BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

advertisement
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III
SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.1
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum
bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada seperti : pekerja, dana, material,
metode pelaksanaan dan perlatan. Pada suatu proyek pembangunan agar bisa dikelola
dengan efesien dan efektif sehingga mampu menghasilkan suatu kinerja yang
diharapan
yang
sesuai
dengan
biaya,
mutu
dan
waktu
yang
sudah
direncanakan.Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, karena
mencakup tahapan kegiatan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai pada
tahap pekerjaan finishing yang berwujud bentuk bangunan konstruksi.
Hubungan keseluruhan antara owner (PT. Antilope Madju), konsultan perencana,
manajemen kontruksi, kontraktor dan subkontraktor dimaksudkan agar terdapat suatu
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan kerja antara owner, konsultan,
perencana, manajemen kontruksi, kontraktor, dan subkontraktor adalah:
a. Hubungan ikatan kontrak kerja.
b. Kontraktor melaksanakan pekerjaan proyek, kemudian menyerahkan hasil
pekerjaannya kepada owner.
c. Owner membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa kontruksi kepada
kontraktor.
d. Konsultan perencana memberikan hasil perencanaannya kepada owner
e. Owner memberikan imbalan jasa kepada konsultan perencana.
f. Manajemen kontruksi memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek.
III - 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum
bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana, material,
metode dan alat) pada suatu proyek pembangunan sedemikian rupa secara efisien dan
efektif sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan persyaratan (specification) biaya
dan waktu yang direncanakan.
Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup
tahapan kegiatan awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang
berupa hasil pembangunan. Adapun definisi lain dari manajemen proyek, yaitu
sebagai berikut:
a. Ilmu manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, yaitu pengetahuan
untuk mengelola suatu kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk proyek.
b. Sebagai ilmu manajemen, profesi manajemen proyek berkaitan erat dengan fungsi
merencanakan, memimpin, mengorganisir dan mengendalikan berbagai kegiatan
proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu arsitektur,
engineering, akutansi, dan keuangan.
c. Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang manajemen yang
ditunjukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek.
d. Perumusannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghadapi dan
mengakomodir perilaku dan dinamika yang melekat pada kegiatan proyek.
Pada umumnya pelaksanaan suatu proyek dibagi dalam 4 bagian tahapan pekerjaan
yaitu.
Perencanaan
(Planning),
Pengorganisasian
(Actualing), dan Pengawasan (Controling)
III - 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(Organizing),
Pelaksanaan
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
1. Perencanaan (Planning)
Tahapan pelakasnaan (planning) merupakan tahapan yang meliputi persyaratan
teknis dari bangunan, seperti pembuatan gambar perencanaan (soft drawing)
dengan lengkap sesuai standar teknis yang ditentukan dan menentukan metode
pelaksanaan konstruksi.adapun tahapan perencanaan (planning) mampu di
aplikasikan dengan cara menentukan metode pelaksanaan dari suatu pembangunan
proyek konstruksi tersebut sehingga semua pekerjaan yang sudah direncanan
mampu dijalankan sesuai dengan rencana yang sudah di buat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tahapan pengorganisasian (organizing) merupan tahapan kegiatan yang berfungsi
mengatur dan menyusun struktur organisasi yang akan dibuat untuk melaksanakan
fungsi dan tanggung jawabnya pada kegiatan proyek konstruksi dan mampu
mengatur hubungan kerja diantara unsur-unsur struktur organisasi. Adapun isi dari
struktur organisasi terdiri dari : pemberi tugas (Owner), Penyedia jasa
(Kontraktor) dll. Yang masing-masing mempunyai tugas, kewajiban, tanggung
jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang telah di tetapkan.
3. Pelaksanaan (Actualing)
Tahapan pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan yang dialkukan di lapangan
yaitu proses pelaksanaan proyek konstruksi, dalam tahapan pekerjaan ini semua
bagian pekerjaan harus di kelola dengan baik agar tidak terjadi miss comunication
atau penyimpangan pekerjaan dari rencana pekerjaan yang sudah ditentukan
karena apabila terjadi suatu kesalahan pekerjaan pada tahap pelaksanaan ini akan
berdampak buruk terhadap proses tahapan pekerjaan selanjutnya. Maka pada
tahap pekerjaan ini harus termanage dengan baik dan teliti agar tidak terjadi halhal yang akan menyebabkan keterlambatan pekerjaan.
III - 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
4. Pengendalian (Controling)
Tahapan pengendalian merupakan tahapan pekerjaan yang berfungsi sebagai
pengendali suatu proses proyek konstruksi agar tidak menyimpang dari standar
teknis yang sudah di tentukan. Pada proses proyek konstruksi fungsi dari
pekerjaan pengendalian adalah mengarahkan dan membimbing suatu proses
pelaksnaan proyek konstruksi. Dan kinerja dari tahapan pekerjaan pengendalian
ini pada proyek konstruksi mulai dari proses pengadaan, persiapan sampai
selesainya proses konstruksi tersebut. Pada tahapan ini untuk memonitor suatu
progres/pekerjaan biasanya dengan mengacu pada curva s yang merupakan suatu
laporan yang berisikan tentang durasi (time) dan progres (%) yang memberikan
informasi lama waktu pelaksanaan dan presentasi pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaanya PT. Jaya Konstruksi mengaplikasikan ke empat tahapan
pekerjaan tersebut dalam proses proyek konstruksi agar mampu memberikan
jaminan terhadap, biaya, mutu dan waktu pada proyek konstruksi tersebut.
3.2
Organisasi Proyek
Organisas proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang
terlibat pada suatu pembangunan proyek konstruksi yang berfungsi mengatur proses
pelaksanaan pekerjaan agar mencapai hasil efektif dan efisien sesuai standar teknis
yang ditetapkan. Dengan adanya organisasi proyek maka kegiatan masing-masing
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi mampu
terkontrol agar tidak saling berbenturan dengan proses pelaksanaan pekerjaan lainnya.
Ada tugas dan wewenang dari jabatan atau kedudukan masing-masing yang harus
dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak terkait, dalam hal ini seseorang yang
memiliki kedudukan dalam dalam struktur organisasi.
III - 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.2.1
Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakam perwujudan dari suatu sistem
organisasi proyek konstruksi yang merupakan penjabaran dari seluruh tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait sehingga jelas batasan wewenang
dan tanggung jawab dari masing-masing pihak.Struktur organisasi terdiri dari
beberapa unsur yang saling terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa
bisa terpisahkan rantai hubungan kegiatannya.
Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas,
maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan
dari proyek konstruksi dapat dicapai sesuai dengan biaya, mutu dan waktu yang sudah
di tetapkan.
Pada proyek puri indah financial tower menjadikan sistem organisasi dan
struktur organisasi sebagai salah satu aspek pendukung dalam pencapaian tujuan kerja
yang diharapkan. Hal ini dikarenakan didalam pelaksanaan proyek konstruksi banyak
melibatkan instansi/ badan hukum/ individu yang memiliki tugas dan tanggung jawab
serta wewenang yang berbeda-beda. Dengan adanya organisasi dan struktur organisasi
yang baik diharapkan mampu mengakomodasikan seluruh tugas, tanggung jawab
serta wewenang masing-masing pihak yang terlibat pada pelaksanaan proyek
konstruksi dan mampu memberikan hasil sesuai dengan perencanaan yang telah di
tetapkan.
III - 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
bertindak sebagai owner adalah PT. Antilope Madju Tugas dan wewenang dari
pemberi tugas (Owner) adalah :
a. Menyediakan dana pembangunan proyek konstruksi
b. Mengadakan pembebasan tanah.
c. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek konstruksi
tersebut (IMB).
d. Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan maupun
penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan mereka (kontrak).
e. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai
prosedur.
f. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut.
g. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan,
waktu dan biaya.
h. Menyetujui
dan
menolak
perubahan
pekerjaan
(tambahan/pengurangan
pekerjaan).
i. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau
perkembangan proyek.
j. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi
kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
k. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai
dengan kontrak.
III - 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
2.
Konsultan Manajemen Proyek & Manajemen Konstruksi ( PM&CM )
Konsultan manajemen proyek dana manajemen konstruksi merupakan pihak
yang diberi kepercayaan oleh pemberi tugas (owner) untuk mengelola dan mengawasi
proses pelaksanaan proyek konstruksi dari mulai tahapan pekerjaan persiapan sampai
tahap pekerjaan finishing. Dengan kata lain Konsultan manajemen proyek dana
manajemen konstruksi mewakili atau bertindak sebagai koordinator atas nama
pemberi tugas (owner) dalam mengelola pelaksanaan proyek konstruksi dan
bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi tugas (owner)
Pada proyek pembangunan puri indah financial tower yang bertindak selaku
konsultan manajemen proyek dan konstruksi adalah PT TRI MATRA Tugas dan
wewenang dari konsultan manajemen proyek & manajemen konstruksi adalah :
Melakukan pengawasan secara berkala terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan dengan mengacu kepada standar mutu (Kesesuaian dengan spesifikasi teknis
rencana kerja dan syarat-syarat RKS seperti yang dijelaskan sebelumnya)
a. Melakukan proses pengawasan dan memberi penilaian terhadap laju pelaksanaan
dan tingkat perkembangan pekerjaan kontraktor sebagai penyedia jasa dilapangan
terhadap ketepatan kerja dengan rencana waktu yang telah di tetapkan.
b. Melakukan pengawasan produktifitas terhadap biaya, mutu dan waktu termasuk
damapak yang akan di timbulkan dari proses konstruksi tersebut.
c. Melakukan pengawasan dan persetujuan terhadap kemungkinan adanya revisi/
perubahan hasil perencanaan, baik karena pertimbangan tertentu maupun
permintaan owner demi hasil pelaksanaan yang lebih baik.
d. Melakukan proses penelitian dan pemeriksaan terhadap hasil-hasil pelaksanaan
pekerjaan yang telah diselesaikan kontraktor utama di lapangan, baik dari segi
waktu, mutu dan biaya.
III - 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
e. Memberikan peringatan dan pengarahan kepada kontraktor jika terdapat
penyimpangan teknis pekerjaan, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dalam
proses pekerjaan dilapangan.
f. Meminta penjelasan kepada kontraktor sehubungan dengan rencana pekerjaan
ataupun hasil-hasilnya demi kepastian pelaksanaan proyek.
g. Menilai dan mensyahkan surat-surat berita acara laju pelaksanaan dan
perkembangan/kemajuan pekerjaan, berita acara penyerahan pekerjaan.
3.
Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang
memiliki kemampuan untuk mendesain, atau merencanakan dan memberikan jasa
konsultasi kepada owner sehingga tercipta suatu rancanagn desain yang sesuai dengan
keinginan owner. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan atau perseroan
yang berbadan hukum.
Pada proyek pembangunan puri indah financial tower terdapat konsultan perencana.
Tugas dan wewenang dari konsultan perencana, meliputi :
Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana Arsitek :
Konsultan perencana arsitek pada proyek puri indah financial tower adalah PT ARC
PAC Buildings Indonesia.
a. Membuat rancangan dari arsitektur bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
owner.
b. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai
yang akan dibuat.
c. Membuat rancangan gambar sedetail mungkin demi kelancaran proyek.
III - 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
rancangan
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Tugas Dan Wewenang Konsultan Perencana Struktur :
Konsultan perencana struktur pada proyek puri indah financial tower adalah
PT Davy Sukamta & Partners.
a. Mamberikan konsultasi kepada konsultan arsitektur saat perencanaan
mengenai
kekuatan konstruksi yang akan diterapkan.
b. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai dengan
kondisi lapangan.
c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun
pelaksana
proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.
d. Menghadiri rapat-rapat koordinasi untuk mengantisipasi bila ada
perubahan-
perubahan yang terjadi di proyek.
Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana Mekanikal &Elektrikal :
Konsultan perencana MEP pada proyek puri indah financial tower adalah PT
Eltameko Karya Mandiri.
a. Membuat rancangan mengenai mekanikal dan elektrikal yang akan digunakan di
lapangan.
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupunpelaksana
proyek tentang mekanikal elektrikal yang akan digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan.
c. Menghadiri rapat-rapat koordinasi untuk mengantisipasi bila ada perubahanperubahan yang terjadi di proyek.
III - 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
4.
Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang menerima dan menyeleggarakan pekerjaan
bangunan menurut biaya yang telah disepakati dan melaksanakan sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan.
Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum yang
bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dalam pelaksanaan proyek
pembangunan puri indah financial tower, terdapat beberapa pihak yang bertindak
sebagai kontraktor dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. PT. Jaya
Konstruksi diberikan kepercayaan untuk bertindak sebagai kontraktor yang bertugas
melaksanakan pekerjaan struktur dan konstruksi.
Tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
b. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan mandormandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.
c. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada pengawas
setiap ada perubahan.
d. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak dan jika
pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan
bekas-bekasnya.
e. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan.
f. Memilih dan menetapkan Metode Pelaksanaan Konstruksi (MPK) yang akan
dipakai.
g. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume,
mutu, dimensi dan lain-lainya dari bagian-bagian pekerjaan.
III - 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
h. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume,
mutu dalam setiap aspek pekerjaan konstruksi.
i. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencanarencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian internal, baik bagi
aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu dan mutu.
j. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan
kepada owner.
k. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
Dalam struktur organisasi PT. Jaya Konstruksi pada Proyek puri indah financial
tower masing-masing bagiannya mempunyai fungsi atau tugas sebagai berikut :
A. Unit Pelaksanaan Pengelolaan Proyek
Pimpinan Proyek : Manajer Proyek
Fungsi Pimpinan Proyek :
a. Project Representativedalam program SMM ISO-9001:2008, OHSAS 180012007, ISO 14001-2004, SMK3 dan Sistem Manajemen Mutu lainnya di proyek.
b. Penanggungjawab Project Scorecard.
c. Pencapaian sasaran produksi, penjualan dan laba di proyek
d. Pengendalian sumber daya serta keselamatan , kesehatan serta lingkungan kerja di
proyek.
e. Pengendalian mutu hasil pekerjaan konstruksi di proyek
f. Upaya hasil lebih dalam pelaksanaan proyek
g. Pengendalian rencana kerja proyek.
h. Pengendalian laporan proyek termasuk laporan proyek selesai.
i. Perolehan Letter of Compliment ( surat keterangan bahwa PT. Jaya Konstruksi
telah menyelesaikan pekerjaan/ proyek dengan baik dan memuaskan ) dari owner
III - 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
B. Seksi Proyek
1. Seksi Engineering
Pimpinan seksi enjiniring : Kepala Seksi Engineering
Fungsi seksi engineering :
a. Penyelenggaraan rekayasa dan perancangan teknis proyek
b. Penyusunan rencana kerja proyek
c. Penyelenggaraan fungsi survey / pengukuran di proyek
d. Penyelenggaraan fungsi laboratorium di proyek
e. Pengendalian pelaksanaan terkait perubahan desain, metode kerja di proyek
f. Penyusunan laporan kegiatan/ proyek selesai sesuai fungsinya
2. Seksi Quality Assurance (QA)
Pimpinan seksi quality assurance : Kepala Seksi Quality Assurance(QA)
Fungsi seksi quality assurance (QA)
a. Pusat pengendalian dokumen di proyek
b. Penyelenggaraan pengendalian mutu di proyek
c. Pengendalian standart mutu di proyek
d. Penyusunan laporan kegiatan / proyek selesai sesuai fungsinya
3. Seksi Komersial
Pimpinan seksi komersial : kepala seksi komersial
Fungsi seksi komersial :
a. Pengelolaan administrasi kontrak dan administrasi subkontrak di proyek.
b. Pengendalian dan evaluasi biaya langsung.
c. Pengendalian pekerjaan tambah / kurang untuk proyek dalam pelaksanaan
d. Pengendalian produktivitas proyek.
III - 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
e. Pengelolaan manajemen resiko
f. Pemutakhiran jadwal waktu (berdasar NPWP) serta pemanfaatan program
software seperti MSpro.
g. Penyusunan laporan kegiatan proyek selesai sesuai fungsinya dan konsolidasi
laporan proyek selesai.
4. Seksi Pengadaan dan Peralatan (Danlat)
Pimpinan seksi pengadaaan dan peralatan : Kepala seksi pengadaan dan peralatan
Fungsi seksi danlat :
a. Perencanaaan kebutuhan dan pengadaan bahan , material, alat dan
subkontraktor lingkup proyek.
b. Pembelian bahan, material, suku cadang lingkup proyek.
c. Pengendalian logistic lingkup proyek.
d. Pengendalian pelaksanaan ekspedisi lingkup proyek.
e. Pengendalian pengelolaan peralatan lingkup proyek
f. Penyusunan laporan kegiatan/proyek selesai sesuai fungsinya.
5. Seksi Keuangan dan Administrasi (KA)
Pimpinan seksi KA : Kepala seksi keuangan dan administrasi
Fungsi seksi KA :
a. Penyelenggaraan fungsi keuangan, terkait dengan pengendalian cashflow
proyek, penagihan termin.
b. Penyelenggaraan fungsi akutansi , terkait dengan pencatatan transaksi proyek.
c. Pengendalian dan evaluasi biaya tak langsung.
d. Penyelenggaraan fungsi personalia , terkait RMPT, pemenuhan SDM proyek,
administrasi personalia, pengembangan kompetensi.
III - 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
e. Penyelenggaraan fungsi tata perkantoran proyek.
f. Penyelenggaraan fungsi gudang lingkup proyek.
g. Penyusunan laporan kegiatan / proyek selesai sesuai fungsinya.
C. Unit Safety , Health & Environtment (SHE)
Pimpinan unit SHE : SHE Manager
Fungsi Unit SHE :
a. Perencanaan Safety ,Health dan Environtment di proyek.
b. Tersedianya standart operation prosedur ( SOP) bidang SHE di
proyek.
c. Tersedianya peralatan pendukung terkait dengan SHE di proyek.
d. Pengendalian standart operation procedure (SOP) bidang SHE di
proyek.
e. Penyelenggaraan penyuluhan SHE di proyek.
f. Penyusunan laporan kegiatan/proyek selesai sesuai fungsinya.
D. Unit Pengelolaan Konstruksi
Pimpinan Unit pengelolaan konstruksi : Manager konstruksi
Fungsi unit pengelola konstruksi:
a. Pengendalian mutu proses produksi
b. Pengendalian mutu hasil produksi
c. Pengendalian sumber daya terkait dalam proses produksi
d. Pengendalian penerapan metode kerja
e. Pengendalian tingkat produktivitas proyek
III - 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
E. Unit Pelaksana
Pimpinan unit pelaksana : Pelaksana Utama
Fungsi Unit pelaksana :
a. Pemenuhan mutu proses produksi
b. Pemenuhan mutu hasil produksi
c. Pengaturan proses kerja secara efektif
d. Pengaturan penerapan metode kerja
e. Pemenuhan tingkat produktivitas produksi
f. Penyesuaian laporan pencapaian suatu termin pekerjaan.
F. Quality Control
Quality Control ditetapkan sebagai jaringan yang mendukung kegiatan, dan memiliki
wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa seluruh persyaratan mutu
maupun kualitas untuk proyek harus dilaksanakan dan dipelihara.
Tugas dan tanggung jawab Quality Control :
1. Melaksanakan, memelihara dan mengendalikan prosedur proyek dengan benar.
2. Mengendalikan inspeksi dan kegiatan.
3. Membandingkan dan memelihara dengan catatan-catatan dokumen yang telah
dibuat.
4. Mengusahakan dan melaksanakan semua kegiatan dengan kualitas yang benar.
5. Menjamin bahwa semua permintaan kualitas terpenuhi dengan menggunakan
program-program proyek.
6. Konrol terhadap kegiatan yang menyimpang.
7. Membuat risalah rapat mingguan.
III - 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pekerjaan suatu konstruksi bangunan marupakan pekerjaan yang berbahaya. Secara
khusus pada pekerjaan konstruksi. Maka dari itu pelaksanaan Keselamatan dah
Kesehatan kerja (K3) harus dilakukan pada setiap bagiannya, perlindungan terhadap
alat berat, pengamanan terhadap kebakaran, pengamanan terhadap arus listrik, dan
yag lain dimana memerlukan pengamanan saat pelaksanaan konstruksi yang harus
diperhatikan.
1. Perhatikan jalan dan langkah saat berada dilokasi pekerjaan.
2. Jangan berada dibawah beban yang sedang diangkat, saat pengangkatan beban
dipastikan beban tersebut terikat kuat.
3. Pergunakan perlengkapan sefty saat berada dilokasi pekerjaan.
4. Tempatkan material, peralatan atau apapun pada tempat yang disediakan.
5. Siapkan sarana dan prasarana sementara untuk keadaan darurat, seperti kotak
P3K dantabung pemadam kebakaran (aphar).
Pada lokasi yang berbahaya dan sekitarnya penting untuk diberi pembatas. Sedangkan
perlindungan diberikan kepada pekerja dan pengunjung, maka perlu ada rambu-rambu
dan pembatas untuk setiap daerah yang berbahaya.
1. Tipe dari pembatas :
a. Pembatas dan handholds
b. Tape
c. Landasan
d. Pembatas lain yang diperlukan (batas pejalan kaki, pembatas area yang
licin, dll)
2. Area yang memerlukan pembatas dan perlindungan :
a. Tangga
b. Lubang
III - 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
c. Tanjakan
d. Manholes terbuka
e. Area alat berat bekerja
f. Area galian
g. Area dalam pekerjaan
3. Penggunaan pembatas dan pelindungan :
a. Jika dibutuhkan, route pejalan kaki dan lalu lintas alat berat perlu diberikan
pembatas.
b. Perlindungan diberikan pada galian terbuka dimana orang bisa jatuh.
c. Pastikan bahwa lantai yang terbuka, seperti manhole yang terbuka,
diberikan pembatas, jika tidak harus ada orang yang standby.
d. Pastikan bahwa setiap tangga, lubang manhole, dan yang lain jika
diperlukan memiliki handrail yang sesuai.
e. Berikan tanda dan perlindungan di setiap pekerjaan.
H. Drafter
Tugas dan tanggung jawab draftman :
a. Bertanggung jawab atas record-record pekerjaan.
b. Melakukan pengarsipan serta penyimpanangambar desain dan perencana.
c. Melaksanakan penyediaan gambar pelaksana lapangan.
I. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan proyek
agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan bertugas
dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen kontrak dan bills of Quantities dan
mencatat progress kemajuan konstruksi.
III - 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
J. Pelaksana Besi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengatur dan mengawasi pemasangan pembesian di lapangan mulai dari tulangan
pokok, tulangan torsi, tulangan geser pada kolom, plat lantai dan dinding geser.
b. Mengatur serta mengawasi pengadaan pembesian dan pembengkokan pembesian.
c. Membantu pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksanaan struktur.
K. Pelaksana bekisting
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengatur pembuatan bekisting.
b. Mengatur pelaksanaan pemasangan bekisting sebelum pengecoran dilakukan.
c. Melakukan pemeriksaan bekisting sebelum dan sesudah di isi coran beton.
d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksanaan struktur.
L. Pelaksana Cor/Beton
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengatur waktu pelaksanaan pengecoran.
b. Berkoordinasi dengan pelaksanaan pembesiaan dan pelaksana bekisting sebelum
pengecoran.
c. Melakukan pengecekkan bahan beton sebelum melakukan pengecoran.
d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksana struktur.
III - 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
M. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran di lapangan yang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Menggunakan dan merawat alat-alat ukur yang dipakai agar sesuai kebutuhan di
lapangan.
c. Melakukan metode plaksanaan survey yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
N. Mekanikal & Elektrikal Engineering
M & E bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan proyek dan mengawasi
pengadaan alat yang dibutuhkan di proyek.
O. Pelaksana Mekanikal
Mekanikal bertanggung jawab penuh atas kelancaran pelaksanaan proyek dalam hal
pemenuhan keperluan alat-alat yang diperlukan, serta melaksanakan perawatan atas
segala alat yang digunakan dalam penyelesaian proyek.
Tugas dan tanggung jawab Mechanical adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan keperluan pelaksanaan alat.
b. Penyediaan alat bantu untuk kerja, seperti saran lampu, panel, air supply, dll.
c. Membuat laporan harian dan pemakaian bahan bakar dan alat-alat setiap minggu.
d. Membuat
order
spare-part/alat
yang
diperlukan
dengan
disetujui
manager/chief supervisor.
e. Mengatur pembagian kerja mekanik.
f. Memelihara/menjaga kebersihan semua alat yang ada dalam proyek.
III - 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
site
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
P. Pelaksana Elektrikal
Pelaksana Elektrikal bertanggung jawa penuh atas listrik yang ada diproyek jika tiba
– tiba ada gangguan yang tidak diinginkan.
Q. Pelaksana Mekanikal & Elektrikal Darurat
Bertanggung jawab penuh atas Mekanikal & Elektrikal jika terjadi kerusakan yang
tidak diinginkan.
R. Logistik
Tugas dan wewenangnya adalah :
a. Memonitor dan membuat laporan keluar masuk barang.
b. Membantu memonitor material/ alat yang diperlukan.
c. Belanja keperluan material/ alat yang diperlukan (bila perlu).
d. Order beton Readymix.
S. Gudang
Tugas dan tanggung jawab Bagian gudang :
1. Menyusun laporan mengenai investasi barang-barng dan alat-alat dalam
proyek,serta penyimpanannya.
2. Membuat laporan mengenai jenis dan jumlah barang yang masuk atau keluar
gudang, serta persediaan barang digudang.
3. Melakukan pengontrolan kondisi barang yang diterima.
III - 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
T. Security
Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pembantu Manajer Proyek dalam hal keamanan proyek.
b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang berhubungan dengan
keselamatan dan keamanan kerja.
c. Ikut menjaga pengaruh kegiatan proyek terhadap keamanan lingkungan.
d. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara periodik.
3.3
Hubungan Kerja Organisasi Proyek
Hubungan kerja adalah hubungan antar pengelola yang mempunyai tanggungjawab
terhadap pelaksanaan pembangunan proyek. Oleh karena itu dibuat hubungan kerja
agar dapat mencapai target dari pelaksanaan proyek. Hubungan kerja antar unsure
pengelola terhadap penyelenggara proyek dapat dilihat dalam bagan kerja.
3.3.1 Hubungan Kerja Antara Owner dengan Manajemen Konstruksi
a. Owner memberikan tugas kepada Manajemen Konstruksi untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
b. Manajemen Konstruksi menerima tugas dari owner dan dalam pelaksanaan
tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan owner.
c. Segala hal-hal mengenai hubungan kerja antara owner dengan manajemen
konstruksi diatur dalam suatu kontrak kerja yang di sepakatioleh kedua belah
pihak.
d. Pemberi tugas (owner) memberikan tugas kepada kontraktor untuk dilaksanakan
oleh kontraktor harus melewati manajemen konstruksi.
III - 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.3.2 Hubungan Kerja Antara Manajemen Konstruksi dengan Kontraktor
a. Manajemen Konstruksi memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor
agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, baik sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
b. Sebaliknya kontraktor meminta penjelasan kepada manajemen konstruksi bila ada
hal-hal yang kurang jelas.
c. Kontraktor dan manajemen konstruksi dapat bersama-sama memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dilapangan dan disetujui terlebih dahulu oleh
owner.
d. Anatara manajemen konstruksi dan kontraktor tidak ada hubungan kontrak secara
langsung.
3.4
Manajemen Pelaksanaan Proyek
Pada suatu proyek pembangunan rapat merupakan hal yang paling penting. Rapat
berfungsi sebagai sarana untuk berdiskusi antara pihak owner, konsultan maupun
kontraktor. Hasil dari suatu rapat disebut laporan.
Laporan proyek dibagi menjadi 3 bagian yaitu laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan. Pada Proyek puri indah financial tower laporan harian, mingguan
dan bulanan dibuat oleh kontraktor kemudian dilaporkan ke pengawas dan
disesuaikan dengan laporan pengawas.
1. Laporan Harian
Segala sesuatu yang bahan atau keterangan tentang seluruh suatu hasil kerja atau
jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan dalam proyek
konstruksi, dapat berupa berita lisan dan tertulis pada tiap harinya pada suatu
proyek konstruksi.
Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut:
III - 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
a. Pengadaan bahan dan material yang telah dilaksanakan.
b. Peralatan yang tersedia dilapangan.
c. Pekerjaan yang telah diselesaikan.
d. Keadaan cuaca.
e. Waktu atau jam kerja, jumlah tenaga kerja
2. Laporan Mingguan
Segala sesuatu yang bahan atau keterangan tentang seluruh suatu hasil kerja atau
jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan dalam proyek
konstruksi, dapat berupa berita lisan dan tertulis pada tiap harinya pada suatu
proyek konstruksi.
Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Laporan Progress dan Koordinasi Konstruksi.
1. Kondisi site safety.
2. Membandingkan progress dengan program (rencana vsrealisasi).
3. Antisipasi keterlambatan.
4. Quality control
5. Koordinasi antar kontraktor
6. Informasi work outstanding
7. Shop drawing
b. Laporan Perencanaan
1. Merencanakan koordinasi dan mengontrol pekerjaan (current and future)
yang menjadi tanggung jawab konsultan.
2. Mempertimbangkan dan membuat rekomendasi terhadap usulan perubahan
desain.
3. Review, pantau dan evaluasi progress design atau produksi dokumen, bila
diperlukan menerbitkan instruksi tindakan perbaikan yang diperlukan.
III - 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
4. Evaluasi respon konsultan terhadap informasi yang belum clear (ex. RFI,
design).
c. Laporan Safety Meeting
1. Meyakinkan seluruh aspek healthy safety, environment and security
dikelola dengan baik.
2. Melaksanakan audit safety pada proyek.
3. Mendiskusikan dan mengantisipasi seluruh kejadian dan kecelakaan yang
terjadi dari unsafe activitiesand condition, nearmisses, serious and minor
injuries termasuk kasus first aid.
4. Menciptakan safety awareness
5. Meyakinkan bahwa standar safety dan upaya berkelanjutan selalu
dilaksanakan seiring dengan upaya-upaya healthy, safety, environment and
security (dalam rencana mingguan).
6. Meningkatkan komnikasi dalam hal safety.
7. Melaksanakan analisa terhadap informasi dari laporan kecelakaan.
3. Laporan Bulanan
Segala sesuatu yang bahan atau keterangan tentang seluruh suatu hasil kerja atau
jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan dalam proyek
konstruksi, dapat berupa berita lisan dan tertulis pada tiap harinya pada suatu
proyek konstruksi.
Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Penjelasan atas upaya yang dilakukan proyek untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai yang direncanakan, termasuk
penjelasan upaya antisipasi, pencegahan dan perbaikan.
III - 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
b. Realisasi pelaksanaan proyek secara fisik terhadap rencana yang telah
ditetapkan.
c. Pengaturan pendapatan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluaran proyek.
d. Foto-foto dokumentasi pekerjaan dari beberapa pekerjaan.
Pengendalian suatu proyek merupakan salah satu bagian dari siklusmanajemen
proyek, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan,
pelaksanaan dan
pengendalian. Pengendalian proyek dimaksudkan untuk menjaga agar pelaksanaan
suatu kegiatan dapat sesuai dengan tujuan proyek tersebut sehingga proyek dapat
diselesaikan secara tepat waktu, dengan biaya yang sesuai dan memenuhi
persyaratan kualitas yang diharapkan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengendalian proyek adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi dari pekerjaan sehingga dapat meminimalkan
pengeluaran proyek (pengendalian biaya).
2. Memperoleh
kualitas
bangunan
yang
sesuai
dengan
perencanaan
(pengendalian mutu).
3. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak pemilik
proyek
maupun
pelaksana
tidak
merasa
dirugikan
karena
adanya
keterlambatan (pengendalian waktu).
Maka untuk dapat menciptakan tujuan-tujuan tersebut diperlukan beberapa
pertimbangan-pertimbangan agar mendapatkan rencana yang baik, teliti yaitu
sebagai berikut:
1. Metode pelaksanaan sesuai dengan tender atau rencana yang telah dibuat.
2. Dana dan tenaga kerja yang tersedia.
3. Bahan bangunan atau material dan peralatan yang tersedia.
4. Waktu yang telah ditentukan.
III - 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.4.1 Pengendalian Biaya Proyek
Pengendalian biaya proyek adalah semua upaya yang dilakukan seluruh staff
proyek, untuk mencapai biaya pelaksanaan proyek sesuai dengan yang
diharapkan. Pengendalian biaya proyek sangat dipengaruhi oleh:
1. Pengendalian waktu pelaksanaan karena semakin bertambahnya waktu
pelaksanaan semakin besar biaya yang dikeluarkan.
2. Penegndalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek karena jika hasil
pelaksanaan dan mutu tidak sesuai dengan rencana maka harus menambah
biaya pekerjaan ulang, finishing dan pembongkaran.
3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan
yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaanya atau
penerapannya dikarenakan in-efektivitas dari cara dan sistem kerja serta
efisiensi realitas biaya pekerjaan dari yang seharusnya yang direncanakan.
Pengendalian biaya proyek dilakukan secara rutin selama proyek berlangsung dan
hasilnya diwujudkan dalam bentuk laporan yang berisikan rincian pemasukan dan
pengeluaran operasional dan non-operasional.
3.4.2 Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan dalam proyek dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengawasan pekerjaan dan uji mutu dari setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Pengendalian mutu bahan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi dan mutu yang dapat dipertanggung
jawabkan.
III - 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.4.3 Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Pengendalian waktu proyek mumnya dilakukan dengan sistem penjadwalan
dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem pengendalian waktu
dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing tahap pekerjaan yang
disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan cara sebagi berikut:
1. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan, apabila
terjadi sebuah keterlambatan maka diperlukan penambahan tenaga kerja
atau mengadakan jam kerja tambahan (kerja lembur).
2. Pengecekan pengadaan material dan alat yang selalu siap apabila suatu
pekerjaan akan berlangsung.
3. Menetapkan tenaga ahli pada tiap pekerjaan sesuai dengan keahlian
masing-masing sehingga akan tercipta keselarasan pekerjaan yang bagus
dan saling membantu.
3.5
Tinjauan Kontrak
Dalam pelaksanaan proyek puri indah financial tower, owner terlebih dahulu
melakukan pemilihan terhadap pihak-pihak yang terlibat dan saling bekerjasama satu
dengan lainny dalam rangka proses pelaksanaan konstruksi. sistem pemilihan tersebut
dilakukan dengan cara pelelangan, pada umumnya proses pelelangan dapat dilakukan
dengan beberapa cara anatara laian :
1. Pelelangan Umum
Pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk
seluruh pihak dalam melakukan penawaran sesuai ketentuan yang berlaku.Sistem
pelelangan ini biasanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronik.
III - 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupan jenis pelelangan yang hanya memberikan
kesempatan pada pihak-pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti
telah terpilih untuk memasukan penawaran.
3. Penunjukan Langsung
Merupakan jenis pelelangan dengan sistem penunjukan oleh rekanan owner.
Dimana penunjukan ini hanya berlaku pada satu pihak yang memenuhi klasifikasi
dan prestasi pihak yang akan melaksanakan suatu proyek yang ditawarkan.
Pada pelaksanaan proyek puri indah financial tower, pelelangan dilakukan dengan
cara pelelangan umum. Hal ini ditandai dengan banyaknya pihak yang terlibat
didalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, yang dimana masing-masing
pihak tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.
-
Tahap Kontrak
Kontrak adalah perjanjian pekerjaan antar pihak pemberi tugas (Owner) dengan pihak
penyedia jasa (Kontraktor) baik kontraktor Pondasi maupun kontraktor struktur.
Setelah proses pelelangan dilakukan dan owner sebagai pemberi tugas sudah
menetapkan pemenang lelang. Penetepan pemenang lelang dilaksanakan dengan cara
pemberian surat perintah kerja (SPK).
Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dan kontraktor. Kesepakatan
tersebut dibuat dalam perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak yang bersifat
menyeluruh / Lump sump. Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta
lampiran perjanjian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
yang lainnya. Adapun dokumen kontrak terdiri dari :
III - 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
1. Surat Perjanjian (Kontrak)
2. Surat keputusan penunjuka pemenang lelang
3. Surat keputusan penetapan pemenang lelang
4. Surat penawaran
5. Daftar kuantitas RAB dan harga penawaran yang diajukan
6. Sfesifikasi teknis dan gambar kerja
7. Berita acara hasil lelang
8. Berita acara pembukaan penawaran
9. Berita acara penjelasan
10. Syarat-syarat umum kontrak
11. Syarat-syarat khusus kontrak
12. Jaminan pelaksanaan dan lain-lain yang dipersyaratkan
Pada saat ini kebutuhan kontrak proyek konstruksi mempunyai beberapa jenis sistem
kontrak sebagai berikut :
1.
Kontrak Unit Price
Merupakan jenis kontrak konstruksi yang harga satuan pekerjaannya sudah
ditentukan. Dan cara pembayarannya berdasarkan kuantitas pekerjaan yang telah
dikerjakan.
2. Kontrak Lump sump Fixed
Merupakan jenis kontrak yang semua item pekerjaannya tercantum dalam
dokumen kontrak dan dilaksanakan oleh kontraktor dengan jumlah imbalan
tetap.Tetapi
jika
pemilih/owner
yang
menyebabkan
dipertimbangkan dalam pekerjaan tambah kurang.
III - 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perubahan
maka
BAB III – ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3. Kontrak Turn Key
Merupakan jenis kontrak dimana owner hanya menyampaikan gagasan tentang
spesifikasi dan luas lahan.Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya.
Pada sistem ini perusahaan bertanggung jawab penuh, baik dari tahapan pekerjaan
persiapan sampai proses pelaksanaan konstruksi. Dan sistem pembayarannya
dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya tinggal
menggunakannya.
4. Kontrak Biaya Tambah Upah yang Dinegosiasikan ( Negotiated Cost Plus and
Fee Contract )
Kontraktor menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan dengan mendapatkan upah
yang tetap atau pun bervariasi yang telah mengandung laba dan biaya-biaya
umum perkantorannya dengan mendapatkan penggantian terhadap semua biaya
lapangan sesuai dengan biaya nyata.
5. Kontrak Owner Builder
Merupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagai Kontraktor, sehingga
dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan
pekerjaan tertentu pada subkontraktor.
6. Kontrak Design and Build
Pada kontrak jenis ini ownerhanya menyampaikan gagasan spesifikasi dan luas
lahan. Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya.
Pada sistem ini perusahaan bertanggungjawab penuh baik desain ataupun
konstruksinya.Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan
owner hanya tinggal menggunakannya.
Pada pelaksanaan proyek puri indah financial tower kontrak kerja yang digunakan
adalah lumpsum fixed price.
III - 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download