainnya adalah revenue collector dengan memungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor untuk kepentingan kas negara bagi barang kiriman 60 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 dari barang kiriman melalui pos dan barang bawaan penumpang melalui bandara. Pemusnahan ini dilakukan dikarenakan barangbarang tersebut masuk kategori barang-barang larangan dan pembatasan. Sedangkan pemusnahan barang yang masuk kategori barang pembatasan dilakukan karena pemilik barang tidak dapat menunjukkan ijin masuk maupun izin edarnya (barang ilegal). Dalam berita tersebut juga mencantumkan pernyataan dari Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta yang menyatakan bahwa jumlah barang-barang ilegal yang masuk ke Indonesia setiap tahunnya selalu menurun. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi pemahaman masyarakat bahwa setiap barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia harus memiliki dokumen perizinan. Publisitas dan periklanan yang dilakukan secara intens dapat mempengaruhi persepsi khalayak, dalam hal ini mengenai edukasi barang kiriman dari luar negeri. Tentu yang diharapkan adalah timbulnya persepsi yang positif, mempertahankan persepsi yang baik dan merubah persepsi yang negatif. Media massa dengan segala bentuknya dapat membentuk persepsi yang serupa antar warga kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal komunikasi pemasaran pengaruh media iklan di media massa, kemasan produk, papan reklame, dan sebagainya mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu produk, merek, atau jasa. Semua kegiatan tersebut diatas tentunya membutuhkan tim humas yang solid dan kredibel. Salah satu persyaratan untuk menjadi anggota humas yang baik adalah kemampuannya berkomunikasi secara luwes dan apik. Humas sebagai garda terdepan dalam menghadapi publiknya, sehingga baik buruknya citra suatu organisasi juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan anggota humas dalam berkomunikasi. Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terpaan publisitas, terpaan periklanan, dan persepsi consignee terhadap pembentukan citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. Penelitian mengenai keterkaitan variabel terpaan publisitas, terpaan periklanan, dan persepsi consignee dengan citra dinilai sangat penting terutama bagi pihak manajemen Bea Cukai. KERANGKA TEORITIS Terpaan Publisitas dan Citra Hasan (2013) mengatakan bahwa banyak perusahaan menggunakan publisitas sebagai pelengkap dari periklanan untuk menginformasikan kepada berbagai macam publik sasarannya mengenai perusahaan tersebut dan produknya serta untuk membantu membangun kredibilitas dan citra perusahaan. Publisitas merupakan usaha untuk menstimulasi permintaan sebuah produk atau jasa dengan cara menyampaikan berita yang signifikan dan bersifat komersial, merancang berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau setiap produknya. Kotler dan Keller (2008) menyebut publisitas sebagai pemasaran hubungan masyarakat (marketing public relations). Publisitas digunakan untuk mendukung promosi dan pembentukan citra produk atau korporat. Marketing public relations bukan sekedar publisitas sederhana, tetapi memainkan peran penting dalam tugas untuk: (1) Meluncurkan produk baru, (2) Mereposisi produk yang sudah dewasa/matang, (3) Membangun minat dalam kategori produk, (4) Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, (5) Mempertahankan produk yang menghadapi masalah publik, dan (6) Membangun citra korporat dengan cara yang mencerminkan kesukaan dalam produknya. Terpaan Periklanan dan Citra Rencana Periklanan yang efektif merupakan perpanjangan dari sasaran pemasaran perusahaan. Lazimnya periklanan berfungsi untuk membantu mengembangkan atau memelihara kesadaran produk, membangun perusahaan dan citra merk, serta memberikan informasi produk yang membedakan satu merk dari yang lain. (Russell et.al, 2009) Secara umum, riset telah menemukan bahwa pihak eksekutif menghargai identitas nama dan membangun citra adalah dua fungsi yang paling penting dalam periklanan perusahaan. Iklan pencitraan perusahaan diarahkan untuk tidak sekedar membuat konsumen merasa nyaman dengan perusahaan, tetapi juga digunakan untuk meningkatkan 61 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 volume penjualan dan kinerja keuangan (Shimp, 2014). Sependapat dengan Shimp, Hasan (2013) juga menyatakan fungsi utama dari iklan adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Kualitas iklan ditentukan oleh kemampuannya sebagai: public presentation, pervasiveness message, amplified epressiveness, dan impersonality communication. Pervasiveness message merupakan pesan iklan yang sama yang diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi dan karenanya dapat membangun citra produk/perusahaan/merek dalam jangka panjang. Anggoro (2005) mengemukakan bahwa citra produk yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatankegiatan periklanan. Skard dan Thorbjornsen (2014) melakukan penelitian dengan judul: “Is Publicity Always Better than Advertising? The Role of Brand Reputation in Communicating Corporate Social Responsibility”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas publisitas dibandingkan dengan periklanan mengenai reputasi merk dalam kegiatan Corporate Social Responbility (CSR). Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sumber efek dalam komunikasi Corporate Social Responbility (CSR) bergantung pada reputasi merk yang sudah ada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber non-perusahaan (publisitas) menghasilkan evaluasi merk yang lebih positif dari pada sumber yang berasal dari perusahaan (iklan) ketika sponsor memiliki reputasi yang baik. Namun efek sebaliknya terjadi ketika reputasi merk rendah dan sponsor mempunyai reputasi yang buruk, maka sumber yang berasal dari perusahaan (iklan) menghasilkan evaluasi merk yang lebih positif daripada sumber nonperusahaan (publisitas). Ali (2014) melakukan penelitian dengan judul: “Peranan Publisitas Terhadap Citra PT. Bank Aceh”. Penelitian dilakukan di Bank Aceh membahas mengenai pengaruh publisitas yang dilakukan oleh manajemen Bank Aceh terhadap citra Bank Aceh itu sendiri. Sampel diambil dari nasabah tabungan bank Aceh dengan metode convenience sampling. Alat analisis yang digunakan menggunakan regresi linear sederhana. Penelitian menemukan bahwa publisitas berpengaruh positif terhadap citra Bank Aceh. Semakin tinggi intensitas publisitas bank tersebut, akan semakin baik pula citra perusahaan perbankan tersebut di mata nasabahnya. Hubungan antara publisitas dengan citra Bank Aceh tergolong tinggi. Hasil pengujian statistik uji t menunjukkan nilai t hitung sebesar 10,161. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka sebesar 1,984. Karena nilai t-hitung > ttabel (10,161 > 1,984) maka hipotesis Ha diterima, sebaliknya hipotesis Ho ditolak yang berarti publisitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra Bank Aceh. Destimanto (2007) melakukan penelitian dengan judul: “Hubungan Peranan Humas, Publisitas, dan Iklan Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim)”. Penelitian ini bertujuan untuk Persepsi dan Citra Public relations adalah upaya untuk “memanajemeni persepsi” publik agar mengarah kepada citra yang diinginkan atau diharapkan melalui strategi yang tepat dan aktivitas komunikasi yang efektif (Saleh, 2010). Masih menurut Saleh (2010), citra adalah sebuah kekuatan bagi organisasi, artinya citra mempunyai kemampuan di luar perusahaan yang dapat menambah kekuatan bagi produk barang maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu citra memiliki peran penting bagi suatu organisasi atau perusahaan karena dapat mempengaruhi persepsi konsumen atau pelanggan. Citra sebagai kesan yang akan disimpan dalam ingatan konsumen dan kemudian menjadi pengalaman masa lalu bagi pelanggan. Untuk itu apabila pengalaman yang dicipta baik maka akan membentuk citra yang baik pula, demikian juga sebaliknya. Ruslan (2012) menyatakan bahwa landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individuindividu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas, yaitu yang sering dinamakan citra (image). HASIL PENELITIAN TERKAIT 62 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 mengetahui: (1) Hubungan antara variabel humas dengan variabel citra perusahaan, (2) Hubungan antara variabel publisitas dengan variabel citra perusahaan, dan (3) Hubungan antara variabel iklan dengan variabel citra perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diuji yaitu: variabel humas, publisitas, dan iklan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen citra perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel humas memiliki hubungan yang paling kuat terhadap variabel citra perusahaan, disusul variabel publisitas kemudian variabel iklan. Dari penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa meskipun seluruh variabel independen memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel dependen, tetapi hasilnya tidak terlalu kuat, sehingga untuk dapat meningkatkan citra perusahaan diperlukan kombinasi atau gabungan dari beberapa variabel dan tidak bisa hanya dilakukan dengan satu variabel saja. negeri yang melewati Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Lebih spesifik lagi adalah consignee (penerima barang) yang karena statusnya terkena bea masuk dan pajak dalam rangka impor serta barang kiriman yang terkena larangan dan pembatasan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis accidental sampling, yaitu cara untuk memperoleh ukuran sampel dari mereka yang telah memenuhi kriteria populasi yang kebetulan ditemui atau yang ada di suatu tempat (Hamidi, 2010: 138). Oleh karena itu, sampel yang diambil adalah mereka yang datang ke Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta dan akan mengurus paket kiriman dari luar negeri. Pada analisis PLS, penentuan jumlah sampel dapat ditentukan dengan besaran 5-10 kali dari parameter yang diestimasi. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 yang merupakan pembulatan dari jumlah seluruh indikator/pernyataan sebanyak 14 x 7 = 98. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teoritis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terpaan publisitas berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. 2. Terpaan periklanan berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. 3. Persepsi consignee berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. 4. Terpaan publisitas berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi. 5. Terpaan periklanan berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi. Teknik Pengumpulan Data dan Skala Pengukuran Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field research), dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan kuesioner. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu Terpaan Publisitas, Terpaan Periklanan, Persepsi Consignee, dan Citra Layanan. Masing-masing pertanyaan/pernyataan disediakan alternatif pilihan jawaban yang akan dipilih oleh responden. Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert (Likert scale) dengan interval 1-5. Skala tersebut dimaksudkan untuk memberikan skor atau bobot terhadap masing-masing alternatif pilihan jawaban dalam bentuk tingkat kesetujuan, tingkat keseringan, familiar atau tidak dan tingkat kepercayaan pada masingmasing item pernyataan yang tertera pada kuesioner penelitian. Makin tinggi angka yang dipilih sebagai jawaban dalam kuesioner maka semakin tinggi pula skor yang didapat. METODE Populasi dan Penarikan Sampel Penelitian ini dilakukan di Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua consignee (penerima barang) paket kiriman dari luar 63 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 6. Melakukan analisa terhadap model yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui hubungan antara konstrak dengan indikator, serta hubungan antara konstrak yang dihipotesiskan (pengembangan/penggabungan beberapa teori) dapat dilakukan secara simultan maka digunakan aplikasi XL-Stat. Penggunaan metode PLS-PM dapat pula digunakan untuk pengukuran error yang terjadi dalam model. Peralatan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode part least square path modelling (PLS-PM). Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan menjelaskan hubungan teoritikal diantara kedua variabel. PLS adalah metoda regresi yang dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang merupakan kombinasi variabel X sebagai penjelas dan variabel Y sebagai variabel respon. PLS merupakan alternatif yang lebih baik dibandingkan regresi berganda dan metode regresi PCA karena menghasilkan parameter model yang lebih kokoh tanpa mengubah atau mengkalibrasi ulang sampel dari populasi (Jogiyanto dan Abdillah, 2014). Yamin dan Kurniawan (2011), menyatakan bahwa apabila landasan teori hubungan antar variabel cukup kuat maka metode Structural Equation Modelling (SEM) lebih tepat. Sedangkan, apabila hubungan antar variabel masih bersifat tentatif, maka penggunaan PLS-PM lebih tepat. Kelebihan yang lain penggunaan PLS-PM (jika dibandingkan dengan SEM) adalah kemampuan untuk digunakan sebagai prediksi model. Urutan tahapan dalam penelitian menggunakan Part Least Square Path Modeling (PLS-PM) adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan hipotesis terkait dugaan keterkaitan variabel citra layanan dengan variabel-variabel yang lainnya. Penetapan variabel yang dianggap mempunyai hubungan atau pengaruh dilakukan melalui studi literatur. 2. Menyusun definisi tentang variabel laten/konstrak yang berpengaruh atau adanya keterkaitan hubungan dengan variabel citra layanan. 3. Menyusun dan menetapkan indikator sebagai indikator alat ukur dari variabel laten atau konstrak. 4. Menyusun kuesioner 5. Melakukan pre-test (uji validitas dan reliabilitas) terhadap kuesioner dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap indikator pertanyaan atau pernyataan tersebut memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan memiliki keandalan yang tinggi. Variabel dan Indikator Variabel Variabel yang diteliti dalam penelitian ini ada empat yang terdiri dari variabel independen, variabel mediasi, dan variabel dependen. Variabel independennya adalah Terpaan Publisitas (X1) dan Terpaan Periklanan (X2), variabel mediasinya yaitu Persepsi Consignee (M), dan variabel dependennya adalah Citra Layanan (Y). Terpaan Publisitas (X1) merupakan informasi yang diterima oleh konsumen mengenai pemberitaan Bea Cukai Yogyakarta khususnya mengenai layanan barang kiriman dari luar negeri yang diperoleh dari media. Media sendiri memperoleh informasi tersebut dari sumber luar karena informasi tersebut memiliki nilai berita. Hal ini merupakan metode penempatan pesan di media yang tidak dapat dikendalikan karena sumber tidak membayar media untuk penempatannya. Kriteria yang digunakan untuk mengukur terpaan publisitas menggunakan pendapat dari Kotler dan Keller (2008), yaitu: hubungan pers, publisitas produk, dan komunikasi korporat. Terpaan periklanan (X2) adalah informasi yang diterima oleh konsumen dari kombinasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individuindividu yang ditujukan kepada sebagian ataupun seluruh masyarakat. Kriteria yang digunakan untuk mengukur variabel terpaan periklanan diadaptasi dari model EPIC Nielsen, yaitu: empati, impact, dan komunikasi. Persepsi (M) adalah proses dimana individu menseleksi, mengorganisir dan menginterprestasikan rangsangan kesan sensorik dan pengalaman masa lampau untuk memberikan gambaran terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Kriteria yang digunakan untuk mengukur variabel 64 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 persepsi menggunakan pendapat dari Robbins (2002) yaitu: pengalaman masa lalu, kepribadian, kepentingan, dan harapan. Citra (Y) adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta dan kenyataan. Citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Kriteria yang digunakan untuk mengukur variabel citra menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Kartajaya (2000) yaitu: reputation, recognition, affinity, dan brand loyalty. item, yaitu untuk mengetahui apakah item-item pernyataan yang dimuat dalam kuesioner penelitian valid atau tidak. Pengujian validitas kuesioner didasarkan pada perbandingan nilai r hitung dan nilai r tabel. Nilai r hitung dicari dengan mencari nilai korelasi antara skor alternatif pilihan jawaban responden pada item pernyataan tertentu dengan total skor item dalam variabel terkait. Selanjutnya nilai korelasi hitung (r hitung) tersebut dibandingkan dengan nilai kritis r product moment (r tabel), dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r tabel, maka item pernyataan dalam variabel tertentu dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel, maka item pernyataan dalam variabel tertentu dinyatakan tidak valid. Tabel r dalam penelitian ini menggunakan 30 responden dengan α = 0,05 didapat r tabel sebesar 0,3061. Suatu item pernyataan dikatakan valid ketika r hitung > r tabel. Hasil pengujian validitas untuk masingmasing item pernyataan pada setiap variabel laten yang diringkas dapat dilihat pada tabel berikut: HASIL Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap sampel penelitian sebanyak 30 responden. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas Tabel 1. Hasil Uji Validitas Item Variabel rhitung rtabel Pertanyaan P1 0,355 0,3061 P2 0,340 0,3061 P3 0,429 0,3061 P4 0,402 0,3061 Terpaan P5 0,714 0,3061 Publisitas P6 0,624 0,3061 (X1) P7 0,439 0,3061 P8 0,539 0,3061 P9 0,571 0,3061 P10 0,558 0,3061 P11 0,740 0,3061 P12 0,592 0,3061 P13 0,645 0,3061 P14 0,755 0,3061 P15 0,586 0,3061 Terpaan Periklanan (X2) P16 0,613 0,3061 P17 0,597 0,3061 P18 0,586 0,3061 P19 0,679 0,3061 P20 0,683 0,3061 P21 0,661 0,3061 P22 0,730 0,3061 Persepsi Consignee (M) P23 0,698 0,3061 P24 0,675 0,3061 65 Keterangan Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 Item Pertanyaan P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Citra Layanan (Y) P34 P35 P36 P37 P38 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Variabel rhitung rtabel Keterangan 0,760 0,602 0,643 0,624 0,548 0,339 0,782 0,871 0,854 0,819 0,763 0,813 0,700 0,667 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Item pertanyaan valid Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner penelitian lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kritis r product moment (r tabel). Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua item pertanyaan/pernyataan dari variabel Terpaan Publisitas (X1), Terpaan Periklanan (X2), Persepsi Consignee (M), dan Citra Layanan (Y) dinyatakan valid, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas No Variabel Hasil Uji 1 Terpaan Publisitas (X1) 0,668 2 Terpaan Periklanan (X2) 0,846 3 Persepsi Consignee (M) 0,822 4 Citra Layanan (Y) 0,897 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Dari hasil analisis pada tabel 2 di atas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai nilai Croanbach’s Alpha yang cukup besar. Nilai alpha kritis untuk uji reliabilitas adalah sebesar 0,600. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600, maka dapat dimaknai bahwa semua pertanyaan/pernyataan pengukur variabel-variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dan layak untuk digunakan. Keterangan Item pertanyaan reliabel Item pertanyaan reliabel Item pertanyaan reliabel Item pertanyaan reliabel menggunakan Partial Least Square Parth Modelling (PLS-PM) dengan menggunakan efek mediasi. Efek mediasi merupakan hubungan antara konstruk eksogen dan konstruk endogen melalui variabel penghubung atau antara. Artinya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen bisa secara langsung tetapi juga bisa melalui variabel penghubung atau mediasi. Pengujian efek mediasi melewati tiga tahapan model, yaitu: 1. Model pertama, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y). 2. Model kedua, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel mediasi (M). 3. Model ketiga, menguji secara simultan pengaruh variabel eksogen (X) dan mediasi (M) terhadap variabel endogen (Y). Dalam analisis PLS terdiri dari dua sub model, yaitu: model pengukuran (measurement Pemodelan Part Least Square Path Modelling (PLS-PM) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Terpaan Publisitas (X1) dan Terpaan Periklanan (X2) terhadap Citra Layanan (Y) dengan dimediasi oleh variabel Persepsi Consignee (M). Model yang digunakan dalam penelitian ini 66 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 model) atau sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut inner model. Evaluasi outer model dapat dilakukan melalui validitas isi (content validity), validitas convergent, dan validitas discriminant dari indikator pembentuk konstruk laten serta indikator reliability, composite reliability, dan cronbach alpha untuk indikator bloknya. Sedangkan Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya persentase variance Indikator Variabel X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 M1.1 M1.2 M1.3 M1.4 M1.5 M1.6 M1.7 M1.8 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai RSquare untuk konstruk laten endogen. Pengujian terhadap reliabilitas item dapat dilihat dari nilai loading factor. Menurut Chin and newsteed (1999) suatu indikator dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika berkolerasi atau memiliki nilai loading factor lebih dari 0,7 dengan konstruk yang diukurnya. Namun demikian nilai 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap cukup. Tabel 3. Nilai Loading Factor Model Pengukuran Konstruk Variabel Laten Terpaan Terpaan Persepsi Publisitas Periklanan Consignee 0.4688 0.3783 0.7285 0.6390 0.5021 0.8333 0.4750 0.4014 0.7288 0.6503 0.4625 0.7329 0.5880 0.5927 0.7764 0.6688 0.5719 0.7568 0.6595 0.4838 0.7999 0.5478 0.4692 0.7678 0.4589 0.2952 0.7181 0.5137 0.5108 0.7873 0.6097 0.4716 0.8322 0.5902 0.4523 0.8073 0.5489 0.3194 0.7608 0.6234 0.4189 0.8231 0.4776 0.4049 0.7579 0.5704 0.4689 0.8069 0.6767 0.5142 0.7821 0.5449 0.3997 0.7810 0.5542 0.4292 0.7173 0.6754 0.4974 0.8442 0.5123 0.5412 0.8388 0.5371 0.4695 0.8772 0.5907 0.5224 0.8717 0.5048 0.4118 0.7540 0.4916 0.5038 0.7910 0.4773 0.4696 0.7807 0.4538 0.3491 0.8260 0.4744 0.4147 0.7570 0.4919 0.4232 0.6432 0.6226 0.4866 0.6986 0.5217 0.4272 0.6306 0.5791 0.4978 0.6268 0.5555 0.5332 0.6581 0.5222 0.4949 0.5941 0.5500 0.5009 0.6889 0.4747 0.3757 0.6569 67 Citra Layanan 0.3983 0.5320 0.4563 0.5241 0.5698 0.5154 0.4958 0.4954 0.3498 0.5753 0.5314 0.3959 0.2846 0.4202 0.3795 0.4456 0.5300 0.4310 0.4118 0.5433 0.6689 0.7226 0.6996 0.5089 0.6683 0.6072 0.6426 0.6637 0.8053 0.8229 0.8130 0.7994 0.7945 0.7627 0.8806 0.7634 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 Indikator Variabel Terpaan Publisitas Y1.9 0.5088 Y1.10 0.4264 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Konstruk Variabel Laten Terpaan Persepsi Periklanan Consignee 0.4545 0.6311 0.3944 0.5899 Dari hasil output cross-loading diatas menunjukkan bahwa semua konstruk menghasilkan nilai loading factor > 0,70 yang berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid. Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk lainnya. Hal tersebut sebagaimana yang tertera dalam tabel 3 diatas. Pada tujuan konstruk terpaan publisitas, terlihat Variabel Laten Terpaan Publisitas (X1) Terpaan Periklanan (X2) Persepsi Consignee (M) Citra Layanan Citra Layanan 0.7988 0.7989 bahwa nilai loading factor lebih besar dibandingkan dengan nilai loading factor yang ada pada konstruk terpaan periklanan, persepsi consignee, dan citra layanan. Hal tersebut terlihat pula dari konstruk yang dituju baik konstruk terpaan periklanan, persepsi consignee, maupun citra layanan selalu menunjukkan nilai loading factor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai loading factor dari konstruk-konstruk lainnya. Tabel 4 Nilai Outer Model (Weights) Indikator Outer Weight Variabel X1.1 0.0999 X1.2 0.1246 X1.3 0.1036 X1.4 0.1148 X1.5 0.1289 X1.6 0.1255 X1.7 0.1035 X1.8 0.1062 X1.9 0.0711 X1.10 0.1303 X2.1 0.1411 X2.2 0.1019 X2.3 0.0757 X2.4 0.1053 X2.5 0.1186 X2.6 0.1242 X2.7 0.1488 X2.8 0.1083 X2.9 0.1063 X2.10 0.1481 M1.1 0.1502 M1.2 0.1637 M1.3 0.1918 M1.4 0.1424 M1.5 0.1536 M1.6 0.1394 M1.7 0.1579 M1.8 0.1527 Y1.1 0.1335 68 Critical Ratio 5.4731 7.8345 6.3717 6.2011 6.9555 6.4438 7.3623 7.1378 6.1915 7.8099 7.2712 6.6152 4.3639 6.9917 5.6484 7.3116 6.1146 6.5741 5.4604 9.1071 9.9698 8.7871 6.2323 6.3785 8.4445 8.5300 6.3682 6.6538 7.9089 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 Indikator Variabel (Y) Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Variabel Laten Dari hasil outer weight diatas dapat dilihat bahwa semua item pernyataan menghasilkan nilai critical ratio > 1,96 yang berarti bahwa semua indikator konstruk memang valid. Evaluasi selanjutnya adalah melihat composite reliability. Statistic yang digunakan Outer Weight Critical Ratio 0.1605 0.1208 0.1381 0.1378 0.1228 0.1593 0.1225 0.1223 0.1362 8.9548 6.5810 7.4389 7.9605 6.9101 8.6627 8.1728 9.0549 7.5543 adalah cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA). Nilai cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA) diatas 0,7 menunjukkan konstrak memiliki reliabilitas atau keandalan yang tinggi sebagai alat ukur. Tabel 5. Nilai Composite Reliability Konstruk Variabel Laten Composite Reliability Terpaan Publisitas 0.9331 Terpaan Periklanan 0.9440 Persepsi Consignee 0.9398 Citra Layanan 0.9487 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Cronbach’s Alpha 0.9199 0.9333 0.9255 0.9388 Berdasarkan hasil pada tabel 5 di atas, diketahui nilai composite reliability dan cronbach alpha konstruk variabel laten terpaan publisitas, terpaan periklanan, persepsi consignee, dan citra layanan seluruhnya diatas 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas. Evaluasi selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap average variance extracted (AVE). AVE menggambarkan besarnya variance yang mampu dijelaskan oleh item-item dibandingkan dengan varian yang disebabkan oleh error pengukuran. Standarnya adalah, bila nilai AVE di atas 0,5 maka dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki convergent validity yang baik. Tabel 6. Nilai AVE Terpaan Terpaan Persepsi Citra Konstruk Variabel Laten Publisitas Periklanan Consignee Layanan Terpaan Publisitas 0.5581 0.3890 0.4271 0.5834 Terpaan Periklanan 0.5581 0.3177 0.3252 0.6275 Persepsi Consignee 0.3890 0.3177 0.6372 0.6615 Citra Layanan 0.4271 0.3252 0.6372 0.6473 Mean Communalities (AVE) 0.5834 0.6275 0.6615 0.6473 Sumber: Data primer (diolah), 2017 Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa nilai AVE untuk variabel Terpaan Publisitas sebesar 0,5834, nilai AVE untuk variabel Terpaan Periklanan sebesar 0,6275, nilai AVE untuk variabel Persepsi Consignee sebesar 0,6615, dan nilai AVE untuk variabel Citra Layanan sebesar 0,6473. Semua nilai AVE konstrak tersebut lebih besar dari 0,5, 69 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 maka dikatakan memiliki sifat convergent validity yang baik. Evaluasi selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap model struktural atau biasa disebut inner model. Tabel 7 Model Assessment Mean Mean Latent variable Type (Manifest R² Communalities variables) (AVE) Terpaan Publisitas Exogenous 3.9603 0.5834 Terpaan Periklanan Exogenous 4.2388 0.6275 Persepsi Consignee Endogenous 5.1491 0.4106 0.6615 Citra Layanan Endogenous 5.5684 0.6778 0.6473 Mean 0.5442 0.6282 Sumber: Data Primer (Diolah), 2017 Berdasarkan hasil output tabel 7 di atas diperoleh nilai R-square untuk variabel citra layanan sebesar 0,6778 yang berarti bahwa pengaruh variabel terpaan publisitas, terpaan periklanan, dan persepsi consignee terhadap citra layanan sebesar 68% dan sisanya 32% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Lebih lanjut diperoleh nilai R-square untuk variabel persepsi consignee sebesar 0,4106 yang berarti bahwa pengaruh variabel terpaan publisitas dan terpaan periklanan terhadap persepsi consignee sebesar 41,7%. Berdasarkan tabel diatas dapat pula dilihat bahwa nilai average variances extracted (AVE) untuk semua variabel > 0,50 yang berarti sudah memenuhi syarat yang direkomendasikan. Tabel 8 Path Coefficients Persepsi Consignee Latent variable Value Standard error t Pr > |t| Critical ratio (CR) Intercept 0.0000 0.0776 0.0000 1.0000 0.5871 Terpaan Publisitas 0.4587 0.1173 3.9114 0.0002 3.3436 Terpaan Periklanan 0.2210 0.1173 1.8842 0.0625 1.3830 Sumber: Data Primer (Diolah), 2017 Tabel 9 Path Coefficients Citra Layanan Latent variable Value Standard error t Pr > |t| Critical ratio (CR) Intercept 0.0000 0.0576 0.0000 1.0000 2.3502 Terpaan Publisitas 0.2250 0.0938 2.3993 0.0184 1.9249 Terpaan Periklanan 0.0460 0.0887 0.5186 0.6053 0.4337 Persepsi Consignee 0.6320 0.0755 8.3743 0.0000 4.8987 Sumber: Data Primer (Diolah), 2017 Berdasarkan hasil output path coefficients pada tabel 8 dan 9 diatas terlihat bahwa terpaan publisitas berpengaruh langsung dan signifikan terhadap citra layanan dengan nilai t-statistic yang dihasilkan 2,3993 > 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,2250. Lebih lanjut terpaan publisitas berpengaruh signifikan terhadap persepsi consignee dengan nilai t-statistic yang dihasilkan 3,9114 > 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,4587. Sedangkan terpaan periklanan tidak berpengaruh langsung dan signifikan terhadap citra layanan dengan nilai t-statistic yang dihasilkan 0,5186 < 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,0460. Selanjutnya terpaan periklanan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi consignee dengan 70 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 nilai t-statistic sebesar 1,8842 > 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,2210. Selanjutnya persepsi consignee berpengaruh signifikan terhadap citra layanan dengan nilai t-statistic yang dihasilkan 8,3743 > 1,96 dan nilai path koefisiennya sebesar 0,6320. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat diterima. H5: Terpaan Periklanan berpengaruh signifikan terhadap Citra Layanan dengan Persepsi Consignee sebagai variabel mediasi Hasil perhitungan diperoleh hasil pengaruh total antara Terpaan Periklanan terhadap Citra Layanan yang dimediasi oleh Persepsi Consignee sebesar 0,1857 < 0,195. Hal tersebut membuktikan bahwa Persepsi Consignee tidak dapat menjadi variabel mediasi antara Terpaan Periklanan dan Citra Layanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima ditolak. PEMBUKTIAN HIPOTESIS H1: Terpaan Publisitas berpengaruh signifikan terhadap Citra Layanan Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik sebesar 2,3993. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terpaan publisitas berpengaruh signifikan terhadap citra layanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. H2: Terpaan Periklanan berpengaruh signifikan terhadap Citra Layanan Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik sebesar 0,5186. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terpaan periklanan tidak berpengaruh signifikan terhadap citra layanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak. H3: Persepsi Consignee berpengaruh signifikan terhadap Citra Layanan Hasil perhitungan menunjukkan nilai t-statistik sebesar 8,3743. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96 pada tingkat keyakinan 5%. Hal tersebut menunjukkan persepsi consignee berpengaruh signifikan terhadap citra layanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima. H4: Terpaan Publisitas berpengaruh signifikan terhadap Citra Layanan dengan Persepsi Consignee sebagai variabel mediasi Hipotesis dikatakan berpengaruh apabila total antara pengaruh langsung dan tidak langsung > r tabel (0,195). Hasil perhitungan diperoleh hasil pengaruh total antara Terpaan Publisitas terhadap Citra Layanan yang dimediasi oleh Persepsi Consignee sebesar 0,5149 > 0,195. Hal tersebut membuktikan bahwa Persepsi Consignee dapat menjadi variabel mediasi antara Terpaan Publisitas dan Citra Layanan. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Terpaan Publisitas terhadap Citra Layanan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t-statistik sebesar 2,3993 dan lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Nilai koefisien sebesar 0,2250 menunjukkan arah pengaruh variabel Terpaan Publisitas memiliki pengaruh positif, artinya semakin tingginya terpaan publisitas yang diterima akan semakin meningkatkan citra layanan. Selain itu, dapat diartikan juga bahwa citra layanan akan meningkat sebesar 0,2250 setiap kenaikan terpaan publisitas satu-satuan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014) yang menyatakan bahwa publisitas yang dilakukan telah terbukti membawa pengaruh positif terhadap citra institusi Bank Aceh. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Skard dan Thorbjornsen (2014) yang meneliti tentang efektifitas publisitas dibandingkan dengan periklanan mengenai reputasi merk dalam kegiatan Corporate Social Responsibility. Hasil penelitian membuktikan bahwa publisitas lebih berpengaruh dari pada periklanan dalam mempengaruhi citra merk. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2014) yang menguji pengaruh antara marketing public relations terhadap brand image juga membuktikan bahwa faktor publikasi, faktor berita, faktor sponsorship, dan faktor media identitas berpengaruh signifikan terhadap brand image. Dari hasil regresi parsial juga diketahui faktor publikasi merupakan faktor yang dominan terhadap brand image. Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini yang 71 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 menyimpulkan bahwa terpaan publisitas berpengaruh terhadap citra layanan barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta. Dalam penelitian ini juga menguji pengaruh Terpaan Periklanan terhadap Citra Layanan kepabeanan barang kiriman dari luar negeri. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tstatistik sebesar 0,5186 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96. Kesimpulan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Destimanto (2007). Hasil penelitian dari Destimanto menyimpulkan bahwa iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra Bank DKI Jakarta cabang Wachid Hasyim. Penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Skard dan Thorbjornsen (2014). Meskipun besarnya pengaruh terhadap citra merk/layanan lebih besar publisitas dari pada periklanan, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa periklanan mempunyai pengaruh terhadap citra merk/layanan. Anggoro (2005: 236) juga mengemukakan bahwa citra produk/layanan yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatankegiatan periklanan. luar negeri tidak memberikan pengaruh terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor itu sendiri. 3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi consignee terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Hasil ini dibuktikan dengan nilai t-statistik sebesar 8,3743 pada tingkat kesalahan 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik konsumen dalam mempersepsikan layanan barang kiriman luar negeri pada Bea Cukai Yogyakarta maka akan semakin meningkatkan citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. 4. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengaruh total antara terpaan publisitas terhadap citra layanan yang dimediasi oleh persepsi consignee sebesar 0,5149 > r tabel (0,195). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan publisitas yang diterima oleh konsumen maka akan semakin meningkatkan persepsi yang baik dari konsumen terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. 5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan periklanan terhadap citra layanan dengan persepsi consignee sebagai variabel mediasi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengaruh total antara terpaan periklanan terhadap citra layanan yang dimediasi oleh persepsi consignee sebesar 0,1857 < r tabel (0,195). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terpaan periklanan mengenai barang kiriman dari luar negeri yang diterima oleh konsumen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor yang dimediasi oleh variabel persepsi consignee. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan publisitas terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Hasil ini dibuktikan dengan nilai t-statistik sebesar 2,3993 pada tingkat kesalahan 5 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan publisitas mengenai Bea Cukai Yogyakarta yang diterima konsumen akan semakin meningkatkan citra layanan kepabeanan barang kiriman impor. 2. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan periklanan terhadap citra layanan kepabeanan barang kiriman impor pada Kantor Pos Lalu Bea Plemburan Yogyakarta. Hasil ini dibuktikan dengan nilai t-statistik sebesar 0,5186 pada tingkat kesalahan 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terpaan periklanan yang diterima oleh konsumen mengenai barang kiriman dari DAFTAR RUJUKAN Ali, Sulaiman M. 2014. Peranan Publisitas Terhadap Citra PT. Bank Aceh. Jurnal 72 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 5 Juni 2017 Ekonomi Manajemen dan Bisnis, vol. 2, no. 2, hlm 367-380. Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Chin, W. W., and Newsted, P. R. 1999. Structural Equation Modeling Analysis With Small Samples Using Partial Least Squares. In Hoyle, R. (Ed.), Statistical Strategies For Small Samples Research (pp. 307-341). Thousand Oaks, CA:Sage. Destimanto, M. Ekayasa. 2007. Hubungan Peranan Humas, Publisitas, dan Iklan Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim). Tesis. Universitas Indonesia Jakarta. Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press. Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Jakarta: CAPS. Jogiyanto & Abdillah, Willy. 2014. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE. Kartajaya, Hermawan. 2000. Marketing Plus 2000, Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Nielsen, AC. 2000. EPIC Dimensions of advertising Effectiveness. AC Nielsen Ads@work. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Russell, J. Thomas. 2009. KLEPPNER: Prosedur Periklanan. Jakarta: Indeks. Saleh, Akh. Muwafiq. 2010. Public Service Communication. Malang: UMM Press. Shimp, Terence A. 2014. Komunikasi Pemasaran Terpadu Dalam Periklanan dan Promosi. Jakarta: Salemba Empat. Sinaga, Inggrid. 2014. The Effect of Marketing Public Relations on Brand Image. Jurnal Akuntansi, Ekonomi, dan Manajemen Bisnis, vol. 2, no. 2. Skard, Siv & Thorbjornsen, Helge. 2014. Is Publicity Always Better than Advertising? The Role of Brand Reputation in Communicating Corporate Social Responsibility. Journal of Business Ethics, vol. 124, issue 1, hlm. 149-160. Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian Dengan Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS. Jakarta: Salemba Infotek. 73