Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write Taufiq1 Abstrak Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menelaah pengaruh pencapaian dan peningkatan dari pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematik siswa. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan komunikasi dan skala sikap disposisi matematik siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sigli Provinsi Aceh dengan sampel penelitian siswa kelas VIII sebanyak dua kelas yang dipilih secara purposif. Analisis data dilakukan secara kuantitatif.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write secara statistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write secara statistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil skala disposisi matematik menunjukkan bahwa disposisi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talkwrite lebih baik daripada disposisi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara kemampuan komunikasi dan disposisi matematik yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write, asosiasi termasuk dalam katagori tinggi. Kata kunci: 1 Pembelajaran kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write, Komunikasi dan Disposisi Matematik Kemampuan Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jabal Ghafur Sigli. Email: [email protected] ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |171 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… sangat PENDAHULUAN menunjang matematika. 1. Latar Belakang keberhasilan Siswa belajar memerlukan disposisi Kemampuan komunikasi sangat perlu matematik untuk bertahan dalam menghadapi dihadirkan secara intensif agar siswa terlibat masalah, mengambil tanggung jawab dalam aktif dalam pembelajaran dan hilangnya kesan belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja bahwa matematika merupakan pelajaran yang yang baik dalam matematika. siswa belum asing Kemampuan tentu akan menggunakan semua materi yang komunikasi matematik juga sangat penting mereka pelajari, tetapi dapat dipastikan siswa karena matematika pada dasarnya adalah memerlukan bahasa yang sarat dengan notasi dan istilah menghadapi sehingga konsep kehidupan mereka. dipahami dan dan menakutkan. yang terbentuk untuk problematik dalam Menurut NCTM (Sumarmo, 2010) 2011) mendefinikan disposisi matematik sebagai matematika bukan hanya sekedar alat bantu ketertarikan dan apresiasi seseorang terhadap berpikir, menemukan pola, menyelesaikan matematika, dalam arti yang lebih luas masalah, atau menggambarkan kesimpulan, disposisi matematik bukan hanya sebagai tetapi juga sebagai suatu bahasa atau alat yang sikap saja tetapi juga sebagai kecenderungan tak untuk untuk berpikir dan bertindak positif. Disposisi mengkomunikasikan berbagai macam ide matematik adalah keinginan, kesadaran dan secara jelas, tepat, dan ringkas. dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk Baroody terhingga oleh situasi positif siswa. Menurut dimanipulasi dapat disposisi (Yonandi, nilainya Untuk menjadikan matematika sebagai alat komunikasi seperti paparan di belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. atas, NCTM (1989: 27) telah menggariskan Pembelajaran kontekstual merupakan secara rinci keterampilan-keterampilan kunci suatu proses komunikasi matematik yang dapat dilakukan membantu di dalam kelas dan harus dipandang sebagai pelajaran yang mereka pelajari dengan cara bagian integral dari kurikulum matematika. menghubungkannya Keterampilan-keterampilan kunci komunikasi lingkungan matematik representasi, tersebut berbicara pendidikan siswa makna dalam konteks sosialnya, dan adalah membuat budayanya. Selanjutnya Washington (Nurhadi, atau berdiskusi, 2004: 12) mengemukakan bahwa: pendekatan kontekstual membaca. memungkinkan Pembelajaran matematika tidak hanya untuk bertujuan dengan pribadinya, menyimak atau mendengar, menulis, dan dimaksudkan melihat yang meningkatkan adalah pengajaran siswa yang memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai kemampuan kognitif matematik, melainkan latar juga aspek afektif, seperti disposisi matematik. memecahkan seluruh persoalan yang ada Dapat dipahami bahwa disposisi matematik dalam dunia nyata. Sedangkan Sanjaya (2008: ISSN 2086 – 1397 sekolah dan luar sekolah untuk Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |172 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… 255) memberikan pengertian pendekatan pemahaman dan komunikasi matematik siswa kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran SMA di kota Bandung pada level sekolah yang menekankan kepada proses keterlibatan tingkat rendah, sedang dan tinggi. siswa secara penuh untuk dapat menemukan Analisis terhadap kemampuan dan materi yang dipelajari dan menghubungkannya disposisi matematik serta temuan beberapa dengan situasi kehidupan nyata sehingga studi yang telah dikemukakan, mendorong mendorong siswa untuk dapat menerapkannya peneliti dalam kehidupan mereka. Sebagai alternatif mengimplementasikan pendekatan kontekstual strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dan strategi think-talk-write untuk menelaah adalah dengan strategi think-talk-write (TTW). kemampuan Strategi ini sangat tepat dalam mengatasi matematik siswa SMP. permasalahan-permasalahan dipertegas atas komunikasi dengan dan disposisi 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah berikut: (1). Strategi TTW dapat membantu tersebut, pemasalahan yang diangkat dalam siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya penelitian ini adalah sebagai berikut: sendiri sehingga pemahaman konsep siswa 1. lebih argumentasi dan studi sebagai menjadi dengan di melakukan baik, mengkomunikasikan pemikirannya siswa atau dengan dapat mendiskusikan temannya Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi siswa, mendapat yang matematik pembelajaran sehingga kontekstual dan strategi think-talk-write siswa saling membantu dan saling bertukar lebih baik daripada kemampuan siswa pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam yang memahami materi yang diajarkan oleh guru. konvensional? (2) Strategi TTW dapat melatih siswa untuk 2. mendapat pembelajaran Apakah disposisi matematik antara siswa, menuliskan hasil diskusinya dalam bentuk yang mendapat pembelajaran kontekstual tulisan secara sistematis sehingga siswa akan dan strategi think-talk-write lebih baik lebih memahami materi dan membantu siswa daripada disposisi siswa yang mendapat untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam pembelajaran konvensional? bentuk tulisan. 3. Berdasarkan Hasil penelitian Huinker Terdapat asosiasi antara kemampuan komunikasi dan disposisi matematik dan Laughlin (1996) menyebutkan bahwa siswa pada kelas yang menggunakan aktivitas pembelajaran kontekstual dan strategi yang meningkatkan konsep dapat dilakukan kemampuan matematika untuk pemahaman adalah think-talk-write? dengan menerapkan strategi pembelajaran think-talkwrite. Studi Ansari (2004) menghasilkan bahwa strategi think-talk-write menumbuhkembangkan ISSN 2086 – 1397 dapat kemampuan Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |173 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… tertulis, KAJIAN TEORI 1. Pengertian Komunikasi Matematik Komunikasi membantu siswa dalam membuat argumen, konjektur, merumuskan generalisasi; menyusun definisi menjelaskan dan dan membuat mengembangkan bahasanya sendiri untuk pertanyaan tentang matematika yang telah mengekspresikan dipelajari (Saragih, 2007). ide-ide matematika dan apresiasi terhadap perlunya ketelitian dalam Secara rinci menurut Eliot dan bahasa yang digunakannya. Proses-proses Kenney, Eds, 1996, NCTM, 1989 (Sumarmo, komunikasi juga membantu 2004) menyatakan kemampuan komunikasi pengertian dan keakuratan membangun serta matematik antara lain meliputi proses-proses membuatnya dapat disampaikan kepada orang matematik berikut yaitu: a) menyatakan suatu lain. situasi atau masalah matematik atau kehidupan Sejumlah beberapa pakar pendapat ide mengemukakan tentang komunikasi sehari-hari ke dalam bentuk gambar, diagram, bahasa atau simbol matematik, atau model matematik. Misalnya, Greenes dan Schulman matematik; (Saragih, matematik dengan gambar, ekspresi, atau 2007) komunikasi kekuatan mengemukakan matematik sentral bahwa merupakan: bagi siswa (1) dalam b) menjelaskan suatu ide bahasa sendiri secara lisan atau tulisan; c) membuat suatu cerita berdasarkan gambar, merumuskan konsep dan strategi, (2) modal diagram, keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan diberikan; d) menyusun pertanyaan tentang dan konten matematik yang diberikan. penyelesaian dalam eksplorasi dan atau model matematik yang investigasi matematika, (3) wadah bagi siswa Jadi dari kesimpulan para pakar maka dapat dalam berkomunikasi dengan temannya untuk disimpulkan memperoleh informasi, berbagi pikiran dan matematis meliputi: penemuan, a) curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain. Merefleksikan komunikasi benda-benda matematika; b) Membuat model situasi atau persoalan Romberg dan Chair, yaitu: menghubungkan menggunakan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam konkrit, grafik, dan aljabar; ide matematika; menjelaskan ide, situasi dan c) relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; dalam menyatakan bahasa mendengarkan, tentang peristiwa atau simbol berdiskusi, matematika; pemahaman suatu ISSN 2086 – 1397 dan menulis membaca dengan presentasi matematika metode lisan, tertulis, Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; d) sehari-hari matematika; nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematik dikemukakan oleh Kemampuan Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; e) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis; f) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi; Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |174 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… g) Menjelaskan dan membuat pertanyaan mengaplikasikan matematika ke dalam situasi tentang matematika. lain, menghargai peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan 2. Disposisi Matematik Usaha untuk mendorong siswa agar bahasa. Disposisi lebih kepada aspek afektif, membangun dan mengembangkan sikap atau sikap disposisi yang positif terhadap matematika pembelajaran matematik baik terhadap cara juga perlu dilakukan. Disposisi matematik atau guru mengajar atau sikap siswa terhadap sikap siswa terhadap matematika tampak materi yang mereka pelajari. ketika siswa menyelesaikan tugas matematika, apakah dikerjakan dengan percaya yang ditunjukkan siswa terhadap Disposisi menurut Maxwell (2001), diri, terdiri dari (1) inclination (kecenderungan), tanggung jawab, tekun, pantang putus asa, yaitu bagaimana sikap siswa terhadap tugas- merasa tertantang, memiliki kemauan untuk tugas; mencari cara lain dan melakukan refleksi bagaimana kesiapan siswa dalam menghadapi terhadap cara berpikir yang telah dilakukan. tugas; dan (3) ability (kemampuan), yaitu (2) sensitivity (kepekaan), yaitu Disposisi matematis merupakan salah bagaimana siswa fokus untuk menyelesaikan satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan tugas secara lengkap; dan (4) enjoyment belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi (kesenangan), yaitu bagaimana tingkah laku yang siswa dalam menyelesaikan tugas. Disposisi akan menjadikan mereka gigih menghadapi masalah yang lebih menantang, matematik untuk bertanggung jawab terhadap belajar merupakan faktor utama yang menentukan mereka sendiri, dan untuk mengembangkan kesuksesan belajar (Kilpatrick et.al, 2001). kebiasaan baik di matematika. Sayangnya, Sedangkan guru cenderung mengurangi beban belajar Sumarmo (2010) adalah keinginan, kesadaran, matematika dengan maksud untuk membantu kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada siswa padahal itu merupakan sesuatu yang diri siswa atau mahasiswa untuk berpikir dan penting untuk siswa. berbuat secara matematik. Sedangkan dalam Polking beberapa (1998), indikator mengemukakan disposisi matematik harus disposisi ditingkatkan karena matematik menurut 10 standar NCTM tahun 2000 (Sumarmo, 2010) dikemukakan bahwa disposisi diantaranya adalah: sifat rasa percaya diri dan matematik menunjukkan: rasa percaya diri, tekun dalam mengerjakan tugas matematik, ekspetasi memecahkan perhatian serius dalam belajar matematika, matematik, masalah, dan dalam berkomunikasi memberi alasan kegigihan dan metakognisi, dalam gairah menghadapi dan dan matematik; sifat flesibel dalam menyelidiki, menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang dan tinggi, serta kemampuan berbagi pendapat berusaha mencari alternatif dalam memecahkan masalah; menunjukkan minat, dengan orang lain. dan rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan mereflesikan cara mereka berpikir; berusaha ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |175 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Hasil penelitian mengungkapkan dimulai dengan mengambil permasalahan- terdapat korelasi yang signifikan antara sikap permasalahan terhadap matematik, kepercayaan diri dan permasalahan kehidupan yang disimulasikan, kinerja. Akibatnya, tampak bahwa siswa kemudian melalui dialog, diskusi, tanya jawab dengan sikap terhadap matematik positif dan dan representasi, masalah tersebut kemudian memiliki kepercayaan diri tinggi pada domain diangkat ke dalam konsep yang akan dipelajari yang dan dibahas oleh peserta didik melalui proses spesifik akan lebih baik dalam pemecahan masalah (Philipou, 2004: 1). kehidupan pembelajaran Pengertian Disposisi matematik di atas sehingga mengkontruksi dibawah merupakan bentuk karakter yang tumbuh menyelesaikan dalam yang diberikan. siswa setelah mengalami pembelajaran matematika, ia akan merasa bahwa belajar matematika penting dan siswa pengetahuannya dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik diri sehari-hari bimbingan atau dapat sendiri guru dalam permasalahan-permasalahan Owens (Yonandi, 2011) menyatakan bahwa pengajaran kontekstual secara praktis berguna bagi kehidupannya. Kemampuan yang menjanjikan diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi (ketertarikan) belajar siswa dari berbagai latar matematika yang baik tetapi memiliki sikap belakang menghargai dan memaknai matematika yang siswa dengan mendorong secara aktif dalam baik. memberikan kesempatan kepada mereka untuk 3. Pendekatan Kontekstual dan serta untuk menerapkan mengkoneksikan a. pengetahuan Pembelajaran Kontekstual sehingga meningkatkan pemahaman Strategi Think-Talk-Write Pendekatan peningkatan dan minat partisipasi pengetahuan, mengaplikasikan yang telah mereka dapat meningkatkan peroleh pemecahan Pendekatan pembelajaran kontekstual masalah matematik dalam kehidupan sehari- menurut Depdiknas (2003) adalah pendekatan hari. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa yang didalam mengaitkan materi yang diajarkan pembelajaran kontekstual dengan situasi dunia nyata siswa dalam memberikan kepada siswa untuk mendorong mendorong siswa membuat hubungan antara aktif pengetahuan yang penerapannya dalam kemampuannya dalam menerapkan dimilikinya dengan pemahaman kemampuan dan mengaplikasikan kehidupan mereka. pengetahuan yang telah diperolehnya tersebut Belajar dan mengajar kontekstual berasumsi agar berguna dalam kehidupan sehari-hari. bahwa belajar adalah merepresentasikan suatu Pendekatan pembelajaran kontekstual konsep untuk mengaitkan mata pelajaran yang dapat dilakukan dengan mengembangkan ke dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tujuh komponen utamanya sebagai langkah tersebut digunakan serta berhubungan dengan penerapan dalam pembelajaran (Depdiknas, bagaimana cara siswa belajar. Pembelajaran 2003: 10), yaitu: dengan pendekatan ISSN 2086 – 1397 kontekstual biasanya Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |176 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… 1. 2. 3. 4. Kembangkan pemikiran bahwa siswa Walaupun hal itu bukan sesuatu yang salah, akan belajar lebih bermakna dengan cara namun akan lebih bermakna jika dia terlebih bekerja sendiri, menentukan sendiri, dan dahulu mengkontruksi sendiri pengetahuan dan merefleksikan dan keterampilan barunya (contrutivism). serta menguji ide-ide itu sebelum memulai Melaksanakan sebisa mungkin kegiatan menulisnya. strategi think-talk-write yang penemuan dalam proses pembelajarannya dipilih pada penelitian ini dibangun dengan (inquiry). memberikan waktu Kembangkan sifat ingin tahu siswa melakukan kegiatan melalui pertanyaan (questioning). merefleksikan dan untuk menyusun ide-ide, suasana Ciptakan belajar‟dengan 5. 6. 7. „masyarakat melakukan melakukan kegiatan berpikir, menyusun ide-ide, kepada siswa tersebut untuk (berpikir, dan menguji ide-ide itu sebelum menulisnya). belajar Strategi TTW dimulai dengan kelompok (learning community). bagaimana siswa memikirkan penyelesaian Hadirkan „model‟ sebagai alat bantu dan suatu tugas (masalah), kemudian diikuti contoh dalam pembelajaran (modelling). dengan Lakukan reflesi di akhir pertemuan pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi (reflection). siswa Lakukan penilaian yang sebenarnya mengkomunikasikan dapat pemikiran menuliskan tersebut. hasil kembali hasil Keuntungan lain, dengan berbagai cara. Penilaian yang penggunaan strategi think-talk-write dalam sebenarnya pembelajaran dilakukan dengan adalah: (1) mempercepat mempertimbangkan setiap aspek kegiatan kemahiran dalam menggunakan strategi, (2) yang dilakukan siswa selama proses membantu siswa mempercepat pemahaman, pembelajaran (3) berlangsung (authentic assesment). pada siswa untuk mempercepat problem solving maupun Strategi pembelajaran think-talk-write reasoning (Barody, 1993). diperkenalkan METODE PENELITIAN oleh Huinker dan Laughlin (1996: 82) dengan alasan bahwa strategi kesempatan mendiskusikan suatu strategi penyelesaian b. Strategi Think-Talk-Write yang memberi pembelajaran ini seluruh siswa SMP di Sigli Kabupaten Aceh membangun secara tepat untuk berpikir dan Pidie Provinsi Aceh. Sekolah SMP Negeri 1 di refleksikan serta untuk mengorganisasikan Sigli di jadikan sebagai subjek penelitian. ide-ide serta mengetes ide tersebut sebelum Sampelnya siswa dari dua kelas VIII yang siswa diminta untuk menulis. dipilih secara acak dari 10 kelas VIII. yaitu Dalam think-talk-write Populasi pada penelitian ini adalah pembelajaran kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan matematika sering ditemui bahwa ketika siswa VIII-2 sebagai kelas kontrol. Dari beberapa diberikan tugas tertulis, siswa selalu mencoba kelas untuk langsung memulai menulis jawaban. menjadi dua kelompok pembelajaran, yaitu ISSN 2086 – 1397 kegiatan yang ada tersebut dikelompokkan Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |177 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… kelompok yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan strategi think- kontektual dan strategi think-talk-write sebagai talk-write menunjukkan hasil yang lebih tinggi kelas dibandingkan eksperimen, menggunakan dan kelompok pembelajaran yang konvensional kelas kontrol yang hanya mendapatkan pembelajaran konvensional. Dari sebagai kelas kontrol. data di atas menunjukkan bahwa terjadi HASIL PENELITIAN DAN peningkatan skor kemampuan komunikasi PEMBAHASAN matematik Pembahasan hasil penelitian ini pembelajaran a. Analisis Skor Pre-test dan Post-test dan ditemukan dalam penelitian. Kemampuan Komunikasi Data kuantitatif diperoleh melalui tes komunikasi setelah dilaksanakan. berdasarkan pada faktor-faktor yang diamati kemampuan siswa dan disposisi Analisis skor pre-test menggunakan uji perbedaan pre-test dan uji perbedaan post-test. matematik di awal dan akhir pembelajaran. Uji Data tersebut didapat dari 60 orang siswa, memperlihatkan apakah terdapat perbedaan terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen yang yang signifikan kemampuan awal kedua kelas. mendapat dan Sedangkan uji perbedaan post-test bertujuan strategi think-talk-write dan 30 siswa kelas untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang kontrol pembelajaran signifikan kemampuan akhir setelah perlakuan uraian diberikan pada kelas eksperimen dan kelas pembelajaran yang konvensional. kontekstual mendapat Berikut ini hasil penelitian. pre-test bertujuan untuk kontrol. Sebelum data dianalisis terlebih 1. Kemampuan Komunikasi dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Matematik Data perbedaan kemampuan komunikasi 1) Uji Perbedaan Rataan Pre-test matematik diperoleh melalui pre-test dan post- Setelah diketahui bahwa data skor pre- test, n-gain. Hasil skor pre-test, post-test, dan test memenuhi uji prasyarat kenormalan dan n-gain kemampuan komunikasi matematik. homogenitas, maka untuk melihat apakah Rataan skor pre-test kelas eksperimen dan terdapat perbedaan skor kemampuan awal kelas kontrol tidak jauh berbeda, hal ini siswa dapat dilanjutkan pada uji perbedaan menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua rataan kelas independent sample t-test dengan bantuan relatif sama sebelum perlakuan diberikan. Sedangkan untuk rataan post-test kelas eksperimen yang pre-test dengan menggunakan program SPSS. mendapat Tabel 1 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Pre-test Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means Keterangan t Df Sig. (2-tailed) 0,535 58 0,595 Ho Diterima ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |178 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa skor kontrol. Dengan demikian kemampuan awal pre-test kemampuan komunikasi matematik kedua kelas sama. siswa memiliki nilai signifikansi lebih besar 2) Uji Perbedaan Rataan Post-test dari 0,05 yaitu 0,595 artinya Sig.α > 0,05. Hal Setelah diketahui bahwa data skor post- ini menunjukkan bahwa H0 diterima, artinya test memenuhi uji prasyarat kenormalan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan homogenitas, maka bisa dilanjutkan pada uji antara skor pre-test kemampuan komunikasi perbedaan post-test dengan menggunakan matematik siswa kelas eksperimen dan kelas independent sample t-test. Tabel 2 Rataan Skor Post-test Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 2,526 58 0,014 Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa Keterangan Ho Ditolak gain ternormalisasi juga menunjukkan nilai signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu klasifikasi peningkatan skor siswa yang 0,014 yang artinya 𝑆𝑖𝑔 𝛼 < 0,05. Hal ini dibandingkan dengan skor maksimal idealnya. menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya Rataan gain ternormalisasi menggambarkan pencapaian peningkatan kemampuan komunikasi kemampuan komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih kontekstual baik dengan daripada siswa yang mendapatkan Skor Gain siswa Adapun Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik ternormalisasi Analisis kemampuan strategi yang think-talk-write hanya mendapat pembelajaran konvensional. pembelajaran konvensional. b. Analisis dan rangkuman kemampuan rataan gain komunikasi gain ternormalisasi matematik siswa pada kelas eksperimen dan komunikasi matematik kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut: skor menggunakan data gain ternormalisasi. Data Tabel 3 Data Rataan dan Klasifikasi Gain ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik Eksperimen Rataan Gain ternormalisasi 0,35 Kontrol 0,25 Kelas ISSN 2086 – 1397 Klasifikasi Sedang Rendah Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |179 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Skor gain ternormalisasi siswa yang Uji Perbedaan Rataan Skor mendapatkan pembelajaran kontekstual dan Ternormalisasi strategi think-talk-write memiliki skor lebih Matematik. Berdasarkan hasil uji normalitas tinggi dari siswa yang hanya mendapat yang telah dilakukan didapat kesimpulan pembelajaran konvensional. Klasifikasi skor bahwa gain ternormalisasi kelas eksperimen dengan eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi kelas kontrol termasuk kategori sedang dan normal. Sedangkan untuk uji homogenitas rendah. menunjukkan Hal ini peningkatan menunjukkan kemampuan matematik siswa kelas skor Kemampuan Gain gain Komunikasi ternormalisasi bahwa varians kelas skor gain bahwa ternormalisasi kedua kelompok homogen. komunikasi Sehingga untuk membuktikan bahwa skor gain eksperimen jauh ternormalisasi kemampuan komunikasi berbeda dengan kelas kontrol. Namun untuk matematik siswa kelas eksperimen berbeda lebih meyakinkan apakah benar peningkatan dengan kelas kontrol dilakukan uji perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa rataan yang mendapatkan pembelajaran kontekstual menggunakan uji-t. skor gain ternormalisasi dengan dan strategi think-talk-write sama dengan Berikut rangkuman hasil uji perbedaan siswa yang hanya mendapatkan pembelajaran rataan skor gain ternormalisasi pada taraf konvensional perlu dilakukan uji statistik signifikansi α = 0,05. lanjutan. Tabel 4 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 3,604 58 0,001 Tabel 4 diperoleh nilai thitung = 3,604 sedangkan untuk α = 0,05 dengan Keterangan Ho Ditolak kemampuan komunikasi matematik siswa df = yang mendapat pembelajaran kontekstual dan 58, nilai tkritis= 1,67, maka thitung berada di strategi think-talk-write lebih baik daripada daerah penolakan H0, atau nilai Sig. (2-tailed) siswa 0,001 < α = 0,05 sehingga Ha diterima yang konvensional. artinya terdapat perbedaan yang signifikan yang mendapatkan pembelajaran c. Disposisi Matematik antara peningkatan kemampuan komunikasi Data tentang disposisi matematik siswa matematik siswa yang mendapat pembelajaran diperoleh melalui angket yang diberikan pada kontekstual dan strategi think-talk-write dan akhir perlakuan pada kedua kelompok siswa siswa yang hanya mendapat pembelajaran yaitu kontekstual. Dengan demikian, peningkatan pembelajaran kontekstual dan strategi think- ISSN 2086 – 1397 kelas eksperimen yang mendapat Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |180 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… talk-write dan kelas kontrol yang mendapat kenormalan dan homogenitas, maka bisa pembelajaran konvensional. dilanjutkan pada uji perbedaan rataan dengan Hasil Uji Perbedaan Rataan Disposisi menggunakan Matematik, setelah diketahui bahwa data independent sample t-test dengan bantuan program SPSS. disposisi matematik memenuhi uji prasyarat Tabel 5 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Disposisi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 3,509 62 0,001 Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa nilai 𝑆𝑖𝑔 𝛼 < 0,05. artinya Hal Ho Diterima d. Asosiasi signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu 0,001 yang Keterangan Komunikasi antara Kemampuan dengan Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya Hubungan ada dan tidaknya asosiasi disposisi matematik siswa yang mendapat antara kemampuan komunikasi dan disposisi pembelajaran kontekstual dan strategi think- matematik digunakan asosiasi kontingensi. talk-write disposisi Sebelumnya pada masing-masing variabel memperoleh dibuat kriteria penggolongan kualifikasinya. lebih matematik baik siswa daripada yang Kriteria pengelompokkan berdasarkan katagori pembelajaran konvensional. siswa disajikan pada tabel berikut. Tabel 6 Tabel Hasil Pengelompokkan Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa Berdasarkan Katagori Komunikasi Eksperimen Disposisi Eksperimen Komunikasi Tinggi Eksperimen Sedang Rendah Total Disposisi Eksperimen Tinggi Sedang Rendah 6 0 0 0 17 0 0 1 6 6 18 6 Total 6 17 7 30 Sesuai Tabel 6 diperoleh kemampuan siswa. Disposisi matematik dengan katagori komunikasi matematik dengan katagori tinggi tinggi sebanyak 6 orang siswa, disposisi sebanyak komunikasi matematik dengan katagori sedang sebanyak matematik dengan katagori sedang sebanyak 18 orang siswa, dan disposisi matematik 17 orang siswa, dan komunikasi matematik dengan katagori rendah sebanyak 6 orang dengan katagori rendah sebanyak 7 orang siswa. 6 ISSN 2086 – 1397 orang siswa, Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |181 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Tabel 7 Hasil uji Chi Kuadrat Komunikasi dan Disposisi Matematik Value 54.286a Pearson Chi-Square df 4 Asymp. Sig. (2-sided) .000 Dari hasil tabel diatas didapat Asymp. Disposisi matematik siswa yang mendapat Sig. (2-sided) = 0,000 < taraf signifikansi ( = pembelajaran dengan pendekatan kontekstual 0,05), ini berarti tolak H0 jadi kesimpulanya dan terdapat kemampuan daripada disposisi matematik siswa yang komunikasi dan disposisi matematik siswa memperoleh pembelajaran konvensional. (3) pada kelas yang menggunakan pembelajaran Asosiasi kontekstual dan strategi think-talk-write. Hasil matematik dan disposisi matematik siswa pada Koefisien Kontingensi C antara Komunikasi kelas yang mendapat pembelajaran dengan dan Disposisi Matematik didapat koefisien pendekatan kontekstual kontingensi C = 0,803 berarti berdasarkan talk-write termasuk asosiasi tinggi. asosiasi antara strategi think-talk-write antara lebih kemampuan baik komunikasi dan strategi think- C Kesimpulan yang dikemukakan di atas dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut: (1) antara Pembelajaran kontekstual dan strategi think- dan talk-write hendaknya menjadi alternatif model disposisi matematik siswa pada kelas yang pembelajaran bagi guru SMP khususnya dalam menggunakan pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan komunikasi dan strategi think-talk-write termasuk asosiasi disposisi tinggi. menerapkan SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran kontekstual dan strategi think- penggolongan termasuk koefisien asosiasi kontingensi tinggi disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi maka asosiasi matematik matematik siswa. (2) pembelajaran Untuk dengan Berdasarkan hasil pengolahan data, talk-write, sebaiknya guru membuat sebuah analisis, temuan dan pembahasan diperoleh skenario dan perencanaan yang lebih baik, kesimpulan sebagai berikut: (1) Pencapaian sehingga pembelajaran kontekstual dan peningkatan kemampuan komunikasi strategi think-talk-write dapat diterapkan. (3) matematik siswa yang mendapat pembelajaran Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk dengan pendekatan kontekstual dan strategi melihat keefektifan penerapan pembelajaran think-talk-write lebih baik daripada siswa yang kontekstual dan strategi think-talk-write pada mendapatkan pembelajaran konvensional. (2) semua kategori sekolah dengan peringkat baik. ISSN 2086 – 1397 dan Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |182 Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… DAFTAR PUSTAKA Ansari, B. I. (2004). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik melalui Strategi Think-Talk-Write (Eksperimen di SMUN Kelas I Bandung). Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena. Cai, J., Lane, S., dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and Holistic Scoring Rubrics: Assessing Student’s Mathematical Reasoning and Communication. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas. Huinker, D. & Laughlin. 1996. ”Talk Your Way Into Writing”. In P.C Elliot, and M.J. Kenney (Eds.) 1996 Yearbook. Communication in Mathematics, K-12 and beyond. USA: NCTM. Maxwell, K. (2001). Positive learning dispositions in mathematics. [on line]. http://www.education.auckland.ac.nz/uoa/fms/default/education/docs/ word/research/foed_paper/issue11/ACE_Paper_3_Issue_11.doc [4 November 2013]. National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. National Council of Teacher of Mathematics. (1991). Professional Standards for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM. National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standarts for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Nurhadi dan Senduk, A.G. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Philipou, G. & Nicolaidou, M. (2004) “Attitudes Toward Mathematics, Self Efficacy and Achievment in Problem Solving‟. Jurnal: ERME, CERME-3, TG-2. Polking, j (1998) Response to NCTM’S Round 4 Question. [online] http://www.ams.org/government/argrpt4.html. diunduh [4 November 2013]. tersedia Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik . Disertasi. UPI: Tidak diterbitkan. Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Pertemuan MGMP Matematika SMPN I Tasikmalaya. Sumarmo, U. (2010). Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dalam Teori Paradigma, Prinsip, Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |183