BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Body Image (Citra Tubuh) 2.1.1

advertisement
 9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Body Image (Citra Tubuh)
2.1.1 Definisi Body Image (Citra Tubuh)
Body Image (Citra Tubuh) merupakan evaluasi dari pengalaman
subjektif individu tentang persepsi, pikiran dan perasaan serta sikap
terhadap penampilan tubuhnya. Pengertian tersebut di perkuat oleh
pendapat Fallon & Ackard (dalam Cash & Pruzinsky) yang menyatakan
bahwa “citra tubuh merupakan representasi mental dari tubuh yang
meliputi persepsi dari penampilan, perasaan dan pikiran tentang tubuh,
bagaimana rasanya berada di dalam tubuh, dan fungsi tubuh dan
kemampuannya”. Menurut Sunaryo (2004) Body Image (Citra Tubuh)
yaitu sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar,
meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan
perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
Body Image (Citra Tubuh) adalah ide seseorang mengenai betapa
penampilan badannya menarik di hadapan orang lain (Chaplin, 2011).
Senada dengan pendapat Papalia, Olds, dan Feldman (2008) yang
mendefinisikan Body Image (Citra Tubuh) sebagai keyakinan deskriptif
dan evaluasi mengenai penampilan seseorang. Body Image (Citra
Tubuh) adalah konsepsi dan sikap terhadap penampilan fisik seseorang
(Berk, 2012). Rosen (Cash & Pruzinsky, 2002) menggambarkan citra
tubuh sebagai citra mental dan evaluasi seseorang terhadap penampilan
dan mempengaruhi persepsi dan sikap dari perilaku. Tovian (Cash &
Pruzinsky, 2002) menggambarkan citra tubuh sebagai citra mental
individu atau representasi kognitif dari tubuhnya sendiri, termasuk
penampilan luar, organ internal, dan proses fisiologis.
Honigman dan Castle (Melliana, 2006) menyatakan bahwa Body
Image (Citra Tubuh) adalah gambaran mental seseorang terhadap
bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan
memberikan penilaian yang dipikirkan dan dirasakan terhadap ukuran
dan bentuk tubuh, dan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10 Selanjutnya, Schlundt dan Jhonson (Papalia, 2008) mengatakan bahwa
Body Image (Citra Tubuh) merupakan gambaran mental yang tertuju
pada perasaan yang individu alami tentang tubuh dan bentuk tubuh
individu yang berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Dan
Papalia (2008) menyatakan bahwa Body Image (Citra Tubuh) adalah
gambaran dan evaluasi mengenai penampilan seseorang.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Body
Image (Citra Tubuh) merupakan perasaan, sikap dan evaluasi yang
dimilki seseorang terhadap dirinya berupa bentuk tubuh dan ukuran
tubuh yang mengarah pada penampilan fisik dan bagaimana seseorang
menggambarkan dirinya secara positif dan negatif.
2.1.2
Dimensi-dimensi Body Image (Citra Tubuh)
Davidson & Mc Cabe (dalam Christine, 2008) menjelaskan tujuh
aspek dari Body Image (Citra Tubuh), yaitu :
a. Physical Attractiveness adalah penilaian seseorang mengenai tubuh
dan bagian tubuhnya seperti wajah, tangan, kaki, bahu, payudara
dan lain-lain, penilaian tersebut dapat berupa penilaian apakah
menarik atau tidak menarik.
b. Body Image Satisfaction adalah penilaian puas atau tidaknya
seseorang terhadap ukuran tubuh , bentuk tubuh dan berat badan.
c. Body Image Importance adalah penilaian seseorang mengenai
penting atau tidaknya Body Image (Citra Tubuh), dibandingkan hal
lain dalam hidup seseorang.
d. Body Image Concealment adalah usaha seseorang untuk menutupi
bagian tubuhnya yang kurang menarik dari pandangan orang lain
dan menghindari diskusi tentang ukuran dan bentuk tubuhnya yang
kurang menarik.
e. Body Improvement adalah usaha seseorang untuk meningkatkan
atau memperbaiki bentuk, ukuran dan berat badan pada bagian
tubuh tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11 f. Social Physique Anxiety adalah perasaan cemas seseorang akan
pandangan orang lain tentang tubuh dan bagian tubuhnya yang
kurang menarik jika berada ditempat umum.
g. Appearance Comparison adalah perbandingan yang dilakukan
seseorang akan berat, ukuran dan bentuk badannya dengan berat,
ukuran dan bentuk badan orang lain.
2.1.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Image (Citra Tubuh)
Beberapa ahli menyatakan dalam Social Science Psychology
(Shooving.com), bahwa Body Image (Citra Tubuh) juga dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor.
Faktor-
faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan Body Image (Citra Tubuh) adalah sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Cash & Pruzinsky (2002) mengatakan
bahwa jenis kelamin
merupakan faktor yang mempengaruhi Body Image (Citra Tubuh)
seseorang. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menyatakan
bahwa wanita lebih negatif memandang Body Image (Citra
Tubuh)nya dibanding pria. Pria ingin bertubuh besar dikarenakan
mereka ingin tampil percaya diri di depan teman-temannya dan
mengikuti trend yang sedang berlangsung. Sedangkan wanita ingin
memiliki tubuh kurus menyerupai tubuh ideal yang digunakan
untuk menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan pria
untuk membuat tubuh lebih berotot dipengaruhi oleh gambar di
media massa yang memperlihatkan model pria yang kekar dan
berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk menurunkan berat
badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang sering
memuat artikel promosi tentang penurunan berat badan.
b. Usia
Pada masa perkembangan remaja, Body Image (Citra Tubuh)
menjadi penting (Papalia & Olds, 2008). Hal ini berdampak pada
usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat badan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dibanding remaja
putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan pada masa
pubertas dan menjadi tidak bahagia dengan penampilannya dan hal
ini dapat menyebabkan remaja putri mengalami gangguan makan
(eating disorder). Ketidakpuasan remaja putri meningkat pada awal
hingga pertengahan usia remaja sedangkan pada remaja putra yang
semakin berotot juga semakin tidak puas dengan tubuhnya (Papalia
& Olds, 2008).
c. Media Massa
Tiggerman (2004) mengatakan bahwa media yang muncul dimanamana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan
laki-laki yang dapat mempengaruhi Body Image (Citra Tubuh)
seseorang. Tiggerman (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) juga
mengatakan bahwa media massa menjadi pengaruh yang paling
kuat dalam budaya sosial. Anak-anak dan remaja lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk menonton televisi. Konsumsi
media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi tayangan
media sering menggambarkan bagaimana standart kecantikan
seorang perempuan dan bagaimana gambaran ideal bagi laki-laki.
d. Keluarga
Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang
paling penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi
Body Image (Citra Tubuh) anak-anaknya melalui modeling,
feedback dan instruksi. Fisher & Strack (dalam Cash & Pruzinsky,
2002) menyatakan bahwa Body Image (Citra Tubuh) melibatkan
bagaimana orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap
jenis kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika
bayi lahir, orang tua menyambut bayi tersebut dengan pengharapan
akan
adanya
bayi
ideal
dan
membandingkannya
dengan
penampilan bayi sebenarnya. Harapan fisik bayi oleh orang tua
sama seperti harapan anggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh.
Ikeda & Narworski (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menyatakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 bahwa komentar yang dibuat oleh orang tua dan anggota keluarga
mempunyai pengaruh yanng besar dalam Body Image (Citra
Tubuh) anak-anak.
e. Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal
membuat
seseorang
cenderung
membandingkan diri dengan orang lain dan feedback yang
diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi
bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang
membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan gugup
ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan
koleganya (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa
feedback terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan
keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi
bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh. Menurut
Dunn & Gokee (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menerima
feedback
mengenai
mengembangkan
penampilan
persepsi
fisik
tentang
berarti
bagaimana
seseorang
orang
lain
memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat membuat mereka
melakukan perbandingan sosial yang merupakan salah satu proses
pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya tarik fisik.
Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi
orang lain. Dalam konteks perkembangan, Body Image (Citra
Tubuh) berasal dari hubungan interpersonal. Perkembangan
emosional dan pikiran individu juga berkontribusi pada bagaimana
seseorang melihat dirinya. Maka bagaimana seseorang berpikir dan
merasa mengenai tubuhnya dapat mempengaruhi hubungan dan
karakteristik psikologis (shooving.com).
f. Persepsi
Berhubungan dengan ketepatan individu dalam mempersepsi atau
memperkirakan ukuran tubuhnya, hal ini meliputi perasaan puas
atau tidaknya seorang individu dalam menilai bagian tubuh tertentu
(Thompson dalam Rita, 2011).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 2.1.4 Komponen Body Image (Citra Tubuh)
Menurut Thomas F.Cash & Georgia K. Green (1986), komponen
dari Body Image (Citra Tubuh) meliputi:
a. Evaluasi penampilan (Appearance Evaluation)
yaitu penilaian tubuh mengenai keseluruhan tubuh dan
penampilan dirinya, apakah menarik atau tidak menarik,
memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Orientasi penampilan (Appearance Orientation)
perhatian individu terhadap dirinya dan usaha yang dilakukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.
c. Kepuasan terhadap bagian tubuh (Body Area Satisfaction)
yaitu kepuasan tubuh terhadap bagian tubuh secara spesifik
seperti wajah, rambut, payudara, tubuh bagian bawah (pinggul,
panta, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang dan perut) serta
keseluruhan tubuh.
d. Kecemasan menjadi gemuk (Overweight Preocupation)
yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan
individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet
untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.
e. Persepsi terhadap ukuran tubuh
yaitu mengukur bagaimana individu mempersepsi dan menilai
berat badannya, mulai dari kekurangan berat badan sampai
kelebihan berat badan.
2.1.5 Kriteria Body Image (Citra Tubuh)
Nada (dalam Veronica, 2010) mengemukakan bahwa terdapat dua
kriteria Body Image (Citra Tubuh) yaitu :
a) Body Image (Citra Tubuh) positif
1) Persepsi bentuk tubuh yang benar dan individu melihat
berbagai bagian tubuh sebagaimana yang sebenarnya.
2) Individu menghargai bentuk tubuh alaminya dan memahami
bahwa penampilan fisik pada setiap individu mempunyai
nilai dan karakter.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 3) Individu bangga dan menerima kondisi bentuk tubuhnya,
serta merasa nyaman dan yakin dalam tubuhnya.
b) Body Image (Citra Tubuh) negatif
1) Sebuah persepsi yang menyimpang dari bentuk tubuh, merasa
terdapat bagian-bagian tubuh yang tidak sebenarnya.
2) Individu yakin bahwa hanya orang lain yang menarik dan
bahwa ukuran atau bentuk tubuh adalah tanda kegagalan
pribadi.
3) Individu merasa malu, sadar diri dan cemas tentang
tubuhnya.
4) Individu tidak nyaman dan canggung dalam tubuhnya.
2.2 Self Confidence (Kepercayaan Diri)
2.2.1 Definisi Self Confidence (Kepercayaan Diri)
Menurut Martini dan Adiyati (dalam Alsa, 2006) Self Confidence
(Kepercayaan diri) diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang untuk
mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan.
Apabila seseorang tidak memiliki kepercayaan diri maka banyak
masalah akan timbul karena kepercayaan diri merupakan aspek
kepribadian
dari
seseorang
yang
berfungsi
penting
untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Menurut George dan Cristian Self Confidence (Kepercayaan diri)
pada diri sendiri adalah kemampuan berfikir rasional (Rational belief)
berupa keyakinan-keyakinan, ide-ide dan proses berfikir yang tidak
mengandung unsur keharusan yang menuntut individu sehingga
menghambat proses perkembangan dan ketika menghadapi problem
atau persoalan mampu berfikir ,menilai, menimbang, menganalisa,
memutuskan dan melakukan. Rasa Percaya diri (Self-confidence) adalah
dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga
disebut sebagai harga diri atau gambaran diri (Santrock, 2003)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 Lautser
(dalam
Alsa,
2006)
menyatakan
Self Confidence
(Kepercayaan diri) merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas
kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu
cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang
disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan,
hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat
menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi
serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri.
Menurut Corsini Self Confidence (Kepercayaan diri) adalah
kepercayaan terhadap kemampuan, kapasitas serta pengambilan
keputusan (judgement) yang terdapat dalam dirinya sendiri (dalam
Marko Santoso, 2005).
Berdasar definisi-definisi yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan Self Confidence (Kepercayaan diri) merupakan suatu sikap
atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang
bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas
melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang dilakukan.
2.2.2 Ciri-ciri Self Confidence (Kepercayaan Diri)
Teori Lauster (dalam Alsa, 2006) tentang Self Confidence
(Kepercayaan diri) mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya diri,
yaitu:
a. Percaya pada kemampuan sendiri
Yaitu suatu keyakinan atas
fenomena
yang
terjadi
diri
yang
sendiri terhadap segala
berhubungan
dengan
kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi
fenomena yang terjadi tersebut.
b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan
yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap
diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan
yang diambil.
c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri
Yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik
dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang
menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya.
d. Berani mengungkapkan Pendapat
Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu
dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa
adanya
paksaan
atau
rasa
yang
dapat
menghambat
pengungkapan tersebut.
Menurut Guilford Ciri-ciri orang yang mempunyai Self
Confidence (Kepercayaan diri) adalah: (dalam Afiatin & Budi
Andayani, 1996)
a. Merasa adekuat terhadap apa yang ia lakukan
b. Merasa dapat diterima oleh kelompoknya
c. Percaya sekali pada dirinya sendiri serta memilikki ketenangan
sikap (tidak gugup bila melakukan atau mengatakan sesuatu
secara tidak sengaja dan ternyata apa yang dilakukan atau
dikatakan itu salah)
Ciri-ciri Self Confidence (Kepercayaan diri) menurut Lie (dalam
Alsa, 2006) adalah:
a. Yakin kepada diri sendiri
b. Tidak bergantung kepada orang lain
c. Tidak ragu-ragu
d. Merasa dirinya berharga
e. Tidak menyombongkan diri
f. Memiliki keberanian untuk bertindak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 Sedangkan Ciri-ciri Self Confidence (Kepercayaan diri) menurut
Hakim (dalam Alsa, 2006) adalah:
Jenis-jenis Kepercayaan Diri
Ada dua jenis Self Confidence (Kepercayaan diri) yaitu percaya diri lahir
dan percaya diri batin. Percaya diri yang memberikan kepada kita
perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Jenis percaya diri
lahir memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara
menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita.
Lindenfield (1997) mengemukakan empat ciri utama seseorang yang
memiliki percaya diri batin yang sehat, keempat ciri itu adalah:
a. Cinta Diri
Orang yang cinta diri mencintai dan menghargai diri sendiri dan
orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan secara
wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Mereka juga ahli dalam
bidang tertentu sehingga kelebihan yang dimiliki dapat dibanggakan.
Hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi percaya diri.
b. Pemahaman Diri
Orang yang percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka selalu
introspeksi diri agar setiap tindakan
yang dilakukan tidak
merugikan orang lain.
c. Tujuan Yang Jelas
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan
karena mereka mempunyai alasan dan pemikiran yang jelas
dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang mereka
dapatkan.
d. Pemikiran Yang Positif
Orang
yang
percaya
diri
biasanya
merupakan teman
yang
menyengkan, salah satu penyebabnya karena mereka terbiasa melihat
kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka yang mengharap serta
mencari pengalamandan hasil yang bagus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 Percaya diri lahir membuat individu harus dapat memberikan pada
dunia luar bahwa ia yakin akan dirinya sendiri, melalui pengembangan
ketrampilan dalam empat bidang sebagai berikut:
a. Komunikasi
Ketrampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi
pembentukan sikap percaya diri. menghargai pembicaraan
orang lain, berani berbicara didepan umum, tahu kapan harus
berganti topik pembicaraan, dan mahir dalam
berdiskusi
Adalah bagian dari ketrampilan komunikasi yang dapat
dilakukan jika individu tersebut memiliki kepercayaan diri.
b. Ketegasan
Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan,
agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi dan keinginan
serta membela hak kita, dan menghindari terbentuknya
perilaku agresif dan pasif dalam diri.
c. Penampilan diri
Seseorang yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan
dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesoris dan gaya hidupnya
tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenngkan
orang lain.
d. Pengendalian Perasaan
Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupan
kita sehari- hari, dengan kita mengelola perasan kita dengan
baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya
menguntungkan individu tersebut.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang ciri-ciri Self Confidence
(Kepercayaan diri) dapat disimpulkan bahwasanya seseorang yang
memiliki Self Confidence (Kepercayaan diri) diharapkan akan percaya
pada
kemampuan
sendiri,
bertindak
mandiri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam
mengambil
20 keputusan, memiliki rasa positif atau optimis terhadap diri sendiri,
berani mengungkapkan pendapat.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Confidence (Kepercayaan
Diri)
Menurut Mangunharja (dalam Alsa, 2006) Faktor-faktor yang
mempengaruhi Self Confidence (Kepercayaan diri) adalah: faktor
fisik, faktor mental dan faktor sosial.
a. Faktor Fisik
Keadaan fisik seperti kegemukan, cacat anggota tubuh atau
rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang
yang
jelas tterlihat oleh orang lain. Akan menimbulkan
perasaan tidak berharga keadaan fisiknya, karena seseorang
amat merasakan kekurangan yang ada pada dirinya jika
dibandingkan dengan orang lain. Jadi dari hal tersebut seseoang
tersebut tidak dapat bereaksi secara positif dan timbullah rasa
minder yang berkembang menjadi rasa tidak percaya diri
b. Faktor Mental
Seseorang akan percaya diri karena ia mempunyai kemampuan
yang cenderung tinggi, seperti bakat atau keahlian khusus yang
dimilikinya.
c. Faktor Sosial
Kepercayaan diri terbentuk melalui dukungan sosial dari
dukungan orang tua dan dukungan orang sekitarnya. Keadaan
keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama
dalam kehidupan setiap orang.
Menurut Loekmono (Alsa, 2006) Perkembangan Self Confidence
(Kepercayaan diri) dipengaruhi oleh:
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu sendiri
2. Norma dan pengalaman keluarga
3. Tradisi, kebiasaan dan lingkungan atau kelompok dimana
keluarga itu berasal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 Dari uraian diatas dapat dsimpulkan bahwasanya Self Confidence
(Kepercayaan diri) seseorang terbentuk berdasarkan faktor fisik, mental, sosial
dalam hal ini Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan
utama dalam membentuk Self Confidence (Kepercayaan diri).
2.3. Masa Remaja Awal
2.3.1 Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh kembang”.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada
dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak
dan lain-lain.
Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, remaja adalah suatu
masa pertumbuhan dan perkembangan saat:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tandatanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan
seksualnya.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantunagan sosial-ekonomi yang penuh
pada keadaan yang relatif lebih mandiri
d. Pada penelitian ini peneliti mengambil masa remaja awal karena
periode ini terlihat unik dan khusus yang ditandai dengan perubahanperubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain
dalam rentang kehidupan. Umumnya usia remaja awal ini berkisar
antara 12 sampai dengan 14 tahun.
2.3.2 Batasan Usia Masa Remaja Awal
Masa remaja awal dimulai ketika usia seorang anak telah genap 12/13
tahun dan berakhir pada usia 17/18 tahun. Pada masa anak belasan
tahun sering ditujukan bagi remaja awal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 Adapun Kwee Soen Liang membagi masa uberteit sebagai berikut:
a. Pra puberteit
: laki-laki
Wanita
b. Puberteit
: laki-laki
Wanita
c. Adolescence
: 13-14 tahun (fase negatif)
: 12-13 tahun (sturmund drag)
: 14-18 tahun (merindu)
: 13-18 tahun (puja)
: laki-laki
: 19-23 tahun
Wanita
: 18-21 tahun.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis
dan empiris dari psikologis, rentang usia remaja berada dalam usia 12
tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi
pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal
berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun.
2.4. Kerangka Berfikir
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Kerangka berfikir ini untuk mencari apakah terdapat hubungan antara
Body Image (citra tubuh) dengan Self Confidence (Kepercayaan Diri) pada
model remaja yang mengikuti casting film.
Gambar 2.1. Kerangka berfikir
Body Image Self Confidence 2.4.1 Hipotesis
•
Apakah ada hubungan antara body image dan Self Confidence pada
model remaja awal yang mengikuti casting film ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download