Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Ditinjau Dari

advertisement
Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Ditinjau
Dari Analisis Rosengren
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Strata (S-1) Pada Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Di susun oleh :
Nurul Ichwan
6662101266
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Saya Datang
Saya Bimbingan
Saya Ujian
Saya Revisi
Dan Saya MENANG…. !!!!!!
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Mamah, Papah, adikku serta teman-teman seperjuanganku yang telah mendorongku, menyemangatiku
hingga akhir sidang ini.
Love all …
vi
ABSTRAK
Nurul Ichwan. NIM 6662101266. SKRIPSI Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi
Sosial Di Tinjau Dari Analisis Resengren. Pembimbing I: Isti Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom
dan Pembimbing II: Husnan Nurjaman, S.Ag.M.Si.
Path merupakan sebuah aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar yang memungkinkan
penggunanya untuk berbagi gambar, dan juga pesan. Perusahaan ini berawal dengan aplikasi
pada iPhone dan juga website lalu merilis versi Android. Beragamnya informasi yang hadir
serta kebebasan yang diberikan pihak Path menimbulkan interaksi sosial tertentu pada
pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan informasi Mahasiswa Komunikasi Untirta
dalam menggunakan media sosial Path. Peneliti menggunakan konsep Rosengren. Inti konsep
rosengren adalah berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis
media, frekuensi, durasi dan atensi. Metode penelitian ini yang digunakan adalah metode
kuantitatif yang bersifat Deskriptif. Di dalam konsep sebuah terpaan media akan berkolerasi
dengan pemenuhan kebutuhan informasi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Metode yang digunakan adalah survei, dengan menggunakan teknik proportionate stratified
random sampling dimana peneliti mengumpulkan informasi dari 89 responden dengan
menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA 2008-2012 Serang.
Analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas dan deskripsi table hasil.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan mahasiswa Untirta
dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial untuk frekuensi tergolong kuat
dengan perolehan persentase 31,5%, durasi tergolong kuat dengan perolehan persentase
34,5%, dan atensi tergolong kuat dengan perolehan persentase 43,8%.
Kata Kunci :Media Sosial Path, Analisis Rosengren
vii
ABSTRACT
Nurul Ichwan. NIM: 6662101266. UNDERGRADUATE THESIS. The existence of the
Path As a Medium of Social Interaction In terms Analysis Rosengren. Mentor I: Isti
Nursih, S.Ip, M.I.kom and Mentor II: Husnan Nurjuman, S.Ag, M.Si.
Path is a social network application in smartphone in which users can use for sharing
pictures, and also messages. The company first released the application for iPhone and
website, then for Android version. Path gives variety of information and freedom which
impact the users with the usage of the application. The purposes of research is to find out in
Path As a Medium of Social Interaction In terms Of Analysis Rosengren. The researcher is
which assumes the media play an active role in selecting and using the media to assume that
the user has alternative options to astisfy their needs.
The method used in this research is quantitative, with descriptive characteristic. The
approach in this research is quantitative. The method used was a survey, using proportionate
stratified random sampling technique in which researchers collected information from 89
respondents by distributing questionnaires to students of Communication Sciences 2008-2012
UNTIRTA Serang. The analysis is validity, reliability and the description of the table of
results.The conclusion that can be drawn from this study is the use Untirta students in using
the path as a medium of social interaction for frequency relatively strong with a 31.5%
percentage of acquisition, the duration of the relatively strong with the acquisition of a
percentage of 34.5%, and a relatively strong attention to the acquisition of 43.8%
percentage.
Keywords: social media, Path, Analysis Rosengren.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkati Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Path Sebagai Media Interaksi Sosial Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa
Komunikasi Untirta” tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.
Tentunya penelitian ini tak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari dosen pembimbing. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing pertama Ibu Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom yang
telah memberikan waktu, spirit, dukungan dan perhatian kepada peneliti, sehingga penelitian
ini dapat diselesaikan dengan baik. Serta kepada dosen pembimbing kedua Bapak Husnan
Nurjaman, S.Ag.M.Si, yang telah memberikan waktu, arahan, perhatian, dan dukungan
kepada peneliti, sehingga peneliti lebih termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini
dengan baik.
Peneliti juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang mendukung
dan memotivasi peneliti. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa yang telah menyetujui skripsi peneliti.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Ibu Puspita Asri Praceka,S.Sos.,M.Ikom selaku Sekertaris Jurusan Program Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Ibu Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah penuh
dengan kesabaran dan meluangkan waktunya, serta member masukan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
ix
6. Bapak Husnan Nurjuman, S.Ag.M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah penuh
dengan kesabaran dan meluangkan waktunya, serta member masukan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Ibu Naniek Afrilia Framanik, M.Si selaku Dosen Akademik yang telah membimbing
perkuliahan dari semester awal hingga akhir.
8. Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang telah membantu penulis dalam hal kelancaran proses skripsi.
9. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan selama kuliah.
10. Keluarga besar penulis, khususnya untuk orang tua penulis yang selalu memberikan
segalanya baik moril maupun materil serta doa tulus, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
11. Adik yang hebat, Tsandy Wirlya Alvian, Reza Vandu, Hafid Alfi yang selalu
memberikan senyuman dan tawa sebagai semangat baru dikala penulis menemukan
kemalasan disaat mengerjakan skripsi.
12. Teman Seangkatan 2010, Kevin Doklas Torang, Didit Aditriya, Didon, Marwan
Handoko, Fadli, Adhi puspo Negoro, Amalia Nur Utami, Damar, Fandi, Indra
Handayani, Alief krisna, Yusuf, Tirta Lestari Azis Coppo, yang telah memberikan
dukungan kepada Penulis.
13. Teman seperjuangan, Andi Winarto, Nadya, Kinda, Sausan Saidah Salam, Okie Porta,
Ibnu Fajri dan Galuh Gamabrata, Alief Krisna, Aulia Hidayat yang telah memberikan
semangat baru dengan candaan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari
bentuk kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari
berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam pembuatan
skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, April 2015
Peneliti,
Nurul Ichwan
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
LEMBAR ORISINALITAS.............................................................................................iv
MOTTO..............................................................................................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
ABSTRACK......................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................xiii
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xv
BAB I ................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 6
1.5
Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 6
1.5.1 Kegunaan Akademik ......................................................................................... 7
1.5.2 Kegunaan Praktis .............................................................................................. 7
BAB II ............................................................................................................................... 8
2.1 Komunikasi .............................................................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Komunikasi ..................................................................................... 8
2.1.2 Komponen Komunikasi .................................................................................... 9
2.1.3 Proses Komunikasi ............................................................................................ 9
2.1.4 Karakteristik Komunikasi ............................................................................... 10
2.1.5 Fungsi Komunikasi ......................................................................................... 12
2.1.6 Tujuan Komunikasi ......................................................................................... 14
2.2
Media Baru (New Media) ................................................................................. 15
2.3
Sejarah Internet ................................................................................................ 17
2.4
Media Sosial (Social Media) ............................................................................ 19
2.5
Path .................................................................................................................. 20
2.5.1 Fitur dalam Path .............................................................................................. 21
2.6
Penggunaan Jejaring Sosial .............................................................................. 23
2.7 Terpaan Media ....................................................................................................... 26
2.8
Pengertian Informasi ........................................................................................ 28
xi
2.8.1 Pemenuhan Kebutuhan Informasi ................................................................... 29
2.9 Kerangka Konsep ................................................................................................... 31
2.10 Operasional Variabel............................................................................................ 32
2.11 Hipotesis Penelitian.............................................................................................. 33
2.12 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 34
BAB III ........................................................................................................................... 37
3.1
Metode Penelitian ............................................................................................ 37
3.2
Teknik Penelitian ............................................................................................. 38
3.3
Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38
3.3.1
Kuesioner ................................................................................................. 39
3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 40
3.4.1
Populasi .................................................................................................... 40
3.4.2
Sampel ..................................................................................................... 41
3.5
Teknik Sampling .............................................................................................. 42
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ......................................................................... 45
3.6.1 Uji Validitas .................................................................................................... 45
3.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................................ 46
3.6.3 Hasil Uji Validitas ........................................................................................... 47
3.6.4 Hasil Uji Reabilitas............................................................................................48
3.7 Analisis Deskriptif....................................................................................................48
3.8 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 49
BAB IV ........................................................................................................................... 51
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................................... 51
4.1.1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ................................................................ 52
4.2 Deskripsi Data........................................................................................................ 53
4.2.1 Karakteristik Responden ................................................................................. 53
4.2.2 Jenis Kelamin .................................................................................................. 53
4.2.3 Angkatan ......................................................................................................... 55
4.3 Deskripsi Path Sebagai Media Interaksi Sosial ...................................................... 56
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Frekuensi..
.........................................................................................................................57
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Durasi
.........................................................................................................................62
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Atensi
.........................................................................................................................66
xii
4.4 Pembahasan ........................................................................................................... 72
4.4.1 Path Sebagai Media Interaksi Sosial Ditinjau Dari Analisis Rosengren .......... 72
4.4.2 Frekuensi ......................................................................................................... 73
4.4.3 Durasi .............................................................................................................. 73
4.4.4 Atensi................................................................................................................74
BAB V ............................................................................................................................. 75
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 75
5.2 Saran ....................................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 77
INTERNET DAN SUMBER LAIN.................................................................................80
LAMPIRAN ................................................................................................................... 81
KUESIONER....................................................................................................................92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tujuan Komunikasi...............................................................................................................14
Tabel 2.2 Operasional Variabel ...........................................................................................................33
Tabel 2.3 Perbandingan Terdahulu........................................................................................................36
Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................................................................39
Tabel 3.2 Data Jumlah Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Untirta...................................................40
Tabel 3.3 Berstrata Proposional ...........................................................................................................44
Tabel 3.4 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.........................................................................47
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas.............................................................................................47
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Reabilitas.................................................................................................48
Tabel 3.7 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ................................................................................49
Tabel 3.8 Jadwal Penelitian...................................................................................................................50
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden.....................................................................................................54
Tabel 4.2 Angkatan Responden ..........................................................................................................55
Tabel 4.3 Saya Sering Mengakses Jejaring Sosial Path Setiap Hari....................................................57
Tabel 4.4 Saya Sering Mengakses Jejaring Sosial Path tanpa waktu dan tempat
............................59
Tabel 4.5 Saya Sering Mengakses Media Sosial Path Lebih dari 10 menit .........................................61
Tabel 4.6 Mengakses Media Sosial Path Lebih Dari 3 Jam/hari
......................................................63
Tabel 4.7 Saya Mengakses Jejaring Sosial Path Disaat Sibuk atau Waktu Luang ............................65
Tabel 4.8 Saya Mengakses Jejaring Sosial Path Sambil Membuka Situs Jejaring
Sosial Lain.............................................................................................................................67
Tabel 4.9 Saya Mengakses Sambil Membuka Website Lainnya Selain Media Sosial...................69
Tabel 4.10 Saya Mengakses Situs Jejaring Sosial Path Dengan Penuh Perhatian
...........................71
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden.......................................................................................55
Diagram 4.3 Frekuensi (Pertanyaan 1)........................................................................................58
Diagram 4.4 Frekuensi (Pertanyaan 2)........................................................................................60
Diagram 4.5 Frekuensi (Pertanyaan 3)........................................................................................62
Diagram 4.6 Durasi (Pertanyaan 4).............................................................................................64
Diagram 4.7 Durasi (Pertanyaan 5).............................................................................................66
Diagram 4.8 Intensitas (Pertanyaan 6)........................................................................................68
Diagram 4.9 Intensitas (Pertanyaan 7)........................................................................................70
Diagram 4.10 Intensitas (Pertanyaan 8)......................................................................................72
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep..........................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia untuk
berkomunikasi dan mencari informasi semakin kompleks dan meningkat. Hal ini
membawa
dampak
pada
perkembangan
teknologi
komunikasi
yang
memungkinkan menyelenggarakan komunikasi dan penyebaran informasi secara
lebih cepat dan serentak sekaligus sanggup menjangkau khalayak yang tidak
terbatas.
Dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti kemampuan
memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara
komunikator dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis
pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan, ideologi, dan lain-lain, jika
komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan pernah gagal. 1
Setiap orang membutuhkan informasi sebagian bagian dari tuntutan
kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Karena
adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang
termotivasi untuk mencari pengetahuan agar dapat memecahkan masalah tersebut,
salah satu caranya adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca
berbagai media.2
1
2
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A (Ilmu komunikasi hal.9&19).
Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, hal 8.
1
2
Dengan adanya penyebaran informasi lebih cepat dan baik maka dari itu
komunikasi melahirkan sebuah media baru yang disebut new media yaitu,
kemunculan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi yang digital,
terkomputerisasi, atau berjejaring di akhir abad ke-20. Kebanyakan dari
teknologi-teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” tersebut bersifat
digital, seringkali berkarakter manipulatif, bersifat mudah berjejaring, padat,
mampat, interaktif, dan tidak memihak. Beberapa contoh yang mungkin dapat
diajukan adalah internet, website, komputer multimedia, permainan-permainan
komputer,
CD-ROMS,
dan
DVD.
Sehingga
dapat
ditegaskan
bahwa
sesungguhnya media baru bukanlah program-program televisi, film-film feature,
majalah, buku, atau publikasi-publikasi berbasis kertas. Dengan demikian, batasan
bagi media baru secara sederhana dapat dipahami sebagai media-media (massa)
yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi di luar media massa cetak dan
media massa elektronik.3
Perkembangan lain dari internet adalah mesin pencari dan lacak, seperti
browsing pada tujuan tertentu yang melintasi suatu jaringan informasi dan
komunikasi baik berupa teks, gambar, ataupun video secara cepat dan sistematis.
Kemudahan berkomunikasi dan mencari informasi melalui internet menjadi salah
satu daya tarik banyaknya orang dalam menggunakan media internet.4
Kehadiran internet sangat membawa revolusi pada cara manusia
melakukan komunikasi. Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang
tidak saja mampu menstramisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu
3
Turnomo Rahardjo (Literasi Media & kearifan Lokal. Hal.172).
http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.internet.indonesia.bisa.temb
us.82.juta diakses pukul 19.00 WIB
4
3
menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas
materialisasi yang tercipta dalam dunia maya. Dengan demikian, internet telah
menjadi sarana yang paling efektif dan efisien untuk melakukan komunikasi dan
pertukaran informasi jarak jauh, maka tidak heran jika pengguna internet terus
mengalami peningkatan. Portal berita Kompas.com mengeluarkan data bahwa
pengguna jasa layanan internet di dunia mencapai 2,4 Milyar dan Indonesia
menjadi salah satu negara terbanyak dalam menggunakan jasa layanan internet
dengan total pengguna sebanyak 61,08 juta jiwa pada akhir tahun 2012 dengan
tingkat penetrasi 23%, angka tersebut naik sekitar 10% dari tahun 2011.5
Path adalah situs sekaligus aplikasi yang awalnya khusus untuk pengguna
iphone, namun sekarang telah dikembangkan untuk dapat dipakai oleh pengguna
Android. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja Twitter dan Instagram. Pengguna
dapat secara cepat dan aman mengirimkan foto yang diambil dengan
menggunakan kamera Iphone atau Smartphone, serta tidak terganggu dengan tag
dari pihak lain seperti yang sering dialami pengguna Facebook. 6
Kini jumlah pengguna Path di Indonesia lebih dari 4 juta. Dalam hal ini
aplikasi Path memang sangat berbeda dengan fitur atau gestur yang dimiliki oleh
media online lainnya, karena Path bisa digunakan penggunanya untuk mengobrol
dengan kenalan mereka meski orang yang diajak berbincang tidak masuk dalam
lingkaran pertemanan 150.7
5
http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.Dunia.Capai.2.4.Miliar/ Di Akses
Pada Hari Minggu Tanggal 05 Oktober 2013, Pukul 21.00
6
http://www.merdeka.com/teknologi/path-jejaring-sosial-yang-batasi-pertemanan-dengan-banyakorang.html
7
http://www.tempo.co//read/news/2014/02/24/061556984/Path-Klaim-Paling-Banyak-Penggunadi-Indonesia
4
Path memiliki berbagai fitur menarik dan lengkap sekaligus yang menjadi
pembeda dengan media sosial lainnya seperti hadirnya fitur profil, belanja,
mengunggah foto dan video, mengunggah lokasi, musik, film, buku, update
status, tidur, pesan, komentar, emosi, dan Terlihat. Disnilah letak perbedaan Path
dengan media sosial online lainnya yang memiliki fungsi yang sama tapi memiliki
perbedaan dari beraneka macam fitur yang hadir pada media sosial online Path.
Path ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri bagi pengguna dalam
melakukan interaksi secara online baik kepada teman maupun keluarga. Selain itu
path memiliki status privasi yang diberikan kepada pengguna dimana tidak semua
orang secara bebas mengakses profil seserorang tanpa persetujuan dari pengguna
lainnya. Hal tersebutlah yang membuat Path lebih unggul dibandingkan media
sosial lainnya.
Beragamnya informasi yang hadir dalam media Path membuat hampir
semua kebutuhan sosial dapat terpenuhi, karena kepuasan seseorang yang ingin
menggunakan media tersebut terhadap penggunaan sosial dirinya sendiri untuk
dijadikan sebagai munculnya informasi dan komunikasi baru di era modern saat
ini.Berdasarkan dari penjelasan di atas tersebut, maka peneliti berusaha untuk
mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan path sebagai media interaksi sosial
terhadap pemenuhan kebutuhan informasi penggunanya.
Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa ilmu komunikasi untirta
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dimana pendekatan ini
menitik beratkan pada eksistensi satu variabel penelitian. Ketertarikan peneliti
pada penelitian ini bukan hanya didasarkan pada alasan bahwa peneliti merupakan
5
mahasiswa ilmu komunikasi sehingga akses terhadap penelitian lebih mudah,
namun penelitian ini didasarkan pada keinginan untuk melihat penggunaan media
baru khususnya path dikalangan mahasiswa sebagai media pemenuhan informasi.
Untuk itulah peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Eksistensi Path
Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren.
Pengaruh media merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima
stimuli dari suatu proses komunikasi. Jadi konsep ini mengasumsikan bahwa
komunikasi secara verbal (lisan-tulisan) dan komunikasi secara nonverbal
(isyarat-isyarat bahasa tubuh, gambar dan tindakan tindakan tertentu) akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Sehingga
dapat juga dikatakan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus (rangsangan), sehingga seseorang atau komunikator dapat mengharapkan
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan 8. Maka
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai sejauh mana“eksistensi path sebagai
media interaksi sosial di tinjau dari analisis Rosengren”.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah memaparkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah
untuk penelitian ini dapat dipertegas sebagai berikut “bagaimana eksistensi path
sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis Rosengren?”.
8
Irwanto (1992:107)
6
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana terpaan media Path diukur melalui frekuensi sebagai media
interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta?
2. Bagaimana terpaan media path diukur melalui durasi sebagai media
interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta?
3. Bagaimana terpaan media path diukur melalui atensi sebagai media
interaksi sosial mahasiswa komunikasi Untirta?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui frekuensi sebagai
media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta
2. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui durasi sebagai
media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta
3. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui atensi sebagai
media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk peneliti, di kalangan
akademis, dan tentunya bagi situs Path yang bersangkutan. Oleh karena itu,
manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
7
1.5.1 Kegunaan Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
perkembangan studi ilmu komunikasi khususnya tentang media online. Karena
tentunya dengan penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang
telah ada.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang
ingin melakukan penelitian khususnya di media massa maupun media baru (New
Media)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Carl I. Hovland, sebagaimana yang dikutip dalam buku Widjaja, yaitu :
“Ilmu Komunikasi adalah suatu sistem yang berusahan menyusun
prinsip-prinsip
dalam
bentuk
yang
tepat
mengenai
hal
memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikapsikap”. Carl I. Hovland selanjutnya mengemukakan: Komunikasi
adalah proses dimana seorang individu mengoperkan perangsang
untuk mengubah tingkah laku individu-individu yang lain9
Maka, dalam definisinya mengenai komunikasi itu sendiri, Hovland
menyatakan proses komunikasi itu ada suatu rangsangan-rangsangan yang secara
sadar atau tidak dapat mengubah dari apa yang dilihat atau dirasakan oleh
komunikan. Sehingga komunikasi bukan hanya penyampaian pesan saja
melainkan ada perubahan-perubahan yang menjadi tujuan dari pesan yang
disampaikan tersebut.
Seseorang akan benar-benar dapat mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti
diuraikan di atas. Dalam prosesnya tak luput dari komponen-komponen didalamya
yang melakukan serta hal-hal yang mendukung proses tersebut.
9
Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal : 15
8
9
2.1.2 Komponen Komunikasi
Komunikasi itu sendiri memiliki komponen-komponen yang terdapat pada
komunikasi. Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan diatas tampak
adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan
persyaratan terjadinya komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy, komponen-komponen komunikasi
tersebut terdiri sebagai berikut :
1. Komunikator adalah Orang yang menyampaikan pesan
2. Pesan adalah Pernyataan yang didukung oleh lambang
3. Komunikan adalah Orang yang menerima pesan
4. Media adalah Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
5. Efek adalah Dampak sebagai pengaruh dari pesan.10
Maka, komunikasi merupakan proses dimana tak luput dari siapa yang
menyampaikan, pesan apa, kepada siapa, menggunakan media apa, dan efek yang
diperoleh. Komponen tersebut menjalankan prosesnya dengan berbagai cara untuk
menyampaikan suatu gagasannya.
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
10
Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 6
10
Menurut Onong Uchjana Effendy, Proses komunikasi dalam bukunya Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap,
yakni :
1. Proses komunikasi
secara
primer, Proses ini
adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan.
2. Proses komunikasi secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Seseorang menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua
yang sering digunakan dalam komunikasi.11
2.1.4 Karakteristik Komunikasi
Proses penyampaian pesan atau komunikasi memiliki karateristik
tersendiri, menurut Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya diperoleh gambaran
bahwa pengertian komunikasi memiliki karakterisitik komunikasi, yaitu:
11
Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 11 dan
16
11
1. Komunikasi adalah suatu proses, Artinya bahwa komunikasi
merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara
berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan sama lainnya
dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi dalam upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan,
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelaku yang terlibat, Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik,
apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) samasama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama
terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis, Dimana komunikasi pada dasarnya
merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambanglambang.
5. Komunikasi bersifat transaksional, Pada dasarnya menuntut dua
tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya pula
dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing,
pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu, Komunikasi
menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau
12
pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu
serta tempat yang sama.12
2.1.5 Fungsi Komunikasi
Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, sehingga komunikasi
itu sendiri memiliki fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia. Maka menurut
Harold D. Lasswell dalam bukunya Cangara, mengemukakan bahwa fungsi
komunikasi antara lain :
1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada
3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. 13
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek, fungsi komunikasi terdiri sebagai berikut:
1. Menyampaikan Informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence).14
Adapun dalam buku Ilmu Komunikasi oleh Widjaja, komunikasi
dipandang dalam arti luas sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai
kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide
maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang
12
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Hal : 1.13-1.16
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal : 59
14
Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 8
13
13
dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap
kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan
yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan
dapat aktif di dalam masyarakat.
3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan
keinginannya,
mendorong
kegiatan
individu
dan
kelompok
berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan
perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar
masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.
5. Pendidikan,
pengalihan
ilmu
pengetahuan
dapat
mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni
dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan
14
kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun
imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.
7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imaji dari drama,
tari, kesenian, kesusatraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok,
dan individu.
8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu
kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan
agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi
pandangan dan keinginan orang lain.15
2.1.6 Tujuan Komunikasi
Secara umum, menurut Wilbur Schramm (1974) dalam buku Sendjaja,
tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni:
kepentingan sumber atau pengirim atau komunikator dan kepentingan penerima
atau komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1Tujuan Komunikasi
Tujuan Komunikasi
Tujuan Komunikasi
Dari Sudut
Dari Sudut
Kepentingan Sumber Kepentingan Penerima
Memberikan Informasi
Memahami Informasi
Mendidik
Mempelajari
Menyenangkan atau
Menikmati
menghibur
Menganjurkan suatu
Menerima atau menolak
tindakan atau persuasi
anjuran
Sumber : Sendjaja, 200416
15
16
Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal : 65-66
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Hal : 2.19
15
Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan
praktek, tujuan
komunikasi adalah :
a. Perubahan sikap (Attitude Change)
b. Perubahan Pendapat (Opinion Change)
c. Perubahan Perilaku (Behavior Change)
d. Perubahan Sosial (Social Change).17
2.2
Media Baru (New Media)
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini, bisa dilihat dari munculnya
berbagai varian teknologi komunikasi setiap harinya. Berbagai produk teknologi
komunikasi yang merupakan hasil konvergensi dari berbagai teknologi
komunikasi sebelumnya dapat kita temui tiap harinya.
Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology;
The New Media in Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di
masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era
media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir
media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext dan teletext,
teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.18
New Media adalah sebuah istilah yang muncul diakhir abad ke-20 untuk
menandai bergabungnya media tradisional seperti film, foto, musik, rekaman dan
tulisan, dengan kekuatan komputerisasi dan teknologi komunikasi, peralatan
konsumen berbasis komputer dan yang paling penting, internet. Media baru
17
Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 8
18
Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. 2006. Jakarata: Kencana. Hal 111
16
memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja dan dengan perangkat
digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan
balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai
komunitas yang mengiringi konten-konten media.19
Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena
bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari
konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus
media baru yang dinamis ini, di ibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan,
dan aliran dengan gairah yang berdetak disatu waktu (real time).
Tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang demokrasi dari
hakcipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten media. Sebagai
contoh, siaran televisi berkualitas tinggi yang
dilihat dengan televisi digital
plasmater baru adalah salah satu contoh dari media tradisional. Sedangkan poster
sederhana dari grup musik lokal yang melampirkan alamat website dimana
penggemar bisa mencari informasi dan mengunduh musik digital, adalah contoh
dari komunikasi media baru.
Kebanyakan teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk
digital,
mempunyai
karakteristik
diantaranya
dapat
dimanipulasi,
dapat
dihubungkan dengan jaringan, padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif dan
bersifat netral.20
Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang
demokrasi dari hak cipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten
19
20
www.academia.edu/pertarungan new media vs media cetak
elib.unikom.ac.id/Flew.2008
17
media. Kebanyakan teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk
digital, mempunyai
karakteristik
diantaranya
dapat
dimanipulasi,
dapat
dihubungkan dengan jaringan, padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif
dan bersifat netral. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak saja
merubah media tapi juga merubah kehidupan sosial dan budaya. Berikut adalah
indikasi dari perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang diasosiasikan dengan
media baru:
1. Perubahan dari modernitas dan postmodernitas
2. Proses globalisasi yang semakin intensif
3. Pergantian era industri manufaktur oleh era „postindustrial‟
informasi
4. Desentralisasi dari yang mapan dan sentralisasi geopolitik.21
2.3
Sejarah Internet
Perubahan terbesar dibidang komunikasi 40
tahun terakhir (sejak
munculnyaTV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet.22Lahirnya era
komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi
dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan
menandai teknologi yang disebut dengan internet.23
Pengertian internet sendiri memiliki arti yang cukup luas dimana kata
internet itu sendiri merupakan singkatan dari interconnection-networking, bisa
21
Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., & Kelly, K. New Media: A critical Introduction. New York:
Routledge. 2009. Hal: 10.
22
Ibid. Hal 443
23
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi
di Masyarakat. 2011. Jakarta: Kencana Hal 113
18
diartikan sebagai global network of computer networks atau sebuah jaringan
komputer dalam skala global atau mendunia. Jaringan komputer ini berskala
internasional
yang
dapat
membuat
masing-masing
komputer
berkomunikasi.24Sehingga internet bisa menyiarkan dan mengakses secara
langsung baik berita maupun informasi dengan akses internet online ke seluruh
penjuru dunia tanpa ada batasan wilayah geografis dari setiap penggunanya.
Pada awalnya internet berasal dari beberapa computer yang dihubungkan
dengan kabel,
sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian
jaringan-jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk internetwork. Untuk bisa
berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut,
sedikitnya kita harus mempunyai terminal (komputer) yang mempunyai
sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya dimulai dengan gebrakan besar
yang dilakukan di UCLA, sewaktu computer pertama dikoneksikan ke
ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan keempatsite, satu diantaranya ke
UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI), UC Santa Barbara, dan
University of Utah. Internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis
dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tersebut, ARPANET terpecah
menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan
tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap
dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkonekasi ini
disebut DARPA
Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai internet saja.25
Internet telah berkembang secara fenomenal, baik dari segi jumlah host
24
25
Jack Febrian. Menggunakan Internet. 2003. Bandung: Informatika. Hal 3
Ibid. Hal 27
19
computer (komputer induk) maupun dari segi jumlah pengunanya, selama
beberapa tahun terakhir. Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun1994
dimana sebelumnya pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang
menghubungkan 5 Universitas yang disebut dengan UNI net dan pada Juni 2004
jaringan Iptek nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP)
pertama di Indonesia.
2.4
Media Sosial (Social Media)
Media sosial atau social media adalah media untuk bersosialisasi satu
sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling
berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media dapat dikelompokkan
menjadi beberapa alasan bagian yaitu :
1. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi
(Facebook, Myspace,Hi5, Linked, Bebo, dsb)
2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk
melakukan obrolan dan diskusi (Google Talk, Yahoo! M, Skype,
Phorum, dsb)
3. Share, media sosial yang memfasilitasi untuk saling berbagi file,
video,, music (Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstrom,
dsb)
4. Publish, (Wordpress, Wikipedia, Blog,, Digg, dsb)
5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau
dimainkan bersama-sama (Koongregate, Doof, Pogo, Café.com, dsb)
6. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dsb)
20
7. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dsb)
8. Livecast (Y! Live, Blog tv, Justin tv, Listream tv, dsb)
9. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dsb)
10. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Ttwirxr, Plazes, Tweeetpeek,
Path, dsb).26
Media Sosial tersebut merupakan bagian dari komunikasi massa yang
dimana telah terjadi perkembangan teknologi. Social media seperti Path dapat
dijadikan alat berkomunikasi secara non verbal dengan tujuan dan alasannya
tertentu, sehingga terjadi suatu interaksi antara komunikan dengan komunikator.
2.5 Path
Path adalah sebuah aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar yang
memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Perusahaan
ini berawal dengan aplikasi pada iPhone dan juga website lalu merilis versi
Android.Penggunaan Path berbeda dari jejaring sosial lainnya di mana hanya
pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang.
Path dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch, dan Android versi apapun,
meski tergolong masih baru, aplikasi Path telah menjadi nomer satu di kalangan
penikmat jejaring sosial. Aplikasi yang hadir di smartphone ini memungkinkan
penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Tujuan dari penggunaan Path
adalah membuat jurnal interaktif untuk para penggunanya berbagi dengan
keluarga dan teman-teman terdekatnya.27
“Visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas
26
27
http://repository.usu.ac.id/Diakses 11 September 2014.
Tekno.kompas.com/read/pengertian-path
21
tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi di dalamnya setiap
waktu,” kata salah satu pendiri sekaligus CEO Path Dave Morin. 28
Penggunaan Path cukup unik dan berbeda dengan jejaring sosial lainnya.
Sebab, hanya pengguna yang telah disetujui dapat mengakses halaman profil
seseorang. Selain itu, salah satu kelebihan Path yang sangat menonjol adalah
jumlah interaksi yang sangat terbatas, di mana jumlah teman tidak bisa lebih dari
150 orang.
Path, jejaring sosial serupa tapi tak sama dengan Facebook, memiliki
keunggulan karena hanya memperbolehkan orang-orang terdekat sebagai teman.
Path hanya memberi jatah 150 teman di jejaring sosial ini, sehingga pengguna
harus pintar memilah teman di jejaring sosialnya. Meskipun terbatas, Morin
menjelaskan bahwa pengguna Path sudah menghasilkan lebih dari 50 juta konten
dan melakukan interaksi sebanyak 15 juta interaksi setiap harinya. 29
2.5.1 Fitur dalam Path
a. Profile : Fitur profile user yang disediakan Path untuk usernya ada dua
tipe, yang pertama profile picture dan juga cover picture sebagai latar
belakang profilnya.
b. Share Moment : Menyambungkan momen tersebut ke beberapa
jejaring sosial media lainnya seperti facebook, twitter, foursquare dan
juga tumblr.
c. Sticker Shop :Fitur berbayar ini disediakan untuk user yang
menginginkan sticker lucu yang tidak ada dalam sticker bawaaan.
28
http://techno.okezone.com/read/2013/11/12/363/895701/mengenal-pendiri-ceo-path
http://tekno.kompas.com/read/2012/02/06/17365355/Hanya.Bisa.Punya.150.Teman..Path.Tetap.
Diminati.Pengguna
29
22
d. Upload Photo dan Video : Sama halnya dengan jejaring sosial lainnya,
user Path juga bisa mengunggah foto atau video untuk berbagi dengan
pengguna lainnya yang bisa diambil dari image gallery phone atau real
time shoot.
e. Location Update : Fitur untuk user berbagi lokasi saat berada disuatu
tempat dengan user lain. Penandaan lokasi dilakukan dengan GPS
yang terdapat dihandphone user dan mengakses data dari lokasi yang
tersedia melalui Foursquare.
f. Music, Film and Book : User Path dapat berbagi dengan user lain
mengenai musik apa yang sedang kita dengarkan, film apa yang kita
tonton atau buku yang sedang dibaca oleh user. Data musik, film dan
buku ini dapat diambil dari arsip Path dengan mencari lagu, film atau
buku tersebut lalu dipilih untuk dibagikan.
g. Update Status : Fitur yang sama halnya seperti post facebook ataupun
tweet twitter.
h. Sleep and Awake : Fitur unik ini menandakan bahwa user sedang tidur
atau bangun tidur, serta dapat menghitung jangka waktu dari saat
tombol tidur ditekan sampai tombol bangun ditekan. Ketika user
mengaktifkan fitur ini maka dengan sendirinya muncul status tidur
dihalaman user, juga dengan user lain.
i. Message : User dapat mengirim pesan secara pribadi dengan user
lainnya.
j. Comment : User dapat mengirim komentar ke momen user lain.
23
k. Emoticons : Fitur yang satu ini memungkinkan pengguna untuk
menyatakan tanggapan dari setiap momen user lain. Emosi yang
berupa senyum, berkerut, terkejut, tertawa dan suka, emosi tersebut
bisa dilihat oleh user lain di momen tersebut.
l. Viewer : Fitur ini memberikan informasi untuk user atas berapa banyak
dari user lain yang sudah melihat momen yang kita unggah.30
2.6
Penggunaan Jejaring Sosial
Menggunakan situs jejaring sosial, pengguna memiliki kecenderungan
tersendiri akan cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi, sesuai dengan tujuan
masing-masing. Kategori pengguna media sosial atau situs jejaring sosial yang
diidentifikasikan melalui sebuah studi oleh Universitas Winchester dan lembaga
online FirstMedia, yaitu:
1. Ultras. Bagi banyak pengguna media sosial, jaringan adalah hubungan
komunikasi utama mereka dengan keluarga dan teman, sehingga ketika
mereka berkomunikasi dengan situs jejaring sosial, dalam beberapa
kasus, membuat mereka mereka terisolasi. Beberapa merasakan
perasaan terisolasi dari hari pertama, sedangkan untuk yang lain
perasaan itu terasa kemudian hari ketika terjadi kehilangan informasi
atau percakapan pada jaringan mereka.
2. Informer. Informasi adalah mata uang dalam media sosial. Menjadi
yang
pertama
untuk
melihat
sesuatu
yang
menarik
dan
menyebarkannya, sama pentingnya dengan pengikut dan penggemar.
30
http://buluxshero.com/2013/12/fitur-fitur-path
24
Informer memindai media sosial dan situs berita, mencari cerita baru,
penawaran video dll agar dapat berbagi dengan audiens mereka.
3. Approval seekers. Kelompok ini khawatir tentang berapa banyak suka /
komentar yang mereka dapatkan ketika mereka mengirim pesan atau
update, karena mereka menilai itu sebagai pendukung popularitas
mereka. Setelah posting pesan, mereka akan terus-menerus memeriksa
feed dan timeline mereka, dan akan khawatir sampai orang-orang
mulai merespon.
4. Lurkers. Bersembunyi di bayang-bayang dunia maya, mereka
menonton apa yang dikatakan orang di jaringan sosial tapi jarang
berpartisipasi sendiri. Mereka akan mengeluh secara terbuka tentang
“omong kosong biasa” yang diposting, dan pribadi mereka khawatir
mereka tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk dikatakan, tapi
mereka mengawasi percakapan orang lain.
Pada dasarnya, kegiatan yang dilakukan oleh informan pada akun Path
mereka itu bermacam-macam sesuai dengan alasan tujuan masing-masing seperti
yang sudah dijelaskan. Dasar dari media sosial adalah dari kata sosial itu sendiri.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di dalam
kehidupannya. Begitu juga pengguna situs jejaring sosial yang menggunakan situs
jejaring sosial untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Tujuan informan menggunakan media sosial Path adalah untuk mendapatkan
hiburan dan eksistensi diri, mengikuti trend, menjalin komunikasi dan
25
bersosialisasi dengan orang lain, mencari dan membagi informasi.31
Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak berapa kali
sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program
hariannya), berapa kali seminggu seorang menggunakan dalam satu bulan (untuk
program mingguan dan tengah bulanan). Dari ketiga pola tersebut yang sering
dilakukan adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam
seminggu). Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media menghitung
berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari), atau
berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on
program).32
Penggunaan media sosial secara lebih mendetail menjelaskan bagaimana
kedekatan serta pola yang dipakai seseorang dalam mengkonsumsi media. Dari
sini dapat dipahami bahwa penggunaan media sosial tidak terbatas tanpa akses.
Media sosial juga berusaha mengetahui seberapa besar seseorang dalam menerima
pesan dari media, berdasarkan pola penggunaan media. Menggunakan media
sosial menjadi sebuah kegiatan yang membutuhkan perhatian, diantaranya
melihat, mendengar, serta memahami pesan-pesan media. Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan media adalah media sosial Path yang dijadikan sebagai
media interaksi sosial.
31
https://www.academia.edu/4346467/Penggunaan_Media_Sosial_sebagai_Media_Komunikasi_di
_Kalangan_Mahasiswa
32
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinara. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal 164
26
2.7 Terpaan Media (Rosengren)
Terpaan media menurut Rosengren (1974), adalah penggunaan media
yang terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi
media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Selain itu,
terpaan media dapat diukur melalui frekuensi, durasi, dan atensi dari individu. 33
Berikut penjelasan mengenai ukuran terpaan media tersebut :
1. Frekuensi
Mengumpulkan data khalayak tentang keajegan khlayak menonton
sebuah jenis tayangan televisi, apakah itu program harian, mingguan,
bulanan atau tahunan. Jika itu adalah program mingguan, maka data
yang dikumpulkan adalah berapa kali menonton sebuah tayangan dalam
seminggu selama satu bulan34
Dalam penelitian ini menggunakan media televisi sehingga diukur dari
berapa kali sehari seorang menggunakan televisi dalam satu minggu
(untuk meniliti program harian).
2. Durasi
Menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media
(berapa jam sehari), atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu
program (audience’s share).35
33
Jalaludin Rakhmat.2004.Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis
Statistik.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal 66
34
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya.2004.Komunikasi Massa Suatu
Pengantar.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.164
35
Ibdid, Hal.164
27
Dalam penelitian ini dapat diukur dari seberapa lama (menit) khlayak
mengikuti suatu program.
3. Intensitas
Intensitas (perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian
stimuli menjadi menonjol dalam kesadaaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Indikator atensi dalam penilitian ini diukur dari faktor
eksternal penarik perhatian dan faktor internal penaruh perhatian.36
Dalam penelitian dapat diukur dari perhatian terhadap suatu acara,
ketertarikan , kemudahan dalam memahami isi pesan dalam suatu acara,
kepercayaan terhadap isi, dan daya tarik dalam acara tersebut.
Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media
baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity).
Frekuensi penggunaaan media mengumpulkan data khalayak beberapa kali sehari
seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program
hariannya). Berapa kali seminggu seorang menggunakan dalam satu bulan (untuk
program mingguan dan bulanan). Dari ketiga pola tersebut yang sering dilakukan
adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu).
Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media menghitung berapa
lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari); atau berapa
lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on program).37
36
Jalaludin Rakhmat.2001.Metode Penelitian komunikasi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.52
Elvinaro Ardianto &Lukiati Komala Erdinara.2004.Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.Hal.164
37
28
Terpaan media tidak hanya dapat diteliti dari apakah seseorang dekat
dengan kehadiran media tersebut, tetapi juga soal keterbukaan orang tersebut
terhadap pesan-pesan media tersebut. Terpaan media merupakan kegiatan
mendengarkan,melihat, dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai
pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat
individu ataupun kelompok.
2.8
Pengertian Informasi
Mengutip dari Helena Olii (2007) dalam bukunya, kamus komunikasi,
Onong Uchjana Effendy mendefisinikan informasi sebagai38:
a. Pesan yang disampaikan kepada seseorang atau jumlah orang yang
baginya merupakan hal-hal yang baru diketahui.
b. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang memerlukan
atau untuk mengambil keputusan mengenai suatu hal.
c. Kegiatan menyebarluaskan pesan, baik secara langsung maupun
melalui media komunikasi, kepada khalayak yang baginya merupakan
hal atau peristiwa yang baru.
Pengertian informasi menurut Gordon B. Doris yang dukutip oleh
OnongUchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi
Manajemen:‟‟Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa
keputusan mendatang”.39
38
Helena Olii. Berita dan Informasi. Penerbit indeks. Jakarta. 2007. Hal 23
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. 1989.Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
39
29
Pengertian informasi menurut M.C Fadden (1999) sebagaimana dikutip
oleh Anthony Davis, mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang akan
menggunakan data tersebut.40Sedangkan menurut Wiryanto dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa informasi adalah:
1. Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang
yang baginya merupakan hal yang baru diketahuinya.
2. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang memerlukan atau
untuk mengambil keputusan mengenai suatu hal.
3. Kegiatan menyebarluaskan pesan disertai penjelasan, baik secara
langsung, baik secara langsung ataupun melalui media komunikasi, kepada
khalayak yang baginya merupakan hal atau peristiwa yang baru.41
2.8.1 Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini. Informasi sudah
menjadi kebutuhan manusia, sehingga peran informasi sangat dominan dalam
kehidupan. Informasi harus memiliki arti pada komunikan dan nilai nyata dalam
kehidupan masyarakat, maka keragu-raguan akan hilang dan diganti dengan
kepercayaan terhadap komunikator. Ada juga yang tidak sampai kemasyarakat.
Sampai tidaknya suatu informasi tergantung dari proses komunikasi yang
digunakan komunikator.
Kebutuhan khalayak dalam menggunakan media massa dijelaskan oleh
Katz, Gurevitch, dan Haas. Mereka memberi kategorisasi kebutuhan tersebut
40
Davis, Anthony. Everything You Should Know About Public Relations. 2003. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo-Gramedia. Hal 31
41
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2005 Jakarta: Grasindo. Hal 17-18
30
diantaranya:
a. Cognitive needs (kebutuhan kognitif)
Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
informasi,
pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini
didasari pada hasrat untuk menguasai dan memahami lingkungan.
b. Affective needs (kebutuhan afektif)
Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
pengalaman-
pengalaman yang estesis, menyenangkan, dan emosional.
c. Personal Integrative needs(kebutuhan pribadi secara integratif)
Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut
diperoleh dari hasrat akan harga diri.
d. Social Integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan
keluarga. Teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat
untuk berafialisasi.
e. Escapist needs (kebutuhan pelampiasan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari tekanan,
ketegangan, dan hasrat akan keaneka ragaman. 42
42
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya. Hal 289
31
2.9 Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan maka yang menjadi
kerangka berpikir peneliti yaitu adanya eksistensi pada media jejaring sosial path
sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis rosengren.
Di lihat dari uraian diatas, terdapat Anteseden, motif, penggunaan media
dan efek. Maka penjelasannya adalah, bagaimana audience mempunyai banyak
alasan untuk menggunakan Path dalam mendapatkan informasi terbaru. Karena
Anteseden itu berupa pendengar/pengguna/mahasiswa, motif itu alasan,
penggunaan medianya yaitu Path dan efeknya Mendapatkan informasi terbaru.
Jadi kesimpulannya banyak mahasiswa yang menggunakan Path dengan alasan
untuk mendapatkan infomasi dan pengetahuan terbaru didalamnya dalam bentuk
location, share foto, share video, share music bahkan hal-hal yang terpenting
dengan alasan memberikan informasi kepada pengguna lainnya.
Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu eksistensi path sebagai
media interaksi sosial di tinjau dari analisis rosengren, yang didalam penelitian ini
terdapat indikator-indikator terpaan media yaitu : Frekuensi, Durasi Dan
Intensitas. Berdasarkan lendasan konsep yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi kerangka konsep peneliti adalah sebagai berikut :
32
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Konsep
Variabel
Path Sebagai Media Interaksi Sosial
Durasi
Frekuensi
(Sumber : William
Wells, Jhon Burnet,
Sandra Moriarty 2000)
Intensitas
(Sumber : olahan Peneliti)
Berdasarkan bagan diatas, dapat dikatakan bahwa pengguna media
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media yang pengguna
butuhkan dengan menggunakan konsep Rosengren terdapat didalamnya yaitu
Frekuensi, durasi dan Intensitas, lalu peneliti menyimpulkan dengan judul yg
berupa “ Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari
Analisis Rosengren”.
2.10 Operasional Variabel
Variabel adalah konsep dalam bentuk kongkrit atau konsep operasional.
Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah yang acuan – acuannya secara relatif
mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut atau
33
diukur.43Operasional Variabel menjabarkan secara operasional dari variabel
penelitian, ini merupakan batasan masalah yang akan diteliti, sehingga kemudian
masalah penelitian tidak melebar dengan bersumber dari data emipiris (kenyataan
di lapangan). Operasional variabel ini menjadi dasar untuk pertanyaan dan
pernyataan dalam penelitian yang ingin diteliti dan dimasukkan kedalam
kuesioner. Tabel operasional variabel untuk penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Dimensi
Path Sebagai
Dalam hal ini untuk
Media Interaksi
mengetahui waktu
Sosial
yang dilakukan oleh
Sumber : William
setiap organisme dan
Wells, Jhon burnet,
terdiri dari frekuensi,
Sandra Moriarty
durasi Intensitas.
Indikator
Alat ukur
Frekuensi
Seberapa
Skala
sering
menggunakan
Path
Durasi
Seberapa
Jam/menit
Likert
menggunakan
2000
Path
Intensitas
Apa yang anda
lakukan pada
saat
mengakses
jejaring sosial
path
2.11Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu
43
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta,
2008, hal 139.
34
yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan hipotesis
Deskriptif. Hipotesis deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan angka
mapun kata-kata.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan hipotesis
adalah suatu pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan sementara
tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahami. Oleh karena itu
hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga bisa salah.
Hipotesis juga akan ditolak jika faktanya menyangkal, jadi hipotesisnya salah atau
palsu. Dan hipotesis akan diterima jika fakta membuktikan kebenarannya.
Oleh karena itu hipotesis didalam penelitian ini yaitu:
Ha
= Terdapat eksistensi path sebagai media interaksi sosial
Ho = Tidak terdapat eksistensi path sebagai media interaksi sosial
2.12 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penggalian dari wacana
penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian ini sekaligus
dapat dijadikan sebagai data pendukung, diantaranya:
Penelitian ini dilakukan Desi Ari Puspita Asih tahun 2012 dengan judul
“Pola Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet”.
35
Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa, responden bermotivasi untuk
menggunakan internet karena kelebihan internet itu sendiri, yaitu dari segi waktu,
ekonomi dan juga sebagai pemenuhan kognisinya, adapun kebutuhan kognisi dan
intergrasi sosial menjadi unsur motivasi anggota dalam menggunakan internet.
Adapun tujuan anggota menggunakan internet mencakup pada pemenuhan
kebutuhan integrasi personal yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kredibilitas
anggota sebagai aparatur hukum, maka dari motivasi dan tujuan anggota dalam
dalam menggunakan internet ternyata tidak luput pula dari unsur status sosial
yang anggota miliki. Semakin beragamnya status sosial para anggota maka akan
berbeda juga motivasi dan tujuannya dalam menggunakan internet, hasil
penelitian ini merujuk pada model Activity, Action, and Operation oleh Leont‟ev,
semua ini pun didasari dari kebutuhan informasi yang terdapat pada setiap
anggota yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal,
kebutuhan integrasi sosial, dan kebutuhan berkhayal. Dari kelima kebutuhan dari
Katz, Gurevitch dan Haas.
Peneliti selanjutnya dilakukan oleh Yenny LM Siahaan tahun 2010
dengan judul “Motivasi Konsumsi Berita Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kognitif
Dan Afektif Melalui Media Massa”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) diterima (0,545), yaitu
yang artinya ada hubungan yang cukup berarti, cukup berarti dilihat dari nilai
koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara
motivasi konsumsi berita kampanye capres dalam pemenuhan kebutuhan kognitif
dan afektif mahasiswa FISIP USU melalui surat kabar.
36
Tabel 2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul
Penelitian
Desi Ari
Puspita Asih
Pola Perilaku
Pencarian
Informasi
Melalui Internet
Tahun
Penelitian
Metode
Penelitian
Perbedaan
2012
Persamaan
Penelitian Ini
Mecoba
Mencari Tahu
Motif
Pemenuhan
Kebutuhan
Informasi
Berdasarkan
Teori Uses And
Gratifications
Skripsi
Universitas
Untirta
Sumber
Kualitatif
Deskriptif
Tujuan
Penelitian Ini
Untuk Mecari
Tahu Pola
Perilaku
Pencarian
Informasi Pada
Informan Dalam
Menggunakan
Internet
Yenny LM
Siahaan
Motivasi
Konsumsi Berita
Dalam
Pemenuhan
Kebutuhan
Kognitif Dan
Afektif Melalui
Media Massa
2010
Nurul Ichwan
Eksistensi Path
Sebagai Media
Interaksi Sosial Di
Tinjau Dari Analisis
Rosengren.
2015
Kuantitatif
Kuantitatif Deskriptif
Penelitian Ini
Untuk Mencari
Tahu Apakah Ada
Korelasi Antara
Motivasi
Konsumsi Berita
Dalam
Pemenuhan
Kebutuhan
Kognitif Dan
Afektif Melalui
Media Massa
Penelitian Ini
Mecoba Mencari
Tahu Motif
Pemenuhan
Kebutuhan
Kognitif Dan
Afektif
Berdasarkan Teori
Uses And
Gratifications
Skripsi
Universitas
Sumatra Utara
Mencari tahu
Eksistensi Path
sebagai media
interaksi sosial diukur
dari frekuensi, durasi
dan intensitas
Penelitian ini mencoba
menguji Eksistensi
media sosial/new
media sebagai media
interaksi sosial diukur
dari frekuensi, durasi
dan itensitas
mahasiswa komunikasi
Untirta
Skripsi Peneliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sifat deskriptif. Penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak
terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis data. Peneliti lebih
mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap
representasi dari seluruh populasi.44
Penelitian
kuantitatif
dimulai
dengan
kegiatan
menjajaki
pusat
permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti
mendefinisikan serta memformulasikan masalah peneliti dengan jelas dan mudah
dimengerti. Setelah masalah peneliti diformulasikan, maka didesain rancangan
penelitian yaitu desain model penelitian. Desain ini nantinya menurut pelaksanaan
peneliti secara keseluruhan mulai awal hingga akhir penelitian.45
Sifat deskriptif dalam penelitian hanya bertujuan untuk memaparkan
situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau
membuat prediksi. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran kecenderungan
44
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009.Jakarta: Kencana. Hal. 55
Burhanudin Mungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group: Jakarta,
2009, hal 50.
45
37
38
pusat atau ukuran sebaran. Penelitian deskriptif menggambarkan realitas yang
sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan. 46Dalam hal ini, peneliti membuat
uraian yang berdasarkan pada variabel yang ada dalam penelitian, yaitu mengenai
Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren.
3.2
Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik survei. Survei adalah metode riset
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Tujuannya
untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap
mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan data dan analisis
data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai
instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang
diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.47
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam, oleh karena itu dalam melakukan sebuah
penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian sering disebut
instrumen penelitian. Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data.48Sehingga kegiatan dalam
pengumpulan data tersebut menjadi sistematis dan mudah diolah. Pengumpulan
data dalam penelitian sebagai alat bantu yang merupakan sarana yang dapat
46
Ibid. Hal 55
Ronny Kountur. Metode Penelitian Sosial. 2005. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 60
48
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. 2005. Jakarta: CV Alfabeta. Hal 91
47
39
diwujudkan dalam bentuk benda, misalnya angket (questioner), observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1
Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden dan
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel-variabel, hubungan
diantara variabel yang ada, atau juga pengalaman atau opini responden. Dengan
tujuan mencari informasi yang lengkap tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan.49
Kuesioner tersebut nantinya akan penulis sebarkan kepada Mahasiswa
Komunikasi Untirta yang merupakan responden pada penelitian ini. Pengukuran
variabel ini menggunakan skala Likert dengan jalan memilih salah satu dari
beberapa alternatif jawaban yang disediakan dengan kategori:
Tabel 3.1Skala Likert
Alternatif Jawaban
Nilai Jawaban
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Cukup Setuju (Netral)
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber :Sugiyono, 2008
49
Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan Ketiga (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal 95.
40
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai
tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari setuju, dan setuju lebih tinggi dari
kurang setuju, dan seterusnya.50
Penggunaan skala likert dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur sikap
mahasiswa ilmu komunikasi dalam penggunaan path sebagai media interaksi
sosial terhadap pemenuhan kebutuhan informasi.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan51.
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang dapat terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai-nilai atau peristiwa-peristiwa,
sebagai data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Dalam
penelitian ini populasinya adalah mahasiswa ilmu komunikasi Untirta.
Tabel 3.2
Data Jumlah Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Untirta
50
Angkatan
Jumlah
2008
122
2009
150
2010
246
Danang Sunyoto.Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. 2009. Yogyakarta: Med Press. Hal 67
Burhan Bungin.Metode Penelitian Kuantitatif. 2009. Jakarta: Prenada Media Group. Hal 122
51
41
2011
158
2012
115
JUMLAH
791
(Sumber: Daftar Rekapitulasi Mahasiswa FISIP Untirta Tahun 2014)
3.4.2
Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel secara sederhana diartikan
sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam
penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili
seluruh populasi.
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi.
Teknik sampling yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai
dimana ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas menggambarkan keadaan
sebenarnya dalam keseluruhan dari populasi. Dalam penelitian ini teknik
penarikan sampel menggunakan
Proportonate Random Sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur
dalam populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.52
Penarikan sampel ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan
adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti
menjadi lebih efisien. Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan rumus
52
Ibid Hal 68
42
Yamane:
n=N
Nd2+1
Keterangan:
N
= ukuran populasi
d
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir, misalnya 10 %, kemudian d ini dikuadratkan.
(kelonggaran atau presisi dalam penelitian sosial biasanya menggunakan
1%, 5% atau 10%).
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh penghitungannya sebagai
berikut:
n = 791
791(0,1)2 +1
= 88,77
= 89
3.5
Teknik Sampling
Stratified random sampling adalah bentuk sampling random yang populasi
atau elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.
Proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:53
1. Membagi populasi menjadi beberapa stratum
53
Iqbal hasan. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). 2005. Jakarta: Bumi Aksara.
Hal 88
43
2. Mengambil sebuah sampel random dari setiap stratum. Banyaknya
unsur yang dipilih dari setiap stratum boleh sebanding atau tidak
sebanding
dengan
jumlah
stratum
dalam
populasinya.
Jika
pengambilan banyaknya unsur tiap stratum sebanding dengan ukuranukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan secara random,
dinamakan proportonate random sampling.
3. Menggabungkan hasil dari pengambilan sampel tiap stratum, menjadi
satu sampel yang diperlukan.
Penulis
menggunakan
Stratified
random
sampling
karena
untuk
mempermudah penulis dalam pengumpulan data melalui angket atau kuesioner
yang dibagikan.
Untuk mengalokasikan sampel digunakan rumus sebagai berikut:
Ni = Ni x n
N
Keterangan:
Ni : Ukuran tiap strata sampel
Ni : Ukuran tiap strata populasi
n : Ukuran (total) sampel
N : Ukuran (total) populasi
Berikut ini adalah teknik penarikan sampel dengan proportonate random
sampling:
44
Tabel 3.3
Berstrata Proposional
Angkatan
2008
Jumlah
122
Populasi
122 x 89
Sampel
14
791
= 13,72
2009
150
150 x 89
17
791
= 16,87
2010
246
246 x 89
27
791
= 27,67
2011
158
158 x 89
18
791
= 17,77
2012
115
115 x 89
13
791
= 12,93
Jumlah
Sampel
89
45
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Data
3.6.1 Uji Validitas
Syarat instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus valid. Sebuah
instrumen
dikatakan
valid
apabila
mampu
merepresentasikan
indikator
permasalahan dari apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya
tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas dimaksudkan untuk
menyatakan sejauh mana instrumen penelitian (misalnya kuesioner) akan
mengukur apa yang ingin diukur54.
Uji validitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan bahwa masingmasing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditetapkan
(construct validity). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butirbutir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Untuk menentukan valid atau tidaknya butir-butir pernyataan dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien korelasi dengan nilai korelasinya pada
alpha =0.05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka butir pernyataan tidak valid
Peneliti menggunakan SPSS versi 20.0 untuk menghitung koefisien
korelasi. Digunakan SPSS versi 20.0 dikarenakan untuk memudahkan penulis dan
mengefisiensikan waktu penelitian.
54
Rakhmat Kriyantono, op. cit., h. 141.
46
3.6.2 Uji Reliabilitas
Alat ukur disebut reliabel bila secara konsisten memberikan hasil atau
jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali 55.
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran
variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukan instrumen yang sudah
dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Peneliti akan
menguji kehandalan dengan menghitung dari masing-masing instrumen dalam
suatu variabel.
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil
pengukuran variabel.56 Setelah melakukan uji validitas, peneliti melakukan uji
reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran
variabel. Pengukuran variabel yang reliabelakan menunjukkan instrument yang
sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula.
Peneliti akan menguji kehandalan dengan menghitung dari masing-masing
instrument dalam suatu variabel.57
55
Ibid.,h. 143.
Op.Cit hal 139.
57
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009. Jakarta: Kencana. Hal 141
56
47
Tabel 3.4
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
3.6.3 Hasil Uji Validitas
Menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df = Jumlah Kasus –
2 atau 89 – 2 = 87 dengan tingkat signitikansi sebesar 5%, angkanya = 0.2084.
Analisis output dapat dilihat pada bagian pearson correlated.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Variabel
.453
.000
89
.532
.000
89
.348
.001
89
.340
.001
89
.517
.000
89
.405
.000
89
.476
.000
89
rTabel
Keterangan
0.208
Valid
0.208
Valid
0.208
Valid
0.208
Valid
0.208
Valid
0.208
Valid
0.208
Valid
48
P8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.546
.000
89
0.208
Valid
Jika dilihat dari data hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0
diatas maka dari keseluruhan instrument pertanyaan yang diuji dinyatakan valid
karenanilai r hitung > dari r tabel yaitu 0,208.
3.6.4
Hasil Uji Realibilitas
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Realibilitas
Cronbach's
Alpha
N of Items
.416
8
Hasil output SPSS tersebut menunjukkan table Reability Coefficients yang
terlihat sebagai Cronbach’s Alpha 0,461 berada pada rentang nilai 0.40 - 0.60, hal
ini dapat disimpukan bahwa konstruk pertanyaan tersebut adalah Cukup
Reliabel.
3.7 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
variabel, yaitu variabel Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial dan
variabel
Analisis
Rosengren.
Dalam
analisis
deskriptif
ini,
peneliti
mendeskripsikan dan menganalisis variabel yang ada dalam penelitian, yaitu
mengenai Eksistensi Path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis
rosengren.
49
Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing-masing variabel dengan
rumus sebagai berikut :
% = X100
Keterangan:
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Untuk mengetahui kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh
(dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Analisis Deskriptif Presentase
Rentang Presentase
Kriteria
84% s/d 100%
Sangat Baik
67%s/d 83%
Baik
50% s/d 66%
Cukup Baik
33% s/d 49%
Tidak Baik
16% s/d 32%
Sangat Tidak Baik
(Sumber: Kriyantono, 2006: Hal 136. Diolah oleh peneliti)
3.8 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus Untirta Serang yang bertempat di
Jln. Raya Jakarta kilometer 4 Kota Serang Provinsi Banten Indonesia.
50
Tabel 3.8 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1
ACC Proposal
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Sidang Outline
6
Bab 4
7
Bab 5
8
Sidang Skripsi
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okto
Nov
Des
Jan
Feb
51
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian dengan judul “Path Sebagai Media Interaksi Sosial di Tinjau
Dari Analisis Rosengren” ini menggunakan data primer dan sekunder. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti menyebarkan kuesioner ke responden yang
menggunakan Path. Path dipilih berdasarkan pertimbangan eksistensinya yang
cukup dominan di kampus Untirta Serang, Banten. Selain itu juga karena faktor
mudahnya menjangkau responden bagi peneliti.
Disamping data primer, peneliti mencari data mahasiswa
yang
menggunakan Path sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan kampus.
Karena Path merupakan suatu media baru (New Media) yang sedang booming
pada saat ini. Path adalah situs jejaring sosial baru yang dapat digunakan untuk
saling bertukar foto atau komentar dengan teman atau kerabat dekat saja. Jejaring
sosial ini diluncurkan pada bulan November 2010 lalu. Uniknya, situs jejaring
sosial Path ini hanya diperbolehkan penggunanya memiliki teman atau kerabat
sebanyak 150 orang saja, namun semakin banyak yang menggunakan jejaring
sosial Path maka media sosial tersebut menambah pertemanan hingga 500 orang.
Path diciptakan oleh gabungan entrepreneur yang telah berhasil
sebelumnya. Setelah mereka ciptakan Path untuk IOS dan Android, kini mereka
mengambil ancang-ancang untuk memasuki dunia Blackberry. Tampilan Path
sangat sederhana dan terkesan bukan sepert sebuah situs melainkan mirip dengan
wallpaper untuk layar komputer karena tidak terdapat banyak tulisan ataupun
51
52
tombol didalamnya. Di ujung atas kanan hanya terdapat satu tombol kecil untuk
login, di bagian kiri bawah terdapat tiga panel lain, yaitu dua panel untuk
mengakses atau melihat video seputar Path, dan satu panel untuk mengunduh
aplikasi ini.
Penggunaan Path berbeda dengan jejaring sosial lainnya dimana hanya
pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang.
Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih ekslusif dari berbagai
jejaring sosial yang ada. Path juga dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch
dan Android versi apapun. Tujuan Path yaitu membuat sebuah jurnal yang
interaktif bagi penggunanya sebagaimana penggunanya bisa saling berinterkasi
satu sama lain di sosial media Path tersebut.
4.1.1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sebuah perguruan tinggi
negeri yang terdapat di Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Pada walanya,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dikelola oelh sebuah yayasan pendidikan
Tirtayasa yang kemudian pada tanggal 19 Maret 2001 berubah menjadi sebuah
Universitas Negeri bernama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan surat
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 32 tahun 2001.
Universitas Sultan Ageng Tirtaysa memiliki dua kampus yang terletak di
Serang dan Cilegon. Kampus Serang berada di jalan Raya Jakarta Km. 4
Pakupatan Serang Provinsi Banten, sedangkan kampus Cilegon berada di jalan
Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Provinsi Banten. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa memiliki enam fakultas yaitu, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan
53
Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, dan Fakultas Teknik.
Sehubungan dengan penelitian ini, penulis telah melakukan pengumpulan
data dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan yang diberikan
kepada 89 responden. Kuesioner ini diberikan kepada Mahasiswa Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa dengan kategori memiliki akun Path. Permulaan
kuesioner berisikan pertanyaan saringan dan data responden. Hasilnya sebagai
berikut.
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Karakteristik Responden
Sehubungan dengan penelitian ini, penulis telah melakukan
pengumpulan data dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 18
pertanyaan yang diberikan kepada 89 responden. Kuesioner ini diberikan
kepada Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan kategori
memiliki akun Path. Permulaan kuesioner berisikan pertanyaan saringan
dan data responden.
Hasilnya sebagai berikut. Karakteristik responden ini dapat dilihat dari
segi komposisi Angkatan, dan Jenis Kelamin. Semua ditampilkan untuk
mendeskripsikan karakteristik responden dalam bentuk tabel dan diagram.
4.2.2 Jenis Kelamin
Penulis mengelompokan responden kedalam karaktersitik jenis
kelamin responden pada 2 (dua) kriteria, yaitu responden yang masuk
54
dalam kriteria jenis kelamin pria dan responden yang masuk dalam kriteria
jenis kelamin wanita.
Hasil sebaran segi karakteristik Jenis Kelamin yang telah didapat dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelasmin Responden
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Perempuan
43
48.3
48.3
48.3
Pria
46
51.7
51.7
100.0
Total
89
100.0
100.0
Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 89 responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini, jumlah responden pria lebih banyak daripada
jumlah responden wanita. Dengan komposisi jumlah responden pria sebanyak
51,7% sedangkan responden wanita sebanyak 48,3%. Peneliti menggunakan
proportionate random sampling dan dilihat dari data mahasiswa komunikasi
Untirta tahun 2008 – 2012 lebih banyak pria dibandingkan dengan wanita. Maka
peneliti mengambil sampel pria bukan wanita.
Jika karakteristik jenis kelamin responden tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.1 berikut:
55
Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden
4.2.3 Angkatan
Penulis mengelompokan responden kedalam karaktersitik angkatan, yaitu
responden yang masuk dalam angkatan 2008 - 2012.
Hasil sebaran segi karakteristik Angkatan yang telah didapat dapat dilihat
pada Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Angkatan Responden
Angkatan
N
Valid
Missing
89
0
56
Angkatan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2008
14
15.7
15.7
15.7
2009
17
19.1
19.1
34.8
2010
27
30.3
30.3
65.1
2011
18
20.2
20.2
85.3
2012
13
14.7
14.7
100.0
Total
89
100.0
100.0
Dari Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah sampel penelitian
berjumlah 89 orang. Responden angkatan 2008 berjumlah 14 orang atau 15,7 %,
responden angkatan 2009 berjumlah 17 orang atau 19,1%, responden angkatan
2010 berjumlah 27 orang atau 30,3%, responden angkatan 2011 berjumlah 18
orang atau 20,2%, responden angkatan 2012 berjumlah 13 orang atau 14,7%.
Jumlah sampel tersebut sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya pada Bab III
sub sampel.
4.3 Deskripsi Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial
Penilaian mengenai path sebagai media interaksi sosial terdiri dari 3
indikator dengan total 8 pertanyaan dengan rincian sebagai berikut: indikator
Frekuensi memiliki jumlah 3 pertanyaan, Durasi 2 pertanyaan, Intensitas 3
pertanyaan.
57
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator
Frekuensi
Indikator Frekuensi memiliki distribusi pertanyaan “Saya Sering
mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari”. Maka tanggapan responden dapat
dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.3
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
9
10.1
10.1
10.1
2
8
9.0
9.0
19.1
3
8
9.0
9.0
28.1
4
36
40.4
40.4
68.5
5
28
31.5
31.5
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa 28 responden atau 31,5%
menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Path setiap hari, 35
responden atau 40,4% menyatakan sering mengakses jejaring sosial Path setiap
hari, 8 responden atau 9.0% menjawab netral dan 8 responden atau 9,0%
menyatakan jarang mengakses jejaring sosial Path setiap hari. Sedangkan sisanya
9 responden atau 9,0% menyatakan sangat jarang mengakses jejaring sosial Path.
Hasil tersebut menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam
mengakses situs frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring
58
sosial Path. Beragamnya yang hadir bisa menjadi salah satu alasan pengguna
dalam menggunakan jejaring sosial Path.
Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan
dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu
diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan
bernilai 40,4 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa
stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini
mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.58
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
freuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.3 berikut:
Diagram 4.3 Frekuensi
Distribusi pertanyaan ke-1 dari frekuensi adalah saya mengakses jejaring
sosial path setiap hari dan berikut adalah hasil hitung SPSS 20.0 dari pertanyaan
58
Irwanto (1992:107)
59
ke-2 “Saya sering mengakses jejaring sosial path tanpa waktu dan tempat” Maka
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.4
Saya sering mengakses jejaring sosial Path tanpa waktu dan tempat
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
6
6.7
6.7
7.9
3
20
22.5
22.5
30.3
4
41
46.1
46.1
76.4
5
21
23.6
23.6
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa 21 responden atau 23,6%
menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Pathtanpa kenal waktu dan
tempat, 41 responden atau 46,1% menyatakan sering mengakses jejaring sosial
Path tanpa waktu dan tempat, 20 responden atau 22,5% menjawab netral dan 6
responden atau 6.7% menjawab jarang. Sedangkan sisanya1 responden atau 1,1%
menyatakan sangat jarang mengakses jejaring sosial Path tanpa waktu dan tempat.
Hasil tersebut menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam
mengakses situs frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring
sosial Path tanpa kenal waktu dan tempat. Beragamnya yang hadir bisa menjadi
salah satu alasan pengguna dalam menggunakan jejaring sosial Path.
60
Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan
dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu
diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan
bernilai 46,1 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa
stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini
mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.59
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
frekuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.4 berikut:
Diagram 4.4 Frekuensi
Distribusi pertanyaan ke-3 dari frekuensi adalah“saya sering mengkses
jejaring sosial path lebih dari 10 menit” dan berikut adalah hasil hitung SPSS 20.0
dari pertanyaan ke-3
59
Irwanto (1992:107)
61
Tabel 4.5
Saya sering mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
10
11.2
11.2
11.2
2
4
4.5
4.5
15.7
3
14
15.7
15.7
31.5
4
37
41.6
41.6
73.0
5
24
27.0
27.0
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa 24 responden atau 27,0%
menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Pathlebih dari 10 menit, 37
responden atau 41,6% menyatakan sering mengakses jejaring sosial Path lebih
dari 10 menit, 14 responden atau 15,7% menjawab netral dan 4 responden atau
4.5% menjawab jarang. Sedangkan sisanya10 responden atau 11,2% menyatakan
sangat jarang mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit. Hasil tersebut
menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam mengakses situs
frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring sosial Path lebih
dari 10 menit. Beragamnya yang hadir bisa menjadi salah satu alasan pengguna
dalam menggunakan jejaring sosial Path.
Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan
dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu
diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa responyang dihasilkan
62
bernilai 41,6 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa
stimuli (S) berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini
mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.60
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
freuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.5 berikut:
Diagram 4.5 Frekuensi
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator
Durasi
Indikator durasi memiliki distribusi pertanyaan “Saya mengakses jejaring
sosial Path lebih dari 3 jam”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel
durasi dibawah ini:
60
Irwanto (1992:107)
63
Tabel 4.6 Durasi
Mengakses Media Sosial Path Lebih dari 3 Jam/Hari
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
7
7.9
7.9
7.9
2
17
19.1
19.1
27.0
3
15
16.9
16.9
43.8
4
31
34.8
34.8
78.7
5
19
21.3
21.3
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa 19 responden atau 21,3%
menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path lebih
dari 3 jam dalam sehari. 31 responden atau 34,8% menyatakan setuju dan 115
responden atau 16,9% menjawab Netral. Sedangkan 17 responden atau 19,1%
menjawab tidak setuju dan sisanya yaitu 7 responden atau 7.9% menjawab sangat
tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan responden yang mengakses jejaring
sosial Path lebih dari 3 jam/hari lebih dominan dibandingkan yang mengakses
kurang dari 3 jam/hari, angka tersebut dapat dilihat dari kesetujuan responden
dengan nilai 34,8%.
Pada teori konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau
kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau
didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang
dihasilkan bernilai 34,8 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan
64
bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini
mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.61
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
durasiakan terlihat seperti pada diagram 4.6 berikut:
Diagram 4.6 Durasi
Indikator durasi memiliki dengan distribusi pertanyaan ke-5 yaitu “Saya
mengakses jejaring sosial Path disaat sibuk atau waktu luang”.Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel durasi dibawah ini:
61
Ibid., h. 107.
65
Tabel 4.7 Durasi
Saya mengakses jejaring sosial Path disaat sibuk atau waktu luang
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
3
3.4
3.4
3.4
2
21
23.6
23.6
27.0
3
15
16.9
16.9
43.8
4
29
32.6
32.6
76.4
5
21
23.6
23.6
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa 21 responden atau 23,6%
menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path disaat
sibuk atau waktu luang. 29 responden atau 32,6% menyatakan setuju dan 15
responden atau 16,9% menjawab Netral. Sedangkan 21 responden atau 23,6%
menjawabtidak setuju dan sisanya yaitu 3 responden atau 3,4% menjawab sangat
tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan responden yang mengakses jejaring
sosial Path disaat sibuk atau waktu luang menunjukan angka positif, angka
tersebut dapat dilihat dari kesetujuan responden dengan nilai 32,6% untuk setuju
dan 23,6% untuk sangat setuju.
Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan
dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu
diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan
bernilai 32,6 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa
66
stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini
mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.62
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
durasiakan terlihat seperti pada diagram 4.7 berikut:
Diagram 4.7 Durasi
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator
Intensitas
Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan “saya mengakses
jejaring sosial path sambil membuka situs jejaring sosial lain”. Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini:
62
Ibid., h. 107.
67
Tabel 4.8
Saya mengakses jejaring sosial path sambil membuka situs jejaring sosial
lain
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
3
3.4
3.4
3.4
2
29
32.6
32.6
36.0
3
12
13.5
13.5
49.4
4
29
32.6
32.6
82.0
5
16
18.0
18.0
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa 16 responden atau 18.0%
menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path sambil
membuka jejaring sosial yang lainnya, 29 responden atau 32,6% menyatakan
setuju dan 12 responden atau 13,5% menjawab netral. Sedangkan sisanya 29
responden atau 32,6% menjawab tidak setuju dan 3 responden atau 3,4%
menjawab sangat tidak setuju.
Data diatas jika diasoiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa
persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang
diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas
bahwa respon yang dihasilkan bernilai 32,6 % dari 100% data yang tersedia, hal
ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh
68
organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon
yang baik pula.63
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.8 berikut:
Diagram 4.8 Intensitas
Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan ke-7 yaitu “Saya
mengakses sambil membuka website lainnya selain media sosial”.Maka
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini:
63
Ibid., h. 107.
69
Tabel 4.9
Saya mengakses sambil membuka website lainnya selain media sosial
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
7
7.9
7.9
7.9
2
21
23.6
23.6
31.5
3
15
16.9
16.9
48.3
4
39
43.8
43.8
92.1
5
7
7.9
7.9
100.0
89
100.0
100.0
Total
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa 7 responden atau 7,9.%
menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path
sembari membuka website yang lainnya selain media sosial, 39 responden atau
43,8% menyatakan setuju dan 15 responden atau 16,9% menjawab netral.
Sedangkan sisanya 21 responden atau 23,6% menjawab tidak setuju dan 7
responden atau 7,9% menjawab sangat tidak setuju.
Data diatas jika diasoiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa
persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang
diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas
bahwa respon yang dihasilkan bernilai 43,8 % dari 100% data yang tersedia, hal
ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh
70
organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon
yang baik pula.64
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.9 berikut:
Diagram 4.9 Intensitas
Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan ke-8 yaitu “saya
mengakses situs jejaring sosial path dengan penuh perhatian”. Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini:
64
Ibid., h. 107.
71
Tabel 4.10
Saya mengakses situs jejaring sosial Path dengan penuh perhatian
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
3
3.4
3.4
3.4
2
9
10.1
10.1
13.5
3
19
21.3
21.3
34.8
4
44
49.4
49.4
84.3
5
14
15.7
15.7
100.0
Total
89
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa 14 responden atau15,7.%
menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path
dengan penuh perhatian, 44 responden atau 49,4% menyatakan setuju dan 19
responden atau 21,3% menjawab netral. Sedangkan sisanya 9 responden atau
10,1% menjawab tidak setuju dan 3 responden atau 3,4% menjawab sangat tidak
setuju.
Data diatas jika diasosiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa
persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang
diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas
bahwa respon yang dihasilkan bernilai 49,4 % dari 100% data yang tersedia, hal
ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh
72
organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon
yang baik pula.65
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.10 berikut:
Diagram 4.10 Intensitas
4.4 Pembahasan
4.4.1 Eksistensi Path sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis
Rosengren
Path merupakan jejaring sosial yang hanya dapat diakses melalui
penggunaan smartphone. Path pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan
jejaring sosial lainnya, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda pula. Fungsi
utama Path sebagai media komunikasi memudahkan penggunaan dalam
melakukan penyebaran informasi khususnya bagi pengguna smartphone.
65
Ibid., h. 107.
73
Jejaring sosial Path menjadi salah satu media komunikasi yang digunakan
oleh mahasiswa komunikasi Untirta dalam melakukan pemenuhan kebutuhan
informasi. Berbagi fitur yang hadir memudahkan pengguna khususnya bagi
mahasiswa komunikasi Untirta dalam melakukan pertukaran informasi atau
penyebaran informasi.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosengren prinsip
dari konsep ini adalah berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media
baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan. Sama dengan
penelitian ini jejaring sosial Path dapat memberikan stimulus khususnya bagi para
pengguna, salah satu fitur Path yang dapat memberikan efek stimulus dalam
bentuk gambar adalah emoticons. Fitur ini dapat memungkinkan pengguna dalam
memberikan tanggapan dari setiap moment user lain.
4.4.2 Frekuensi
Frekuensi dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial sangat
kuat dengan perolehan persentase sebesar 31,5%.
Frekuensi merupakan ukuran seberapa sering mahasiswa menggunakan
path tersebut. Berapa kali dalam seminggu. Dari indikator ini di dapatkan bahwa
rata-rata mahasiswa menggunakan path setiap hari dalam seminggu dari 28
responden.
4.5.3 Durasi
Durasi merupakan berapa lama mahasiswa menggunakan path dalam
sberapa jam, berapa menit maupun berapa detik dalam media sosial tersebut.
74
Dilihat dari perhitungan ini rata-rata mahasiswa menggunakan media sosial path
dengan durasi 3jam/hari dengan presentase 34,8% atau sebanyak 31 orang.
4.4.4 Intensitas
Intensitas dalam indikator ini diukur dari perhatian terhadap menggunakan
path, kemudahan dalam memahami isi pesan dalam suatu kepercayaan terhadap
isi, dan daya tarik dalam penggunaan path tersebut.
Itensi (perhatian) merupakan proses mental ketika rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Indikator
aternsi dalam penelitian ini diukur dari faktor eksternal penarik perhatian dan
faktor internal.66 Dari hasil yang didapat peneliti menyimpulkan bahwa 43,8%
dari 39 orang menunjukan bahwa penggunaan media path membutuhkan waktu 35 menit untuk menggunakan media path tersebut.
66
Jalaludin Rakhmat.2001.Metode Penelitian komunikasi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Frekuensi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai
media interaksi sosial berkaitan dengan seberapa sering mahasiswa
menggunakan path tersebut. Berapa kali dalam seminggu sebesar
presentase 31,5%
2. Durasi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai
media interaksi sosial berkaitan dengan perhitungan ini rata-rata
mahasiswa menggunakan media sosial path dengan durasi
3jam/hari dengan presentase 34,8%
3. Itensi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai media
interaksi sosial berkaitan dengan perhatian terhadap menggunakan
path, kemudahan dalam memahami isi pesan dalam kepercayaan
terhadap isi, dan daya tarik dalam penggunaan path tersebut yaitu
sebesar 43,8%
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti
memberikan beberapa saran berkaitan dengan masalah penelitian, antara lain :
1. Sebaiknya
Path
memperluas
cakupan
informasi
yang
dapat
memberikan nilai positif bagi pengguna dengan menghadirkan fitur-
75
76
fitur
yang
dapat
menungkatkan
kreatifitas
khalayak
dalam
menggunakan Path.
2. Sebaiknya
mahasiswa
Universitas
Sultan
Ageng
Tirtayasa
memanfaatkan kehadiran fitur Path secara positif, yaitu dengan cara
menyebarluaskan informasi yang baik dan menunjang bagi para
pengguna dengan memanfaatkan beragam informasi yang hadir guna
pengembangan diri dalam segala bidang.
3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan besarnya Eksistensi Path sebagai
media interaksi sosial terhadap pemenuhan kebutuhan informasi
mahasiswa komunikasi Untirta. Penelitian ini membuktikan secara
fakta dan secara teoritis bahwa Path bisa menjadi sumber pemenuhan
kebutuhan dan sumber informasi, sehingga para pengguna Path dapat
mengetahui pentingnya fitur-fitur yang terdapat dalam Path tersebut.
77
DAFTAR PUSTAKA
Bugin, Burhanudin 2011. Sosiologi Komunikasi Massa; Teori, paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhanudin.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada
Media Group: Jakarta
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Danang Sunyoto. 2009..Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med
Press.
Davis, Anthony. 2003. Everything You Should Know About Public Relations.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo-Gramedia.
Dennis McQuail. 2005. Mass Communication Theory, Jakarta: Gelora Aksara
Pratama,
Effendy, Onong Uchjana. 1989.Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung :
PT. Citra Aditya Bakti.
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.
PT Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinara. 2004. Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Helena Olii. 2007. Berita dan Informasi. Penerbit indeks. Jakarta.
78
Iqbal hasan. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Jack Febrian. 2003. Menggunakan Internet. Bandung: Informatika.
Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., & Kelly, K. 2009. New Media: A critical
Introduction. New York: Routledge.
McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rachmat Kriyantono. 2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004 .Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya: Bandung,
Rachmat Kriyanto. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
Ronny Kountur. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ruslan, Rosady . 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. 2002. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2007.Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung,
Werner J. Severrin, James W. Tankard.2007. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode
dan Terapan Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,
79
Widjaja, A. W. 1991. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bina
Aksara: Jakarta
Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Grasindo.
Yusuf LN & Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,
80
Internet dan sumber lain
elib.unikom.ac.id/Flew.2008
http://buluxshero.com/2013/12/fitur-fitur-path
http://repository.usu.ac.id/Diakses 11 September 2014.
http://techno.okezone.com/read/2013/11/12/363/895701/mengenal-pendiri-ceopath
http://tekno.kompas.com/read/2012/02/06/17365355/Hanya.Bisa.Punya.150.Tema
n..Path.Tetap.Diminati.Pengguna
http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.Dunia.Ca
pai.2.4.Miliar/ Di Akses Pada Hari Minggu Tanggal 05 Oktober 2013,
Pukul 21.00
http://www.merdeka.com/teknologi/path-jejaring-sosial-yang-batasi-pertemanandengan-banyak-orang.html
http://www.tempo.co//read/news/2014/02/24/061556984/Path-Klaim-PalingBanyak-Pengguna-di-Indonesi
https://www.academia.edu/4346467/Penggunaan_Media_Sosial_sebagai_Media_
Komunikasi_di_Kalangan_Mahasiswa
81
LAMPIRAN
82
LAMPIRAN
FREKUNSI DAN DIAGRAM
P1
Frequenc
y
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Valid 1
9
10.1
10.1
10.1
2
8
9.0
9.0
19.1
3
8
9.0
9.0
28.1
4
36
40.4
40.4
68.5
5
28
31.5
31.5
100.0
Total
89
100.0
100.0
P2
Frequen
Percen
Valid
Cumulative
cy
t
Percent
Percent
Valid 1
1
1.1
1.1
1.1
2
6
6.7
6.7
7.9
3
20
22.5
22.5
30.3
4
41
46.1
46.1
76.4
5
21
23.6
23.6
100.0
Total
89
100.0
100.0
P3
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
10
11.2
11.2
11.2
2
4
4.5
4.5
15.7
3
14
15.7
15.7
31.5
4
37
41.6
41.6
73.0
5
24
27.0
27.0
100.0
Total
89
100.0
100.0
83
P4
Frequen
cy
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Valid 1
7
7.9
7.9
7.9
2
17
19.1
19.1
27.0
3
15
16.9
16.9
43.8
4
31
34.8
34.8
78.7
5
19
21.3
21.3
100.0
Total
89
100.0
100.0
P5
Freque
Perce
Valid
Cumulativ
ncy
nt
Percent
e Percent
Vali
1
3
3.4
3.4
3.4
d
2
21
23.6
23.6
27.0
3
15
16.9
16.9
43.8
4
29
32.6
32.6
76.4
5
21
23.6
23.6
100.0
89
100.0
100.0
Tota
l
P6
Freque
Perce
Valid
Cumulativ
ncy
nt
Percent
e Percent
Vali
1
3
3.4
3.4
3.4
d
2
29
32.6
32.6
36.0
3
12
13.5
13.5
49.4
4
29
32.6
32.6
82.0
5
16
18.0
18.0
100.0
89
100.0
100.0
Tota
l
84
P7
Freque
Perce
Valid
Cumulativ
ncy
nt
Percent
e Percent
Vali 1
d
7
7.9
7.9
7.9
2
21
23.6
23.6
31.5
3
15
16.9
16.9
48.3
4
39
43.8
43.8
92.1
5
7
7.9
7.9
100.0
89
100.0
100.0
Tot
al
P8
Freque
Perce
Valid
Cumulativ
ncy
nt
Percent
e Percent
Vali
1
3
3.4
3.4
3.4
d
2
9
10.1
10.1
13.5
3
19
21.3
21.3
34.8
4
44
49.4
49.4
84.3
5
14
15.7
15.7
100.0
89
100.0
100.0
Tota
l
P9
Frequenc
y
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Valid 1
4
4.5
4.5
4.5
2
18
20.2
20.2
24.7
3
19
21.3
21.3
46.1
4
38
42.7
42.7
88.8
5
10
11.2
11.2
100.0
Total
89
100.0
100.0
85
P10
Frequen
Percen
Valid
Cumulative
cy
t
Percent
Percent
Valid 1
4
4.5
4.5
4.5
2
25
28.1
28.1
32.6
3
9
10.1
10.1
42.7
4
40
44.9
44.9
87.6
5
11
12.4
12.4
100.0
Total
89
100.0
100.0
86
87
88
89
90
LAMPIRAN
VALIDITAS
Correlations
Variabel_X
P1
Pearson Correlation
.453
Sig. (2-tailed)
.000
N
P2
Pearson Correlation
.532
Sig. (2-tailed)
.000
N
P3
.348
Sig. (2-tailed)
.001
.340
Sig. (2-tailed)
.001
.517
Sig. (2-tailed)
.000
.405
Sig. (2-tailed)
.000
.476
Sig. (2-tailed)
.000
89
Pearson Correlation
.546
Sig. (2-tailed)
.000
N
Variabel_X
89
Pearson Correlation
N
P8
89
Pearson Correlation
N
P7
89
Pearson Correlation
N
P6
89
Pearson Correlation
N
P5
89
Pearson Correlation
N
P4
89
Pearson Correlation
N
89
1
89
91
LAMPIRAN
REALIBILITAS
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
89
100.0
0
.0
89
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.416
8
92
Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Alanilis
Rongsengren
KUESIONER
No. Responden
:
(Diisi oleh periset)
Petunjuk Penelitian :
1. Berilah tanda (√) pada jawaban yang Anda pilih.
2. Diharapkan semua pertanyaan dijawab dan tidak ada terlewatkan.
3. Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
4. Adapun alternatif jawabannya adalah:
-
Sangat Setuju (SS)
-
Setuju (S)
-
Tidak Setuju (TS)
-
Sangat Tidak Setuju (STS)
Data Responden
I.
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
( )
b. Perempuan
( )
c. Angkatan
( )
93
II.
Data Penelitian
Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial
NO
Pertanyaan
1.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari.
2.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path tanpa kenal waktu
dan jarak.
3.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path lebih dari 10 menit.
4.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path lebih dari 3 jam/hari.
5.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path disaat sibuk dan
waktu luang.
6.
Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path sambil membuka
situs Jejaring sosial lainnya.
7.
Saya mengakses sambil membuka Website lainnya selain media
sosial.
8.
Saya mengakses situs Jejaring Sosial Path dengan penuh
perhatian.
SS
S
TS
STS
94
95
96
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
-
Nama Lengkap
: Nurul Ichwan
-
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta / 17 Juli 1991
-
Jenis Kelamin
: Laki – Laki
-
Agama
: Islam
-
Kewarganegaraan
: Indonesia
-
Alamat
: Jl. Kenanga 1 Blok D3 No. 7 Perumahan
Harapan Kita Karawaci Tangerang
-
No Telp
: 081310968717
-
Email
: [email protected]
Pendidikan Formal:
-
SDN Parapat 1 Tangerang
-
SMPN 19 Tangerang
-
SMA PGRI 109 Tangerang
-
Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, Program Strata-1
97
Pengalaman Organisasi:
-
Grup Musikalisasi SMA PGRI 109 Tangerang
-
Anggota OSIS PGRI 109 Tangerang
-
Announcer dan creative Tirta Fm (Radio Kampus Untirta)
-
Jurnalistik Foto Untirta
Pengalaman Kerja:
-
Photograph Majalah Sang Buah Hati
-
WO (Weeding Organizer) Out Side, Jakarta
-
2 bulan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Tbk, divisi Marcomm & FD
(Marketting Communication, Floor Director)
-
2 bulan PT. Cimb Niaga Tangerang Lippo Karawaci, divisi LTD (Learning
Talent Development)
Download