Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM UNDANG-UNDANG DASAR 1945 2014 Undang – undang Dasar 1945 1 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Mata pelajaran ini membahas pengertian, fungsi dan kedudukan dan sejarah pembentukan UUD 1945, pembukaan UUD 1945, kandungan UUD 1945, serta UUD 1945 dalam gerak pelaksanaannya. B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan dapat melaksanakan UUD 1945 dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mempelajari modul ini, para peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian, fungsi, kedudukan, dan sejarah pembentukan UUD 1945; 2. Menguraikan makna tiap-tiap Alinea Pembukaan UUD 1945; 3. Menggambarkan hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal dalam UUD 1945; 4. Mengetahui Peraturan Perundang terkait dengan PNS D. Materi Bahasan Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar : 1. Pengertian, Fungsi, Kedudukan UUD 1945 2. Pembukaan UUD 1945; 3. Kandungan UUD 1945; 4. Peraturan Perundang-undangan terkait dengan PNS Undang – undang Dasar 1945 2 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI BAB II PENGERTIAN, FUNGSI, KEDUDUKAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 A. PENGERTIAN Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum pemerintahan yang dituangkan dalam dokumen tertulis. Konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. UUD 1945 ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Konstitusi Republik Indonesia. UUD 1945 mengikat pemerintah, lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka berada serta setiap penduduk yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia. UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis. Selain UUD 1945 terdapat hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis tersebut merupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara dikenal dengan nama ‘Konvensi’. Meskipun Konvensi juga merupakan hukum dasar (tidak tertulis), tetap tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Konvensi merupakan aturan pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan ketatanegaraan, karena Konvensi tidak terdapat dalam UUD 1945. Contoh konvensi ketatanegaraan yang masih dipelihara selama ini adalah setiap tanggal 16 Agustus, Presiden RI menyampaikan pidato pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Praktek yang demikian tidak diatur dalam UUD 1945, namun tetap dijaga dan dipelihara dalam praktek penyelenggaraan kenegaraan Republik Indonesia. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma, dan aturanaturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas. B. FUNGSI UUD 1945 Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 2011). Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan yang tertinggi. Undang – undang Dasar 1945 3 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD 1945. C. KEDUDUKAN UUD 1945 Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan presiden, dan lain-lainnya, bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah harus dilandasi dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Berdasarkan Undang-undangan Nomor: 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri dari: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah; 5. Peraturan Presiden; 6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Hierarki tersebut mencerminkan kekuatan hukum Peraturan Perundangundangan. Selain jenis Peraturan Perundang-undangan di atas, mencakup juga peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. Peraturan Perundang-undangan diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. Apabila Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dilakukan pengujiannya oleh Mahkamah Konstitusi. Sedangkan apabila Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi dilakukan oleh DPR dan Presiden. Undang – undang Dasar 1945 4 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI D. PERKEMBANGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pada masa Orde Baru, kekuasaan Presiden yang sangat besar karena adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir) walaupun dalam UUD 1945 kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat). Dalam rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Sehingga pada orde reformasi 1998, salah satu tuntutan Reformasi adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structure) kesatuan utawa selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR sebagai berikut: I. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945 II. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945 III. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945 IV. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945 Undang – undang Dasar 1945 5 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI BAB III KANDUNGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 A. PEMBUKAAN UUD 1945 Pembukaan UUD 1945 berisi pokok pikiran pemberontakan melawan imperialisme, kolonialisme, dan fasisme, serta memuat dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pokok pikiran tersebut yang merupakan cita-cita nasional dan cita hukum bangsa Indonesia sebagai berikut : ”Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Pada garis besarnya makna alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 adalah: Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur). Alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa kemerdekaan atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa). Alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila. Undang – undang Dasar 1945 6 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI B. PASAL-PASAL UUD 1945 Pokok-pokok pikiran dalam UUD 1945 itu dijelmakan dalam Pasal-pasal UUD 1945, dan cita hukum UUD 1945 bersumber atau dijiwai oleh falsafah Pancasila sebagai dasar negara. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat dasar falsafah negara Pancasila dengan Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan Perubahan UUD 1945 (1999-2002) menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa, antara lain sebagai berikut: a. Pada Pasal 1, UUD 1945 mengatur tentang bentuk dan kedaulatan yaitu bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar. Pada pasal ini, dinyatakan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. b. Tatanan Negara diatur sebagai berikut: 1) Pasal 2 dan Pasal 3 mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bahwa: - MPR terdiri anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum (Pemilu). - MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun dan segala putusan MPR ditetapkan dengan suara yang terbanyak. - MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD. - MPR melantik dan memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden 2) Pasal 4 s.d. Pasal 16 mengatur tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara bahwa: - Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. (Pasal 4) - Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang. (Pasal 5) - Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang WNI, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 6) - Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. (Pasal 6A) - Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. (Pasal 7) - Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun Undang – undang Dasar 1945 7 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. (Pasal 7A). - Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR kepada MPR dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum (pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela); dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. Keputusan MPR atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna MPR. (Pasal 7B). - Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR. (Pasal 7C) - Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya. (Pasal 8) - Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR. (Pasal 9) - Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara (Pasal 10). - Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11). - Presiden menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12). - Presiden mengangkat duta dan konsul serta menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13). - Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (MA). Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14). - Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15). - Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16). - Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (Pasal 17) - Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan yang berikut. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut. (Pasal 22) 3) Pemerintahan Daerah - Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (Pasal 18). Undang – undang Dasar 1945 8 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI 4) 5) 6) 7) - Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras (Pasal 18A). - Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. (Pasal 18B). DPR - Anggota DPR dipilih melalui Pemilu. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (Pasal 19). - DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang (pasal 20). - DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. DPR mempunyai hak interplasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat (Pasal 20A). Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) - Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu (Pasal 22C). - DPD dapat mengajukan kepada DPR, dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama. (Pasal 22D). - DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Pemilu Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan wakil presiden dan DPRD (Pasal 22E). Hal Keuangan - APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 23). - Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang (Pasal 23A). - Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 23B). Undang – undang Dasar 1945 9 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI - Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang (Pasal 23C). - Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang (Pasal 23 D). 8) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu BPK yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan kewenangannya. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang (Pasal 23E) 9) Kekuasaan Kehakiman - Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24). - Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undangundang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undangundang. Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman dibidang hukum (Pasal 24A). - Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim (Pasal 24B). - Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilu. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C). c. Wilayah Negara: Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25). d. Warga Negara dan Penduduk 1) Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Undang – undang Dasar 1945 10 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Pasal 26). 2) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa ada kecualinya. Warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. (Pasal 27) 3) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28). e. Hak Asasi Manusia (HAM) Pasal 28A s.d 28J mengatur tentang HAM, antara lain bahwa setiap orang: 1) berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya (Pasal 28A). 2) berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah dan setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B). 3) berhak mengembangkan diri, mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (Pasal 28C) 4) berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum; berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja; berhak atas status kewarganegaraan dan setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. (Pasal 28 D). 5) berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara (Pasal 28E). 6) berhak untuk berkomunikasi, berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F). 7) berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan (Pasal 28G). 8) berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, memperoleh pelayanan kesehatan; berhak atas jaminan sosial; berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik (Pasal 28H). 9) hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak untuk beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (Pasal 28I) 10) wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Pasal 28J). Undang – undang Dasar 1945 11 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI f. Agama Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal 29). g. Pertahanan Negara dan Keamanan Negara Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30). h. Pendidikan dan Kebudayaan 1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN serta dari APBD. (Pasal 31) 2) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya serta negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.. i. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial 1) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (pasal 33). 2) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara dengan mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (pasal 34). j. Bendera, Bahasa, dan Lambang 1) Bendera Negara Indonesia ialah sang merah Putih (pasal 35). 2) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36). 3) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika (Pasal 36A). 4) Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (pasal 3B). k. Perubahan Undang-Undang Dasar Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50 % ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan (Pasal 37). Undang – undang Dasar 1945 12 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI BAB IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PEGAWAI NEGERI SIPIL Berdasarkan Pasal 27 UUD 1945, bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa ada kecualinya. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai warga Negara dan SDM Aparatur wajib berpedoman pada peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan tugas sebagai Aparatur Negara. Ketentuan mengenai PNS diatur dalam Undang-undang Nomor: 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor: 43 Tahun 1999, bertujuan untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Warga Negara, unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung-jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah. Hal ini lebih lanjut ditekankan bahwa setiap Pegawai Negeri wajib mentaati segala peraturan perundang- undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggungjawab (Pasal 4, UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999). Selain hal di atas, dalam melaksanakan tugasnya, setiap Pegawai Negeri wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan kepada dan atas perintah pajabat yang berwajib atas kuasa Undang-undang (Pasal 5, UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999). Pengaturan kedudukan, kewajiban, hak, dan pembinaan Pegawai Negeri yang dilaksanakan berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi kerja lebih lanjut diatur dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 36, UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999) antara lain: No 1 2 3 4 Peraturan Perundang-undangan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 24 Tahun 1976 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Undang – undang Dasar 1945 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Cuti Pegawai Negeri Sipil Formasi Pegawai Negeri Sipil Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS 13 Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Peraturan Perundang-undangan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2010 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2002 Tentang Pengadaan Pegawai Sipil Negeri Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Kenaikan Pangkat Pegawai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Negeri Sipil Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun Pengangkatan Pegawai Negeri 2000 sebagaimana telah diubah dengan Sipil Dalam Jabatan Struktural Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2013 Pemberhentian Pegawai Negeri tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Sipil Pemerintah nomor 32 Tahun 1979 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1963 Dana Kesejahteraan Pegawai Undang – undang Dasar 1945 14