BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari, berjalan, duduk, dan berdiri. Untuk melakukan aktivitas tersebut tubuh manusia ditunjang dengan adanya rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka merupakan alat gerak pasif dan biasanya disebut pula sebagai bagian penopang tubuh sedangkan otot merupakan alat gerak aktif (Aryulina, 2004). Otot tersusun atas serabut otot serta diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Ketiga jenis otot inilah yang menopang pergerakan manusia mulai dari pergerakan tubuh hingga jantung. Ketika otot bergerak secara aktif akan menimbulkan adanya penegangan atau kontraksi. Penegangan otot atau kontraksi terjadi apabila otot menerima rangsangan. Terdapat dua macam kontraksi otot, yaitu kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Kontraksi isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan, contohnya adalah orang mengangkat beban yang tidak terlalu berat, sehingga beban terangkat. Kontraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan, contohnya adalah bila orang mengangkat beban yang terlalu berat, sehingga beban sama sekali tidak terangkat (Sloane, 2003). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa otot tersusun dari beberapa serabut otot. Saat otot berkontraksi berarti terjadi kontraksi pada serabut otot (muscle fibre contraction) pula. Kontraksi pada serabut otot ini diikuti dengan aktivitas listrik (electrical activity) (Luttmann, 1996). Adanya aktivitas listrik pada kontraksi ini menyebabkan besar kontraksi dapat diukur. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kontraksi otot berdasarkan aktivitas listik ini adalah elektromyograph (EMG). 1 2 Elektromiografi (elelctromyograph) adalah sebuah metode untuk pengukuran, menampilkan, dan penganalisaan setiap sinyal listrik (electrical sinyals) dengan menggunakan bermacam-macam elektroda. Sinyal listrik otot dapat diperoleh melalui pemasangan elektroda EMG yang diletakan di permukaan kulit pada otot yang akan diambil data sinyalnya. Elektroda EMG yang ditempelkan ini menyimpan data beragam kondisi sesuai dengan peletakkan elektrodanya. Sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan suatu sistem. Elektroda tersebut akan mengenali kondisi dengan memonitor sinyal otot yang sesuai dengan yang ada pada data yang tersimpan. Sinyal EMG juga digunakan dalam aplikasi klinis dan biomedis. EMG digunakan sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi penyakit neuromuskuler, menilai nyeri punggung bawah, kinesiologi, dan gangguan kontrol motor sinyal EMG juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk perangkat palsu seperti tangan buatan, lengan, dan tungkai bawah (Brown dkk, 2009). Analisa sinyal EMG menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk bermcam-macam aplikasi, diantaranya dalam mendiagnose penyakit syaraf dan dalam aplikasi ergonomi. Sinyal yang terukur ini dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi perintah rekrutmen atau untuk menganalisis biomekanik kondisi manusia dan hewan. Dengan berbagai penjelasan sebelumnya, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang ekstraksi ciri sinyal electromyograph untuk diskriminasi kondisi lengan tangan kanan dan bahu kanan. Kondisi lengan tangan kanan dan bahu kanan yang akan dicari sinyalnya dengan gerakan-gerakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya untuk diaplikasikan pada suatu sistem kendali. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 2 3 1. Bagaimana mengukur aktivitas otot yang berkontraksi pada lengan tangan kanan dan bahu kanan pada kondisi gerak yang sudah ditentukan dengan EMG untuk menghasilkan sinyal yang tepat? 2. Bagaimana memastikan otot-otot yang berpengaruh pada lengan tangan kanan dan bahu dalam kondisi gerak yang sudah ditentukan dengan menggunakan alat EMG untuk menghasilkan sinyal yang tepat? 3. Mencari hubungan gerakan mengangkat beban 5 kg sebanyak 2 kali, dan pada saat gerakan ke 2, beban di tahan pada sudut siku sebesar 90o pada tiap responden? 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa tingkat ketegangan otot lengan tangan kanan saat melakukan gerakan-gerakan yang menimbulan otot berkontraksi berbeda dengan tingkat ketegangan yang terjadi pada bahu kanan, hal ini dipengaruhi oleh gerakan tiap responden yang diukur dengan menggunakan Electromyograph. 1.4 Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penulis dalam menganalisis kasus ini adalah: 1. Mengukur aktivitas listrik otot yang berkontraksi pada lengan tangan kanan dan bahu pada kondisi gerak yang sudah ditentukan dengan EMG untuk menghasilkan sinyal yang tepat. 2. Memastikan otot-otot yang berpengaruh pada lengan tangan kanan dan bahu dalam kondisi gerak yang sudah ditentukan dengan menggunakan alat EMG. 3. Mencari hubungan gerakan mengangkat beban 5 kg sebanyak 2 kali, dan pada saat gerakan ke 2, beban di tahan pada sudut siku sebesar 90o pada tiap responden 4 1.5 Manfaat penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui teknik pengukuran aktivitas listrik otot dengan menggunakan elektroda surface EMG (Electromyography). 2. Mengetahui penempatan elektroda surface EMG pada lengan tangan kanan dan bahu pada kondisi gerak yang sudah ditentukan dengan menggunakan elektroda surface EMG (Electromyography). 3. Mengetahui otot-otot yang berpengaruh pada lengan tangan kanan dan bahu dalam kondisi gerak yang sudah ditentukan. 4. Mengetahui hubungan gerakan mengangkat beban 5 kg sebanyak 2 kali, dan pada saat gerakan ke 2, beban di tahan pada sudut siku sebesar 90o pada tiap responden.