eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3(4): 1009-1021 ISSN 2355-5408, ejournal.Adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015 STRATEGI SOSIALISASI DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN MELALUI LELANG PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DI SAMAR INDA Dwi Suryati 1 Abstrak Lelang memiliki peran yang cukup besar dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan asasnya yang adil, trasparan atau terbuka mempunyai kepastian hukum, akuntabilitas dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi sosialisasi dalam meningkatkan penjualan melalui lelang pada KPKNL Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan key informan dan informan sebagai sumber data, data primer dan data skunder melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Dari hasil penelitian ini menunjukan, strategi sosialisasi lelang yang dilakukakan oleh KPKNL Samarinda pada dasarnya KPKNL ingin menambah wawasan masyarakat dan memberikan pemahaman tentang tugas dan fungsi KPKNL Samarinda, Diharapkan KPKNL Samarinda lebih sering melakukan sosialisasi lelang dengan masyarakat dan perlu memaksimalkan penggunaan penyaluran informasi melalui media komunikasi serta penggunaan media massa yang memiliki jangkauan publik lebih luas sehingga masyarakat tidak segan untuk berpartisipasi dalam kegiatan jual beli secara lelang yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda. Kata Kunci : Stretegi Sosialisasi, Penjualan Melalui Lelang Pendahuluan Lelang merupakan mekanisme jual beli dengan melakukan pengumuman atas penawaran barang sebagai objek lelang secara terbuka kepada calon peserta lelang pada saat yang bersamaan. Kemudian pada hari yang telah ditentukan, lelang dilaksanakan dimana pada saat itu para peserta lelang saling menawar harga dari barang sebagai objek lelang tersebut dengan penawaran harga yang semakin mendekati harga yang diinginkan penjual atau pemilik barang. Apabila harga telah tercapai atau tidak ada peserta lain yang menawar dengan harga yang lebih tinggi, maka diputuskan seorang pemenang lelang, dan akan terjadi jual beli 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 secara lelang antara penjual atau pemilik barang dengan pemenang lelang sebagai pembeli. Metode lelang merupakan suatu konsep yang mempertemukan dua subyek hukum atau lebih, yang saling membutuhkan. Salah satu subyek hukum menawarkan sesuatu, di lain pihak subyek hukum yang lain menginginkan barang yang ditawarkan tersebut. Metode ini merupakan media terbaik karena efektivitas dan efisiensinya tepat sasaran khusus untuk asset yang dijual secara kolektif. Pelaksanaannya dilaksanakan sekali waktu serta menghadirkan pembeli atau peserta lelang secara bersamaan. Dengan pelaksanaan jual beli secara lelang ini, potensi harga terbaik akan lebih mudah dicapai, sebab secara teknis dan psikologis, suasana kompetitif dengan sendirinya akan terbentuk. KPKNL mempunyai peran penting bagi perkembangan ekonomi masyarakat dan pemerintah. Seperti hal nya kota Samarinda merupakan salah satu kota yang tingkat ekonominya tinggi, sehingga KPKNL ada di kota tersebut dalam rangka untuk menghitung asset Negara dan melaksanakan program lainya seperti lelang, KPKNL harus meningkatkan kinerja dalam hal mensosialisasikan lelang untuk menambah pendapatan Negara dan membantu masyarakat dengan jual beli barang secara lelang yang kemudian dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi pemerintah. Dilihat dari keadaan saat ini banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dan peran dari KPKNL, serta badan yang berwenang melakukan kegiatan lelang, yang sebenernya dapat berguna bagi masyarakat terhadap pelayanan lelang yang bisa menjadi kebutuhan dari masyarakat serta menghadapi keluhan-keluhan yang berasal dari masyarakat. Kerangka Dasar Teori Pengertian Strategi Menurut Marrus, (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Sutaryo, (2005:156) adalah proses memperkenalkan peraturan-peraturan dan lembaga-lembaga, baik oleh perseorangan maupun oleh suatu lembaga dengan maksud agar masyarakat tahu akan adanya suatu peraturan atau lembaga di dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian Lelang Adapun pengertian lelang pada keputusan Mentri Keuangan nomor 304/KMK.1/2002 pasal 1 Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat. 1010 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) Asas Lelang Dalam peraturan perundang-undangan di bidang lelang dapat ditemukan adanya asas lelang yaitu: 1. Keterbukaan (Transparency) Asas ini adalah asas yang membedakan cara penjualan dengan jual beli lainya, karena diketahui dengan pengumuman secara terbuka mengenai objek, kesempatan memeriksa objek oleh calon pembeli, pelaksanaan lelang dilakukan terbuka untuk umum dengan persyaratan tertentu. 2. Efisien (Efficiency) Proses penjualan barang dengan cara lelang lebih cepat, karena didahului dengan pengumpulan peminat dan hal-hal yang terkandung dalam asas transparency, sehingga penjual akan mendapatkan keuntungan waktu dan biaya penjualan yang lebih singkat dan sedikit. 3. Persaingan (Competition) Untuk menjadi pemenang lelang, harus dilakukan melalui cara bersaing yang sehat dan akan didapatkan harga yang wajar. 4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountibility) Penjualan secara lelang, pelaksanaanya dapat diprtanggungjawabkan atau ada kepastian hukum mengenai pembayaran maupun pemindahan hak kepemilikan barangnya, karena dilakukan dihadapan Pejabat Lelang selaku pejabat umum yang ditunjuk undang-undang untuk memimpin lelang dan membuat Risalah Lelang sebagai akta otentik. Syarat lelang Lelang merupakan salah satu transaksi jual beli, walaupun dengan cara yang berbeda dan tetap mempunyai kesamaan dalam rukun dan syarat-syaratnya sebagaiman diatur dalam jual beli secara umum. Dalam lelang rukun dan syaratsyarat dapat diaplikasikan dalam panduan dan kriteria umum sebagai pedoman pokok yaitu diantaranya: 1. Transaksi dilakukan oleh pihak yang cakap hukum atas dasar saling sukarela 2. Objek lelang harus jelas dan bermanfaat. 3. Kepemilikan / Kuasa Penuh pada barang yang dijual 4. Kejelasan dan transparansi barang yang dilelang tanpa adanya manipulasi 5. Kesanggupan penyerahan barang dari penjual, 6. Kejelasan dan kepastian harga yang disepakati tanpa berpotensi menimbulkan perselisihan. 7. Tidak menggunakan cara yang menjurus kepada kolusi dan suap untuk memenangkan tawaran. Fungsi Lelang Fungsi Lelang menurut Suyuthi, (2004:393) Lelang sebagai salah satu cara penjualan memiliki fungsi privat karena lelang merupakan institusi pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli pada suatu saat dan tempat tertentu dengan cara pembentukan harga yang kompetitif. Sedangkan yang dimaksud fungsi public dalam lelang adalah: 1011 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 1. Pertama, pengamanan asset yang dimiliki/dikuasai oleh Negara untuk meningkatkan efesiensi dan tertib administrasi pengelolaanya. 2. Kedua, mendukung badan-badan peradilan dalam mewujudkan fungsi peradilan dengan pelayanan penjualan barang yang mencerminkan keadilan, keamanan dan kepastian hukum. 3. Ketiga, mengumpulkan penerimaan Negara dalam bentuk bea lelang dan uang miskin. Karakteristik dan Kelebihan Lelang Lelang merupakan salah satu cara yang harus ditempuh untuk melaksanakan putusan pengadilan. Dalam kegiatan lelang mempunyai beberapa karakteristik dan kelebihan tersendiri. Karakteristik dan kelebihan lelang diantaranya: a. Aman Dari segi keamanan lebih terjamin karena lelang disaksikan, dipimpin dan dilaksanakan oleh pejabat lelang selaku pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah. Pejabat lelang akan meneliti terlebih dahulu tentang subyek diumumkan seehingga memberikan kesempatan bagi yang berkepentingan untuk mengajukan keberatasn atas penjualan tersebut. Sehingga tidak akan melaksanakan lelang apabila ada dokumen maupun prosedur yang tidak terprnuhi. b. Adil Kegiatan lelang dilaksanakan dengan mengundang banyak orang yaitu calon pembeli/peminat/investor sehingga pelaksanaanya bersifat terbuka dan obyektif. Terlebih lagi lelang tersebut dipimpin pejabat lelang yang independen yang menggunakan aturan lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menjamin keadilan bagi para pelaku lelang. c. Harga Optimal Dengan banyaknya peserta/calon pembeli yang hadir maka harga yang terbentuk dapat mencapai harga yang optimum karena system penawaran dalam lelang bersifat kompetitif. Dalam pelaksanaan lelang agar kepentingan pemilik barang/penjual terlindungi, maka yang menentukan harga limit adalah pemohon lelang atau pemilik barang. d. Cepat dan Efisien Dikatakan cepat karena dalam proses kegiatan lelang terlebih dahulu diadakan pengumuman lelang sehingga peserta dapat terkumpul dapa suatu hari lelang dan pembayaranya secara tunai. e. Adanya kepastian hukum dan otentik Setelah terpilihnya pembeli barang lelang tersebut, maka oleh pejabat lelang dibuatkan bukti akte otentik sebagai bukti pembelian yang disebut risalah lelang. Risalah lelang ini dapat dijadikan bukti legalitas, maka pembeli dapat memberitahukan haknya, dapat digunakan sebagai surat balik nama dan sebagainya, sehingga pembeli tidak perlu lagi akte notariil. 1012 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif yang di maksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial dengan menjangkau konsep dan menghimpun fakta mengenai situasi kejadian, akumulasi, serta menerangkan saling hubungan tanpa melakukan pengujian hipotesis dari hasil penelitian dan penelitian deskriptif ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Fokus Penelitian 1. Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL Samarinda, diantaranya: b. Sumber Pesan c. Penerima Pesan d. Isi pesan e. Media komunikasi 2. Faktor penghambat pelaksanaan lelang dan upaya yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda Sumber dan Jenis Data A. Sumber data dalam penelitian ini adalah: Dalam penelitian ini yang menjadi nara sumber atau key informan inti yaitu Bapak Nezaretta S.E., M.M. Selaku Kepala Kantor Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang di Samarinda dan Bapak Sarjiyono, selaku Pelaksana Seksi Lelang, sehingga Key informan dalam penelitian ini berjumlah dua orang, dan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat lainya maka peneliti mencari informan lain dari itern badan/instansi tersebut, yaitu staf-staf Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di Samarinda yang terkait pada bidang lelang. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan masyarakat yang menjadi peserta lelang sebagai informan yang berjumlah 10 orang, hal ini dapat diperlukan karena informasi dari peserta lelang dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan. B. Jenis data dalam Penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui narasumber dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dan dipandu melalui pertanyaan yang sesuai dengan fokus penelitian yang dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti dengan informan. 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi antara lain: a. Dokumen-dokumen, laporan dan lain-lain. b. Buku-buku ilmiah, hasil penulisan yang relevan dengan penelitian ini. c. Dokumen profil Kanror Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di Samarinda. 1013 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi b. Dokumentasi c. Wawancara Teknik Analisis Data Adapun metode analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif dimana diadakan analisa data berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang Pentingnya Sosialisasi dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang di Samarinda. Apabila ditemui data-data yang bersifat kuantitatif maka data tersebut diubah dalam bentuk data kualitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, (2010:91) mengatakan bahwa analisis data kualitatif terdiri dari empat komponen yaitu sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data 2. Data Reduktion atau Penyederhanaan Data 3. Penyajian Data 4. Penarikan Kesimpulan Hasil Penelitian Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya KPKNL Samarinda memberiakan pelayanan dan pengarahan yang optimal kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena masih minimnya kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya pengelolaan dan pengamanan aset dan kekayaan negara, oleh karena itu KPKNL Samarinda telah melaksanakan beberapa kegiatan dan salah satunya adalah sosialisasi lelang. “Pelaksanaan sosialisasi lelang mulai dilakukan sejak berdirinya KPKNL pada tahun 2002 yang sebelumnya adalah KP2LN, Sosialisasi di laksanakan karena perintah oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang menyediakan anggaran untuk sosialisasi maka sosialisasi telah dan terus dilaksanakan hingga sekarang. Sosialiasai lelang merupakan suatu tugas dan fungsi KPKNL yang harus dilakukan karena telah disediakan anggaranya setiap tahunnya” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). kegiatan sosialisasi ini sangat penting diadakan untuk memberikan informasi tentang lelang yang benar kepada para pengguna jasa lelang dan guna menyampaikan berbagai aturan-aturan terbaru tentang lelang. ”Tujuan KPKNL Samarinda melakukan sosialisasi lelang yaitu memberikan edukasi serta pemahaman kepada masyarakat tentang pelaksanaan lelang, kelebihan lelang, kemudahan penjualan melalui lelang serta menjelaskan poin penting dalam pelaksanaan lelang dan petunjuk 1014 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) teknis lelang, kegiatan pra lelang, plaksanaan lelang dan paska lelang termasuk kewajiban penjual, pembeli serta tugas dan kewenangan pejabat lelang. Sehingga meningkatkan peminat untuk melakukan penjualan melalui jasa lelang dan yang paling penting adalah sebagai meningkatan nilai pemasukan Negara” (Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015). Sumber Pesan Sumber pesan yang digunakan pada saat pelaksaan sosialisasi lelang adalah nara sumber. Nara Sumber merupakan seseorang yang dipandang memiliki pengetahuan yang lebih terhadap suatu yang dibicarakan. Berdasarkan wawancara mengenai siapa yang menjadi narasumber pada saat kegiatan sosialisasi lelang menyatakan: “Yang menjadi narasumber pada saat kegiatan sosialisasi yaitu dari Kepala Kantor KPKNL Samarinda, Kepala Seksi Lelang, Pejabat Lelang dan juga terkadang dari Kantor Wilayah DJKN Kaltim dan Pusat” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). Berbagai bentuk kegiatan seperti sosialisasi tentu akan terjadi interaksi antara pembicara/nara sumber dengan peserta dan hal ini tentunya secara umum adalah kualitas pembicara yang dominan menjadi daya tarik terjadinya tanya jawab selain tentu yang materi yang sedang dibahas, diperbincangkan dan semangat peserta dalam mengapresiasi materi tersebut. Hasil wawancara menyatakan syarat-syarat yang harus dimiliki nara sumber pada saat pelaksanaan sosialisasi lelang yaitu: “Sebenarnya tidak ada syarat atau ketentuan untuk nara sumber tetapi yang penting nara sumber disini adalah paham tentang materi atau bahasan yang ingin disampaikan, bahasa yang mudah dipahami oleh peserta dan mampu menarik perhatian peserta untuk berpartisipasi dan aktif dalam diskusi”(Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). Penerima Pesan Penerima pesan merupakan orang yang memperoleh pesan yang disampaikan oleh sumber. Penerima pesan disini dapat dikatakan sebagai peserta sosialisasi atau calon pengguna jasa lelang yang fungsingya sebagai sasaran komunikasi yaitu salah satu cara yang dilakukan KPKNL Samarinda untuk penyampaan pesan, dan informasi tentang lelang. Dalam hal ini yang menjadi penerima pesan atau peserta sosialisasi yaitu: “Yang menjadi penerima pesan atau bisa dikatakan peserta sosialisasi lelang, KPKNL Samarinda mengundang dari beberapa instansi-intansi pemerintah, Bank Pemerintah, Bank Swasta, Pengadaian dan temapattempat pengkreditan kendaraan” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). Dengan adanya sosialisasi lelang adakah peningkatan pemohonan lelang yang signifikan, dari hasil wawancara menyatakan: 1015 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 “setelah kegiatan sosialisasi jelas ada peningkatan permohonan lelang yang signifikan dilihat dari frekueansi dalam setiap tahunya yang terus mengalami peningkatan”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015). Isi Pesan Isi pesan merupakan bahan untuk materi yang ditentukan oleh komunikator untuk mengkomunikasikan atau memberi informasi mengenai lelang. Hasil wawancara menyatakan pesan yang disampaikan pada saat sosialisasi lelang yaitu: “Tentang keunggulan, manfaat, serta kemudahan lelang. Berikut ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang lelang, pokok lelang seperti jenis apa saja yang dapat di lelang, batas waktu lelang, bea lelang dan lain-lain” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud serta tujuan pesan yang akan disampaikan dan mudah di cerna oleh peserta. Hasil wawancara menyatakan pesan yang disampaikan pada saat sosialisasi lelang dapat diterima dengan baik oleh para peserta yaitu: “Terbukti dengan adanya sosialisasi dengan menggunakan media yang tepat serta bahasa yang mudah dimengerti, para peserta menjadi semakin paham dengan apa yang di sampaikan dan semakin sering mengajukan permohonan lelang yang sangat signifikan”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015). Media Komunikasi Media komunikasi merupakan salah satu sosialisasi yang dilakukan KPKNL Samarinda dalam memperkenalkan jasa lelang kepada masyarakat atau calon pengguna jasa lelang. Media komunikasi ini merupakan salah satu alat untuk memperkanalkan jasa lelang, dengan menggunakan media komunikasi ini dapat melakukan gabungan dari media, bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan pesan yang ingin disampaikan. “Media komunikasi yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda dalam mensosialisasikan lelang dan memberikan informasi mengenai lelang yaitu melalui pertemuan secara langsung/seminar, surat, telepon, Brosur, Pengumuman tempel, Koran lokal dan Sarana internet dalam hal ini (www.djkn.kemenkeu.go.id). Itu semua yang menjadi media pembantu KPKNL untuk berkomunikasi dalam bersosialisasi dan memberikan informasi mengenai lelang”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015). Faktor Pengambat Penjualan Melalui Lelang dan Upaya yang di Lakukan Oleh KPKNL Samarinda Faktor Penghambat Penjualan Melalui Lelang 1016 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) Pelaksanaan lelang tidak selamanya terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, seringkali terdapat hambatan yang mengakibatkan pelaksana lelang menjadi terhambat atau tertunda. Hasil wawancara mengenai hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan lelang yang dilakukan KPKNL Samarinda yaitu: Hambatan yang terjadi yaitu, peserta tidak hadir pada saat pelaksanaan lelang, syarat-syarat lelang yang tidak terpenuhi seperti koran yang tidak terbit, dan dibatalkan oleh pejabat lelang karena ada unsur-unsur yang baru diketahui bahwa lelang tidak sah”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015). Upaya Mengatasi Hambatan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL Samarinda Dari hambatan tersebut maka di perlukan untuk mengatasinya agar pelaksanaan lelang menjadi lancar dan efisien. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu: “Sesering mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan memanfaatkan media internet yaitu dengan melakukan lelang internet karena dengan lelang internet masing-masing penawar tidak saling bertemu sehingga dapat menghindari permasalahan hukum yang sering terjadi pada pelakasanann lelang, seperti perselisiahan harga antar penawar barang lelang.” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015). Pembahasan Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL Samarinda Dalam pembahasan ini peneliti akan mencoba menggambarkan dan menganalisis strategi sosialisasi yang di lakukan oleh KPKNL Samarinda dalam meningkatkan penjualan melalui lelang. Sosialisasi adalah proses memperkenalkan peraturan-peraturan dan lembaga-lembaga, baik oleh perseorangan maupun oleh suatu lembaga dengan maksud agar masyarakat tahu akan adanya suatu peraturan atau lembaga di dalam lingkungan kehidupannya menurut Sutaryo, (2005:156). Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentukbentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Menurut Soekanto, (2010:55) di dalam Pengantar sosiologi interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka 1017 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi. Sumber Pesan Dalam sosialisasi nara sumber harus memenuhi berbagai syarat, karena hal ini berkaitan erat dengan keberhasilan dari seorang nara sumber untuk memberikan pemahaman kepada peserta terhadap pesan yang disampaikan. Yang menjadi nara sumber pada saat kegiatan sosialisasi lelang yaitu dari Kepala Kantor KPKNL Samarinda, Kepala Seksi Lelang, Pejabat Lelang dan dari Kantor Wilayah DJKN Kaltim dan Pusat. Nara sumber yang ada pada saat sosialisasi lelang sangat diperlukan dalam jalanya proses sosialisasi karena seorang nara sumber tersebut dianggap mampu menyampaikan pesan atau informasi tentang lelang , memahami materi yang akan disampaikan, dapat memberikan masukan dan solisi terhadap permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan lelang dan mampu menjawab pertanyaan-petanyaan dari peserta sosialisasi. Penerima Pesan Penerima pesan pada saat sosialisasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Menjadi tugas seorang nara sumber untuk mengetahui siapa yang akan menjadi pesertanya sebelum proses komunikasi berlangsung agar proses sosialisasi bisa berlangsung dengan baik dan pesan pada saat sosialisasi bisa tersampaikan. Yang menjadi penerima pesan atau peserta pada saat pelaksanaan sosialisasi lelang, KPKNL Samarinda mengundang dari beberapa instansi-intansi pemerintah, lembaga-lembaga, Bank Pemerintah, Bank Swasta, Pengadaian dan temapat-tempat pengkreditan. Sosialisasi lelang yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda dapat berjalan dengan baik apabila peserta dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh pembicara/nara sumber dan tertarik untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan lelang yang dilakukan KPKNL Samarinda. Isi pesan Isi pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh pembicara/nara sumber. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku pendenar atau peserta. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun isi pesan dari sosialisasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi lelang isi pesan yang disampaikan nara sumber yaitu Tentang keunggulan, manfaat, serta kemudahan lelang, ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang lelang, pokok lelang seperti jenis apa saja yang dapat di lelang, batas waktu lelang, bea lelang dan menyampaikan informasi-informasi terbaru tentang lelang. Media Komunikasi Pemanfaatan media yang tepat dalam berkomunikasi tentunya membantu penyampaian pesan dengan lebih efektif. Media sebagai alat bantu yang 1018 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) digunakan untuk menyampaikan pesan ditentukan dengan melihat dari tujuan komunikasinya. Banyak media yang dapat digunakan dalam penyampian komunikasi dalam kegiatan soaialisasi lelang oleh KPKNL Samarinda. Dari berbagai media yang digunakan, semuanya memiliki peran tersendiri dalam menyampaikan pesan positif bagi KPKNL Samarinda. Pada intinya pesan positif ini untuk memberi informasi lelang kepada masyarakat yang diharapkan dapat dipahami dan diambil nilai positifnya untuk perkembangan ekonomi yang jauh lebih baik. Faktor Penghambat Pelaksanaan Lelang dan Upaya yang dilakukan Oleh KPKNL Samarinda Faktor Penghambat Pelaksanaan Lelang Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Kurangya minat masyarakat terhadap pennjualan secara lelang, serta kurang memahami prosedur untuk mengikuti lelang. Masyarakat lebih memilih menggunakan sistem jual beli secara langsung. Tidak hadirnya peserta pada saat pelaksanaan sosialisasi lelang dan masyarakat belum ada keinginan untuk belajar sesuatu yang baru serta kurangnya pengetahuan peserta lelang terhadap tata cara pelaksanaan lelang dalam membeli atau menjual barang yang akan dilelang sehingga pada saat pelaksanaan lelang akan terhambat, dan selesai lebih lama. Masalah yang kemudian timbul akan terjadinya penundaan pelaksanaan lelang oleh petugas lelang sehingga peserta yang lain juga akan mengalami penundaan acara lelang yang sudah teragenda. Upaya Mengatasi Hambatan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL Samarinda Hambatan-hambatan tersebut muncul dari segi masyarakat peserta lelang dan masyarakat pada umumnya. Pelaksanaan lelang akan berjalan lancar jika ada kerja sama antara pejabat lelang dengan masyarakat, sehingga tercipta komunikasi yang sehat dari kedua belah pihak. Masyarakat nantinya akan merasakan manfaat dari lelang, dan akan menyebarkan manfaat lelang kepada masyarakat lainya sehingga pengetahuan tentang lelang dapat diketahui oleh masyarakat luas. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tata cara pelaksanaan lelang menjadi faktor utama pelaksanaan lelang oleh KPKNL. Dari hambatan tersebut, maka diperlukan upaya untuk mengatasinya agar pelaksanaan lelang menjadi lancar dan efisien. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang kemudian memiliki upaya untuk mengatasi hambatan tersebut dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Berbagai strategi sosialisasi telah disusun oleh KPKNL kepada masyarakat luas, dengan melibatkan beberapa media seperti pentebaran brosur yang isinya berupa tugas-tugas dari KPKNL, antara lain pelayanan lelang, pengurusan piutang, dan penilaian aset, sehingga masyarakat paham dan ada keinginan melakukan penjualan secara lelang. 1019 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021 Penutup Strategi Sosialisasi yang di lakukan oleh KPKNL mengenai penjualan melalui lelang yang di lakukan adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada peserta atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media tentang informasi lelang. Dengan kegiatan ini jadi mempermudah kinerja KPKNL dalam meningkatkan penjualan melalui lelang. Hambatan-hambatan yang sering terjadi pada saat pelaksanaan lelang dari peserta atau dari masyarakat seperti kurang mengertinya fungsi dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, serta tata cara atau prosedur untuk mengikuti lelang baik sebagai penjual maupun pembeli. Hambatan yang ada pada pelakasanaan lelang pun telah diatasi oleh KPKNL dengan sering melakukan kegiatan sosialisasi lelang kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media agar masyarakat lebih mengenal KPKNL dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam keiatan lelang yang diadakan oleh KPKNL.\ Di harapkan KPKNL Samarinda dapat mempertahankan dan meningkatkan strategi sosoalisasi lelang kepada masyarakat. Dan lebih meningkatkan serta memberi variasi dalam sosilisasi agar dapat lebih menarik masyarakat, dan juga perlunya konsistensi dan pemahaman yang lebih oleh para pejabat lelang dalam hal menjalankan tugas dan fungsinya, juga dari masyarakat agar mau berpartisipasi dalam kegiatan jual beli secara lelang untuk mewujudkan visi dan misi dari KPKNL. Diharapkan perlu memperhatiakan, memanfaatkan dan mengevaluasi media publikasi yang dimiliki saat ini agar dapat memaksimalkan penggunaanya seperti penyaluran informasi melalui media komunikasi yang dimiliki serta memaksimalkan penggunaan media massa yang memiliki jangkauan publik lebih luas. Daftar Pustaka Adi Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. 2004. Granit, Jakarta. Biro Lelang Negara, Peraturan Tentang Penjualan Lelang Secara Lelang, 2000, Jakarta. Darmansyah, M. Pemuda dan Sosialisasi, Usaha Nasional, Surabaya Kartono Kartini. Depertemen Keuangan, Keputusan Mentri Keuangan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. 2002 No. 304, Pasal 1. Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES,1995 Jakarta. Gunawan, Ary H. 2000. Sosiolosi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hardjara, Andre. Audit Komunikasi Teori dan Praktek, 2002, Jakarta. Grasindo. Hartono, Soerjopratiknyo, Aneka Perjanjian Jual Beli, (Penerbitan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta , 1982). 1020 Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi) Indonesia, Peraturan Penjualan Dimuka Umum di Indonesia, Peraturan Lelang/Verdu Reglemen. 1908 No.189, Pasal.1. Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.Rochmat Soemitro, Peraturan dan Instruksi Lelang, PT. Eresco, Bandung, 1987. Rony Hanitijo Soemitro Meleong, Lexsi J. 2005 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung :PT. Remaja Rodakarya Offset. Musthofa, Wildan Suyuthi. Praktek Kejurusitaan Pengadilan. 2004, Jakarta. Mahkamah Agung RI. Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, edisi revisi. 2007 Bandung. Remaja Rosdakarya. Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, 2010 Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2002 Metode Penelitian Adminitrasi. Bandung : Alfabeta. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian.1983. Yogyakarta. Sumber lain: file:///D:/pembahasanDirektoratJenderalKekayaanNegaraKementerianKeuangan RI.htm http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5410/1/09E02302.pdf http://www.balailelang.co.id/index.php/home/kelebihan-penjualan-melaluilelanghttp://www.ristizona.com/2012/03/sejarah-kantor-pelayanan-kekayaan.html https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/kpknldumaihttps://www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id/prosedur?_PID=GDqIwMI2id5X mmkmfesDDqDvfuWjnSiZT7F 1021