UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Program Corporate Social

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis Program Corporate Social Responsibility PT. Holcim Indonesia Tbk Dalam
Rangka Peningkatan Citra Perusahaan
MAKALAH NON SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
YANUAR GALIH WIRYAWAN
1206273434
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
KEKHUSUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
DEPOK
JUNI 2016
1
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
2
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh:
Nama
: Yanuar Galih Wiryawan
NPM
: 1206273434
Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Fakultas
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Makalah Non seminar
Judul Karya Ilmiah
: Analisis Program Corporate Social Responsibility PT. Holcim
Indonesia Tbk Dalam Rangka Peningkatan Citra Perusahaan
Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan
dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia
Dosen Pembimbing : Drs. A.G. Sudibyo, M.si
Ditetapkan di
: Depok
Tanggal
: 29 Juli 2016
(..........tanda tangan..........)
3
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Yanuar Galih Wiryawan
NPM
: 1206273434
Program Studi
: Hubungan Masyarakat
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Depok
Pada tanggal
: 29 Juli 2016
Yang menyatakan
(Yanuar Galih Wiryawan)
4
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
5
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
Analisis Program Corporate Social Responsibility PT. Holcim Indonesia Tbk Dalam
Rangka Peningkatan Citra Perusahaan
Yanuar Galih Wiryawan, A.G Sudibyo
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Pelaksanaan bisnis perusahaan semen mengakibatkan banyak permasalahan pada lingkungan sekitarnya. Hal
tersebut dapat merusak citra dari perusahaan tersebut. fenomena ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan
konsep bisnis berkelanjutan. Konsep bisnis berkelanjutan yang didasarkan pada manusia, lingkungan, dan
keuntungan diterapkan dengan program Corporate Social Responsibility (CSR). Tulisan ini akan membahas
secara umum pelaksanaan program CSR dalam rangka peningkatan citra perusahaan.
Abstract
Corporate Social Responsibility Program Analysis Of PT. Holcim Indonesia Tbk To Increase Corporate Images
The concrete business corporation's operation results in many problems on their environment. It may damage
the images of corporation. This phenomenon encourages companies to implement sustainable business concept.
The concept of sustainable business based on people, planet, and profit implemented by the Corporate Social
Responsibility (CSR). This paper will discusses in general about implementation of CSR programs in order to
improve the corporate image.
Keywords: corporate images, corporate social responsibility, sustainable business, triple bottom line
6
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar belakang
PT. Holcim Indonesia merupakan perusahaan produsen semen. Perusahaan tersebut
memiliki sejumlah pabrik yang tersebar di Indonesia. Pengolahan semen memerlukan
bahan tambang sehingga pada pabrik-pabrik tersebut terdapat juga tambang yang terletak
pada ekosistem karst untuk mengeskploitasi bahan pembuat semen.
Pabrik dan tambang PT. Holcim Indonesia yang tersebar di jawa menyebabkan
permasalahan lingkungan seperti halnya pabrik pada umumnya. Permasalahan tersebut
adalah pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran suara. Selain itu perusakan
alam dikarenakan eksploitasi tambang yang dilakukan pabrik merupakan hal umum yang
terjadi disekitar pabrik semen.
Menurut data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (walhi) kerusakan
ekosistem karst mulai memprihatinkan akhir-akhir ini. Kerusakan ekosistem tersebut
diakibatkan eksploitasi yang terrjadi untuk memenuhi kebutuhan semen nasional.
Kerusakan ekosistem ini merata diseluruh Indonesia terutama di Kalimantan, Sulawesi
dan Jawa.
Selain kerusakan terhadap lingkungan, kesenjangan antara lingkungan pabrik
dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya juga merupakan salah satu isu dalam citra
perusahaan
tersebut.
Dengan
pendapatan
bersih
tahun
2014
sebesar
Rp.
660.000.000.000,00 membuat kesenjangan antara kesejahteraan karyawan, manajerial,
dan masyarakat di luar pabrik tersebut yang terkena imbas dari polusi pabrik. Hal
tersebut juga memperburuk citra perusahaan itu sendiri.
Citra buruk yang melekat pada PT. Holcim Indonesia Tbk juga pada permasalahan
penukaran lahan yang tadinya merupakan lahan warga. Lahan warga tersebut merupakan
ladang yang biasa digunaka untuk bercocok tanam. Pertanian, perkebunan, dan
pertambangan yang tadinya menjadi tulang punggung perekonomian warga sekitar
menjadi terancam setelah didirikannya pabrik perusahaan tersebut. Seperti kasus yang
terjadi di pabrik holcim yang berada di tuban. Kasus yang berada di tuban cukup
7
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
memperburuk citra perusahaan. Sengketa lahan yang terjadi pada kasus tuban
menyebabkan ratusan petani kehilangan lahan sawah mereka.
Data dilapangan menyebutkan bahwa terdapat lahan sebesar 724,23 hektare yang
menjadi permasalahan. Di dalam lahan tersebut terdapat 826 kepala keluarga yang akan
kehilangan lahan dan mata pencahariannya karena pembangungan pabrik perusahaan
tersebut. Menurut Farhan yang merupakan aktivis Solidaritas Masyarakat Desa (Sitas
Desa) Blitar dalam berita sindonews.com, “Sementara disana faktanya bertempat tinggal
sebanyak kurang lebih 826 kepala keluarga. Otomatis hak hidup warga disana akan
tergusur, “ timpal Farhan. Detil luas lahan ruislag mencapai 724,23 hektare”. Hal ini
turut memperburuk citra perusahaan tersebut, terlebih lagi perusahaan tersebut
dilaporkan kepada lembaga internasional karena melanggar hak asasi manusia (HAM)
pada kasus tersebut.
Namun selain beberapa citra buruk tersebut PT. Holcim Indonesia Tbk memiliki
citra baik yang didapatkan dengan program-program Corporate Social Responsibility
(CSR) serta lingkungan hidup. Perusahaan tersebut sempat beberapa kali meraih
penghargaan dalam penyelenggaraan program CSR.
Data mengenai program CSR yang mendapat apresiasi dari berbagai lembaga salah
satunya adalah pada 6th Social Corporate Social Responsibility Award 2014. PT. Holcim
Indonesia Tbk meraih dua penghargaan platinum pada kategori Product Excellence
Award dan Best Community Programme. Hal tersebut mengindikasikan bahwa program
CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut merupakan program yang terbaik
diantara program-program perusahaan lainnya.
Di Indonesia program CSR merupakan sebuah kewajiban bagi setiap perusahaan
sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Keperluan
hukum di Indonesia ini dibuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
dalam rangka pembangunan. CSR menjadi salah satu poin penting karena dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu CSR juga dipandang sangat
bermanfaat dalam membangun lingkungan hidup yang lebih baik dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
I.2.
Rumusan masalah
Citra perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk yang buruk dalam hal lingkungan
dan kesehatan mendorong perusahaan melakukan program CSR untuk menangani
8
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
permasalahan tersebut. Bentuk program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Holcim
Indonesia bermacam-macam yang pada dasarnya ingin Meningkatkan citra yang lebih
baik. Selain itu juga untuk memecahkan permasalahaan lingkungan yang terjadi di
perusahaan tersebut.
PT. Holcim Indonesia Tbk memiliki usaha untuk meningkatkan citra perusahaan
yang baik. Salah satunya adalah program yang dilaksanakan di cilacap. menurut sudut
pandang stakeholdernya terutama masyarakat sekitar pabrik cilacap, program tersebut
sangat baik. Masyarakat sekitar pabrik perusahaan tersebut yang terletak di Kabupaten
Cilacap, merasa kesejahteraan mereka membaik semenjak dijalankannya program CSR
berupa pemberdayaan masyarakat POSDAYA.
Citra baik dan buruk dari PT. Holcim Indonesia Tbk membentuk keseluruhan dari
citra perusahaan itu sendiri. Citra baik yang terbentuk dalam pelaksanaan program CSR
perusahaan tersebut kurang diberitahukan kepada masyarakat luas. Berbeda dengan
program-program CSR yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk. Kegiatan CSR dari
perusahaan Unilever selalu memiliki eksposure besar di media televisi dan terkadang
menjadikannya iklan komersial di media televisi. Seperti halnya program sikat gigi dan
cuci tangan dari brand pepsodent dan lifebuoy.
Pada perusahaan lain CSR yang dilaksanakan di integrasikan dengan strategi
pemasaran lain. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi produk maupun perusahaan itu
sendiri. Seperti halnya program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk, dalam menyambut
hari gigi nasional melaksanakan program kesehatan gigi tersebut. Selain melakukan
program CSR perusahaan tersebut mengintegrasikan dengan strategi marketing. Hal
tersebut dilakukan dengan cara menyebarkan kegiatan tersebut melalui iklan komersial
televisi. Hal tersebut merupakan inovasi yang baik selain memberitahu program CSR
juga merupakan cara pemasaran yang baik.
Strategi dalam pelaksanaan CSR serta integrasi dengan marketing bukan hanya
dapat meningkatkan citra perusahaan namun juga dapat meningkatkan pemasaran dari
produk perusahaan itu sendiri. Pada pelaksanaan program CSR PT. Holcim Indonesia
Tbk memiliki beberapa jenis program. Semenjak tahun 2012 perusahaan tersebut
melaksanakan program keberlanjutan pada bidang CSR nya. Salah satu program yang
berkelanjutan adalah pada bagian community development yang melaksanakan program
POSDAYA pada masyarakat sekitar pabrik. Program ini juga berkerjasama dengan
yayasan Damandiri dan Universitas Jendral Soedirman (Unsoed). Program berkelanjutan
9
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat cilacap dengan
berlandaskan usaha mikro dan menengah.
Hampir seluruh kegiatan program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk tersebut melibatkan komunitas-komunitas yang ada di masyarakat.
Hubungan tersebut terjalin dengan baik melalui departemen community relation dari
perusahaan tersebut. Pencapaian pada beberapa kategori terbaik CSR yang di dapatkan
PT. Holcim Indonesia Tbk. mengindikasikan adanya hubungan baik antara perusahaan
dengan sasaran khalayak dari program itu sendiri.
Hal ini menjadi menarik untuk dibahas karena dengan adanya program CSR dari
perusahaan tersebut masyarakat sekitar pabrik tidak memberikan tanggapan negatif
dengan adanya perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan tahunan 2014 dari perusahaan
tersebut masyarakat dilaporkan turut antusias dalam pelaksanaan program CSR. Program
tersebut dilaksanakaan tanpa adanya strategi pemasaran melalui media televisi.
I.3.
Identifikasi masalah
1. Mengapa program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk dilaksanakan?
2. Bagaimana program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk dilaksanakan?
3. Bagaimana strategi program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk?
4. Bagaimana citra yang terbentuk dari program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk?
I.4.
Tujuan penulisan
1. Mengetahui alasan dilaksanakannya program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk
2. Mengetahui proses pelaksanaan program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk
3. Mengetahui strategi program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk
4. Mengetahui citra yang terbentuk dari program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk
10
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
BAB II
LANDASAN KONSEPTUAL
II.1.
Konsep CSR
a. Definisi
Definisi dari CSR hingga saat ini masih diperdebatkan. Namun definisi umum
dari CSR itu sendiri merupakan sebuah aktifitas perusahaan diluar produksi untuk
bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan bisnisnya. CSR adalah
sebuah komitmen yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengembangkan
komunitas. “Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community
well being through discretionary business practices and contribution of corporate
resources.” Kotler and Lee (2005).
Sedangkan menurut ahli lain “Corporate Social Responsibility involves the
conduct of a business so that it is economically profitable, law abiding, ethical and
socially supportive. To be socially responsible then means that profitability and
obedience to the law are foremost conditions when discussing the firm’s ethics and
the extent to which it supports the society in which it exists with contributions of
money, time and talent” Carroll, A. B. (1983). Dari tulisan carroll tersebut dapat kita
simpulkan bahwa CSR harus memiliki kontribusi terhadap pendapatan, waktu dan
kemampuan. CSR tetap melibatkan perilaku bisnis sehingga hal tersebut
menguntungkan secara ekonomi, menjalankan hukum, etika dalam berbisnis dan
sosial.
Kemudian dijelaskan bahwa program CSR itu lebih dari sekedar pemenuhan
kegiatan ekonomi maupun hukum.
“activities and decisions taken by a socially
responsible company are at least partially determined by non-economic and non-legal
reasons” Carroll (1991). Pernyataan tersebut menegaskan bahwa CSR dapat
dilakukan dengan motif lain seperti kesadaran akan permasalahan yang terjadi di
masyarakat maupun di lingkungan operasi perusahaan.
11
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
b. Kategori kegiatan CSR
Kegiatan CSR dibagi dalam beberapa kategori. Menurut Kotler dan Lee (2005)
kategori kegiatan CSR dibagi menjadi 6 kategori:
1.
Cause Promotion
Pada kategori ini program CSR dilaksanakan dalam bentuk pemberian dukungan
terhadap program sosial yang dijalankan oleh lembaga atau organisasi lain. Dukungan
tersebut berupa promosi terhadap program agar orang di luar perusahaan seperti
konsumen juga terlibat dan mendukung program tersebut. Dukungan dari konsumen
atau masyarakat tersebut dapat berupa dana ataupun sumberdaya yang lain agar
program tersebut berjalan dengan baik. Dengan kata lain kategori ini dilaksanakan
dalam bentuk pemberian sponsor terhadap program sosial. Contoh dari kategori ini
adalah pemberian dana dari perusahaan sebagai sponsor konser amal untuk membantu
warga yang terkena bencana alam.
2.
Cause-Related Marketing
Kategori CSR ini meliputi kegiatan yang dilakukan perusahaan berdasarkan
penjualan yang dilakukannya. Penggunaan sebagian profit dari sebuah produk untuk
kegiatan sosial yang akan dijalankan perusahaan. Contoh dari kegiatan ini adalah
pemberian 10% dari setiap pembelian sebuah produk untuk membangun sekolah atau
pembagian buku kepada masyarakat yang membutuhkan.
3.
Corporate Social Marketing
CSR pada kategori ini dilaksanakan dengan cara membuat sebuah kampanye
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye yang dilakukan dengan
cara mengubah perilaku masyarakat. Contoh dari kategori kegiatan ini adalah dengan
membuat kampanye publik mengenai cara pemeliharaan gigi. Seperti yang dilakukan
oleh pepsodent pada kegiatan hari gigi sehat nasional dan dengan cara membuat iklan
masyarakat berupa mengubah kebiasaan menyikat gigi.
4.
Corporate Phylanthropy
Pada kategori ini CSR dilaksanakan dengan cara pemberian langsung kepada
masyarakat sasaran program. Hal ini merupakan yang paling mendasar dalam
kegiatan CSR. Banyak perusahaan yang melakukan kegiatan ini karena dianggap
paling tradisional dan paling mudah. Contoh dari kegiatan ini adalah pemberian dana
santunan terhadap 10.000 kepala keluarga kurang mampu di sekitar perusahaan.
12
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
5.
Comunity Volunteering
Kategori CSR ini adalah sebuah program yang dijalankan dalam rangka
membantu masyarakat dengan cara sukarela komunitas. Komunitas yang dimaksud
adalah komunitas di luar perusahaan, dan perusahaan turut berkontribusi dalam
memasok tenaga relawan nya. Contoh dari kategori ini adalah perusahaan mendorong
karyawan untuk mengikuti program mengajar masyarakat kurang mampu dalam
komunitas pengajar.
6.
Social Responsible Business Practice
Kategori CSR ini melibatkan proses bisnis dari perusahaan tersebut. Perubahan
kebijakan bisnis dalam rangka turut menjaga sosial ataupun pelestarian lingkungan.
Selain itu juga dilaksanakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ataupun
dalam rangka turut bekerja sama dengan komunitas berkepentingan. Contoh dari
program ini dapat berupa penggunaan bahan ramah lingkungan dalam kemasan
sebuah produk atau penggunaan bahan yang dapat didaur ulang.
c. Tujuan CSR
Tujuan dari CSR tersebut bermacam-macam salah satunya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Corporate Social Responsibility is a
commitment to improve community well being through discretionary business
practices and contribution of corporate resources.” Kotler and Lee (2005).
Sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat itu sendiri bermacam-macam. Menurut
Indikator Kesejahteraan Indonesia yang di terbitkan oleh BPS,Kesejahteraan dapat
diukur dari tingkat kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola
konsumsi, perumahan dan lingkungan, kemiskinan, dan sosial lainnya.
II.2.
Konsep Citra Perusahaan
a. Definisi
Citra adalah kumpulan berbagai aspek yang tersematkan pada sebuah objek dari
sudut pandang pengamat objek tersebut. “An image as a combination of a person’s
experiences, attitudes, beliefs, feelings and knowledge, towards something, is the most
commonly used definition of an image. The image can be, for example, a country
13
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
image, a corporate image, or a brand image, to name a few.” (Rope & Mether 2001,
13 – 14, 18).
Citra tersebut dapat disematkan pada banyak objek. Salah satunya adalah
perusahan, perusahaan akan mendapatkan citra sesuai dengan apa yang dilakukannya.
Segala bentuk perlakuan dari perusahaan terhadap objek yang memandangnya akan
membentuk suatu citra “the net result of the interaction of all the experiences,
impressions, beliefs, feelings and knowledge that people have about a company”
(Bevis, 1967, dikutip oleh Bernstein, 1984, hal.125). Seperti yang telah disebutkan
oleh Bevis, Citra perusahaan merupakan hasil dari kumpulan aspek-aspek yang ada
perusahaan tersebut melalui berbagai hal yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Didalamnya terdapat aspek pengalaman, kepercayaan, impresi, perasaan dan
pengetahuan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Faktor–faktor tersebut akan
berbeda cara pandang antara objek-objek yang memandang perusahaan tersebut.
Objek pengamat yang akan dipakai dalam bahasan ini adalah stakeholders.
b. Elemen pembentuk citra
Menurut Shirley Harrison (1995) Dalam pembentukan citra terdapat empat
elemen yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Personality
Dalam elemen ini yang menjadi perhatian adalah karakteristik dari perusahaan.
Karakteristik perusahaan nantinya akan di percaya dan di yakini oleh publik secara
luas, adapun contoh karaktersitik perusahaan seperti perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
2. Reputation
Elemen reputasi ini berkaitan dengan tindakan yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan. Reputasi berada pada persepsi dari publik terhadap perusahaan
tersebut. Selain tindakan yang telah dilaksanakan prospek kedepan perusahaan juga
membangun reputasi perusahaan tersebut.
3. Value
Elemen value ini mencakup nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan. Nilai yang
dimiliki perusahaan bisa terkait dengan budaya di suatu perusahaan tersebut seperti
sikap karyawan terhadap pelanggan, atau hubungan antara perusahaan dengan
masyarakat.
14
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
4. Corporate Identity
Identitas perusahaan yang dimaksud adalah atribut dari perusahaan yang mudah
dikenali oleh masyarakat. Contoh dari korporat identiti adalah penggunaan logo,
warna, pakaian dan lain-lain.
c. Peningkatan dan pembentukan citra
Dalam membangun sebuah citra diperlukan komponen kognitif maupun afektif.
Penggunaan kemampuan kognitif dari seseorang akan mempengaruhi pembangunan
citra itu sendiri karena setiap individu memiliki kemampuan kognitif yang berbedabeda. Selain itu komponen afektif yang dimaksud adalah dengan meletakan sebuah
perasaan kedalam objek yang akan dibangun citranya sehingga orang mampu
menangkap rasa yang sama dalam objek tersebut. “Therefore, both cognitive and
affective components are included in the corporate image construct” (Cohen, 1963;
Barich and Kotler, 1991; Dowling, 2001).
15
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Mengapa program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk di laksanakan?
Program CSR pada dasarnya adalah program yang dijalankan sebuah
perusahaan dalam rangka memenuhi etika bisnis. Namun pada perkembangannya,
CSR dipandang menjadi sesuatu kebutuhan khusus dari perusahaan tersebut, bukan
hanya sebagai pemenuhan etika perusahaan namun juga sebagai wujud komitmen
perusahaan dalam mengembangkan masyarakat. Hal tersebut didasarkan pada konsep
triple bottom line oleh Elkington john (1994). Konsep triple bottom line menjelaskan
mengenai bisnis berkelanjutan yang didasarkan dalam tiga hal yaitu manusia,
lingkungan dan keuntungan perusahaan.
Program CSR merupakan salah satu cara mewujudkan konsep triple bottom line
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan CSR, perusahaan
memperhatikan aspek masyarakat dan lingkungan. Tanpa adanya masyarakat yang
sejahtera, perusahaan akan sulit melakukan operasinya. Kebutuhan akan tenaga kerja
dalam sebuah perusahaan akan terus meningkat apabila perusahaan tersebut
berkembang. Tanpa adanya pendidikan di masyarakat hal tersebut akan menghambat
proses penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan. Selain itu kelestarian lingkungan
pada konsep triple bottom line juga berpengaruh terhadap keberlangsungan
perusahan.
Lingkungan
yang
rusak
akan
mempersulit
perusahaan
dalam
mengeksploitasi sumber daya alam. Selain itu komunitas pecinta lingkungan yang
banyak terdapat di masyarakat tentu juga akan mempermasalahkan hal tersebut.
Konsep manusia yang ada dalam triple bottom line dapat didefinisikan dengan
arti luas. Selain untuk keberlanjutan tenaga kerja perusahaan, manusia juga
berpengaruh terhadap proses dari berjalannya bisnis itu sendiri. Ijin operasi sosial
merupakan salah satu bentuk dari pengaruh manusia terhadap perusahaan. Tanpa
adanya ijin sosial maka perusahaan akan terhambat operasinya. Ijin operasi sosial ini
dipengaruhi oleh citra dari perusahaan. Hal ini dikarenakan citra perusahaan
merupakan “the net result of the interaction of all the experiences, impressions,
beliefs, feelings and knowledge that people have about a company” (Bevis, 1967,
dikutip oleh Bernstein, 1984, hal.125). Keseluruhan hasil dari pembentukan citra
tersebut berpengaruh terhadap sikap pada masyarakat, sehingga dapat di asumsikan
16
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
bahwa ijin dari sosial terhadap sebuah operasi perusahaan dipengaruhi juga oleh citra
perusahaan.
Keberlanjutan sebuah perusahaan sangat penting karena hal tersebut akan
berpengaruh kepada banyak hal antara lain ekonomi dan sosial. Tanpa berlanjutnya
sebuah perusahaan maka kondisi perekonomian akan menurun. Sehingga perlu
adanya kegiatan CSR yang dilaksanakan dalam rangka menjaga keberlanjutan bisnis
tersebut. Seperti halnya PT. Holcim Indonesia Tbk yang menjalankan program CSR
sejak awal berdirinya perusahaan tersebut di Indonesia..
III.2. Bagaimana strategi dan pelaksanaan program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk?
Program CSR yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk bermacam-macam
seperti pembangunan infrastruktur di daerah pabrik, pembagian komik dalam rangka
mengubah kebiasaan warga sekitar pabrik agar lebih cinta lingkungan, pengembangan
komunitas ekonomi kecil dan menengah dan penggunaan bahan ramah lingkungan
sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Seluruh kegiatan CSR perusahaan
tersebut dilaporkan dan dipublikasikan melalui laman resmi perusahaan tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
permasalahan lingkungan dan sosial merupakan permasalahan yang paling mendasar.
Kerusakan lingkungan tersebut juga berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat
sekitar pabrik. Petani dan nelayan sekitar pabrik merasa ada beberapa masalah yang
timbul diakibatkan kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan tersebut
menjalankan program CSR untuk memecahkan masalah-masalah dari operasi bisnis
yang dijalankannya.
Program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk menganalisis permasalahan melalui
community relation yang kemudian menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Hal ini dilakukan dalam rangka tahap awal pelaksanaan CSR dari perusahaan
tersebut. Menurut laporan PT. Holcim Indonesia Tbk tahun 2014, Komunikasi antara
perusahaan dan masyarakat menyimpulkan beberapa permasalahaan yang ada di
masyarakat. Hal tersebut digunakan sebagai dasar pelaksanaan CSR. Kegiatan CSR
yang dilakukan perusahaan tersebut antara lain adalah:
1. Komik "Petualang Hijau"
Pada tahun 2014 dilaksanakan sebuah program CSR untuk merubah perilaku
siswa Sekolah Dasar (SD) agar lebih cinta lingkungan, melalui media komik.
17
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
“Komik "Petualang Hijau" (Green Adventure) banyak disukai siswa-siswi sekolah
dasar. Kisah anak-anak desa menjaga lingkungan hidup di sekitarnya disajikan
dalam gambar berwarna-warni.” (Holcim CSR special report, 2014).
Pada program ini melibatkan beberapa stakeholders, antara lain karyawan
perusahaan tersebut dan siswa sekolah dasar disekitar pabrik. Stakeholders yang
menjadi target sasaran dari program tersebut adalah siswa SD disekitar pabrik.
Program CSR ini dapat dikategorikan sebagai corporate social marketing
karena dalam pelaksanaanya diharapkan terjadi perubahaan sikap masyarakat.
Program tersebut dilaksanakan untuk mengajarkan siswa SD cara merawat
lingkungannya.
Selain untuk melaksanakan CSR, hal tersebut juga digunakan dalam
pembentukan citra perusahaan. Citra perusahaan yang sebenarnya adalah
eksploitatif terhadap lingkungan di tingkatkan sebagai perusahaan yang ramah
terhadap lingkungan. Karena pada program tersebut menggunakan komponen
afektif untuk meningkatkan citra. Menggunakan media komik akan lebih
mendekatkan kepada komponen afektif karena menggunakan gambar yang lebih
di sukai anak-anak. Dengan komponen tersebut diharapkan siswa SD dapat
mengenal perusahaan sesuai dengan isi dari komik tersebut.
2. Pembangunan infrastruktur
Pembangunan infrastruktur dilaksanakan setiap tahun. Bentuk pembangunan
infratruktur dari perusahaan ini bermacam-macam mulai dari pembangunan rumah
warga, pembangunan fasilitas desa dan pembangunan jalan penghubung antar
desa. Program pembangunan yang paling sering dilaksanakan adalah pengerasan
ruas jalan. Pengerasan ruas jalan di lakukan setiap tahun semenjak laporan
tahunan 2012. “Diambil pula langkah lain untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat, seperti penggalian sumur, pembangunan sarana kebersihan,
pengerasan ruas jalan untuk menghindari dampak merugikan banjir.” (Holcim
CSR special report, 2014).
Stakeholders yang terlibat pada program pembangunan infrastruktur ini
adalah masyarakat desa, kepala desa, pemerintah dan perusahaan itu sendiri.
Pelibatan hal tersebut juga secara tidak langsung sebagai cara peningkatan citra
perusahaan.
18
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
Program pembangunan infrastruktur ini dapat dikategorikan sebagai program
CSR berbentuk corporate phylanthropy. Hal tersebut dikarenakan program CSR
berupa bantuan fisik dan langsung dapat dirasakan masyarakat. Program ini juga
merupakan salah satu program yang membentuk citra perusahaan karena program
ini nyata manfaat nya dan melibatkan masyarakat secara langsung.
Dengan dilibatkannya masyarakat, mereka akan melihat perusahaan tersebut
sebagai perusahaan yang dekat dengan masyarakat. “Masyarakat melihat
pemimpin mereka peduli. Holcim ikut membantu dengan menyediakan sarananya
dan juga konsultasi teknis.” (Holcim CSR special report, 2014). “the net result of
the interaction of all the experiences, impressions, beliefs, feelings and knowledge
that people have about a company” (Bevis, 1967, dikutip oleh Bernstein, 1984,
hal.125). Penggunaan interaksi pengalaman langsung, kepercayaan dan perasaan
dekat dengan perusahaan akan membentuk sebuah citra. Citra yang ditingkatkan
pada program ini adalah kepedulian kepada masyarakat. Hal tersebut selain karena
masyarakat terlibat langsung, perusahaan juga melakukan komunikasi dengan
pemerintah serta komunitas setempat bersama untuk mengatasi masalah bersama.
3. POSDAYA
Program POSDAYA ini bekerjasama dengan Unsoed dan yayasan
Damandiri. Pada program ini dilakukan pelatihan dan pengembangan kemampuan
masyarakat dalam mengelola usaha kecil dan menengah. Namun pada program
POSDAYA ini dapat dikategorikan kedalam CSR berbentuk Cause Promotion
karena Holcim menjadi sponsor dalam program yang dijalankan oleh Unsoed dan
Yayasan Damandiri. “Pabrik Cilacap sukses membina 50 Pos Pemberdayaan
Warga atau Posdaya dalam kurun 5 tahun. Fasilitas dan layanan yang tersedia di
bidang kesehatan, pendidikan, perekonomian masyarakat dan pengelolaan
lingkungan hidup kini dinikmati 10.000 warga”. (Holcim CSR special report,
2014).
Stakeholders yang terkait dalam program ini sangat beragam mulai dari
mahasiswa dan dosen dari Unsoed, Yayasan Damandiri, Masyarakat dan
karyawan PT. Holcim Indonesia Tbk. Dalam pelaksanaan program ini perusahaan
tersebut melakukan kerjasama secara langsung dengan kedua instansi tersebut
dalam meningkatkan usaha kecil dan menengah.
19
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
Peningkatan citra pada program ini terlaksana dengan baik karena target
sasaran yang luas dan tingkat keterlibatan yang tinggi diantara pihak yang
bekerjasama. Pengalaman dan kepercayaan ditanamkan langsung kepada ketiga
pihak external stakeholders dari perusahaan tersebut. Citra yang tertanam pada
program ini adalah PT. Holcim Indonesia Tbk peduli terhadap ekonomi
masyarakat kecil dan menengah. Perusahaan bukan hanya meraup keuntungan
dari wilayah tersebut namun juga turut membangkitkan ekonomi masyarakat di
sekitarnya.
4. Praktek bisnis ramah lingkungan
Produk dan kemasan dari perusahaan ini dilaporkan menggunakan bahanbahan yang ramah lingkungan dan dapat di daur ulang. Hal ini menandakan
adanya sebuah kemauan untuk menjaga lingkungan sebagai bentuk tanggung
jawab sosial dalam praktek bisnis. “Pada tahun 2014 semen Holcim Serba Guna
ditetapkan sebagai produk semen Indonesia pertama yang meraih label produk
hijau SEC. Akreditasi diberikan sebagai penghargaan atas kerja keras tim
melakukan daur ulang dan memanfaatkan bahan bakar alternatif pengganti bahan
bakar fosil dan bahan baku dari alam.” (Holcim CSR special report, 2014).
Program ini dapat dikategorikan pada Social Responsible Business Practice.
Stakeholders yang terlibat pada program ini adalah karyawan dan konsumen,
walaupun konsumen akan kurang mengerti akan adanya program ini tanpa adanya
publikasi. Karyawan dan direksi terlibat langsung sebagai pelaksana program ini.
Penggunaan program ini bisa dikategorikan kepada CSR karena dengan
pengurangan emisi akan lebih ramah kepada lingkungan (Planet) pada konsep
triple bottom line. Walaupun kegiatan CSR ini tidak diumumkan secara luas dan
bersifat kepada citra produk dan identitas produk.
III.3. Bagaimana citra yang terbentuk dari program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk?
Berdasarkan laporan tahunan 2014 perusahaan tersebut mengadakan sebuah
penelitian terhadap kefektifan kinerja mereka menggunakan indeks kepuasan. Hasil
dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa “Tingkat kepuasan warga sekitar
Narogong mencapai 87,2% dan Cilacap 83,3% pada tahun 2014. Di pabrik kami yang
terbaru, Tuban, tanggapan masyarakat terbilang memuaskan, yakni 61,4%,
mengingat, tidak seperti di unit kerja lainnya, waktu yang dialokasikan tim jauh lebih
20
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
pendek.” (Holcim CSR special report, 2014). Indeks tersebut digunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan terhadap keberadaan perusahaan tersebut. Dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat kepuasan yang cukup
tinggi. Dengan tingginya tingkat kepuasan dari masyarakat dapat di indikasikan
bahwa citra perusahaan melalui program CSR dalam masyarakat juga turut terbentuk.
Peningkatan dan pemeliharaan citra perusahaan dapat dijalankan dengan
berbagai cara. Menggunakan media untuk pemberitaan mengenai kegiatan perusahaan
biasa digunakan untuk membentuk citra perusahaan. Selain itu peningkatan mutu dan
sertifikasi produk juga dapat membentuk dan memelihara citra perusahaan.
Menggunakan metode marketing dengan menyematkan identitas perusahan dan citra
perusahaan juga merupakan salah satu cara untuk membentuk citra itu sendiri. Cara
lain untuk memelihara citra perusahaan adalah tanggung jawab sosial perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR).
Citra perusahaan dapat meningkat dengan kegiatan CSR perusahaan tersebut
karena dapat mengatasi masalah sosial dari sekitar pabrik perusahaan tersebut.
Program POSDAYA yang dilakukan di cilacap adalah program terbaik yang di
lakukan perusahaan tersebut karena mendapatkan penghargaan dalam ajang
penghargaan program CSR. Dengan adanya penghargaan dari lembaga internasional
meningkatkan citra perusahaan tersebut.
Menurut sudut pandang penulis program POSDAYA tersebut juga merupakan
program yang sangat baik dari segi CSR maupun segi peningkatan citra. Hal tersebut
dikarenakan menggunakan pendekatan afektif dan kognitif dari stakeholders terkait.
Mahasiswa dan dosen yang ikut serta dalam program ini dapat meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi di masyarakat.
Dalam melaksanakan program POSDAYA tersebut dilaksanakan kajian dari
pihak perusahaan maupun instansi terkait. Komunikasi dua arah dilakukan
perusahaan, masyarakat, dan instansi terkait. Hal ini sebagai landasan berjalannya
program. Dengan hal tersebut secara afektif membuat stakeholders mendapatkan citra
positif perusahaan yang komunikatif dan aktif dalam melaksanakan kerjasama
tersebut.
Dari keseluruhan progam yang dijalankan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.
menimbulkan citra positif. Citra positif yang terbentuk yaitu adalah perusahaan yang
peduli terhadap lingkungan melalui program komik dan praktek bisnis ramah
21
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
lingkungan, serta perusahaan yang turut membangun perekonomian warga dengan
program pengembangan masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Dengan adanya
citra positif tersebut menyebabkan indeks kepuasan dari masyarakat sekitar pabrik
meningkat. Walaupun pada salah satu pabrik di wilayah tuban kurang puas. Hal itu di
sebabkan oleh beberapa faktor yang telah dijelaskan di latarbelakang yaitu sengketa
lahan dan kekhawatiran warga akan hilangnya lahan pertanian mereka.
22
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk dilakukan karena kebutuhan
keberlanjutan bisnis. Hal ini didasarkan pada konsep triple bottom line yaitu
manusia, lingkungan dan keuntungan. Ijin operasi oleh lingkungan sosial
dibutuhkan dalam melaksanakan bisnis berkelanjutan dari perusahaan tersebut.
2. Dalam melaksanaan program CSR perusahaan tersebut menggunakan
hubungan antara komunitas dengan perusahaan. Setiap program yang
dijalankan perusahaan melibatkan komunitas yang ada di masyarakat. Hal
tersebut dilakukan untuk menemukan masalah dan penyelesaian masalah
bersama masyarakat dan komunitas. Sehingga keberhasilan program lebih
mudah diukur bersama masyarakat.
3. Strategi pelaksanaan program CSR perusahaan dalam rangka penanaman citra
perusahaan tersebut mengedepankan aspek afektif dan kognitif dari
masyarakat.
Pelibatan
masyarakat
dan
stakeholders
terkait
lainnya
menimbulkan kesan kerjasama yang baik dan berkomunikasi aktif.
4. Dari keseluruhan program citra yang terbentuk adalah perusahaan yang
berperan serta dalam membangun perekonomian rakyat sekitar pabrik dan
perusahaan yang ramah lingkungan. Hal tersebut menggambarkan citra
perusahaan yang baik. Citra tersebut terbentuk oleh program CSR PT. Holcim
Indonesia Tbk. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan mendapatkan tingkat
kepuasan yang tinggi disekitar pabrik. Terkecuali pabrik di tuban karena
masih memiliki masalah dengan masyarakat dalam hal lahan pertanian
IV.2. Saran
Saran yang diajukan oleh penulis antara lain: (1) Bagi pelaku bisnis yang
menjalankan program CSR untuk lebih mempublikasi program CSR tersebut. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan pada publik yang lebih luas. Sehingga
publik secara umum memiliki pemahaman citra perusahaan yang sama dengan target
program CSR. (2) Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengambil data
23
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
langsung di lapangan. Hal tersebut akan menjadi lebih objektif karena pembahasan
pada tulisan ini berdasarkan paparan media publikasi dari perusahaan tersebut.
24
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bernstein, D. (1984), Company Image and Reality. A Critique of Corporate Communications,
Holt, Rinehart & Winston, Eastbourne.
Carroll, A. B. (1983, July 15). Corporate social responsibility: Will industry respond to cutbacks in social program funding? Vital Speeches of the Day, 49, 604-608.
Carroll, A. B. (1991). The Pyramid of Corporate Social Responsibility: Toward the Moral
Management of Organizational Stakeholders. Business Horizons.
Elkington, John. (1994). "Towards the Sustainable Corporation: Win-Win-Win Business
Strategies for Sustainable Development," California Management Review 36, no. 2:
90–100.
Elkington, John. (2004). "Enter the triple bottom line." The triple bottom line: Does it all add
up 11.12:1-16.
Harrison, S. (1995). Public Relation: An Introduction. Indiana University:Routledge
Kotler, P, N. Lee.2005. Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your
Company and Your Cause. John Wiley & Sons Inc. New Jersey
Penelitian jurnal,skripsi,thesis, dan disertasi
Migle Matuleviciene. Jurgita Stravinskiene. (2015). The Importance of Stakeholders for
Corporate Reputation. Kaunas University of Technology. Inzinerine EkonomikaEngineering Economics 26(1), 75–83
Website
http://daerah.sindonews.com/read/979252/23/pt-holcim-dilaporkan-ke-lembagainternasional-karena-melanggar-ham-1426836623/
http://www.holcim.co.id/media/latest-press-releases/latest-release/article/pt-holcimindonesia-tbk-annual-results-2015.html
http://www.holcim.co.id/id/pembangunan-berkelanjutan/laporan-pembangunanberkelanjutan.html
25
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
http://www.sosialnews.com/peristiwa/pt-holcim-diminta-hentikan-pembangunan-pabrik-dituban.html
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2011/12-september-sebagai-hari-kesehatangigi-nasional.html
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2011/unilever-indonesia-sabet-corporateimage-2011.html
http://www.walhi.or.id/industri-tambang-ancaman-kawasan-ekosistem-karst.html
26
Analisis program…, Yanuar Galih Wiryawan, FIB UI, 2016
Download