BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Tanpa air, tidak ada kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, sebagai bahan pembersih. Air juga digunakan untuk keperluan industri seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) maupun sebagai bahan pelarut untuk industri, untuk pendingin reaktor di instalasi nuklir, untuk keperluan pertanian seperti pengairan areal persawahan, untuk keperluan pemadam kebakaran, untuk tempat rekreasi seperti kolam renang, untuk sarana transportasi misalnya sungai dan danau, dan lain lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat menular dan tersebar melalui air. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 8,3%. (Chandra, 2007) Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitasaktivitas lainnya. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. (Amsyari, 1996) Universitas Sumatera Utara Air bawah tanah 40 kali lebih banyak daripada air tawar permukaan. Sumber air bawah tanah dapat terisi ulang, tetapi prosesnya sangat lambat. Kini pengambilan air bawah tanah lebih banyak daripada pengisian ulang alami, sehingga dapat menyebabkan perubahan iklim dan subsidensi serta susupan air asin lebih jauh ke daratan di kota-kota pantai. (Mulyanto, 2007). Polusi air dapat berasal dari sumber terpusat yang membawa pencemar dari lokasi lokasi khususnya seperti pabrik, instalasi pengolah limbah dan tanker minyak, dan sumber tak terpusat yang ditimbulkan jika hujan mengalir melewati lahan dan menghangatkan pencemar-pencemar diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan mengendapkannya dalam danau, telaga, rawa, perairan pantai dan bawah tanah. Sudah banyak teknologi yang dikembangkan manusia untuk memantau dan menanggulangi polusi dari sumber terpusat, walaupun kadang-kadang pemantauan ini dilakukan secara acak. Pencemaran dari sumber tak berpusat berperan utama menimbulkan pencemaran pada sungai-sungai dan danau-danau. (Mulyanto, 2007) Salah satu pusat industri di kota Medan terletak di Kawasan Industri Medan dimana telah banyak dibangun Industri-industri besar maupun kecil. Karena banyaknya industri yang berkembang di kawasan ini sering terjadi permasalahan pencemaran terhadap lingkungan, terutama pada pencemaran air di sekitar kawasan perumahan warga di sekitar industri yang bersangkutan. Sumur juga masih merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan di Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : sumur dangkal yang memiliki sumber air resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK) sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu sekali diperhatikan. Yang kedua adalah sumur dalam, dimana sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi. (Chandra, 2007) Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, dari uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa kandungan ion logam terutama ion besi (Fe3+) dan ion tembaga (Cu2+) serta nilai TDS dan TSS yang terkandung di dalam air sumur bor yang diambil dari luar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan dan air sumur bor yang diambil disekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan di dalam PERMENKES RI Nomor 492 tahun 2010. 1.2. Permasalahan 1. Berapakah kandungan ion besi (Fe3+) dan ion tembaga (Cu2+), Total Padatan Terlarut (TDS), dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) yang tedapat di dalam air sumur bor di luar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan dan air sumur bor di sekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan. 2. Apakah air yang berasal dari air sumur bor di luar perumahan penduduk Kawasan Industri Medan dan air sumur bor di sekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan tersebut memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut PERMENKES RI nomor 492 tahun 2010. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penentuan analisis kandungan ion besi (Fe3+) dan ion tembaga (Cu2+), Total padatan Terlarut (TDS), dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) di dalam air sumur bor diluar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan dan air sumur bor di sekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kandungan ion besi (Fe3+) dan ion tembaga (Cu2+), Total padatan Terlarut (TDS), dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) yang terdapat di dalam air sumur bor di luar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan dan air sumur bor di sekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan. Universitas Sumatera Utara 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang berguna kepada masyarakat khususnya masyarakat yang berada di sekitar Kasawan Industri Medan tentang kandungan ion besi (Fe3+) dan ion tembaga (Cu2+), Total padatan Terlarut (TDS), Total Padatan Tersuspensi (TSS) yang terkandung di dalam air sumur bor di luar perumahan penduduk Kawasan Industri Medan dan air sumur bor disekitar perumahan penduduk di Kawasan Industri Medan, sehingga masyarakat setempat dapat mengetahui apakah air tersebut layak dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Analisis ion besi (Fe3+) dan tembaga (Cu2+) dengan alat Spektrofotometri Serapan Atom dilakukan di Laboratorium Badan Riset dan Standarisasi (BARISTAND) Medan. 1.7 Metodologi Penelitian 1. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium. 2. Sampel diambil secara acak dari perumahan warga di luar Kawasan Industri Medan dan di perumahan penduduk Kawasan Industri Medan. 3. Sampel didestruksi dengan metode destruksi basah, dengan menggunakan HNO3(p). 4. Analisis kandungan ion besi (Fe3+), dan ion tembaga (Cu2+) menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom dengan λspesifik 248,3 nm untuk besi dan 324,7 nm untuk tembaga. 5. Pengukuran nilai Total padatan Terlarut (TDS), dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) dilakukan dengan metode gravimetri. Universitas Sumatera Utara