BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang bersifat kronik yang tandai oleh gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang diikuti oleh komplikasi mikrovaskuler. Pada akhir-akhir ini diabetes melitus makin banyak menarik perhatian karena prevalensinya yang semakin meningkat. Prevalensi penyakit diabetes melitus di Indonesia menurut penelitian berkisar 1,5-2,3 % dari penduduk diatas usia 15 tahun. Pada tahun 2010, diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus di dunia akan mencapai 306 juta jiwa. Di Indonesia dengan prevalensi diabetes melitus sebesar 4 % dan jumlah penduduk berusia diatas 20 tahun akan mencapai 178 juta (PERKENI,1998). Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk dapat dicegah dan dikendalikan melalui pengelolaan diabetes melitus. Pilar utama pengelolaan diabetes melitus adalah perencanaan makanan, latihan jasmani, obat hipoglikemik dan penyuluhan. Diabetes melitus juga merupakan penyakit yang berhubungan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya pengelolaan diabetes melitus sangat tergantung dari pasien itu sendiri, dalam mengubah perilakunya, sehingga dapat mengendalikan kondisi penyakitnya dengan menjaga agar kadar glukosa darahnya dapat tetap terkendali (Wijono, 2003). 1 Penyakit diabetes melitus tidak dapat disembuhkan dan harus dikendalikan dengan baik. Apabila penderita diabetes melitus tidak melaksanakan disiplin pengendalian dengan baik dan kadar glukosa darah selalu tinggi, maka akan dapat timbul macam-macam komplikasi baik komplikasi akut misalnya koma diabetika maupun komplikasi kronik, misalnya neuropati. Dengan mengetahui gejala penyakit lebih awal dapat dilakukan usaha pengendalian untuk mencegah komplikasi (Waspadji,1996). Untuk mengetahui kualitas pengendalian diabetes melitus biasanya dilakukan pengukuran kadar gula darah, baik dirumah maupun dilaboratorium. Pemeriksaan laboratorium dalam hubungannya dengan pengendalian diabetes melitus upaya untuk memperbaiki serta menjaga kualitas hidup. Pengendalian diabetes melitus memerlukan suatu syarat yang bisa mencerminkan kualitas kontrol metabolisme gula untuk jangka waktu yang lebih lama, karena kadar gula darah dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu makanan, kegiatan olahraga yang dilakukan dan obat antidiabetika oral, sedangkan pengukuran kadar gula darah merupakan kadar sesaat (pada saat diukur saja) (Vitahealth, 2004). Pengawasan dan pengendalian diabetes melitus yang baik akan menghasilkan kondisi metabolisme yang terpantau, yang akan memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitasnya dan juga dapat mencegah dan meminimalkan terjadinya komplikasi. Hasil penelitian Pekajangan Diabetic Study (PDS). Menunjukkan bahwa terjadinya diabetes melitus Di Desa Pekajangan Kecamatan Kedungwuni sebesar 61,1 % karena membawa faktor genetik , (perkawinan antar keluarga dekat ) dan pola makan tradisional yang 2 kental dengan kehidupan sosial budaya dan gaya hidup yang kebarat-baratan, untuk itu langkah yang dilakukan untuk pencegahan dengan pengendalikan pola hidup dan menghindari makanan tradisional dengan indek glikemik tinggi dan lemak jenuh (Djokomoeljanto, Suhartono, setiawan & Darmono 2003). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tahun 2005 penderita diabetes melitus di kota Pekalongan sebesar 2,5 %, yang terbanyak pada usia 45-55 tahun sebesar 35,18%, sedangkan di Puskesmas Kedungwuni 1 penderita diabetes melitus tahun 2005 sebanyak 1,1% penderita diabetes melitus yang menduduki peringkat 20 dari 85 jenis penyakit. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat permasalahan “Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktek pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Kedungwuni 1 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”. C. Tujuan 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktek pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. 3 2. Tujuan khusus .a Mendiskripsikan tingkat pengetahuan penderita diabetes tentang pengendalian kadar gula darah di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. .b Mendiskripsikan sikap penderita diabetes melitus tentang pengendalian kadar gula darah di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. .c Mendiskripsikan praktek pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. .d Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan praktek pengendalian kadar gula darah pada diabetes melitus di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. .e Menganalisis hubungan sikap dengan praktek pengendalian kadar gula darah pada diabetes melitus di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. D. Manfaat 1. Bagi masyarakat Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya penderita diabetes melitus di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan dan masyarakat diwilayah lain pda umumnya. Tentang pentingnya pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. 4 2. Bagi petugas kesehatan Sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan khususnya bagi perawat puskesmas tentang pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes melitusdi Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan. E. Bidang ilmu Penelitian ini terkait dengan bidang ilmu keperawatan medikal bedah. 5