RINGKASAN OKTYA SETYA PRATIDINA. Analisis

advertisement
RINGKASAN
OKTYA SETYA PRATIDINA. Analisis Pengaruh Guncangan Eksternal dan
Internal terhadap Inflasi di Indonesia. Di bawah bimbingan (DENIEY ADI
PURWANTO).
Bank Indonesia memiliki fokus pada pencapaian dan pemeliharaan nilai
mata uang rupiah yang salah satunya tercermin dari inflasi. Menurut UndangUndang No. 3 tahun 2004 menyatakan bahwa inflasi merupakan satu-satunya
tujuan kebijakan moneter di Indonesia. Pentingnya pengendalian inflasi
didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi
dapat dipengaruhi oleh guncangan faktor eksternal dan faktor internal. Guncangan
faktor eksternal tidak terlepas dari karakteristik Indonesia sebagai negara small
open economy. Faktor eksternal yang mempengaruhi inflasi, seperti nilai tukar,
harga minyak dunia dan harga pangan dunia. Faktor internal yang mempengaruhi
inflasi seperti ekspektasi inflasi, uang beredar, PDB, suku bunga dan pengeluaran
pemerintah. Pentingnya faktor eksternal dan internal terhadap inflasi di Indonesia,
maka perlu dikaji pengaruh faktor-faktor tersebut untuk mengendalikan inflasi di
Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor eksternal
dan faktor internal terhadap inflasi di Indonesia. Selain itu, penelitian ini
menganalisis respon inflasi ketika terjadi guncangan dari faktor eksternal dan
internal. Penelitian ini juga menganalisis kontribusi faktor eksternal dan internal
terhadap inflasi di Indonesia. Pada penelitian ini, digunakan metode Vector Error
Correction Model (VECM) dengan pemanfaatan analisis Impulse Response
Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decompotition (FEVD).
Pada faktor eksternal, seperti nilai tukar dan harga minyak dunia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi dalam jangka panjang. Selain
itu, harga pangan dunia juga berpengaruh positif, namun tidak signifikan dalam
jangka panjang. Pada faktor internal, seperti ekspektasi inflasi, uang beredar dan
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi dalam
jangka panjang. PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi dalam
jangka panjang. Suku bunga berpengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap
inflasi dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil IRF, inflasi akan paling cepat merespon ketika terjadi
guncangan pada ekspektasi inflasi. Sedangkan, inflasi akan paling lama mencapai
keseimbangan jangka panjang ketika terjadi guncangan pada PDB. Berdasarkan
hasil FEVD, menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi (faktor internal) memiliki
kontribusi terbesar dalam menjelaskan variabilitas inflasi. Adapun variabel harga
minyak dunia dan nilai tukar (faktor eksternal) yang memberikan kontribusi lebih
besar dibandingkan dengan variabel lainnya dalam menjelaskan variabilitas
inflasi.
Implikasi kebijakan untuk meminimalisir guncangan faktor eksternal ini,
yaitu sebaiknya meningkatkan kemandirian energi dan pangan. Swasembada
energi dapat dilakukan dengan mencari alternatif sumber energi baru yang dapat
diproduksi
dalam
negeri
untuk
memenuhi
kebutuhan
energi
nasional.
Swasembada pangan dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan pangan yang
seoptimal mungkin berasal dari pasokan domestik dengan meminimalkan
ketergantungan pada impor pangan.
Implikasi kebijakan untuk meminimalisir guncangan faktor internal,
terutama ekspektasi inflasi, maka sebaiknya perlu adanya koordinasi yang baik
antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan dibidang harga dalam
mengendalikan inflasi. Hal ini dikarenakan, Bank Indonesia hanya dapat
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar dari sektor moneter saja.
Sehingga perlu ada kerja sama yang baik dengan pemerintah dalam pengendalian
inflasi dari sektor lainnya.
Download