Jurnal (11-23-15-03-20-39) - Jurnal Administrasi Bisnis

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3(4): 1009-1021
ISSN 2355-5408, ejournal.Adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2015
STRATEGI SOSIALISASI DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN MELALUI LELANG PADA KANTOR
PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG
DI SAMAR INDA
Dwi Suryati 1
Abstrak
Lelang memiliki peran yang cukup besar dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat, dengan asasnya yang adil, trasparan atau terbuka
mempunyai kepastian hukum, akuntabilitas dan efisien. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui strategi sosialisasi dalam meningkatkan penjualan melalui
lelang pada KPKNL Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan key informan dan informan sebagai
sumber data, data primer dan data skunder melalui observasi, dokumentasi dan
wawancara. penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif
dari matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Dari hasil penelitian ini
menunjukan, strategi sosialisasi lelang yang dilakukakan oleh KPKNL Samarinda
pada dasarnya KPKNL ingin menambah wawasan masyarakat dan memberikan
pemahaman tentang tugas dan fungsi KPKNL Samarinda, Diharapkan KPKNL
Samarinda lebih sering melakukan sosialisasi lelang dengan masyarakat dan
perlu memaksimalkan penggunaan penyaluran informasi melalui media
komunikasi serta penggunaan media massa yang memiliki jangkauan publik lebih
luas sehingga masyarakat tidak segan untuk berpartisipasi dalam kegiatan jual
beli secara lelang yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda.
Kata Kunci : Stretegi Sosialisasi, Penjualan Melalui Lelang
Pendahuluan
Lelang merupakan mekanisme jual beli dengan melakukan pengumuman
atas penawaran barang sebagai objek lelang secara terbuka kepada calon peserta
lelang pada saat yang bersamaan. Kemudian pada hari yang telah ditentukan,
lelang dilaksanakan dimana pada saat itu para peserta lelang saling menawar
harga dari barang sebagai objek lelang tersebut dengan penawaran harga yang
semakin mendekati harga yang diinginkan penjual atau pemilik barang. Apabila
harga telah tercapai atau tidak ada peserta lain yang menawar dengan harga yang
lebih tinggi, maka diputuskan seorang pemenang lelang, dan akan terjadi jual beli
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
secara lelang antara penjual atau pemilik barang dengan pemenang lelang sebagai
pembeli.
Metode lelang merupakan suatu konsep yang mempertemukan dua subyek
hukum atau lebih, yang saling membutuhkan. Salah satu subyek hukum
menawarkan sesuatu, di lain pihak subyek hukum yang lain menginginkan barang
yang ditawarkan tersebut. Metode ini merupakan media terbaik karena efektivitas
dan efisiensinya tepat sasaran khusus untuk asset yang dijual secara kolektif.
Pelaksanaannya dilaksanakan sekali waktu serta menghadirkan pembeli atau
peserta lelang secara bersamaan. Dengan pelaksanaan jual beli secara lelang ini,
potensi harga terbaik akan lebih mudah dicapai, sebab secara teknis dan
psikologis, suasana kompetitif dengan sendirinya akan terbentuk.
KPKNL
mempunyai peran penting bagi perkembangan ekonomi
masyarakat dan pemerintah. Seperti hal nya kota Samarinda merupakan salah satu
kota yang tingkat ekonominya tinggi, sehingga KPKNL ada di kota tersebut
dalam rangka untuk menghitung asset Negara dan melaksanakan program lainya
seperti lelang, KPKNL harus meningkatkan kinerja dalam hal mensosialisasikan
lelang untuk menambah pendapatan Negara dan membantu masyarakat dengan
jual beli barang secara lelang yang kemudian dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi pemerintah.
Dilihat dari keadaan saat ini banyak masyarakat yang belum mengetahui
manfaat dan peran dari KPKNL, serta badan yang berwenang melakukan kegiatan
lelang, yang sebenernya dapat berguna bagi masyarakat terhadap pelayanan lelang
yang bisa menjadi kebutuhan dari masyarakat serta menghadapi keluhan-keluhan
yang berasal dari masyarakat.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Strategi
Menurut Marrus, (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi menurut Sutaryo, (2005:156) adalah proses memperkenalkan
peraturan-peraturan dan lembaga-lembaga, baik oleh perseorangan maupun oleh
suatu lembaga dengan maksud agar masyarakat tahu akan adanya suatu peraturan
atau lembaga di dalam lingkungan kehidupannya.
Pengertian Lelang
Adapun pengertian lelang pada keputusan Mentri Keuangan nomor
304/KMK.1/2002 pasal 1 Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk
umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara
penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha
mengumpulkan peminat.
1010
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
Asas Lelang
Dalam peraturan perundang-undangan di bidang lelang dapat ditemukan
adanya asas lelang yaitu:
1. Keterbukaan (Transparency)
Asas ini adalah asas yang membedakan cara penjualan dengan jual beli
lainya, karena diketahui dengan pengumuman secara terbuka mengenai
objek, kesempatan memeriksa objek oleh calon pembeli, pelaksanaan lelang
dilakukan terbuka untuk umum dengan persyaratan tertentu.
2. Efisien (Efficiency)
Proses penjualan barang dengan cara lelang lebih cepat, karena didahului
dengan pengumpulan peminat dan hal-hal yang terkandung dalam asas
transparency, sehingga penjual akan mendapatkan keuntungan waktu dan
biaya penjualan yang lebih singkat dan sedikit.
3. Persaingan (Competition)
Untuk menjadi pemenang lelang, harus dilakukan melalui cara bersaing yang
sehat dan akan didapatkan harga yang wajar.
4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountibility)
Penjualan secara lelang, pelaksanaanya dapat diprtanggungjawabkan atau ada
kepastian hukum mengenai pembayaran maupun pemindahan hak
kepemilikan barangnya, karena dilakukan dihadapan Pejabat Lelang selaku
pejabat umum yang ditunjuk undang-undang untuk memimpin lelang dan
membuat Risalah Lelang sebagai akta otentik.
Syarat lelang
Lelang merupakan salah satu transaksi jual beli, walaupun dengan cara
yang berbeda dan tetap mempunyai kesamaan dalam rukun dan syarat-syaratnya
sebagaiman diatur dalam jual beli secara umum. Dalam lelang rukun dan syaratsyarat dapat diaplikasikan dalam panduan dan kriteria umum sebagai pedoman
pokok yaitu diantaranya:
1. Transaksi dilakukan oleh pihak yang cakap hukum atas dasar saling sukarela
2. Objek lelang harus jelas dan bermanfaat.
3. Kepemilikan / Kuasa Penuh pada barang yang dijual
4. Kejelasan dan transparansi barang yang dilelang tanpa adanya manipulasi
5. Kesanggupan penyerahan barang dari penjual,
6. Kejelasan dan kepastian harga yang disepakati tanpa berpotensi menimbulkan
perselisihan.
7. Tidak menggunakan cara yang menjurus kepada kolusi dan suap untuk
memenangkan tawaran.
Fungsi Lelang
Fungsi Lelang menurut Suyuthi, (2004:393) Lelang sebagai salah satu
cara penjualan memiliki fungsi privat karena lelang merupakan institusi pasar
yang mempertemukan penjual dan pembeli pada suatu saat dan tempat tertentu
dengan cara pembentukan harga yang kompetitif. Sedangkan yang dimaksud
fungsi public dalam lelang adalah:
1011
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
1.
Pertama, pengamanan asset yang dimiliki/dikuasai oleh Negara untuk
meningkatkan efesiensi dan tertib administrasi pengelolaanya.
2. Kedua, mendukung badan-badan peradilan dalam mewujudkan fungsi
peradilan dengan pelayanan penjualan barang yang mencerminkan keadilan,
keamanan dan kepastian hukum.
3. Ketiga, mengumpulkan penerimaan Negara dalam bentuk bea lelang dan
uang miskin.
Karakteristik dan Kelebihan Lelang
Lelang merupakan salah satu cara yang harus ditempuh untuk
melaksanakan putusan pengadilan. Dalam kegiatan lelang mempunyai beberapa
karakteristik dan kelebihan tersendiri. Karakteristik dan kelebihan lelang
diantaranya:
a. Aman
Dari segi keamanan lebih terjamin karena lelang disaksikan, dipimpin dan
dilaksanakan oleh pejabat lelang selaku pejabat umum yang diangkat oleh
pemerintah. Pejabat lelang akan meneliti terlebih dahulu tentang subyek
diumumkan seehingga memberikan kesempatan bagi yang berkepentingan
untuk mengajukan keberatasn atas penjualan tersebut. Sehingga tidak akan
melaksanakan lelang apabila ada dokumen maupun prosedur yang tidak
terprnuhi.
b. Adil
Kegiatan lelang dilaksanakan dengan mengundang banyak orang yaitu
calon pembeli/peminat/investor sehingga pelaksanaanya bersifat terbuka dan
obyektif. Terlebih lagi lelang tersebut dipimpin pejabat lelang yang
independen yang menggunakan aturan lelang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sehingga dapat menjamin keadilan bagi para pelaku lelang.
c. Harga Optimal
Dengan banyaknya peserta/calon pembeli yang hadir maka harga yang
terbentuk dapat mencapai harga yang optimum karena system penawaran
dalam lelang bersifat kompetitif. Dalam pelaksanaan lelang agar kepentingan
pemilik barang/penjual terlindungi, maka yang menentukan harga limit adalah
pemohon lelang atau pemilik barang.
d. Cepat dan Efisien
Dikatakan cepat karena dalam proses kegiatan lelang terlebih dahulu
diadakan pengumuman lelang sehingga peserta dapat terkumpul dapa suatu
hari lelang dan pembayaranya secara tunai.
e. Adanya kepastian hukum dan otentik
Setelah terpilihnya pembeli barang lelang tersebut, maka oleh pejabat
lelang dibuatkan bukti akte otentik sebagai bukti pembelian yang disebut
risalah lelang. Risalah lelang ini dapat dijadikan bukti legalitas, maka pembeli
dapat memberitahukan haknya, dapat digunakan sebagai surat balik nama dan
sebagainya, sehingga pembeli tidak perlu lagi akte notariil.
1012
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif yang di maksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap
fenomena sosial dengan menjangkau konsep dan menghimpun fakta mengenai
situasi kejadian, akumulasi, serta menerangkan saling hubungan tanpa melakukan
pengujian hipotesis dari hasil penelitian dan penelitian deskriptif ditekankan pada
pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang
diteliti.
Fokus Penelitian
1. Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Oleh
KPKNL Samarinda, diantaranya:
b. Sumber Pesan
c. Penerima Pesan
d. Isi pesan
e. Media komunikasi
2.
Faktor penghambat pelaksanaan lelang dan upaya yang dilakukan oleh
KPKNL Samarinda
Sumber dan Jenis Data
A. Sumber data dalam penelitian ini adalah:
Dalam penelitian ini yang menjadi nara sumber atau key informan inti
yaitu Bapak Nezaretta S.E., M.M. Selaku Kepala Kantor Pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang di Samarinda dan Bapak Sarjiyono, selaku
Pelaksana Seksi Lelang, sehingga Key informan dalam penelitian ini berjumlah
dua orang, dan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat lainya maka
peneliti mencari informan lain dari itern badan/instansi tersebut, yaitu staf-staf
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di Samarinda yang
terkait pada bidang lelang. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan
masyarakat yang menjadi peserta lelang sebagai informan yang berjumlah 10
orang, hal ini dapat diperlukan karena informasi dari peserta lelang dapat
dipergunakan sebagai bahan perbandingan.
B. Jenis data dalam Penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui narasumber dengan cara
melakukan Tanya jawab secara langsung dan dipandu melalui pertanyaan
yang sesuai dengan fokus penelitian yang dipersiapkan sebelumnya oleh
peneliti dengan informan.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui beberapa sumber
informasi antara lain:
a. Dokumen-dokumen, laporan dan lain-lain.
b. Buku-buku ilmiah, hasil penulisan yang relevan dengan penelitian ini.
c. Dokumen profil Kanror Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) di Samarinda.
1013
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Dokumentasi
c. Wawancara
Teknik Analisis Data
Adapun metode analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif
deskriptif dimana diadakan analisa data
berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang Pentingnya Sosialisasi dalam
Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Pada Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang di Samarinda. Apabila ditemui data-data yang bersifat
kuantitatif maka data tersebut diubah dalam bentuk data kualitatif.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, (2010:91)
mengatakan bahwa analisis data kualitatif terdiri dari empat komponen yaitu
sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
2. Data Reduktion atau Penyederhanaan Data
3. Penyajian Data
4. Penarikan Kesimpulan
Hasil Penelitian
Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Pada
KPKNL Samarinda.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya KPKNL Samarinda
memberiakan pelayanan dan pengarahan yang optimal kepada masyarakat. Hal ini
dilakukan karena masih minimnya kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya
pengelolaan dan pengamanan aset dan kekayaan negara, oleh karena itu KPKNL
Samarinda telah melaksanakan beberapa kegiatan dan salah satunya adalah
sosialisasi lelang.
“Pelaksanaan sosialisasi lelang mulai dilakukan sejak berdirinya KPKNL
pada tahun 2002 yang sebelumnya adalah KP2LN, Sosialisasi di
laksanakan karena perintah oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) yang menyediakan anggaran untuk sosialisasi maka sosialisasi
telah dan terus dilaksanakan hingga sekarang. Sosialiasai lelang
merupakan suatu tugas dan fungsi KPKNL yang harus dilakukan karena
telah disediakan anggaranya setiap tahunnya” (Wawancara Kepala Kantor
KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015).
kegiatan sosialisasi ini sangat penting diadakan untuk memberikan
informasi tentang lelang yang benar kepada para pengguna jasa lelang dan guna
menyampaikan berbagai aturan-aturan terbaru tentang lelang.
”Tujuan KPKNL Samarinda melakukan sosialisasi lelang yaitu
memberikan edukasi serta pemahaman kepada masyarakat tentang
pelaksanaan lelang, kelebihan lelang, kemudahan penjualan melalui lelang
serta menjelaskan poin penting dalam pelaksanaan lelang dan petunjuk
1014
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
teknis lelang, kegiatan pra lelang, plaksanaan lelang dan paska lelang
termasuk kewajiban penjual, pembeli serta tugas dan kewenangan pejabat
lelang. Sehingga meningkatkan peminat untuk melakukan penjualan
melalui jasa lelang dan yang paling penting adalah sebagai meningkatan
nilai pemasukan Negara” (Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono,
4 September 2015).
Sumber Pesan
Sumber pesan yang digunakan pada saat pelaksaan sosialisasi lelang
adalah nara sumber. Nara Sumber merupakan seseorang yang dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih terhadap suatu yang dibicarakan. Berdasarkan wawancara
mengenai siapa yang menjadi narasumber pada saat kegiatan sosialisasi lelang
menyatakan:
“Yang menjadi narasumber pada saat kegiatan sosialisasi yaitu dari
Kepala Kantor KPKNL Samarinda, Kepala Seksi Lelang, Pejabat Lelang
dan juga terkadang dari Kantor Wilayah DJKN Kaltim dan Pusat”
(Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September 2015).
Berbagai bentuk kegiatan seperti sosialisasi tentu akan terjadi interaksi
antara pembicara/nara sumber dengan peserta dan hal ini tentunya secara umum
adalah kualitas pembicara yang dominan menjadi daya tarik terjadinya tanya
jawab selain tentu yang materi yang sedang dibahas, diperbincangkan dan
semangat peserta dalam mengapresiasi materi tersebut. Hasil wawancara
menyatakan syarat-syarat yang harus dimiliki nara sumber pada saat pelaksanaan
sosialisasi lelang yaitu:
“Sebenarnya tidak ada syarat atau ketentuan untuk nara sumber tetapi
yang penting nara sumber disini adalah paham tentang materi atau
bahasan yang ingin disampaikan, bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta dan mampu menarik perhatian peserta untuk berpartisipasi dan
aktif dalam diskusi”(Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4
September 2015).
Penerima Pesan
Penerima pesan merupakan orang yang memperoleh pesan yang
disampaikan oleh sumber. Penerima pesan disini dapat dikatakan sebagai peserta
sosialisasi atau calon pengguna jasa lelang yang fungsingya sebagai sasaran
komunikasi yaitu salah satu cara yang dilakukan KPKNL Samarinda untuk
penyampaan pesan, dan informasi tentang lelang. Dalam hal ini yang menjadi
penerima pesan atau peserta sosialisasi yaitu:
“Yang menjadi penerima pesan atau bisa dikatakan peserta sosialisasi
lelang, KPKNL Samarinda mengundang dari beberapa instansi-intansi
pemerintah, Bank Pemerintah, Bank Swasta, Pengadaian dan temapattempat pengkreditan kendaraan” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL,
Nezaretta, 4 September 2015).
Dengan adanya sosialisasi lelang adakah peningkatan pemohonan lelang yang
signifikan, dari hasil wawancara menyatakan:
1015
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
“setelah kegiatan sosialisasi jelas ada peningkatan permohonan lelang
yang
signifikan dilihat dari frekueansi dalam setiap tahunya yang terus mengalami
peningkatan”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang, Sarjiono, 4 September 2015).
Isi Pesan
Isi pesan merupakan bahan untuk materi yang ditentukan oleh komunikator untuk
mengkomunikasikan atau memberi informasi mengenai lelang. Hasil wawancara
menyatakan pesan yang disampaikan pada saat sosialisasi lelang yaitu:
“Tentang keunggulan, manfaat, serta kemudahan lelang. Berikut
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang lelang, pokok lelang seperti
jenis apa saja yang dapat di lelang, batas waktu lelang, bea lelang dan
lain-lain” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4 September
2015).
Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah
pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang
dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud serta tujuan
pesan yang akan disampaikan dan mudah di cerna oleh peserta. Hasil wawancara
menyatakan pesan yang disampaikan pada saat sosialisasi lelang dapat diterima
dengan baik oleh para peserta yaitu:
“Terbukti dengan adanya sosialisasi dengan menggunakan media yang
tepat serta bahasa yang mudah dimengerti, para peserta menjadi semakin
paham dengan apa yang di sampaikan dan semakin sering mengajukan
permohonan lelang yang sangat signifikan”(Wawancara Pelaksana Seksi
Lelang, Sarjiono, 4 September 2015).
Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan salah satu sosialisasi yang dilakukan
KPKNL Samarinda dalam memperkenalkan jasa lelang kepada masyarakat atau
calon pengguna jasa lelang. Media komunikasi ini merupakan salah satu alat
untuk memperkanalkan jasa lelang, dengan menggunakan media komunikasi ini
dapat melakukan gabungan dari media, bergantung pada tujuan yang ingin dicapai
dan pesan yang ingin disampaikan.
“Media komunikasi yang dilakukan oleh KPKNL Samarinda dalam
mensosialisasikan lelang dan memberikan informasi mengenai lelang
yaitu melalui pertemuan secara langsung/seminar, surat, telepon, Brosur,
Pengumuman tempel, Koran lokal dan Sarana internet dalam hal ini
(www.djkn.kemenkeu.go.id). Itu semua yang menjadi media pembantu
KPKNL untuk berkomunikasi dalam bersosialisasi dan memberikan
informasi mengenai lelang”(Wawancara Pelaksana Seksi Lelang,
Sarjiono, 4 September 2015).
Faktor Pengambat Penjualan Melalui Lelang dan Upaya yang di Lakukan
Oleh KPKNL Samarinda
Faktor Penghambat Penjualan Melalui Lelang
1016
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
Pelaksanaan lelang tidak selamanya terlaksana sesuai dengan yang diharapkan,
seringkali terdapat hambatan yang mengakibatkan pelaksana lelang menjadi
terhambat atau tertunda.
Hasil wawancara mengenai hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan lelang yang
dilakukan KPKNL Samarinda yaitu:
Hambatan yang terjadi yaitu, peserta tidak hadir pada saat pelaksanaan
lelang, syarat-syarat lelang yang tidak terpenuhi seperti koran yang tidak
terbit, dan dibatalkan oleh pejabat lelang karena ada unsur-unsur yang
baru diketahui bahwa lelang tidak sah”(Wawancara Pelaksana Seksi
Lelang, Sarjiono, 4 September 2015).
Upaya Mengatasi Hambatan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL
Samarinda
Dari hambatan tersebut maka di perlukan untuk mengatasinya agar
pelaksanaan lelang menjadi lancar dan efisien. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan tersebut yaitu:
“Sesering mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan
memanfaatkan media internet yaitu dengan melakukan lelang internet
karena dengan lelang internet masing-masing penawar tidak saling
bertemu sehingga dapat menghindari permasalahan hukum yang sering
terjadi pada pelakasanann lelang, seperti perselisiahan harga antar penawar
barang lelang.” (Wawancara Kepala Kantor KPKNL, Nezaretta, 4
September 2015).
Pembahasan
Strategi Sosialisasi Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Lelang Oleh
KPKNL Samarinda
Dalam pembahasan ini peneliti akan mencoba menggambarkan dan
menganalisis strategi sosialisasi yang di lakukan oleh KPKNL Samarinda dalam
meningkatkan penjualan melalui lelang.
Sosialisasi adalah proses memperkenalkan peraturan-peraturan dan
lembaga-lembaga, baik oleh perseorangan maupun oleh suatu lembaga dengan
maksud agar masyarakat tahu akan adanya suatu peraturan atau lembaga di dalam
lingkungan kehidupannya menurut Sutaryo, (2005:156).
Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentukbentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Soekanto, (2010:55) di dalam Pengantar sosiologi interaksi
sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya
komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada
kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain
tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar
dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka
1017
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut
interaksi.
Sumber Pesan
Dalam sosialisasi nara sumber harus memenuhi berbagai syarat, karena
hal ini berkaitan erat dengan keberhasilan dari seorang nara sumber untuk
memberikan pemahaman kepada peserta terhadap pesan yang disampaikan. Yang
menjadi nara sumber pada saat kegiatan sosialisasi lelang yaitu dari Kepala
Kantor KPKNL Samarinda, Kepala Seksi Lelang, Pejabat Lelang dan dari Kantor
Wilayah DJKN Kaltim dan Pusat.
Nara sumber yang ada pada saat sosialisasi lelang sangat diperlukan
dalam jalanya proses sosialisasi karena seorang nara sumber tersebut dianggap
mampu menyampaikan pesan atau informasi tentang lelang , memahami materi
yang akan disampaikan, dapat memberikan masukan dan solisi terhadap
permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan lelang dan mampu menjawab
pertanyaan-petanyaan dari peserta sosialisasi.
Penerima Pesan
Penerima pesan pada saat sosialisasi bisa berupa individu, kelompok, dan
masyarakat. Menjadi tugas seorang nara sumber untuk mengetahui siapa yang
akan menjadi pesertanya sebelum proses komunikasi berlangsung agar proses
sosialisasi bisa berlangsung dengan baik dan pesan pada saat sosialisasi bisa
tersampaikan.
Yang menjadi penerima pesan atau peserta pada saat pelaksanaan
sosialisasi lelang, KPKNL Samarinda mengundang dari beberapa instansi-intansi
pemerintah, lembaga-lembaga, Bank Pemerintah, Bank Swasta, Pengadaian dan
temapat-tempat pengkreditan. Sosialisasi lelang yang dilakukan oleh KPKNL
Samarinda dapat berjalan dengan baik apabila peserta dapat mengerti dan
memahami apa yang disampaikan oleh pembicara/nara sumber dan tertarik untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan lelang yang dilakukan KPKNL Samarinda.
Isi pesan
Isi pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
pembicara/nara sumber. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya
menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
pendenar atau peserta. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi,
namun isi pesan dari sosialisasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir
komunikasi itu.
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi lelang isi pesan yang disampaikan
nara sumber yaitu Tentang keunggulan, manfaat, serta kemudahan lelang,
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang lelang, pokok lelang seperti jenis apa
saja yang dapat di lelang, batas waktu lelang, bea lelang dan menyampaikan
informasi-informasi terbaru tentang lelang.
Media Komunikasi
Pemanfaatan media yang tepat dalam berkomunikasi tentunya membantu
penyampaian pesan dengan lebih efektif. Media sebagai alat bantu yang
1018
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
digunakan untuk menyampaikan pesan ditentukan dengan melihat dari tujuan
komunikasinya. Banyak media yang dapat digunakan dalam penyampian
komunikasi dalam kegiatan soaialisasi lelang oleh KPKNL Samarinda. Dari
berbagai media yang digunakan, semuanya memiliki peran tersendiri dalam
menyampaikan pesan positif bagi KPKNL Samarinda. Pada intinya pesan positif
ini untuk memberi informasi lelang kepada masyarakat yang diharapkan dapat
dipahami dan diambil nilai positifnya untuk perkembangan ekonomi yang jauh
lebih baik.
Faktor Penghambat Pelaksanaan Lelang dan Upaya yang dilakukan Oleh
KPKNL Samarinda
Faktor Penghambat Pelaksanaan Lelang
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang. Kurangya minat masyarakat terhadap pennjualan
secara lelang, serta kurang memahami prosedur untuk mengikuti lelang.
Masyarakat lebih memilih menggunakan sistem jual beli secara langsung.
Tidak hadirnya peserta pada saat pelaksanaan sosialisasi lelang dan
masyarakat belum ada keinginan untuk belajar sesuatu yang baru serta kurangnya
pengetahuan peserta lelang terhadap tata cara pelaksanaan lelang dalam membeli
atau menjual barang yang akan dilelang sehingga pada saat pelaksanaan lelang
akan terhambat, dan selesai lebih lama. Masalah yang kemudian timbul akan
terjadinya penundaan pelaksanaan lelang oleh petugas lelang sehingga peserta
yang lain juga akan mengalami penundaan acara lelang yang sudah teragenda.
Upaya Mengatasi Hambatan Penjualan Melalui Lelang Oleh KPKNL
Samarinda
Hambatan-hambatan tersebut muncul dari segi masyarakat peserta lelang
dan masyarakat pada umumnya. Pelaksanaan lelang akan berjalan lancar jika ada
kerja sama antara pejabat lelang dengan masyarakat, sehingga tercipta komunikasi
yang sehat dari kedua belah pihak. Masyarakat nantinya akan merasakan manfaat
dari lelang, dan akan menyebarkan manfaat lelang kepada masyarakat lainya
sehingga pengetahuan tentang lelang dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tata cara pelaksanaan lelang menjadi
faktor utama pelaksanaan lelang oleh KPKNL.
Dari hambatan tersebut, maka diperlukan upaya untuk mengatasinya agar
pelaksanaan lelang menjadi lancar dan efisien. Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang kemudian memiliki upaya untuk mengatasi hambatan tersebut
dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Berbagai strategi sosialisasi telah
disusun oleh KPKNL kepada masyarakat luas, dengan melibatkan beberapa
media seperti pentebaran brosur yang isinya berupa tugas-tugas dari KPKNL,
antara lain pelayanan lelang, pengurusan piutang, dan penilaian aset, sehingga
masyarakat paham dan ada keinginan melakukan penjualan secara lelang.
1019
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 1009-1021
Penutup
Strategi Sosialisasi yang di lakukan oleh KPKNL mengenai penjualan
melalui lelang yang di lakukan adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan
kepada peserta atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media tentang informasi lelang.
Dengan kegiatan ini jadi mempermudah kinerja KPKNL dalam meningkatkan
penjualan melalui lelang.
Hambatan-hambatan yang sering terjadi pada saat pelaksanaan lelang dari
peserta atau dari masyarakat seperti kurang mengertinya fungsi dari Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, serta tata cara atau prosedur untuk
mengikuti lelang baik sebagai penjual maupun pembeli.
Hambatan yang ada pada pelakasanaan lelang pun telah diatasi oleh
KPKNL dengan sering melakukan kegiatan sosialisasi lelang kepada masyarakat
baik secara langsung maupun melalui media agar masyarakat lebih mengenal
KPKNL dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam keiatan lelang yang
diadakan oleh KPKNL.\
Di harapkan KPKNL Samarinda dapat mempertahankan dan meningkatkan
strategi sosoalisasi lelang kepada masyarakat. Dan lebih meningkatkan serta
memberi variasi dalam sosilisasi agar dapat lebih menarik masyarakat, dan juga
perlunya konsistensi dan pemahaman yang lebih oleh para pejabat lelang dalam
hal menjalankan tugas dan fungsinya, juga dari masyarakat agar mau
berpartisipasi dalam kegiatan jual beli secara lelang untuk mewujudkan visi dan
misi dari KPKNL.
Diharapkan perlu memperhatiakan, memanfaatkan dan mengevaluasi
media publikasi yang dimiliki saat ini agar dapat memaksimalkan penggunaanya
seperti penyaluran informasi melalui media komunikasi yang dimiliki serta
memaksimalkan penggunaan media massa yang memiliki jangkauan publik lebih
luas.
Daftar Pustaka
Adi Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. 2004. Granit, Jakarta.
Biro Lelang Negara, Peraturan Tentang Penjualan Lelang Secara Lelang, 2000,
Jakarta.
Darmansyah, M. Pemuda dan Sosialisasi, Usaha Nasional, Surabaya Kartono
Kartini.
Depertemen Keuangan, Keputusan Mentri Keuangan Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang. 2002 No. 304, Pasal 1.
Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES,1995 Jakarta.
Gunawan, Ary H. 2000. Sosiolosi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hardjara, Andre. Audit Komunikasi Teori dan Praktek, 2002, Jakarta. Grasindo.
Hartono, Soerjopratiknyo, Aneka Perjanjian Jual Beli, (Penerbitan Fakultas
Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta , 1982).
1020
Strategi Sosialisasi Penjualan Melalui Lelang Pada KPKNL Samarinda (Dwi)
Indonesia, Peraturan Penjualan Dimuka Umum di Indonesia, Peraturan
Lelang/Verdu Reglemen. 1908 No.189, Pasal.1.
Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.Rochmat Soemitro, Peraturan
dan Instruksi Lelang, PT. Eresco, Bandung, 1987. Rony Hanitijo
Soemitro
Meleong, Lexsi J. 2005 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung :PT. Remaja
Rodakarya Offset.
Musthofa, Wildan Suyuthi. Praktek Kejurusitaan Pengadilan. 2004, Jakarta.
Mahkamah Agung RI.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, edisi revisi. 2007 Bandung. Remaja
Rosdakarya. Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, 2010 Jakarta PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2002 Metode Penelitian Adminitrasi. Bandung : Alfabeta.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian.1983. Yogyakarta.
Sumber lain:
file:///D:/pembahasanDirektoratJenderalKekayaanNegaraKementerianKeuangan
RI.htm
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5410/1/09E02302.pdf
http://www.balailelang.co.id/index.php/home/kelebihan-penjualan-melaluilelanghttp://www.ristizona.com/2012/03/sejarah-kantor-pelayanan-kekayaan.html
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/kpknldumaihttps://www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id/prosedur?_PID=GDqIwMI2id5X
mmkmfesDDqDvfuWjnSiZT7F
1021
Download