PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAAN TERHADAP MOTIVASI

advertisement
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI
PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI
Agastia Barunaswara
STIE PGRI SUKABUMI
Jl. Pramuka II No. 10 Kota Sukabumi
Abstrak:
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi dengan
mengambil data populasi (sensus) dari seluruh pegawai yang berjumlah 49 orang. Pegawai yang
dimaksud terdiri dari dosen tetap, tenaga kependidikan, tenaga administrasi, tenaga keamanan dan
tenaga kebersihan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
PGRI Sukabumi.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-asosiatif yaitu suatu metode penelitian yang
menggambarkan atau menjelaskan data yang sifatnya aktual yang dilanjutkan dengan menganalisis
untuk mengetahui pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket/kuesioner.
Penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Gaya Kepemimpinan pimpinan pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi dinilai secara umum baik oleh mayoritas
pegawainya; 2) Motivasi kerja pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi dinilai
masih tinggi oleh mayoritas pegawai tersebut; 3) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi
kerja pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi sangat besar, hal ini
diindikasikan dengan dengan nilai Koefisien Determinasi sebesar 91,1% yang dapat diartikan
bahwa variasi motivasi kerja pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi
dijelaskan oleh variasi gaya kepemimpinan pimpinannya, adapun sisa 8,9% dijelaskan oleh variable
lain di luar gaya kepemimpinan.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi kerja Pegawai
1. PENDAHULUAN
suatu instansi harus mampu meningkatkan
Latar Belakang
motivasi kerja para pegawainya. Hal ini
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Anwar
salah satu faktor kunci dalam dalam reformasi
(2014:67) bahwa faktor yang mempengaruhi
ekonomi, yakni menciptakan sumber daya
pencapaian
manusia yang berkualitas dan memiliki
(ability) dan motivasi (motivation).
keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan
sumber
global.
daya
Untuk
manusia
meningkatkan
yang
kinerja
adalah
kemampuan
Adapun salah satu variabel yang ditengarai
memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja
handal,
pegawai adalah gaya kepemimpinan dari
berkualitas dan memiliki kinerja yang tinggi,
pimpinannya. Dugaan tersebut sejalan dengan
1
teori yang dikemukakan oleh Carol dan Tosi
(effective style) dan gaya yang tidak efektif
(dalam Sutarto, 2006:19): “... leadership is a
(non effective style).
process of influencing others to do what you
Gaya kepemimpinan adalah bagaimana
want them to do”, yang artinya kepemimpinan
seorang
adalah proses memepengaruhi orang lain
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat
untuk melakukan apa yang kita ingin mereka
oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau
lakukan.
mereka yang mungkin sedang mengamati dari
Oleh
karenanya
dalam
usaha
pemimpin
melaksanakan
fungsi
meningkatkan kinerja organisasi dibutuhkan
luar (Robert, 1992). James
et. al. (1996)
seorang pemimpin yang mampu meyakinkan
mengatakan
kepemimpinan
dan menggerakkan orang lain agar mau
adalah berbagai pola tingkah laku yang
bekerja sama di bawah kepemimpinannya.
disukai
Diperlukan juga seorang pemimpin yang
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.
bahwa
oleh
gaya
pemimpin
dalam
proses
dapat menggunakan kewibawaan tertentu atau
Secara umum kepemimpinan (leadership)
kewenangan formal tertentu, serta menguasai
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
mempengaruhi orang lain sehingga sikapnya
untuk mencapai sesuatu dengan cara yang
berubah atau tetap. Lebih jelas Tead (dalam
diinginkan.
Sunindhia,
Selain
itu
juga
dibutuhkan
2011:5),
mengemukakan:
….
pemimpin yang mampu menjaga komunikasi
Leadership is activity of influencing people to
yang baik dengan bawahannya agar tercipta
cooperated toward some goal which come to
hubungan harmonis antara bawahan dengan
find
atasan.
dimaksudkan
dilakukan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
diterapkan
sifat,
oleh
yang
pemimpin
sering
seseorang
orang-orang
agar
yang
untuk
mau
bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan
yang mereka inginkan.
Motivasi Kerja
Motivasi adalah suatu kekuatan yang
kerja
mendorong seseorang atau sekelompok orang
bawahannya (Tampubolon, 2007). Menurut
melakukan suatu kegiatan. Seperti yang
Reddin dalam Tampubolon (2007) gaya dasar
dikemukakan oleh Wahjusumidjo (2004:174)
(basic style) dalam kepemimpinan dapat
menjelaskan pengertian motivasi sebagai
diklasifikasikan
berikut:
mempengaruhi
menjadi
ketika
kegiatan
disini
ia
mencoba
seorang
sikap,
Kepemimpinan
sebagai
mempengaruhi
Gaya Kepemimpinan
keterampilan,
desirable.
motivasi
gaya
efektif
2
Motivasi merupakan suatu proses psikologis
yang mencerminkan interaksi antara sikap,
kebutuhan, persepsi dan keputusan pada diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut
bertindak. Dan motivasi sebagai proses
psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di
dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut
intrinsik atau faktor di luar diri atau
ekstrinsik. Faktor di dalam diri seseorang
dapat berupa kebutuhan, sikap, pengalaman,
pendidikan, cita-cita yang menunjang ke
masa depan. Sedangkan faktor ekstrinsik
dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber
seperti; pemimpin, peraturan, teman kerja.
supaya mau bekerja orang harus diberi
Widjaja (2006:11) dalam uraiannya yang
melalui melakukan pekerjaan itu sendiri. Jika
menyangkut
dalam
motivasi
suatu
seseorang
organisasi
bekerja
antara
lain
menjelaskan sebagai berikut:
Menurut Widjaja (2006:17-22) motivasi
pegawai
dapat
materi lain atau diberi hukuman atau tekanan
berupa perintah, pengontrolan, digerakkan,
dipimpin.
Motivasi
internalisasi
kerja
(the
menurut
internalized
pendekatan
approach)
menyatakan bahwa motivasi kerja pegawai
yang
terbaik
terletak
pada
pemberian
kesempatan memperoleh kepuasan kebutuhan
setelah melakukan pekerjaan pegawai merasa
puas
maka
motivasi
kerja
akan
lebih
meningkat, jika tidak puas maka motivasi
Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam
maupun dari luar yang mendorong
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
motivasi kerja dapat diartikan sebagai
dorongan mental terhadap seseorang atau
sekelompok orang untuk melaksanakan
sesuatu pekerjaan. Juga dapat diartikan
sebagai
proses
untuk
mencoba
mempengaruhi orang atau orang-orang yang
dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang
diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu
yang telah ditetapkan.
kerja
perangsang atau ganjaran berupa uang atau
dilihat
dari
tiga
pendekatan yakni; pendekatan tradisional (the
kerja akan menurun.
Motivasi
kerja
menurut
pendekatan
hubungan antar manusia (the human relations
approach) yang menyatakan bahwa orang itu
akan bekerja bila orang-orang yang berada
dalam lingkungankerja menyenangkan, saling
tolong menolong, aman dan berhubungan
secara harmonis, saling menghormati.
3. Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk analisis
pendekatan
deskriptif-asosiatif, analisis deskriptif adalah
internalisasi (the internalized approach) dan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
pendekatan hubungan antar
sedangkan analisis asosiatif digunakan untuk
traditional
approach),
manusia (the
melihat hubungan antara dua atau lebih
human relations approach).
Motivasi
kerja
menurut
pendekatan
variabel (Bambang, 2007:7).
tradisional (the traditional approach) adalah
Metode yang digunakan dalam penelitian
bertitik tolak dari anggapan bahwa orang itu
ini adalah metode survey yang dimaksudkan
malas atau tidak senang bekerja, sehingga
untuk mengetahui deskripsi masing-masing
3
variabel untuk kemudian kedua variabel
1. Dorongan kebutuhan materi
tersebut dapat dihubungkan melalui analisis
2. Dorongan karena pengawasan
asosiatif seperti analisis korelasi, determinasi
3. Menyukai pekerjaan
dan regresi.
4. Puas dengan pekerjaan
Dalam
penelitian
ini
variabel
gaya
kepemimpinan ditempatkan sebagai variabel
yang dapat mempengaruhi variabel motivasi
kerja pegawai sehingga dapat digambarkan
bahwa
kerangka
yang
dibangun
dalam
penelitian ini adalah:
5. Antar pegawai yang harmonis
6. Lingkungan kerja yang baik
Untuk
setiap
pernyataan
tersebut
responden dalam hal ini seluruh pegawai
diminta menjawab dengan pilihan 1 = sangat
tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = ragu-ragu; 4
Motivasi Kerja
(Y)
Gaya
Kepemimpinan
(X)
= setuju; dan 5 = sangat setuju.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
X)(X)
Analisis pengaruh Gaya Kepemimpinan
Gambar 3.1
(X) terhadap Motivasi kerja Pegawai (Y)
Kerangka Penelitian
dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dari
Sumber: Diolah dari studi referensi, 2014.
analisis koefisien korelasi X dengan Y,
Operasionalisasi Variabel
dilanjut dengan analisis koefisien determinasi
Gaya Kepemimpinan yang merupakan
variabel bebas (X) diukur dengan 8 (delapan)
indikator:
X terhadap Y, kemudian analisis regressi X
terhadap Y.
Analisis korelasi X dan Y dilakukan
1. Pimpinan mudah ditemui oleh bawahan.
dengan menganalisis nilai koefisien korelasi
2. Pimpinan taat pada aturan.
Pearson Product Moment antara X dan Y
3. Pimpinan memberi contoh keteladanan.
setelah data yang sebelumnya memiliki skala
4. Pimpinan mau mendengarkan masukan
ukur ordinal diubah menjadi data yang
dari bawahan.
memiliki skala ukur interval dengan method
5. Pimpinan dekat dengan bawahan
successive
6. Pimpinan sering bertindak semaunya (-).
dengan program komputer SPSS 21.
7. Pimpinan
sering
berpidato
kepada
bawahan.
8. Pimpinan sering lari dari tanggung jawab
(-).
Motivasi kerja yang merupakan variabel
terikat (Y) diukur dengan 6 (enam) indikator:
interval.
Perhitungan
dibantu
Berdasarkan tabel hasil analisis SPSS
ver. 21 diperoleh nilai koefisien korelasi
antara X dengan Y adalah 0,911. Dengan
demikian
maka
dapat
dianalisis
bahwa
korelasi X dengan Y positif dan berada di
antara rentang nilai 0,80 – 1,00 dimana
4
menurut Sugiyono (2006:216) pada rentang
perubahan setiap unit nilai variabel X, yang
tersebut hubungan antar variabel sangat tinggi
secara linear hubungan kausalitas keduanya
atau sangat kuat. Korelasi positif berarti
ditunjukkan dengan persamaan Y = a + b X.
hubungan
(gaya
Dimana a adalah konstanta atau nilai tetap Y
kepemimpinan) dengan variabel Y (motivasi
walaupun nilai X-nya nol, adapun b adalah
kerja pegawai) berbanding lurus. Sehingga
koefisien
dapat
hubungan kausalitas X terhadap Y.
antara
ditafsirkan
variabel
jika
X
kualitas
gaya
yang
menunjukkan
tingkat
kepemimpinan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Dari tabel hasil perhitungan SPSS ver.
Ekonomi PGRI Sukabumi meningkat maka
21 diperoleh nilai a = 0,332 ; adapun nilai b =
motivasi
akan
0,942. Dengan demikian maka persamaan
jika
regresi untuk pengaruh gaya kepemimpinan
kualitas gaya kepemimpinan turun maka
(X) terhadap motivasi kerja pegawai (Y) pada
motivasi kerja pegawai juga akan turun.
Sekolah
kerja
meningkat,
Untuk
pegawainya
begitu
pula
juga
sebaliknya
menyatakan
besar
kecilnya
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
PGRI
Sukabumi adalah: Y = 0,332 + 0,942 X.
peranan nilai variabel X dalam menentukan
Konstanta
nilai
Koefisien
pengertian bahwa jika gaya kepemimpinan
Determinasi (KD). Perhitungan Koefisien
tidak memiliki poin (nol) maka motivasi kerja
Determinasi bisa menggunakan rumus dan
akan tetap ada sebesar 0,332 poin. Adapun
perhitungan manual sebagaimana berikut:
koefisien regresi sebesar 0,942 memberikan
KD = r2 x 100% = (0,911)2 x 100 %
pengertian bahwa setiap peningkatan kualitas
variabel
Y
digunakan
= 0,829 x 100% = 82,9%
sebesar
0,332
memberikan
gaya kepemimpinan sebesar 1 poin, maka
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai
motivasi kerja pegawai akan meningkat
Koefisien Determinasi (KD) sebesar 82,9%.
sebesar 0,942 poin.
Dapat dianalisis bahwa 82,9% variasi (turun
Dikarenakan data penelitian merupakan
atau naiknya) motivasi kerja pegawai pada
data populasi (hasil sensus) maka tidak
Sekolah
diperlukan pengujian hipotesis statistic.
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
PGRI
Sukabumi dijelaskan oleh variasi (turun atau
naiknya) kualitas gaya kepemimpinan dari
pimpinannya. Adapun sisa 17,1% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar gaya kepemimpinan.
Analisis regresi sebagaimana dijelaskan
pada
bab
sebelumnya
adalah
5. Saran
Dikarenakan
kepemimpinan
pengaruh
terhadap
motivasi
gaya
kerja
pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
untuk
PGRI Sukabumi sangat berarti, maka apabila
memprediksi perubahan setiap unit nilai
pengambil keputusan ingin meningkatkan lagi
variabel Y sebagai akibat dari terjadinya
motivasi kerja pegawainya sebaiknya memilih
5
usaha
meningkatkan
kualitas
gaya
kepemimpinan dari pimpinannya walaupun
pimpinannya
berganti,
misalnya
dengan
membangun sistem atau aturan yang terbaik.
bagi pimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2014.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Yogyakarta; Andi Ofset.
Bambang S. Soedibjo. 2007. Metodologi
Penelitian. Bandung: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi PASIM.
James E. Rosenzweig and Kast, Freemont E.
1995. Organization and Management :
A System and Contingency Approach,
Third Edition. Tokyo – Japan: Mc.
Graw Hill.
Robert A. Baron, Grenberg, Jerald. 1992.
Behaviour And Organizations. New
Jersey, Englewood Cliffs, 07632.
Sugiyono.2004.
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sunindhia. 2011. Manajemen
Bandung: Bina Aksara.
Modern.
Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi.
Yogyakarta, Gajah Mada University
Press.
Wahjusumidjo.
2004.
Kepemimpinan.
Departemen P & K, Pusat Pendidikan
dan Latihan Pegawai.
Widjaja, A.W..2006. Etika Administrasi
Negara. Jakarta: Karya Uni Press.
6
Download