Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Ditinjau Dari Analisis Rosengren SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Strata (S-1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Di susun oleh : Nurul Ichwan 6662101266 KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2015 i ii iii iv v MOTTO Saya Datang Saya Bimbingan Saya Ujian Saya Revisi Dan Saya MENANG…. !!!!!! Skripsi ini kupersembahkan untuk : Mamah, Papah, adikku serta teman-teman seperjuanganku yang telah mendorongku, menyemangatiku hingga akhir sidang ini. Love all … vi ABSTRAK Nurul Ichwan. NIM 6662101266. SKRIPSI Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Resengren. Pembimbing I: Isti Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom dan Pembimbing II: Husnan Nurjaman, S.Ag.M.Si. Path merupakan sebuah aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar, dan juga pesan. Perusahaan ini berawal dengan aplikasi pada iPhone dan juga website lalu merilis versi Android. Beragamnya informasi yang hadir serta kebebasan yang diberikan pihak Path menimbulkan interaksi sosial tertentu pada pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan informasi Mahasiswa Komunikasi Untirta dalam menggunakan media sosial Path. Peneliti menggunakan konsep Rosengren. Inti konsep rosengren adalah berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi, durasi dan atensi. Metode penelitian ini yang digunakan adalah metode kuantitatif yang bersifat Deskriptif. Di dalam konsep sebuah terpaan media akan berkolerasi dengan pemenuhan kebutuhan informasi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei, dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dimana peneliti mengumpulkan informasi dari 89 responden dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA 2008-2012 Serang. Analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas dan deskripsi table hasil. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial untuk frekuensi tergolong kuat dengan perolehan persentase 31,5%, durasi tergolong kuat dengan perolehan persentase 34,5%, dan atensi tergolong kuat dengan perolehan persentase 43,8%. Kata Kunci :Media Sosial Path, Analisis Rosengren vii ABSTRACT Nurul Ichwan. NIM: 6662101266. UNDERGRADUATE THESIS. The existence of the Path As a Medium of Social Interaction In terms Analysis Rosengren. Mentor I: Isti Nursih, S.Ip, M.I.kom and Mentor II: Husnan Nurjuman, S.Ag, M.Si. Path is a social network application in smartphone in which users can use for sharing pictures, and also messages. The company first released the application for iPhone and website, then for Android version. Path gives variety of information and freedom which impact the users with the usage of the application. The purposes of research is to find out in Path As a Medium of Social Interaction In terms Of Analysis Rosengren. The researcher is which assumes the media play an active role in selecting and using the media to assume that the user has alternative options to astisfy their needs. The method used in this research is quantitative, with descriptive characteristic. The approach in this research is quantitative. The method used was a survey, using proportionate stratified random sampling technique in which researchers collected information from 89 respondents by distributing questionnaires to students of Communication Sciences 2008-2012 UNTIRTA Serang. The analysis is validity, reliability and the description of the table of results.The conclusion that can be drawn from this study is the use Untirta students in using the path as a medium of social interaction for frequency relatively strong with a 31.5% percentage of acquisition, the duration of the relatively strong with the acquisition of a percentage of 34.5%, and a relatively strong attention to the acquisition of 43.8% percentage. Keywords: social media, Path, Analysis Rosengren. viii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Path Sebagai Media Interaksi Sosial Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Komunikasi Untirta” tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti. Tentunya penelitian ini tak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari dosen pembimbing. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing pertama Ibu Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom yang telah memberikan waktu, spirit, dukungan dan perhatian kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Serta kepada dosen pembimbing kedua Bapak Husnan Nurjaman, S.Ag.M.Si, yang telah memberikan waktu, arahan, perhatian, dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti lebih termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Peneliti juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang mendukung dan memotivasi peneliti. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada 1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah menyetujui skripsi peneliti. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. 4. Ibu Puspita Asri Praceka,S.Sos.,M.Ikom selaku Sekertaris Jurusan Program Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Ibu Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah penuh dengan kesabaran dan meluangkan waktunya, serta member masukan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. ix 6. Bapak Husnan Nurjuman, S.Ag.M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah penuh dengan kesabaran dan meluangkan waktunya, serta member masukan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 7. Ibu Naniek Afrilia Framanik, M.Si selaku Dosen Akademik yang telah membimbing perkuliahan dari semester awal hingga akhir. 8. Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu penulis dalam hal kelancaran proses skripsi. 9. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama kuliah. 10. Keluarga besar penulis, khususnya untuk orang tua penulis yang selalu memberikan segalanya baik moril maupun materil serta doa tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. 11. Adik yang hebat, Tsandy Wirlya Alvian, Reza Vandu, Hafid Alfi yang selalu memberikan senyuman dan tawa sebagai semangat baru dikala penulis menemukan kemalasan disaat mengerjakan skripsi. 12. Teman Seangkatan 2010, Kevin Doklas Torang, Didit Aditriya, Didon, Marwan Handoko, Fadli, Adhi puspo Negoro, Amalia Nur Utami, Damar, Fandi, Indra Handayani, Alief krisna, Yusuf, Tirta Lestari Azis Coppo, yang telah memberikan dukungan kepada Penulis. 13. Teman seperjuangan, Andi Winarto, Nadya, Kinda, Sausan Saidah Salam, Okie Porta, Ibnu Fajri dan Galuh Gamabrata, Alief Krisna, Aulia Hidayat yang telah memberikan semangat baru dengan candaan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari bentuk kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam pembuatan skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Serang, April 2015 Peneliti, Nurul Ichwan x DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii LEMBAR ORISINALITAS.............................................................................................iv MOTTO..............................................................................................................................v ABSTRAK.........................................................................................................................vi ABSTRACK......................................................................................................................vii KATA PENGANTAR......................................................................................................viii DAFTAR ISI.......................................................................................................................x DAFTAR TABEL............................................................................................................xiii DAFTAR DIAGRAM......................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xv BAB I ................................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5 1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 6 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 6 1.5 Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 6 1.5.1 Kegunaan Akademik ......................................................................................... 7 1.5.2 Kegunaan Praktis .............................................................................................. 7 BAB II ............................................................................................................................... 8 2.1 Komunikasi .............................................................................................................. 8 2.1.1 Pengertian Komunikasi ..................................................................................... 8 2.1.2 Komponen Komunikasi .................................................................................... 9 2.1.3 Proses Komunikasi ............................................................................................ 9 2.1.4 Karakteristik Komunikasi ............................................................................... 10 2.1.5 Fungsi Komunikasi ......................................................................................... 12 2.1.6 Tujuan Komunikasi ......................................................................................... 14 2.2 Media Baru (New Media) ................................................................................. 15 2.3 Sejarah Internet ................................................................................................ 17 2.4 Media Sosial (Social Media) ............................................................................ 19 2.5 Path .................................................................................................................. 20 2.5.1 Fitur dalam Path .............................................................................................. 21 2.6 Penggunaan Jejaring Sosial .............................................................................. 23 2.7 Terpaan Media ....................................................................................................... 26 2.8 Pengertian Informasi ........................................................................................ 28 xi 2.8.1 Pemenuhan Kebutuhan Informasi ................................................................... 29 2.9 Kerangka Konsep ................................................................................................... 31 2.10 Operasional Variabel............................................................................................ 32 2.11 Hipotesis Penelitian.............................................................................................. 33 2.12 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 34 BAB III ........................................................................................................................... 37 3.1 Metode Penelitian ............................................................................................ 37 3.2 Teknik Penelitian ............................................................................................. 38 3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38 3.3.1 Kuesioner ................................................................................................. 39 3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 40 3.4.1 Populasi .................................................................................................... 40 3.4.2 Sampel ..................................................................................................... 41 3.5 Teknik Sampling .............................................................................................. 42 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ......................................................................... 45 3.6.1 Uji Validitas .................................................................................................... 45 3.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................................ 46 3.6.3 Hasil Uji Validitas ........................................................................................... 47 3.6.4 Hasil Uji Reabilitas............................................................................................48 3.7 Analisis Deskriptif....................................................................................................48 3.8 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 49 BAB IV ........................................................................................................................... 51 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................................... 51 4.1.1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ................................................................ 52 4.2 Deskripsi Data........................................................................................................ 53 4.2.1 Karakteristik Responden ................................................................................. 53 4.2.2 Jenis Kelamin .................................................................................................. 53 4.2.3 Angkatan ......................................................................................................... 55 4.3 Deskripsi Path Sebagai Media Interaksi Sosial ...................................................... 56 4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Frekuensi.. .........................................................................................................................57 4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Durasi .........................................................................................................................62 4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Atensi .........................................................................................................................66 xii 4.4 Pembahasan ........................................................................................................... 72 4.4.1 Path Sebagai Media Interaksi Sosial Ditinjau Dari Analisis Rosengren .......... 72 4.4.2 Frekuensi ......................................................................................................... 73 4.4.3 Durasi .............................................................................................................. 73 4.4.4 Atensi................................................................................................................74 BAB V ............................................................................................................................. 75 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 75 5.2 Saran ....................................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 77 INTERNET DAN SUMBER LAIN.................................................................................80 LAMPIRAN ................................................................................................................... 81 KUESIONER....................................................................................................................92 DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................94 xiii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tujuan Komunikasi...............................................................................................................14 Tabel 2.2 Operasional Variabel ...........................................................................................................33 Tabel 2.3 Perbandingan Terdahulu........................................................................................................36 Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................................................................39 Tabel 3.2 Data Jumlah Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Untirta...................................................40 Tabel 3.3 Berstrata Proposional ...........................................................................................................44 Tabel 3.4 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.........................................................................47 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas.............................................................................................47 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Reabilitas.................................................................................................48 Tabel 3.7 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ................................................................................49 Tabel 3.8 Jadwal Penelitian...................................................................................................................50 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden.....................................................................................................54 Tabel 4.2 Angkatan Responden ..........................................................................................................55 Tabel 4.3 Saya Sering Mengakses Jejaring Sosial Path Setiap Hari....................................................57 Tabel 4.4 Saya Sering Mengakses Jejaring Sosial Path tanpa waktu dan tempat ............................59 Tabel 4.5 Saya Sering Mengakses Media Sosial Path Lebih dari 10 menit .........................................61 Tabel 4.6 Mengakses Media Sosial Path Lebih Dari 3 Jam/hari ......................................................63 Tabel 4.7 Saya Mengakses Jejaring Sosial Path Disaat Sibuk atau Waktu Luang ............................65 Tabel 4.8 Saya Mengakses Jejaring Sosial Path Sambil Membuka Situs Jejaring Sosial Lain.............................................................................................................................67 Tabel 4.9 Saya Mengakses Sambil Membuka Website Lainnya Selain Media Sosial...................69 Tabel 4.10 Saya Mengakses Situs Jejaring Sosial Path Dengan Penuh Perhatian ...........................71 xiv DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden.......................................................................................55 Diagram 4.3 Frekuensi (Pertanyaan 1)........................................................................................58 Diagram 4.4 Frekuensi (Pertanyaan 2)........................................................................................60 Diagram 4.5 Frekuensi (Pertanyaan 3)........................................................................................62 Diagram 4.6 Durasi (Pertanyaan 4).............................................................................................64 Diagram 4.7 Durasi (Pertanyaan 5).............................................................................................66 Diagram 4.8 Intensitas (Pertanyaan 6)........................................................................................68 Diagram 4.9 Intensitas (Pertanyaan 7)........................................................................................70 Diagram 4.10 Intensitas (Pertanyaan 8)......................................................................................72 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep..........................................................................................31 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dan mencari informasi semakin kompleks dan meningkat. Hal ini membawa dampak pada perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan menyelenggarakan komunikasi dan penyebaran informasi secara lebih cepat dan serentak sekaligus sanggup menjangkau khalayak yang tidak terbatas. Dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan, ideologi, dan lain-lain, jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan pernah gagal. 1 Setiap orang membutuhkan informasi sebagian bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan agar dapat memecahkan masalah tersebut, salah satu caranya adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media.2 1 2 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A (Ilmu komunikasi hal.9&19). Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, hal 8. 1 2 Dengan adanya penyebaran informasi lebih cepat dan baik maka dari itu komunikasi melahirkan sebuah media baru yang disebut new media yaitu, kemunculan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi yang digital, terkomputerisasi, atau berjejaring di akhir abad ke-20. Kebanyakan dari teknologi-teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” tersebut bersifat digital, seringkali berkarakter manipulatif, bersifat mudah berjejaring, padat, mampat, interaktif, dan tidak memihak. Beberapa contoh yang mungkin dapat diajukan adalah internet, website, komputer multimedia, permainan-permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Sehingga dapat ditegaskan bahwa sesungguhnya media baru bukanlah program-program televisi, film-film feature, majalah, buku, atau publikasi-publikasi berbasis kertas. Dengan demikian, batasan bagi media baru secara sederhana dapat dipahami sebagai media-media (massa) yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi di luar media massa cetak dan media massa elektronik.3 Perkembangan lain dari internet adalah mesin pencari dan lacak, seperti browsing pada tujuan tertentu yang melintasi suatu jaringan informasi dan komunikasi baik berupa teks, gambar, ataupun video secara cepat dan sistematis. Kemudahan berkomunikasi dan mencari informasi melalui internet menjadi salah satu daya tarik banyaknya orang dalam menggunakan media internet.4 Kehadiran internet sangat membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi. Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja mampu menstramisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu 3 Turnomo Rahardjo (Literasi Media & kearifan Lokal. Hal.172). http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.internet.indonesia.bisa.temb us.82.juta diakses pukul 19.00 WIB 4 3 menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materialisasi yang tercipta dalam dunia maya. Dengan demikian, internet telah menjadi sarana yang paling efektif dan efisien untuk melakukan komunikasi dan pertukaran informasi jarak jauh, maka tidak heran jika pengguna internet terus mengalami peningkatan. Portal berita Kompas.com mengeluarkan data bahwa pengguna jasa layanan internet di dunia mencapai 2,4 Milyar dan Indonesia menjadi salah satu negara terbanyak dalam menggunakan jasa layanan internet dengan total pengguna sebanyak 61,08 juta jiwa pada akhir tahun 2012 dengan tingkat penetrasi 23%, angka tersebut naik sekitar 10% dari tahun 2011.5 Path adalah situs sekaligus aplikasi yang awalnya khusus untuk pengguna iphone, namun sekarang telah dikembangkan untuk dapat dipakai oleh pengguna Android. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja Twitter dan Instagram. Pengguna dapat secara cepat dan aman mengirimkan foto yang diambil dengan menggunakan kamera Iphone atau Smartphone, serta tidak terganggu dengan tag dari pihak lain seperti yang sering dialami pengguna Facebook. 6 Kini jumlah pengguna Path di Indonesia lebih dari 4 juta. Dalam hal ini aplikasi Path memang sangat berbeda dengan fitur atau gestur yang dimiliki oleh media online lainnya, karena Path bisa digunakan penggunanya untuk mengobrol dengan kenalan mereka meski orang yang diajak berbincang tidak masuk dalam lingkaran pertemanan 150.7 5 http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.Dunia.Capai.2.4.Miliar/ Di Akses Pada Hari Minggu Tanggal 05 Oktober 2013, Pukul 21.00 6 http://www.merdeka.com/teknologi/path-jejaring-sosial-yang-batasi-pertemanan-dengan-banyakorang.html 7 http://www.tempo.co//read/news/2014/02/24/061556984/Path-Klaim-Paling-Banyak-Penggunadi-Indonesia 4 Path memiliki berbagai fitur menarik dan lengkap sekaligus yang menjadi pembeda dengan media sosial lainnya seperti hadirnya fitur profil, belanja, mengunggah foto dan video, mengunggah lokasi, musik, film, buku, update status, tidur, pesan, komentar, emosi, dan Terlihat. Disnilah letak perbedaan Path dengan media sosial online lainnya yang memiliki fungsi yang sama tapi memiliki perbedaan dari beraneka macam fitur yang hadir pada media sosial online Path. Path ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri bagi pengguna dalam melakukan interaksi secara online baik kepada teman maupun keluarga. Selain itu path memiliki status privasi yang diberikan kepada pengguna dimana tidak semua orang secara bebas mengakses profil seserorang tanpa persetujuan dari pengguna lainnya. Hal tersebutlah yang membuat Path lebih unggul dibandingkan media sosial lainnya. Beragamnya informasi yang hadir dalam media Path membuat hampir semua kebutuhan sosial dapat terpenuhi, karena kepuasan seseorang yang ingin menggunakan media tersebut terhadap penggunaan sosial dirinya sendiri untuk dijadikan sebagai munculnya informasi dan komunikasi baru di era modern saat ini.Berdasarkan dari penjelasan di atas tersebut, maka peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan path sebagai media interaksi sosial terhadap pemenuhan kebutuhan informasi penggunanya. Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa ilmu komunikasi untirta dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dimana pendekatan ini menitik beratkan pada eksistensi satu variabel penelitian. Ketertarikan peneliti pada penelitian ini bukan hanya didasarkan pada alasan bahwa peneliti merupakan 5 mahasiswa ilmu komunikasi sehingga akses terhadap penelitian lebih mudah, namun penelitian ini didasarkan pada keinginan untuk melihat penggunaan media baru khususnya path dikalangan mahasiswa sebagai media pemenuhan informasi. Untuk itulah peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren. Pengaruh media merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari suatu proses komunikasi. Jadi konsep ini mengasumsikan bahwa komunikasi secara verbal (lisan-tulisan) dan komunikasi secara nonverbal (isyarat-isyarat bahasa tubuh, gambar dan tindakan tindakan tertentu) akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus (rangsangan), sehingga seseorang atau komunikator dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan 8. Maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai sejauh mana“eksistensi path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis Rosengren”. 1.2 Rumusan Masalah Setelah memaparkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah untuk penelitian ini dapat dipertegas sebagai berikut “bagaimana eksistensi path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis Rosengren?”. 8 Irwanto (1992:107) 6 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana terpaan media Path diukur melalui frekuensi sebagai media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta? 2. Bagaimana terpaan media path diukur melalui durasi sebagai media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta? 3. Bagaimana terpaan media path diukur melalui atensi sebagai media interaksi sosial mahasiswa komunikasi Untirta? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui frekuensi sebagai media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta 2. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui durasi sebagai media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta 3. Ingin mengetahui bagaimana media Path diukur melalui atensi sebagai media interaksi sosial mahasiswa ilmu komunikasi Untirta 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk peneliti, di kalangan akademis, dan tentunya bagi situs Path yang bersangkutan. Oleh karena itu, manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 7 1.5.1 Kegunaan Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan studi ilmu komunikasi khususnya tentang media online. Karena tentunya dengan penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang telah ada. 1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian khususnya di media massa maupun media baru (New Media) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Carl I. Hovland, sebagaimana yang dikutip dalam buku Widjaja, yaitu : “Ilmu Komunikasi adalah suatu sistem yang berusahan menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikapsikap”. Carl I. Hovland selanjutnya mengemukakan: Komunikasi adalah proses dimana seorang individu mengoperkan perangsang untuk mengubah tingkah laku individu-individu yang lain9 Maka, dalam definisinya mengenai komunikasi itu sendiri, Hovland menyatakan proses komunikasi itu ada suatu rangsangan-rangsangan yang secara sadar atau tidak dapat mengubah dari apa yang dilihat atau dirasakan oleh komunikan. Sehingga komunikasi bukan hanya penyampaian pesan saja melainkan ada perubahan-perubahan yang menjadi tujuan dari pesan yang disampaikan tersebut. Seseorang akan benar-benar dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas. Dalam prosesnya tak luput dari komponen-komponen didalamya yang melakukan serta hal-hal yang mendukung proses tersebut. 9 Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal : 15 8 9 2.1.2 Komponen Komunikasi Komunikasi itu sendiri memiliki komponen-komponen yang terdapat pada komunikasi. Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan diatas tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendy, komponen-komponen komunikasi tersebut terdiri sebagai berikut : 1. Komunikator adalah Orang yang menyampaikan pesan 2. Pesan adalah Pernyataan yang didukung oleh lambang 3. Komunikan adalah Orang yang menerima pesan 4. Media adalah Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. 5. Efek adalah Dampak sebagai pengaruh dari pesan.10 Maka, komunikasi merupakan proses dimana tak luput dari siapa yang menyampaikan, pesan apa, kepada siapa, menggunakan media apa, dan efek yang diperoleh. Komponen tersebut menjalankan prosesnya dengan berbagai cara untuk menyampaikan suatu gagasannya. 2.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). 10 Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 6 10 Menurut Onong Uchjana Effendy, Proses komunikasi dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni : 1. Proses komunikasi secara primer, Proses ini adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses komunikasi secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seseorang menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.11 2.1.4 Karakteristik Komunikasi Proses penyampaian pesan atau komunikasi memiliki karateristik tersendiri, menurut Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya diperoleh gambaran bahwa pengertian komunikasi memiliki karakterisitik komunikasi, yaitu: 11 Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 11 dan 16 11 1. Komunikasi adalah suatu proses, Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi dalam upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. 3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat, Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik, apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) samasama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis, Dimana komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambanglambang. 5. Komunikasi bersifat transaksional, Pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya pula dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing, pelaku yang terlibat dalam komunikasi. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu, Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau 12 pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.12 2.1.5 Fungsi Komunikasi Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, sehingga komunikasi itu sendiri memiliki fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia. Maka menurut Harold D. Lasswell dalam bukunya Cangara, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain : 1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya 2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada 3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. 13 Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, fungsi komunikasi terdiri sebagai berikut: 1. Menyampaikan Informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence).14 Adapun dalam buku Ilmu Komunikasi oleh Widjaja, komunikasi dipandang dalam arti luas sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut : 1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang 12 Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Hal : 1.13-1.16 Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal : 59 14 Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 8 13 13 dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. 5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan 14 kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya. 7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusatraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan individu. 8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.15 2.1.6 Tujuan Komunikasi Secara umum, menurut Wilbur Schramm (1974) dalam buku Sendjaja, tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni: kepentingan sumber atau pengirim atau komunikator dan kepentingan penerima atau komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.1Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi Dari Sudut Dari Sudut Kepentingan Sumber Kepentingan Penerima Memberikan Informasi Memahami Informasi Mendidik Mempelajari Menyenangkan atau Menikmati menghibur Menganjurkan suatu Menerima atau menolak tindakan atau persuasi anjuran Sumber : Sendjaja, 200416 15 16 Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal : 65-66 Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Hal : 2.19 15 Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, tujuan komunikasi adalah : a. Perubahan sikap (Attitude Change) b. Perubahan Pendapat (Opinion Change) c. Perubahan Perilaku (Behavior Change) d. Perubahan Sosial (Social Change).17 2.2 Media Baru (New Media) Perkembangan teknologi yang pesat saat ini, bisa dilihat dari munculnya berbagai varian teknologi komunikasi setiap harinya. Berbagai produk teknologi komunikasi yang merupakan hasil konvergensi dari berbagai teknologi komunikasi sebelumnya dapat kita temui tiap harinya. Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology; The New Media in Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.18 New Media adalah sebuah istilah yang muncul diakhir abad ke-20 untuk menandai bergabungnya media tradisional seperti film, foto, musik, rekaman dan tulisan, dengan kekuatan komputerisasi dan teknologi komunikasi, peralatan konsumen berbasis komputer dan yang paling penting, internet. Media baru 17 Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal : 8 18 Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. 2006. Jakarata: Kencana. Hal 111 16 memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi konten-konten media.19 Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media baru yang dinamis ini, di ibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan, dan aliran dengan gairah yang berdetak disatu waktu (real time). Tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang demokrasi dari hakcipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten media. Sebagai contoh, siaran televisi berkualitas tinggi yang dilihat dengan televisi digital plasmater baru adalah salah satu contoh dari media tradisional. Sedangkan poster sederhana dari grup musik lokal yang melampirkan alamat website dimana penggemar bisa mencari informasi dan mengunduh musik digital, adalah contoh dari komunikasi media baru. Kebanyakan teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk digital, mempunyai karakteristik diantaranya dapat dimanipulasi, dapat dihubungkan dengan jaringan, padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif dan bersifat netral.20 Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang demokrasi dari hak cipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten 19 20 www.academia.edu/pertarungan new media vs media cetak elib.unikom.ac.id/Flew.2008 17 media. Kebanyakan teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk digital, mempunyai karakteristik diantaranya dapat dimanipulasi, dapat dihubungkan dengan jaringan, padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif dan bersifat netral. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak saja merubah media tapi juga merubah kehidupan sosial dan budaya. Berikut adalah indikasi dari perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang diasosiasikan dengan media baru: 1. Perubahan dari modernitas dan postmodernitas 2. Proses globalisasi yang semakin intensif 3. Pergantian era industri manufaktur oleh era „postindustrial‟ informasi 4. Desentralisasi dari yang mapan dan sentralisasi geopolitik.21 2.3 Sejarah Internet Perubahan terbesar dibidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnyaTV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet.22Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet.23 Pengertian internet sendiri memiliki arti yang cukup luas dimana kata internet itu sendiri merupakan singkatan dari interconnection-networking, bisa 21 Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., & Kelly, K. New Media: A critical Introduction. New York: Routledge. 2009. Hal: 10. 22 Ibid. Hal 443 23 Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat. 2011. Jakarta: Kencana Hal 113 18 diartikan sebagai global network of computer networks atau sebuah jaringan komputer dalam skala global atau mendunia. Jaringan komputer ini berskala internasional yang dapat membuat masing-masing komputer berkomunikasi.24Sehingga internet bisa menyiarkan dan mengakses secara langsung baik berita maupun informasi dengan akses internet online ke seluruh penjuru dunia tanpa ada batasan wilayah geografis dari setiap penggunanya. Pada awalnya internet berasal dari beberapa computer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk internetwork. Untuk bisa berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal (komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu computer pertama dikoneksikan ke ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan keempatsite, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI), UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tersebut, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkonekasi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai internet saja.25 Internet telah berkembang secara fenomenal, baik dari segi jumlah host 24 25 Jack Febrian. Menggunakan Internet. 2003. Bandung: Informatika. Hal 3 Ibid. Hal 27 19 computer (komputer induk) maupun dari segi jumlah pengunanya, selama beberapa tahun terakhir. Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun1994 dimana sebelumnya pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5 Universitas yang disebut dengan UNI net dan pada Juni 2004 jaringan Iptek nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia. 2.4 Media Sosial (Social Media) Media sosial atau social media adalah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media dapat dikelompokkan menjadi beberapa alasan bagian yaitu : 1. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook, Myspace,Hi5, Linked, Bebo, dsb) 2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (Google Talk, Yahoo! M, Skype, Phorum, dsb) 3. Share, media sosial yang memfasilitasi untuk saling berbagi file, video,, music (Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstrom, dsb) 4. Publish, (Wordpress, Wikipedia, Blog,, Digg, dsb) 5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (Koongregate, Doof, Pogo, Café.com, dsb) 6. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dsb) 20 7. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dsb) 8. Livecast (Y! Live, Blog tv, Justin tv, Listream tv, dsb) 9. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dsb) 10. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Ttwirxr, Plazes, Tweeetpeek, Path, dsb).26 Media Sosial tersebut merupakan bagian dari komunikasi massa yang dimana telah terjadi perkembangan teknologi. Social media seperti Path dapat dijadikan alat berkomunikasi secara non verbal dengan tujuan dan alasannya tertentu, sehingga terjadi suatu interaksi antara komunikan dengan komunikator. 2.5 Path Path adalah sebuah aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Perusahaan ini berawal dengan aplikasi pada iPhone dan juga website lalu merilis versi Android.Penggunaan Path berbeda dari jejaring sosial lainnya di mana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Path dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch, dan Android versi apapun, meski tergolong masih baru, aplikasi Path telah menjadi nomer satu di kalangan penikmat jejaring sosial. Aplikasi yang hadir di smartphone ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Tujuan dari penggunaan Path adalah membuat jurnal interaktif untuk para penggunanya berbagi dengan keluarga dan teman-teman terdekatnya.27 “Visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas 26 27 http://repository.usu.ac.id/Diakses 11 September 2014. Tekno.kompas.com/read/pengertian-path 21 tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi di dalamnya setiap waktu,” kata salah satu pendiri sekaligus CEO Path Dave Morin. 28 Penggunaan Path cukup unik dan berbeda dengan jejaring sosial lainnya. Sebab, hanya pengguna yang telah disetujui dapat mengakses halaman profil seseorang. Selain itu, salah satu kelebihan Path yang sangat menonjol adalah jumlah interaksi yang sangat terbatas, di mana jumlah teman tidak bisa lebih dari 150 orang. Path, jejaring sosial serupa tapi tak sama dengan Facebook, memiliki keunggulan karena hanya memperbolehkan orang-orang terdekat sebagai teman. Path hanya memberi jatah 150 teman di jejaring sosial ini, sehingga pengguna harus pintar memilah teman di jejaring sosialnya. Meskipun terbatas, Morin menjelaskan bahwa pengguna Path sudah menghasilkan lebih dari 50 juta konten dan melakukan interaksi sebanyak 15 juta interaksi setiap harinya. 29 2.5.1 Fitur dalam Path a. Profile : Fitur profile user yang disediakan Path untuk usernya ada dua tipe, yang pertama profile picture dan juga cover picture sebagai latar belakang profilnya. b. Share Moment : Menyambungkan momen tersebut ke beberapa jejaring sosial media lainnya seperti facebook, twitter, foursquare dan juga tumblr. c. Sticker Shop :Fitur berbayar ini disediakan untuk user yang menginginkan sticker lucu yang tidak ada dalam sticker bawaaan. 28 http://techno.okezone.com/read/2013/11/12/363/895701/mengenal-pendiri-ceo-path http://tekno.kompas.com/read/2012/02/06/17365355/Hanya.Bisa.Punya.150.Teman..Path.Tetap. Diminati.Pengguna 29 22 d. Upload Photo dan Video : Sama halnya dengan jejaring sosial lainnya, user Path juga bisa mengunggah foto atau video untuk berbagi dengan pengguna lainnya yang bisa diambil dari image gallery phone atau real time shoot. e. Location Update : Fitur untuk user berbagi lokasi saat berada disuatu tempat dengan user lain. Penandaan lokasi dilakukan dengan GPS yang terdapat dihandphone user dan mengakses data dari lokasi yang tersedia melalui Foursquare. f. Music, Film and Book : User Path dapat berbagi dengan user lain mengenai musik apa yang sedang kita dengarkan, film apa yang kita tonton atau buku yang sedang dibaca oleh user. Data musik, film dan buku ini dapat diambil dari arsip Path dengan mencari lagu, film atau buku tersebut lalu dipilih untuk dibagikan. g. Update Status : Fitur yang sama halnya seperti post facebook ataupun tweet twitter. h. Sleep and Awake : Fitur unik ini menandakan bahwa user sedang tidur atau bangun tidur, serta dapat menghitung jangka waktu dari saat tombol tidur ditekan sampai tombol bangun ditekan. Ketika user mengaktifkan fitur ini maka dengan sendirinya muncul status tidur dihalaman user, juga dengan user lain. i. Message : User dapat mengirim pesan secara pribadi dengan user lainnya. j. Comment : User dapat mengirim komentar ke momen user lain. 23 k. Emoticons : Fitur yang satu ini memungkinkan pengguna untuk menyatakan tanggapan dari setiap momen user lain. Emosi yang berupa senyum, berkerut, terkejut, tertawa dan suka, emosi tersebut bisa dilihat oleh user lain di momen tersebut. l. Viewer : Fitur ini memberikan informasi untuk user atas berapa banyak dari user lain yang sudah melihat momen yang kita unggah.30 2.6 Penggunaan Jejaring Sosial Menggunakan situs jejaring sosial, pengguna memiliki kecenderungan tersendiri akan cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi, sesuai dengan tujuan masing-masing. Kategori pengguna media sosial atau situs jejaring sosial yang diidentifikasikan melalui sebuah studi oleh Universitas Winchester dan lembaga online FirstMedia, yaitu: 1. Ultras. Bagi banyak pengguna media sosial, jaringan adalah hubungan komunikasi utama mereka dengan keluarga dan teman, sehingga ketika mereka berkomunikasi dengan situs jejaring sosial, dalam beberapa kasus, membuat mereka mereka terisolasi. Beberapa merasakan perasaan terisolasi dari hari pertama, sedangkan untuk yang lain perasaan itu terasa kemudian hari ketika terjadi kehilangan informasi atau percakapan pada jaringan mereka. 2. Informer. Informasi adalah mata uang dalam media sosial. Menjadi yang pertama untuk melihat sesuatu yang menarik dan menyebarkannya, sama pentingnya dengan pengikut dan penggemar. 30 http://buluxshero.com/2013/12/fitur-fitur-path 24 Informer memindai media sosial dan situs berita, mencari cerita baru, penawaran video dll agar dapat berbagi dengan audiens mereka. 3. Approval seekers. Kelompok ini khawatir tentang berapa banyak suka / komentar yang mereka dapatkan ketika mereka mengirim pesan atau update, karena mereka menilai itu sebagai pendukung popularitas mereka. Setelah posting pesan, mereka akan terus-menerus memeriksa feed dan timeline mereka, dan akan khawatir sampai orang-orang mulai merespon. 4. Lurkers. Bersembunyi di bayang-bayang dunia maya, mereka menonton apa yang dikatakan orang di jaringan sosial tapi jarang berpartisipasi sendiri. Mereka akan mengeluh secara terbuka tentang “omong kosong biasa” yang diposting, dan pribadi mereka khawatir mereka tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk dikatakan, tapi mereka mengawasi percakapan orang lain. Pada dasarnya, kegiatan yang dilakukan oleh informan pada akun Path mereka itu bermacam-macam sesuai dengan alasan tujuan masing-masing seperti yang sudah dijelaskan. Dasar dari media sosial adalah dari kata sosial itu sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya. Begitu juga pengguna situs jejaring sosial yang menggunakan situs jejaring sosial untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Tujuan informan menggunakan media sosial Path adalah untuk mendapatkan hiburan dan eksistensi diri, mengikuti trend, menjalin komunikasi dan 25 bersosialisasi dengan orang lain, mencari dan membagi informasi.31 Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak berapa kali sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program hariannya), berapa kali seminggu seorang menggunakan dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulanan). Dari ketiga pola tersebut yang sering dilakukan adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu). Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari), atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on program).32 Penggunaan media sosial secara lebih mendetail menjelaskan bagaimana kedekatan serta pola yang dipakai seseorang dalam mengkonsumsi media. Dari sini dapat dipahami bahwa penggunaan media sosial tidak terbatas tanpa akses. Media sosial juga berusaha mengetahui seberapa besar seseorang dalam menerima pesan dari media, berdasarkan pola penggunaan media. Menggunakan media sosial menjadi sebuah kegiatan yang membutuhkan perhatian, diantaranya melihat, mendengar, serta memahami pesan-pesan media. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan media adalah media sosial Path yang dijadikan sebagai media interaksi sosial. 31 https://www.academia.edu/4346467/Penggunaan_Media_Sosial_sebagai_Media_Komunikasi_di _Kalangan_Mahasiswa 32 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinara. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal 164 26 2.7 Terpaan Media (Rosengren) Terpaan media menurut Rosengren (1974), adalah penggunaan media yang terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Selain itu, terpaan media dapat diukur melalui frekuensi, durasi, dan atensi dari individu. 33 Berikut penjelasan mengenai ukuran terpaan media tersebut : 1. Frekuensi Mengumpulkan data khalayak tentang keajegan khlayak menonton sebuah jenis tayangan televisi, apakah itu program harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Jika itu adalah program mingguan, maka data yang dikumpulkan adalah berapa kali menonton sebuah tayangan dalam seminggu selama satu bulan34 Dalam penelitian ini menggunakan media televisi sehingga diukur dari berapa kali sehari seorang menggunakan televisi dalam satu minggu (untuk meniliti program harian). 2. Durasi Menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari), atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share).35 33 Jalaludin Rakhmat.2004.Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal 66 34 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya.2004.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.164 35 Ibdid, Hal.164 27 Dalam penelitian ini dapat diukur dari seberapa lama (menit) khlayak mengikuti suatu program. 3. Intensitas Intensitas (perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaaran pada saat stimuli lainnya melemah. Indikator atensi dalam penilitian ini diukur dari faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal penaruh perhatian.36 Dalam penelitian dapat diukur dari perhatian terhadap suatu acara, ketertarikan , kemudahan dalam memahami isi pesan dalam suatu acara, kepercayaan terhadap isi, dan daya tarik dalam acara tersebut. Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Frekuensi penggunaaan media mengumpulkan data khalayak beberapa kali sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program hariannya). Berapa kali seminggu seorang menggunakan dalam satu bulan (untuk program mingguan dan bulanan). Dari ketiga pola tersebut yang sering dilakukan adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu). Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari); atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on program).37 36 Jalaludin Rakhmat.2001.Metode Penelitian komunikasi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.52 Elvinaro Ardianto &Lukiati Komala Erdinara.2004.Komunikasi Massa : Suatu Pengantar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.Hal.164 37 28 Terpaan media tidak hanya dapat diteliti dari apakah seseorang dekat dengan kehadiran media tersebut, tetapi juga soal keterbukaan orang tersebut terhadap pesan-pesan media tersebut. Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan,melihat, dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu ataupun kelompok. 2.8 Pengertian Informasi Mengutip dari Helena Olii (2007) dalam bukunya, kamus komunikasi, Onong Uchjana Effendy mendefisinikan informasi sebagai38: a. Pesan yang disampaikan kepada seseorang atau jumlah orang yang baginya merupakan hal-hal yang baru diketahui. b. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang memerlukan atau untuk mengambil keputusan mengenai suatu hal. c. Kegiatan menyebarluaskan pesan, baik secara langsung maupun melalui media komunikasi, kepada khalayak yang baginya merupakan hal atau peristiwa yang baru. Pengertian informasi menurut Gordon B. Doris yang dukutip oleh OnongUchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen:‟‟Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa keputusan mendatang”.39 38 Helena Olii. Berita dan Informasi. Penerbit indeks. Jakarta. 2007. Hal 23 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. 1989.Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 39 29 Pengertian informasi menurut M.C Fadden (1999) sebagaimana dikutip oleh Anthony Davis, mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang akan menggunakan data tersebut.40Sedangkan menurut Wiryanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa informasi adalah: 1. Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang yang baginya merupakan hal yang baru diketahuinya. 2. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang memerlukan atau untuk mengambil keputusan mengenai suatu hal. 3. Kegiatan menyebarluaskan pesan disertai penjelasan, baik secara langsung, baik secara langsung ataupun melalui media komunikasi, kepada khalayak yang baginya merupakan hal atau peristiwa yang baru.41 2.8.1 Pemenuhan Kebutuhan Informasi Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini. Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia, sehingga peran informasi sangat dominan dalam kehidupan. Informasi harus memiliki arti pada komunikan dan nilai nyata dalam kehidupan masyarakat, maka keragu-raguan akan hilang dan diganti dengan kepercayaan terhadap komunikator. Ada juga yang tidak sampai kemasyarakat. Sampai tidaknya suatu informasi tergantung dari proses komunikasi yang digunakan komunikator. Kebutuhan khalayak dalam menggunakan media massa dijelaskan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas. Mereka memberi kategorisasi kebutuhan tersebut 40 Davis, Anthony. Everything You Should Know About Public Relations. 2003. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo-Gramedia. Hal 31 41 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2005 Jakarta: Grasindo. Hal 17-18 30 diantaranya: a. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk menguasai dan memahami lingkungan. b. Affective needs (kebutuhan afektif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman- pengalaman yang estesis, menyenangkan, dan emosional. c. Personal Integrative needs(kebutuhan pribadi secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. d. Social Integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga. Teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafialisasi. e. Escapist needs (kebutuhan pelampiasan) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keaneka ragaman. 42 42 Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Hal 289 31 2.9 Kerangka Konsep Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan maka yang menjadi kerangka berpikir peneliti yaitu adanya eksistensi pada media jejaring sosial path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis rosengren. Di lihat dari uraian diatas, terdapat Anteseden, motif, penggunaan media dan efek. Maka penjelasannya adalah, bagaimana audience mempunyai banyak alasan untuk menggunakan Path dalam mendapatkan informasi terbaru. Karena Anteseden itu berupa pendengar/pengguna/mahasiswa, motif itu alasan, penggunaan medianya yaitu Path dan efeknya Mendapatkan informasi terbaru. Jadi kesimpulannya banyak mahasiswa yang menggunakan Path dengan alasan untuk mendapatkan infomasi dan pengetahuan terbaru didalamnya dalam bentuk location, share foto, share video, share music bahkan hal-hal yang terpenting dengan alasan memberikan informasi kepada pengguna lainnya. Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu eksistensi path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis rosengren, yang didalam penelitian ini terdapat indikator-indikator terpaan media yaitu : Frekuensi, Durasi Dan Intensitas. Berdasarkan lendasan konsep yang telah dikemukakan, maka yang menjadi kerangka konsep peneliti adalah sebagai berikut : 32 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep Variabel Path Sebagai Media Interaksi Sosial Durasi Frekuensi (Sumber : William Wells, Jhon Burnet, Sandra Moriarty 2000) Intensitas (Sumber : olahan Peneliti) Berdasarkan bagan diatas, dapat dikatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media yang pengguna butuhkan dengan menggunakan konsep Rosengren terdapat didalamnya yaitu Frekuensi, durasi dan Intensitas, lalu peneliti menyimpulkan dengan judul yg berupa “ Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren”. 2.10 Operasional Variabel Variabel adalah konsep dalam bentuk kongkrit atau konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah yang acuan – acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut atau 33 diukur.43Operasional Variabel menjabarkan secara operasional dari variabel penelitian, ini merupakan batasan masalah yang akan diteliti, sehingga kemudian masalah penelitian tidak melebar dengan bersumber dari data emipiris (kenyataan di lapangan). Operasional variabel ini menjadi dasar untuk pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian yang ingin diteliti dan dimasukkan kedalam kuesioner. Tabel operasional variabel untuk penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dimensi Path Sebagai Dalam hal ini untuk Media Interaksi mengetahui waktu Sosial yang dilakukan oleh Sumber : William setiap organisme dan Wells, Jhon burnet, terdiri dari frekuensi, Sandra Moriarty durasi Intensitas. Indikator Alat ukur Frekuensi Seberapa Skala sering menggunakan Path Durasi Seberapa Jam/menit Likert menggunakan 2000 Path Intensitas Apa yang anda lakukan pada saat mengakses jejaring sosial path 2.11Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu 43 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2008, hal 139. 34 yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan hipotesis Deskriptif. Hipotesis deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan angka mapun kata-kata. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan hipotesis adalah suatu pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan sementara tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahami. Oleh karena itu hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga bisa salah. Hipotesis juga akan ditolak jika faktanya menyangkal, jadi hipotesisnya salah atau palsu. Dan hipotesis akan diterima jika fakta membuktikan kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis didalam penelitian ini yaitu: Ha = Terdapat eksistensi path sebagai media interaksi sosial Ho = Tidak terdapat eksistensi path sebagai media interaksi sosial 2.12 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penggalian dari wacana penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian ini sekaligus dapat dijadikan sebagai data pendukung, diantaranya: Penelitian ini dilakukan Desi Ari Puspita Asih tahun 2012 dengan judul “Pola Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet”. 35 Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa, responden bermotivasi untuk menggunakan internet karena kelebihan internet itu sendiri, yaitu dari segi waktu, ekonomi dan juga sebagai pemenuhan kognisinya, adapun kebutuhan kognisi dan intergrasi sosial menjadi unsur motivasi anggota dalam menggunakan internet. Adapun tujuan anggota menggunakan internet mencakup pada pemenuhan kebutuhan integrasi personal yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kredibilitas anggota sebagai aparatur hukum, maka dari motivasi dan tujuan anggota dalam dalam menggunakan internet ternyata tidak luput pula dari unsur status sosial yang anggota miliki. Semakin beragamnya status sosial para anggota maka akan berbeda juga motivasi dan tujuannya dalam menggunakan internet, hasil penelitian ini merujuk pada model Activity, Action, and Operation oleh Leont‟ev, semua ini pun didasari dari kebutuhan informasi yang terdapat pada setiap anggota yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi sosial, dan kebutuhan berkhayal. Dari kelima kebutuhan dari Katz, Gurevitch dan Haas. Peneliti selanjutnya dilakukan oleh Yenny LM Siahaan tahun 2010 dengan judul “Motivasi Konsumsi Berita Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kognitif Dan Afektif Melalui Media Massa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) diterima (0,545), yaitu yang artinya ada hubungan yang cukup berarti, cukup berarti dilihat dari nilai koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara motivasi konsumsi berita kampanye capres dalam pemenuhan kebutuhan kognitif dan afektif mahasiswa FISIP USU melalui surat kabar. 36 Tabel 2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Desi Ari Puspita Asih Pola Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet Tahun Penelitian Metode Penelitian Perbedaan 2012 Persamaan Penelitian Ini Mecoba Mencari Tahu Motif Pemenuhan Kebutuhan Informasi Berdasarkan Teori Uses And Gratifications Skripsi Universitas Untirta Sumber Kualitatif Deskriptif Tujuan Penelitian Ini Untuk Mecari Tahu Pola Perilaku Pencarian Informasi Pada Informan Dalam Menggunakan Internet Yenny LM Siahaan Motivasi Konsumsi Berita Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kognitif Dan Afektif Melalui Media Massa 2010 Nurul Ichwan Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren. 2015 Kuantitatif Kuantitatif Deskriptif Penelitian Ini Untuk Mencari Tahu Apakah Ada Korelasi Antara Motivasi Konsumsi Berita Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kognitif Dan Afektif Melalui Media Massa Penelitian Ini Mecoba Mencari Tahu Motif Pemenuhan Kebutuhan Kognitif Dan Afektif Berdasarkan Teori Uses And Gratifications Skripsi Universitas Sumatra Utara Mencari tahu Eksistensi Path sebagai media interaksi sosial diukur dari frekuensi, durasi dan intensitas Penelitian ini mencoba menguji Eksistensi media sosial/new media sebagai media interaksi sosial diukur dari frekuensi, durasi dan itensitas mahasiswa komunikasi Untirta Skripsi Peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sifat deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis data. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap representasi dari seluruh populasi.44 Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki pusat permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah peneliti dengan jelas dan mudah dimengerti. Setelah masalah peneliti diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain ini nantinya menurut pelaksanaan peneliti secara keseluruhan mulai awal hingga akhir penelitian.45 Sifat deskriptif dalam penelitian hanya bertujuan untuk memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran kecenderungan 44 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009.Jakarta: Kencana. Hal. 55 Burhanudin Mungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2009, hal 50. 45 37 38 pusat atau ukuran sebaran. Penelitian deskriptif menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan. 46Dalam hal ini, peneliti membuat uraian yang berdasarkan pada variabel yang ada dalam penelitian, yaitu mengenai Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren. 3.2 Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan data dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.47 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, oleh karena itu dalam melakukan sebuah penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian sering disebut instrumen penelitian. Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data.48Sehingga kegiatan dalam pengumpulan data tersebut menjadi sistematis dan mudah diolah. Pengumpulan data dalam penelitian sebagai alat bantu yang merupakan sarana yang dapat 46 Ibid. Hal 55 Ronny Kountur. Metode Penelitian Sosial. 2005. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 60 48 Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. 2005. Jakarta: CV Alfabeta. Hal 91 47 39 diwujudkan dalam bentuk benda, misalnya angket (questioner), observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1 Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden dan berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel-variabel, hubungan diantara variabel yang ada, atau juga pengalaman atau opini responden. Dengan tujuan mencari informasi yang lengkap tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.49 Kuesioner tersebut nantinya akan penulis sebarkan kepada Mahasiswa Komunikasi Untirta yang merupakan responden pada penelitian ini. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert dengan jalan memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan dengan kategori: Tabel 3.1Skala Likert Alternatif Jawaban Nilai Jawaban Sangat Setuju 5 Setuju 4 Cukup Setuju (Netral) 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber :Sugiyono, 2008 49 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan Ketiga (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 95. 40 Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari setuju, dan setuju lebih tinggi dari kurang setuju, dan seterusnya.50 Penggunaan skala likert dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur sikap mahasiswa ilmu komunikasi dalam penggunaan path sebagai media interaksi sosial terhadap pemenuhan kebutuhan informasi. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan51. Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai-nilai atau peristiwa-peristiwa, sebagai data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa ilmu komunikasi Untirta. Tabel 3.2 Data Jumlah Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Untirta 50 Angkatan Jumlah 2008 122 2009 150 2010 246 Danang Sunyoto.Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. 2009. Yogyakarta: Med Press. Hal 67 Burhan Bungin.Metode Penelitian Kuantitatif. 2009. Jakarta: Prenada Media Group. Hal 122 51 41 2011 158 2012 115 JUMLAH 791 (Sumber: Daftar Rekapitulasi Mahasiswa FISIP Untirta Tahun 2014) 3.4.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili seluruh populasi. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi. Teknik sampling yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai dimana ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas menggambarkan keadaan sebenarnya dalam keseluruhan dari populasi. Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel menggunakan Proportonate Random Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur dalam populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.52 Penarikan sampel ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti menjadi lebih efisien. Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan rumus 52 Ibid Hal 68 42 Yamane: n=N Nd2+1 Keterangan: N = ukuran populasi d = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 10 %, kemudian d ini dikuadratkan. (kelonggaran atau presisi dalam penelitian sosial biasanya menggunakan 1%, 5% atau 10%). Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh penghitungannya sebagai berikut: n = 791 791(0,1)2 +1 = 88,77 = 89 3.5 Teknik Sampling Stratified random sampling adalah bentuk sampling random yang populasi atau elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata. Proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:53 1. Membagi populasi menjadi beberapa stratum 53 Iqbal hasan. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). 2005. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 88 43 2. Mengambil sebuah sampel random dari setiap stratum. Banyaknya unsur yang dipilih dari setiap stratum boleh sebanding atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya. Jika pengambilan banyaknya unsur tiap stratum sebanding dengan ukuranukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan secara random, dinamakan proportonate random sampling. 3. Menggabungkan hasil dari pengambilan sampel tiap stratum, menjadi satu sampel yang diperlukan. Penulis menggunakan Stratified random sampling karena untuk mempermudah penulis dalam pengumpulan data melalui angket atau kuesioner yang dibagikan. Untuk mengalokasikan sampel digunakan rumus sebagai berikut: Ni = Ni x n N Keterangan: Ni : Ukuran tiap strata sampel Ni : Ukuran tiap strata populasi n : Ukuran (total) sampel N : Ukuran (total) populasi Berikut ini adalah teknik penarikan sampel dengan proportonate random sampling: 44 Tabel 3.3 Berstrata Proposional Angkatan 2008 Jumlah 122 Populasi 122 x 89 Sampel 14 791 = 13,72 2009 150 150 x 89 17 791 = 16,87 2010 246 246 x 89 27 791 = 27,67 2011 158 158 x 89 18 791 = 17,77 2012 115 115 x 89 13 791 = 12,93 Jumlah Sampel 89 45 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Data 3.6.1 Uji Validitas Syarat instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu merepresentasikan indikator permasalahan dari apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen penelitian (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur54. Uji validitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan bahwa masingmasing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditetapkan (construct validity). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butirbutir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Untuk menentukan valid atau tidaknya butir-butir pernyataan dilakukan dengan cara membandingkan koefisien korelasi dengan nilai korelasinya pada alpha =0.05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka butir pernyataan tidak valid Peneliti menggunakan SPSS versi 20.0 untuk menghitung koefisien korelasi. Digunakan SPSS versi 20.0 dikarenakan untuk memudahkan penulis dan mengefisiensikan waktu penelitian. 54 Rakhmat Kriyantono, op. cit., h. 141. 46 3.6.2 Uji Reliabilitas Alat ukur disebut reliabel bila secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali 55. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Peneliti akan menguji kehandalan dengan menghitung dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel.56 Setelah melakukan uji validitas, peneliti melakukan uji reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran variabel yang reliabelakan menunjukkan instrument yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Peneliti akan menguji kehandalan dengan menghitung dari masing-masing instrument dalam suatu variabel.57 55 Ibid.,h. 143. Op.Cit hal 139. 57 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009. Jakarta: Kencana. Hal 141 56 47 Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel >0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s/d 0,80 Reliabel >0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel 3.6.3 Hasil Uji Validitas Menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df = Jumlah Kasus – 2 atau 89 – 2 = 87 dengan tingkat signitikansi sebesar 5%, angkanya = 0.2084. Analisis output dapat dilihat pada bagian pearson correlated. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Variabel .453 .000 89 .532 .000 89 .348 .001 89 .340 .001 89 .517 .000 89 .405 .000 89 .476 .000 89 rTabel Keterangan 0.208 Valid 0.208 Valid 0.208 Valid 0.208 Valid 0.208 Valid 0.208 Valid 0.208 Valid 48 P8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .546 .000 89 0.208 Valid Jika dilihat dari data hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 diatas maka dari keseluruhan instrument pertanyaan yang diuji dinyatakan valid karenanilai r hitung > dari r tabel yaitu 0,208. 3.6.4 Hasil Uji Realibilitas Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Cronbach's Alpha N of Items .416 8 Hasil output SPSS tersebut menunjukkan table Reability Coefficients yang terlihat sebagai Cronbach’s Alpha 0,461 berada pada rentang nilai 0.40 - 0.60, hal ini dapat disimpukan bahwa konstruk pertanyaan tersebut adalah Cukup Reliabel. 3.7 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel, yaitu variabel Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial dan variabel Analisis Rosengren. Dalam analisis deskriptif ini, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis variabel yang ada dalam penelitian, yaitu mengenai Eksistensi Path sebagai media interaksi sosial di tinjau dari analisis rosengren. 49 Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut : % = X100 Keterangan: n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi) % = Tingkat keberhasilan yang dicapai Untuk mengetahui kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Rentang Presentase Kriteria 84% s/d 100% Sangat Baik 67%s/d 83% Baik 50% s/d 66% Cukup Baik 33% s/d 49% Tidak Baik 16% s/d 32% Sangat Tidak Baik (Sumber: Kriyantono, 2006: Hal 136. Diolah oleh peneliti) 3.8 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kampus Untirta Serang yang bertempat di Jln. Raya Jakarta kilometer 4 Kota Serang Provinsi Banten Indonesia. 50 Tabel 3.8 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 ACC Proposal 2 Bab 1 3 Bab 2 4 Bab 3 5 Sidang Outline 6 Bab 4 7 Bab 5 8 Sidang Skripsi Mei Juni Juli Agust Sept Okto Nov Des Jan Feb 51 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian dengan judul “Path Sebagai Media Interaksi Sosial di Tinjau Dari Analisis Rosengren” ini menggunakan data primer dan sekunder. Untuk mendapatkan data primer, peneliti menyebarkan kuesioner ke responden yang menggunakan Path. Path dipilih berdasarkan pertimbangan eksistensinya yang cukup dominan di kampus Untirta Serang, Banten. Selain itu juga karena faktor mudahnya menjangkau responden bagi peneliti. Disamping data primer, peneliti mencari data mahasiswa yang menggunakan Path sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan kampus. Karena Path merupakan suatu media baru (New Media) yang sedang booming pada saat ini. Path adalah situs jejaring sosial baru yang dapat digunakan untuk saling bertukar foto atau komentar dengan teman atau kerabat dekat saja. Jejaring sosial ini diluncurkan pada bulan November 2010 lalu. Uniknya, situs jejaring sosial Path ini hanya diperbolehkan penggunanya memiliki teman atau kerabat sebanyak 150 orang saja, namun semakin banyak yang menggunakan jejaring sosial Path maka media sosial tersebut menambah pertemanan hingga 500 orang. Path diciptakan oleh gabungan entrepreneur yang telah berhasil sebelumnya. Setelah mereka ciptakan Path untuk IOS dan Android, kini mereka mengambil ancang-ancang untuk memasuki dunia Blackberry. Tampilan Path sangat sederhana dan terkesan bukan sepert sebuah situs melainkan mirip dengan wallpaper untuk layar komputer karena tidak terdapat banyak tulisan ataupun 51 52 tombol didalamnya. Di ujung atas kanan hanya terdapat satu tombol kecil untuk login, di bagian kiri bawah terdapat tiga panel lain, yaitu dua panel untuk mengakses atau melihat video seputar Path, dan satu panel untuk mengunduh aplikasi ini. Penggunaan Path berbeda dengan jejaring sosial lainnya dimana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih ekslusif dari berbagai jejaring sosial yang ada. Path juga dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch dan Android versi apapun. Tujuan Path yaitu membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya sebagaimana penggunanya bisa saling berinterkasi satu sama lain di sosial media Path tersebut. 4.1.1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sebuah perguruan tinggi negeri yang terdapat di Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Pada walanya, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dikelola oelh sebuah yayasan pendidikan Tirtayasa yang kemudian pada tanggal 19 Maret 2001 berubah menjadi sebuah Universitas Negeri bernama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 32 tahun 2001. Universitas Sultan Ageng Tirtaysa memiliki dua kampus yang terletak di Serang dan Cilegon. Kampus Serang berada di jalan Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan Serang Provinsi Banten, sedangkan kampus Cilegon berada di jalan Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Provinsi Banten. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memiliki enam fakultas yaitu, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan 53 Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Teknik. Sehubungan dengan penelitian ini, penulis telah melakukan pengumpulan data dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan yang diberikan kepada 89 responden. Kuesioner ini diberikan kepada Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan kategori memiliki akun Path. Permulaan kuesioner berisikan pertanyaan saringan dan data responden. Hasilnya sebagai berikut. 4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Karakteristik Responden Sehubungan dengan penelitian ini, penulis telah melakukan pengumpulan data dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan yang diberikan kepada 89 responden. Kuesioner ini diberikan kepada Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan kategori memiliki akun Path. Permulaan kuesioner berisikan pertanyaan saringan dan data responden. Hasilnya sebagai berikut. Karakteristik responden ini dapat dilihat dari segi komposisi Angkatan, dan Jenis Kelamin. Semua ditampilkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam bentuk tabel dan diagram. 4.2.2 Jenis Kelamin Penulis mengelompokan responden kedalam karaktersitik jenis kelamin responden pada 2 (dua) kriteria, yaitu responden yang masuk 54 dalam kriteria jenis kelamin pria dan responden yang masuk dalam kriteria jenis kelamin wanita. Hasil sebaran segi karakteristik Jenis Kelamin yang telah didapat dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Jenis Kelasmin Responden Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Perempuan 43 48.3 48.3 48.3 Pria 46 51.7 51.7 100.0 Total 89 100.0 100.0 Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 89 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, jumlah responden pria lebih banyak daripada jumlah responden wanita. Dengan komposisi jumlah responden pria sebanyak 51,7% sedangkan responden wanita sebanyak 48,3%. Peneliti menggunakan proportionate random sampling dan dilihat dari data mahasiswa komunikasi Untirta tahun 2008 – 2012 lebih banyak pria dibandingkan dengan wanita. Maka peneliti mengambil sampel pria bukan wanita. Jika karakteristik jenis kelamin responden tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.1 berikut: 55 Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden 4.2.3 Angkatan Penulis mengelompokan responden kedalam karaktersitik angkatan, yaitu responden yang masuk dalam angkatan 2008 - 2012. Hasil sebaran segi karakteristik Angkatan yang telah didapat dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Angkatan Responden Angkatan N Valid Missing 89 0 56 Angkatan Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 2008 14 15.7 15.7 15.7 2009 17 19.1 19.1 34.8 2010 27 30.3 30.3 65.1 2011 18 20.2 20.2 85.3 2012 13 14.7 14.7 100.0 Total 89 100.0 100.0 Dari Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah sampel penelitian berjumlah 89 orang. Responden angkatan 2008 berjumlah 14 orang atau 15,7 %, responden angkatan 2009 berjumlah 17 orang atau 19,1%, responden angkatan 2010 berjumlah 27 orang atau 30,3%, responden angkatan 2011 berjumlah 18 orang atau 20,2%, responden angkatan 2012 berjumlah 13 orang atau 14,7%. Jumlah sampel tersebut sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya pada Bab III sub sampel. 4.3 Deskripsi Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Penilaian mengenai path sebagai media interaksi sosial terdiri dari 3 indikator dengan total 8 pertanyaan dengan rincian sebagai berikut: indikator Frekuensi memiliki jumlah 3 pertanyaan, Durasi 2 pertanyaan, Intensitas 3 pertanyaan. 57 4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Frekuensi Indikator Frekuensi memiliki distribusi pertanyaan “Saya Sering mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.3 Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 9 10.1 10.1 10.1 2 8 9.0 9.0 19.1 3 8 9.0 9.0 28.1 4 36 40.4 40.4 68.5 5 28 31.5 31.5 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa 28 responden atau 31,5% menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Path setiap hari, 35 responden atau 40,4% menyatakan sering mengakses jejaring sosial Path setiap hari, 8 responden atau 9.0% menjawab netral dan 8 responden atau 9,0% menyatakan jarang mengakses jejaring sosial Path setiap hari. Sedangkan sisanya 9 responden atau 9,0% menyatakan sangat jarang mengakses jejaring sosial Path. Hasil tersebut menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam mengakses situs frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring 58 sosial Path. Beragamnya yang hadir bisa menjadi salah satu alasan pengguna dalam menggunakan jejaring sosial Path. Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 40,4 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.58 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan freuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.3 berikut: Diagram 4.3 Frekuensi Distribusi pertanyaan ke-1 dari frekuensi adalah saya mengakses jejaring sosial path setiap hari dan berikut adalah hasil hitung SPSS 20.0 dari pertanyaan 58 Irwanto (1992:107) 59 ke-2 “Saya sering mengakses jejaring sosial path tanpa waktu dan tempat” Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.4 Saya sering mengakses jejaring sosial Path tanpa waktu dan tempat Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 1 1.1 1.1 1.1 2 6 6.7 6.7 7.9 3 20 22.5 22.5 30.3 4 41 46.1 46.1 76.4 5 21 23.6 23.6 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa 21 responden atau 23,6% menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Pathtanpa kenal waktu dan tempat, 41 responden atau 46,1% menyatakan sering mengakses jejaring sosial Path tanpa waktu dan tempat, 20 responden atau 22,5% menjawab netral dan 6 responden atau 6.7% menjawab jarang. Sedangkan sisanya1 responden atau 1,1% menyatakan sangat jarang mengakses jejaring sosial Path tanpa waktu dan tempat. Hasil tersebut menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam mengakses situs frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring sosial Path tanpa kenal waktu dan tempat. Beragamnya yang hadir bisa menjadi salah satu alasan pengguna dalam menggunakan jejaring sosial Path. 60 Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 46,1 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.59 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan frekuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.4 berikut: Diagram 4.4 Frekuensi Distribusi pertanyaan ke-3 dari frekuensi adalah“saya sering mengkses jejaring sosial path lebih dari 10 menit” dan berikut adalah hasil hitung SPSS 20.0 dari pertanyaan ke-3 59 Irwanto (1992:107) 61 Tabel 4.5 Saya sering mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 10 11.2 11.2 11.2 2 4 4.5 4.5 15.7 3 14 15.7 15.7 31.5 4 37 41.6 41.6 73.0 5 24 27.0 27.0 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa 24 responden atau 27,0% menyatakan sangat sering mengakses jejaring sosial Pathlebih dari 10 menit, 37 responden atau 41,6% menyatakan sering mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit, 14 responden atau 15,7% menjawab netral dan 4 responden atau 4.5% menjawab jarang. Sedangkan sisanya10 responden atau 11,2% menyatakan sangat jarang mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit. Hasil tersebut menunjukkan responden yang menjawab sangat sering dalam mengakses situs frekuensinya bisa mencapai tiap hari dalam mengakses jejaring sosial Path lebih dari 10 menit. Beragamnya yang hadir bisa menjadi salah satu alasan pengguna dalam menggunakan jejaring sosial Path. Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa responyang dihasilkan 62 bernilai 41,6 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli (S) berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.60 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan freuensiakan terlihat seperti pada diagram 4.5 berikut: Diagram 4.5 Frekuensi 4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Durasi Indikator durasi memiliki distribusi pertanyaan “Saya mengakses jejaring sosial Path lebih dari 3 jam”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel durasi dibawah ini: 60 Irwanto (1992:107) 63 Tabel 4.6 Durasi Mengakses Media Sosial Path Lebih dari 3 Jam/Hari Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 7 7.9 7.9 7.9 2 17 19.1 19.1 27.0 3 15 16.9 16.9 43.8 4 31 34.8 34.8 78.7 5 19 21.3 21.3 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa 19 responden atau 21,3% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path lebih dari 3 jam dalam sehari. 31 responden atau 34,8% menyatakan setuju dan 115 responden atau 16,9% menjawab Netral. Sedangkan 17 responden atau 19,1% menjawab tidak setuju dan sisanya yaitu 7 responden atau 7.9% menjawab sangat tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan responden yang mengakses jejaring sosial Path lebih dari 3 jam/hari lebih dominan dibandingkan yang mengakses kurang dari 3 jam/hari, angka tersebut dapat dilihat dari kesetujuan responden dengan nilai 34,8%. Pada teori konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 34,8 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan 64 bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.61 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan durasiakan terlihat seperti pada diagram 4.6 berikut: Diagram 4.6 Durasi Indikator durasi memiliki dengan distribusi pertanyaan ke-5 yaitu “Saya mengakses jejaring sosial Path disaat sibuk atau waktu luang”.Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel durasi dibawah ini: 61 Ibid., h. 107. 65 Tabel 4.7 Durasi Saya mengakses jejaring sosial Path disaat sibuk atau waktu luang Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 3 3.4 3.4 3.4 2 21 23.6 23.6 27.0 3 15 16.9 16.9 43.8 4 29 32.6 32.6 76.4 5 21 23.6 23.6 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa 21 responden atau 23,6% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path disaat sibuk atau waktu luang. 29 responden atau 32,6% menyatakan setuju dan 15 responden atau 16,9% menjawab Netral. Sedangkan 21 responden atau 23,6% menjawabtidak setuju dan sisanya yaitu 3 responden atau 3,4% menjawab sangat tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan responden yang mengakses jejaring sosial Path disaat sibuk atau waktu luang menunjukan angka positif, angka tersebut dapat dilihat dari kesetujuan responden dengan nilai 32,6% untuk setuju dan 23,6% untuk sangat setuju. Pada konsep Rosengren dijelaskan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 32,6 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa 66 stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.62 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan durasiakan terlihat seperti pada diagram 4.7 berikut: Diagram 4.7 Durasi 4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Berdasarkan Indikator Intensitas Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan “saya mengakses jejaring sosial path sambil membuka situs jejaring sosial lain”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini: 62 Ibid., h. 107. 67 Tabel 4.8 Saya mengakses jejaring sosial path sambil membuka situs jejaring sosial lain Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 3 3.4 3.4 3.4 2 29 32.6 32.6 36.0 3 12 13.5 13.5 49.4 4 29 32.6 32.6 82.0 5 16 18.0 18.0 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa 16 responden atau 18.0% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path sambil membuka jejaring sosial yang lainnya, 29 responden atau 32,6% menyatakan setuju dan 12 responden atau 13,5% menjawab netral. Sedangkan sisanya 29 responden atau 32,6% menjawab tidak setuju dan 3 responden atau 3,4% menjawab sangat tidak setuju. Data diatas jika diasoiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 32,6 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh 68 organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.63 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.8 berikut: Diagram 4.8 Intensitas Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan ke-7 yaitu “Saya mengakses sambil membuka website lainnya selain media sosial”.Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini: 63 Ibid., h. 107. 69 Tabel 4.9 Saya mengakses sambil membuka website lainnya selain media sosial Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 7 7.9 7.9 7.9 2 21 23.6 23.6 31.5 3 15 16.9 16.9 48.3 4 39 43.8 43.8 92.1 5 7 7.9 7.9 100.0 89 100.0 100.0 Total Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa 7 responden atau 7,9.% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path sembari membuka website yang lainnya selain media sosial, 39 responden atau 43,8% menyatakan setuju dan 15 responden atau 16,9% menjawab netral. Sedangkan sisanya 21 responden atau 23,6% menjawab tidak setuju dan 7 responden atau 7,9% menjawab sangat tidak setuju. Data diatas jika diasoiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 43,8 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh 70 organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.64 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.9 berikut: Diagram 4.9 Intensitas Indikator intensitas memiliki distribusi pertanyaan ke-8 yaitu “saya mengakses situs jejaring sosial path dengan penuh perhatian”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel intensitas dibawah ini: 64 Ibid., h. 107. 71 Tabel 4.10 Saya mengakses situs jejaring sosial Path dengan penuh perhatian Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 3 3.4 3.4 3.4 2 9 10.1 10.1 13.5 3 19 21.3 21.3 34.8 4 44 49.4 49.4 84.3 5 14 15.7 15.7 100.0 Total 89 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa 14 responden atau15,7.% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengakses jejaring sosial path dengan penuh perhatian, 44 responden atau 49,4% menyatakan setuju dan 19 responden atau 21,3% menjawab netral. Sedangkan sisanya 9 responden atau 10,1% menjawab tidak setuju dan 3 responden atau 3,4% menjawab sangat tidak setuju. Data diatas jika diasosiasikan pada konsep Rosengren menunjukan bahwa persepsi sikap atau kebutuhan dipengaruhi stimuli yang didapat. Jika stimuli yang diberikan atau didapat mampu diterima dengan baik sebagaimana data diatas bahwa respon yang dihasilkan bernilai 49,4 % dari 100% data yang tersedia, hal ini dapat disimpulkan bahwa stimuli berjalan atau diterima dengan baik oleh 72 organisme dalam hal ini mahasiswa komunikasi sehingga menghasilkan respon yang baik pula.65 Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan intensitas akan terlihat seperti pada diagram 4.10 berikut: Diagram 4.10 Intensitas 4.4 Pembahasan 4.4.1 Eksistensi Path sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Analisis Rosengren Path merupakan jejaring sosial yang hanya dapat diakses melalui penggunaan smartphone. Path pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan jejaring sosial lainnya, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda pula. Fungsi utama Path sebagai media komunikasi memudahkan penggunaan dalam melakukan penyebaran informasi khususnya bagi pengguna smartphone. 65 Ibid., h. 107. 73 Jejaring sosial Path menjadi salah satu media komunikasi yang digunakan oleh mahasiswa komunikasi Untirta dalam melakukan pemenuhan kebutuhan informasi. Berbagi fitur yang hadir memudahkan pengguna khususnya bagi mahasiswa komunikasi Untirta dalam melakukan pertukaran informasi atau penyebaran informasi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosengren prinsip dari konsep ini adalah berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan. Sama dengan penelitian ini jejaring sosial Path dapat memberikan stimulus khususnya bagi para pengguna, salah satu fitur Path yang dapat memberikan efek stimulus dalam bentuk gambar adalah emoticons. Fitur ini dapat memungkinkan pengguna dalam memberikan tanggapan dari setiap moment user lain. 4.4.2 Frekuensi Frekuensi dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial sangat kuat dengan perolehan persentase sebesar 31,5%. Frekuensi merupakan ukuran seberapa sering mahasiswa menggunakan path tersebut. Berapa kali dalam seminggu. Dari indikator ini di dapatkan bahwa rata-rata mahasiswa menggunakan path setiap hari dalam seminggu dari 28 responden. 4.5.3 Durasi Durasi merupakan berapa lama mahasiswa menggunakan path dalam sberapa jam, berapa menit maupun berapa detik dalam media sosial tersebut. 74 Dilihat dari perhitungan ini rata-rata mahasiswa menggunakan media sosial path dengan durasi 3jam/hari dengan presentase 34,8% atau sebanyak 31 orang. 4.4.4 Intensitas Intensitas dalam indikator ini diukur dari perhatian terhadap menggunakan path, kemudahan dalam memahami isi pesan dalam suatu kepercayaan terhadap isi, dan daya tarik dalam penggunaan path tersebut. Itensi (perhatian) merupakan proses mental ketika rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Indikator aternsi dalam penelitian ini diukur dari faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal.66 Dari hasil yang didapat peneliti menyimpulkan bahwa 43,8% dari 39 orang menunjukan bahwa penggunaan media path membutuhkan waktu 35 menit untuk menggunakan media path tersebut. 66 Jalaludin Rakhmat.2001.Metode Penelitian komunikasi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.Hal.52 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Frekuensi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial berkaitan dengan seberapa sering mahasiswa menggunakan path tersebut. Berapa kali dalam seminggu sebesar presentase 31,5% 2. Durasi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial berkaitan dengan perhitungan ini rata-rata mahasiswa menggunakan media sosial path dengan durasi 3jam/hari dengan presentase 34,8% 3. Itensi mahasiswa Untirta dalam menggunakan path sebagai media interaksi sosial berkaitan dengan perhatian terhadap menggunakan path, kemudahan dalam memahami isi pesan dalam kepercayaan terhadap isi, dan daya tarik dalam penggunaan path tersebut yaitu sebesar 43,8% 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran berkaitan dengan masalah penelitian, antara lain : 1. Sebaiknya Path memperluas cakupan informasi yang dapat memberikan nilai positif bagi pengguna dengan menghadirkan fitur- 75 76 fitur yang dapat menungkatkan kreatifitas khalayak dalam menggunakan Path. 2. Sebaiknya mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memanfaatkan kehadiran fitur Path secara positif, yaitu dengan cara menyebarluaskan informasi yang baik dan menunjang bagi para pengguna dengan memanfaatkan beragam informasi yang hadir guna pengembangan diri dalam segala bidang. 3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan besarnya Eksistensi Path sebagai media interaksi sosial terhadap pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa komunikasi Untirta. Penelitian ini membuktikan secara fakta dan secara teoritis bahwa Path bisa menjadi sumber pemenuhan kebutuhan dan sumber informasi, sehingga para pengguna Path dapat mengetahui pentingnya fitur-fitur yang terdapat dalam Path tersebut. 77 DAFTAR PUSTAKA Bugin, Burhanudin 2011. Sosiologi Komunikasi Massa; Teori, paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Bungin, Burhanudin.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group: Jakarta Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Danang Sunyoto. 2009..Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med Press. Davis, Anthony. 2003. Everything You Should Know About Public Relations. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo-Gramedia. Dennis McQuail. 2005. Mass Communication Theory, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, Effendy, Onong Uchjana. 1989.Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uhcjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinara. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung. Helena Olii. 2007. Berita dan Informasi. Penerbit indeks. Jakarta. 78 Iqbal hasan. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara. Jack Febrian. 2003. Menggunakan Internet. Bandung: Informatika. Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., & Kelly, K. 2009. New Media: A critical Introduction. New York: Routledge. McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rachmat Kriyantono. 2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Rakhmat, Jalaluddin. 2004 .Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya: Bandung, Rachmat Kriyanto. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Ronny Kountur. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ruslan, Rosady . 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. 2002. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: CV Alfabeta. Sugiyono. 2007.Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, Werner J. Severrin, James W. Tankard.2007. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 79 Widjaja, A. W. 1991. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bina Aksara: Jakarta Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Grasindo. Yusuf LN & Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 80 Internet dan sumber lain elib.unikom.ac.id/Flew.2008 http://buluxshero.com/2013/12/fitur-fitur-path http://repository.usu.ac.id/Diakses 11 September 2014. http://techno.okezone.com/read/2013/11/12/363/895701/mengenal-pendiri-ceopath http://tekno.kompas.com/read/2012/02/06/17365355/Hanya.Bisa.Punya.150.Tema n..Path.Tetap.Diminati.Pengguna http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.Dunia.Ca pai.2.4.Miliar/ Di Akses Pada Hari Minggu Tanggal 05 Oktober 2013, Pukul 21.00 http://www.merdeka.com/teknologi/path-jejaring-sosial-yang-batasi-pertemanandengan-banyak-orang.html http://www.tempo.co//read/news/2014/02/24/061556984/Path-Klaim-PalingBanyak-Pengguna-di-Indonesi https://www.academia.edu/4346467/Penggunaan_Media_Sosial_sebagai_Media_ Komunikasi_di_Kalangan_Mahasiswa 81 LAMPIRAN 82 LAMPIRAN FREKUNSI DAN DIAGRAM P1 Frequenc y Percent Valid Cumulative Percent Percent Valid 1 9 10.1 10.1 10.1 2 8 9.0 9.0 19.1 3 8 9.0 9.0 28.1 4 36 40.4 40.4 68.5 5 28 31.5 31.5 100.0 Total 89 100.0 100.0 P2 Frequen Percen Valid Cumulative cy t Percent Percent Valid 1 1 1.1 1.1 1.1 2 6 6.7 6.7 7.9 3 20 22.5 22.5 30.3 4 41 46.1 46.1 76.4 5 21 23.6 23.6 100.0 Total 89 100.0 100.0 P3 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 10 11.2 11.2 11.2 2 4 4.5 4.5 15.7 3 14 15.7 15.7 31.5 4 37 41.6 41.6 73.0 5 24 27.0 27.0 100.0 Total 89 100.0 100.0 83 P4 Frequen cy Percent Valid Cumulative Percent Percent Valid 1 7 7.9 7.9 7.9 2 17 19.1 19.1 27.0 3 15 16.9 16.9 43.8 4 31 34.8 34.8 78.7 5 19 21.3 21.3 100.0 Total 89 100.0 100.0 P5 Freque Perce Valid Cumulativ ncy nt Percent e Percent Vali 1 3 3.4 3.4 3.4 d 2 21 23.6 23.6 27.0 3 15 16.9 16.9 43.8 4 29 32.6 32.6 76.4 5 21 23.6 23.6 100.0 89 100.0 100.0 Tota l P6 Freque Perce Valid Cumulativ ncy nt Percent e Percent Vali 1 3 3.4 3.4 3.4 d 2 29 32.6 32.6 36.0 3 12 13.5 13.5 49.4 4 29 32.6 32.6 82.0 5 16 18.0 18.0 100.0 89 100.0 100.0 Tota l 84 P7 Freque Perce Valid Cumulativ ncy nt Percent e Percent Vali 1 d 7 7.9 7.9 7.9 2 21 23.6 23.6 31.5 3 15 16.9 16.9 48.3 4 39 43.8 43.8 92.1 5 7 7.9 7.9 100.0 89 100.0 100.0 Tot al P8 Freque Perce Valid Cumulativ ncy nt Percent e Percent Vali 1 3 3.4 3.4 3.4 d 2 9 10.1 10.1 13.5 3 19 21.3 21.3 34.8 4 44 49.4 49.4 84.3 5 14 15.7 15.7 100.0 89 100.0 100.0 Tota l P9 Frequenc y Percent Valid Cumulative Percent Percent Valid 1 4 4.5 4.5 4.5 2 18 20.2 20.2 24.7 3 19 21.3 21.3 46.1 4 38 42.7 42.7 88.8 5 10 11.2 11.2 100.0 Total 89 100.0 100.0 85 P10 Frequen Percen Valid Cumulative cy t Percent Percent Valid 1 4 4.5 4.5 4.5 2 25 28.1 28.1 32.6 3 9 10.1 10.1 42.7 4 40 44.9 44.9 87.6 5 11 12.4 12.4 100.0 Total 89 100.0 100.0 86 87 88 89 90 LAMPIRAN VALIDITAS Correlations Variabel_X P1 Pearson Correlation .453 Sig. (2-tailed) .000 N P2 Pearson Correlation .532 Sig. (2-tailed) .000 N P3 .348 Sig. (2-tailed) .001 .340 Sig. (2-tailed) .001 .517 Sig. (2-tailed) .000 .405 Sig. (2-tailed) .000 .476 Sig. (2-tailed) .000 89 Pearson Correlation .546 Sig. (2-tailed) .000 N Variabel_X 89 Pearson Correlation N P8 89 Pearson Correlation N P7 89 Pearson Correlation N P6 89 Pearson Correlation N P5 89 Pearson Correlation N P4 89 Pearson Correlation N 89 1 89 91 LAMPIRAN REALIBILITAS Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 89 100.0 0 .0 89 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .416 8 92 Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial Di Tinjau Dari Alanilis Rongsengren KUESIONER No. Responden : (Diisi oleh periset) Petunjuk Penelitian : 1. Berilah tanda (√) pada jawaban yang Anda pilih. 2. Diharapkan semua pertanyaan dijawab dan tidak ada terlewatkan. 3. Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan sebenarnya. 4. Adapun alternatif jawabannya adalah: - Sangat Setuju (SS) - Setuju (S) - Tidak Setuju (TS) - Sangat Tidak Setuju (STS) Data Responden I. Jenis Kelamin a. Laki-laki ( ) b. Perempuan ( ) c. Angkatan ( ) 93 II. Data Penelitian Eksistensi Path Sebagai Media Interaksi Sosial NO Pertanyaan 1. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path setiap hari. 2. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path tanpa kenal waktu dan jarak. 3. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path lebih dari 10 menit. 4. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path lebih dari 3 jam/hari. 5. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path disaat sibuk dan waktu luang. 6. Saya sering mengakses Jejaring Sosial Path sambil membuka situs Jejaring sosial lainnya. 7. Saya mengakses sambil membuka Website lainnya selain media sosial. 8. Saya mengakses situs Jejaring Sosial Path dengan penuh perhatian. SS S TS STS 94 95 96 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI - Nama Lengkap : Nurul Ichwan - Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 17 Juli 1991 - Jenis Kelamin : Laki – Laki - Agama : Islam - Kewarganegaraan : Indonesia - Alamat : Jl. Kenanga 1 Blok D3 No. 7 Perumahan Harapan Kita Karawaci Tangerang - No Telp : 081310968717 - Email : [email protected] Pendidikan Formal: - SDN Parapat 1 Tangerang - SMPN 19 Tangerang - SMA PGRI 109 Tangerang - Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, Program Strata-1 97 Pengalaman Organisasi: - Grup Musikalisasi SMA PGRI 109 Tangerang - Anggota OSIS PGRI 109 Tangerang - Announcer dan creative Tirta Fm (Radio Kampus Untirta) - Jurnalistik Foto Untirta Pengalaman Kerja: - Photograph Majalah Sang Buah Hati - WO (Weeding Organizer) Out Side, Jakarta - 2 bulan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Tbk, divisi Marcomm & FD (Marketting Communication, Floor Director) - 2 bulan PT. Cimb Niaga Tangerang Lippo Karawaci, divisi LTD (Learning Talent Development)