PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS PUTIH

advertisement
PENGARUH PEMBERIAN INFUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera)
PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
OLEH :
FITRA ZULFIKAR
11711089
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
THE EFFECT OF MORINGA (Moringa oleifera) INFUSION ON SMALL
INTESTINE HISTOPATOLOGY OF WHITE RATS (Rattus norvegicus)
A Scientific Paper Submitted in Partial Fulfillment
Of Requirements for the Medical Scholar Degree in Medical Faculty
Islamic University of Indonesia
Fitra Zulfikar
11711089
MEDICAL FACULTY
ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
PENGARUH INFUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA
GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Fitra zulfikar¹, Zainuri Sabta Nugraha², Kuswati²
¹Mahaiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
²Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
INTISARI
Latar Belakang: Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
Indonesia. Kekurangan gizi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti,
kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Indonesia terkenal
dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Banyak tanaman yang tumbuh dan
dibudidayakan karena memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah tanaman
kelor (Moringa oleifera) yang didalamnya terkandung zat-zat yang dapat memicu
terjadinya proliferasi sel. Terutama sel-sel organ pencernaan, khususnya usus halus
karena disana terdapat vili-vili yang berfungsi untuk menyerap sebagian besar
nutrisi yang kita konsumsi sehari-hari agar dapat masuk kedalam sel-sel tubuh kita.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh paparan infusan daun kelor (Moringa
oleifera) terhadap gambaran histopatologi usus halus pada tikus putih (Rattus
norvegicus).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan
berbasis rancangan post test only group design. Subjek penelitian ini adalah tikus
putih (Rattus norvegicus) yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek berjumlah 10
ekor tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok 5 ekor kelompok kontrol dengan
pemberian aquades dan 5 ekor kelompok perlakuan dengan pemberian infusa daun
kelor 400 mg/KgBB/hari selama 60 hari. Organ yang diamati adalah usus halus
dengan pengecatan H.E. Gambaran mikroskopis berupa panjang dan lebar vili usus
halus yang terlihat kemudian di ukur dan di bandingkan dengan analisis statistik
independent t-test.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok perlakuan dibanding
kelompok kontrol (panjang vili P = 0,838 dan lebar vili P = 0,928).
Kesimpulan: Pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) tidak berpengaruh
terhadap perubahan histopatologi usus halus tikus putih (Rattus norvegicus).
Kata Kunci: Infusan daun kelor, Moringa oliefera, Usus halus
THE EFFECT OF MORINGA (Moringa oleifera) INFUSION ON SMALL
INTESTINE HISTOPATOLOGY OF WHITE RATS (Rattus norvegicus)
Fitra Zulfikar¹, Zainuri Sabta Nugraha², Kuswati²
¹Student of Medical Faculty, Islamic University of Indonesia
²Department of Anatomy, Medical Faculty, Islamic University of Indonesia
ABSTRACT
Background: Malnutrition is one of the health problems that exist in Indonesia.
Nutritional deficiencies can be caused by several factors, such as, the quantity and
quality of the food we consume daily. Indonesia is famous country with it
biodiversity. Many plants are grown and cultivated because it has many benefits.
One of them are moringa (Moringa oleifera), were contain substances that can
trigger cell proliferation. Especially digestive organs like small intestine, because
it has many of vili which an ability to absorb most of nutrient that we consume daily
to cells in our body.
Objective: To determine the effect of moringa (Moringa oleifera) infusion against
histopathological picture of the small intestine in white rats (rattus norvegicus).
Methods: This study was an experimental used post-test with control group design.
The subjects were white rats (Rattus norvegicus) with inclusion criteria. 10 white
rats divided into 2 groups wich 5 rats entered to the control group with
administration of aquades and 5 others given treated with administration of
Moringa leaf infusion of 400 mg/kgBB/day for 60 days. The observed organs tissue
is small instestine with H.E. staining. Microscopic picture of the vili of small
intestine in length and width form were observed get measured and compared using
independent t-test statistical analysis.
Results: There’s no significant differences in the treatment group than the control
group (vili length P=0.838 and width P=0.928).
Conclusions: Administration of moringa (Moringa oleifera) infusion has not been
affecting the small intestine tissue in white rats (Rattus norvegicus).
Keywords: Moringa leaf infusion, Moringa oliefera, Small instestine
Faktor kedua yaitu, kuantitas
PENDAHULUAN
Gizi buruk merupakan salah
dan kualitas makanan yang kita
satu masalah kesehatan yang masih
konsumsi
ada di Indonesia. Sebanyak 54%
sumber gizi ini dapat kita peroleh dari
penyebab kematian bayi dan balita
berbagai jenis makanan baik hewani
disebabkan oleh keadaan gizi anak
maupun nabati, Sumber makanan
yang buruk. Resiko meninggal dari
nabati ini terutama sangat berlimpah
anak yang bergizi buruk 13 kali lebih
di Indonesia. Banyak tanaman yang
besar
yang
tumbuh dan dibudidayakan karena
normal1. Ada beberapa faktor yang
memiliki manfaat dan nilai ekonomis
mempengaruhi keadaan gizi. Pertama
yang
yaitu, kualitas organ pencernaan.
terutama para petani dan peternak.
Agar gizi yang ada pada makanan
Salah satu tanaman yang memiliki
tersebut terserap dengan baik maka
manfaat ganda, baik sebagai bahan
organ pencernaan kita harus berfungsi
pangan yang bernilai gizi tinggi dan
dengan
juga memiliki khasiat sebagai obat
dibandingkan
baik.
anak
Makanan
harus
sehari-hari.
tinggi
mengalami berbagai perubahan di
adalah
dalam saluran cerna hingga diperoleh
oleifera)3.
bagi
tanaman
Sumber-
masyarakat,
kelor
(Moringa
bentuk-bentuk sederhana yang dapat
Sebagai pakan ternak, kelor
diabsorpsi, untuk selanjutnya dibawa
kaya akan nutrisi yang penting. Hasil
oleh darah atau limfe ke sel–sel tubuh.
penelitian
Perubahan–perubahan
menjadi
penggunaan daun Kelor sebagai
dilakukan
pakan ternak meningkatkan berat
melalui proses pencernaan di dalam
badan hingga 32% dan produksi susu
saluran cerna. Salah satu organ yang
hingga 43-65%4. Bila produksi susu
sangat
absorbsi
di negara-negara berkembang dapat
nutrisi atau gizi tersebut adalah usus
ditingkatkan dengan cara ini, dapat
halus, dimana terdapat vili-vili yang
membantu
berfungsi untuk menyerap molekul-
mengalami defisiensi protein5.
bentuk
sederhana
berperan
ini
dalam
molekul gizi tersebut agar dapat
masuk ke dalam sel2.
menunjukan
banyak
orang
bahwa
yang
Daun Moringa mengandung
asam amino lengkap yang berperan
dalam merangsang sintesis protein
METODE PENELITIAN
dan mencegah defisiensi protein.
tidak signifikan. Hasil yang sama juga
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan
berbasis rancangan posttest only
group design. Pengamatan preparat
dilakukan oleh 1 orang pembaca
untuk
masing-masing
preparat,
dengan menggunakan mikroskop
cahaya Olympus CX 21. Penelitian ini
dilakukan di laboratorium Terpadu
Fakultas Kedokteran Universitas
Islam
Indonesia
dan
telah
mendapatkan persetujuan Komite
Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Islam
Indonesia.
Nomor:
29/Ka.Kom.Et/70/KE/I/2016.
Sampel yang diambil pada
penelitian ini adalah tikus putih
(Rattus norvegicus) galur SpragueDawley yang dikembangkan oleh
Laboratorium Fakultas Farmasi
Universitas Islam Indonesia yang
memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Kriteria
inklusi
pada
ditemukan penurunan berat badan
penelitian ini adalah tikus yang sehat
tikus yang diberikan ekstrak air daun
dan tidak cacat, berumur 1 bulan dan
kelor dibandingkan dengan grup
memiliki berat 40-60 gram. Kriteria
kontrol
distilled
eksklusi mencakup tikus mati dalam
water7. Hal tersebut bertentangan
penelitian dan tikus sakit dalam
dengan teori-teori sebelumnya di atas,
penelitian.
Daun
Moringa
mempunyai
kandungan Zeatin yang merupakan
hormon pertumbuhan dalam tanaman.
Daun kelor terbukti meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tomat
ketika tanaman tomat disemprotkan
ekstrak
Moringa6.
Hal
ini
menunjukan bahwa kandungan zeatin
dalam daun Moringa mempunyai
efek yang mirip dengan hormon
pertumbuhan.
Penelitian
lain
yang
menggunakan ekstrak metanol daun
kelor, didapatkan bahwa pemberian
daun kelor dengan dosis yang relatif
tinggi
pada
tikus
menunjukkan
penurunan berat badan, meskipun
yang
diberikan
oleh sebab itu, hal ini menjadi salah
satu
perhatian
melakukan studi ini.
peneliti
untuk
Jumlah
sampel
menurut
World Health Organization adalah
minimal 5 ekor tiap kelompok. Pada
penelitian ini digunakan 10 ekor tikus
yang dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu
kelompok
kontrol
dan
Adaptasi Hewan Coba
kelompok perlakuan dengan masing-
Tikus uji diadaptasi dengan
masing kelompok terdiri dari 5 ekor
cara memasukkan tikus kedalam
tikus.
kandang selama 7 hari tanpa adanya
pemberian infusan daun kelor.
Pembuatan Infusa Daun Kelor
Proses pembuatan infusa daun
Perlakuan pada Hewan Coba
metode
Pemberian infusan dilakukan
infundasi. Keuntungan dari proses ini
pada kelompok perlakuan dengan
agar bahan aktif di dalam sel cepat
dosis 400mg/kgBB/hari secara oral
larut karena sel akan mengalami lisis
sebagai pengganti air minum pada
sehingga bahan aktif di dalamnya
pukul 15.00 sampai esok pagi pukul
keluar. Cara pembuatan infusa daun
07.00 sebanyak 50 cc dan dilakukan
kelor adalah:
pengecekan. Jika didapatkan sisa
1. Serbuk daun kelor yang telah di
dihitung volumenya dan dicatat.
timbang dengan berat tertentu di
Pemberian minum infusa dilakukan
campur air dalam panci sesuai
setiap hari selama 60 hari.
kelor
dilakukan
dengan
konsenterasi yang diinginkan.
2. Kemudian dipanaskan
dengan
pemanas air selam 15 menit,
Dekapitasi dan Pengambilan
Jaringan Usus Halus
Sampel diambil dari tikus
dihitung mulai suhu dalam panci
putih pada hari ke-60 dengan cara
90oC sambil sesekali diaduk.
3. Infusa
disaring
selagi
panas
dengan teknik perfusi transkardial.
dengan kain fannel.
4. Untuk mencukupi kekeurangan
air, ditambahkan air mendidih
melalui
ampasnya
diperoleh
dikehendaki.
infusa
pengambilan jaringan usus halus tikus
sehingga
yang
Sebelumnya
tikus
dibius
menggunakan inhalasi eter. Perfusi
dilakukan
0,2%
dengan
menggunakan
paraformaldehid
dalam
phosphate buffer (PB) 0,1 M dengan
pH 7,4 pada suhu 370C, dengan
kecepatan antara 15-20 mL/menit
sebagai pre-rinse, dilanjutkan dengan
larutan fiksatif 2% paraformaldehid
dan terjadi perubahan warna pada
dalam PB 0,1 M, pH 7,4 dengan suhu
bola mata yang sebelumnya tampak
40C
merah menjadi putih.
selama
20
menit
dengan
Setelah perfusi transkardial
kecepatan yang sama.
Perfusi transkardial dilakukan
sempurna maka dilakukan dekapitasi,
dengan
membuka
rongga
dada
kemudian pengambilan jaringan usus
dengan
melakukan
insisi
linea
halus tikus. Jaringan usus halus
mediana pada dinding abdomen,
tersebut diambil secara hari-hati dan
dilanjutkan insisi sepanjang linea
difiksasi
axilaris
sampai
thoraks
paraformaldehid dalam PB 0,1 M
terbuka
dan
terlihat.
dengan pH 7,4 pada suhu 40C selama
diinsisi
24 jam.
Ventrikel
kiri
dinding
jantung
jantung
dengan
larutan
2%
kemudian kanula dimasukkan hingga
mencapai aorta ascenden. Kanula
difiksasi
dengan
penjepit
mengeluarkan darah. Cairan perfusi
PBS dialirkan melalui kanula. Agar
halusmendapatkan
perfusi
sepenuhnya maka dilakukan jepitan
pada aorta descendens. Perfusi PBS
dilanjutkan sampai darah yang keluar
melalui atrium kanan tampak jernih
dan arteri mamaria interna disekitar
sternum tampak putih karena terisi
cairan jernih. Kemudian dimasukkan
cairan fiksatif selama  20 menit.
Fiksasi yang baik dapat diamati
melalui
tanda-tanda
Data yang diperoleh berupa
ateri.
Dilakukan insisi atrium kanan untuk
usus
Metode Analisis Data
dimana
ekstremitas superior tampak kaku,
arteri mamaria interna tampak jernih
angka pengukuran panjang dan lebar
vili usus halus yang di hitung oleh
peneliti untuk membandingkan hasil
pengukuran antara kelompok kontrol
dengan
kelompok
menggunakan
analisa
independent t-test.
perlakuan
statistik
HASIL PENELITIAN
Berikut adalah rangkuman hasil
pengukuran panjang dan lebar vili
usus halus selama penelitian dalam
bentuk tabel dan gambar.
Tabel 1. Kenaikan berat badan subjek
penelitian
Kelompok Subj
Kenaikan
ek
Berat Badan
(gram)
K1
83
K2
92
Kontrol
K3
77
K4
31
K5
52
P1
92
P2
94
Perlakuan P3
79
P4
94
P5
93
Gambar 1. Panjang vili usus halus
tikus P1
Gambar 2. Lebar vili usus halus tikus
P1
Tabel 2. Rerata kenaikan berat badan
subjek penelitian
Tabel 3. Hasil Pengamatan Usus
Halus
KODE
K1
K2
K3
K4
K5
P1
P2
P3
P4
P5
Panjang Vili
(µm)
213,9
313,5
253,8
166,5
178,1
275,0
184,2
199,5
179,0
Lebar Vili
Atas (µm)
66,7
128,2
101,0
41,2
78,0
82,3
68,2
55,3
86,3
Gambar 3. Panjang vili usus halus
tikus K1
Gambar 4. Lebar vili usus halus tikus
K1
ekstrak etanol daun kelor pada hewan
PEMBAHASAN
pengamatan
secara
untuk empat minggu, ditemukan ada
terdapat
sedikit
perubahan signifikan dalam berat
perbedaan panjang dan lebar vili
badan hewan kelompok I (kontrol)
antara kelompok kontrol dengan
dibandingkan dengan kelompok II, III
kelompok perlakuan, namun hal ini
dan IV8. Pada penelitian lain tidak
tidak
ditemukan
Pada
mikroskopis
bermakna,
karena
secara
perbedaan
signifikan
statistik tidak ditemukan perbedaan
secara statistik (p ≥ 0,05) pada berat
yang signifikan antar kelompok,
badan
dengan
masing-masing,
percobaan
dilaksanakan9.
panjang vili P = 0,838 dan lebar vili P
penelitian
ini
= 0,928. Hal ini dapat disebabkan
kenaikan berat badan tikus, namun
oleh beberapa faktor, pertama: Tidak
secara statistik tidak mengalami
dapat
kenaikan yang signifikan.
nilai
P
terbacanya
preparat
P2
dengan
hewan
juga
sepanjang
Dalam
didapatkan
yang
Selama pengamatan dalam
dibandingkan berkurang. Dan yang
penelitian ini, pada minggu pertama
kedua: Diperlukan perhitungan ulang
pemberian
dosis yang tepat untuk pembuatan
(Moringa oleifera) hewan coba tikus
infusa daun kelor (Moringa oleifera)
putih (Rattus norvegicus) mengalami
dikarenakan kenaikan berat badan
penurunan asupan makanan. Namun,
tikus putih (Rattus norvegicus) belum
asupan
mendapatkan
perlahan meningkat sehingga pada
sehingga
kelompok
hasil
yang
sesuai
dengan harapan peneliti.
infusa
makanan
daun
hewan
kelor
coba
akhirnya tidak tampak pengurangan
Dalam beberapa penelitian
berat badan hewan coba. Kenaikan
lain juga didapatkan hasil yang
berat
berbeda-beda
dari
dikarenakan kandungan nutrisi yang
kelor
ada pada daun kelor seperti yang telah
(Moringa oleifera) pada tikus putih
dilaporkan dalam sebuah penelitian
(Rattus
menunjukkan bahwa semua Moringa
pemberian
terkait
ekstrak
efek
daun
norvegicus).
Sebuah
badan
tersebut
penelitian mengungkapkan bahwa
oleifera dapat
dari minggu pertama
suplemen makanan. Moringa oleifera
pemberian
berfungsi
dapat
sebagai
juga telah dilaporkan mengandung
profil mineral penting dan merupakan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
sumber protein, vitamin, B-carotene
Berdasarkan hasil penelitian
dan asam amino10.
ekstrak air daun kelor relatif
aman digunakan pada dosis 1500
mg/kgbb ke bawah, akan tetapi lama
pengunaan harus tetap di perhatikan.
Hal ini dikarenakan adanya temuan
yang dilakukan tentang pengaruh
pemberian
dengan kelompok kontrol9. dengan
adanya
data-data
penelitin
yang
masih bertentangan maka diperlukan
daun
kelor
(Moringa oleifera) terhadap usus
halus tikus (Rattus norvegicus), maka
dapat diambil kesimpulan bahwa:
Tidak
kenaikan kadar ureum dan kreatinin
hingga dua kali lipat dibandingkan
infusa
terdapat
perubahan
gambaran histopatologi usus halus
tikus
putih
(Rattus
norvegicus)
setelah pemberian infusa daun kelor
(Moringa oleifera)
penelitian lanjutan terkait daun kelor
Saran
ini.
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai gambaran kerusakan
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam
halus ketika pemberian infusa
penelitan ini
1. Tidak dapat terbacanya preparat
P2 sehingga kelompok
yang
2. Diperlukan
perhitungan
ulang
dosis yang tepat untuk pembuatan
daun
kelor
(Moringa
oleifera) dikarenakan kenaikan
berat badan tikus putih (Rattus
norvegicus) belum mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan
peneliti.
daun kelor.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai dosis aman Infusa daun
dibandingkan berkurang.
infusa
seluler yang terjadi pada usus
kelor
yang
diberikan
secara
sonde.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization,
(1997). WHO Global Database
On
Child
Growth
and
Malnutrision. Geneva.
2. Sherwood, Lauralee. (2007)
Fisiologi Manusia; dari sel ke
sistem, edisi ke-6. Jakarta: EGC.
3. Kurniasih,, 2010. Khasiat dan
Manfaat Daun Kelor. Batul,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
4. Mathur, B., 2006, Moringa for
Cattle Fodder and Plant Growth,
Kansas: Tree of Life.
5. Foidl N., Makkar H., Becker K.,
2001. In The Miracle Tree: The
Multiple Uses of Moringa:
Wageningen, Netherlands. pp. 4576.
6. Culver, M., et al.,2012, Effect of
Moringa Extract on Growth and
Yield of Tomato, Greener Journal
of Agricultural Sciences,Vol. 2
(5): 207-211
7. Adedapo, A. A., Mogbojuri, O.
M., Emikpe, B. O. 209. Safety
evaluations of the aqueous extract
of the leaves of Moringa oleifera
in rats. Journal of Medicinal
Plants Research Vol. 3(8), pp.
586-591, 1 Agustus 2009.
8. Ekudina V. o., Ebeye O. A.,
Oladele A. A., Osham G. O.,
2015.
Hepatotoxic
and
nephrotoxic Effect of Moringa
Oleifera Leaves. Journal of
Natural Sciences Research. Vol.
5, No.3, 2015. 2224-3186.
9. Awodele, Olufunsho., Oreagba,
Ibrahim Adekunle., Odoma,
Saidi., Teixeira da Silva, Jaime
A., Osunkalu, Vincent Oluseye.
2012, Toxicologial evaluation of
the aqueous leaf extract of
Moringa
oleifra
Lam.
(Moringacea), Journal of Ethano
pharmacology, 139 (2012) 330336.
10. Anwar F., Latir S., Ashraf M.,
Gilan A., 2007. Moringa oleifera
a food plant with multiple
medicinal uses. Phytotherapy
Research. 21: 17-25.
Download