Perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada masa kolonial, Indonesia pernah dijajah oleh beberapa negara sebelum
pada akhirnya merdeka. Negara-negara yang pernah berkuasa di Indonesia
diantaranya adalah Belanda, Inggris, Portugis, Spanyol dan Jepang. Pada masa
pemerintahannya, mereka memusatkan pemerintahan mereka di wilayah Jakarta,
yang dahulu dikenal dengan Sunda Kelapa yang akhirnya berganti nama menjadi
Batavia setelah ditaklukkan oleh Jan Pieterszoon Coen pada masa pemerintahan
Belanda di Indonesia.
Periode penjajahan memberikan warna baru bagi perkembangan sosio-kultural
di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai peninggalan sejarah baik
peninggalan asli maupun hasil akulturasi antara bangsa penjajah dengan pribumi.
Semua peninggalan tersebut memberikan ciri dari setiap periode kolonial. Bangsa
Belanda yang memiliki periode terlama pada masa kolonial tentunya memberikan
warna yang lebih dibandingkan bangsa lainnya. Namun demikian hal tersebut tidak
menutup kemungkinan adanya bukti sejarah asli maupun hasil akulturasi dari bangsa
lainnya, seperti beberapa peninggalan yang berhubungan dengan orang pribumi,
orang Tionghoa, imigran Arab dan India.
Salah satu peninggalan dari masa kolonial adalah Kampung Tugu. Nama
Kampung Tugu berasal dari penemuan salah satu peninggalan arkeologis tertua, yaitu
prasasti Tugu. Tugu berarti tiang atau batu peringatan, dimana prasasti ini merupakan
pembuktian adanya pengaruh Hindu di Jawa Barat sejak abad ke-5. Pada masa
pemerintahan Belanda di Indonesia, Kampung Tugu merupakan tempat tinggal bagi
orang Portugis yang merupakan bekas tawanan perang atau budak-belian yang
dibawa oleh Belanda dari daerah Portugis di sekitar Malaka, dari India dan Sri Lanka.
Kemudian, pada tahun 1661, berkat campur tangan dari ‘Gereja Portugis di dalam
Kota’, sebagian wilayah Tugu dijatahkan kepada dua puluh tiga keluarga Kristen.
2
Dalam perkembangannya orang Portugis yang semula merupakan tawanan Belanda
kemudian dibebaskan, dan mereka mengembangkan kebudayaan Portugis pada
kawasan tersebut (Heuken, 1997).
Saat ini, Kampung Tugu merupakan salah satu dari beberapa kampung khas
dan daerah pemukiman dengan gedung-gedung yang menonjolkan serta mencirikan
nilai arsitektural bersejarah sebagai kawasan yang dilindungi menurut Undangundang No. 5 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah DKI Jakarta No. 9 tahun 1999
tentang benda cagar budaya. Kawasan ini termasuk ke dalam salah satu benda cagar
budaya yang berada di wilayah Jakarta Utara. Oleh sebab itu, kawasan ini dilestarikan
dan terintegrasi secara utuh dalam rencana pembangunan. Bila hal ini tidak dapat
terealisasi maka Jakarta akan menjadi suatu kota yang tidak dapat memberikan
inspirasi bagi penduduknya akan kekayaan warisan budaya dan sejarahnya.
Kawasan Kampung Tugu telah direncanakan sebagai salah satu objek wisata
dalam kegiatan wisata pesisir oleh Pemerintah Daerah Jakarta Utara. Dalam
pemanfaatannya sebagai objek wisata, kawasan Kampung Tugu seharusnya dapat
memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya yang merupakan peninggalan periode
kolonial kepada masyarakat Jakarta pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
Pemanfaatan kawasan Kampung Tugu sebagai salah satu dari objek wisata
pesisir memiliki beberapa permasalahan umum, dimana permasalahan tersebut dapat
menjadi hambatan dalam pengembangan kawasan ini sebagai kawasan wisata.
Adapun beberapa permasalahan umum yang terdapat pada kawasan Kampung Tugu,
yaitu kurangnya peran serta Pemerintah Daerah Jakarta Utara maupun pengelola
kawasan dalam promosi dan pemeliharaan kawasan, kurangnya sarana dan prasarana
pendukung kegiatan wisata, fasilitas yang telah ada kurang memperhatikan ukuran
standar, undang-undang maupun peraturan mengenai pelestarian kawasan tidak
diperhatikan, dan vegetasi tidak tertata dengan baik. Maka dari itu, dalam studi ini
akan dibuat perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah yang sesuai dengan kondisi
kawasan Kampung Tugu dan memperhatikan kelestarian kawasan, sehingga kegiatan
3
wisata yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan dapat memberikan
kenyamanan bagi pengunjung.
1.2. Tujuan
Kegiatan studi ini adalah menyusun suatu perencanaan lanskap wisata sejarah
Kampung Tugu, agar aktifitas wisata sejarah dapat berjalan efektif dan menjaga
kelestarian karakterisitik historiknya, dengan tetap mempertahankan aktifitas dan
budaya masyarakat serta karakter unik dari lanskap Kampung Tugu.
1.3. Manfaat
Hasil studi diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
daerah dalam merencanakan dan mengembangkan daerahnya terutama dalam sektor
kepariwisataan dan melestarikan keberadaan peninggalan sejarah, khususnya melalui
kegiatan pariwisata.
1.4. Kerangka Pikir
Lanskap Kampung Tugu, Jakarta Utara, terdiri dari tiga lanskap utama, yaitu
lanskap sejarah, lanskap wisata, dan lanskap permukiman. Lanskap sejarah terdiri
dari nilai sejarah dari setiap objek serta atraksi yang terdapat pada tapak, kebutuhan,
dan upaya pelestarian kawasan khususnya pada benda cagar budaya serta benda
bernilai sejarah. Lanskap wisata sangat ditentukan oleh daya tarik dari setiap objek
dan atraksi wisata, interpretasi yang dapat ditangkap oleh pengunjung, daya dukung
yang sesuai bagi setiap objek dan kawasan tujuan wisata, dan kenyamanan yang
diharapkan pengunjung. Lanskap permukiman merupakan lanskap yang didominasi
oleh permukiman masyarakat sehingga dalam pengembangan wisata diperlukan
persepsi masyarakat mengenai kawasan dan kegiatan wisata, serta partisipasi
masyarakat pada kegiatan wisata yang akan dikembangkan.
Lanskap sejarah, lanskap permukiman, dan lanskap wisata memiliki pengaruh
serta berhubungan erat dengan perencanaan lanskap kawasan Kampung Tugu sebagai
kawasan wisata. Selain itu, terdapat pula faktor lain yang akan mempengaruhi
perencanaan kawasan Kampung Tugu, yaitu aspek legal yang mengatur kegiatan
4
wisata dan upaya pelestarian kawasan serta dukungan dari pemerintah daerah DKI
Jakarta dalam mengelola dan menjaga kelestarian kawasan Kampung Tugu.
Berdasakan faktor-faktor tersebut akan dibuat suatu perencanaan lanskap wisata
sejarah sebagai upaya pelestarian serta optimalisasi interpretasi oleh pengunjung
(Gambar 1).
Perencanaan lanskap wisata sejarah
Kampung Tugu untuk mendukung
upaya pelestarian dan optimalisasi
interpretasi bagi pengunjung
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Download