strategi bauran promosi divisi corporate communication bina

advertisement
STRATEGI BAURAN PROMOSI DIVISI
CORPORATE COMMUNICATION BINA
NUSANTARA DALAM
MENSOSIALISASIKAN PROGRAM
CASHLESS SOCIETY
Chalton Ciptadi
BINA NUSANTARA, Jakarta-Indonesia, (021) 534-5830, [email protected]
Ati Cahayani, S.Sos., M.M., Dr
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran promosi divisi Corporate
Communication dalam mensosialisasikan program cashless society. Dalam memaparkan
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisis data melalui pendekatan deskriptif
kualitatif. Dalam skripsi ini penulis memaparkan alat-alat bauran promosi yang digunakan
Corporate Communication dalam mensosialisasikan program cashless society. Berdasarkan
hasil analisis, Corporate Communication Bina Nusantara mengintegrasikan bauran promosi
seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, dan
penjualan pribadi dalam kegiatan sosialisasi program cashless society. Setiap alat bauran
promosi memiliki bentuk tersendiri dalam mensosialisasikan program ini. Media iklan yang
digunakan adalah majalah, website, poster, banner, dan spanduk untuk beriklan. Bentuk dari
promosi penjualan adalah cashless vaganza dan potongan harga dari merchant. Kemudian dari
sisi hubungan masyarakat, Corporate Communication menggunakan event launching cashless
vaganza, press release, dan talk show. Pemasaran langsung juga dilakukan dengan cara
mengirimkan e-mail blast dan handbook. Sedangkan bentuk dari penjualan pribadi yang
sebenarnya dilakukan, tetapi tidak diartikan oleh Corporate Communication sebagai penjualan
pribadi adalah penjual solusi. Sosialisasi nilai-nilai yang ditanamkan dari program cashless
society sudah cukup berhasil dan bauran promosi dalam mensosialisasikan program cashless
society membawa peningkatan terhadap penggunaan Binusian Card Flaz. Dalam mengatasi
hambatan yang ditemukan dalam mensosialisasikan program cashless society, yaitu
mewajibkan penerapan cashless kepada semua tenant di Universitas Bina Nusantara, serta
penulis mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan menurunkan nilai top up minimum
pada Binusian Card Flazz.
Kata Kunci: Bauran Promosi, Sosialisasi, Cashless Society
ABSTRACT
This thesis aims to determine the promotion mix strategy of Corporate Communication division
to socialize the cashless society program. In describing the writing oh this thesis, the author use
the analysis of qualitative data through a descriptive approach. In this paper, the author
describe the promotion mix tools used by Corporate Communication to socialize cashless
society program. Based on the analysis, Corporate Communication Bina Nusantara integrating
the promotion mix such as advertising, sales promotion, public relations, direct marketing, and
personal selling to socialize the cashless society program. Each tool has its own form to
socialize this program. Advertising media use magazine, website, posters, banners. Forms of
sales promotion is a cashless vaganza and discounts from merchants. Then from public
relations side, Corporate Communication using cashless vaganza launching event, press
release, and talk shows. Direct marketing is also done by sending e-mail blast and handbook.
While the form of personal selling is actually done, but it is not interpreted by the Corporate
Communication as a personal selling. Socialization values are instilled from the program was
quite successful and the the promotion mix to socialize the cashless society program bring
improvements to the use of the Binusian Card Flazz. In overcoming the obstacles that are found
to socialize the cashless society program, which requires the implementation of cashless to all
tenants at the Binus University, and the author propose alternative solution to lower the
minimum top up value on the Binusian Card Flazz.
Keywords: Promotion Mix, Socialization, Cashless Society
PENDAHULUAN
Manusia tercipta sebagai makhluk sosial (zoon politicon), di mana manusia tidak dapat hidup
sendiri, atau membutuhkan orang lain. Di dalam kehidupannya manusia tidak dapat menghindari interaksi
dengan sesamanya. Salah satu interaksi yang terjadi adalah yang disebut dengan transaksi. Transaksi
adalah perdagangan antara dua pihak yang melibatkan paling sedikit dua bentuk nilai, persetujuan
mengenai kondisi, persetujuan mengenai waktu, dan persetujuan mengenai tempat (Kotler dan
Armstrong, 2001 : h14).
Pada dasarnya, setiap transaksi dapat menggunakan media apapun untuk dipakai sebagai alat
pembayaran. Dahulu transaksi dilakukan dengan cara barter, sistem barter merupakan suatu sistem
pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa atau sebaliknya. (Kasmir, 2007 : h12).
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang, berawal dari
uang logam, uang kertas, hingga munculnya kartu plastik yang diharapkan dapat menggantikan fungsi
uang sebagai media pembayaran.
Bina Nusantara sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia tidak pernah berhenti
melakukan terobosan yang bermanfaat bagi komunitasnya. Kini Bina Nusantara melebarkan sayapnya
melalui kerja sama dengan lembaga perbankan yaitu, Bank Central Asia (BCA). Melalui kerja sama
tersebut, munculah Binusian Card Flazz yang menawarkan kecepatan, kemudahan, kepraktisan
bertransaksi.
Secara lebih luas, Bina Nusantara membuat sebuah program yang disebut dengan cashless
society. Sesuai dengan namanya, program ini bertujuan untuk menggantikan segala transaksi yang
berbentuk tunai menjadi transaksi yang menggunakan Binusian Card Flazz. Tetapi, ternyata belum semua
Binusian menjalankan berperan aktif dalam program cashless society, masih ditemukan transaksi secara
tunai khususnya di area kampus Bina Nusantara. Sehingga, perlu usaha dari dari Corporate
Communication Bina Nusantara untuk lebih mensosialisasikan manfaat dari program cashless society.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan unsur-unsur yang terkandung dalam bauran promosi, yaitu
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai strategi bauran promosi
divisi Corporate Communication Bina Nusantara dalam mensosialisasikan program cashless society.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi bauran promosi divisi
Corporate Communication Bina Nusantara dalam mensosialisasikan program cashless society?”
Agar penulis mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkanlah tujuan penelitian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bauran promosi yang selama ini telah dilakukan oleh divisi
Corporate Communication Bina Nusantara dalam mensosialisasikan program cashless society.
METODE PENELITIAN
Penelitian dengan judul “Strategi Bauran Promosi Divisi Corporate Communication Bina Nusantara
dalam Mensosialisasikan Program Cashless Society” menggunakan metode penelitian kualitatif dalam
pengumpulan data. Penulis menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu :
a. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian, seperti buku-buku referensi yang memuat berbagai ragam teori, maupun
jurnal, naskah, dokumen, , serta karya ilmiah yang berkaitan dengan topik skripsi yang sedang dibuat
(Zed, 2008 : h3).
b. Studi Lapangan
•
Wawancara Mendalam (depth interview)
Merupakan proses tanya jawab secara langsung (face to face) antara penulis dengan
pihak dari perusahaan secara langsung terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Wawancara mendalam mengandalkan keahlian penulis dalam mencari informasi melalui
wawancara secara mendalam, kemudian menganalisa, memberi kesimpulan dari narasumber
yang berpotensi dalam memberikan informasi mengenai topik dalam sebuah penelitian. Dengan
wawancara mendalam kepada narasumber, penulis dapat mengetahui alasan yang sebenarnya
dari responden mengambil keputusan itu (Ardianto, 2010: h61).
Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk semi structured, dalam hal ini
mula-mula pewawancara menanyakan serangkaian pertanyaan yang sudah tersusun, kemudian
satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut untuk memperoleh keterangan
yang lengkap dan mendalam (Arikunto, 2010 : h270). Kegiatan wawancara dilakukan penulis
dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan strategi bauran promosi yang
digunakan divisi Corporate Communication Bina Nusantara (periklanan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi) dalam mensosialisasikan
program cashless society kepada mahasiswa khususnya di Universitas Bina Nusantara.
Dalam hal penentuan narasumber, penulis menggunakan teknik nonprobabilitas yakni
sampling pusposif (purposive sampling), yaitu metode untuk memperoleh informasi dari
sasaran-sasaran sampel tertentu yang disengaja oleh penulis, karena hanya sampel tersebut saja
yang mewakili dan narasumber diseleksi atas dasar kriteria tertentu yang dibuat penulis
(Zulganef, 2008: h146). Narasumber yang penulis pilih berjumlah empat orang, yaitu Corporate
Communication Manager, Binusian Card Center Section Head, dan dua orang mahasiswa/i.
Berikut alasan mengapa penulis memilih narasumber tersebut.
1. Corporate Communication Manager dipilih karena aktivitas Binusian Card
dipertanggungjawabkan dan dikelola oleh Corporate Communication Manager.
2. Binusian Card Center Section Head dipilih karena merupakan narasumber utama yang dapat
memberikan informasi yang kompleks mengenai tujuan pelaksanaan program cashless
society. Binusian Card Center Section Head adalah pihak yang menjalankan kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan Binusian Card yang salah satunya adalah program
cashless society.
3. Mahasiswa dipilih karena merupakan narasumber yang menjadi subjek dari program
cashless society. Mahasiswa yang merasakan manfaat dan dampak dari program ini. Selain
itu, penulis juga ingin mengetahui apakah melalui periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung, cashless society telah tersosialisasikan kepada
mahasiswa dengan baik.
•
Observasi
Kegiatan observasi merupakan suatu kegiatan di mana penulis terjun langsung ke
tempat penelitian yaitu divisi Corporate Communication Bina Nusantara. Observasi dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian meliputi pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian strategi bauran promosi divisi Corporate
Communication Bina Nusantara dalam mensosialisasikan program cashless society (Sarwono,
2006 : h224). Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi sebanyak
mungkin mengenai strategi periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan
pemasaran langsung yang digunakan divisi Corporate Communication Bina Nusantara.
Observasi ini berlangsung selama 3 bulan, Februari sampai dengan Mei 2012.
Prosedur pengambilan data penelitian menggunakan dua jenis sumber yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Data Primer
Data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan narasumber dari
mahasiswa dan divisi Corporate Communication Bina Nusantara. Data dapat direkam atau dicatat
oleh penulis. Termasuk pula hasil observasi yang dilakukan penulis selama 3 bulan.
b. Data Sekunder
Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh penulis dengan cara
membaca, melihat atau mendengarkan. Bagian yang termasuk dalam kategori data sekunder yang
diteliti yaitu dokumen-dokumen (tabel, catatan, notulen rapat, dan lain-lain), pengumuman,
spanduk, foto, iklan, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer.
Menurut Arikunto (2010 : h25), dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, triangulasi yaitu bagaimana penulis memperoleh sumber data dan menggunakan berbagai
metode, sehingga pemahaman terhadap fenomena yang dikaji semakin jelas. Dalam penelitian ini, penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan studi pustaka. Ada dua cara yang
dapat dilakukan oleh penulis dalam melakukan triangulasi, yaitu:
a. Triangulasi dengan sumber yang sama tetapi dengan cara atau metode yang berbeda.
b. Triangulasi dengan cara atau metode yang sama tetapi dengan sumber data yang berbeda.
Dari pengumpulan database yang telah tersedia pada tempat observasi yang bersangkutan dan hasil
wawancara serta hasil observasi, dilakukan analisis data dengan deskriptif kualitatif. Teknik analisis data
dibagi menjadi tiga kegiatan menurut Miles dan Huberman (Ardianto, 2010 : h223) yang dikutip pada
buku Metodologi Penelitian untuk Public Relations:
a. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang,
menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan.
b. Model data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang digunakan dari penelitian ini adalah teks
naratif.
c. Penarikan atau verifikasi kesimpulan, dari pengumpulan data, penulis mulai memutuskan apakah
makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebabakibat, dan proposisi-proposisi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulis menyajikan data sekunder mengenai tingkat penggunaan Binusian Card Flazz oleh mahasiswa. Di
dalam data ini, digambarkan tingkat top up, frekuensi transaksi, dan jumlah transaksi yang dilakukan
mahasiswa.
Gambar 4.1: Grafik Top Up dan Frekuensi Transaksi Januari-September 2011
Sumber: Binusian Card Center Section Head
Tabel 4.1: Data Cashless Vaganza Maret - Mei (minggu ke-1) 2012
Transaction
Month
Register
Amount
Point
(Frek)
March
3.143
17,410
88,286,778
8,829
April
617
32,005
133,606,529
13,361
Mei
249
5,749
25,959,104
2,596
Total
3.711
44.920
202,908,082
20.291
Sumber: Binusian Card Center Section Head
Gambar 4.2: Grafik Cashless Vaganza Maret-Mei (minggu ke-1) 2012
Sumber: Binusian Card Center Section Head
Berdasarkan data hasil wawancara dengan berbagai narasumber dan hasil observasi yang diperoleh
selama penelitian, maka penulis mencoba untuk mengaitkan antara teori yang digunakan dengan hasil
wawancara dan observasi guna meliti hasil dari tujuan diadakannya penelitian ini.
Untuk dapat mensosialisasikan program cashless society dengan baik, diperlukan alat-alat promosi
yang mendukung. Maka dari itu, Corporate Communication Bina Nusantara menggunakan periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi dalam
menginformasikan program cashless society kepada Binusian khususnya mahasiswa. Menurut Peter dan
Donnelly di Bab 2 pada halaman 15, terdapat lima jenis alat bauran promosi seperti yang tertera di atas.
Tetapi, berdasarkan hasil wawancara ternyata Corporate Communication Bina Nusantara hanya
menyadari penggunaan empat jenis bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung. Sedangkan menurut hasil observasi, penulis melihat bahwa
Corporate Communication Bina Nusantara juga melakukan salah satu fungsi penjualan pribadi, yaitu
menangani keluhan seperti masalah terhadap kerusakan Binusian Card Flazz. Jika di dalam teori di Bab 2
pada halaman 25, menangani keluhan termasuk ke dalam fungsi penjualan pribadi sebagai penjual solusi
(solution vendor), yaitu wiraniaga yang keahliannya ada dalam memecahkan masalah pelanggan, sering
berkaitan dengan sistem produk dan jasa perusahaan tersebut.
Periklanan dapat menggunakan berbagai media utama, yaitu koran, televisi, radio, majalah,
periklanan luar ruang, maupun internet. Periklanan berperan penting dalam sosialisasi program cashless
society. Media yang digunakan untuk sosialisasi program cashless society bertumpu pada majalah, poster,
banner, spanduk dan internet. Melihat dari pendapat mahasiswa, periklanan adalah medium yang efektif
dalam sosialisasi. Hal tersebut dilihat dari jawaban mahasiswa yang cenderung mengetahui program
cashless dari spanduk, poster, dan majalah. Melalui periklanan juga, meningkatkan kesadaran mahasiswa
terhadap program cashless society itu sendiri, karena media periklanan yang digunakan dapat menjangkau
audiensi yang luas kepada mahasiswa melalui media massa. Selain itu, penggunaan brosur, poster,
spanduk, dan banner tidak menghabiskan biaya yang terlalu besar tetapi menghasilkan dampak yang
besar terhadap penyebaran informasi. Dari sisi periklanan di internet, Corporate Communication Bina
Nusantara memanfaatkan website Binusmaya untuk beriklan, dengan begitu akan lebih membangkitkan
perhatian mahasiswa terhadap program cashless society. Terkait talk show mengenai program cashless
society yang dapat disaksikan secara online live streaming di www.binus.tv, Corporate Communication
mengategorikan talk show sebagai promosi cashless society melalui periklanan. Sedangkan menurut teori,
talk show condong ke kegiatan public relations. Karena salah satu kegiatan public relations untuk
membangun reputasi adalah melalui talk show yang biasa menampilkan petinggi perusahaan sebagai
narasumber dalam talk show tersebut. Dari kedua perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
talk show yang ada di teori belum tentu sesuai dengan fakta di lapangan.
Peranan promosi penjualan juga menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah transaksi dari
penggunaan Binusian Card Flazz. Menurut Kotler dan Keller di Bab 2 pada halaman 20-21, bentukbentuk dari promosi penjualan adalah sampel, kupon, tawaran uang kembalian, paket harga, premium,
dan hadiah. Dari bentuk promosi penjualan di atas, Corporate Communication mengaplikasikan paket
harga dan pengundian hadiah. Paket harga diberikan kepada pengguna Binusian Card Flazz untuk
memperoleh potongan harga di merchant-merchant tertentu, sehingga mendorong mahasiswa secara tidak
langsung untuk menggunakan Binusian Card Flazz. Sedangkan pengundian hadiah bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas transaksi di area kampus dan memberi reward kepada mahasiswa yang aktif
menggunakan Binusian Card Flazz. Pengundian hadiah dalam hal ini yaitu program cashless vaganza
yang dapat meningkatkan jumlah transaksi mahasiswa hingga 32.005 kali transaksi di bulan April 2012.
Dalam banyak hal, kedua metode tersebut juga diciptakan dalam rangka membentuk kebiasaan
mahasiswa agar dapat menjalankan cashless dan menumbuhkan kesadaran mahasiswa terhadap fungsifungsi Binusian Card Flazz.
Hubungan masyarakat yang dipergunakan oleh Corporate Communication Bina Nusantara dalam
mensosialisasikan program cashless society adalah press release dan launching event cashless vaganza.
Press release ini merupakan medium utama untuk menyampaikan pesan ke berbagai media eksternal.
Tujuannya adalah mengontrol bentuk dan konten pesan, tetapi medialah yang akan memutuskan apa yang
akan disajikan dan bagaimana menyajikannya. Melalui press release, Corporate Communication Bina
Nusantara dapat membina hubungan komunikasi dengan pers dan informasi
tersebut dapat
dipublikasikan di media massa. Walaupun berita mengenai program ini belum sampai naik cetak media
massa. Kemudian, launching event cashless vaganza ini sebenarnya mendukung kegiatan cashless
vaganza itu sendiri. Melalui launching, mahasiswa akan lebih mengenal program cashless vaganza, selain
itu launching ini bertujuan untuk menarik massa agar mereka dapat melihat dan mengetahui secara
langsung mengenai cashless vaganza, maka dari itu Corporate Communication Bina Nusantara
menggunakan launching event cashless vaganza. Sehingga seperti pada alasan tersebut, Corporate
Communication Bina Nusantara menyatakan bahwa press release dan launching dapat digunakan untuk
menimbulkan tanggapan positif dari mahasiswa. Menurut analisis, selain press release dan launching,
talk show juga merupakan salah satu bentuk hubungan masyarakat, yang di mana pada akhirnya talk show
mengenai program cashless society dapat membangun reputasi positif bagi Bina Nusantara itu sendiri.
Alat berikutnya yaitu pemasaran langsung yang merupakan bagian dari bauran promosi. Bentuk
pemasaran langsung yang sudah digunakan adalah surat langsung dan pemasaran katalog. Surat langsung
yang dikirimkan dalam hal ini adalah e-mail blast kepada mahasiswa yang dikirimkan melalui website
Binusmaya. Surat langsung ini sangat membantu kegiatan sosialisasi dan promosi program cashless
society, karena sifatnya yang personal, yaitu setiap mahasiswa dapat membaca secara lebih jelas
mengenai informasi yang disampaikan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dan fleksibel
dalam segi bentuk dan waktu. Terkait dengan pemasaran katalog, Corporate Communication Bina
Nusantara menggunakan handbook sebagai buku panduan yang diberikan mahasiswa. Sehingga,
mahasiswa sebagai pengguna Binusian Card Flazz mengetahui merchant apa saja yang memberikan
potongan harga dengan menggunakan Binusian Card Flazz. Melihat dari pendapat mahasiswa, e-mail dan
handbook ini cukup baik dalam memberikan sosialisasi program cashless society. Hanya saja menurut
dari hasil observasi, penulis melihat bahwa beberapa mahasiswa seringkali mengabaikan e-mail tersebut
dengan alasan bahwa mereka jarang untuk log in ke website Binusmaya, sehingga sosialisasi melalui email tidak mereka ketahui.
Terkait dengan media lini atas dan media lini bawah, menurut hasil wawancara, persentase
penggunaan media lini bawah lebih besar dibandingkan dengan media lini atas. Sebenarnya perbandingan
penggunaan media lini atas dan lini bawah seimbang, hanya saja ada kesalahpahaman yaitu menurut
Corporate Communication Bina Nusantara, media yang termasuk media lini bawah adalah hanya seputar
poster, spanduk, dan direct marketing. Sedangkan menurut teori, media lini bawah terdiri dari promosi
penjualan, event, public relations, seminar, dan direct mail. Kemudian, media yang termasuk ke dalam
media lini atas adalah koran, majalah, televisi, radio, poster, brosur, billboard, dan internet. Dari bentukbentuk bauran promosi yang sudah dijabarkan, penulis melihat perbandingan penggunaan antara media
lini atas dan lini bawah adalah seimbang.
Itulah bauran promosi yang sudah dilakukan untuk mensukseskan sosialisasi program cashless
society. Kegiatan sosialisasi yang dijalankan Corporate Communication Bina Nusantara adalah
memberikan dan menanamkan nilai-nilai dari program cashless society. Nilai yang berusaha untuk
diberikan adalah kemudahan, kecepatan, kepraktisan bertransaksi. Cepat, karena transaksi pembayaran
diselesaikan dalam waktu hitungan detik dengan proses kerja contactless (tidak perlu digesek, cukup
diletakkan di mesin reader). Mudah, karena tidak perlu menginput PIN. Praktis, karena tidak perlu
membawa uang tunai dalam jumlah besar, dan juga tidak perlu menyimpan uang receh. Selain itu,
terhindar dari resiko kesalahan hitung dan uang palsu karena tidak terjadi transaksi tunai. Dari sosialisasi
yang dilakukan, Corporate Communication Bina Nusantara sudah bisa menanamkan nilai tersebut kepada
mahasiswa. Hal itu terlihat dari data sekunder yang mencatat peningkatan jumlah transaksi yang
dilakukan oleh mahasiswa. Dan, dari hasil wawancara dengan mahasiswa, mereka juga merasakan
manfaat dari nilai tambah yang ditawarkan oleh program cashless society.
Bauran promosi yang digunakan Corporate Communication Bina Nusantara untuk melakukan
sosialisasi terbukti dapat meningkatkan penggunaan Binusian Card Flazz. Ini dibuktikan dari data
sekunder yang didapat dari pihak BCA yaitu peningkatan sebesar 248% di bulan September 2011 dan dari
data Binusian Card Center yaitu peningkatan jumlah transaksi sebesar 32.005 kali transaksi di bulan
April 2012.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
-
-
-
-
Dalam mensosialisasikan program cashless society, Corporate Communication Bina Nusantara
mengintegrasikan bentuk-bentuk bauran promosi, seperti periklanan yang dijalankan adalah beriklan
di majalah Bulletin, majalah Innovation, dan website, serta mencetak poster, spanduk, dan banner.
Promosi penjualan yang digunakan yaitu pengundian hadiah yang disebut cashless vaganza dan
potongan harga dari merchant. Bentuk hubungan masyarakat dilakukan dengan memberikan press
release kepada rekan media, diselenggarakan launching event cashless vaganza, dan juga
mengadakan talk show. Terkait pemasaran langsung yang digunakan adalah mengirimkan e-mail
blast melalui Binusmaya dan mencetak handbook.. Dan, kemudian bentuk penjualan pribadi adalah
Binusian Card Center Section Head bertindak sebagai penjual solusi, yaitu menangani keluhan dan
masalah terhadap kerusakan Binusian Card Flazz.
Bentuk bauran promosi tersebut diaplikasikan untuk mensosialisasikan nilai-nilai dari program
cashless society. Sejauh ini nilai-nilai yang ditanamkan dari program cashless society sudah cukup
berhasil. Karena mahasiswa sendiri merasakan manfaat dari substitusi penggunaan uang tunai,
manfaat tersebut antara lain, kemudahan, kecepatan, dan kepraktisan dalam bertransaksi, serta
kegiatan akademik seperti absensi dan peminjaman buku secara otomatis.
Hasil dari bauran promosi dalam mensosialisasikan program cashless society membawa
peningkatan terhadap penggunaan Binusian Card Flazz. Corporate Communication Bina Nusantara
berhasil meningkatkan jumlah mahasiswa yang menggunakan Binusian Card Flazz pada bulan
September 2011, yaitu sebanyak 1.609 mahasiswa atau terjadi peningkatan sebesar 248% dari bulan
Januari yang hanya 462 mahasiswa. Jadi, jika pada tahun 2012 Corporate Communication
menargetkan sebanyak 60%, hal itu bisa terjadi jika melihat perkembangan dari bulan JanuariSeptember 2011 tersebut.
Dengan adanya program cashless society, Bina Nusantara semakin dekat dengan visinya yaitu, A
World-class Knowledge Institution in Continuous Pursuit of Innovation and Enterprise. Selain itu,
sebagai Universitas yang menerapkan program cashless society, Bina Nusantara dapat menjadi salah
satu Universitas unggulan yang ada di tanah air.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk karya tulis ini adalah untuk mencapai target 60%
mahasiswa yang menggunakan Binusian Card Flazz, maka Corporate Communication sebaiknya
mempertahankan dan mengoptimalkan bentuk-bentuk bauran promosi yang digunakan untuk
mensosialisasikan program cashless society. Selain itu, Corporate Communication Bina Nusantara
sebaiknya mengedukasi tenant-tenant yang ada di kantin mengenai manfaat dari program cashless society
tanpa merugikan pihak tenant, sehingga tenant dapat mengikuti peraturan program cashless society yang
berlaku dan kebiasaan mahasiswa untuk bertransaksi secara cashless dapat terbentuk.
Saran dari penulis untuk penelitian kelanjutan adalah terkait kelengkapan data sekunder dari
pihak perbankan yang bekerja sama dengan Bina Nusantara, yakni BCA. Di mana data tersebut dapat
digunakan untuk memantau perkembangan penggunaan Binusian Card Flazz secara lebih lanjut.
Sehingga, Corporate Communication mengetahui jumlah peningkatan atau bahkan penurunan terhadap
penggunaan Binusian Card Flazz.
REFERENSI
Buku:
Ardianto, Elvinaro. (2010). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Belch, George and Belch, Michael. (2009). Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communication Perspective. Eight Edition. New York: McGraw-Hill.
Cangara, Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Indrajaya, Richie. (2008). Jangan Takut Mulai Bisnis. Jakarta: MeBook.
Kasmir. (2007). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 7. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip and Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: PT Indeks.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. 1th ed, Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Lupiyoadi, Rambat. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Moriarty, Sandra, Mitchell, Nancy, and Wells, William. (2009). Advertising. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Kencana.
Nailatie, Nelly. (2008). The Power of Marketing: Practitioner Prospectives in Asia. Jakarta: Salemba
Empat.
Peter, Paul., Donnelly, J. H. (2011). A Preface to Marketing Management. New York: McGraw-Hill.
Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. (2002). Creating Effective Marketing Plan: Teknik Membuat Marketing Plan
Berdasarkan Customer. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Schaefer, T. Richard. (2011). Sociology a Brief Introduction. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.
Shimp, Terence. A. (2003). Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soekanto, Soerjono. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru 42. Jakarta: Rajawali Pers.
Swann, Patricia. (2010). Cases In Public Relations Management. New York: Routledge.
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal :
Anonym. 2012. Aadhaar to Ensure Timely Payments and Reduce Leakages,Says Pranab.
http://search.proquest.com/docview/923041733/1355DF618A9579E1E32/27?accountid=31532.
www.proquest.com.
Parihar, Manish. 2012. Cashless Society – A Financial Paradigm Shift Through Social Networking.
www.proquest.com.
Swartz, Daniel. (2004). The Economics of a Cashless Society: An Analysis of the Costs and Benefits of
Payment
Instruments.
http://216.27.81.122/treasuryresources/PDF/Brookings_economics%20of%20a%20cashless%20s
ociety.pdf.
Website:
Ahira, Anne. 2011. Mengenal Sejarah Uang. http://www.anneahira.com/sejarah-uang.htm
RIWAYAT PENULIS
Chalton Ciptadi lahir di kota Jakarta pada 6 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus
University dalam bidang ilmu Marketing Communication Peminatan Public Relations pada tahun 2012.
Penulis aktif di Ikatan Abang None Jakarta Pusat sebagai anggota.
Download