BAB III GAMBARAN UMUM JAKARTA ISLAMIC INDEX A. Bursa Efek Indonesia 1. Sejarah Bursa Efek Idonesia32 Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal pertama kali didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisiiyangimenyebabkanioperasiibursaiefekitidakidapatiiberjalanisebag aimanaimestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Berikut ini perkembangan bursa efek, pada 32 www.idx.co.id diakses tanggal 5 November 2010 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ 32 tanggal 14 Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1914-1918 karena adanya perang dunia I, di buka kembali Bursa Efek Jakarta bersama dibukanya bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925-1942. Terjadinya isu politik (perang dunia II) tahun 1939 bursa efek Semarang dan Surabaya ditutup. Selama perang dunia II Bursa Efek Jakarta ditutup tahun 1942-1952. Di tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).iInstrumentiyangidiperdagangkaniyaituiObligasiiPemer intah RI (1950). Perusahaan Belanda dinasionalisasi tahun 1956, membuat bursa efek semakin tidak aktif. Tidak ada perdagangan di Bursa Efek atau terjadi kevakuman pada tahun 1956-1977. Presiden Soeharto meresmikan kembali Bursa Efek pada tanggal 10 Agustus 1977 dan tanggal tersebut diperingati pula sebagai HUT Pasar Modal. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dan perusahaan yang pertama go public PT Semen Cibinong. Tahun 1977-1987 perdagangan di Bursa Efek tidak bergairah dikarenakan masyarakat lebih suka memilih instrument perbankan dibandingkan instrumen pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan jumlah Emiten hanya 24 saja. Pasar Modal Indonesia pada tahun 1987 memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk 33 melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia dengan hadirnya Paket Desember (PAKDES 87). Di tahun 1980-1990 paket regulasi dan perbankan di pasar modal diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing dan aktivitas Bursa terlihat meningkat. Pada tanggal 1988 Bursa paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Desember 1988 pemerintah mengeluarkan (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untutk go public. Tanggal 1989 Bursa Efek Surabaya dibuka dan dikelola oleh swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. Privatisasi BEJ terjadi tanggal 12 Juni 1992 sekaligus diperingati sebagai HUT BEJ. Tepat tanggal 22 Mei 1995 sistem otomasi di BEJ dilaksanakan dengan system computer JATS (Jakarta Atomated Trading System). Tanggal 10 November 1995 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan mulai diberlakukan Januari 1996. Di tahun 1995 Bursa Efek Paralel merger dengan Bursa Efek Surabaya. Tahun 2000 sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading). Perdangan jarak jauh (Remote Trading) diterapkan ditahun 2002. Terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Pada tahun 2008 IHSG menyentuh rekor level baru, yaitu 2.830,263 dan di tahun itu juga penghentian sementara perdagangan di BEI (8 - 10 Oktober 2008). Di tahun 2009 sistem perdagangan baru PT.Bursa Efek diluncurkan yaitu JATS-NEXT G 34 2. Visi Misi Bura Efek Indonesia33 Visi a. Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia bursa kompetitif Maksud dari Bursa yang kompetitif adalah bursa yang mampu bersaing dengan bursa-bursa lain dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator. Untuk dapat dikatakan sebagai bursa yang kompetitif, ada beberapa aspek yang harus dipenuhi: 1) Tingkat risiko yang rendah 2) Instrumen perdagangan yang lengkap 3) Tingkat likuiditas yang tinggi b. Kredibilitas tingkat dunia yaitu kredibilitas sebuah bursa dapat tercermin dari cara pengelolaannya. Bursa dengan kredibilitas tingkat dunia yang dikelola dengan baik dengan cara-cara yang berlaku secara internasional, yang menciptakan perdagangan yang wajar, teratur dan efisien Misi Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. 33 www.idx.co.id diakses tanggal 7 November 2010. 35 3. Struktur Organisasi34 a. Dewan Komisaris: 1) I Nyoman Tjager (Komisaris Utama) 2) Chaeruddin Berlian (Komisaris) 3) 4) 5) Felix Oentoeng Soebagjo (Komisaris) Johnny Darmawan Danusasmita (Komisaris) Mustofa (Komisaris) b. Dewan Direksi 1) Erry Firmansyah (Direktur Utama) 2) Bastian Purnama (Direktur) 3) Eddy Sugito (Direktur) 4) Justitia Tripurwasani (Direktur) 5) M.S. Sembiring (Direktur) 6) Sihol Siagian (Direktur) 7) T. Guntur Pasaribu (Direktur) c. Daftar Nama Pejabat Kepala Devisi/ Kepala Satuan 1) Irmawati Amran (Sekretaris Perusahaan) 2) Dewi Arum Prasetyaningtyas (Divisi Hukum) 3) Widodo (Satuan Pemeriksa Internal) 4) I Gede Nyoman B.Y (Divisi Penilaian Perusahaan Riil) 5) Umi Kulsum (Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa) 6) Saptono Adi Junarso (Divisi Penilaian Perusahaan Surat Utang) 34 Www.idx.co.id di akses tanggal 7 Oktober 2010 36 7) Ander PJ Tolle (Divisi Perdagangan Saham) 8) Erana Dewayani (Divisi Surat Utang dan Derivatif) 9) Andi Sudhana (Divisi Keanggotaan) 10) Iryan Susandi Ph (Divisi PengawasanTransaksi) 11) Kristian Manullang (Divisi Kepatuhan Anggota Bursa) 12) Poltak Hotradero (Divisi Riset) 13) Hari Purnomo (Divisi Penggembangan Usaha) 14) Isharsaya (Divisi Pemasaran) 15) Yohanes Liauw (Divisi Operasioanal Teknlogi Informasi) 16) Didit Agung Laksono (Divisi Pengembangan Bisnis Teknologi iIformasi) 17) Mohamad Mukhlis (Divisi Mnajemen Resiko) 18) Yohanes A. Abimanyu (Divisi Keuangan) 19) Mirna Kurniyawati (Divisi Sumber Daya Manusia) B. JAKARTA ISLAMIC INDEX 1. Sejarah Jakarta Islamic Index Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah dan biasa disebut dengan Jakarta Islamic Index. JII telah dikembangkan sejak 3 juli 2000. Pembentukan instrumen ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta tanggal 14 Maret 2003. Setiap 37 periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic Index berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index menggunakan hari dasar 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan terbentuknya Jakarta Islamic Index adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan ivestasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek Indonesia. Jakarta Islamic Index menjadi tolak ukur kinerja (bernmark) dalam memilaih portofolio saham yang halal. Saham-saham yang masuk kriteria Jakarta Islamic Index adalah saham-saham yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi, permodalan perusahaan juga bukan mayoritas dari hutang. Jadi bisa kita katakan bahwa saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index ini adalah saham-saham yang pengelolaannya dan menejemennya terbilang sudah transparan.35 2. Kriteria saham Jakarata Islamic Index Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masukidalamiperhitunganiJakartaiIslamiciIndexidilakukanidenganmurutan seleksi sebagai berikut: 35 http:// managementfile.com. diakses tanggal 6 Oktober 2010. 38 a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio. Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%. c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan ratarata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir. d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah nilai bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah. 39 3. Saham Jakarta Islamic Index pada tahun 2004-2009 a. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. (PTBA)36 Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002, 36 http://ptba.co.id/id/about/content/id/17 40 Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”. Berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi serta kewajaran. Pelaksanaannya juga didukung oleh penerapan tools balanced scorecard dan pengukuran KPI yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan. Untuk pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan perseroan. Jaminan ini merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses produksi yang sesuai dengan standar internasional mulai dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan, kegiatan pasca tambang hingga pengusahaan pembangkitan Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Konsistensi serta keberhasilan perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen dari berbagai perspektif, yakni memperoleh peringkat ke-enam emiten Bursa Efek Indonesia dalam survey Corporate Government Perception Index, diselenggarakan oleh majalah SWA dan IICG Z(The Indonesian Institute for Corporate Governance) dengan kategori “Terpercaya”. 41 b. PT. International Nickel Indonesia Tbk. (INCO)37 PT Inco adalah satu produsen nikel terkemuka di dunia. Nikel merupakan logam serba guna yang penting untuk meningkatkan taraf hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia pada tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan kerja terampil, mewujudkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat di daerah operasinya, menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham dan memberi sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia. PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah jadi yang diolah dari bijih laterit di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT Inco dijual dalam Dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang. Kelebihan daya saing PT Inco terletak pada cadangan bijih besi berlimpah, tenaga kerja terampil dan terlatih, pembangkit listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi modern dan pasar terjamin untuk produknya. Pada tahun 1966, Survei geologi yang komprehensif atas endapan di pulau Sulawesi dilakukan oleh Pemerintah Indonesia . tahuhn selanjutnya Pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia untuk mengajukan proposal bagi eksplorasi dan pengembangan endapan mineral di pulau Sulawesi. Tahun 1968 Pada 37 http://www.pt-inco.co.id/ind/01_About/profil.html 42 bulan Januari, INCO terpilih dari enam perusahaan untuk merundingkan sebuah Kontrak Karya. 25 Juli, Akta Pendirian disahkan dan didaftarkan. Sebuah perusahaan baru, PT Internasional Nickel Indonesia (PT INCO) berdiri secara resmi. 27 Juli, Kontrak Karya ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan PT INCO. Kegiatan eksplorasi berskala penuh dimulai segera setelah penandatanganan Kontrak Karya. Daerah eksplorasi mula-mula seluas 6,6 juta hektar yang mencakup beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Tes pemboran di daerah Pomalaa merupakan awal alih teknologi yaitu ketika ahli-ahli geologi dari INCO LIMITED mulai mendidik rekanrekan kerjanya dari Indonesia , cara sistematis mengambil contoh endapan laterit dan menganalisanya. Di tahun 1970 Contoh bijih dari Sulawesi dalam jumlah besar pertama sebanyak 50 ton dikirim ke fasilitas riset INCO Kanada di Port Colborne, Ontario . Sebuah pabrik Pereduksi-Pelebur baru dalam skala kecil menunjukkan bahwa bahan dari Sorowako dapat diolah dengan hasil yang memuaskan. Tahun 1971 Eksplorasi yang dilakukan telah cukup membuktikan bahwa endapan laterit di sekitar Sorowako mampu mendukung pabrik nikel yang besar. Ketika tahun 1973 Pembangunan satu unit jaringan pengolahan pyrometalurgi mulai dilakukan di kawasan Sorowako. Pada saat tahun 1974 sebagai reaksi atas lonjakan harga minyak yang pertama, maka diambillah keputusan untuk 43 mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Ukuran pabrik peleburan ditingkatkan tiga kali untuk mengurangi biaya per unit dan mengimbangi kapasitas PLTA tersebut. Dia tahun 1976 10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000 tenaga asing dipekerjakan membangun fasilitas-fasilitas pengolahan nikel dan pembangkit tenaga, bersama dengan jalan-jalan, perkotaan, pelabuhan, lapangan udara serta sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan. Pada tahun 1977 31 Maret, Presiden Suharto mengunjungi Sorowako dan meresmikan fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan nikel, 1 April 1978 1 April, PT INCO mulai berproduksi secara komersial. INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., dari Jepang ditahun 1988. 16 Mei 1990 16 Mei, INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada publik dan dicatatkan pada bursa-bursa efek di Indonesia. INCO LIMITED tetap memiliki 58,19 persen saham PT INCO. Tahun 2000, PT INCO meningkatkan produksi 30 persen menjadi 130,5 juta pon nikel dalam matte, sejalan dengan rencana Perseroan untuk mencapai kapasitas yang diperluas sebesar 150 juta pon produksi per tahun. PT INCO menyelesaikan penelitian dan rekayasa atas presipitator elektrostatis Tanur Pengering No.2 yang dirancang untuk mengurangi keseluruhan emisi debu pabrik lebih dari 44 40 persen. 14 Desember, penanda-tanganan Kesepakatan Kerja Bersama untuk masa dua tahun dengan Serikat Pekerja, di Sorowako. Tahun 2003-2005 Bulan Februari 2003, PT Inco menandatangani perjanjian dengan PT Aneka Tambang (Antam) untuk bersama-sama membangun daerah kontrak di Sulawesi Tenggara. PT Inco akan menambang bijih saprolitik di wilayah timur Pomalaa, sementara Antam akan melakukan proses peleburan (smelting).PT Inco berencana untuk mulai mengirim bijih dari Pomalaa ke tempat peleburan Antam pada pertengahan tahun 2005. Pada tahun 2004, PT Inco memulai kegiatan pengeboran di Bahodopi dan Pomalaa, dan uji coba penambangan bijih di Petea Pada tahun 2004, PT Inco melakukan tahap pertama direncanakan dari akan rencana menelan optimalisasi biaya besar-besaran US$275-580 juta yang dengan membangun bendungan ketiga di Karebbe, Sungai Larona, untuk meningkatkan kapasitas listrik tenaga air dari 275 MW ke 365 MW 2005 Berhasil memasang teknologi Bag House System di Tanur Listrik No. #4. Alat ini mampu mengurangi emisi debu tanur listrik hingga berada di bawah ambang batas ketentuan pemerintah. Direncanakan tahun 2008 semua tanur listrik akan dilengkapi dengan alat ini Sebanyak 60,8 persen saham Perseroan dimiliki oleh Inco Limited dari Kanada, satu produsen nikel terkemuka di dunia dan 20,09 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd., Jepang, sebuah perusahaan tambang dan peleburan penting. Selain itu, 20,0 persen 45 saham PT Inco dimiliki publik dan selebihnya oleh empat perusahaan Jepang lain. c. PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)38 Kalbe didirikan dalam rangka Undang-undang R.I. No. 6 tahun 1968 sebagaimana diubah dengan Undang-undang R.I. No. 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta Pendirian No.3, tanggal 10 September 1966, dibuat di hadapan R. Imam Soesetyo Prawirokoesoemo, pada waktu itu Wakil Notaris di Jakarta. Pada tahun 1991, Kalbe melakukan Penawaran umum perdana sejumlah 10.000.000 saham kepada masyarakat yang kemudian dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 1994, Kalbe kembali membagikan 75.600.000 saham bonus dan 32.400.000 dividen saham kepada para pemegang sahamnya yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya masing-masing pada tanggal 18 Juli 1994 dan 15 Juli 1994. Pada tanggal 6 Desember 2000, Kalbe kembali memberikan 1.900.800 saham bonus kepada para pemegang sahamnya. Kalbe kemudian melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000,00 menjadi Rp500,00 pada tahun 1996 dan dari Rp500,00 menjadi Rp100,00 per saham pada tahun 1999. 38 PT. Kalbe Farma Tbk. (www.idx.co.id) diakses tanggal 10 Oktober 2010 46 d. PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)39 PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta No. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. e. PT. Bumi Resources Tbk. (BUMI)40 PT. Bumi Resources Tbk. (Perusahaan) didirikan di Republik indonesia pada tanggal 23 Juni 1973 berdasarkan akta No. 130 dan No. 39 40 http://www.unilever.co.id diakses tanggal 10 Oktober 2010 www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 2 Juni 2010 47 103 tanggal 28 Novemver 1973, keduanya dibuat dihadapan Djoko Soepadmo, S.H., notaris di Surabaya dan mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember 1973 melalui surat keputusan No. Y.A.5/433 dan didaftarkan di Buku Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya No.1823/1973, No.1824/1973 tanggal 27 Desember 1973, serta diumumkan dalam Berita Negera Republik Indonesia No.1 tanggal 2 Januari 1974, tambahan No.7. Perusahaan memulai kegiatan operasi secara komersialnya pada tanggal 17 Desember 1979. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jalan H. R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi kegiatan eksploitasi kandungan batu bara (termasuk pertambangan dan penjualan batu bara) dan eksplorasi minyak sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Pada Anggaran Dasar Perusahaan yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangkan penyesuaian dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepem-LK) No.IX.J.1 berdasarkan keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9 Desember 48 2009 berdasarkan surat keputusan No.AHU-94186.AH.01.02.Tahun 2008. Pada tanggal 30 September 2005, Direksi Perusahaan menyetujui untuk merubah mata uang pelapor dari Rupiah (Rp) menjadi Dollar Amerika Serikat (AS$) untuk mencerminkan mata uang fungsional perusahaan. Perubahan tersebut mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 9 Nopember 2005. Berdasarkan surat Ketua Bapepam No.SI- 117/SHM/MK.10/1990 tanggal 18 Juli 1990, perusahaan memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran saham perdana 10.000.000 saham perusahaan atas nama kepada masyarakat dengan harga nominal Rp.1.000 per saham (setara dengan AS$ 0,54) dan dengan harga perdana Rp. 4.500 (setara dengan AS$ 2,44) per saham. Saham tersebut telah tercatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya tanggal 30 Juli 1990. Pada tanggal 1 Maret 1993, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum terbatas I Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk 10.000.000 saham biasa dimana setiap 7 (tujuh) pemegang saham lama berhak untuk membeli dua (2) saham baru dengan harga sebesar Rp. 2.900 (setara dengan AS$ 1.40) per saham. Pada tanggal 14 Nopember 1997, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum terbatas II Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk 49 594.000.000 saham biasa dimana setiap 1 (satu) pemegang saham lama berhak untuk membeli tiga (3) saham baru dengan harga sebesar Rp. 500 (setara dengan AS$ 0.15) per saham. Pada tanggal 18 Februari 2000, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum terbatas III Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk 18.612.000.000 saham dengan harga sebesar Rp. 500 (setara dengan AS$ 0,07) per saham. Setelah penawaran umum terbatas III hak memesan efek terlebih dahulu, modal dasar perusahaan menjadi 20.000.000.000 lembar saham dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi 19.404.000.000 lembar saham,