Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi

advertisement
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi: Perubahan Itu
Dimulai dari Kita
Selasa, 21 Pebruari 2017
Kondisi
perekonomian negara akan lebih baik jika rakyat Indonesia senantiasa optimis.
Optimisme yang dimaksud tentu harus diiringi dengan kerja keras dan terobosan
baru guna menuju Indonesia yang lebih baik. Â Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo
dalam sejumlah kesempatan kepada para jajarannya.
Â
Dilansir
dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin,
Presiden kembali menyampaikan hal tersebut pada rapat kerja Kementerian
Perdagangan yang berlangsung tanggal 21-22 Februari 2017 di Istana Negara.
Mengusung tema "Tata Perdagangan untuk Gerakkan Ekonomi Domestik dan
Tingkatkan Ekspor", rapat tersebut dibuka langsung oleh Presiden.
Â
Kepada
jajarannya di Kementerian Perdagangan, Presiden mengingatkan pentingnya
meningkatkan pelayanan dan meninggalkan cara-cara kerja lama yang tak
produktif. Apalagi jika kita hendak mewujudkan visi besar menyongsong seratus
tahun kemerdekaan dengan menuju Indonesia Emas 2045.
Â
"Kebiasaan-kebiasaan
seperti itu harus kita hilangkan. Kita menuju pada optimisme 2045, harus diubah
semuanya. Perubahan itu dimulai dari kita, mulai dari pejabat-pejabat
kita," tegas Presiden.
Â
Untuk
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 October, 2017, 11:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
memulai mewujudkan visi besar tersebut, sejumlah arahan diberikan Kepala Negara
kepada Kementerian Perdagangan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi mereka.
Ketersediaan stok bahan pangan dalam negeri merupakan hal yang pertama kali
disinggung oleh Presiden.
Â
Menurutnya,
ketersediaan stok bahan pangan yang mencukupi kebutuhan masyarakat amat
menentukan stabilitas harga di pasar. Maka itu, informasi aktual mengenai
ketersediaan stok disebut oleh Presiden amat krusial. Ia pun meminta
Kementerian Perdagangan untuk beralih menuju dunia digital dengan mengembangkan
aplikasi yang dapat memantau harga bahan pangan hingga ke daerah-daerah.
Â
"Aplikasi
harus bisa menginformasikan dari pasar-pasar yang ada di daerah sampai ke
pusat. Segera bangun sistem itu sehingga stok itu selalu kita lihat. Kalau ada
gejolak, satu atau dua bulan sebelumnya bisa kita prediksi dan
antisipasi," ujar Presiden.
Â
Harga
bahan pangan yang melambung tinggi memang tak hanya karena ketersediaan stok
bahan pangan yang tak mencukupi. Sebab, selama ini banyak disinyalir adanya rantai
distribusi pangan yang tak efisien. Dalam kondisi seperti inilah para pemangku
jabatan harus hadir menyelesaikan masalah.
Â
"Di
harga petani misalnya Rp5 ribu, di pasaran Rp15 ribu. Pasti ada yang tidak
benar distribusinya kalau seperti itu. Ini yang mulai dilihat detail.
Kementerian Perdagangan harus mengerti siapa pemain-pemain distribusi yang ada
di tengah ini, berapa mata rantainya? Kalau sudah banyak sekali ya biayanya
habis di situ, rakyat yang malah membayar," ujarnya.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 October, 2017, 11:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Ekspansi Pasar Global
yang Lebih Luas
Â
Potensi
ekspor di pasar-pasar internasional yang sebelumnya tak tersentuh juga
disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Negara pun disebutnya harus mampu terlebih
dahulu menjajaki pasar-pasar tersebut.
Â
"Yang
namanya pasar-pasar baru sebetulnya masih sangat besar peluangnya karena tidak
pernah kita urus berpuluh-puluh tahun. Jangan biarkan yang namanya swasta
menerobos sendiri, biayanya terlalu besar. Negara lain pasti negaranya dulu
yang hadir. Ada market intelligence
yang dilakukan di sana," tegas Presiden.
Â
Potensi
yang ada di negara-negara Afrika misalnya, berdasarkan data yang ada mencapai
USD550 miliar. Sementara Indonesia sendiri saat ini baru membukukan nilai
ekspor sebesar USD4,2 miliar.
Â
"Timur
Tengah peluangnya juga besar sekali, USD975 miliar, kita baru masuk USD5,2
miliar. Ajak UKM-UKM kita yang telah memiliki kualitas untuk mengadakan pameran
di sana," Presiden menambahkan.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 October, 2017, 11:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Banyak
negara-negara tujuan ekspor yang selama ini masih dipandang sebelah mata
disebutkan oleh Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut. India,
Pakistan, dan Bangladesh merupakan beberapa di antaranya.
Â
Lebih
lanjut, dalam bagian terakhir arahannya, Presiden menitipkan pesan terkait
dengan kemajuan pasar tradisional kerakyatan. Ia meminta agar pasar tradisional
yang ada untuk dibina agar mampu bersaing dengan pasar-pasar modern lainnya.
Â
"Kalau
fisiknya sudah diperbaiki, tolong ditindaklanjuti pada tahapan kedua. Manajemen
dan modal mereka tolong dibantu dan diarahkan," ucapnya.
Â
Membina
dan memajukan banyaknya pasar-pasar tradisional di Indonesia memang tak mudah.
Dibutuhkan kerja keras dan pemikiran yang lebih untuk menangani hal tersebut.
Namun, Presiden mengingatkan bahwa kerja keras kita pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Â
"Tapi
ingatlah bahwa apa yang kita lakukan itu untuk rakyat kita. Itu akan memberikan
rasa di "dalam" (hati) sewaktu kita bekerja kalau melihat mereka naik
ke level yang lebih tinggi," tutupnya.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 October, 2017, 11:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Turut
hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan
Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris
Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri Perhubungan Budi
Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Staf Kepresidenan
Teten Masduki; Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Kapolri Jenderal
Polisi Tito Karnavian dan Jaksa Agung M Prasetyo. (Humas Kemensetneg)
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 October, 2017, 11:42
Download