BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penerbit Serambi
PT Serambi Ilmu Semesta adalah usaha yang bergerak dalam bidang penerbitan
buku sejak akhir tahun 1999. Menyadari bahwa kompleksitas dilema dan
problema bangsa mesti dihadapi dengan SDM yang memiliki kematangan
emosional, intelektual, dan spiritual, Serambi didirikan sebagai salah satu penebar
informasi dan ilmu yang mendukung terwujudnya cita-cita tersebut.
Serambi
memfokuskan
geraknya
di
bidang
penerbitan
buku.
Karena serambi, maka buku-buku yang diterbitkannya diharapkan menjadi garda
depan penyedia kebutuhan intelektual masyarakat dan penggulir wacana
demokratis, pluralis, dan terbuka serta gagasan-gagasan yang menekankan
kesetaraan, kebebasan, dan trust society lintas agama, ras, kultur, dan gender.
Buku-buku yang diterbitkan mula-mula bertema keislaman, baik karya
lokal maupun terjemahan (Arab-Inggris). Selain mengusung wacana Islam
kontemporer dengan penulis-penulis kaliber internasional seperti Prof. Jeffrey
Lang, Amina Wadud, Murad W. Hofmann, Karen Armstrong, Khaled Abou El
Fadl, Serambi juga mempersembahkan terjemahan karya ulama klasik, seperti alGhazali, Ibn Athaillah, Ibn Arabi, Ibn Rajab, Ibn Taimiyah, dan sebagainya.
Pada pertengahan 2003, Serambi mulai melebarkan sayapnya menjadi
penerbit buku-buku umum, artinya buku-buku yang dimaksudkan untuk konsumsi
51
52
umum, karena merupakan referensi atau bacaan umum, mulai dari anak-anak,
remaja sampai dewasa, mencakup buku fiksi maupun nonfiksi. Maka, dibentuklah
delapan lini produk Serambi: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam (keislaman
kontemporer), Pustaka Islam Klasik (karya ulama abad I sampai XII H), Gita
Cerita Utama (kisah-kisah pilihan, fiksi maupun nonfiksi), Bentara Harmoni
Keluarga (Parenting dan kekeluargaan), Cerdas Jiwa Sehat Raga (psikologi
populer, self help), Risalah Ilmu dan Falsafah (filsafat, sains, dan ilmu-ilmu
sosial), Taktis untuk Bisnis (bisnis, manajemen, marketing, dan keuangan), dan
Naviri Negeri (kajian tentang Indonesia).
Sejak menerbitkan buku The Da Vinci Code dan Malaikat & Iblis karya
Dan Brown pada 2004 yang melambung di pasar, Serambi berhasil mencuri
perhatian masyarakat Indonesia dengan karya-karya bestseller di dunia yang
fenomenal tersebut. Dan, menyusullah buku-buku populer di bidang ekonomi dan
bisnis (manajemen, keuangan, dan bisnis) salah satunya Blue Ocean Strategis,
pengasuhan, keindonesiaan, filsafat, pop sains, dan psikologi. Serambi semakin
dikenal masyarakat pembaca sebagai penerbit umum.
Pada tahun 2010, Penerbit Serambi genap berusia sepuluh tahun hal
tersebut ditandai juga dengan karya-karya yang dihasilkan Penerbit Serambi
semakin mendapat apresiasi dangan antusias oleh masyarakat pembaca di
Indonesia. Kini, dengan karyawan sekitar 110 orang, 500 judul buku terbitannya
telah mewarnai khalayak pembaca Tanah Air. Hal ini semakin menguatkan
optimisme bahwa Penerbit Serambi akan mampu menjadi penerbit buku umum
papan atas di Indonesia.
53
4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Penerbit Serambi
PT Serambi Ilmu Semesta melakukan beberapa rencana strategi dalam menjalankan bisnis penerbitan buku, yaitu dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan
perusahaan, menerapkan strategi pemasaran mulai dari spesifikasi produk, pola
pemasaran dan distribusi, segmentasi, target, dan positioning, serta benchmarking
dan kompetitor.
Visi dari Penerbit Serambi adalah menebarkan informasi dan ilmu yang
mendukung terwujudnya sumber daya manusia Indonesia dengan kematangan
emosional, intelektual, dan spiritual sehingga menjadi mantra dan mitra
masyarakat dalam membangun bangsa yang cerdas.
Sementara itu, misi Penerbit Serambi adalah menjadi garda depan dalam
wacana intelektual yang demokratis, pluralis, dan terbuka lewat penerbitan buku
berkualitas, bernilai, dan berdaya ubah tinggi.
Adapun tujuan Penerbit Serambi adalah, menyadari bahwa kompleksitas
dilema dan problema bangsa mesti dihadapi dengan SDM yang memiliki
kematangan emosional, intelektual, dan spiritual, Penerbit Serambi didirikan
sebagai salah satu penebar informasi dan ilmu yang mendukung terwujudnya citacita tersebut dengan tetap bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari apa yang
diterbitkannya.
Penerbit Serambi juga menetapkan benchmarking sebagai acuan dalam
beraktivitas menerbitkan buku yang berkualitas. Di dalam negeri yang menjadi
benchmarking Penerbit Serambi adalah Mizan dan Gramedia yang dianggap
sebagai paduannya. Adapun di luar negeri yang menjadi benchmarking Penerbit
54
Serambi adalah Harper Collins dan Random House. Selain itu, Penerbit Serambi
juga menetapkan kompetitor di dalam kanca perbukuan Indonesia Gramedia dan
Mizan (berikut Sub-Brandnya), LPPM, Dian Rakyat, Erlangga, Karisma, LKiS,
Risalah Gusti, Jalasutra, dan Pustaka Hidayah.
4.3 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan data yang dilakukan dalam waktu
yang berbeda sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 31 Januari, 2 Februari, dan 9
Februari 2011, dengan empat narasumber, yaitu Bapak Qamarudin SF selaku
General Manager Redaksi, Bapak Kurniawan Abdullah selaku General Manager
Pemasaran, Bapak Ali Mugeli selaku Manejer Pemasaran, dan Ibu Endah Sulwesi
selaku Koordinator Marketing Komunikasi pada Penerbit Serambi.
4.3.1 Analisis Faktor Kunci
Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam memasarkan produknya harus memiliki suatu rencana pemasaran strategis (Strategic Marketing Plan)
yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, baik internal maupun
eksternal, yaitu suatu studi terperinci mengenai kondisi pasar yang dihadapi
perusahaan beserta kondisi produk dan merek yang dimiliki.
Berdasarkan hal tersebut, Penerbit Serambi juga melakukan analisis faktor
kunci terhadap produknya. Menganalisis produk yang akan dipasarkan merupakan
sesuatu hal yang wajib dilakukan bagi setiap perusahaan. Hal ini guna mengetahui
siklus hidup produk (Life Circles Product), maka suatu analisis produk dianggap
55
perlu untuk mengetahui bagaimana kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),
peluang yang dimiliki (oppourtunities), dan ancaman yang dihadapi (threaths)
oleh produk dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia penerbitan buku.
Adapun hasil wawancara yang peneliti peroleh dari Bapak Qamarudin SF selaku
General Manager Redaksi adalah sebagai berikut.
1. Kekuatan (strengths)
Menghadapi semakin ketatnya persaingan pasar, Penerbit Serambi perlu
mengetahui kekuatan yang dimiliki. Berdasarkan hasil wawancara, kekuatan
(strengths) yang dimiliki oleh Penerbit Serambi adalah:
“… yang menjadi keunggulan Penerbit Serambi adalah pada produk
garapannya yang beragam dan meliputi semua tema. Dalam merancang
penawaran dan citra perusahaan serta produk hingga menempati suatu
posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan
sasaran, Serambi melakukan berapa hal. Berdasarkan jenis dan tema
yang digarap adalah fiksi dan nonfiksi, serta agama dan nonagama.
Buku agama bersifat moderat, lintas mazhab, rasional, dan kaya
refleksi. Sementara itu, buku terjemahan diusahakan diterjemahkan
langsung dari bahasa aslinya. Berbeda dengan penerbit populer lainnya,
fiksi populer yang diterbitkan adalah karya papan atas, yang ditulis
dengan baik, dan tidak picisan (memadukan antara pencerdasan dan
hiburan). Perbedaan lainya dengan penerbit-penerbit lain yang
kebanyakan hanya mengimpor budaya Amerika dan Inggris, Fiksi Dunia
menyuguhkan kisah-kisah dari berbagai negara, membuat pembaca
mengintip kehidupan di berbagai komunitas dengan cita rasa budaya yang
tak terbayangkan sebelumnya, dari Turki sampai Australia, dari Libanon
sampai Jerman.”
Beliau juga menambahkan:
“secara umum dalam penggarapan juga selalu berusaha menyuguhkan
naskah yang memiliki keterbacaan tinggi (benar, jelas, dan enak dibaca).
Selain itu, juga menampilkan perwajahan sampul, isi, dan judul yang unik
dan artistik tapi sesuai dengan selera atau tren pelanggan.”
“Selain itu, SDM tim redaksi dan produksi yang berpengalaman di
bidangnya, juga menjadi kekuatan serambi. Brand sebagai penerbitan
buku bermutu sudah kuat (usia 12 tahun); dan jaringan distribusi dan
pemasaran yang luas serta ditangani secara mandiri.”
56
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui kelebihan yang dimiliki oleh
Penerbit Serambi adalah dimilikinya produk yang beragam, mulai dari jenis
dan tema yang digarap, konsisten dengan perhatian terhadap kualitas baik isi
maupun kemasasannya. Sumber daya manusia yang andal dan berpengalaman
serta brand serambi sebagai penerbit buku bacaan umum bermutu sudah kuat
karena usia hingga usianya yang ke-12 tahun tetap konsisten dengan hasil-hasil
terbitanya. Selain itu, juga yang menjadi kekuatan Penerbit Serambi di tahun
2010 adalah jaringan distribusi dan pemasaran yang luas serta ditangani secara
mandiri melalui Serambi Sales & Distribution.
2. Kelemahan (weakness)
Dalam menghadapi persaingan Penerbit Serambi juga harus melakukan
instrospeksi mengenai kelemahan agar tidak menjadi kendala dalam merebut
pasar. Kelemahan dari Penerbit Serambi dari hasil wawancara adalah:
“Tidak punya percetakan sendiri (outsource) sehingga tidak bisa
mengontrol penuh proses produksi. Tenaga redaksi sebagian besar
berstatus freelancer [kerja paruh waktu]. Belum banyak memiliki toko
buku atau outlet sendiri yang memadai sehingga penjualan masih
bergantung pada toko-toko buku modern (Gramedia, Gunung Agung,
Toga Mas, dsb.) Penggarapan pasar tradisional (kampus, kafe,
lembaga kursus, dan sebagainya) masih sangat minim.”
Dari hasil wawancara tersebut, yang menjadi kelemahan Penerbit
Serambi adalah kendala dalam produksi karena tidak memiliki percetakan
sendiri, tenaga redaksi sebagai core dari bisnis penerbitan sebagian besar
berstatus freelance. Selain itu, belum memadainya jumlah toko/outlet yang
57
dimiliki dan penggarapan pasar tradisional yang belum maksimal juga menjadi
kelemahan yang menjadi perhatian serius pagi perusahaan.
3. Peluang yang dimiliki (oppourtunities)
Penerbit Serambi melihat peluang atau kesempatan yang dimiliki adalah
seperti yang dijelaskan dalam kutipan wawancara berikut.
“Luasnya tema dan topik yang diterbitkan mencakup banyak segmen
(tak terbatas pada pangsa pasar tertentu), potensi pasar yang terus
berkembang.
Generasi pembaca kian banyak dengan bertambahnya pelajar dari
tahun ke tahun.
Kian murah dan beragamnya media promosi dan penjualan buku di era
internet, terutama dengan jejaring sosialnya yang terus berkembang
pesat (tak tergantung iklan media cetak yang mahal).”
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, yang menjadi peluang atau
kesempatan bagi Penerbit Serambi adalah luasnya tema dan topik yang
diterbitkan mampu melayani banyak segmen. Generasi pembaca kian banyak
dengan bertambahnya pelajar dari tahun ketahun. Selain itu, dengan semakin
berkembangnya internet dengan jejaring sosialnya juga menjadi peluang bagi
Penerbit Serambi untuk mempromosikan dan menjual produknya sehingga
tidak bergantung pada iklan media massa yang berbiaya mahal.
4. Ancaman yang dihadapi (threaths)
Masih menurut Bapak Qamarudin selaku General Manajer Redaksi, peneliti
mendapatkan penjelasan bahwa ancaman yang dihadapi Penerbit Serambi
adalah:
“Maraknya e-book atau digital book yang lebih murah, ringan, dan
mudah diakses.
58
Ketatnya persaingan dari industri hiburan elektronik (internet, televisi,
games) yang merebut perhatian dan menjadi penyebab utama
penurunan minat baca buku.
Langkanya bahan baku kertas
Suburnya penerbit-penerbit baru yang bermain di lahan yang sama”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa yang menjadi
ancaman bagi Penerbit Serambi adalah maraknya e-book (elektronik book)
atau digital book yang lebih murah, ringan, dan mudah diakses. Juga maraknya
perkembangan industri hiburan turut menjadi ancaman bagi Penerbit Serambi
karena hal tersebut dapat merebut perhatian dan menjadi penyebab utama
menurunnya minat baca buku. Selain itu, dari sisi produksi,langkahnya bahan
baku kertas juga merupakan ancaman yang serius, karena semakin langkahnya
bahan baku akan mempengaruhi harga pembelian bahan baku dan berakibat
pada harga jual produk serambi. Suburnya penerbit-penerbit baru yang bermain
di lahan yang sama juga menjadi ancaman serius bagi Penerbit Serambi.
4.3.2
Penetapan Segmentasi, Targeting, dan Positioning
Proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan, menurut Philip Khottler terdiri dari tiga tahap, yaitu
segmentasi, targeting, positioning. Segmentasi pasar pada dasaranya adalah suatu
strategi untuk memahami struktur konsumen, sedangkan targeting atau mentukan
target pasar adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau
konsumen. Setelah pasar dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan
positioning, yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen 1 . Adapun
1
Philip Kotler. Principles of Marketing. Prentice Hall, New Jersey, 1980.
59
penetapan STP yang dilakukan oleh Penerbit Serambi yang peneliti dapatkan dari
hasil wawancara dan data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Segmentasi
Dalam penetapan segmen pasar, yaitu menentukan dan merencanakan siapa yang
paling mungkin menjadi pembeli buku terbitannya. Penerbit Serambi memilah
berdasarkan lini produk yang dikelola menjadi subbrand, seperti berikut ini.
1. Sub-Brand Penerbit Zaman, menerbitkan buku agama
Kaum muslim secara umum (lintas mazhab: moderat maupun puritan).
a) Dewasa (25 tahun ke atas)
b) Pembaca akademis dalam berbagai pendekatan kajian keislaman (sejarah,
filsafat, sosiologi, psikologi, dll.)
c) Muslim awam yang menggemari tema-tema keislaman populer dalam
beragam bidang (akidah, fikih, akhlak, spritualitas/tasuwuf, dll.)
d) Kaum muslim yang senantiasa mencari keimanan yang masuk akal dan
masuk hati.
e) Para peminat khasanah pemikiran Islam Nusantara.
f) Masyarakat pesantren, penganut tarekat/penempuh jalan spiritual.
Nonmuslim
a) Inklusif yang ingin tahu Islam secara lebih mendalam dan berimbang
b) Dewasa (25 tahun ke atas)
c) Peminat perbandingan agama dan toleransi antaragama
2. Sub-Brand Penerbit Serambi, menerbitkan buku fiksi dan nonfiksi
Buku Fiksi dibagi dua:
60
a) Fiksi Dunia (mempersembahkan karya-karya terbaik dari berbagai negara
di dunia): muda (25 tahun), kafe-goers, senang Aksara daripada mall-type,
booksellers seperti Gramedia atau Kinokuniya, own laptops or at least
computers, aktif di komunitasnya sendiri, namun kurang “gaul”
jika
dibandingkan segmen fiksi populer.
b) Fiksi Umum: (menghidangkan karya-karya yang menghibur dengan berbagai warna dan cita rasa): muda, gaul, love malls and mall-type booksellers, love mass market edition, watch a lot of tv, have plenty of spare
time.
Buku Nonfiksi:
Menerbitkan buku-buku populer bidang ekonomi, manajemen, keuangan, dan
bisnis. Usia 25 tahun ke atas, terpelajar, status ekonomi menengah atas,
cerdas, disiplin, aktif, kreatif, dan enerjik.
2. Targeting
Pasar terdiri atas banyak pembeli dengan karakteristik yang bervariasi. Mereka
dapat berbeda dalam kebutuhan, sumber daya, lokasi, sifat pembelian dan pola
pembelian. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang besar dan
heterogen menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat diliput secara efisien
dengan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan unik mereka. 2
Berdasarkan hal tersebut Penerbit Serambi menetapkan targeting dengan
melakukan kategorisasi produk sesuai dengan target marketnya. Kategorisasi
2
Kotler and Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1, Penerbit Erlangga, hlm. 285.
61
produk dilakukan dengan membuat Subbrand, adapun target market secara
umumnya adalah sebagai berikut.
Demografis
: Pria maupun Wanita
Usia minimal 18 tahun (user pembaca produk)
Kelas Ekonomi : Menengah atas dengan status ekonomi pada B–A+
Pendidikan
: Memiliki
intelektualitas
tinggi
(terpelajar/berpendidikan)
minimal SMA
Psikografis
: Cerdas, disiplin, aktif, kreatif, enerjik
Geografis
: Jabodetabek,
Bandung,
Medan,
Padang,
Palembang,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Samarinda
3. Positioning
Dalam merancang penawaran dan citra perusahaan serta produk hingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan
sasaran, Penerbit Serambi melakukan berapa hal:
Secara Umum:
a) Menampilkan perwajahan sampul, isi, dan judul yang unik dan artistik tapi
sesuai dengan selera atau tren konsumen sasaran.
b) Menyuguhkan naskah yang memiliki keterbacaan tinggi (benar, jelas, dan
enak dibaca).
Secara khusus:
a) Buku agama bersifat moderat, lintas mazhab, rasional, dan kaya refleksi.
b) Buku terjemahan diusahakan diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya.
62
c) Berbeda dengan penerbit populer lainnya, fiksi populer yang diterbitkan
adalah karya papan atas, yang ditulis dengan baik, dan tidak picisan
(memadukan antara pencerdasan dan hiburan). Selain itu, perbedaam dengan
penerbit-penerbit lain yang kebanyakan hanya mengimpor budaya Amerika
dan Inggris, Fiksi Dunia menyuguhkan kisah-kisah dari berbagai negara,
membuat pembaca mengintip kehidupan di berbagai komunitas dengan cita
rasa budaya yang tak terbayangkan sebelumnya, dari Turki sampai Australia,
dari Libanon sampai Jerman.
Bagan 3.
Analisis Buku Umum dan Skala Tingkat Harga dan Kualitas Materi
High Quality
SERAMBI
Gramedia
Mizan Erlangga
Fiksi
LKiS Pustaka Hidayah
LPPM
Jalasutra
Dian Rakyat Risalah Gusti
Karisma
Nonfiksi
Low Quality
Berdasarkan hal di atas, Penerbit Serambi ingin menanamkan bahwa
positioning Penerbit Serambi hanya menerbitkan buku yang menjadi garda depan
penyedia kebutuhan intelektual masyarakat dan penggulir wacana demokratis,
pluralis, dan terbuka serta gagasan-gagasan yang menekankan kesetaraan,
63
kebebasan, dan trust society lintas agama, ras, kultur, dan gender. Karena itu,
Penerbit Serambi akan sangat selektif memilih judul-judul buku yang benar-benar
memiliki daya nalar, daya pikat, dan daya jual yang memberikan benefit bagi
stakeholder maupun pemegang saham (ouwner).
4.3.3 Riset dan Evaluasi
Dalam menjalankan bisnisnya Penerbit Serambi juga melakukan riset dan evaluasi
dalam pelaksanaan strategi komuniskasi pemasaran. Seperti yang diutarakan oleh
Bapak Kurniawan Abdullah selaku General manajer pemasaran produk serambi.
“Tentunya kita melakukan riset dan evaluasi, baik dalam pengembangan pasar maupun untuk peningkatan penjualan. Kita melakukan riset
dan evaluasi per tahun dan per bulan. Riset dan Evaluasi yang kita
lakukan setiap tahun merupakan upaya untuk mendapatkan startegi yang
tepat di tahun berikutnya, yaitu strategi pemasaran secara general,
Sementara itu, untuk per bulan tujuan kita agar terjadi peningkatan
penjualan di bulan berikutnya. Jadi, riset dan evaluasi setiap bulan selalu
dilakukan, guna meningkatkan mempertahankan dan meningkatkan angka
penjualan. Misalnya, bila cara-cara yang dilakukan di titik tertentu atau
di pola tertentu tidak meningkatkan atau mempertahankan angka
penjualan,maka cara tersebut harus dicari cara baru atau ditinggalkan.
Semisal di satu toko buku kita membuat neonboks, X-Banner, dan penyebaran brosur, akan tetapi tidak terjadi penjualan yang berrati, maka cara
tersebut langsung kita sikapi.”
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa riset dan
evaluasi juga merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh bagian pemasaran
dalam menjalankan bisnis penerbitannya dan tanpa melibatkan pihak luar. Riset
dan evaluasi yang dilakukan setiap tahun bertujuan untuk menentukan target dan
strategi di tahun berikutnya, sedangkan riset dan evaluasi setiap bulan dilakukan
guna meningkatkan dan mempertahankan angka penjualan per bulannya.
64
Selain itu, juga dilakukan Riset dan evaluasi terhadap produk atau bukubuku secara langsung, seperti yang diungkapkan Bapak Ali Mugeli selaku
Manajer Pemasaran Penerbit Serambi.
“upaya riset dan evaluasi kita lakukan selain untuk meningkatkan penjualan juga dilakukan untuk mengevaluasi produk. dalam hal ini menentukan cetak ulang dan daur ulang produk. Jumlah oplah yang akan dicetak
ulang diperoleh dari hasil riset marketing dengan melihat reaksi pasar.
“Cetak ulang dilakukan saat stok buku sudah hampir habis, dalam
jangka waktu maksimal satu tahun, dengan mempertimbangkan serapan
pasar, jika serapan pasar bagus, dalam kurun waktu satu hingga tiga
bulan dan meningkatnya permintaan, maka cetak ulang segera dilakukan.
Jangan sampai buku yang dicetak ulang terlalu banyak dan akhirnya
malah tidak laku.
“Sementara itu, daur ulang dilakukan saat stok buku tidak berkurang (tidak ada reaksi pasar) dalam jangka waktu di atas tiga bulan.
Harus diselidiki pula penyebab buku tidak jalan tersebut. Bisa karena
cover atau judul yang tidak menarik, atau malah dua-duanya. Jika hal itu
sudah dipastikan, marketing merekomendasikan kepada tim redaksi untuk
mendaur ulang buku yang dimaksud. Cara ini dilakukan sebagai spekulasi
agar penjualan membaik atau meningkat.”
Berdasarkan uraian tersebut diketahui, riset dan evaluasi merupakan sesuatu yang
rutin dilakukan untuk terus memperhatikan serapan produk di pasar sehingga
upaya apa yang mesti dilakukan dapat cepat dicari solusi, ditanggapi, atau
direspons oleh pemasaran dan bagian redaksi Penerbit Serambi selaku bagian
yang menghasilkan/ menciptakan produk.
4.3.4 Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran (Promotion Objectives)
Dalam melakukan dan menetapkan promosi suatu produk, Penerbit Serambi
memiliki maksud dan tujuan yang ingin di capai, adapun maksud dan tujuan
tersebut seperti yang diuraikan oleh Bapak Kurniawan Abdullah selaku General
Manager Pemasaran Penerbit Serambi, adalah:
65
“Ada dua hal tujuan Strategi komunikasi pemasaran bagi Penerbit
Serambi, pertama Penyadaran, yaitu sebagai upaya merebut space di
benak pembaca bahwa ada buku yang wajib mereka baca dan miliki.
Selain itu, juga sebagai salah satu cara memperkuat branding Penerbit
Serambi, sebagai penerbit favorit. Cara ini dilakukan melalui iklan di
media massa cetak dan elektronik, berupa ulasan/resensi dan bedah buku,
serta melalui media sosial seperti Facebook, Twiter, dan Blog. Tujuan
kedua adalah sebagai Penawaran, yaitu menawarkan buku langsung ke
pangsa pasar khusus atau konsumen yang berpotensi besar untuk membeli
dengan rabat khusus, sebagai contoh kita menyebarkan katalog dan
brosur serta memasang poster, X-Banner, neonboks dan spanduk di tokotoko buku dan event-event pameran agar segera terjadi peningkatan
penjualan di tempat-tempat tersebut.”
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Penerbit Serambi jelas menyadari
akan pentingnya strategi komunikasi dalam memasarkan produknya. Hal tersebut
juga diperjelas dengan penjelasan yang dipaparkan oleh Bapak Qamarudin selaku
General Manajer Redaksi dari hasil wawancara berikut ini.
“Sangat penting, karena tanpa mengomunikasikan secara baik dan tepat
sasaran buku yang diterbitkan, maka kurang baik serapannya di pasar.
Misalnya: Khalayak tidak tahu bahwa ada buku baru yang kita terbitkan;
Khalayak yang memerlukan informasi atau bahan bacaan tertentu tidak
tahu bahwa buku kita bisa dijadikan referensi; Khalayak yang punya uang
dan hobi membeli/mengkoleksi buku, tidak tahu uangnya mau dibelikan
buku yang mana; dan bisa jadi buku kitalah yang sebenarnya bagus!
Dengan kata lain, komunikasi pemasaran yang kami lakukan
adalah tidak semata-mata menginformasikan bahwa ada buku baru yang
terbit, melainkan juga meyakinkan khalayak bahwa buku kami memang
bagus, sangat bagus, dan teramat sangat bagus!
Maka perlu dilakukan serangkain komunikasi pemasaran yang
terintegrasi seperti:
Above the Line (ATL) berupa:
1) Iklan di media cetak dan online;
2) iklan di radio (format bisa talkshow, book review, atau iklan murni);
3) In store promo berupa standing banner dan display buku yang
mencolok;
4) book review di media fokus yang dituju.
Below the Line (BTL) berupa:
1) Aktivitas seminar/book review roadshow;
2) buzz marketing melalu komunitas internet dan konsep launching yang
unik;
66
3) buku gratis untuk para influencer di segmen fokus (misalnya konsultan
marketing, guru, dosen, tokoh politik, dll.)”
Dari penjelasan tersebut Penerbit Serambi menyadari betul peran penting strategi
komunikasi pemasaran. Upaya awareness kepada khalayak terhadap produk
terbitan serambi merupakan sesuatu cara yang wajib dilakukan. Hal tersebut
dirumuskan dengan penerapan aktivitas Above the line (ATL) dan Below the line
(BTL) yang terencana dan ditangani secara mandiri oleh devisi markom.
4.3.5 Strategi Komunikasi Pemasaran
Penerbit Serambi memiliki produk garapan yang cukup beragan dari segi jenis dan
tema. Berdasarkan jenis dan tema yang digarap adalah fiksi dan nonfiksi, serta
agama dan nonagama sehingga dalam memasarkan produknya dibutuhkan
penjelasan-penjelasan mendetail tentang apa, siapa, dan mengapa buku tersebut
harus diketahui. Oleh karena itu, dalam merancang penawaran dan citra
perusahaan serta produk sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti
dan berbeda dalam benak pelanggan sasaran, Penerbit Serambi menerapkan
elemen-elemen yang ada pada bauran komunikasi pemasaran (Promotion Mix).
Berikut hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari bagian pemasaran Penerbit
Serambi.
Hasil wawancara dengan Bapak Ali Mugeli selaku manajer pemasaran:
“Umumnya, strategi yang kita lakukan adalah dengan membuat
penawaran ke toko-toko buku dan outlite-outline yang tersebar di kotakota besar di Indonesia. Penawaran kita lakukan dengan mengirimkan
surat penawaran, katalog, dan pengiriman sampul dan sinopsis atau
intisari buku ke toko-toko tersebut. Pelaksanaannya dapat kita lakukan
juga dengan by phone, email, atau fax. Selain itu, kita juga melakukan
upaya pemaksiamalan melalui wiraniaga-wiraniaga yang ada di toko-toko
67
buku (pendekatan personal) agar buku-buku kita mendapat perhatian
dalam penataan di toko buku/display”.
Selain itu, strategi komunikasi yang dilakukan oleh Penerbit Serambi juga
menggunakan aktivitas Above the Line (ATL) dan Below the Line (BTL). Seperti
apa yang dikemukakan oleh Ibu Endah Sulwesi selaku Koordinator Marketing
Komunikasi Penerbit Serambi.
“Setiap buku baru selalu kita perlakukan sama, yaitu dengan melakukan
upaya-upaya awareness agar produk kita diketahui oleh konsumen.
Upaya-upaya yang kita lakukan adalah dengan iklan pada media massa
cetak dan elektronik, seperti resensi dan talkshow, book review, atau iklan
murni. In store promo berupa standing banner, poster, dan penyebaran
brosur. Aktivitas lain yang kita lakukan berupa: seminar/book review
roadshow; buzz marketing melalu komunitas internet dan konsep
launching yang unik; buku gratis untuk para influencer di segmen fokus
(misalnya konsultan marketing, guru, dosen, tokoh politik, dll.)”
Dalam mengimplementasikan strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan
Penerbit Serambi juga melakukan perubahan-perubahan setiap tahunnya, seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Kurniawan Abdullah selaku General Manejer
Penerbit Serambi.
“Di tahun 2010 kita melakukan upaya pengembangan pasar dalam
menyiasati stok/ketersediaan buku murah yang semakin menipis. Dari segi
distribusi, strategi di tahun 2009 lebih fokus di Jakarta, dan untuk kotakota lain kita hanya mengandalkan sales perwakilan, tidak ada kantor
tidak ada peralatan. Di tahun 2010, maret, kita membuka kantor
perwakilan di Surabaya untuk meng-cover wilayah Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Indonesia bagian timur. Pada bulan November 2010 kita
membuka cabang/kantor perwakilan di Bandung untuk meng-cover Jawa
Barat. Dengan penambahan dua cabang tersebut pengaruhnya cukup
besar, serapan pasar meningkat, jika di tahun sebelumnya satu judul
hanya beroplah 2.500–3.000 eksemplar, setelah dua cabang tersebut di
buka maka kebutuhan stok meningkat menjadi 3.500 karena bertambahnya
jumlah outlite yang tadinya berkisar 240-an kini bisa mencapai 400
outlite/toko.
Perbedaan dari segi penjualan, di tahun 2009, kita mengandalkan
proyek dan pameran-pameran untuk menghasilkan penjualan, karena
pada tahun tersebut stok ketersediaan buku murah atau buku-buku lama
68
jumlahnya sangat banyak. Akan tetapi, di 2010 kita evaluasi, yang pada
akhirnya kita lebih fokus penjualan ke toko-toko buku, baik modern
maupun tradisional karena kontribusi toko lebih menjanjikan penjualan
dan bisa diprediksi/diramalkan hasilnya, di sisi lain biaya bisa ditekan,
waktu yang dikeluarkan lebih sedikit karena orang toko terlibat, tapi kalo
pameran, semua sumber daya kita terlibat apalagi dari segi biaya sangat
tidak efektif, yang jelas di 2010 dan tahun 2011 ini penjualan kita
fokuskan ke toko-toko.”
Berdasarkan kutipan hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan, bahwa
strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan di tahun 2010 cenderung berbeda
dari tahun sebelumnya, yang lebih mengandalkan aktivitas pameran dan proyek,
tetapi di tahun 2010 Penerbit Serambi lebih menerapkan strategi komunikasi ke
toko-toko dan outlite buku. Dalam hal ini Penerbit Serambi menerapkan strategi
dorong (push) untuk mengomunikasikan produknya.
4.3.6 Strategi Bauran Pemasaran pada Penerbit Serambi
1. Produk
Produk buku digarap serta diterbitkan PT Serambi sangat variatif dari jenis dan
temanya. Berdasarkan jenis dan tema yang digarap adalah fiksi dan nonfiksi, serta
agama dan nonagama. Tema agama meliputi: keislaman, spriritualitas, dan
teologi. Tema nonagama meliputi: filsafat, sains, budaya, ilmu-ilmu sosial,
kesehatan, pengembangan diri, keluarga, pengasuhan anak (parenting), keuangan,
bisnis, dan keindonesiaan.
Demi mengonsentrasikan setiap bidang garapan buku tersebut maka
Penerbit Serambi menerapkan strategi lini produk. Pada masa depan, lini ini dapat
69
bertambah atau berkurang, dimekarkan, atau dileburkan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan yang ada.
1. Tema agama meliputi: keislaman, spriritualitas, dan teologi. Berikut nama lini
serta produk garapannya di bawah Subrand Penerbit Zaman.
a) GIHI (Gemala Ilmu Hikmah Islam); Menerbitkan buku-buku tentang
berbagai aspek Islam dan umat Islam karangan pemikir Islam
kontemporer, muslim maupun nonmuslim.
b) PIK (Pustaka Islam Klasik); Menerbitkan buku-buku tentang berbagai
aspek Islam dan umat Islam yang dikarang oleh ulama sebelum abad XII
Hijriah.
2. Tema nonagama meliputi yang diterbitkan dengan brand Serambi terdiri dari
lima lini, di antaranya: GCU, TUB, CJSR, NN, dan RIF. Berikut nama lini
serta kategori produk Penerbit Serambi yang dimaksud.
Gita Cerita Utama (GCU) drama, pop, misteri, thriller, komedi, spiritual, fiksi sains, fantasi, dan memoar Taktis untuk Bisnis (TUB) manajemen, bisnis, keuangan, ekonomi, dan kepemimpinan organisasi. Cerdas Jiwa Sehat Raga (CJSR) pengembangan diri/ kepribadian, kesehatan, spiritualitas, dan makanan Nafiri Negeri (NN) Politik, sejarah, budaya, tokoh, Sastra Risalah Ilmu dan Falsafah (RIF) pop sains, filsafat, dan investigasi jurnalistik , ilmuā€ilmu sosial Selain itu, Penerbit Serambi juga melakukan diferensiasi dengan melakukan
spesifikasi produk buku berdasarkan ukuran.
Spesifikasi
produk
yang
dikembangkan oleh Penerbit Serambi awalnya terdiri dari tiga jenis ukuran, yaitu
buku besar, buku kecil, dan buku saku. Ukuran buku tersebut mengalami
perkembangan di luar ukuran yang sudah ada atas mempertimbangan kebutuhan
ataupun kepentingan dari penampilan buku. Oleh karena itu, pada tahun 2007
70
terjadi penambahan jumlah bentuk dan ukuran, yang disebut ukuran khusus. Pada
tahun-tahun berikutnya mungkin akan bertambah atau berkurang, bergantung pada
perkembangan dan kebutuhan yang ada. Berikut perincian spesifikasinya yang ada
di tahun 2010:
•
Buku Besar
: 15 x 23 cm
•
Buku Kecil
: 13 x 20 / 13 x 19 cm
•
Buku Saku
: 11 x 17 cm
•
Buku Induk
: 17 x 25 cm
•
Edisi CD
: 14,5 x 19 cm
•
Edisi Khusus : 17,5 x 19,5 cm
Ukuran buku dapat dikembangkan di luar ukuran yang ada dengan
mempertimbangkan kebutuhan atau kepentingan dari penampilan buku. Bentuk
sampul/kemasan: SC (soft cover)/sampul lunak; HC (Hard Cover)/sampul keras;
SHC (Semi Hard Cover).
2. Harga
Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian. Dari harga tersebut akan dapat
diketahui apakah suatu produk memang cukup bernilai, termasuk barang mewah
atau tidak, serta apakah bisa ditawar atau tidak. Penentuan harga ini merupakan
suatu hal yang perlu dicermati karena harga merupakan aspek penjualan yang
paling kompetitif. Hampir semua orang memperhatikan harga dalam membeli
suatu barang.
Kebijakan harga buku terbitan Serambi ditentukan dari harga HPP (harga
pokok produksi), seperti bahan baku (kertas), ongkos cetak, biaya royalti buku
(6% dari harga jual), dan promosi (3%). Akan tetapi, HPP bukan hanya satu-
71
satunya faktor penentu. Harga buku kompetitor juga ikut menentukan. Diharapkan
dengan research harga buku kompetitor yang menerbitkan buku dengan genre
yang sejenis, hal itu bisa membantu konsumen memilih produk Serambi.
Kisaran harga produk buku yang ditawarkan oleh Penerbit Serambi
umumnya berada di tengah-tengah antara pesaingnya. Namun, tidak jarang pula
ada produk buku yang memang dibuat lebih mahal dan jauh dari harga pesaingnya
agar tercipta kesan yang baik, eksklusif serta bermutu tinggi. Buku-buku yang
diterbitkan Serambi memiliki harga yang cukup beragam dengan range harga
yang cukup luas. Sebagian besar buku terbitan Serambi berada di rentang harga
Rp50.000-120.000.
Kebijakan harga diskon—dalam hal ini kebijakan ditentukan oleh bagian
marketing—dalam memberikan diskon ke toko dan distributor. Setiap toko dan
distributor tidak memiliki standar diskon tertentu. Pemberian diskon ke toko dan
distributor, ditentukan dari performance dan perkiraan sasaran konsumen serta
nilai omzet yang dicapainya, baru kemudian ditentukan diskonnya. Contohnya,
toko buku online inibuku.com. Dia mendapatkan diskon dari Serambi lebih besar
dibandingkan dengan toko buku online lainnya, bila biasanya 30% dia
mendapatkan 45% karena nilai omsetnya yang di atas target yang ditetukan.
Selain itu, pemberian diskon untuk pelanggan yang langsung membeli di
toko buku serambi (GRANADA) atau melalui direct, dilakukan secara seragam,
yaitu maksimal 20%.
72
3. Distribusi
Penerbit Serambi pada tahun awal kelahirannya, yaitu awal tahun 2000 hingga
tahun 2005, masih menerapkan pola marketing konvensional, yaitu melakukan
penjualan buku melalui distributor dan toko buku langsung. Dalam hal ini
Penerbit Serambi masih bergantung pada distributor/agen buku yang notabene
merupakan organisasi di luar Penerbit Serambi. Pada tahun 2006, Penerbit
Serambi bisa menangani secara mandiri distribusi buku untuk wilayah
Jabodetabek. Memasuki usia yang kesepuluh, pada tahun 2008 strategi marketing
Penerbit Serambi lebih maju, yaitu memperluas area pemasaran dan saluran
distribusi yang ditangani secara mandiri dengan mendirikan Serambi Sales and
Distribution Centre. Sejak 2008 hingga 2010, Penerbit Serambi telah memiliki
tiga kantor cabang yang berada langsung di bawah Serambi Sales and Distribution Centre, yaitu Jakarta (meliputi Jabodetabek), Surabaya, dan Bandung.
Wilayah pemasaran produk serambi meliputi seluruh area Indonesia.
Untuk memudahkan distribusi, semua produk dibuat di Jakarta dan kemudian
disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia melalui kantor cabang dan perwakilan
yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, distribusi produk juga dibantu
oleh kantor representatif dan depo yang tersebar di kota-kota kabupaten maupun
kotamadya di seluruh Indonesia. Mengacuh pada perencanaan strategi pemasaran,
marketing membagi area distribusi menjadi empat, di antaranya:
* Area I
: Jabodetabek dan Sumatra
* Area II
: Jawa Barat dan Jawa Tengah
* Area III
: Jawa Timur Indonesai Timur
* Area Khusus : Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam
73
Sebagian besar produk buku Penerbit Serambi, dipasarkan secara direct
oleh sales force. Persentase distribusi buku adalah 60-40, 60% dilakukan secara
langsung sedangkan 40% dititipkan melalui toko buku. Namun, secara umum
saluran distribusi Penerbit Serambi dilakukan melalui:
1. Direct selling dengan sistem jemput bola, melalui tim sales.
2. Jaringan toko buku, baik modern maupun tradisional (modern: Gramedia,
Gunung Agung, Trimedia. Tradisional: toko-toko buku yang tersebar di
kampus-kampus dan sebagainya)
3. Melaui Proyek, baik B to B maupun B to G.
4. Promosi
Penerbit Serambi menyadari betul pentingnya promosi, baik untuk brand
awareness produk maupun perusahaan kepada khalayak. Maka dibentuklah devisi
Markom pada tahun 2007, bagian ini berada di luar struktur bagian pemasaran,
markom bertanggung jawab langsung kepada direktur utama.
Promosi wajib dilakukan untuk produk (buku-buku) yang telah terlihat
penjualannya secara signifikan, atau mengalami cetak ulang sebanyak lebih dari
dua kali. Untuk bentuk dan pola promosi disesuaikan dengan spesifikasi produk
dan jenis buku yang bersangkutan. Media yang dipilih haruslah cocok dan tepat
untuk buku tersebut. Akan tetapi, umumnya, pola standar promosi yang
dilakukan, yaitu berupa resensi di media cetak, pembuatan poster untuk
ditempatkan di toko-toko buku, baik modern maupun tradisional dan iklan di
majalah serta milis-milis pecinta buku. Pada buku-buku dengan penjualan yang
sangat baik, promosi dengan dana yang lebih besar juga dilakukan, seperti bedah
74
buku dan iklan di media cetak. Selain itu, Serambi juga memiliki promo
tool/gimmick seperti pembatas buku, mug, pulpen, payung, kaos, dll.
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi, selain membuat
website Serambi (www.serambi.co.id) yang merupakan media informasi untuk
buku-buku terbitannya, Serambi juga memanfaatkannya untuk memperluas
pemasaran dan mempermudah pelanggan agar mudah mendapatkan buku yang
diinginkannya, tanpa harus beranjak ke toko buku. Serambi membuat Toko Buku
Serambi Online yang beralamat di http://toko.serambi.co.id.
Selain itu, juga membuat Toko Buku Offline yang bertempat di kantor
Serambi sendiri. Sebagai daya tarik lalu disediakan promo-promo khusus yang
hanya bisa ditemui di kedua toko ini. Tujuannya, selain mendapatkan profit yang
lebih besar, juga agar ada kedekatan/interaksi langsung dengan konsumen. Toko
Buku Serambi Offline juga merupakan tempat layanan purnajual yang bertujuan
untuk menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk-produk Serambi. Buku
yang cacat produksi, dapat ditukar langsung dengan produk yang lebih baik,
mekanismenya dapat dilakukan dengan cara dikirim via jasa pengiriman (ongkos
ditanggung penerbit untuk wilayah DKI) atau datang langsung.
4.3.7 Penerapan Bauran Komunikasi Pemasaran
1. Periklanan (Advertising)
Dalam pelaksanaan aktivitas periklanan Penerbit Serambi menanganinya sendiri
tanpa menggunakan biro iklan mengingat target market Penerbit Serambi yang
sudah jelas. Biasanya, pesan yang disampaikan dalam iklan menggunakan daya
tarik rasional dengan tipe faktual, yaitu berisi tentang identitas penerbit, buku,
75
judul, cover, penulis dan intisari buku. Dalam pelaksanaannya kegiatan periklanan
yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut.
a. Surat Kabar dan Majalah
Salah satu peran yang dilakukan oleh devisi markom yang dikoordinatori Ibu
Endah Sulwesi adalah menginformasikan buku-buku terbitan serambi kepada
khalayak konsumen sasaran. Dari hasil wawancara diketahui bahwa untuk
mengakomodasi banyaknya judul buku yang terbit setiap bulan dan
menyiasati besarnya biaya beriklan di media massa, maka Penerbit Serambi
menjalin hubungan baik dengan media-media massa, baik cetak maupun
elaktronik dan peresensor-peresensor lepas agar buku-buku mendapat
perhatian untuk di resensi. Dalam pelaksanaannya, Penerbit Serambi
mengirimkan buku-buku yang potensial dari sisi topik dan tema, ke beberapa
media massa yang cocok dengan tema dan isi buku agar di resensi dan dimuat
atau ditayangkan pada media yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui dalam beriklan dikedua
media ini, surat kabar dan majalah, Penerbit Serambi tidak melakukan
pembelian space iklan, karena umumnya format periklanan yang dilakukan
pada media surat kabar dan majalah berupa book review atau resensi buku,
yang dilakukan oleh wartawan ataupun resensor freelance professional.
2. Media Elektronik
Selain itu, media yang digunakan dalam beriklan oleh Penerbit Serambi adalah
Radio dan internet. Dalam beriklan melalui media Radio, format yang
digunakan hampir sama dengan media massa cetak, yaitu berupa book review,
76
bedah buku, dan peluncuran (launching) buku. Walaupun sama-sama tidak
harus membayar space iklan, perbedaanya Penerbit Serambi menjadi
narasumber atau pengisi acara yang ada distasiun radio tersebut pada waktu
yang ditentukan secara onair.
Internet, dalam beriklan melalui media internet Penerbit Serambi
menanganinya dengan serius, melalui www.serambi.co.id, selain memberikan
pelayanan informasi mengenai produk-produk terbitan serambi, website
serambi juga melayani penjualan secara online serta menyediakan katalog
daftar dan harga buku.
3. In store promo
Pola promosi ini dilakukan di toko-toko/outlite-oulite dan pada waktu iventivent pameran yang diikuti Penerbit Serambi. Bentuknya berupa membuat
brosur, poster, standing banner, spanduk untuk disebar/ditempatkan di tokotoko buku, baik modern maupun tradisional serta penempatan display buku
yang mencolok di rak-rak penjualan. Perlakukuan pola promosi seperti ini
dilakukan untuk setiap judul buku yang baru terbit.
2. Penjualan Personal (personal selling)
Pada pola ini, penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli
untuk membeli produk yang ditawarkan. Melalui interaksi secara langsung ini
maka pihak penjual dapat melihat dan mendengarkan tanggapan atau respons
pembeli. Dalam hal ini, Penerbit Serambi melakukannya pada saat event-event
pameran melalui para wiraniaga-wiraniaga yang disiapkan untuk melayani
konsumen yang datang. Selain itu, Penerbit Serambi juga memiliki dua toko buku
77
sendiri, yaitu pertama Toko Buku Granada yang beralamat di Kantor Penerbit
Serambi, Jln. Kemang Timur Raya, No. 16, Jakarta. Kedua, toko buku Granada
yang ada di Bandung. Kedua toko tersebut selain melayani penjualan langsung
juga tempat purna jual bagi produk-produk yang cacat produksi untuk ditukarkan
dengan yang lebih baik. Selain itu, juga penjualan langsung kepada orang-orang
yang berpotensi menjadi influencer di segmen fokus (misalnya konsultan
marketing, guru, dosen, tokoh politik, dll.) dengan penawaran harga khusus.
3. Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan dan
yang menjadi target adalah konsumen akhir. Pada dasarnya, pola promosi penjualan yang dilakukan pada tahun 2010 merupakan kelanjutan program 2009,
yaitu suatu cara untuk menghabiskan stok buku yang sudah kurang berjalan
pergerakan penjualannya. Pelaksanaan promosi penjualan dilakukan hanya dalam
waktu dan periode tertentu saja, misalnya promosi penjualan diadakan ketika
Penerbit Serambi mengadakan pameran buku, baik yang dilakukan secara
mandiri, seperti pameran Ramadan di pelataran parkir kantor serambi, di kampuskampus, maupun di Instansi-instansi swasta dan pemerintah, serta pameran yang
diadakan oleh Ikapi, seperti Indonesia Books Fair, Jakarta Books Fair, dan
Islamic Books Fair.
4. Hubungan Masyarakat (public relation)
Aktivitas hubungan masyarakat umumnya dilakukan melalui kegiatan dalam
format peluncuran dan bedah buku pada saat Penerbit Serambi mengikuti
78
pameran-pameran yang diselenggarakan baik secara mandiri
maupun yang
diselenggarakan Ikapi. Untuk bedah buku atau peluncuran buku Penerbit Serambi
melibatkan narasumber yang kompeten untuk mengisi materi. Biasanya, acara
bedah buku atau peluncuran buku diadakan melalui kerja sama dengan instansiinstansi ataupun komunitas-komunitas budaya yang terkait dengan isi topik dan
tema buku.
Selain itu, aktivitas humas juga dilakukan dalam bentuk kuis. Kuis
merupakan salah satu cara yang dilakukan devisi markom sebagai bentuk kegiatan
humas. Kuis berupa pertanyaan seputar buku dan Penerbit Serambi dilakukan
pada saat acara bedah buku yang diselenggarakan di salah satu stasiun radio dan
di acara pameran. Selain untuk menarik minat peserta juga untuk meningkatkan
brand awareness dan brand image Penerbit Serambi sesuai visi dan misi yang
telah ditetapkan.
5. Pemasaran Langsung (direct marketing)
Aktivitas pemasaran langsung dilakukan perusahaan sebagai upaya dalam
memperluas pasar atau segmen-segmen yang belum terjangkau oleh toko-toko dan
outlite-oulite yang tersebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Pemasaran
langsung dilakukan dengan pihak-pihak yang bekerja sama dengan Penerbit
Serambi, baik instansi pemerintah, swasta, outlite-outlite buku, organisasi,
maupun perorangan yang tertarik untuk memasarkan produk-produk buku terbitan
serambi. Pemasaran langsung dilakukan dengan sarana bantu berupa katalog,
brosur, leaflet, info buku, fax, email, telepon dan surat penawaran langsung.
79
Penjualan buku sebagian besar dilakukan secara langsung (sekitar 60%) dan
sisanya melalui toko buku dan proyek.
4.3.8 Kendala yang Dihadapi dalam Komunikasi Pemasaran
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Penerbit Serambi, seperti yang diutarakan oleh
Ibu Endah Sulwesi selaku Koordinator Markom Penerbit Serambi.
“Kendala yang kita hadapi adalah dalam mendatangkan peserta
diskusi, itu susah banget, beda kalo kita ajak nonton, gampang banget,
tapi kalo ajak ke diskusi peluncuran dan diskusi buku susah banget,
kalopun ada yang datang orangnya itu-itu saja. Mungkin hal tersebut
karena buku serambi kebanyakan terjemahan, biasanya kalo louncing
mendatangkan penulisnya, kami tidak, karena buku kami terjemahan, jadi
pembicaranya/pembahasnya orang lain.”
Dari kutipan wawancara tersebut dapat diketahuai kendala yang paling
umum dirasakan adalah kegiatan komunikasi dalam bentuk peluncuran dan bedah
buku. Kegiatan ini biasanya dilakukan di toko-toko buku dan tempat-tempat yang
menjadi pusat kegiatan budaya. Kesulitannya mendatangkan peserta diskusi
peluncuran dan bedah buku, yang mungkin hal ini disebabkan buku-buku serambi
umumnya buku terjemahan bukan buku yang ditulis oleh penulis lokal, jadi daya
tariknya kurang. Kalo penulisnya semisal Adrea Hirata, karena penulisnya
langsung sebagai narasumber maka orang akan berkumpul untuk berburu tanda
tangannya.
Selain itu, dari hasil wawancara dengan Bapak Kurniawan Abdullah
selaku General Manajer Pemasaran, mengungkapkan kendala yang dihadapi
dalam komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut.
80
“Kendala yang kita hadapi dalam komunikasi pemasaran produk
buku terbitan serambi terdapat pada sisi SDM. Dalam soal penjualan,
strategi orang dalam mengkomunikasikan penjualan lisan kepada
konsumen/toko buku mengenai produk buku yang diterbitkan serambi
menuntut seorang pemasar untuk memiliki product knowledge yang
memadai sehingga mampu menyampaikan kepada konsumennya ketika
membutuhkan rekomedasi tentang suatu tema, hal ini menjadi
permasalaha serius dalam proses penjualan personal (personal selling).
Hanya orang-orang lama atau senior saja yang mampu menjelaskan dan
menyampaikan produk-produk yang dimiliki serambi”
Dari kutipan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kendala yang
dihadapi oleh Penerbit Serambi adalah dari segi penjualan personal (personal
selling) yang menuntut seorang pemasar memiliki product knowledge yang
memadai terhadap banyak buku-buku hasil terbitan serambi yang beragam dari
jenis dan temanya.
4.4 Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam
dengan narasumber pada Penerbit Serambi, yaitu Bapak Qamarudin SF selaku
general manajer redaksi, Bapak Kurniwan Abdullah selaku general manajer
pemasaran, Bapak Ali Mugeli selaku manajer pemasaran, dan Ibu Endah Sulwesi
selaku Markom, serta pengumpulan data dan dokumen perusahaan yang
mendukung penelitian, maka penulis akan menjelaskan secara terperinci
permasalahan yang menjadi objek penelitian dan menganalisis semua data yang
diperoleh sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai
penerapan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Penerbit Serambi.
Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam pemasaran
harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic
81
marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber
daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi,
baik internal maupun eksternal, yaitu suatu studi terperinci mengenai kondisi
pasar yang dihadapi perusahaan beserta kondisi produk dan brand yang dimiliki.
Analisis yang cermat terhadap pasar akan memberikan peluang bagi setiap produk
untuk masuk ke pasar. PT Serambi Ilmu Semesta yang bergerak dalam bisnis
penerbitan buku sebelum melakukan kegiatan komunikasi pemasaran produknya
juga menganalisis faktor-faktor kunci (SWOT) guna mengetahui aspek internal
yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta aspek eksternal yang meliputi
peluang dan ancaman yang dihadapi produk.
Dalam melakukan analisis SWOT, perusahaan harus mengadakan riset dan
evaluasi terlebih dahulu terhadap pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
yang telah dilakukan, apakah upaya tersebut berhasil atau tidak. Riset dan evaluasi
yang dilakukan oleh Penerbit Serambi dilakukan secara internal oleh pihak
perusahaan, yaitu devisi marketing, redaksi, dan markom.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa yang menjadi kekuatan Penerbit
Serambi adalah pada produk garapannya yang beragam dan meliputi hampir
semua tema, mulai dari tema agama hingga nonagama. Buku agama bersifat
moderat, lintas mazhab, rasional, dan kaya refleksi. Sementara itu, buku fiksi
populer yang diterbitkan adalah karya papan atas, yang ditulis dengan baik, dan
tidak picisan (memadukan antara pencerdasan dan hiburan). Selain itu, Brand
Serambi sebagai penerbitan buku bermutu sudah kuat (usia 12 tahun) dengan
jaringan distribusi dan pemasaran yang luas serta ditangani secara mandiri.
82
Sementara itu, yang menjadi kelemahan Penerbit Serambi adalah kendala
dalam produksi karena tidak memiliki percetakan sendiri yang mengakibatkan
biaya cetak buku tidak bisa ditekan sehingga mempengaruhi harga jual produk.
Sumber daya manusia dalam tim redaksi sebagai core bisnis penerbitan sebagian
besar berstatus freelance juga menjadi kendala karena menyangkut produktivitas
dan biaya produksi. Selain itu, belum memadainya jumlah toko/outlet yang
dimiliki dan penggarapan pasar tradisional yang belum maksimal juga menjadi
kelemahan yang menjadi perhatian serius pagi perusahaan khususnya dari sisi
pemasaran.
Penerbit Serambi juga melihat dan mencermati peluang atau kesempatan
yang dimilikinya, yaitu meningkatnya pertumbuhan pelajar maka akan
menumbuhkan minat baca sehingga potensi pasar yang terus berkembang akan
menguntungkan Penerbit Serambi karena luasnya tema dan topik yang diterbitkan,
mencakup banyak segmen (tak terbatas pada pangsa pasar tertentu). Selain itu,
juga kian murah dan beragamnya media promosi dan penjualan buku di era
internet, terutama dengan jejaring sosialnya yang terus berkembang pesat (tak
tergantung iklan media massa yang mahal) juga menjadi peluang bagi Penerbit
Serambi dalam mengomunikasi produk-produknya kepada konsumen sasaran.
Sementara yang menjadi ancaman bagi Penerbit Serambi adalah maraknya
e-book (elektronik book) atau digital book yang membuat harga produksi dan jual
menjadi lebih murah, ringan, dan mudah diakses merupakan ancaman serius bagi
kelangsungan dunia penerbitan. Juga maraknya perkembangan industri hiburan
turut menjadi ancaman bagi Penerbit Serambi karena hal tersebut dapat merebut
83
perhatian dan menjadi penyebab utama menurunnya minat baca buku. Selain itu,
dari sisi produksi, langkahnya bahan baku kertas juga merupakan ancaman yang
serius, karena semakin langkahnya bahan baku akan mempengaruhi harga
pembelian bahan baku dan berakibat pada harga jual produk serambi. Suburnya
penerbit-penerbit baru yang bermain di lahan yang sama juga menjadi ancaman
serius bagi Penerbit Serambi dalam menjalankan roda bisnisnya.
Strategi komunikasi pemasaran merupakan sebuah perencanaan yang
cermat dan sistematis, hal tersebut dilakukan PT Serambi Ilmu Semesta guna
mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, sebelum
menetapkan sebuah strategi, Penerbit Serambi mengidentifikasi pasarnya dengan
melakukan Segmentasi, Targeting, dan Positioning agar strategi yang ditetapkan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menurut peneliti, tahapan penetapan STP yang dilakukan telah tepat,
khususnya dalam mensegmentasi khalayak sasarannya. Dalam penetapan
segmentasi dan targeting, yaitu menentukan dan merencanakan siapa yang paling
mungkin menjadi pembeli buku terbitannya, PT Serambi Ilmu Semesta memilah
berdasarkan lini produk yang dikelola dengan membentuk Sub-Brand. Adapun
Sub-Brand yang dimaksud adalah Penerbit Zaman untuk buku-buku bertemakan
agama, sedangkan untuk buku-buku umum diterbitkan dengan subBrand Penerbit
Serambi.
Brand berkaitan dengan persepsi, identitas, dam image untuk membedakan
dari produk-produk sejenis dan agar mudah dikenali. Terkait erat dengan identitas,
sebuah brand dipasaran memerlukan positioning yang jelas, agar bisa berada
84
dalam posisi yang berbeda dari pesaing. Dengan kata lain, positioning merupakan
upaya memposisikan dan menempatkan brand dalam benak konsumen terhadap
semua merek dalam satu kategori. Strategi positioning dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa variable, seperti Category Positioning, Image Positioning,
Unique Product Feature Positioning, dan Benefet Positioning. Strategi Penetapan
positioning yang dilakukan PT Serambi Ilmu Semesta dilakukan untuk setiap
subBrand, contoh lini produk dengan tema agama yang diwakili oleh SubBrand
Zaman, adalah Asiknya Belajar Islam.
Sementara itu, positioning Serambi sebagai sebuah perusahaan penerbitan
buku ingin menanamkan ke benak khalayak, bahwa Serambi hanya menerbitkan
buku yang menjadi garda depan penyedia kebutuhan intelektual masyarakat dan
penggulir wacana demokratis, pluralis, dan terbuka serta gagasan-gagasan yang
menekankan kesetaraan, kebebasan, dan trust society lintas agama, ras, kultur, dan
gender.
Menurut peneliti positioning yang ditetapkan untuk Penerbit Serambi
tersebut menggunakan pendekatan Image Positioning, yaitu mengambil image
yang baik dari produk terbitan Serambi sebagai produk dengan kualitas terbaik,
baik dari segi penyajian isi (tata bahasa) maupun kemasan (hasil cetakan). Selain
itu, untuk harga yang ditentukan oleh Penerbit Serambi secara langsung dapat
membangun image keseluruhan dari produk Serambi. Harga buku yang berkisar
menengah ke atas bisa dipersepsikan berkualitas dan dapat dipercaya. Selain itu,
sejak menerbitkan buku The Da Vinci Code dan Malaikat & Iblis karya Dan
Brown pada 2004 yang melambung di pasar, Serambi berhasil mencuri perhatian
85
masyarakat Indonesia dengan karya-karya bestseller di dunia yang fenomenal
tersebut. Serta menyusulnya buku-buku populer di bidang ekonomi dan bisnis
(manajemen, keuangan, dan bisnis) salah satunya Blue Ocean Strategis, menjadi
nilai tambah Penerbit Serambi semakin dikenal masyarakat pembaca sebagai
penerbit umum yang bermutu.
Selain menetapkan STP Penerbit Serambi juga melakukan upaya
komunikasi pemasaran dalam menjalankan bisnis penerbitannya. Dalam proses
penetapan tujuan komunikasi pemasaran ada dua hal penting yang diharapkan
oleh Penerbit Serambi, pertama Penyadaran (awareness), yaitu sebagai upaya
merebut space di benak pembaca, bahwa ada buku yang wajib mereka baca dan
miliki. Selain itu, juga sebagai salah satu cara memperkuat branding Penerbit
Serambi, sebagai penerbit favorit. Cara ini dilakukan melalui iklan di media massa
cetak dan elektronik, berupa ulasan/resensi dan bedah buku, serta melalui media
sosial seperti Facebook, Twiter, dan Blog. Tujuan kedua adalah sebagai
Penawaran, yaitu menawarkan buku langsung ke pangsa pasar khusus atau
konsumen yang berpotensi besar untuk membeli dengan rabat khusus, sebagai
contoh kita menyebarkan katalog dan brosur serta memasang poster, X-Banner,
neonboks dan spanduk di toko-toko buku dan event-event pameran agar segera
terjadi peningkatan penjualan di tempat-tempat tersebut dan didukung dengan
promosi penjualan.
Penerbit Serambi dalam mengomunikasikan produknya kepada konsumen
menerapkan strategi dorong (push strategy) dan strategi tarik (pull strategy).
Kedua strategi ini digunakan secara konjungsi atau saling melengkapi. Pada tahun
86
2010, Penerbit Serambi lebih banyak menerapkan strategi dorong, yaitu
menggunakan jalur distribusi guna mendorong produk ke saluran-saluran
distribusi, mulai dari toko, outlite-oulite, dan pengecer agar konsumen mudah
mendapatkannya. Strategi ini didukung juga dengan upaya in store promo, yaitu
pemasangan dan penyebaran spanduk, poster, katalog, leflet, standing banner
mengenai produk-produk terbitan serambi di toko-toko, outlite, dan pengecer.
Sementara itu, penerapan strategi tarik (pull strategy) yang intinya adalah
membangun daya tarik terhadap produk dan brand melalui berbagai media dengan
harapan konsumen mengetahui dan mencari produk ke agen-agen, toko/outliteoulite yang ada, Penerbit Serambi melakukannya dengan beriklan menggunakan
media massa, baik media cetak maupun elektronik. Format kegiatan periklanan
umumnya berupa resensi/ulasan buku di media massa cetak dan acara bedah dan
launching buku di stasiun radio. Adapun stasiun radio yang bekerja sama dengan
Penerbit Serambi adalah RRI, DFM, Sonora, dan Mustang. Sementara surat kabar
yang bekerja sama adalah Koran Jakarta, Tribun Jabar, majalah Paras, HU
Singgalang, Majalah Stabilitas, dll. Dalam hal ini Penerbit Serambi tidak
mengeluarkan biaya, baik resensi di media cetak (surat kabar dan majalah)
maupun radio. Dalam pelaksanaannya, di surat kabar dan majalah Penerbit
Serambi hanya mengirimkan buku ke koran dan majalah yang bersangkutan dan
peresensor lepas, setiap minggu ada 3–5 judul yang diresensi. Sementara itu,
untuk di stasiun radio Penerbit Serambi menjadi pengisi acara/narasumber dalam
acara bedah buku yang rutin dilakukan minimal dua minggu sekali, dan maksimal
satu bulan sekali. Selain itu, Penerbit Serambi juga mengomunikasikan melalui
87
media internet, yaitu website www.serambi.co.id, facebook, Twiter, blog dan
milis-milis. Untuk website ini ditangani sendiri oleh webmaster yang selalu mengupdate informasi-informasi mengenai produk dan ivent-ivent yang diadakan.
Dalam menunjang strategi komunikasi tersebut, Penerbit Serambi juga
menerapkan bauran komunikasi pemasaran (promotion mix), yaitu berupa
periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan
(sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan pemasaran
langsung (direct marketing). Bentuk nyata dari upaya yang dilakukan adalah
penerapan bauran komunikasi pemasaran secara taktis dan strategis. Taktis yaitu
Penerbit Serambi berusaha menyelaraskan berbagai elemen-elemen promotion
mix mulai dari perikalan, promosi penjualan, publik relation, dalam mendukung
proses penjualan personal dan pemasaran langsung. Strategis, diterjemahkan
dalam bentuk penggarapan produk yang beragam dalam menjawab demand,
wants, dan needs dari konsumen sasaran dengan memanfaatkan strategi lini
produk berdasarkan target marketnya. Seluruh langkah dan upaya tersebut guna
mencapai dan meningkatkan penjualan dari produk-produk terbitan Serambi.
Dalam setiap pelaksanaan komunikasi pemasaran, Penerbit Serambi selalu
melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah pelaksanaannya sesuai dengan
perencanaan atau tidak. Umumnya, evaluasi yang dilakukan adalah menganalisis
pemakaian biaya operasional dalam proses penerapan bauran komunikasi
pemasaran, bila cara-cara yang digunakan tidak berdampak pada angka penjualan
maka upaya tersebut dievaluasi untuk diputuskan apakah di ubah atau dihentikan.
88
Dari berbagai usaha dan aktivitas yang dilakukan PT Serambi Ilmu
Semesta juga tidak pernah lepas dari kendala-kendala yang ada. Akan tetapi,
kendala-kendala tersebut diharapkan dapat diatasi tanpa menggangu strategi
komunikasi yang sedang berjalan. Ada dua (2) kendala atau permasalahan yang
menjadi perhatian serius Penerbit Serambi dalam pelaksanaan strategi komunikasi
pemasaran, pertama, sulitnya mendatangkan peserta atau pengungjung acara
peluncuran dan bedah buku, kedua, permasalahan dalam product knowledge bagi
sales atau tenaga wiraniaga dalam pelaksanaan penjualan langsung.
Untuk permasalahan yang pertama, Ibu Endah selaku markom memperkirakan penyebabnya mungkin disebabkan oleh buku terbitan kita yang umumnya
terjemahan sehingga ketika diadakan acara peluncuran dan bedah buku narasumber yang digunakan bukan penulis aslinya sehingga tidak menarik animo
masyarakat, berbeda jika buku yang diterbitkan oleh penulis lokal semacam
Andrea Hirata atau Dewi Lestari, pasti orang akan datang untuk mendapatkan
tanda tangannya. Menurut penulis, kendala pertama yang dihadapi, yaitu sulitnya
mendatangkan peserta atau pengungjung pada acara peluncuran dan bedah buku
bila dipandang dari sudut pandang pesan yang disampaikan, berdasarkan
perkiraan yang diuatarakan di atas, mungkin benar karena kurang menariknya
acara. Akan tetapi, kemungkinan lain bisa disebabkan oleh waktu pelaksanaan dan
publisitas yang kurang tepat, seperti dilaksanakan di hari kerja dan waktu pulang
jam kerja sehingga kebanyakan orang sulit untuk meninggalkan pekerjaannya,
lelah setelah seharian bekerja. Dari sisi publisitas, mungkin kurang tepat dalam
pemilihan media yang digunakan untuk menyampaikan/menginformasikan atau
89
mengundang peserta. Kedua penyebab kemungkinan tersebut perlu juga menjadi
perhatian bagi Penerbit Serambi.
Sementara itu, untuk kendala yang kedua, yaitu permasalahan dalam
product knowledge bagi sales atau tenaga wiraniaga dalam pelaksanaan penjualan
langsung. Kendala ini merupakan yang paling serius bagi devisi pemasaran karena
menyangkut bagaimana seorang sales/wiraniaga menjual produknya, pertanyaannya “bagaimana mereka menjual produknya jika mereka tidak mengetahui apa
yang dijual?”. Oleh karena itulah, Penerbit Serambi mulai tahun 2010 dan tahuntahun mendatang melakukan upaya berupa pelatihan/training serta motivasi dalam
bidang penjualan yang dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun. Akan tetapi,
menurut peneliti solusi lain yang patut dilakukan adalah dalam upaya perekrutan
calon sales baru. Perekrutan sebaiknya dilakukan lebih selektif, baik dari sisi
pengalaman maupun pendidikan karena seperti yang diketahui bahwa produk
terbitan serambi cukup beragam, baik dari topik dan tema maupun jenis dan
ukuran sehingga memerlukan kepedulian dan kemampuan untuk menguasainya.
Setiap perusahaan tidak terlepas dari suatu kesulitan dalam menjalankan
usahanya, untuk itu sebelumnya pihak yang berkepentingan dalam menjalankan
perusahaan sudah dapat memperkirakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan
solusi untuk mengatasinya. Setiap masalah yang dihadapi perusahaan sulit untuk
dipastikan, sebab setiap perusahaan memiliki situasi dan kondisi yang berlainan,
akan tetapi semua permasalahan yang ada harus segera diatasi karena besar
kemungkinan akan mengakibatkan terganggunya kegiatan perusahaan yang pada
akhirnya dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
90
Chris Fill berpendapat mengenai sistem komunikasi pemasaran bahwa di
dalam sistem komunikasi pemasaran terdapat bauran pemasaran, yang mana
bauran pemasaran tersebut adalah bagian penting dari setiap perencanaan
pemasaran di dalam sebuah perusahaan sebagai salah satu faktor kunci
keberhasilan. Namun, semua hal tersebut tidak terlepas dari peran pentingnya
komunikasi dalam pemasaran atau yang biasa disebut juga dengan komunikasi
pemasaran yang dilakukan antara produsen dengan konsumennya dalam
menyampaikan informasi mengenai produk perusahaan agar diketahui oleh
khalayak sasaran dan bagaimana cara yang ditempuhnya tersebut berhasil
dilakukan, yaitu dengan membuat suatu perencanaan, baik dari segi strategi
pemasarannya maupun dari segi strategi komunikasinya sesuai dengan anggaran
biayanya.
Pada Bagan 2.1 menggambarkan tentang suatu sistem komunikasi
pemasaran yang melingkupi strategi komunikasi yang di dalamnya terdapat unsurunsur komunikasi pemasaran berupa periklanan, promosi penjualan, penjualan
personal, publisitas, dan penjualan langsung dengan beberapa faktor penting yang
memengaruhinya, yaitu Key Factor analysis (SWOT), Promotion Objectives,
positioning, Communication budget dan research and evaluation sehingga dapat
diketahui keefektifan komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Menurut penulis secara keseluruhan proses penerapan komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh PT Serambi Ilmu Semesta dan dengan
mengaitkan karakteristik produk yang dimiliki dapat dikatakan sudah lengkap dan
terintegrasi dengan baik, karena semua elemen promotion mix berupa periklanan,
91
personal selling, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan langsung diterapkan
secara maksimal, yang antarbagian saling melengkapi dan mendukung pencapaian
tujuan komunikasi yang ditetapkan. Upaya-upaya yang dilakukan membentuk satu
kesatuan yang saling melengkapi dan terus-menerus membentuk sistem sehingga
dalam penerapan komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat berjalan sesuai
rencana yang sudah ditetapkan.
Selain itu, penulis juga berpendapat bahwa pada dasarnya apa yang
dilakukan oleh PT Serambi Ilmu Semesta telah sesuai dengan definisi konsep,
yaitu Strategi komunikasi pemasaran adalah perencanaan secara cermat mengenai
kegiatan pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik
terutama konsumen sasarannya, mengenai keberadaan sebuah produk di pasaran,
melalui bauran promosi dan menganalisis segmentasi, targeting, dan positioning
serta mengaitkan karakteristik yang dimiliki produk agar tercapai tujuan-tujuan
khusus yang diinginkan.
Download