aplikasi people, process, dan physical evidence

advertisement
76
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
APLIKASI PEOPLE, PROCESS, DAN PHYSICAL EVIDENCE
DI PT BANK SYARIAH MANDIRI SINGOSARI
Fani Firmansyah dan Hashniyah Zaadah F.A
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstract: PT Bank Syariah Mandiri Singosari a service company, in which the activity is conducted
simultaneously in services and the services of selling services. In carrying out its activities in services
has the purpose of obtaining profits. In addition, PT. Bank Syariah Mandiri Singosari also want to give
satisfaction to the customer in accordance with the wishes and needs of the product and service provided, as a barometer of customer satisfaction from the success of the company in providing products
and services that best suit the required and desired by the customer. Therefore, PT. Bank Syariah
Mandiri Singosari marketing mix must be set appropriately. To achieve the right marketing applications to be implemented by the PT Bank Syariah Mandiri Singosari whose activities in the field of
application services, namely people, process, and physical evidence. This study aims to determine how
the application of people, process, and physical evidence in PT Bank Syariah Mandiri Singosari. This
research is a descriptive qualitative research approach. Data and types of data used are primary and
secondary data. In this study data collection methods of observation, interviews, and documentation.
And data analysis in this research is the analysis of qualitative data. Results of this study that that
application people, process, and physical evidence are applied by PT Bank Syariah Mandiri Singosari
accordance with existing theory and application of people, process, and physical evidence has a positive role to the image of PT Bank Syariah Mandiri Singosari.
Keywords: people, process, dan physical evidence
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Perbankan
Syarah, menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut bank syariah,
mencangup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses, dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya dalam bidang jasa mempunyai tujuan yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perbankan syariah juga ingin memberikan kepuasan kepada nasabah sesuai keinginan dan kebutuhan atas produk
dan pelayanan yang diberikan, karena kepuasan
nasabah menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk dan pelayanan
yang terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh nasabah.
Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
tidak selalu mudah.Sebagian pelanggan memiliki
76
kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka sadari,
atau mereka tidak dapat mengartikulasikan kebutuhan ini. Terkadang mereka menggunakan katakata yang membutuhkan interpretasi. Apa artinya
ketika pelanggan menginginkan sebuah alat pemotong rumput yang ”bertenaga”, mesin bubut yang
”cepat”, pakaian renang yang menarik, atau hotel
yang ”mendukung istirahat”? Pemasar harus menyelidikinya lebih jauh (Kotler, 2009:13).
Untuk itu perbankan syariah harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengan tepat, oleh
karena itu perbankan syariah tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari nasabah.Karena
menurut Martutik (2010:18) ”keberadaan konsumen
berpengaruh penting terhadap tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian produk.”Borden (1964) dalam Kotler (2010:159)
menyatakan bahwa ”bauran pemasaran (marketing
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 77
mix) harus direncanakan secara harmonis agar
memberikan dampak maximum.”
Secara umum bauran pemasaran adalah mencakup sejumlah variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan untuk
mencapai market share yang telah ditetapkan dan
digunakan untuk memuaskan konsumen (Sucipto,
2011:67).
Pada dasarnya bauran pemasaran terdiri dari
bauran pemasaran untuk produk barang dan produk
jasa. Menurut Sucipto (2011:67) mengatakan bahwa
Komponen utama dalam bauran pemasaran
untuk produk barang terdiri atas empat jenis yang
biasanya disebut dengan ”4P” yaitu product
(produk), price (harga), place (distribusi), dan
promotion (promosi).Sedangkan untuk bauran
pemasaran produk jasa lebih luas daripada bauran
pemasaran produk barang, yaitu dengan menambahkan tiga elemen lagi, yaitu people (orang),
physical evidence (bukti fisik), dan process (proses
jasa itu sendiri).
Untuk perusahaan dibidang jasa, aktivitas yang
dilakukan berganda yaitu mengadakan jasa dan
menjual jasa. Melalui pelayanan yang baik, cepat,
ramah, kenyamanan ruangan, teliti dan akurat dapat
menciptakan kepuasan dan kesetiaan nasabah terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan. Untuk mencapai strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan
oleh perbankan syariah yang dalam aktivitasnya
dibidang jasa yaitu aplikasi people (orang), process
(proses), dan physical evidence (bukti fisik).
Alasan penulis melakukan penelitian pada
aplikasi people, process, dan physical evidence
pada PT Bank Syariah Mandiri Singosari, karena
dalam praktiknya aplikasi people, process, dan
physical evidence pada PT Bank Syariah Mandiri
Singosari dirasa masih ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah tidak cukup dengan proses yang mudah
dan cepat. Oleh karena itu, PT Bank Syariah
Mandiri Singosari harus dapat memperhatikan
penampilan karyawan, cara berbicara, dan sikap
karyawan. PT Bank Syariah Mandiri Singosari juga
harus dapat memperhatikan suasana ruangan yang
memberikan kenyamanan pada nasabah, penataan
tempat yang tidak terkesan, ruangan yang sejuk dan
wangi sehingga membuat nasabah nyaman berada
dalam ruangan.
Aplikasi Orang (People Aplication)
Orang sebagai subyek, dipahami sebagai semua
partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa,
yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, yang bisa mempengaruhi persepsi pembeli (Sucipto, 2011:70).
Sebagai lembaga keuangan bank memiliki tugas
jasa keuangan melalui penitipan uang (simpanan),
peminjaman uang (kredit) serta jasa-jasa keuangan
lainnya. Oleh karena itu, bank harus dapat menjaga
kepercayaan dari nasabahnya.Kepercayaan sangat
penting, karena tanpa kepercayaan masyarakat mustahil bank dapat hidup dan berkembang (Kasmir,
2005:201).
Untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan
nasabahnya maka bank perlu menjaga citra positif
dimata masyarakatnya.Citra ini dapat dibangun melalui kualitas produk, kualitas pelayanan, dan kualitas
keamanan. Tanpa citra yang positif maka kepercayaan yang sedang dan akan dibangun tidak akan
efektif.
Untuk meningkatkan citra perbankan, maka
bank perlu menyiapkan karyawan yang mampu
menangani keinginan dan kebutuhan nasabahnya.
Menurut Kasmir (2005) terdapat tujuh etiket
perbankan yang perlu siapkan oleh karyawan bank,
yaitu:
Perilaku People
Menurut Kasmir (2005:189) sikap dan perilaku
merupakan bagian penting dalam etiket perbankan.
Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku
yang harus ditunjukkan seluruh pegawai bank terutama karyawan di customer service. Sikap dan
perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada
seluruh nasabah tanpa pandang bulu.
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh setiap pegawai bank adalah sebagai berikut:
(1) Jujur dalam Bertindak dan Bersikap. Kejujuran
merupakan modal utama seseorang karyawan bank
dalam melayani nasabah. Kejujuran dalam berkata,
berbicara, bersikap maupun bertindak. Kejujuran
inilah yang akan menimbulkan kepercayaan nasabah
atas layanan yang diberikan (Kasmir, 2005:189). (2)
Rajin, Tepat Waktu, dan Tidak Pemalas Seorang
pegawai bank dituntuk untuk cekatan dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, tidak mudah
putus asa, dan tidak pemalas (Kasmir, 2005:189).
(3) Selalu Murah Senyum Dalam menghadapi nasabah
78
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
selalu murah senyum. Jangan sekali-kali bersikap
murung atau cemberut (Kasmir, 2005:189). Lemah
Lembut dan Ramah Tamah. (4) Dalam bersikap,
berbicara, dan melayani nasabah atau tamu selalu
lemah lembut dan ramah tamah sehingga dapat
menarik minat tamu dan membuat nasabah betah
berhubungan dengan bank (Kasmir, 2005:189). (5)
Sopan Santun, Tutur Kata, dan Hormat dalam memberikan pelayanan kepada nasabah selalu bersikap
sopan santun, tutur kata, dan hormat. Dengan demikian nasabah akan tunduk dan hormat terhadap
karyawan bank tersebut (Kasmir, 2005:189). (6) Periang dan Selalu Ceria dan Pandai Bergaul dalam
memberikan pelayanan tunjukkan sikap periang dan
selalu ceria dan pandai bergaul, sehingga akan menyebabkan nasabah merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama (Kasmir, 2005:189). (7)
Simpatik maksudnya memberikan pelayanan yang
dapat menyenangkan dan tidak menjengkelkan
nasabah (Kasmir, 2005:189). (8) Fleksibel dalam
menghadapi nasabah, selalu memberikan pengertian
dan suka mengalah kepada nasabah. Segala sesuatu
dapat diselesaikan dan selalu ada jalan keluarnya
dengan cara yang fleksibel (Kasmir, 2005:189). (9)
Serius dalam melayani nasabah serta tabah dalam
menghadapi nasabah yang sulit berkomunikasi atau
yang suka ngeyel (Kasmir, 2005:189). (10). Memiliki
Rasa Tanggung Jawab terhadap pekerjaannya sampai nasabah merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan (Kasmir, 2005:189). (11) Rasa Memiliki
Perusahaan yang Tinggi sehingga motivasi untuk
melayani nasabah juga tinggi dan memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan
(Kasmir, 2005:189). (12) Suka Menolong Nasabah
maksudnya suka menolong nasabah yang belum
mengerti atau sedang mengalami kesulitan sampai
menemui jalan keluarnya.Kemudian karyawan bank
suka mengalah dan selalu bersikap tenang (Kasmir,
2005:189).
Penampilan People
Dalam melayani nasabah karyawan bank dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin. Hal
ini disebabkan penampilan merupakan hal yang
pertama yang dilihat oleh nasabah. Dengan penampilan awal yang baik akan memberikan kesan yang
baik terhadap nasabah, sehingga timbul rasa kagum,
simpatik, dan hormat terhadap nasabah (Kasmir,
2005:191).
Secara umum penampilan prima yang ditampilkan oleh setiap pegawai bank adalah sebagai
berikut: (1) Wajar, maksudnya setiap karyawan bank
harus wajar dalam bersikap dan bertindak dalam
arti tidak dibuat-buat. Hal ini akan tergambar dari
wajar yang selalu tampak ceria dan murah senyum
dan tidak bersikap murung (Kasmir, 2005:191). (2)
Dalam hal berpakaian harus berpenampilan rapi,
serasi dan bersih dan tidak menggunakan asesoris
dan bermake up yang berlebihan (Kasmir, 2005:191).
(3) Selalu mengucapkan salam bila bertemu atau
berpisah dengan nasabah atau tamu, termasuk ucapan terima kasih (Kasmir, 2005:191). (4) Selalu bersikap optimis dan tidak pesimis serta tidak ragu-ragu
dalam bertindak, sehingga mampu memberikan
keyakinan kepada nasabah atas layanan yang
diberikan (Kasmir, 2005:191). (5) Berperilaku yang
baik, lincah, gesit, mudah bergaul, dan cepat tanggap
namun tidak over acting di depan nasabah, yang
pada akhirnya dapat membuat nasabah jengkel
(Kasmir, 2005:191). (6) Lemah lembut dan sopan
santun dalam melayani nasabah, membuat nasabah
merasa memperoleh perhatian serius (Kasmir, 2005:
191). (7) Selalu memberikan perhatian, tidak cuek
dalam menghadapi nasabah, dalam hal ini nasabah
merasa memperoleh perhatian serius (Kasmir, 2005:
191). (8) Selalu suka membantu, sehingga nasabah
merasa ringan dalam menghadapi urusannya
(Kasmir, 2005:191).
Cara Berpakaian
Cara berpakaian merupakan salah satu bagian
dari penampilan.Pakaian menunjukkan kepribadian
seseorang. Oleh karena itu, cara berpakaian pun
harus memperoleh perhatian yang cukup serius dalam memberikan layanan (Kasmir, 2005:192).
Dalam praktiknya cara berpakaian yang baik
adalah sebagai berikut: (1) Gunakan pakaian dinas
yang sudah ditentukan pada hari-hari tertentu.
Kemudian gunakan pakaian yang lembut dan jangan
menggunakan warna yang norak (Kasmir, 2005:
192). (2) Gunakan pakaian yang necis dan rapi,
kenakan kemeja dengan kancing yang rapi (tidak
kelihatan dada) dan lengan baju jangan digulung
(Kasmir, 2005:192). (3) Hindari pakaian yang tidak
lazim dengan model yang tidak lazim dan warna
yang mencolok (norak) sehingga menarik perhatian
orang lain (Kasmir, 2005:192). (4) Jangan mengenakan asesoris yang berlebihan pada pakaian dan
badan seperti gelang, kalung, anting atau perhiasan
lainnya (Kasmir, 2005:192). (5) Gunakan celana
gelap dengan variasi kantong yang normal tidak
berlebihan, sehingga menghindari kesan kotor dan
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 79
kumal (Kasmir, 2005:192). (6) Masukkan baju ke
dalam celana, sehingga terlihat rapi, jangan sekalikali menggunakan baju yang keluar (Kasmir, 2005:
192). (7) Gunakan tanda pengenal yang telah
diwajibkan, sehingga nasabah dengan mudah dapat
menyebut atau memanggil nama yang bersangkutan.
Kemudian tempatkan tanda pengenal tersebut pada
tempatnya (Kasmir, 2005:192). (8) Gunakan sepatu
dan kaos kaki yang serasi dengan pakaian dan tidak
diperkenankan memakai sandal di kantor. Kaos kaki
yang kotor dan bau akan menimbulkan pelayanan
yang tidak sedap (Kasmir, 2005:192).
Cara Berbicara
Menurut Kasmir (2005:193) di samping cara
berpakaian yang baik karyawan bank dituntut untuk
mampu berkomunikasi dengan nasabah. Komunikasi yang dilakukan diharapkan dapat membuat
nasabah tertarik dan terkesan terhadap bank. Komunikasi ini penting mengingat merupakan langsung
berbicara ke nasabah. Oleh karena itu, dalam etiket
cara berbicara diatur sebagai berikut: (1) Biarkan
nasabah berbicara lebih dulu, agar bank dapat informasi tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan
nasabah dengan jelas (Kasmir, 2005:193). (2)
Jangan sekali-kali memotong pembicaraan nasabah
dan usaha bicara setelah nasabah setelah bicara.
Artinya, tidak menyela pembicaraan nasabah,
kecuali nasabah bertanya (Kasmir, 2005:193). (3)
Pada saat nasabah bicara dengar baik-baik dan beri
perhatian penuh, perhatikan apa, mengapa dan
bagaimana isi pembicaraan, sehingga segala sesuatu
menjadi jelas dan tidak perlu mengulang pertanyaan
(Kasmir, 2005:193). (4) Dengarkan baik-baik apa
yang dibicarakan nasabah dengan seksama dan usaha dan catat bila perlu, sehingga tidak lupa tentang
harapan dan keinginan nasabah (Kasmir, 2005:193).
(5) Tanggap isi pembicaraan yang diinginkan nasabah dengan penjelasan yang tenang dan menyenangkan (Kasmir, 2005:193). (6) Bersikaplah rileks,
santai, dan tidak tegang dalam menghadapi nasabah
dan jangan mengkritisi nasabah (Kasmir, 2005:193).
(7). Jangan bersikap marah dan mengadili nasabah.
Karyawan bank diharapakan berbicara dalam volume suara yang datar dan kata-kata yang santun
(Kasmir, 2005:193). (8) Jangan berprasangka buruk
terhadap nasabah (Kasmir, 2005:193). (9) Hargai
setiap usul yang diberikan nasabah (Kasmir, 2005:
193). (10) Usahakan suara lemah lembut dan jangan
bersuara terlalu besar (Kasmir, 2005:193). (11)
Jangan berbicara sambil mendengarkan nasabah lain
yang sedang bicara (Kasmir, 2005:193).
Cara Bertanya
Terkadang keinginan dan kebutuhan nasabah
yang dijelaskan lewat pembicaraan langsung tidak
atau kurang jelas. Hal ini sangat berbahaya karena
dapat memberikan jawaban yang salah tidak seperti
apa yang diinginkan nasabah. Oleh karena itu, untuk
setiap penjelasan yang kurang jelas, perlu ditanyakan kembali k nasabah. Namun cara bertanya pun
harus diatur, sehingga nasabah tidak merasa tersinggung dan mungkin bahkan merasa senang. (Kasmir,
2005:194)
Menurut Kasmir (2005:195) cara bertanya
yang baik antara lain: (1) Siapkan pertanyaan yang
akan diajukan ke nasabah, terlebih dulu dengan
prioritas pertanyaan selanjutnya. (2) Pilih waktu
yang tepat untuk bertanya. Perhatikan kondisi nasabah pada saat itu dan objek pembicaraan. (3)
Berusahalah mengenali nasabah, baik asal atau latar
belakangnya melalui riwayat hidup atau dokumen
lainnya. (4) Minta izin jika hendak bertanya, biasakan
dengan permulaan kalimat melalui kata-kata maaf.
(5) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
jangan bertele-tele. (6) Hindarkan pertanyaan yang
tidak jelas yang dapat memberikan pemahaman yang
berbeda, sehingga menimbulkan salah paham. (7).
Ciptakan suasana yang kondusif, yaitu suasana
tenang dan nyaman. (8). Berikan alasan yang tepat
untuk pertanyaan yang sensitive. (9) Jangan bertanya yang bersifat mengancam, sehingga nasabah
enggan untuk menjawab.
Gerak-Gerik
Menurut Kasmir (2005:197) gerak-gerik yang
diperlihatkan oleh karyawan bank dalam melayani
nasabah perlu diperhatikan. Gerak-gerik yang salah
akan menyebabkan salah paham antara nasabah
dengan karyawan serta dapat membuat kondisi
nasabah tidak nyaman.
Adapun gerak-gerik yang diperlukan dalam
suatu etika adalah sebagai berikut: (1) Raut muka,
merupakan ekspresi perasaan dan emosi seseorang.
Oleh karena itu, setiap pegawai bank harus menunjukkan raut muka yang selalu ceria dan merupakan
pantangan memberikan raut muka cemberut atau
sedih atau sinis (Kasmir, 2005:197). (2) Mata, dalam
menatap nasabah mata jangan terlalu memandang
curiga atau memandang enteng. Usaha kontak mata
80
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
jangan terlalu lama atau penuh selidik (Kasmir, 2005:
197). (3) Senyum, merupakan gerakan bibir dan
dapat menyenangkan nasabah. Dalam memberikan
pelayanan haruslah murah senyum, akan tetapi
bukan senyum yang dibuat-buat (Kasmir, 2005:197).
(4) Gerakan tangan, kaki, kepala, dan seluruh tubuh
janganlah terlalu kaku, karena setiap gerakan mengandung arti tersendiri (Kasmir, 2005:197). (5) Cara
berjalan, duduk, atau berdiri perlu diatur sebaik
mungkin, sehingga tampak menyenangkan dan
anggun didepan nasabah (Kasmir, 2005:197).
Etiket Pelayanan Nasabah
Telah kita ketahui bahwa dalam memberikan
pelayanan pegawai bank selalu dituntut agar dapat
memuaskan nasabah tanpa melanggar harga diri
atau etika. Dalam memberikan pelayanan juga diperlukan etiket, sehingga kedua belah pihak baik nasabah maupun pegawai bank dapat saling menghargai
(Kasmir, 2005:196).
Menurut Kasmir (2005:197) secara umum etiket pelayanan yang dapat diberikan oleh pegawai
bank dalam rangka pelayanan adalah sebagai berikut: (1) Mengucapkan salam pada saat bertemu
dengan nasabah, seperti selamat pagi, selamat siang,
atau selamat sore. Jika kita sudah tahu agama nasabah, misalnya muslim maka ucapkan assalamu’alaikum.
Berdasarkan bank syariah pada saat bertemu
dengan nasabah mengucapkan assalamu’alaikum.
(2) Setelah mengucapkan salam, segera mempersilahkan tamu untuk masuk atau duduk dengan sopan
atau suruh menunggu sebentar. (3) Baik dalam
mengucapkan salam maupun mempersilahkan tamu
masuk atau duduk selalu dengan ramah dan murah
senyum. (4) Bertanya tentang keperluan nasabah,
secara ramah, sopan, dan lemah lembut. (5) Biasakan dan mulaikan mengucapkan tolong atau maaf
untuk menyuruh nasabah mengisi formulir atau menunggu sesaat. (6) Ucapkan kata terima kasih apabila nasabah memberikan saran atau hendak pamit
setelah menyelesaikan masalahnya.
Proses merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu organisasi jasa, terutama dalam bauran
pemasaran jasa, hal ini dikarenakan banyak pelanggan yang sering kali menentukan keputusan pemilihannya terletak dari mudahnya proses selama,
akan, sedang ataupun setelah menggunakan jasa
tersebut (Martutik, 2010:51).
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Masyarakat pada umumnya akan mengambil keputusan praktis, fleksibel, dan efisien. Bersamaan dengan itu masyarakat dalam memilih suatu
produk atau jasa akan mengambil keputusan dimana
produk atau jasa tersebut mempunyai kemudahan
dan kecepatan dalam pelayanan.
Oleh karena itu, dalam melayani nasabah
diharapkan semua karyawan bank harus melakukan
sesuai prosedur. Layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat
kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan
sesuai dengan keinginan nasabah.Diharapkan semua
karyawan bank dalam melayani nasabah tidak membuat nasabah bosan karena menunggu terlalu lama.
Aplikasi Bukti Fisik (Physical Evidence
Aplication)
Bukti fisik (physical evidence) adalah struktur
fisik dari sebuah perusahaan yang merupakan
komponen utama dalam membentuk kesan sebuah
perusahaan.Bukti fisik memiliki peranan penting
untuk menarik minat konsumen agar datang ke suatu
perusahaan dan melakukan pembelian (Anonim,
2013).
Menurut Sucipto (2011:70) bukti fisik (physical
evidence) adalah lingkungan fisik di mana jasa
tersebut disampaikan dan di mana perusahaan dan
konsumen berinteraksi, dan setiap komponen
tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi
jasa tersebut.
Unsur-unsur Physical Evidence
Unsur-unsur ini sangat diperlukan dalam memajukan perusahaan, karena hal ini dapat mempeAplikasi Proses (Pocess Aplication)
ngaruhi penilaian pelanggan terhadap jasa perbanMenurut Sucipto (2011:71) ”proses ini mencer- kan syariah. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam
minkan semua elemen bauran pemasaran jasa physical evidence, antara lain:
dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen.” • Lingkungan Fisik (servicescapes)
Dengan demikian, pemasaran harus dilibatkan ketika
Dalam sebuah operasi kerja diperlukan penyedesain proses jasa dibuat karena pemasaran juga
leksian operator kerja yang memenuhi syarat
sering terlibat dan bertanggung jawab dalam pengsehat fisik dan psikologis serta memilikiskill
awasan kualitas jasa.
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 81
yang menunjang, tetapi tanpa adanya lingkungan fisik kerja yang baik maka akan timbul berbagai masalah dalam operasi kerja.
Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak
luput dari kekurangan, dalam arti segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam
perusahaan (interior), dan dapat juga dari luar perusahaan (eksterior). Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia.
Lingkungan fisik dibagi menjadi dua, yaitu:
Lingkungan Eksterior
Merupakan lingkungan atau penampilan luar
dari sebuah perusahaan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh
karena itu dalam mendesain bagian luar perusahaan
harus memperhatikan seperti:
• Desain Eksterior
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni atau keindahan, di mana eksterior adalah cerminan awal dari
pengunjung dalam beraktivitas pada sebuah bank.
Eksterior memiliki peran yang sangat penting untuk
menimbulkan kesan nyaman bagi pengunjung dalam
beraktivitas. (1) Signage, Signage adalah setiap
jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari
ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di
luar bangunan. Tanda-tanda ini ditampilkan pada
eksterior dan interior yang digunakan sebagai label
(nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk
arah (seperti pintu masuk) dan menyampaikan
aturan-aturan perilaku (tidak merokok, anak-anak
harus disertai orang dewasa). (2) Area parkir Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat
berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk
umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana
umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa.Penyelenggaraan fasilitas
parkir untuk umum dilakukan oleh pemerintah,
badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang diusahakan. (3) Landscape, Pemandangan terdiri dari
fitur yang terlihat seperti luas tanah, termasuk
elemen-elemen fisik seperti bentang alam, unsurunsur hidup flora dan fauna, unsur-unsur abstrak
seperti pencahayaan dan kondisi cuaca, dan unsur-
unsur manusia seperti aktivitas manusia dan lingkungan binaan.
Lingkungan Interior
Merupakan penampilan di dalam sebuah perusahaan. Dalam merancang lingkungan interior harus
dapat menampilkan suasana yang nyaman dan
aman bagi pelanggan. Fasilitas yang mempengaruhi
terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal
dari dalam antara lain: (a) Desain interior, Adalah
profesi yang kreatif dan solusi-solusi teknis yang
diterapkan dalam struktur yang dibangun untuk
mencapai lingkungan interiornya.Desain di ciptakan
sebagai respon terhadapdan terkoordinasi dengan
kode dan persyaratan peraturan dan mendorong
prinsip-prinsip lingkungan yang ada di dalam ruangan. (1) Peralatan, Peralatan adalah segala keperluan
yang digunakan manusia untuk mengubah lingkungan sekitar, termasuk dirinya dan orang lain, dengan
menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari
teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat
sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk menopang dan mempermudah kebutuhan hidup manusia
tersebut. (2) Tata Ruang. Tata ruang mengacu pada
cara-cara penyusunan mesin-mesin, peralatan, dan
perabotan sesuai ukuran, bentuk dan fungsinya
untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pelanggan
dan karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal
dari dalam adalah semua keadaan yang terdapat di
sekitar tempat kerja antara lain yaitu: (a) Penerangan (Lighting). Berdasarkan penelitian, cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh negatif
terhadap ketrampilan kerja. Dalam melaksanakan
tugas sering kali karyawan membutuhkan penerangan yg cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan
tersebut memiliki ketelitian. Penerangan memiliki
manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu
untuk proses kelancaran kerja, karena penerangan
atau cahaya yang kurang cukup terang dapat menggangu penglihatan karyawan menjadi tidak jelas
pada saat bekerja. Sehinnga pekerjaan mereka akan
menjadi terhambat, banyak mengalami kesalahan,
serta menjadi kurang efisien didalam melaksanakan
dan menjalankan pekerjaan-pekerjaaan tersebut
pada akhirnya tujuan perusahaan yang diharapkan
akan sulit untuk dicapai. (b) Temperatur. Temperatur
dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat
kerja kondisi fisik dan emosi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja kerja karyawan.Temperature
82
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
antara 73 o F sampai 77o F cocok untuk ruang kerja
dengan kelembaban antara 25% hingga 50%. Temperature yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan emosi karyawan.
(c) Sirkulasi Udara. Jika kondisi didalam kantor yang
kemungkinan penuh dengan karyawan sangatlah
perlu diperhatikan adanya pertukaran udara yang
cukup terutama didalam ruangan kerja. Karena adanya pertukaran udara yang cukup akan memberikan
kesegaran fisik bagi karyawan. Sebaliknya kurangnya pertukaran udara akan menyebabkan turunnya
semangat kerja karyawan, sehingga tidak ada motivasi di dalam melakukan tugas dan pekerjaan
mereka. (d) Kebisingan. Kebisingan yaitu bunyi
yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena dengan adanya kebisingan maka
konsentrasi dalam berkerja akan terganggu. Dalam
jangka panjangnya bunyi tersebut dapat menggangu
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dapat
terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dan akan
berpengaruh pada emosi karyawan. (e) Bau-bauan.
Adanya bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai
”polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi pekerja. Temperatur dan kelembaban adalah dua factor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman. Pemakaian air conditioning yang tepat
adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar
tempat kerja. (f) Pewarnaan. Warna ruang kantor
yang serasi dapat meningkatkan produksi, meningkatkan moral kerja dan menurunkan terjadinya kesalahan kerja. Penentuan warna dalam ruang kerja
sangat mempengaruhi perilaku kerja. Oleh karena
itu, pemilihan warna parlu disesuaikan dengan luas
ukuran ruangan dan kondisi fisik ruang. (g) Musik.
Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengaruh positif terhadap semangat kerja dan peningkatan produksi. Bahkan penggunaan musik pun
dapat menurunkan tinggat absensi dan mengurangi
kelelahan dalam bekerja. Efektif tidaknya musik di
gunakan dalam jam kerja, bergantung pada jenis
musik yang di mainkan oleh karena itu penggunaan
musik kerja perlu di sesuaikan dengan kesukaan
karyawan dan kondisi ruang kerja. (h) Kebersihan.
Lingkungan yang bersih dapt menimbulkan perasaan yang nyaman dan senang sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang.
Lingkungan Pendukung Perusahaan Lain
yang Berwujud
1) Kartu Nama (Business Card)
Adalah sebuah keharusan bagi seorang profesional. Dengan kartu nama, seseorang membuka diri bahwa dirinya siap mengeksplorasi
peluang. Karena itu, kartu nama vital untuk
memperluas jaringan. ”Kartu nama adalah
strategi marketing kita kepada semua orang.
Seorang profesional wajib memiliki kartu nama.
2) Brosur, Pamflet, dan Buklet
Adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri
dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak
terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam
sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu
(antara lain dengan stapler, benang, atau kawat),
biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO,
brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak
dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan),
memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak
lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
3) Halaman Web
Adalah suatu dokumen atau sumber informasi
yang sesuai untuk World Wide Web dan dapat
diakses melalui web browser dan ditampilkan
di layar komputer.
4) Seragam
Adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi sewaktu
berpartisipasi dalam aktivitas organisasi. Seragam modern dikenakan oleh angkatan bersenjata dan organisasi-organisasi paramiliter seperti
polisi, layanan darurat, satpam, di beberapa
tempat kerja dan sekolah-sekolah dan oleh
narapidana di penjara.
5) Laporan keuangan
Adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut.
Aplikasi Orang (People Aplication) dalam
Islam
Muhammad (2012) mengemukakan ”dalam
Islam terdapat sembilan macam etika (akhlak) yang
harus dimiliki seorang tenaga pemasaran. Yaitu: (1)
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 83
Memiliki kepribadian spiritual (taqwa); (2) Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq); (3) Berlaku adil
dalam berbisnis (al-’adl); (4) Melayani nasabah
dengan rendah hati (khitmah); (5) Selalu menepati
janji dan tidak curang (tahfif); (6) Jujur dan terpercaya (amanah); (7) Tidak suka berburuk sangka;
(8) Tidak suka menjelek-jelekkan; dan (9) Tidak
melakukan suap (risywah).”
Selain sembilan etika tersebut,marketer syariah
harus menghindari hal-hal sebagai berikut: (1) Tidak
adil dalam penentuan tarif dan uang pertanggungan;
(2) Melakukan transaksi terhadap produk yang
mengandung unsur maisar, gharar,dan riba maisar;
transaksi tadlis; (3) Khianat atau tidak menepati
janji; (4) Menimbun barang untuk menaikkan harga;
(5) Menjual barang hasil curian dan korupsi; (6)
Sering melakukan sumpah palsu atau sering berdusta; (7) Melakukan penekanan dan pemaksaan terhadap pelanggan; (8) Mempermainkan harga; (9)
Mematikan pedagang kecil; (10) Melakukan monopoli’s rent seekingatau ikhtikar; (11) Tallaqi rukban;
(12) Melakukan suap atau sogok untuk melancarkan
kegiatan bisnis (riswah); dan (13) Melakukan tindakan korupsi ataupun money laundry (Muhammad,
2012).
Menurut Sucipto (2011:71) ada empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi pemasar sebagai berikut:
• Teistis (rabbaniyyah)
Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah, dala setiap aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari
melakukan strategi pemasaran, memilah-milah
pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar
mana yang harus menjadi fokusnya (targeting),
hingga menetapkan identitas perusahaan yang
harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya (positioning).
• Etis (Akhlaqiyyah)
Syariah marketer mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya sehingga tidak menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan keuntungan financial
yang sebesar-besarnya.
• Realistis (Al-Waqi’iyyah)
Syariah marketer tidak kaku, tidak ekslusif,
tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam bersikap
dan bergaul. Ia sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di likngkungan yang sangat
heterogen, dengan beragam suku, agama, dan
ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah swt
dan dicontohkan oleh nabi untuk bisa bersikap
lebih bersahabat, santun, dan simpatik terhadap
saudara-saudaranya dari umat lain.
• Humanistis (Al-Insaniyyah)
Dengan memiliki nilai humanistissyariah marketer akan menjadi manusia yang terkontrol,
dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang
serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bukan menjadi manusia yang bias bahagia di
atas penderitaan orang lain atau manusia yang
hatinya kering dengan kepedulian sosial.
Aplikasi people didalam perbankan syariah
tidak hanya diperhatikan dalam hal perilakupeople
di dalam islam, perbankan syariah juga harus memperhatikan bagaimana cara berpakaian dan berpenampilan dalam islam sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam QS Al A’Raaf: 26.
Artinya:
”Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.dan pakaian
takwa. Itulah yang paling baik yang demikian itu
adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa islam dengan
prinsip-prinsipnya yang sempurna membolehkan
umatnya untuk tampil dengan pakaian dan perhiasan
yang layak dan terhormat dihadapan masyarakat.
Dengan syarat sesuai dengan adab berpakaian
dalam islam. (Rahman, lenterahati21.blogspot.com)
Aplikasi Proses (Process Aplication) dalam
Islam
Menurut Martutik (2010:51) dalam proses ini,
islam mengatur kecepatan dan kemudahan proses
dari pelayanan, sebagaimana hadist Nabi SAW
‫باَج ْنَع‬
ِ‫بِر‬
ْ‫بَع ِن‬
ْ‫ضَر ُهْنَع هللا ِد‬
ِ ‫سَر ْنَأ ُهْنَع هللا َي‬
ُ‫ص ِهللا ِلْو‬
َ ‫ُهللا ىَّل‬
‫س ًالُجَر هللا َمِحَر( هاور‬
َ‫ب اَذِا ًاحْم‬
َ‫تْقِا اَذِاَو َعا‬
َ‫ض‬
َ ‫ ى‬: ‫يَلَع‬
ْ‫سَو ِه‬
َ‫ق َمِّل‬
َ‫َلا‬
)‫ىراخبلا‬
Artinya: ”Dari Jabir bin Abdulah ra,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Allah
menyayangi seseorang yang bermurah hati
ketika menjual, ketika membeli dan ketika
mengadakan penagihan”.
Aplikasi proses pada pemasaran jasa dalam
Islam terutama pada bank syariah, di dalam
84
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
menjalankan usahanya mengutamakan konsistensi
penerapan prinsip syariah dengan menggunakan
sistem non bunga dengan menggunakan pelayanan
sesuai dengan prinsip syariah.
Muhammad (2000:22) mengemukakan non
bunga dalam bank syariah dalam istilah ekonomi
diartikan dengan pembagi laba, secara definisi
diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba
pada para pegawai suatu parusahaan.
Aplikasi Bukti Fisik (Physical Evidence
Aplication) dalam Islam
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Allah
menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan
pengaturan yang tepat, hal ini dapat dilihat dalam
firman Allah surat Ali Imron ayat 190–191 (Hasan,
2011:89)
Artinya:
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): ”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Dalam surat di atas dapat dilihat bahwa diperlukan pengaturan yang tepat untuk mendesain tata
letak sebuah perusahaan agar memperlancar proses
produksi atau proses operasional. (Hasan, 2011:90)
Menurut Hasan (2011:90) desain tata letak juga
dapat memperindah ruang, hal ini dapat dilihat dalam
hadist berikut:
‫بَع ْنَع‬
ْ‫ب هللا ِد‬
ْ‫سَم ن‬
ْ‫ص ِّيبَّنلا ْنَع ٍدوُع‬
َ ‫يَلَع هللا ىَّل‬
ْ‫سَو ِه‬
َ‫َهللا َّنِإ َمَّل‬
‫يِمَج‬
ْ‫ي ٌل‬
ُ‫َامَجلا ُّبِح‬
Artinya:
Perbankan syariah merupakan perusahaan di
mana dalam aktivitasnya menggunakan prinsip
syariah.Tidak hanya people dan process yang harus
sesuai dengan syariah, didalam physical evidence
juga harus disesuaikan dengan prinsip syariah,
seperti dalam penataan toilet di perbankan syariah.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Ayyub
Al Anshari bahwa:
‫تَأ اَذِإ‬
َ‫ مُكُدَحَأ ى‬: ‫سَر َلاَق‬
ُ‫ هللا ُلو‬: ‫بَأ ْنَع‬
ِ‫يَأ ي‬
ُّ‫َلَاق ِّيِراصْنَألا َب و‬
‫ئاَغْلا‬
ِ‫ف َط‬
َ‫ي َال‬
َ‫س‬
ْ‫ت‬
َ‫بْق‬
ِ‫بِقْلا ل‬
ْ‫يَالَو َةَل‬
ُ‫ش ُهَر ْهَظ اَهِّلَو‬
َ‫بِّرَغ ْوَأ اوُقِّر‬
ُ‫او‬
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari
bahwa ia berkata, ”Rasulullah SAW bersabda:
Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi tempat buang air besar, maka janganlah
ia menghadap kea rah kiblat dan jangan pula
membelakanginya. Akan tetapi, menghadaplah
ke timur atau ke barat.”
Adapun keterangan hadits ini, dikemukakan
oleh Al Isma’ili dalam Abdullah bin Baz (2008:42–
43) pengertian ”kecuali bila berada di suatu bangunan, terhadap tembok maupun yang sepertinya”
adalah seperti batu, pagar, pohon, dan pembataspembatas lain. Al Isma’ili berkata, ”dalam hadits
yang disebutkan pada bab ini tidak ada keterangan
yang mengindikasikan pengecualian seperti itu”.
Adapun lafazh hadits tersebut versi Imam
Ahmad, adalah:
‫سَر َناَك‬
ُ‫ي هللا ُلْو‬
َ‫سَن ْنَأ اَناَهْن‬
ْ‫ت‬
َ‫بْد‬
ِ‫قْلا َر‬
ِ‫ب‬
ْ‫سَن ْوَا َةَل‬
ْ‫ت‬
َ‫ق‬
ْ‫ب‬
ِ‫ب اَهَل‬
ِ‫ف‬
ُ‫اَذِإ اَنِجوُر‬
‫ث‬
ُ‫تْيَاَر َّم‬
ُ‫ق ُه‬
َ‫ب‬
ْ‫تْوَم َل‬
ِ‫ب ِه‬
ِ‫ي ٍماَع‬
َ‫ب‬
ُ‫سُم ُلْو‬
ْ‫ت‬
َ‫بْق‬
ِ‫قْلا َل‬
ِ‫ب‬
ْ‫ِةَل‬: ‫َلاَق‬. ‫َءاَمْلا اَنْقَرَه‬
Artinya:
Rasulullah SAW melarang kami membelakangi dan menghadap kiblat dengan kemaluankemaluan kami saat kami menumpahkan air
(kencing). Jabir menambahkan, ”kemudian aku
pernah melihat beliau SAW setahun sebelum
wafat kencing dengan menghadap kiblat”.
Hadits ini bukan untuk menghapus hukum
larangan menghadap kiblat sebagaimana anggapan
sebagian orang, hadits ini dipahami bahwa kejadian
tersebut berlangsung di tempat tertutup (bangunan)
mengingat kebiasaan Nabi SAW yang senantiasa
menutup diri bila melakukan hal-hal seperti itu.
Desain tata letak merupakan salah satu strategi
Salah satu syarat sah dalam sholat ialah mengjuga dalam manajemen operasional, yaitu strategi hadap ke arah kiblat, oleh karena itu dalam menata
yang digunakan untuk mengatur ruangan seefisien ruangan sholat atau musholla dalam perbankan
dan seefektif mungkin karena dengan desain yang syariah dihadapkan pada arah kiblat sebagaimana
telah direncanakan diharapkan proses produksi yang telah dijelaskan dalam hadits shahih dari Ibnu
dapat berjalan dengan lancar. (Hasan, 2011:91)
”Sesungguhnya Allah itu maha indah, dan
mencintai keindahan” (HR. Muslim: 1921 dan
1922, Abu Dawud: 3568, Ibn Majah: 58, dan Ahmad:
3600)
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 85
Majjah yang dishahihkan oleh Inu Khuzaimah dan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
Ibnu Hibban dari hadits Abi Humaid Sa’idi, yaitu:
berupa penjelasan maupun keterangan melalui
wawancara dengan pihak Operational Officer,
‫يِدَحَو‬
ْ‫با ِث‬
ْ‫صَو ْهَجاَم ِن‬
َ ‫با ُهَحَّح‬
ْ‫يَزُخ ُن‬
ْ‫باَو ُهَم‬
ْ‫بِح ُن‬
ًّ‫ِثْيِدَح ْنِم َن ا‬
Marketing, dan Customer Service terkait dengan
‫سَر َناَك‬
ُ‫صلا ىَلِا َماَق اَذِا معلص هللا ُلو‬
َّ‫ ِةاَل‬: ‫يَمُح‬
ْ‫سلا ٍد‬
َّ‫َلاَق ِّىِدِعا‬
aplikasi people, process, dan physical evidence
‫ ىَلِا َتْمُق اَذِا‬: ‫بْكَا ُهللَا‬
َ‫يِدَحِلَو ُر‬
ْ‫((ِث‬: ‫سا‬
ْ‫ت‬
َ‫بْق‬
َ‫بِقْلا َل‬
ْ‫فَرَو َةَل‬
َ‫ي َع‬
َ‫َلاَقَو ِهْيَد‬
di PT Bank Syariah Mandiri KCP Singosari. Se)‫تُم‬
َّ‫ف‬
َ‫يَلَع ٌق‬
ْ‫(ِه‬. ‫َثيدَحْلَا‬. ‫صلا‬
َّ‫ف ِةَال‬
َ‫بَك‬
ِّ‫ْر‬
dangkan data sekunder merupakan data yang diperArtinya:
oleh secara tidak langsung berupa data lain yang
”Dan hadits shahih dari Ibnu Madjah yang
diperoleh melalui studi kepustakaan berupa literatur,
dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah dan Ibnu
jurnal, makalah, buletin, internet, dan sumber lainnya
Hibban dari hadist Abi Humaid Sa’idi bahwa
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Rasulullah, jika sholat menghadap kiblat dan
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
mengangkat kedua belah tangannya dengan
peneliti dalam penelitian ini yaitu studi lapangan dan
membaca ”Allahu Akbar”. Dan menurut hadits:
studi pustaka. Dalam studi lapangan, peneliti me”Bila kamu menjalankan sholat, takbirlah…..”
ngumpulkan data dengan melakukan observasi,
seterusnya hadits. (Diriwayatkan oleh Bukhari
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk
dan Muslim).
studi pustaka, peneliti mengumpulkan data yang
bersumber dari buku-buku yang membahas dan
Dari uraian hadits di atas dapat disimpulkan
berhubungan dengan obyek penelitian.
bahwa penerapan aplikasi physical evidence pada
perbankan syariah juga dianjurkan dalam islam.
Penerapan strategi-strategi pemasaran harus diper- PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
hatikan kaidah-kaidah dalam syariah marketing, Aplikasi Orang (People Aplication)
sehingga dalam menjalankan strategi pemasaran
Untuk meningkatkan citra bank Syariah Mandiri
tidak menyimpang dari tuntunan al-Qur’an dan KCP Singosari, maka bank Syariah Mandiri KCP
Sunnah Rasul.
Singosari perlu menyiapkan pegawai yang mampu
METODE
Penelitian dilakukan di PT Bank Syariah
Mandiri yang beralokasikan di Ruko Puri Kendedes
A 2-1 Jl. Raya Mondoroko Singosari.Penelitian ini
dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Moleong (dalam
Luthfiana, 2012:47) metode kualitatif adalah penelitian yang memiliki maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dll, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu kontek
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Sedangkan penelitian deskriptif menurut Sugiyono
(dalam Luthfianah, 2012:48) penelitian melalui pendekatan deskriptif adalah penelitian yang memandu
peneliti untuk mengekplorasi dan atau memotret
situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas
dan mendalam.
Dalam penelitian ini, peniliti mendeskripsikan
tentang aplikasi people, process,dan physical evidence di PT Bank Syariah Mandiri KCP Singosari.
Dalam penelitian ini digunakan data primer dan
data sekunder. Yang mana data primer merupakan
memberikan keinginan dan kebutuhan nasabahnya.
Pegawai bank syariah memiliki peran penting terhadap proses berjalannya perusahaan, karena menurut
Wenti (wawancara, 29 Mei 2013) mengatakan bahwa pegawai bank memiliki peran penting dalam
meningkatkan citra bank, karena pegawai bank
merupakan salah satu citra bank. Hal ini juga dijelaskan oleh Sucipto (2011:70) bahwa orang sebagai
subyek, dipahami sebagai semua partisipan yang
memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran
selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam
waktu riil jasa, yang bisa mempengaruhi persepsi
pembeli.
Dalam meningkatkan citra bank Syariah
Mandiri KCP Singosari, hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana etiket pegawai bank dilaksanakan. Misalnya pada cara berpenampilan, dan cara
berpakaian seorang pegawai bank. Dalam melayani
nasabah, pegawai bank dituntut untuk berpenampilan
dengan rapi, bersih, dan baik.Karena penampilan
merupakan hal yang pertama yang dilihat oleh nasabah. Dari hasil wawancara dengan peniliti, Rif’at
(29 Mei 2013) mengatakan bahwa ”penampilan
pegawai bank Syariah Mandiri KCP Singosari harus
terkesan rapi, bersih, tidak kumuh”. Hal ini didukung
oleh pernyataan ibu Wenti selakumarketing gadai
86
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
dalam wawancara tanggal 29 Mei 2013 bahwa ”penampilan pegawai bank yaitu dengan rambut tersisir
rapi, wajah tidak terkesan berminyak, kumis dan
jenggot tertata dengan rapi, untuk perempuan menggunakan rias wajah yang sederhana tidak mencolok”. Hal ini sesuai dengan Kasmir (2005:191) bahwa
dengan penampilan awal yang baik akan memberikan kesan yang baik terhadap nasabah, sehingga
timbul rasa kagum, simpatik, dan hormat terhadap
nasabah.
Pakaian menunjukkan kepribadian seseorang,
berpakaian merupakan salah satu bagian dari
penampilan.Oleh karena itu, tidak hanya penampilan
yang diperhatikan melainkan berpakaian pun juga
harus mendapatkan perhatian yang cukup serius.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30 Mei
2013 dengan ibu Paramitha selakucustomer service
BSM Singosari mengatakan bahwa: ”pakaian seorang pegawai bank merupakan ciri khas dari bank
syariah tersebut, oleh karena itu di setiap bank memiliki seragam dan kelengkapan seragam yang sudah
ditentukan oleh masing-masing bank”.
Pakaian pegawai BSM Singosari adalah mencakup seragam dan kelengkapan pakaian. Seragam
dan kelengkapan seragam pada pegawai BSM Singosari
sudah ditentukan oleh kantor pusat. Penggunaan
pakaian seragam dan standart penampilan pegawai
bank Syariah Mandiri Singosari mencakup hal-hal
sebagai berikut:
• Warna dan Jenis Seragam Pegawai
- Warna Seragam Pegawai
Warna seragam pegawai yang disesuaikan
dengan warna perusahaan (corporate
colour) yaitu:
- Warna hijau tua
- Warna kuning tua
• Jenis Seragam Pegawai
- Pegawai wanita (officer, non officer, dan
pegawai dasar)
Seragam wanita terdiri dari:
- Celana panjang/rok panjang sebanyak
2 potong (warna hijau dan kuning)
- Blazer sebanyak 2 potong (warna
hijau dan kuning)
- Blouse sebanyak 1 potong (warna
kuning)
- Jilbab sebanyak 2 potong (warna hijau
dan kuning)
- Pegawai pria (officer dan non officer)
Seragam pria terdiri dari:
- Celana panjang sebanyak 2 potong
(warna hijau dan cokelat)
Kemeja sebanyak 3 potong (warna
hijau, cokelat, dan putih)
- Dasi sebanyak 2 potong (warna hijau
dan cokelat). Dasi hanya diberikan
kepada pegawai officer dan frontliner.
- Pegawai pria (pegawai dasar)
Seragam pria terdiri dari:
- Celana panjang sebanyak 2 potong
(warna hijau dan cokelat)
- Kemeja safari sebanyak 2 potong
(warna hijau dan cokelat)
Pegawai wanita yang sedang hamil menggunakan busana hamil yang sudah disesuaikan
dengan model dan warna seragam pegawai.
Pegawai bank yang belum memperoleh seragam, menggunakan busana yang disesuaikan
dengan seragam pegawai bank. Adapun penggunaan busana diatur sebagai berikut:
-
•
•
Tabel 1. Aturan Penggunaan Seragam
Hari
Pria
Senin- 1. Kemeja lengan
Kamis
panjang
2. Celana Panjang
3. Dasi
Jum’at 1. Busana bercorak
batik lengan
panjang/ pendek
(wajib di minggu 1)
Wanita
1. Blazer
2. Celana/ro
k panjang
3. Jilbab
Busana
bercorak
batik (wajib
diminggu 1)
Sumber: Surat Edaran Sumberdaya Insani bank Syariah
Mandiri Singosari
•
Kelengkapan Pakaian Seragam
- Pegawai wanita
- ID card wajib digunakan selama jam
kerja. Penggunaan dipasang pada
kantong baju kiri atas dan mudah
dibaca. ID card wajib menggunakan
gantungan polos dan tanpa pin.
- Sepatu model pantofel bahan kulit (asli
atau imitasi) berwarna gelap dan tertutup, tinggi tumit 5–7 cm (tidak berlaku bagi yang sedang hamil), tidak
diperkenankan memakai sepatu bertali
atau terbuka dan tidak boleh mengenakan sandal.
- Aksesoris tidak mencolok, antara lain:
* Pergelangan tangan berupa gelang
dan jam tangan
* Cincin maksimum 1 titik di 1 tangan
* Bros untuk jilbab
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 87
-
Rias wajah minimal mengenakan bedak dan lipstick (warna tidak mencolok dan tidak pucat)
- Pegawai pria
- ID card wajib digunakan selama jam
kerja. Penggunaan dipasang pada
kantong baju kiri atas dan mudah
dibaca. ID card wajib menggunakan
gantungan polos dan tanpa pin.
- Memakai kaos dalam warna putih
polos
- Sepatu model pantofel bahan kulit (asli
atau imitasi) berwarna gelap dan tertutup, tidak diperkenankan memakai
sepatu bertali atau terbuka dan tidak
boleh mengenakan sandal.
- Aksesoris tidak mencolok, antara lain:
* Cincin maksimum 1 titik di 1
tangan
* Jam tangan
* Jepit dasi
* Manset dan pin
* Tidak diperkenankan memakai
anting-anting
- Dasi dan Ikat Pinggang
- Rambut, Kumis, dan Jenggot
- Rambut disisir rapi dan tidak melebihi
kerah baju, kumis atau jenggot harus
tertata rapi.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Kasmir (2005:192) bahwa cara berpakaian yang
baik yaitu dengan menggunakan pakaian dinas yang
sudah ditentukan, menggunakan pakaian yang necis
dan rapi, tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan, gunakan sepatu yang serasi dengan pakaian,
tidak diperkenankan memakai sandal, gunakan tanda
pengenal, gunakan celana gelap dengan variasi kantong yang normal tidak berlebihan.
Dalam hal penampilan pakaian pakaian juga
didukung dengan firman Allah SWT dalam QS Al
A’Raaf: 26
Artinya:
”Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan
dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik
yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa islam dengan
prinsip-prinsipnya yang sempurna membolehkan
umatnya untuk tampil dengan pakaian dan perhiasan
yang layak dan terhormat dihadapan masyarakat.
Dengan syarat sesuai dengan adab berpakaian dalam
islam. (Rahman, http://lenterahati21. blogspot.com/
berpakaian-dalam-islam.html, akses 18 Juni 2013)
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa penampilan sangat berpengaruh pada kenyamanan nasabah. Penampilan dan berpakaian pada
bank Syariah Mandiri Singosari juga harus dapat
sesuai dengan syariah islam, karena dalam berpakaian dan berpenampilan merupakan image dari
bank Syariah Mandiri Singosari yang aktivitas aktivitasnya menggunakan prinsip syariah. Berpenampilan dan berpakaian dengan rapi akan dapat memengaruhi kepercayaan nasabah bank Syariah Mandiri
Singosari.
Aplikasi Proses (Process Aplication)
Proses merupakan hal yang sangat penting dalam bank syariah yang aktivitasnya pada bidang jasa.
Dengan banyaknya persaingan bank syariah saat
ini, masyarakat dalam memilih suatu jasa akan mengambil keputusan dimana jasa tersebut mempunyai
kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan.
Pada hasil wawancara dengan bapak Rif’at
selaku marketing BSM Singosari pada tanggal 29
Mei 2013 mengatakan bahwa ”Aplikasi proses
ditentukan agar nasabah mendapatkan kepuasan
terhadap pelayanan, oleh karena itu disetiap proses
pelayanan pada fronlint ditentukan standart waktu
pelayanan. Standarisasi proses pelayanan pada
teller terbagi menjadi dua yaitu setor tunai dan tarik
tunai. Pada saat teller melakukan transaksi setor
tunai standart waktu yang diberikan maximal 90
detik, apabila tarik tunai standart waktu yang diberikan maximal dua menit, dan ketikateller melakukan
transfer antar rekening standart waktu yang diberikan maximal dua menit”. Setiap transaksiteller tidak
boleh melibihi batas waktu yang sudah ditentukan,
apabila itu terjadi maka teller akan masuk dalam
pengaduan pegawai.
Kemudian dari hasil wawancara dengan peneliti, Paramitha (30 Mei 2013) mengatakan bahwa
”Pada customer service standart waktu yang diberikan maximal 25 menit untuk proses pembukaan
rekening tabungan BSM, sedangkan untuk proses
penutupan rekening standart waktu yang diberikan
maximal lima menit dimulai dari nasabah mengkonfirmasi penutupan rekening tabungan BSM”.
88
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
Standart waktu juga ditentukan pada antrian
nasabah di banking hall dan ATM. Antrian nasabah
di banking hall, standart waktu antrian yang diberikan minimal lima menit dan maximal 15 menit.
Sedangkan antrian pada mesin ATM minimal lima
menit dan maximal 15 menit (Rif’at, wawancara,
29 Mei 2013). Standart waktu yang ditentukan pada
antrian nasabah banking hall dan ATM ini bertujuan agar nasabah mendapatkan kenyamanan dalam
bertransaksi.
Dengan adanya standart waktu yang ditentukan
oleh BSM Singosari, menunjukkan bahwa prosesnya
cepat. Hal ini sesuai dengan Martutik (2010:51) dalam proses ini, Islam mengatur kecepatan dan kemudahan proses dari pelayanan, sebagaimana hadist
Nabi SAW
‫باَج ْنَع‬
ِ‫بِر‬
ْ‫بَع ِن‬
ْ‫ضَر ُهْنَع هللا ِد‬
ِ ‫سَر ْنَأ ُهْنَع هللا َي‬
ُ‫ص ِهللا ِلْو‬
َ ‫ُهللا ىَّل‬
‫س ًالُجَر هللا َمِحَر( هاور‬
َ‫ب اَذِا ًاحْم‬
َ‫تْقِا اَذِاَو َعا‬
َ‫ض‬
َ ‫ ى‬: ‫يَلَع‬
ْ‫سَو ِه‬
َ‫َلاَق َمِّل‬
)‫ىراخبلا‬
Artinya:
”Dari Jabir bin Abdulah ra, bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: Allah menyayangi
seseorang yang bermurah hati ketika menjual,
ketika membeli dan ketika mengadakan penagihan”.
Aplikasi proses pada pemasaran jasa dalam
islam terutama pada BSM Singosari, didalam
menjalankan usahanya mengutamakan konsistensi
penerapan prinsip syariah dengan menggunakan
sistem non bunga dengan menggunakan pelayanan
sesuai dengan prinsip syariah.
Aplikasi Bukti Fisik (Physical Evidence
Aplication)
Bukti fisik adalah lingkungan fisik di mana jasa
itu di lakukan, dan di mana nasabah dan bank berinteraksi. Bukti fisik ini mencangkup dari segala
aspek, mulai dari gedung, penataan ruangan, dan
kenyamanan ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Wenti selaku marketing landing
BSM Singosari (29 Mei 2013) mengatakan bahwa
”Aplikasi physical evidence merupakan tempat di
mana jasa itu dipasarkan, gedung dan seisinya menjadi simbol dari bank tersebut”.
Hal ini sesuai dengan Sucipto (2011:70) bukti
fisik (physical evidence) adalah lingkungan fisik
di mana jasa tersebut disampaikan dan di mana
perusahaan dan konsumen berinteraksi, dan setiap
komponen tangible memfasilitasi penampilan atau
komunikasi jasa tersebut.
Dari hasil wawancara dengan peneliti, Rif’at
(29 Mei 2013) mengatakan bahwa ”Nasabah berinteraksi dengan pegawai bank terbagi menjadi dua
tempat yaitu banking hall dan diluar banking hall.
• Banking Hall
- Kondisi Ruangan
Kondisi ruangan banking hall harus terlihat bersih, tidak ada debu, lantai bersih,
rapi, ruangan selalu wangi, penerangan
cahaya lampu menyala, ruangan tertata
rapi sesuai dengan standart yang sudah
ditentukan, tidak ada kaca yang pecah.
- Peralatan
- Kursi dalam keadaan bersih dan tidak
sobek.
- Tempat sampah yang terlihat oleh
nasabah, tidak bau, dan dapat digunakan dengan baik.
- Tanaman hidup berada pada ruangan
terlihat bersih, segar, dan tidak ada
kotoran di tanaman maupun vas
tanaman.
- Sediakan brosur dengan tersusun rapi
- Sediakan bolpoin yang ada tali
- Sediakan formulir yang tersusun
dengan rapi
• Di luar Banking Hall
- Musholla
- Lengkapi dengan papan petunjuk yang
terlihat oleh nasabah.
- Sediakan keset kering dan bersih.
- Musholla dalam keadaan wangi dan
bersih.
- Sediakan rak untuk tempat sandal dan
sepatu.
- Lengkapi dengan papan petunjuk arah
kiblat.
- Sediakan peralatan sholat (sarung,
sajadah, Al-qur’an, dan mukena)
- Mesin ATM
- Pastikan bahwa lantai, kaca, dan mesin
ATM bersih tidak ada debu.
- Penerangan lampu.
- Pastikan bahwa mesin ATM berfungsi
dengan baik.
- Sediakan tempat sampah yang bersih,
tidak bau, dan dapat digunakan.
- Tempelkan pengumuman pada pintu
ATM.
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 89
-
Toilet
- Lengkapi dengan papan petunjuk yang
terlihat oleh nasabah.
- Lengkapi dengan papan petunjuk yang
ditempelkan pada pintu.
- Bersih dan nyaman.
- Tersedia gayung dan timba di dalam
toilet.
- Pastikan wastafel lancar, dan kaca
bersih.
- Sediakan tissue, sabun cair, dan tempat sampah yang bersih dan tidak
berbau.
- Jangan menaruh alat-alat kebersihan
didalam toilet.
- Lantai bersih dan tidak bau.
Dari hasil wawancara diatas sesuai dengan
kajian teori tentang unsur-unsur physical evidence,
kemudian dari hasil observasi peniliti di PT. Bank
Syariah Mandiri KCP Singosari, juga menunjukkan
hasil yang sesuai dengan kajian teori tentang unsurunsur physical evidence, yang terdiri dari:
• Lingkungan Fisik (Servicescapes)
- Lingkungan eksterior
Merupakan lingkungan atau penampilan
luar dari sebuah perusahaan yang dapat
menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu dalam
mendesain bagian luar perusahaan harus
memperhatikan seperti:
• Desain Eksterior
- Signage
Signage adalah setiap jenis grafik
visual dibuat untuk menampilkan
informasi kepada khalayak tertentu.
Dalam bank Syariah Mandiri KCP
Singosari signage ini ditunjukkan
pada label nama bank yang terdapat tepat didepan kantor, di pinggir
jalan raya juga dipasang label bank
untuk petunjuk terdapat ATM dan
kator bank Syariah Mandiri KCP
Singosari.
- Area Parkir
Fasilitas parkir untuk umum di
luar badan jalan dapat berupa
taman parkir atau gedung parkir.
Penempatan ruang parkir bank
Syariah Mandiri KCP Singosari
berupa taman parkir yang terdapat pada depan kantor.
-
-
Landscape
Pemandangan yang terdapat
pada bank Syariah Mandiri KCP
Singosari ialah aktivitas masyarakat yang berlalu lalang dijalan
raya, dekat dengan perumahan,
dan sekolah.
Desain Interior
- Peralatan
Peralatan merupakan hasil dari
teknologi yang diciptakan manusia
untuk membuat sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk
mempermudah kebutuhan manusia tersebut. Peralatan yang digunakan pada bank Syariah Mandiri
KCP Singosari ialah computer,
telephone, AC, mesin ATM,
printer, mesin penghitung uang,
penerangan, meja, kursi, CCTV,
dan sebagainya.
- Tata Ruang
* Penerangan (Lighting)
Penerangan pada kantor
bank Syariah Mandiri KCP
Singosari sudah terbilang terang, meski di siang hari penerangan tetap digunakan.
Dan penerangannya berfungsi
dengan baik.
* Temperatur
Temperatur di dalam ruangan
kantor bank Syariah Mandiri
terbilang nyaman tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
* Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara didalam kantor masih kurang dikarenakan kondisi ruangan yang
kecil dan penuh karyawan.
Sehingga kesegaran fisik
bagi karyawan berkurang.
* Kebisingan
Kondisi di dalam ruangan
kantor cukup tenang karena
tidak ada aktivitas yang dapat mengganggu konsentrasi
dalam bekerja. Meskipun
dekat dengan jalan raya,
kondisi didalam ruangan
tetap tenang.
90
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
*
Bau-bauan
Disetiap ruangan yang ada
di dalam kantor terdapat pengharum ruangan, jadi bau-bau
yang tak sedap masih bisa
teratasi meskipun di toilet
dan dapur.
* Pewarnaan
Dalam wawancara dengan
peneliti, Rif’at (29 Mei 2013)
mengatakan penentuan warna pada bank Syariah Mandiri KCP Singosari adalah
sudah standart yang ditentukan oleh bank Syariah Mandiri.
Begitu pula dengan tata ruangan sudah ditentukan oleh
kantor pusat dengan disesuaikan ukuran ruangan. Penentuan warna dalam ruang
kerja terkesan cerah, lembut,
dan elegan.
Dari hasil penelitian di atas, dalam prakteknya
Physical Evidence di BSM Singosari sudah menunjukkan kesesuaian dengan kajian teori yang sudah
ada, namun jika dikaitkan dengan kajian teori islam,
BSM Singosari dirasa masih ada yang belum menunjukkan kesesuaian antara praktek dengan teorinya.
Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian di bawah ini:
Gedung bank Syariah Mandiri menghadap ke
arah timur. Penataan diluar banking hall yaitu
musholla menghadap ke arah barat, sedangkan untuk
kamar mandi menghadap ke arah selatan, namun
tempat untuk membuang air besar dan kecil (kloset)
menghadap ke arah timur membelakangi arah kiblat.
Sedangkan untuk banking hall peneliti melihat bahwa ruang teller menghadap kearah timur, mejacustomer service menghadap ke arah selatan. Peneliti
juga melihat bahwa meja untuk marketing menghadap ke arah barat menghadap ke arah kiblat,
sedangkan untuk meja pimpinan menghadap ke arah
utara.
Di dalam penataan kloset yang menghadap ke
arah timur dan membelakangi kiblat, mengakibatkan
orang yang membuang hajat cenderung menghadap
kiblat ataupun membelakangi kiblat. Dikatakan
menghadap kiblat ketika seseorang membuang hajat
dengan berdiri mengarah kepadakloset, sedangkan
dikatakan membelakangi kiblat ketika seseorang
membuang hajat dengan duduk mengikuti arah
kloset. Hal ini tidak sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al Anshari, yaitu:
‫تَأ اَذِإ‬
َ‫ مُكُدَحَأ ى‬: ‫ق‬
َ‫سَر َلا‬
ُ‫ هللا ُلو‬: ‫بَأ ْنَع‬
ِ‫يَأ ي‬
ُّ‫َلَاق ِّيِراصْنَألا َبو‬
‫ئاَغْلا‬
ِ‫ف َط‬
َ‫ي َال‬
َ‫س‬
ْ‫ت‬
َ‫ق‬
ْ‫ب‬
ِ‫بِقْلا ل‬
ْ‫ش ُهَرْهَظ اَهِّلَوُيَالَو َةَل‬
َ‫بِّرَغ ْوَأ اوُقِّر‬
ُ‫و‬
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari
bahwa ia berkata, ”Rasulullah SAW bersabda:
Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi tempat buang air besar, maka janganlah
ia menghadap ke arah kiblat dan jangan pula
membelakanginya. Akan tetapi, menghadaplah
ke timur atau ke barat.”
Al Isma’ili berkata, ”dalam hadist yang disebutkan pada bab ini tidak ada keterangan yang mengindikasikan pengecualian. Dalam hal ini Al Isma’ili
menjawab dengan tiga jawaban: pertama, bahwa
pengecualian itu didasarkan pada hakikat lafazhAl
Gha’ith (tempat buang air besar) di mana menurut
hakikat bahasa, Al Gha’ith adalah suatu tempat
datar di muka bumi yang terdapat di lapangan terbuka. Meskipun setelah itu lafazh Al Gha’ith dipakai
untuk nama semua yang dikhususkan sebagai tempat
buang air besar dalam arti majaz (kiasan). Maka,
larangan dalam hadits di atas khusus untuk tempat
yang terbuka.Sebab suatu lafazh bila tidak dibatasi
dengan sesuatu, maka maknanya kembali kepada
hakikat lafazh tersebut.
Kedua, menghadap ke arah kiblat dapat terealisasi bila seseorang berada di lapangan terbuka, sementara bila terhalang tembok atau bangunan, maka
secara adat kebiasaan dinamakan menghadap kepada hal-hal tersebut. Ibnu Al Munir dalam Abdullah
bin Baz (2008:43) mengatakan bahwa pendapat Al
Isma’ili menjadi kuat bila dikatakan bahwa tempattempat untuk buang air besar tidak dapat digunakan
untuk sholat, sehingga tidak ada istilah kiblat pada
tempat-tempat tersebut. Ketiga, pengecualian di
atas adalah berdasarkan hadits Ibnu Umar yang
disebutkan setelah bab ini, sebab hadits-hadits Nabi
SAW adalah merupakan kesatuan (Baththal dalam
Abdullah bin Baz, 2008:43).
Adapun hadits yang riwayatkan oleh Ahmad,
Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah untuk menguatkan pandangan dalam hadits di atas, yaitu:
‫سَر َناَك‬
ُ‫ي هللا ُلْو‬
َ‫سَن ْنَأ اَناَهْن‬
ْ‫ت‬
َ‫بْد‬
ِ‫قْلا َر‬
ِ‫ب‬
ْ‫سَن ْوَا َةَل‬
ْ‫ت‬
َ‫ق‬
ْ‫ب‬
ِ‫ب اَهَل‬
ِ‫ف‬
ُ‫اَذِإ اَنِجوُر‬
‫ث‬
ُ‫تْيَاَر َّم‬
ُ‫بَق ُه‬
ْ‫تْوَم َل‬
ِ‫ب ِه‬
ِ‫ي ٍماَع‬
َ‫ب‬
ُ‫سُم ُلْو‬
ْ‫ت‬
َ‫بْق‬
ِ‫قْلا َل‬
ِ‫ب‬
ْ‫ِةَل‬: ‫َلاَق‬. ‫َءاَمْلا اَنْقَرَه‬
Artinya:
Rasulullah SAW melarang kami membelakangi dan menghadap kiblat dengan kemaluan-
Firmansyah, Aplikasi People, Process, dan Physical Evidence 91
kemaluan kami saat kami menumpahkan air
(kencing). Jabir menambahkan, ”kemudian aku
pernah melihat beliau SAW setahun sebelum
wafat kencing dengan menghadap kiblat”.
membaca ”Allahu Akbar”. Dan menurut hadits:
”Bila kamu menjalankan sholat, takbirlah…..”
seterusnya hadits. (Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim).
Dalam hal ini juga dijelaskan oleh bapak H.
Hasan selaku tokoh agama di Lamongan (06 Juni
2013) melalui hasil wawancara, beliau mengatakan
bahwa ”di dalam hadits Bukhori ketika membuang
hajat di ruang yang terbuka tidak boleh menghadap
ke arah kiblat, dan apabila didalam ruangan boleh
menghadap kiblat, karena kita terhalang oleh
bangunan. Namun didalam kebiasaan manusia ketika
membuang hajat di dalam ruangan menghadap
kemanapun boleh termasuk menghadap kearah
kiblat. Menurut saya, sebaiknya tidak menghadap
dan membelakangi kiblat karena untuk menghormati
Ka’bah, sebaiknya menghadap ke arah yang berlawanan.”
Begitu pula penataan meja kerja pegawai yang
disunahkan untuk menghadap kiblat agar dalam
mengerjakan sesuatu mendapatkan pahala dan pekerjaan yang dilakukan dapat dipermudah dan menjadi berkah. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan
bapak H. Hasan selaku tokoh agama di Lamongan
(06 Juni 2013) mengatakan bahwa ”ketika kita dalam
melakukan suatu pekerjaan dan berfikir sebaiknya
kita menghadap ke Ka’bah meskipun kita berada
dalam gedung dan jauh dari Ka’bah yang terpenting
niat dalam hati kita menghadap ke Ka’bah. Karena
niat kita menghadap Ka’bah di dalam berfikir dan
melakukan pekerjaan mendapatkan pahala dan
hukumnya sunnah. Untuk itu di dalam mengatur
meja pegawai diusahakan menghadap ke arah barat
dan menghadap kiblat, tetapi kita juga harus menyesuaikan dengan gedung.”
Dalam penataan musholla menghadap ke arah
kiblat sudah sesuai dengan hadits shahih dari Ibnu
Majjah yang dishahihkan oleh Inu Khuzaimah dan
Ibnu Hibban dari hadits Abi Humaid Sa’idi, yaitu:
Hadits ini dikuatkan oleh hadits dari Malik bin
Huwairits r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
‫يِدَحَو‬
ْ‫با ِث‬
ْ‫صَو ْهَجاَم ِن‬
َ ‫با ُهَحَّح‬
ْ‫يَزُخ ُن‬
ْ‫باَو ُهَم‬
ْ‫بِح ُن‬
ًّ‫ِثْيِدَح ْنِم َن ا‬
‫سَر َناَك‬
ُ‫صلا ىَلِا َماَق اَذِا معلص هللا ُلو‬
َّ‫ ِةاَل‬: ‫يَمُح‬
ْ‫سلا ٍد‬
َّ‫َلاَق ِّىِدِعا‬
‫ ىَلِا َتْمُق اَذِا‬: ‫بْكَا ُهللَا‬
َ‫يِدَحِلَو ُر‬
ْ‫((ِث‬: ‫سا‬
ْ‫ت‬
َ‫بْق‬
َ‫بِقْلا َل‬
ْ‫فَرَو َةَل‬
َ‫ي َع‬
َ‫َلاَقَو ِهْيَد‬
)‫تُم‬
َّ‫ف‬
َ‫يَلَع ٌق‬
ْ‫(ِه‬. ‫َثيدَحْلَا‬. ‫صلا‬
َّ‫ف ِةَال‬
َ‫بَك‬
ِّ‫ْر‬
Artinya:
”Dan hadits shahih dari Ibnu Madjah yang
dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban dari hadist Abi Humaid Sa’idi bahwa
Rasulullah, jika sholat menghadap kiblat dan
mengangkat kedua belah tangannya dengan
‫سَر َلاَق‬
ُ‫ ِهللا ُلْو‬: ‫ب ِكِلاَم ْنَع‬
ْ‫يَرُحْلا ِن‬
ْ ‫ضَر ِثِر‬
ِ ‫َلاَق ُهْنَع ُهللا َى‬
)‫بْلا ُهاَوَر‬
ُ‫(ُّىِراَخ‬.‫ص‬
َ ‫يَأَر اَمَكاْوُّل‬
ْ‫ت‬
ُ‫صُا ىِن ْوُم‬
َ ‫ىِّل‬: ‫يَلَع ِهللا ىَّلص‬
ْ‫سَو ِه‬
َ‫َمَّل‬
Artinya:
”Hadits dari Malik bin Huwairits r.a bahwa
Rasulullah saw bersabda: ”Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku melakukan
shalat”. (Diriwayatkan oleh Bukhari).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
berupa data-data dari observasi, wawancara, studi
pustaka serta dokumentasi sehingga diperoleh hasil
seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya dan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Aplikasi
orang (people application) memiliki peran penting
terhadap pegawai bank Syariah Mandiri KCP
Singosari, karena apabila aplikasi people dapat dijalankan dengan baik maka akan meningkatkan citra
bank Syariah Mandiri KCP Singosari. Peneliti melihat bahwa aplikasi people yang sudah dilakukan
oleh bank Syariah Mandiri KCP Singosari sudah
cukup bagus dilihat dari segi penampilan, berperilaku,
berpakaian, gerak-gerik, cara bertanya, sudah sesuai
dengan teori dan juga sudah sesuai dengan yang
diajarkan dalam islam, namun masih ada sebagian
pegawai yang masih kaku dalam berbicara. (2)
Aplikasi proses (process application) merupakan
aplikasi yang harus diperhatikan oleh bank Syariah
Mandiri KCP Singosari dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan nasabah. Aplikasi proses pada bank
syariah memiliki peran penting terhadap perkembangan perusahaan. Dengan adanya standart waktu
disetiap proses transaksi tersebut, bank syariah dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
memberikan proses pelayanan yang cepat dan
memberikan kemudahan kepada nasabahnya.
Aplikasi proses (process application)dalam bank
Syariah Mandiri Singosari dapat dikatakan cepat
karena proses transaksi membutuhkan waktu di
bawah maximal standart waktu pelayanan. Standart
waktu pelayanan yang diberikan dalam transaksi
92
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 76–92
tunai ialah 2 menit, sedangkan dalam praktiknya
transaksi tunai dilakukan dalam kurun waktu 00: 01:
67. Oleh karena itu, dalam memberikan pelayanan
terhadap nasabah, diharapkan pegawai bank dapat
melakukan sesuai dengan standart operational
prosedur. Sehingga nasabah tidak merasakan bosan
dalam melakukan transaksi dan nasabah mendapatkan kepuasan karena kebutuhan dan keinginannya
terpenuhi. (3) Aplikasi bukti fisik (p hysical
evidence) memiliki pengaruh penting terhadap daya
tarik nasabah. Image bank Syariah Mandiri KCP
Singosari juga terdapat pada bukti fisik bank tersebut.
Rasa aman dan kenyamanan nasabah terlihat pada
bukti fisik bank tersebut. Penerapan aplikasiphysical evidence pada bank Syariah Mandiri KCP
Singosari sudah dapat dikatakan bagus, namun masih
ada kekurangan dalam penempatan mesin ATM
yang jadi satu pintu dengan kantor, dikhawatirkan
tingkat keamanan didalam kantor berkurang, begitu
juga pada penataan kamar mandi yang masih belum
sesuai dengan islam ditunjukkan dengan arah tempat
membuang hajat.
Saran
•
•
Disarankan kepada karyawan pada bank
Syariah Mandiri KCP Singosari untuk lebih
memahami aplikasi people, process, dan
physical evidence dalam konsep islam hal ini
ditujukan untuk meningkatkan citra bank
Syariah Mandiri KCP Singosari dimana dalam
aktivitasnya menggunakan prinsip syariah.
Disarankan kepada angkatan program studi D3
Perbankan Syariah selanjutnya, untuk meneliti
dalam judul yang sama dengan menggunakan
metode penelitian kuantitatif.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, http://www.sarjanaku.com.html.akses 30 Mei
2013.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju
Aplikasi. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Karim, A. 2007. Bank Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media.
Kotler, P. 2008.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
­————. 2010. On Marketing. Tanggerang: Karisma
Publishing Group.
Kuswanti, N.D. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa
Terhadap Keputusan Pasien Berobat di Rumah
Sakit Haji Medan.Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara Medan.
Lupiyoadi, R., & A. Hamdani. 2006. Manajemen
Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Luthfiana, A. 2012. Aplikasi Strategi Produk, Harga dan
Promosi Pada Deposito Batara Ib di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) KCS Malang.
Tugas Akhir. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Muhammad. 2012. Pemasaran dalam Perspektif Islam.
Muhammad, S. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional
Bank dan Asuransi Syariah. Yogyakarta: UII Pres.
Rahman, A. http://lenterahati21.blogspot.com/
berpakaian-dalam-islam.html.akses 18 Juni 2013.
Sucipto, A. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Malang: UINMALIKI PRES.
Sunarto. 2006. Customer Service. Yogyakarta: Amus.
Download