Analisis Rugi-Rugi Daya Konverter DC-DC

advertisement
Analisis Rugi-Rugi Daya Konverter DC-DC
Kus Adi Nugroho
13204196 / Teknik Tenaga Elektrik (A) / Program Studi Teknik Elektro
Laboratorium Penelitian Konversi Energi Elektrik
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
[email protected]
Abstraksi—Saat ini, konverter dc-dc dengan rasiotegangan tinggi semakin dibutuhkan. Adanya
keterbatasan pada saklar membuat konverter dc-dc
dengan rasio-tegangan tinggi sulit untuk direalisasikan.
Untuk memecahkan masalah tersebut, konverter dc-dc
topologi baru telah diusulkan. Prinsip kerja konverter
dc-dc tersebut dijelaskan pada laporan tugas akhir ini.
Pada praktisnya, konverter dc-dc selalu menghasilkan
rugi-rugi akibat proses penyaklaran. Rugi-rugi tersebut
terdiri dari rugi-rugi penyaklaran dan rugi-rugi
konduksi. Rugi-rugi inilah yang dianalisis pada
konverter dc-dc topologi baru. Persamaan rugi-rugi
konverter dc-dc tersebut diturunkan. Rugi-rugi
konverter dc-dc topologi baru dibandingkan dengan
rugi-rugi konverter dc-dc yang telah ada, yaitu
konverter dc-dc multifasa dan multilevel. Rugi-rugi
merupakan parameter evaluasi kinerja konverter dc-dc
pada laporan tugas akhir ini. Simulasi menggunakan
software PSIM® dan eksperimen di laboratorium
dilakukan untuk membuktikan kevalidan persamaan
yang diturunkan. Hasil evaluasi kinerja menunjukkan
bahwa rugi-rugi yang dihasilkan oleh konverter dc-dc
topologi baru lebih besar daripada konverter dc-dc
multifasa dan multilevel.
Index Terms—Konverter dc-dc, jembatan penuh, buck.
I. PENDAHULUAN
saat ini kebutuhan akan sumber arus searah dengan
Ptegangan
sangat rendah dan arus tinggi meningkat,
ADA
contohnya pada regulator tegangan pada mikroprosessor dan
aplikasi elektrokimia. Aplikasi ini juga mensyaratkan riak
arus yang kecil dan respon transien yang cepat.
Untuk menghasilkan tegangan dc yang sangat rendah
dari tegangan dc yang tinggi, harus digunakan konverter dcdc dengan duty cycle sangat kecil. Namun, duty cycle pada
saklar konverter dc-dc dibatasi oleh kemampuan dari saklar
itu sendiri.
Saklar yang tersedia di pasar tidak mampu untuk
merubah state-nya secara seketika. Untuk merubah state-nya
dari OFF ke ON, dibutuhkan waktu yang disebut waktu
penyalaan, dan sebaliknya disebut waktu pemadaman. Pada
duty cycle yang sangat kecil, besar kemungkinan terjadinya
sinyal penyalaan dan pemadaman di saat yang hampir
bersamaan. Hal inilah yang menghasilkan rugi-rugi
penyaklaran dan gangguan pada arus keluaran.
Lo
io
Lo
Lo
io
S1
Ed
2
Lo
S2
C
Ed
vo
Ed
2
C
Eo
S4
S3
(c)
Gambar 1. Topologi konverter dc-dc
(a) topologi baru (b) dua-fasa (c) tiga-level
Untuk mengatasi masalah ini, topologi baru dari
konverter dc-dc diusulkan[1]. Konverter ini dapat dilihat
pada Gambar 1(a). Konverter dc-dc ini mampu merubah
level tegangan masukan menjadi level tegangan keluaran
dengan rasio tinggi.
Paper ini membandingkan rugi-rugi konverter dc-dc
topologi baru dengan konverter dc-dc multifasa dan
multilevel yang telah ada, seperti pada Gambar 1(b) dan (c).
Rugi-rugi penyaklaran dan konduksi pada ketiga konverter
ini dibandingkan. Analisis ini diverifikasi dengan simulasi
dan experimen.
II. KONVERTER DC-DC RASIO TINGGI
Pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada konverter
dc-dc penurun tegangan (buck). Walaupun demikian, hasil
analilis tersebut dapt berlaku juga untuk penaik tegangan
(boost)
Gambar 2 menunjukkan konverter dc-dc dua-fasa tipe
buck. Konverter ini mewakili konverterdc-dc multifasa.
Konverter dc-dc dua-fasa menggunakan dua buah transistor
Lo
vo
Lo
Lo
io
Gambar 2. Konverter dc-dc dua-fasa tipe buck.
Gambar 4. Konverter dc-dc topologi baru tipe buck.
io
Ed
2
S1
C
Lo
D2
Ed
vo
Ed
2
load
C
S 3 D4
Gambar 3. Konverter dc-dc tiga-level tipe buck.
TABLE I
POSSIBLE OUTPUT VOLTAGE LEVELS
vuo
0
Ed/2
Ed/2
Ed
S1
OFF
ON
OFF
ON
S2
ON
OFF
ON
OFF
S3
OFF
OFF
ON
ON
S4
ON
ON
OFF
OFF
dan dua buah dioda.Pada konverter ini, dua buah sinyal
kendali dengan perbedaan fasa 180° digunakan.
Dengan prinsip dualitas, maka dari konverter dc-dc duafasa dapat dihasilkan konverter dc-dc tiga-level. Sinyal
penyaklaran yang digunakan serupa dengan pada dengan
dua-fasa, yaitu menggunakan sinyal dengan perbedaan fasa
180°. Gambar 3 dan Tabel 1 menunjukkan topologi
konverter dc-dc tiga-level dan kemungkinan level tegangan
keluaran.
Pada dasarnya, konverter dc-dc topologi baru diturunkan
dari dua buah konverter. Segala bentuk konverter dapat
digunakan untuk membentuk topologi ini. Masukan dari
konverter ini dihubungkan secara paralel dengan sebuah
sumber tegangan dan keluarannya dihubungkan ecara seri
dengan beban. Maka, tegangan keluaran dari konverter ini
adalah penjumlahan dari dua tegangan keluaran konverter.
Masukan dari konverter ini adalah sumber tegangan dc.
Untuk menurunkan level tegangan, maka polaritas salah
satu
konverter
dibalik.
Sehingga
tegangan
keluaranmerupakan selisih dari dua tegangan keluaran.
Selisih yang kecil dapat diperoleh tanpa duty cycle yang
terlalu kecil.
Salah satu contoh adalah, digunakannya konverter dc-dc
satu fasa tipe buck sebagai konverter pada topologi baru
tersebut. Konverter dc-dc topologi baru ini ditunjukkan oleh
Gambar 4. Konverter tipe buck dikonstruksikan untuk
menghasilkan VAB yang positif, sehingga arus mengalir dari
titik A ke titik B. Olhe karena itu pada bidang Io-Vo,
konverter ini bekerja pada satu kuadran.
Arus yang mengalir pada beban selalu kontinyu, induktor
yang terhubung seri dengan beban juga selalu teraliri oleh
arus. Ini menunjukkan bahwa operasi terjadi pada continueconduction mode.
Untuk menghasilkan tegangan keluaran yang
diinginkan, konverter dc-dc dikendalikan oleh suatu metode
penyaklaran. Konverter dc-dc ini menggunkan Bipolar
PWM, dimana S1 dan D2 serta D3 dan S4 dianggap sebagai
pasangan. Pasangan disini diartikan bahwa sinyal kontrol
yang digunakan adalah sama, namun salah satu saklar dari
pasangan tersebut adalah inversi dari saklar lain. Sehingga
sesama pasangan tidak pernah mengalami kondisi ON pada
saat yang sama. Pasangan ini terletak pada lengan yang
sama. Pasangan S1 dan D2 pada lengan A, dan pasangan D3
dan T4 pada lengan B. Pola ini digambarkan pada Gambar
5.
PWM ini menggunakan sinyal segitiga sebagai sinyal
carrier-nya. Disebut bipolar karena menggunakan dua buah
sinyal referensi untuk mengontrol dua pasangan saklar.
Setelah melalui komparator, maka sinyal kendali yang
dihasilkan adalah Vcontrol 1 untuk mengendalikan lengan A
dan Vcontrol 2 untuk mengendalikan lengan B. Terlihat bahwa
tegangan keluaran yang dihasilkan adalah Vo. Sehingga
tegangan keluar yang dihasilkan dapat sekecil mungkin
tanpa menggunakan duty cycle yang ekstrim pada masingmasing saklar.
Ts
Toff
4
vtri
Toff
Ton
2
Ton
2
2
Toff
4
vref 1
vref 2
vcontrol1
vcontrol 2
vo
t0
t1
t2
t2.5
t3
t4
t5
Gambar 5. Detil bentuk gelombang.
III. ANALISIS RUGI-RUGI DAYA KONVERTER DC-DC RASIO
TINGGI
Rugi-rugi konverter dc-dc yang dihasilkan oleh saklar
terdiri dari dua macam rugi-rugi. Yang pertama adalah rugirugi penyaklaran dan yang kedua adalah rugi-rugi konduksi.
Untuk mengetahui rugi-rugi tersebut pada konverter dcdc topologi baru, multifasa dan multilevel, maka terlebih
dahulu dicari arus rata-rata dan efektif yang melalui setiap
saklarnya. Setelah didapatkan, nilai-nilai arus tersebut
disubstitusikan kedalam persamaan (1) untuk rugi-rugi
penyaklaran, dan rugi-rugi konduksi pada persamaan (8)(9).
Sehingga untuk rugi-rugi penyaklaran diperoleh
persamaan:
Untuk topologi baru,
2
1
1
(10)
Gambar 6. Model gelombang penyaklaran pada saat penyalaan
dan pemadaman.
Rugi-rugi ini dapat dilihat pada Gambar 6. Daerah 1
adalah rugi-rugi ketika gelombang arus meningkat, daerah 2
adalah rugi-rugi ketika arus memiliki arah yang
berkebalikan pada dioda, dan daerah 3 adalah muatan yang
dibuang oleh dioda. Daerah-daerah inilah yang
menghasilkan rugi-rugi besar pada transistor pada rangkaian
induktif dengan duty cycle yang tinggi.
Berdasarkan [3], rugi-rugi penyaklaran dapat ditulis
sebagai:
(1)
dimana
(2)
(3)
(4)
(5)
dengan
Ed = Tegangan sumber
Fs = Frekuensi penyaklaran
Io = Arus keluaran
tr = Waktu naik arus
trr = Waktu diode reverse recovery
qrr = Muatan diode reverse recovery
tcf = Waktu silang arus turun dan tegangan
Rugi-rugi konduksi terjadi akibat adanya tegangan jatuh
pada transistor dan dioda ketika konduksi. Tegangan ini,
yang terpengaruh oleh besar arus, dapat diaproksimasikan
sebagai persamaan linier berikut
(6)
untuk transistors, dan
(7)
untuk dioda.
Rugi-rugi konduksi adalah perkalian dari tegangan ON
dengan arus yang mengalir. Persamaannya menjadi
2
PT = VT I S + RT I Srms
PD = V D I S + R D I
untuk dioda, dimana
RT / RD = Resistansi dalam saklar
VT / VD = Tegangan jatuh pada kondisi ON
Is
= Arus yang mengalir melalui saklar
1
(11)
(12)
D merupakan rasio tegangan keluaran dengan tegangan
masukan pada konverter dc-dc topologi baru.
Untuk dua-fasa,
(13)
Dan untuk tiga-level,
(14)
Sedangkan persamaan rugi-rugi konduksi didapatkan
sebagai berikut:
Untuk topologi baru,
1
1
1
1
(15)
Untuk dua-fasa,
1
1
(16)
Dan untuk tiga-level,
2
2
2
1
2
1
(17)
Untuk persamaan rugi-rugi total topologi baru, dua-fasa,
dan tiga-level dapat diperoleh seperti persamaan (18), (19),
dan (20).
1
1
2
1
1
1
1
(18)
1
1
(19)
2
2
(9)
1
dimana,
(8)
untuk transistor, dan
2
Srms
2
1
2
1
2
(20)
Agar lebih mudah dibandingkan, maka Gambar 7
memperlihatkan rugi-rugi yang dihasilkan masing-masing
konverter dc-dc dan perubahannya akibat perubahan duty
cycle. Yang dimaksud dengan duty cycle di sini adalah rasio
tegangan, bukan perbandingan antara waktu ON dan waktu
total pada saklar. Walaupun duty cycle saklar merupakan
Rugi Total (W)
25
20
Io = 5 A
Rugi‐Rugi (W)
rasio tegangan pada konverter dc-dc multifasa dan
multilevel, hal ini tidak berlaku pada konverter dc-dc
topologi baru.
15
10
5
0
14
12
10
8
6
4
2
0
Simulasi
Perhitungan
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Topologi Baru
Dua‐Fasa
Duty Cycle
Tiga‐Level
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Gambar 8. Hasil perhitungan dan simulasi rugi-rugi konduksi
pada konverter dc-dc topologi baru.
Duty Cycle
Secara keseluruhan, Gambar 7 menunjukkan rugi-rugi
total yang memperlihatkan bahwa yang menghasilkan rugirugi terbesar adalah konverter dc-dc topologi baru
dibandingkan konverter dc-dc dua-fasa dan tiga-level.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja
konverter dc-dc topologi baru tidak lebih unggul bila
dibandingkan dengan konverter dc-dc dua-fasa dan tiga
level dalam hal rugi-rugi yang dihasilkannya.
Rugi‐Rugi (W)
Gambar 7. Perbandingan rugi-rugi total konverter dc-dc.
3,6
3,55
3,5
3,45
3,4
3,35
3,3
3,25
Simulasi
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Duty Cycle
A. Simulasi
Simulasi hanya dapat dilakukan untuk menguji kevalidan
persamaan rugi-rugi konduksi. Simulasi rugi-rugi
penyaklaran belum dimungkinkan dengan software PSIM®
yang digunakan. Simulasi dilakukan untuk memverifikasi
sejauh mana asumsi-asumsi dalam perhitungan masih
berlaku.
Adapun parameter umum yang digunakan dalam
pengujian validasi ini, baik simulasi maupun perhitungan
adalah
Ed = 100 VDC
Fs = 5 kHz
Io = 5 A
vT = 0,264iT
vD = 0,66 + 0,02iD
Nilai vT dan vD diperoleh melalui eksperimen yang akan
dijelaskan kemudian.
Pengujian kevalidan persamaan rugi-rugi konduksi diuji
dengan menggunakan kurva rugi-rugi konduksi terhadap
duty cycle. Kevalidan atau ketidakvalidan persamaan yang
diturunkan dapat dengan mudah diamati melalui kurva yang
dihasilkan.
Perbandingan antara hasil perhitungan dan simulasi
diperlihatkan pada Gambar 4.6 untuk konverter dc-dc
topologi baru, Gambar 4.7 untuk konverter dc-dc dua-fasa,
dan Gambar 4.8 untuk konverter dc-dc tiga-level.
Terlihat dari ketiga gambar tersebut terlihat bahwa hasil
simulasi menunjukkan hasil yang relatif sama dengan hasil
perhitungan.
Gambar 9. Hasil perhitungan dan simulasi rugi-rugi konduksi
pada konverter dc-dc dua-fasa.
Rugi‐Rugi (W)
IV. HASIL SIMULASI DAN EKSPERIMEN
14
12
10
8
6
4
2
0
Simulasi
Perhitungan
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Duty Cycle
Gambar 10. Hasil perhitungan dan simulasi rugi-rugi konduksi
pada konverter dc-dc tiga-level.
Untuk ketiga konverter dc-dc tersebut, pada duty cycle 0,
tidak arus yang mengalir, sehingga tidak ada rugi-rugi yang
terjadi. Berbeda dengan hasil perhitungan, dimana terdapat
rugi-rugi daya ketika duty cycle bernilai 0. Hal ini terjadi
karena pada perhitungan, beban diasumsikan sebagai
sumber arus, sehingga arus terus mengalir pada sisi beban
walaupun arus tidak dapat mengalir dari sumber tegangan.
Sedangkan pada simulasi, beban yang digunakan adalah
resistor dengan induktor. Sehingga, tidak ada arus yang
dapat mengalir, jika induktor tidak pernah dalam kondisi
charging.
B. Eksperimen
Eksperimen hanya dilakukan pada konverter dc-dc
topologi baru. Jika persamaan rugi-rugi konverter dc-dc
topologi baru dinyatakan valid oleh eksperimen ini, maka
persamaan rugi-rugi konverter dc-dc dua-fasa dan tiga-level
juga dapat dianggap valid.
Eksperimen dilakukan dengan mengukur daya pada sisi
masukan dan sisi keluaran konverter dc-dc. Rugi-rugi yang
terjadi pada konverter dc-dc didapatkan dari selisih antara
daya masukan dan daya keluaran.
Sebelum melakukan eksperimen untuk menguji analisis,
dilakukan eksperimen untuk memperoleh parameterparameter pada saklar. Parameter saklar yang diperoleh
dengan eksperimen adalah
•
Parameter konduksi:
vT = 0,264iT
o
vD = 0,66 + 0,02iD
o
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Konverter dc-dc topologi baru mampu menghasilkan
tegangan keluaran dengan rasio tinggi dari tegangan
masukannya tanpa memiliki masalah dengan adanya
keterbatasan kemampuan saklar.
Pada rasio-tegangan tinggi (duty cycle 0,1), konverter
dc-dc topologi baru menghasilkan rugi-rugi penyaklaran
yang paling besar dibandingkan konverter dc-dc dua-fasa
dan tiga-level. Rugi-rugi konduksi yang dihasilkan
konverter dc-dc topologi baru juga paling besar pada arus
lebih besar dari 3 A bila dibandingkan dengan konverter dc-
Rugi‐Rugi (W)
y = 1,268x + 12,44
20
15
Rugi-rugi penyaklaran
10
5
Rugi-rugi konduksi
0
2,5
5
7,5
10
Frekuensi (kHz)
Eksperimen
Perhitungan
Linear (Eksperimen)
Gambar 11. Metode untuk memperoleh rugi-rugi penyaklaran dan
konduksi secara terpisah.
Parameter penyaklaran:
o
C0 = 8,788 x 10-7
o
C1 = 2,5328 x 10-6
o
C2 = 4,896 x 10-7
Gambar 11 menunjukkan hasil eksperimen dari
perubahan rugi-rugi ketika frekuensi penyaklaran berubah
dan garis regresi liniernya. Perpotongan garis tersebut
dengan sumbu tegak merupakan nilai dari rugi-rugi
konduksi. Dengan metode ini, rugi-rugi penyaklaran dan
konduksi dapat diperoleh secara terpisah.
Gambar 12 menunjukkan hasil perhitungan dan
eksperimen rugi-rugi konverter dc-dc topologi baru. Dengan
menggunakan metode yang telah dijelaskan sebelumnya
untuk masing-masing besar arus keluaran, maka perubahan
rugi-rugi konduksi dan rugi-rugi penyaklaran dapat terlihat
pada gambar tersebut. Rugi-rugi penyaklaran merupakan
selisih dari rugi-rugi total dengan rugi-rugi konduksinya.
Kurva tersebut menunjukkan hasil perhitungan dan
eksperimen yang memiliki trend sama. Perbedaan yang
terjadi diakibatkan nilai-nilai parameter yang kurang akurat
dan tidak diperhitungkannya rugi-rugi pada kabel dan
koneksi-koneksinya, sehingga terjadi perbedaan walaupun
sedikit. Dari kurva ini dapat disimpulkan bahwa persamaan
rugi-rugi penyaklaran dan rugi-rugi konduksi konverter dcdc topologi baru adalah valid.
Karena persamaan rugi-rugi konverter dc-dc topologi
telah dinyatakan valid, maka persamaan rugi-rugi konverter
dc-dc dua-fasa dan tiga-level juga dapat dinyatakan valid.
Io = 5A
25
0
Rugi‐Rugi (W)
•
30
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Rugi-rugi
penyaklaran
Fs = 5 kHz
Rugi-rugi konduksi
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Arus keluaran (A)
Rugi Konduksi (Perhitungan)
Rugi Total (Perhitungan)
Rugi Konduksi (Eksperimen)
Rugi Total (Eksperimen)
Gambar 12. Hasil perhitungan dan eksperimen rugi-rugi pada
konverter dc-dc topologi baru.
dc dua-fasa dan tiga-level. Sehingga, secara keseluruhan,
rugi-rugi total yang dihasilkan konverter dc-dc topologi baru
paling besar dibandingkan rugi-rugi total konverter dc-dc
dua-fasa dan tiga-level. Hal ini menunjukkan kinerja
konverter dc-dc topologi baru lebih buruk daripada kinerja
konverter dc-dc dua-fasa dan tiga-level dilihat dari aspek
rugi-rugi yang dihasilkannya.
Hasil simulasi menunjukkan persamaan rugi-rugi
konduksi yang telah diturunkan untuk ketiga jenis konverter
dc-dc adalah valid. Hasil eksperimen juga menunjukkan
bahwa persamaan rugi-rugi penyaklaran dan juga rugi-rugi
konduksi konverter dc-dc topologi baru yang telah
diturunkan adalah valid. Dengan demikian, persamaan
konverter dc-dc dua-fasa dan tiga-level juga dinyatakan
valid.
Rugi
B. Saran
Setelah melaksanakan penelitian ini, saran untuk
penelitian selanjutnya adalah menemukan metode untuk
menyimulasikan rugi-rugi penyaklaran pada saklar dan
konverter. Selanjutnya adalah menemukan metode untuk
meminimalisasi rugi-rugi yang terjadi pada konverter dc-dc.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mohan, N., T. M. Undeland, and W P. Robbins,
“Power electronics converters, applications and design,
2nd ed.”, John Wiley & Sons, New York, 1995.
[2] Dahono, P. A., Y. Sato, and T. Kataoka, “Analysis of
Switching and Conduction Losses in Hysteresis
Current-Controlled Inventers”, IEE Trans. of Japan,
vol. 113-D, No. 10, October 1993.
[3] Skvarenina, T. L., “The power electronics handbook,
industrial electronics series”, CRC Press LLC, Boca
Raton, 2002.
[4] Dahono, P. A., et al., “Output Ripple Analysis of
Multiphase DC-DC Converters”, Conf. Proc. IEEE,
PEDS’99, Hongkong, July 1999, pp. 626-631 .
[5] Dahono, P. A., “A New Multi Level DC-DC
Converter”, International Conference on Electrical
Engineering, Sapporo, 2004.
[6] Dahono, P. A. and A. Rizqiawan, “A New Approach to
Synthesis of Static Power Converters”, Electrical
Power, Electronics, Communications, Controls and
Informatics Seminar (EECCIS) Proc., A-23 – A-28,
Malang, June 2008.
[7] J. H. Rockot, “Losses in High-Power Bipolar
Transistors”, IEEE Trans. Power Electronics, PE-2,
No. 1, 72,1987.
[8] Dahono, P. A., “A New Approach to Analysis of
Inverter Currents”, Proc. ITB, Vol. 30, No. 2, 1998,
Suplemen, 1998.
[9] Dahono, P. A., Y. Sato, and T. Kataoka, “Analysis of
Conduction Losses in Inventers”, IEE Proc.-Electr.
Power Appl., Vol. 142, No. 4, July 1995.
[10] A. Husnan Arofat dan P.A. Dahono, “Analisis Riak
Arus Keluaran Chopper Multifasa”, Seminar Mesin
Elektrik dan Elektronika Daya (SMED) 2005, Malang,
Des. 2005.
[11] Martina, F. A., “Analisis Riak pada Sisi Keluaran
Konverter DC-DC Jembatan Penuh Tipe Buck dengan
Skala Perbandingan Tinggi”, Laporan Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Elektro ITB, 2007.
[12] Dahono, P. A., K. Adi Nugroho, and A. Rizqiawan, ”A
Loss Evaluation of DC-DC Converters”, Electrical
Power, Electronics, Communications, Controls and
Informatics Seminar (EECCIS) Proc., A-29 – A-34,
Malang, June 2008.
[13] Dahono, P. A., K. F. Sutrisna, dan A. Rizqiawan,
“Analisis Riak Konverter DC-DC Rasio-Tegangan
Tinggi”,
Electrical
Power,
Electronics,
Communications, Controls and Informatics Seminar
(EECCIS) Proc., A-40 – A-45, Malang, Juni 2008.
[14] Dahono, P. A., F. Sasongko, dan A. Rizqiawan,
“Teknik Kendali Konverter DC-DC Topologi Baru”,
Electrical Power, Electronics, Communications,
Controls and Informatics Seminar (EECCIS) Proc., A35 – A-39, Malang, Juni 2008.
Download