PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ervina Kurniawan Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat 11530 [email protected] Drs. Komar Darya, Ak., M.M., CA ABSTRACT This study aimed to get empirical evidence about the effect of management changes, size of audit firm, audit opinion, and size of client company to the auditor switching on property and real estate sector listed in Indonesia Stock Exchange. Sampling was done by purposive sampling and obtained a sample of 90 studies of observational data on property and real estate sector listed in Indonesia Stock Exchange during the period from 2009 to 2013. Testing the hypothesis in this study conducted by logistic regression analysis with SPSS version 20. The results of this study indicate that management changes, size of audit firm, audit opinion, and size of client company does not affect to the auditor switching on property and real estate sector listed in Indonesia Stock Exchange. (EK) Keywords: auditor switching, management changes, size of audit firm, audit opinion, size of client company ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 90 data pengamatan pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2013. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi logistik dengan program SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (EK) Kata kunci: auditor switching, pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, ukuran perusahaan klien PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kondisi keuangan perusahaan. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pimpinan perusahaan, pemilik modal, dan kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan. Sebelum laporan keuangan dipublikasikan secara luas kepada pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa informasi yang disajikan telah sesuai dengan kenyataan, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketika terdapat ketidaksesuaian informasi dalam laporan keuangan maka akan menimbulkan konflik kepentingan antara pihak manajemen (agent) dan pihak pemegang saham (principle). Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan (audit) terhadap laporan keuangan oleh auditor independen (Akuntan Publik) yang dapat memberikan pendapat (opini) secara independen mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Seiring dengan banyaknya perusahaan publik di Indonesia dan tingginya tingkat permintaan jasa audit dari Akuntan Publik mengakibatkan jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia semakin bertambah. Damayanti dan Sudarma (2007) dalam Astrini dan Muid (2013:1) mengatakan bahwa pertambahan KAP di Indonesia dapat mengakibatkan adanya persaingan antar KAP sehingga perusahaan akan berpindah dari satu KAP ke KAP lain. Hal tersebut terjadi karena perusahaan memiliki pilihan untuk tetap menggunakan jasa audit dari KAP yang lama atau melakukan pergantian KAP sehingga KAP bersaing satu sama lain untuk mendapatkan klien dengan cara memberikan jasa audit sebaik mungkin (Divianto, 2011:153). Independensi pada Akuntan Publik diperlukan agar keandalan laporan keuangan perusahaan yang diauditnya tetap terjaga dan laporan keuangan tersebut dapat bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan. Independensi seorang Akuntan Publik akan menurun ketika terdapat hubungan yang terlalu lama dengan perusahaan klien sehingga akan mempengaruhi opini yang akan diberikannya dalam laporan keuangan perusahaan klien. Oleh karena itu, ketentuan rotasi audit secara wajib diperlukan agar independensi auditor dalam memberikan jasa audit kepada klien dapat tetap terjaga dengan baik (Giri, 2010 dalam Satriantini et al., 2014). Rotasi audit (auditor switching) dapat terjadi secara wajib (mandatory) ataupun sukarela (voluntary). Auditor switching secara mandatory terjadi karena adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan rotasi audit. Di Indonesia, ketentuan auditor switching secara mandatory terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3 ayat 1 yang mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut. Sementara itu, auditor switching juga dapat terjadi secara voluntary dimana perusahaan melakukan auditor switching sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan oleh pemerintah. Auditor switching secara voluntary yang dilakukan oleh perusahaan dapat menimbulkan pertanyaan pada pihak-pihak di luar perusahaan terutama investor sehingga menarik untuk diteliti terkait faktor penyebab terjadinya auditor switching tersebut. Auditor switching dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien. Hasil penelitian para peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Dari adanya perbedaan hasil penelitian tersebut mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor tersebut terhadap auditor switching. Sebagai bahan pertimbangan, penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya terutama pada penelitian yang dilakukan oleh Juliantari dan Rasmini (2013) dan Satriantini et al. (2014). Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan pada variabel independen dan objek penelitian yang digunakan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan pada penelitian Satriantini et al. (2014) hanya terdapat variabel independen yang terdiri dari pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP saja. Selain itu, peneliti tertarik untuk menggunakan objek penelitian sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena penelitian mengenai auditor switching di Indonesia dengan objek tersebut masih sedikit sehingga menarik untuk diteliti, sedangkan pada penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) menggunakan objek penelitian yang pada umumnya sudah sering digunakan dalam penelitian mengenai auditor switching, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adanya beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) dan Satriantini et al. (2014) tersebut agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap auditor switching pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. HIPOTESIS Pergantian manajemen dapat terjadi di dalam suatu perusahaan. Pergantian manajemen terjadi karena adanya keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau direksi berhenti atas dasar keinginannya sendiri (Damayanti dan Sudarma, 2008 dalam Juliantari dan Rasmini, 2013:236). Pergantian manajemen pada umumnya seringkali disertai dengan perubahan pada kebijakan akuntansi, keuangan, termasuk pemilihan KAP karena manajemen yang baru menerapkan kebijakan baru sehingga ia berharap dapat menemukan KAP baru yang dapat selaras dengan kebijakannya dan dapat memberikan opini yang sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu, manajemen yang baru mengajukan keinginannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk mendapatkan KAP baru (Sinarwati, 2010:3). Selain itu, Susan dan Trisnawati (2011:133) juga mengatakan bahwa manajemen akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakannya. Manajemen yang baru memerlukan KAP yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi keinginannya. Jika hal tersebut tidak dapat terpenuhi oleh KAP yang lama maka kemungkinan besar akan terjadi auditor switching. Dengan demikian, pergantian manajemen dapat berpengaruh terhadap auditor switching. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Perusahaan tentunya menginginkan KAP yang berkualitas dan memiliki independensi yang tinggi. Perusahaan akan mencari KAP yang memiliki kredibilitas tinggi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya di mata investor sehingga investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Halim dalam Damayanti dan Sudarma, 2007 dalam Susan dan Trisnawati, 2011). KAP yang besar (KAP Big Four) pada umumnya dianggap lebih mampu mempertahankan independensinya daripada KAP yang kecil (KAP non-Big Four) karena KAP Big Four menyediakan berbagai layanan jasa audit yang dibutuhkan oleh perusahaan klien sehingga mengurangi ketergantungannya pada perusahaan klien tertentu. Selain itu, KAP Big Four juga dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi yang baik dalam lingkungan bisnisnya sehingga mereka akan mempertahankan nama baiknya di mata pengguna laporan keuangan (Nasser et al., 2006 dalam Sulistiarini dan Sudarno, 2012:3). Mardiyah (2002) dalam Divianto (2011:159) mengatakan bahwa expertise atau kemahiran KAP merupakan salah satu bentuk layanan jasa audit yang dimiliki oleh KAP Big Four. Adanya faktor expertise KAP umumnya akan mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching ke KAP Big Four. Hal tersebut terjadi karena investor lebih tertarik pada laporan keuangan yang dihasilkan oleh KAP yang berkualitas. Oleh karena itu, perusahaan akan melakukan auditor switching ke KAP Big Four dengan tujuan agar mendapatkan kualitas audit yang lebih baik (Susan dan Trisnawati, 2011:134). Dengan demikian, ukuran KAP dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching. Kawijaya dan Juniarti (2002) dalam Wijayani dan Januarti (2011:7-8) mengatakan bahwa opini selain wajar tanpa pengecualian pada umumnya cenderung tidak disukai oleh perusahaan klien. Hal tersebut karena perusahaan klien menginginkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dalam laporan keuangannya agar dapat meningkatkan kualitas laporan keuangannya di mata para investor karena investor akan lebih merasa yakin untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki unqualified opinion. Divianto (2011:161) mengatakan bahwa opini selain wajar tanpa pengecualian pada umumnya dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching karena opini tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan sehingga pandangan investor akan cenderung negatif. Selain itu, Schwartz dan Menon (1985) dalam Divianto (2011:161) mengatakan bahwa opini selain wajar tanpa pengecualian cenderung dapat menyebabkan timbulnya kekecewaan pada perusahaan karena perusahaan mendapatkan opini yang tidak sesuai dengan harapannya sehingga perusahaan akan melakukan auditor switching. Akan tetapi, tidak terbukti bahwa perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian akan mendapatkan opini yang lebih baik setelah melakukan auditor switching (Lenox, 2000 dalam Divianto, 2011:161). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa opini audit dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. Suryandari (2012) dalam Suarjana dan Widhiyani (2015) mengatakan bahwa perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks. Abbott et al. (2000) dalam Suparlan dan Andayani (2010:8) mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara ukuran perusahaan klien dengan pemilihan KAP yang berkualitas. Penelitian yang menggunakan total aset sebagai proksi untuk ukuran perusahaan klien menunjukkan bahwa perusahaan akan mencari KAP yang dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor. Menurut Kurniaty (2014:13), perusahaan klien yang kecil memiliki kemungkinan yang besar untuk melakukan auditor switching dan perusahaan klien yang besar memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan auditor switching. Selain itu, Suparlan dan Andayani (2010:19) juga mengatakan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan klien akan mendorong terjadinya auditor switching dan perusahaan klien akan mencari KAP baru yang memiliki fee yang lebih murah daripada KAP sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan klien dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap auditor switching. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis data yang bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak lain yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Alasan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini karena pada umumnya data sekunder sudah diolah oleh pihak lain sehingga mudah digunakan dan data sejenis telah digunakan oleh banyak peneliti untuk kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan auditan perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan situs web masing-masing perusahaan property dan real estate yang dilakukan dengan cara mengunduhnya (download). Selain itu, data diperoleh dari buku, jurnal, prosiding, skripsi, internet, dan media lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan kriteriakriteria tertentu agar mendapatkan sampel penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan (Sekaran dan Bougie, 2010: 276). Adapun kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2013. b. Perusahaan mempublikasikan data laporan keuangan auditan secara lengkap selama periode 2008-2013. c. Perusahaan melakukan auditor switching minimal satu kali pada periode antara 20082013, perusahaan diharapkan melakukan auditor switching lebih dari satu kali. d. Perusahaan menyajikan informasi secara lengkap berupa nama dewan direksi, nama KAP, opini audit, dan total aset perusahaan dalam mata uang Rupiah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20. Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptif 2. Analisis Regresi Logistik a) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) b) Koefisien Determinasi c) Menilai Kelayakan Model Regresi d) Pengujian Multikolinearitas e) Matriks Klasifikasi f) Koefisien Regresi Logistik HASIL DAN BAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2008-2013 karena dapat memberikan informasi terkini mengenai kondisi keuangan perusahaan dan telah dipublikasikan dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) sehingga mudah digunakan untuk kebutuhan penelitian. Akan tetapi, peneliti menggunakan data tahun 2009-2013 (lima tahun) dalam analisis statistik karena beberapa variabel dalam penelitian ini, yaitu auditor swiching dan pergantian manajemen membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1) sehingga data tahun 2008 tidak digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini. Data tahun 2008 hanya melengkapi data yang diperlukan pada tahun 2009 saja. Perusahaan sektor property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2013 sejumlah 40 perusahaan. Dari 40 perusahaan sektor property dan real estate tersebut, terdapat sejumlah 2 perusahaan yang tidak mempublikasikan secara lengkap data laporan keuangan auditannya selama periode 2008-2013. Selain itu, terdapat sejumlah 17 perusahaan yang tidak melakukan auditor switching pada periode antara 2008-2013 dan sejumlah 3 perusahaan yang tidak menyajikan informasi secara lengkap berupa nama dewan direksi, nama KAP, opini audit, dan total aset perusahaan. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel dikeluarkan dari daftar sampel penelitian sehingga perusahaan sampel yang memenuhi kriteria sejumlah 18 perusahaan. Dalam penelitian ini tipe data yang digunakan, yaitu data panel (pooled data). Pooled data merupakan gabungan antara data silang (cross section) dan data runtut waktu (time series). Dalam penelitian ini, pooled data merupakan hasil perkalian antara jumlah perusahaan sampel sektor property dan real estate (cross section), yaitu 18 perusahaan dan periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (time series), yaitu 5 tahun sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 90 data pengamatan. Proses seleksi sampel penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Proses Seleksi Sampel Penelitian Keterangan Perusahaan sektor property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2013 Data laporan keuangan auditan tidak dipublikasikan secara lengkap selama periode 2008-2013 Perusahaan tidak melakukan auditor switching pada periode antara 2008-2013 Perusahaan tidak menyajikan informasi secara lengkap berupa nama dewan direksi, nama KAP, opini audit, dan total aset perusahaan dalam mata uang Rupiah Jumlah perusahaan sampel Periode penelitian (tahun) Jumlah sampel penelitian Jumlah 40 (2) (17) (3) 18 5 90 Analisis Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu auditor switching, pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien. Deskripsi atau gambaran dari variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diketahui melalui analisis statistik deskriptif dengan melihat nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation). Hasil uji statistik deskriptif dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: N Tabel 2 Statistik Deskriptif Minimum Maximum Mean Std. Deviation SWITCH 90 0 1 .31 .466 PM 90 0 1 .46 .501 KAP 90 0 1 .22 .418 OPINI 90 0 1 .04 .207 LnTA 90 25.31 30.63 28.1571 1.49090 Valid N (listwise) 90 Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 2 di atas dengan menggunakan program SPSS versi 20 maka dapat diketahui sebagai berikut: 1. Variabel auditor switching (SWITCH) diukur dengan menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika perusahaan klien melakukan pergantian KAP, sedangkan bernilai 0 jika perusahaan klien tidak melakukan pergantian KAP. Variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-ratanya sebesar 0,31 dan nilai standar deviasi sebesar 0,466. 2. Variabel pergantian manajemen (PM) diukur dengan menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika terdapat pergantian dewan direksi dalam perusahaan klien, sedangkan bernilai 0 jika tidak terdapat pergantian dewan direksi dalam perusahaan klien. Variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-ratanya sebesar 0,46 dan nilai standar deviasi sebesar 0,501. 3. Variabel ukuran KAP (KAP) diukur dengan menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big Four, sedangkan bernilai 0 jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non-Big Four. Variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-ratanya sebesar 0,22 dan nilai standar deviasi sebesar 0,418. 4. Variabel opini audit (OPINI) diukur dengan menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (qualified opinion, adverse opinion atau disclaimer opinion), sedangkan bernilai 0 jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) atau perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language). Variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-ratanya sebesar 0,04 dan nilai standar deviasi sebesar 0,207. 5. Variabel ukuran perusahaan klien (LnTA) dihitung dengan menggunakan logaritma natural (ln) atas total aset perusahaan klien. Variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 25,31 dan nilai maksimum sebesar 30,63, nilai rata-ratanya sebesar 28,1571 dan nilai standar deviasi sebesar 1,49090. Nilai sebesar 25,31 yang dimiliki oleh perusahaan klien dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahan tersebut kecil dan nilai sebesar 30,63 yang dimiliki oleh perusahaan klien dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahan tersebut besar. Selain itu, nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan klien, yaitu 28,1571 lebih mendekati nilai maksimumnya, yaitu 30,63 daripada nilai minimumnya, yaitu 25,31 sehingga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang besar. Dalam penelitian ini, variabel auditor switching, pergantian manajemen, ukuran KAP, dan opini audit menggunakan skala pengukuran nominal yang terdiri dari nilai 1 dan 0. Ghozali (2013:4) mengatakan bahwa nilai tersebut hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa adanya arti apapun sehingga tidak tepat menghitung nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi (standard deviation) dari variabel-variabel tersebut. Uji statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah uji statistik dengan distribusi frekuensi (Ghozali, 2013:4). Oleh karena itu, variabel auditor switching, pergantian manajemen, ukuran KAP, dan opini audit menggunakan analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi berdasarkan variabel auditor switching dapat disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Auditor Switching Frequency Percent Cumulative Percent Tidak Berganti KAP (0) 62 68.9 68.9 Berganti KAP (1) 28 31.1 100.0 Total 90 100.0 Berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada tabel 3 di atas, diperoleh sebanyak 62 pengamatan atau sebesar 68,9% yang tidak melakukan pergantian KAP dan diperoleh sebanyak 28 pengamatan atau sebesar 31,1% yang melakukan pergantian KAP dari total sampel penelitian sebanyak 90 pengamatan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang tidak melakukan pergantian KAP daripada yang melakukan pergantian KAP. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi berdasarkan variabel pergantian manajemen dapat disajikan dalam tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pergantian Manajemen Frequency Percent Cumulative Percent Tidak Berganti Dewan 49 54.4 54.4 Direksi (0) Berganti Dewan Direksi (1) 41 45.6 100.0 Total 90 100.0 Berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada tabel 4 di atas, diperoleh sebanyak 49 pengamatan atau sebesar 54,4% yang tidak melakukan pergantian dewan direksi dalam perusahaan klien dan diperoleh sebanyak 41 pengamatan atau sebesar 45,6% yang melakukan pergantian dewan direksi dalam perusahaan klien dari total sampel penelitian sebanyak 90 pengamatan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang tidak melakukan pergantian dewan direksi daripada yang melakukan pergantian dewan direksi. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi berdasarkan variabel ukuran KAP dapat disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ukuran KAP Frequency Percent Cumulative Percent Non-Big Four (0) 70 77.8 77.8 Big Four (1) 20 22.2 100.0 Total 90 100.0 Berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada tabel 5 di atas, diperoleh sebanyak 70 pengamatan atau sebesar 77,8% yang diaudit oleh KAP non-Big Four dan diperoleh sebanyak 20 pengamatan atau sebesar 22,2% yang diaudit KAP Big Four dari total sampel penelitian sebanyak 90 pengamatan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang diaudit oleh KAP non-Big Four daripada yang diaudit oleh KAP Big Four. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi berdasarkan variabel opini audit dapat disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Opini Audit Frequency Percent Cumulative Percent Unqualified (0) 86 95.6 95.6 Selain Unqualified (1) 4 4.4 100.0 Total 90 100.0 Berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada tabel 6, diperoleh sebanyak 86 pengamatan atau sebesar 95,6% yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) termasuk opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language) dan diperoleh sebanyak 4 pengamatan atau sebesar 4,4% yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dari total sampel penelitian sebanyak 90 pengamatan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) termasuk opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language) daripada yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (qualified opinion, adverse opinion atau disclaimer opinion). Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi logistik dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05. Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Nilai probabilitas atau signifikansi yang lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis diterima (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen). Akan tetapi, nilai probabilitas atau signifikansi yang lebih besar dari α = 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis ditolak (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen). Model regresi logistik yang terbentuk dalam penelitian ini disajikan pada tabel 7 sebagai berikut: B PM KAP OPINI LnTA Constant Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik S.E. Wald df Sig. Keterangan .009 .497 .000 1 .985 Tidak Signifikan -.950 -20.439 -.224 5.700 .739 19996.370 .167 4.588 1.654 .000 1.803 1.543 1 1 1 1 .198 .999 .179 .214 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan - Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model sebagai berikut: SWITCH = 5,700 + 0,009PM - 0,950KAP - 20,439OPINI - 0,224LnTA Berdasarkan tabel 7 di atas, variabel pergantian manajemen (PM) dalam penelitian ini menunjukkan arah koefisien regresi (β1) positif sebesar 0,009 dengan nilai signifikansi sebesar 0,985. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suparlan dan Andayani (2010), Chadegani et al. (2011), Abdillah dan Sabeni (2013), Juliantari dan Rasmini (2013), Kurniaty (2014), Rianda et al. (2014), Saputri dan Achyani (2014), dan Satriantini et al. (2014), namun tidak mendukung hasil penelitian Sinarwati (2010), Wijayani dan Januarti (2011), dan Nyakuwanika (2014). Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching disebabkan karena manajemen tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan dilakukannya auditor switching. Manajemen hanya dapat mengajukan keinginan beserta alasannya untuk mendapatkan KAP baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham tetapi tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan hal tersebut. Pihak yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk memutuskan dilakukannya auditor switching adalah dewan komisaris atas pendelegasian wewenang dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Oleh karena itu, auditor switching dilakukan atas persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sehingga keinginan dari manajemen yang baru untuk mendapatkan KAP baru tidak dapat selalu terpenuhi. Selain itu, pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching karena adanya pergantian manajemen dalam perusahaan tidak selalu disertai dengan pergantian KAP (auditor switching). Kebijakan manajemen yang baru tetap dapat sejalan dengan kebijakan dari KAP yang lama dengan cara melakukan negosiasi kembali antara pihak manajemen yang baru dan KAP yang lama tersebut untuk memperoleh kesepakatan bersama demi kepentingan perusahaan. Dengan adanya keselarasan antara kebijakan dari manajemen yang baru dengan KAP yang lama maka manajemen yang baru tidak akan mengajukan keinginannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk mendapatkan KAP baru. Variabel ukuran KAP (KAP) dalam penelitian ini menunjukkan arah koefisien regresi (β2) negatif sebesar 0,950 dengan nilai signifikansi sebesar 0,198. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka menunjukkan bahwa hipotesis ke-2 (H2) ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Divianto (2011), Suyono et al. (2013), Kurniaty (2014), dan Satriantini et al. (2014). Akan tetapi, tidak mendukung hasil penelitian Susan dan Trisnawati (2011), Wijayani dan Januarti (2011), Sulistiarini dan Sudarno (2012), Juliantari dan Rasmini (2013), Putri et al. (2014) dan Rianda et al. (2014). Divianto (2011:171) mengungkapkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching karena perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian menilai bahwa tingkat expertise atau kemahiran KAP tidak ditentukan berdasarkan klasifikasi KAP besar (KAP Big Four) atau KAP kecil (KAP non-Big Four) tetapi kualitas audit dari KAP tersebut. Oleh karena itu, adanya faktor expertise KAP tidak selalu mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching ke KAP Big Four. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik deskriptif dengan distribusi frekuensi (ukuran KAP) dalam penelitian ini dari 90 data pengamatan, terdapat sebanyak 70 pengamatan atau 77,8% yang diaudit oleh KAP non-Big Four. Dari 70 pengamatan tersebut, tidak ada yang melakukan auditor switching ke KAP Big Four. Dengan demikian, perusahaan sampel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat expertise atau kemahiran KAP tidak ditentukan berdasarkan klasifikasi KAP besar ( KAP Big Four) atau KAP kecil (KAP non-Big Four) tetapi lebih pada kualitas audit yang dapat diberikan oleh KAP tersebut. Hal tersebut karena tidak ada jaminan bahwa KAP Big Four selalu memiliki kualitas yang lebih baik daripada KAP non-Big Four. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan pada pandangan perusahaan sampel dalam penelitian ini terhadap besar kecilnya ukuran KAP yang digunakan sehingga tidak mempengaruhi keputusannnya dalam melakukan auditor switching. Variabel opini audit (OPINI) dalam penelitian ini menunjukkan arah koefisien regresi (β3) negatif sebesar 20,439 dengan nilai signifikansi sebesar 0,999. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis ke-3 (H3) ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Chadegani et al. (2011), Susan dan Trisnawati (2011), Wijayani dan Januarti (2011), Juliantari dan Rasmini (2013), Kurniaty (2014) dan Satriantini et al. (2014), namun tidak mendukung hasil penelitian Divianto (2011), Putra (2014) dan Putri et al. (2014). Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching dikarenakan sebagian besar perusahaan sampel dalam penelitian ini telah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) termasuk unqualified opinion with explanatory language sehingga perusahaan tidak melakukan auditor switching karena telah mendapatkan opini yang sesuai dengan harapannya. Selain itu, perusahaan akan tetap menggunakan jasa audit dari KAP yang sama dengan sebelumnya atau dengan kata lain tidak melakukan auditor switching meskipun opini yang diperolehnya merupakan opini selain wajar tanpa pengecualian karena adanya pergantian KAP yang terlalu sering dapat menyebabkan timbulnya biaya yang besar pada perusahaan karena harus merekrut KAP baru sehingga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Adanya KAP baru juga dapat memperlambat jalannya proses audit dalam perusahaan karena KAP yang baru tidak memiliki pemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan sehingga membutuhkan waktu untuk mempelajari bisnis perusahaan dari awal. Selain itu, tidak menjamin dengan digunakannya KAP yang baru, perusahaan akan mendapatkan opini yang lebih baik dari sebelumnya. Variabel ukuran perusahaan klien (LnTA) dalam penelitian ini menunjukkan arah koefisien regresi (β4) negatif sebesar 0,224 dengan nilai signifikansi sebesar 0,179. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka menunjukkan bahwa hipotesis ke-4 (H4) ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Chadegani et al. (2011), Susan dan Trisnawati (2011), Wijayani dan Januarti (2011), Juliantari dan Rasmini (2013), Kurniaty (2014) dan Satriantini et al. (2014), namun tidak mendukung hasil penelitian Divianto (2011), Putra (2014) dan Putri et al. (2014). Perusahaan klien yang besar tetap akan menggunakan jasa audit dari KAP yang lama karena kebutuhan jasa audit yang dibutuhkan dalam perusahaan klien yang besar tetap dapat terpenuhi oleh KAP yang lama tersebut. Carcello dan Niel (2003) dalam Saputri dan Achyani (2014:341) juga mengatakan bahwa perusahaan yang besar memiliki analis keuangan yang akan meneliti tentang pemberhentian KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien sebelum jangka waktu yang ditentukan. Oleh karena itu, perusahaan klien yang besar tidak melakukan auditor switching. Selain itu, perusahaan klien yang kecil juga tidak melakukan auditor switching. Hal tersebut karena perusahaan klien yang kecil menilai bahwa adanya pergantian KAP dapat menyebabkan timbulnya biaya baru yang besar dan sangat berdampak pada pendapatan perusahaan klien yang kecil tersebut. Oleh karena itu, perusahaan klien yang kecil akan sangat berhati-hati dalam memutuskan untuk melakukan auditor switching karena adanya pertimbangan pada biaya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching disebabkan karena manajemen tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan dilakukannya auditor switching. Pihak yang memiliki kewenangan tersebut adalah dewan komisaris atas persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sehingga keinginan manajemen yang baru untuk mendapatkan KAP yang baru tidak dapat selalu terpenuhi. Selain itu, adanya pergantian manajemen juga tidak selalu disertai dengan pergantian KAP karena kebijakan manajemen yang baru tetap dapat sejalan dengan kebijakan KAP yang lama dengan cara melakukan negosiasi kembali antara kedua belah pihak untuk memperoleh kesepakatan bersama demi kepentingan perusahaan. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching disebabkan karena perusahaan sampel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat expertise atau kemahiran KAP tidak ditentukan berdasarkan klasifikasi KAP Big Four atau KAP non-Big Four tetapi lebih pada kualitas audit yang dapat dihasilkan oleh KAP tersebut karena tidak ada jaminan bahwa KAP Big Four selalu memiliki kualitas yang lebih baik daripada KAP non-Big Four. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan pada pandangan perusahaan sampel dalam penelitian ini terhadap besar kecilnya ukuran KAP yang digunakan sehingga tidak mempengaruhinya dalam melakukan auditor switching. Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching disebabkan karena sebagian besar perusahaan sampel dalam penelitian ini telah mendapatkan unqualified opinion (termasuk unqualified opinion with explanatory language). Selain itu, perusahaan juga akan tetap menggunakan jasa audit dari KAP yang sama dengan sebelumnya meskipun opini yang diperolehnya merupakan opini selain wajar tanpa pengecualian karena adanya pergantian KAP yang terlalu sering dapat menyebabkan timbulnya biaya yang besar pada perusahaan dan memperlambat proses audit dalam perusahaan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa adanya KAP baru dapat memberikan opini yang lebih baik dari sebelumnya. Ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching disebabkan karena perusahaan klien yang besar tetap akan menggunakan jasa audit dari KAP yang lama karena kebutuhan jasa audit perusahaan yang besar tetap dapat terpenuhi oleh KAP tersebut. Carcello dan Niel (2003) dalam Saputri dan Achyani (2014:341) juga mengatakan bahwa perusahaan yang besar memiliki analis keuangan yang akan meneliti tentang pemberhentian KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien sebelum jangka waktu yang ditentukan. Selain itu, perusahaan klien yang kecil juga tidak melakukan auditor switching karena adanya pertimbangan pada biaya yang akan dikeluarkannya jika menggunakan KAP baru. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu: (1) Bagi Profesi Akuntan Publik diharapkan dapat tetap mempertahankan independensinya dan meningkatkan kualitas audit dengan mengikuti berbagai pelatihan, seminar dan sebagainya agar dapat memberikan jasa audit sebaik mungkin untuk perusahaan klien. (2) Bagi Regulator diharapkan dapat lebih memperhatikan pada apakah perusahaan telah benar-benar menerapkan aturan mengenai auditor switching dan memberlakukan sanksi yang tegas bagi perusahaan yang melanggarnya. (3) Bagi Akademisi diharapkan dapat menggunakan secara bijak hasil penelitian ini sebagai sumber pengetahuan mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching. (4) Bagi pengguna laporan keuangan sebaiknya tidak hanya menilai kualitas laporan keuangan hanya dari jenis opini audit tetapi juga harus memperhatikan alasan dibalik opini tersebut diberikan oleh auditor. (5) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan penggunaan objek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan mengurangi penggunaan variabel-variabel yang tidak berpengaruh terhadap auditor switching yang terdapat dalam penelitian ini. Selain itu, mempertimbangkan penggunaan variabel-variabel lainnya, seperti pergantian dewan komisaris, pergantian komite audit, financial distress, kepemilikan saham publik, kebijakan deviden, opini going concern, dan sebagainya yang mungkin dapat berpengaruh terhadap auditor switching sehingga meningkatkan pengetahuan mengenai auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan periode penelitian yang berbeda, memfokuskan perhatian mengenai auditor switching tidak hanya pada pergantian KAP saja, tetapi juga pada pergantian Akuntan Publik serta dapat mengklasifikasikan pilihan perusahaan terhadap KAP, misalnya dari KAP Big Four ke KAP non-Big Four, KAP non-Big Four ke KAP Big Four, KAP non-Big Four ke KAP non-Big Four, KAP Big Four ke KAP Big Four. Selain itu, pengukuran pada variabel ukuran perusahaan klien dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat diukur berdasarkan nilai penjualan atau kapitalisasi pasar, tidak hanya berdasarkan pada total aset perusahaan saja. REFERENSI Abdillah, T. B. & Sabeni, A. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian KAP. Diponegoro Journal of Accounting, 2 (3), 1-12. Astrini, N. R. & Muid, D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching secara Voluntary. Diponegoro Journal of Accounting, 2 (3), 1-11. Chadegani, A. A., Mohamed, Z. M., & Jari, A. (2011). The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics, 158-168. Divianto. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switch (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Ekonomi dan Akuntansi, 1 (2), 153-173. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. (edisi-7). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Juliantari, N. W. & Rasmini, N. K. (2013). Auditor Switching dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3 (3), 231-246. Kurniaty, V. (2014). Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 1 (2), 1-15. Nyakuwanika, M. (2014). Why Companies Change Auditors in Zimbabwe? (2003-2013). Research Journal of Finance and Accounting, 5 (5), 171-181. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. (2014). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Diperoleh (03-10-2015) dari http://www.ppajp.depkeu.go.id/. Putra, I. W. (2014). Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8 (2), 308-323. Putri, S. M., Desmiyawati, & Rofika. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 1 (2), 1-14. Rianda, A., Surya, R. A., & Safitri, D. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 1 (2). Saputri, V. W. & Achyani, F. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Seminar Nasional dan Call for Paper (hal. 337-350). Surakarta: FEB-UMS. Satriantini, P. D., Sinarwati, N. K., & Musmini, L. S. (2014). Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1). Sekaran, U. & Bougie, R. (2010). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons Ltd. Sinarwati, N. K. (2010). Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik? Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010 (hal. 1-20). Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Suarjana, I. W. & Widhiyani, N. L. (2015). Faktor Klien yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10 (1), 7890. Sulistiarini, E. & Sudarno. (2012). Analisis Faktor-faktor Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Diponegoro Journal of Accounting, 1 (2), 1-12. Suparlan & Andayani, W. (2010). Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010 (hal. 1-24). Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Susan & Trisnawati, E. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13 (2), 131-144. Suyono, E., Yi, F., & Riswan. (2013). Determinant Factors Affecting the Auditor Switching: An Indonesian Case. Global Review of Accounting and Finance, 4 (2), 103-116. Wijayani, E. D. & Januarti, I. (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011 (hal. 1-25). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. RIWAYAT PENULIS Ervina Kurniawan lahir di kota Bekasi pada 12 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi peminatan Auditing pada tahun 2015.