Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK Maria Benedikta Tukan, S.Pd, M.Pd1 1) Dosen Prodi Pend. Kimia Universitas Katolik Widya Mandira e-mail: [email protected] Abstrak: Dalam proses belajar mengajar, seringkali keterampilan proses dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa kurang dapat berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pembelajaran di kampus kurang mengarahkan mahasiswa secara aktif dalam memperoleh pengetahuannya serta kurang melatih keterampilan berpikir kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses; mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses pada mata kuliah kimia anorganik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini yakni lembar tes hasil belajar mahasiswa dan lembar tes kemampuan berpikir kritis. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Kimia Unwira Kupang. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang pada tahun ajaran Genap 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa data hasil tes kemampuan berpikir kritis mahasiswa menunjukkan bahwa lima indikator berpikir kritis yang diujikan memiliki sensitivitas yang cukup baik, yaitu indikator menjawab pertanyaan klarifikasi sebesar 0.56; Indikator kemampuan memberikan alasan sebesar 0.92; Indikator membuat generalisasi, kesimpulan, dan hipotesis sebesar 0.65; Indikator mengaplikasikan prinsip yang diterima sebesar 0,67 serta pada indikator merumuskan alternatif yang memungkinkan untuk memecahkan masalah sebesar 0,75. Berdasarkan tes hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran didapatkan bahwa hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Dari data tersebut simpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan keterampilan proses yang diterapkan dalam perkuliahan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara signifikan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kata-kata Kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, Berpikir Kritis pembelajaran kimia di Universitas diharapkan lebih PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan banyak menggunakan metode percobaan guna (KTSP) menyatakan bahwa salah satu tujuan melatih keterampilan proses mahasiswa dan bukan diberikannya mata pelajaran kimia di sekolah adalah hanya menekankan pada pemahaman konsep kimia agar siswa memperoleh pengalaman dan menerapkan semata. Pembelajaran kimia harus dirancang agar metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen. dapat mengembangkan kemampuan menggunakan Dalam percobaan dan eksperimen tersebut, siswa pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan dapat efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu. melakukan merancang pengujian percobaan hipotesis pemasangan Dalam proses belajar mengajar, seringkali instrumen, pengambilan dan penafsiran data, serta keterampilan proses dan keterampilan berpikir kritis menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan mahasiswa kurang dapat berkembang dengan baik. tertulis Hal (Depdiknas, melalui dengan 2006). Dengan demikian B-215 ini disebabkan karena pada umumnya Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 pembelajaran di kampus kurang mengarahkan maha mempredikasi/membuat hipotesis, menerapkan dan siswa mengkomunikasikan data (Semiawan, 1985). secara aktif dalam memperoleh pengetahuannya serta kurang melatih keterampilan Dengan penerapan dalam Survey IMSTEP-JICA (1999) di kota Bandung menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip menemukan bahwa sejumlah kegiatan pembelajaran secara di sekolah yang menuntut kemampuan berpikir kritis mengembangkan sikap dan nilai pada mahasiswa dianggap masih rendah karena siswa merasa sulit seperti cermat, teliti, jujur, dan sebagainya. Dengan mempelajari pemecahan kata lain, pembelajaran menggunakan berbagai masalah yang memerlukan penalaran matematis dan keterampilan proses (fisik, sosial, dan atau intelektual menemukan hubungan antara data-data atau fakta dalam yang diberikan. Dengan demikian siswa mengalami mahasiswa pada suatu pengetahuan-pemahaman kesulitan jika dihadapkan kepada persoalan yang (dalam ranah kognitif), serta seiring dengan itu memerlukan kemampuan berpikir kritis. menumbuhan pula sikap dan nilai yang relevan pembuktian berangsur ranah mahasiswa namun psikomotorik), akan proses berpikir kritis. Sebagai contoh hasil penelitian Tim mengenai pembelajaran, keterampilan mampu berlanjut akan dalam menghantar Salah satu upaya yang dapat dilakukan (dalam ranah afektif). Dengan keterampilan proses untuk memaksimalkan peran aktif mahasiswa dalam mahasiswa dapat menemukan fakta, membangun mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah konsep-konsep, dengan pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan, sehingga menggunakan pendekatan atau model melalui kegiatan meningkatkan langsung dalam pembelajaran (Dahar, 1985). Salah meningkatkan kemampuannya untuk berpikir kritis satu contoh pendekatan tersebut adalah pendekatan (Kurniati, 2001). Hasil penelitian Karim (2011), keterampilan proses (PKP). Pendekatan keterampilan Handayani (2011), dan Yunus (2007) memberikan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang bukti mengutamakan penerapan berbagai keterampilan keterampilan proses dalam pembelajaran mampu memproseskan meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan dalam pembelajaran. Keterampilan memproseskan perolehan merupakan empiris bahwa konsep atau pembelajaran yang melibatkan mahasiswa secara perolehan pemahaman dan penerapan serta pendekatan berpikir kritis siswa. suatu cara yang dapat mewujudkan cara belajar Kimia Anorganik merupakan salah satu mahasiswa aktif (Semiawan, 1985). Pendekatan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari bukan keterampilan beberapa hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa keterampilan yang dapat digunakan dalam proses fakta, konsep, prinsip, hukum, atau teori tetapi juga pembelajaran. Salah satunya adalah keterampilan merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu terintegrasi perkuliahan kimia anorganik seharusnya menekankan proses (integrated terdiri skill). dari Keterampilan terintegrasi sangat memungkinkan diterapkan dalam pada pembelajaran kimia. Hal ini karena dalam proses pengalaman pembelajaran ditekankan berpikir penggunaan dan pengembangan keterampilan proses mahasiswa, meliputi keterampilan proses seperti dan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, bersikap ilmiah (Depdiknas, 2006). mencari hubungan ruang/waktu, membuat hipotesis, METODE PENELITIAN pada latihan merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, proses belajar Jenis menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, deskriptif. penemuan, secara penelitian Teknik sehingga ini memberikan langsung adalah pengumpulan melalui penelitian data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Instrumen B-216 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 yang digunakan dalam penelitian ini yakni lembar tes S g hasil belajar dan lembar tes keterampilan berpikir post - S 100% pret - S pret kritis. Untuk tes hasil belajar dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, meliputi: Subjek penelitian ini adalah mahasiswa a. Indeks Sensitivitas semester IV program studi pendidikan kimia Indeks sensitivitas dari suatu butir soal Universitas Widya Mandira Kupang. Penelitian ini merupakan ukuran seberapa baik butir soal yang dilaksanakan di Universitas Katolik Widya Mandira, membedakan antara mahasiswa yang telah menerima Kupang, Nusa Tenggara Timur. pembelajaran dengan mahasiswa yang belum menerima pembelajaran. Indeks sensitivitas yang HASIL DAN PEMBAHASAN baik mempunyai nilai diantara 0 sampai 1. Untuk hasil belajar, menghitung sensitivitas butir soal pilihan ganda diperoleh nilai rata-rata dari hasil pretest sebesar digunakan rumus sebagai berikut: 57,76 dan hanya seorang mahasiswa yang tuntas Sensitivitas = Ra Rb T Perolehan rata-rata tes (nilai tes 75). Setelah dilakukan pembelajaran (Gronlund, 1976) menggunakan Suatu butir soal dikatakan peka terhadap pendekatan keterampilan proses diperoleh nilai rata-rata post-test sebesar 81,00 dan efek-efek pembelajaran apabila sensitivitas butir soal seluruh mahasiswa mencapai ketuntasan ≥ 0,30 (Aiken, 1997 dalam Suyidno, 2010). Besarnya (Nilai tes 75). Pada ketuntasan indikator untuk tes peningkatan atau gain dianalisis dengan rumus Hake awal (Savinainen & Scott, 2002): memiliki ketuntasan di bawah kriteria ketuntasan (prettest) semua indikator belajar pembelajaran minimal (75), sehingga semua indikator dikatakan S post - S pre g 100% - S pre tidak tuntas. Pada tes akhir (posttest), semua indikator memiliki ketuntasan di atas kriteria ketuntasan minimal, sehingga semua indikator tuntas. b. Ketuntasan individual dan klasikal Untuk ketuntasan individual dan klasikal ketuntasan Ketuntasan individual hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa hanya ∑ skor yang diperoleh = x 100% ∑ skor maksimum seorang mahasiswa yang tuntas karena memiliki skor 75. Dengan demikian ketuntasan klasikal sebelum Sedangkan analisis tes keterampilan berpikir kritis dianalisis dengan menggunakan pembelajaran adalah 9,23%. Setelah dilakukan indeks perkuliahan menggunakan pendekatan keterampilan sensitivitas. Sensivitas butir soal berpikir kritis proses, skor yang diperoleh di atas kriteria ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus: minimal (75), sehingga ketuntasan hasil belajar nilai postest nilai pretest mahasiswa jumlah siswa (skor max skor min) secara klasikal sebesar 100%. Keterampilan berpikir kritis mahasiswa diperoleh Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis. gain-score (skor Peningkatan). Besarnya peningkatan Tes yang diberikan berupa 5 (lima) butir soal uraian. atau gain dianalisis dengan rumus Hake (Savinainen Data hasil tes kemampuan berpikir kirits mahasiswa menunjukkan bahwa lima indikator berpikir kritis & Scott, 2002): yang diujikan memiliki sensitivitas yang cukup baik, yaitu indikator menjawab pertanyaan klarifikasi sebesar 0,56, indikator kemampuan memberikan B-217 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 alasan sebesar 0,92, membuat generalisasi, mahasiswa secara signifikan dan meningkatkan kesimpulan, dan hipotesis sebesar 0.65, dan indikator keterampilan berpikir kritis mahasiswa. mengaplikasikan prinsip yang diterima sebesar 0,67 DAFTAR PUSTAKA serta pada indikator merumuskan alternatif yang Amalia, N. 2012. Analisis Keterampilan Berpikir memungkinkan untuk memecahkan masalah sebesar Kritis Siswa Kelas XI pada Pembelajaran 0,75. Larutan Penyangga dengan Model Siklus Berdasarkan perolehan data di atas hasil Belajar. Hipotesis Deduktif. Tesis. UPI belajar mahasiswa yang tinggi setelah terlibat dalam perkuliahan Bandung kimia Anorganik berbasis pendekatan keterampilan proses menunjukkan bahwa melalui Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan tahap-tahap dalam keterampilan proses, mahasiswa Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari. “Discovery” dan “Inquiry”. Bagian I. Menurut Piaget, tahap-tahap dalam pendekatan Jakarta : PPLPTK Depdikbud. keterampilan proses membantu mahasiswa dalam mengakomodasi dan mengasimilasi konsep yang dipelajari sehingga proses konstruksi pengetahuannya Anderson, T. Howe, C., Soden, R., Halliday, J., Low, lebih sempurna (Dahar, 1989). Sementara itu J. 2001. Peer Interaction and the Learning menurut of Critical Thinking Skills in Futher Vygotsky, interaksi sosial mahasiswa dengan mahasiswa dan mahasiswa Education Students. Instructional Science. dengan dosen 29.1-32 selama proses pembelajaran dapat memperbesar tingkat perkembangan potensial mahasiswa (Nur, 2008). Andriany, R. 2003. Peningkatan Keterampilan Dalam proses belajar penemuan, menurut Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran Bruner, mahasiswa berusaha sendiri memecahkan dengan Pendekatan Keterampilan Proses masalah dan memperoleh pengetahuan, sehingga pada pengetahuan yang dihasilkan benar-benar bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan Konsep http://digilib. belajar Struktur Tumbuhan. Upi.edu/pasca/available/etd- 0407105-001300/. Diakses 22 Maret 2013. penemuan lebih mudah diingat dan bertahan lama, serta mempunyai efek transfer yang lebih baik Arikunto, sehingga hasil belajar lebih sempurna (Nur, 2008). S.2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori pemrosesan informasi yang menyatakan bahwa keterlibatan pembelajaran mahasiswa dapat secara meningkatkan aktif Arikunto, dalam S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara penyimpanan Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk informasi dalam memori jangka panjang (Slavin, Teknis Pengembangan Silabus dan Model 2009). Silabus. Jakarta: Depdiknas. SIMPULAN Borich, G. D. 1994. Observational Skill for Effective Berdasarkan pembahasan, hasil, dan temuan penelitian maka dapat disimpulkan Teaching. bahwa Publishers. pendekatan keterampilan proses yang diterapkan dalam perkuliahan dapat meningkatkan hasil belajar B-218 Englewood Cliffs: Merril Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas. Asas dan Struktur.Penerjemah: Maun, S., Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis. UPI dkk. Bandung Bandung: Binarupa Aksara. Kardi, S. 2008. TujuanPembelajaran. Perumusan dan Penggunaannya. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Erlangga. Karso. 1994. Materi Pokok Dasar-dasar Pendidikan Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan MIPA. Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud dan Khaeruddin. 2004. Berbagai Model Pembejaran Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Pengajaran MIPA. Vol. 2 Nomor 2. Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta Ennis, RE. 1987. A Taxonomy of Critikal Thingking Komalasari, K. 2010. The Effect of Contextual Dispositions and Abilities. In JB Baron & Learning in Civic Education on Studets’ Civic RJ Stenberd (Eds). Teaching Thinking Skills. International Journal for Educational Skills: Theory and Practive. New York: WH Studies.179–189. Freeman & Company. Liliasari, 2000 .Model Pembelajaran IPA untuk Gagne, R. M. & Briggs, L. 1978. Principles of Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Instructional Design. New York : Holt, Tinggi Calon Guru Sebagai Kecenderungan Rinehart and Winston, Inc. Baru pada Era Globalisasi.Jurnal Pengajaran MIPA. 2 (1) 55-56. Gronlund, N.E. 1976. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Liliasari.2000. Macmillan Model Meningkatkan Publishing Co, Inc. Proceeding Tesis. Keterampilan Pascasarjana National Berpikir Science Seminar on The Problems of Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Fisika Pendekatan Keterampilan untuk Konseptual Tingkat Tinggi Calon Guru IPA. Handayani, L. Y. 2011. Pemberdayaan Keterampilan denga Pembelajaran Education Mathematics and Science Education and Alternatives to Proses. Solve UniversitasNegeri The Problems.FMIPA Universitas Malang. Surabaya. Maulana.(2008). Pendekatan Metakognitif Sebagai Ibrahim, M. 2005. Assesmen Alternatif Berkelanjutan. Pembelajaran untukMeningkatkan Surabaya: UnesaUniversity Press. Matematika Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Jurnal Pendidikan Indrawati. 1999. Penerapan Keterampilan Proses Dasar. 10. 39-45. melalui Model Pembelajaran Inkuiri untuk Nur, M. 2004. Teori-Teori Perkembangan. Surabaya: PSMS UNESA. B-219 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016 Nur, M. 2008. Modul Keterampilan-Keterampilan Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Proses Sains. Surabaya: PSMS UNESA. Mengajar. Bandung: PT Remaja SRosdakarya. Priatna, N. 2003. Kemampuan Penalaran dan Susilo, A. B. 2012. Pengembangan Model Pemahaman Matematika Siswa Kelas III Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk SLTP di Kota Bandung. Disertasi Bandung: Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir SPs UPI Kritis Siswa SMP. Journal of Education.Vol. 1. No. 1.S Ratumanan, T.G. 2006. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kompetensi. Kurikulum Surabaya: Berbasis Unesa University Press. Rustaman, N. Y. Dirjosoemanto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Nurjhani, M. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press Sadia, I.W. 2008. Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 2. Sanjaya, W. 2009. Berorientasi Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Sanjaya, W. 2002. Implementasi Kompetensi. Pembelajaran Kurikulum Bandung: dalam Berbasis Kencana Prenada Media Group Scharferman, S. D. 1992. An Introduction to Critical Thinking,http://www.freeinquiry, Com/crtical, thingking, html. Diakses 3 Maret 2013 Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktik. Edisi VIII, Jilid 1. Penerjemah Marianto Samosir. Jakarta: PT Indeks B-220 Elementary