TOKSIKOKINETIKA & TOKSIKODINAMIKA Program Studi Analis Kesehatan Fakultas llmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Kerja & Efek Toksik 1. Fase Eksposisi Terjadi kontak/paparan xenobiotika dengan organisme 2. Fase Toksikokinetik Perjalanan xenobiotik dalam tubuh organisme 3. Fase Toksikodinamik Efek fisiopatologik dan biokimiawi akibat interaksi xenobotik pada organ tubuh organisme Paradigma Toksikologi 3 Fase Eksposisi Dalam fase ini terjadi kotak antara xenobiotika dengan organisme atau dengan lain kata, terjadi paparan xenobiotika pada organisme. Fase Eksposisi Jalur Paparan : 1. Tertelan : Efek lokal pada saluran cerna atau sistemik 2. Topikal (kulit atau mata) : efek iritasi lokal atau sistemik, 3. Inhalasi : efek iritasi pada saluran pernafasan atas dan bawah atau sistemik 4. Injeksi.: Efek sistemik atau lokal 6 TOKSIKOKINETIK Studi tentang perjalanan xenobiotika setelah masuk ke dalam tubuh untuk kemudan diabsorbsi, didistribusikan, dimetabolisme dan atau diekskresikan (ADME) ABSORBSI Xenobotik masuk ke dalam tubuh DISTRIBUSI Xenobotik bergerak dari tempat asal paparan ke bagian lain di tubuh METABOLISME Xenobiotik di dalam tubuh dirubah (transformasi) menjadi senyawa baru EKSKRESI Xenobiotik atau metabolitnya dikeluarkan dari tubuh Toksikokinetik 1. Absorpsi 4 ways: 1. Penghirupan (Inhalation) 2. Penyerapan melalui kulit (Skin Absorption) 3. Oral (Ingestion) – ketika makan dan merokok 4. Penyuntikan (Injection) 1. Absorpsi Con’t Proses masuknya xenobiotik ke dalam sistem peredaran darah (sirkulasi sistemik) atau pembuluh limfe Proses: transport pasif, transport aktif, endositosis Cara masuk racun berpengaruh terhadap kecepatan absorpsi. Faktor yang mempengaruhi kemudahan absorpsi suatu bahan : Mekanisme paparan ke target sistem Organ Konsentrasi bahan Sifat fisik dan kimia bahan Contoh : Benzena lebih mudah terabsorpsi dibandingkan Alkohol (Liphofilitas) Serbuk DDT sulit diabsorbsi melalui kulit, namun jika tertelan, persentase absorbsinya menjadi tinggi. 11 2. DISTRIBUSI Where it Goes ? Where it Accumulates ? – Larut dalam lemak ? – Larut dalam air ? – Tulang ? – Otot ? 12 Ingestion Inhalation Intravenous Intraperitoneal Subcutaneous Gastrointestinal tract Intramuscular Lung Dermal Liver Blood and lymph Bile extracellular fluid Kidney Bladder feces Urine Lung Secretory Structures Expired Air body organs soft tissue Alveoli Secretions fat bone 13 2. DISTRIBUSI Proses penyebaran racun dari tempat absorpsi ke seluruh tubuh, Terikat dalam albumin depot dan tidak aktif. Diedarkan Perfusinya baik (ginjal, otak, hati, jantung, paru paru, lambung) Senyawa lipofil menembus sawar organ dengan baik deposit. DDT dalam lemak Cd dalam tulang 15 16 17 18 PENYIMPANAN Terutama bahan lipofilik dan yang tidak dibiotransformasi Tempat : jar. Lemak, tulang, hemoglobin, gusi, hati, ginjal, kuku, rambut, dll. Jar. Lemak : DDT , hati-2 pada kondisi kelaparan atau trauma jaringan → redistribusi →efek toksik Penting dalam rantai trofik makanan → kasus penyakit Minamata karena pajanan Merkuri organik Hati & ginjal : tempat penyimpanan sekaligus tempat biotransformasi 20 Toksikokinetik dan Toksisitas Toksisitas tergantung pada: Durasi dan konsentrasi paparan xenobiotik Jumlah (dosis) yang diserap; toksisitas akan rendah pada tingkat penyerapan lambat. Atau xenobiotik yang sangat beracun yang kurang diserap mungkin memiliki bahaya yang sama dengan toksisitas rendah tetapi sangat diserap. Distribusi dalam tubuh; di mana sebagian besar xenobotik didistribusikan pada organ yang sangat perfusi seperti otak, hati dan ginjal. Namun, dalam beberapa kasus, organ di mana obat terkonsentrasi belum tentu menderita kerusakan. Contohnya adalah senyawa organoklorin terkonsentrasi di 21 jaringan adiposa sedangkan organ target adalah otak. Efisiensi biotransformasi dan sifat metabolit; pada beberapa kasus, xenobiotik dapat diubah menjadi metabolit yang lebih toksik atau metabolit larut lebih larut dalam lemak atau air, yang mempengaruhi penyerapan dan distribusi Kemampuan xenobiotik untuk melewati membran sel dan berinteraksi dengan konstituen sel. Sebagai contoh, beberapa organoklorin mempengaruhi DNA Jumlah dan lama penyimpanan metabolitnya dalam jaringan. Ini dapat menyebabkan keracunan setelah waktu yang lama setelah paparan. Contoh Timbal dalam tulang Kemampuan ekskresi; xenobotik yang lebih mudah d ekskresikan akan memliki toksisitas yang kurang 22 TOKSIKODINAMIK Kerja dari xenobiotik terhadap organ sasaran yang dapat menyebabkan efek 23 Mekanisme Efek Toksik 1. Berinteraksi secara langsung (intrasel) • Toksisitas yang diawali dengan interaksi langsung zat kimia dengan reseptor. • Menyebabkan gangguan sel • Gangguan yang timbul akan direspon oleh sel untuk mengurangi dampaknya. • Bila tubuh tidak mampu mengeliminir perubahan efek toksik • Contoh: Pestisida mempengaruhi enzim kolinesterase, Sianida mempengaruhi pernafasan sel, toksin botulinum menghambat pelepasan asetilkolin, dll Mekanisme Efek Toksik 2. Berinteraksi secara tidak langsung ( ekstrasel) secara tidak langsung mempengaruhi dengan mempengaruhi lingkungan sel sasaran. Keberlangsungan hidup sel sangat tergantung pada lingkungan (oksigen, elektrolit, nutrisi). Adanya zat di lingkungan sel akan mengganggu aktivitas sel. Contoh: nitrit menyebabkan methemoglobinemia, CO menyebabkan karboksihemoglobin, Wujud Efek Toksik Wujud efek toksik berupa perubahan atau gangguan biokimiawi, fungsional atau struktur sel. 1. Perubahan biokimia sel Gangguan sistem hormonal Gangguan sintesis protein Gangguan sistem transport Wujud Efek Toksik 2. Perubahan fungsional sel Mempengaruhi fungsi organ: Gangguan pernafasan Mempengaruhi sistem syaraf 3. Perubahan struktur sel degenerasi: atropi, nekrosis, proliferasi: meningkatkan pertumbuhan sel Inflamasi: peradangan Jenis Respon Toksik a) Jangka masa pemaparan - akut/singkat (acute) - kronik (chronic) organic solvent: akut – kulit (dermatitis); kronik (kerusakan otak & berjalan tak stabil (ataxia) b) Tempat respon toksik : - setempat or dkt situ (local) - sistemik or jauh (systemic) lokal – klorin (pedih mata) c) Waktu menimbulkan efek: setelah mendapat pemaparan – segera -> alkohol, delay (tertunda) parasetamol; lambat i.e. asbestos Jenis Respon Toksik d) Keupayaan respon: i) berbalik (reversible) sakit pasti sembuh ii) tidak berbalik (irreversible) lama atau tidak sembuh teratogen e) Respon khusus: i) asma ii) kulit iii) karsinogenesis iv) mutagenesis – effect genetic Jenis Respon Toksik Paparan akut (acute exposure) – Dosis tinggi - Mudah untuk ditentukan - Kematian Paparan kronik (chronic exposure) - Biasanya dosis rendah - Sulit ditentukan - Paparan jangka panjang → biomarker contoh : toluena - Gejala akut (pedih mata); Gejala kronik (toksisitas sistem saraf) TOXIN RECEPTOR Biochemical effects In vivo effects HORMONE 31 SINGLE mechanism -> SEVERAL effects => understanding to mechanisms may predict effects 1) female reproduction disorders Estrogen receptor activation 2) male feminisation 3) tumor promotion 4) immunomodulations 5) developmental toxicity Pengaruh terhadap Organ (i) Sistem Pernapasan (ii) Hati (iii) Ginjal (iv) Sistem Syaraf (v) Sistem Kardiovaskular (vii) Sistem Reproduksi (vii) Kulit TERIMA KASIH 34 3. METABOLISME Proses biotransformasi dimana racun dimodifikasi melalui sistem enzim terutama dalam hati Fase I : Proses Oksidasi, Reduksi, Hidrolsis Racun dirubah menjadi lebih tidak toksik Fase II: Metabolit fase I berikatan dengan konjugat endogen mudah larut air. Metabolit yang diekskresikan tidak aktif dan larut air. Proses biotransformasi sangat berpengaruh terhadap laju pengeluaran obat Organ penting dalam proses biotransformasi: Hati (tinggi), Paru, ginjal, usus (sedang), Jaringan lain (rendah)