Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

advertisement
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama . 2006
Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industri Barang Konsumsi Periode 1994-2003 Tendi Haruman, Siti Komariah Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas Widyatama Abstract
Dividend policy is one of the company function to reach the increasing of company value.
Company should determine dividend policy in a good way because with it company can decide how
many percent from company profit would be shared to the stock holders until the company target to
increase prosperous ofstockholders can be full filled
The purpose of this research is to know how far the dividend policy variable which are
liquidity, profitability, risk, financing, investment and ownership simultaneously or partially to
dividend policy and stock price company which are unite in consumers goods industry period 1994­
2003.
Population that used are 43 companies with 27 samples and after normality test had been
done, the result only 8 companies. Research method used to reach that point is description method or
systematically visual offact, characteristic or relationship inter phenomenon from the malleI' that is
investigated then test hypothesis or variable relationship from statistic calculation by analyzed
verivicative using double regret ions method. And to make it easier, Excel and SPSS are used in this
research.
Simultaneously test result show that variable dividend policy significantly influence to DPR
22,2%' Partially only liquidity, profitability, risk and investment variable significantly influence. Test
result to stock price showed that significantly dividend policy variable simultaneously influence to
stock price 23, I %. And partially, only financing, investment and ownership variable significantly
influence to stock price. Test result of inter dependent variable showed that DPR is not influence
significantly to stock price.
Keywords:
Companies value, factors of dividend policy, dividend, stock prices, pooled data
L Pendahuluan
Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan
hati-hati dan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan. (Jensen&Smith 1984 ; Fama and French
1998).
Hal ini sejalan dengan pendapat Lawrence J Gitman; 2000; Brigham & Erhardt; 2002; Van
Horne & Wachowizc; 2004; Van Horne; 2002 yang mengatakan bahwa manajemen perusahaan
melalui peran manajer keuangan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga
meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui implementasi keputusan keuangan
yang terdiri dari keputusan investasi , keuangan dan kebijakan deviden. Menurut Fama 1978; Wright
dan Ferris 1997; Walker 2000 semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan
diterima oleh pemilik perusahaan atau pun para pemegang saham atau para penanam modal. Menurut
Wright dan Ferris 1997 bahwa return saham merupakan pencerminan kemampuan unit bisnis
menghasilkan keuntungan yang telah menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien . Dengan
demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Salah satu keputusan keuangan di dalam perusahaan adalah kebijakan dividen. Semakin besar
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap
74 Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
semakin baik pula dan pada akhirnya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dianggap
menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan tersebut akan semakin baik pula, yang
biasanya tercermin melalui tingkat harga saham perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rozeff
(1982) yang menganggap bahwa dividen nampaknya memi liki atau mengandung informasi
(informational content of dividend) atau sebagai isyarat prospek perusahaan. Apabila perusahaan
meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan
manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting
bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umunya para
investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan
return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Oi lain pihak, perusahaan juga mengharapkan
adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang
sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya.
Tetapi kedua hal terse but saling bertentangan satu dengan yang lannya. Jika bagian laba operasi
perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen lebih tinggi daripada bagian yang akan ditahan,
maka ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal semakin besar. Sebaliknya, j ika
perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya sebagai laba ditahan, maka bagian
pendapatan yang tersedia untuk dividen semakin kecil, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat
investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan, akibatnya akan mengurangi atau menurunkan
harga pasar saham dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Oengan mengetahui bagaimana variabel dalam kebijakan dividen dan pengaruhnya terhadap
harga saham, dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya menentukan
kebijakan dividen sehingga tujuan perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham dapat tercapai melalui peningkatan harga pasar saham. Selain itu telah banyak penelitian yang
telah membahas tentang dividen, namun masih menyisakan sejumlah pertanyaan yang belum
terjawab.
2. Tinjauan Literatur
2.1 Teori Kebijakan Dividen
Pasar modal merupakan suatu pasar yang memperdagangkan atau memperjualbelikan efek­
efek perusahaan yang telah go public. Salah satu efek yang diperjualbelikan di Bursa Efek Jakarta
adalah saham. Harga saham suatu perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan di mata investor.
Tujuan perusahaan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau
pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga
saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan
dividen.
Kebijakan dividen yang diputuskan seorang manajer menyangkut keputusan mengenai berapa
besar dan dalam bentuk apa dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang
saham. Kebijakan dividen ini juga menentukan tentang keputusan, apakah laba seluruhnya dibagikan
kepada peillegang saham atau ditahan dalam laba ditahan untuk pembelanjaan investasi dimasa yang
akan datang atau disebut reinvestasi. Laba di tahan (retained earning) merupakan salah satu sumber
dana yang paling penting bagi perusahaan dan dividen merupakan keuntungan yang diharapkan oleh
pemegang saham .
Terdapat tiga pandangan yang dicatat oleh Brigham dan Gapenski (1996) di dalam bukunya
yang berjudul Intermediate Financial Management, yaitu :
I. Modigliani dan Miller
Berpendapat bahwa kebijakan dividen adalah tidak rei evan karena tidak mempengaruhi sama
sekali nilai perusahaan atau biaya modalnya. Nilai perusahaan tergantung pada kebijakan investasi
asetnya, bukan pada berapa laba yang akan dibagi untuk dividend dan laba yang tidak dibagi. Oleh
karenanya, meurut MM tidak akan ada pernah kebijakan optimal .
75 "
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
2. Gordon dan Litnert
Dalam teorinya bird-in-the-hand, berpendapat bahwa dividen lebih baik daripada capital
gain, karena dividen yang dibagi kurang berisiko lagi, oleh karenanya perusahaan semestinya
membentuk rasio pembayaran dividen yang tinggi yang menawarkan dividend yield yang tinggi agar
dapat memaksimalkan harga sahamnya.
3. Litzenberger dan Ramaswamy
Berpendapat bahwa investor lebih menyukai retained earnings daripada dividen, karena
peritimbangan pajak yang dikenakan pada capital gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar
perusahaan seharusnya membayarkan dividen yang rendah bila ingin memaksimalkan harga
sahamnya.
Selain ketiga teori di atas, terdapat dua teori yang saling bertentangan yaitu signaling dan
contracting theory. Signaling theory menganggap bahwa informasi dividen dapat berarti good news
bagi investor karena perusahaan mempunyaifree cash flow dari operasi perusahaan yang akan dibagi.
Sedangkan contracting theory menganggap informasi tersebut adalah bad news, karena menunjukan
ketidakmampuan manajemen melakukan reinvestasi atas adanya free cash flow yang dimiliki oleh
perusahaan.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Levy dan Sarnat (1970) dan Van Hom (1986), faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dividen adalah meliputi : (I) peraturan atau perundangan, (2) posisi likuiditas, (3)
kebutuhan dana untuk melunasi hutang, (4) larangan dalam perjanjian hutang, (5) tingkat ekspansi
perusashaan, (6) tingkat keuntungan perusahaan, (7) stabi Iitas perusahaan, (8) kemampuan memasuki
pasar modal, (9) pelaku kelompok pengendali, (10) posisi pemegang saham sebagai wajib pajak, (II)
pajak atas hasi I keuntungan yang diakumulasi kan secara salah, (12) tingkat inflasi
Setyawan (1995) mengelompokan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi : (I) likuiditas, (2)
tingkat laba, (3) kemampuan untuk meminjam. Sedangkan faktor ekstern meliputi : (I) pajak atas
dividen, (2) pajak atas capital gain, (3) akses ke pasar modal, (4) perundangan.
Alii at aI., (1993) mebedakan variabel yang mempengaruhi pembayaran dividen adalah : (I)
legal restriction, (2) liquidity position, (3) absence or lack of other sources offinancing, (4) Earning
predictability, (5) Ownership control, (6) Inflation.
Menurut George C. Philippatos dalam bukunya yang berjudul Financial Management
mengatakan : "The factors that financial managers need to consider when planning a long term
dividend policy is' (I) Profitability of investment opportunities, (2) TeLr; considerations, (3) Legal
requirements, (4) Liquidity needs, (5) Cost considerations
Menurut Timothy J. Gallagher dan Joseph D. Andrew, Jr. (2004) dalam bukunya Financial
Management-Principal and Practice menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen adalah sebagai berikut : (I) Need For Funds (2) Management Expectations And Dividend
Policy, (3) Stockholders' Preferences, (4) Restrictions on Dividend Payments
2.3. Bukti Empiris dan Pengembangan Hipotesis
Sejumlah riset yang telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah
dilakukan oleh Sutrisno (200 I). Sedangkan riset yang menunjukan determinan dari kebijakan
dividen telah dilakukan oleh Yuniningsih (2002), Kaaro (2003), Klaus Spermann and Pascal
Gantenbein (200 I).
Menurut Sutrisno (2001) yang menjadi faktor-faktor penetu kebijakan dividen terdiri dari : (I)
cash position, (2) growth potential, (3) firm size, (4) Debt to Equity Ratio, (5) profitability dan (6)
holding. Hasil studi secara umum menunjukan bahwa tidak semua faktor yang diteliti mempunyai
pengaruh yang signi fikan terhadap DPR. Dari keenam variabel independen yang diduga
76 Seminar Know/edge Management, KKMIIT8 - Universitas Widyatama - 2006
mempengaruhi OPR, hanya keleompok assets saja yang berpengaruh signifikan terhadap OPR,
sedangkan kelompok earnings kurang berpengaruh . Oalam penelitian ini hanya cash position dan
Debt To Equity Ratio yang berpengaruh signifikan terhadap OPR, dan cash position yang mempunyai
pengaruh yang paling dominan, sedangkan variabel yang lainnya secara signifikan tidak berpengaruh.
Menurut penelitian Klaus Spearmann (2001) The following four factors might influence the
dividend policy of swiss corporations is . (1) last year's dividend, (2) investment opportunities, (3)
financial leverage, (4) firm size. Given the result of the regressions, the influence of each single
factors can be summarized as follows: The often raised question whether investment policy influences
dividend policy can be answered with "yes ". Firms with lost of investment opportunities-holding
other factors constant-have lower dividend yields, because they have profitable use for their capital.
A company which paid high dividends the previous year, is expected to distribute high fraction of its
earnings. The size of corporations influences its dividend policy .. the smaller the firms, the higher
dividend High-leverage companies pay high dividends.
Penelitian Yuniningsih (2002) tidak fokus meneliti faktor-faktor kebijakan dividen, namun di
dalam penelitian ini membahas determinan atau persamaan dari Oividen Payout Ratio (OPR), yang
terdiri dari : (1) financial leverage, (2) investasi, (3) likuiditas, (4) profitabilitas, dan (5) risiko
perusahaan. Hasil studi ini menunjukan bahwa variabel financial leverage memiliki koefisien positif
tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap OPR. Variabel investasi memiliki koefisien
negatif dan berpengaruh signifikan terhadap OPR. Variabel likuiditas tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap OPR meskipun memiliki koefisien positif. Variabel profitabilitas tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap OPR meskipun mempunyai koefisien positif. Variabel
risiko tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap OPR dan memil iki koefisien yang positif.
2.4. Faktor-faktor Kebijakan Dividen Dalam Penelitian
Oi dalam penelitian ini digunakan enam variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen,
yaitu:
I. Likuiditas
Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia
likuiditas yang cukup. Semakin tinggi likuiditas yang dimiliki perusahaan semakin mampu membayar
dividen. Menurut Gill dan Green (1993) yang diacu Adedeji (1998) menyatakan bahwa likuiditas
suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan Oividen Payout Ratio.
2 Profitabilitas
Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi besar keci Inya dividen
yang akan dibagikan. Semakin besar tingkat laba atau projitabilitas yang diperoleh perusahaan akan
mengakibatkan semakin besar dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya. Theobald (1978) yang
diacu oleh Florentina (2001) menemukan bahwa profitabil itas mempunyai pengaruh positi f dengan
Dividen Payout Ratio. Menurut Pecking order theory peningkatan dividen hanya terjadi ketika
perusahaan memil iki projitabilitas yang tinggi, yang mana cukup untuk meningkatkan baik laba
ditahan dan pembayaran dividen secara serentak. Sebagai tambahan, ketika perusahaan mengalami
projitabilitas yang rendah mereka tidak dapat membayar dividen kepada pemegang saham (Myers
dan Majluf, 1984).
3. Risiko
Menurut Moh'd, Perry dan Rumbey (1995) menyatakan bahwa tingkat risiko tinggi, menyebabkan kesulitan untuk memperoleh dana eksterna1. Untuk menghindari biaya transaksi yang tinggi akibat dari dana eksternal, maka sebaiknya perusahaan tidak membayar dividen dalam jumlah yang besar sehingga dana dapat tercukupi dari dana internal khususnya dari retained earning. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko (risk aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin 77
."
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
tinggi tingkat risiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan
sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut. Selanjutnya dividen yang akan diterima untuk saat
ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang
akan datang. Dengan demikian, investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai
dividen daripada capital gain. Kale dan Noe (1990) mengembangkan sebuah model dimana risiko
yang lebih rendah menghasilkan pembayaran dividen yang lebih rendah.
4 Financing
Perusahaan pada umumnya menaikkan modal untuk investasi pada asset yang dapat
mendorong pertumbuhan perusahaan. Untuk mendanai investasinya, perusahaan harus memilih
bauran modalnya dengan modal sendiri dan pinjaman jangka panjang. Jika pendanaan dengan
pinjaman jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan telah melampaui target, maka perusahaan
harus mendanai investasinya dari sumber dana internal berupa laba ditahan atau penerbitan saham.
Semakin tinggi tingkat hutang semakin banyak dana yang tersedia untuk membayar dividen yang
lebih tinggi karena akan memberikan sinyal positif dan menyebabkan nilai perusahaan naik. Frank
dan goyal (2000) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar akan menambah hutang untuk
mendukung pembayaran dividen.
5 Investasi
Miller dan Modigliani (1961) menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh
keputusan dividen sekarang dan masa yang akan datang. Walaupun teori lain menyatakan bahwa nilai
perusahaan tergantung pada keputusan dividen. Kalay (1982) menyatakan bahwa pemegang saham
dapat mengurangi rencana investasi atau mengurangi asset yang ada dan membayar belanja yang
am an seperti dividen yang disebut dividen keuangan investasi. Residual theory menyatakan
pembagian dividen merupakan fungsi dari pendapatan perusahaan, investasi, dan target struktur
modal. Hal ini bergantung pada putusan pembiayaan dan investasi perusahaan. Konsisten dengan
argumen Kalay residual theory juga memprediksi bahwa investasi perusahaan memiliki dampak
negatif terhadap keputusan dividen. Perusahaan dengan perkembangan cepat membutuhkan lebih
besar dana untuk pelaksanaan investasi.
6. Ownership Structure
Rozeff (1982) mengemukakan bahwa pada level kepemilikan manajerial yang lebih tinggi
menyebabkan level pembayaran dividen yang lebih rendah. Chen dan Steiner (1999) memperoleh
hasil penelitian bahwa manajerial ownership mempunyai hubungan negatif dengan dividen. Hasil ini
mengindikasikan bahwa dividen sebagai monitoring agent yang dapat mereduksi agency cost.
Penelitian yang dilakukan oleh Filbeck dan Mullineaux (1999) untuk kasus perusahaan-perusahaan
perbankan, juga memberikan bukti adanya permasalahan biaya keagenan dan pembayaran ,dividen.
Schooley and Barney (1994) dalam pene1 itiannya melakukan studi untuk mempelajari hubungan
antara dividen dan kepemi1ikan manajerial sebagai salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk
mengurangi biaya keagenan. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa hubungan antara dividen dan
kepemilikan manajerial tidak monoton (non monotonic).
2.5. Hipotesis Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi dividen berpengaruh terhadap pembayaran Dividend
Payout Ratio dan harga saham baik secara simultan maupun secara parsial dan Dividend Payout Ratio
berpengaruh terhadap harga saham.
3. Metodologi Penelitian
3.1. Desain Penelitian
Bentuk atau jenis penelitian ini dalam peJaksanaannya adalah menggunakan anal isis
verijikatif yaitu dengan melakukan uji hipotesa melalui pengolahan dan pengujian data secara
78 Seminar Know/edge Management, KKMIITB - Universitas Widyatama - 2006
statistik. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode deskriptifanalisis atau gambaran secara
sistematis mengenai fakta, si fat atau hubungan antar fenomena dari masalah yang diselidiki kemudian
menguj i hipotesis atau hubungan variabel dari perhitungan dengan menggunkan statistik. Data yang
digunakan merupakan gabungan dari data cross section (antar perusahaan) dan time series (antar
waktu) atau pooled data (pooling of cross sectional and time series observations) atau disebut juga
panel data. Sampel yang digunakan sebayak 27 dan yang lolos uji normalitas hanya 8 perusahaan.
Jadi data pooling diperoleh sebanyak 80 observasi (8 x 10 tahun).
3.2. Sampel dan Data Penelitian
Populasi penelitian adalah emiten-emiten dalam sektor industri konsumsi di Bursa Efek
Jakarta pada periode tahun 1994 sampai dengan 2003 yaitu sebanyak 43 perusahaan. Sedangkan
sam pel penelitian adalah perusahaan dalam sektor industri konsumsi yang selalu listing selama
periode penelitian yaitu dari tahun 1994 sampai dengan 2003 sebanyak 27 perusahaan dan 8
perusahaan yang lolos uji normalitas.
Metode pengumpulan data di lakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang meliputi :
(I) Data berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. (2)
Tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan sektor industri konsumsi tahun 1994 sampai dengan
2003 yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta. (3) Harga saham yang digunakan adalah harga saham
penutupan (closing price) yang terjadi pada setiap tahunnya yang terjadi di pasar sekunder.
Cara penarikan sampel dilakukan melalui purposive sampling dengan tipe judgement
sampling yaitu pemilihan sampel dengan mendasarkan pada kriteria tertentu . Kriteria yang digunakan
adalah : (I) Perusahaan yang termasuk ke dalam industri barang konsumsi yang listing di BEJ selama
peri ode penelitian yaitu dari tahun 1994-2003. (2) Perusahaan-perusahaan terse but selalu terdaftar
dalam Indonesian Capital Market Directory selama periode penelitian .
Setelah dilakukan pemilihan sampel menurut kriteria dia atas, maka terdapat 27 perusahaan
yang lolos dalam kriteria, yaitu :
. de 1994 - 2003
S ampeIPerusa haan [d
n UStfi. Barang KonsumSl. PeflO
~I '· , NAMA PERUSAHAAN
I
I
I
I
1
Ades Alfindo PutraSetia
2
Agua Golden
Missisi~i
J NO
I
15
3
Davomas Abadi
16 I BAT Indonesia
17 I Gudang Garam
4
Delta Djakarta
18
5
Fast Food Indonesia
19
Dankos Laboratories
6
Indofood Sukses Makmur
20
Darya Varia Laboratories
7
Mayora Indah
21
Kalbe Farma
8
Multi Bintang Indonesia
22
Merck Indonesia
9
Prasidha Aneka Niaga
23
Schering-Plough Indonesia
10
Pioneerindo Gourmet Int.
24
Tem~o
11
Sari Husada
25
12
Sekar Laut
26
SMART
27
14 II Suba Indah
I
Sumber. Indonesian Capital Market Directory
I H.M. Sam~oerna
I
Scan Pasific
I PT Kedaung Indah Can
Mandom Indonesia
Uni lever Indonesia
13
I
1
NAMA PERUSAHAAN
Ultra Jaya Milk
'"
"
,
79 ,
~
....' ..
'-'",
,
Seminar Know/edge Management, KKMIITB - Universitas Widyatama - 2006
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berdasarkan pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel yang akan
diteliti adalah sebagai berikut :
1. Likuiditas (XI)
Likuiditas (XI) =
Current Assets - Inventory
Current Liabilities
2. Projitabilitas (X 2)
Projitabilitas (X 2 )
EAT
= -­
TA
3. Tingkat risiko (X 3 )
EBIT
(J= - - - ­
ASSETS
4. Financing (X 4 )
Financing / DER
Total Debt
(~) = - - - - ­
Total Equity
5. Investasi (Xs)
Investasi (Xs)
=:
Total Asset - Total Asset t _ 1
Total Asset t _ 1
6.Ownerships Structure (X 6 )
Diukur dengan persentase saham yang dimiliki publik
7. Dividend Payout Ratio
DPR
DPS
EPS
8. Harga Saham
Digunakan closing price pada laporan keuangan
3.4. Perumusan Model
Uji Korelasi
Analisis kolerasi tujuan utamanya adalah mengukur kuat atau derajat hubungan linier antara
dua variabel atau lebih. Agar lebih mudah mengamati anal isis data, maka berikut adalah hubungan
variabel penelitian yang akan dianalisis :
Hubungan Variabel Penelitian Penelitian
XI
X2
X3
YI
~: J
l
2
X6
80 Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
Uji Regresi
Analisis regresi tujuan utamanya adalah untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara
variabel yang dijelaskan (variabel dependen) dengan satu atau lebih variabel penjelas (variabel
independen). Melalui anal isis regresi dapat diketahui koefisien masing-masing variabel yang
mempengaruhi nilai variabel OPR harga saham yang diamati .
a. Persamaan 1 : Pengaruh beberapa variabel dalam kebijakan dividen terhadap kebijakan
(OPR)
Y j {, = ~o + ~,x, + ~2X2 + ~3X3 + ~4~ + ~sxs + ~6X6 + £
dividen
b.Persamaan 2: Pengaruh beberapa variabel dalam kebijakan dividen terhadap harga saham
Yj{ 2 = Po + PIX' + ~2X2 + P3 X3 + ~4~ + Psxs + ~6X6 + £
C. Persamaan
3 : Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap harga saham
Yj{ 2 = ~o + P7 Y, + £
Keterangan : Yj{ ,
= Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan i pada periode t Yj{ 2
= Closing Price perusahaan i pada periode t Po
= Konstanta X,
= Liquiditas (Rp) X2
= Profitabilitas (%) X3
= Risiko (%) X4
= Financing (Rp) Xs
= Investasi (Rp) X6
= Ownership Structure (%) PU.3.4.S.6.7 = Koefisien regresi dari variabel i ndependen 4. Analisis dan HasH Pembahasan Penelitian
A. Pengujian ASlImsi
Analisis regresi merupakan alat anal isis yang termasuk statistik parametik. Sebagai alat
statistik parametik, anal isis regresi membutuhkan asumsi yang perlu dipenuhi sebelum dilakukannya
anal isis.
Uj i normalitas sebaran Yaitu pengujian apakah data sampel yang diambil telah mengikuti
sebaran distribusi normal. Sebaran ini dapat dilihat dari tabel histogram atau plot datanya. Normalitas
penting lIntuki statistik inferensial yang bertujuan untuk membuat general isasi hasil data sampei.
Berdasarkan output histogram (lihat lampiran) dapat diketahui bahwa sebaran data yang ada menyebar
merata kesemua daerah kurva normal. Oapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal.
Uj i linieritas yang akan memastikan apakah data sampel sesuai dengan garis linier atau tidak.
Jika sebaran data tidak sesuai dengan garis Iinier maka dapat digunakan anal isis regresi nonlinier.
Berdasarkan plot data (Iihat lampiran), dapat disimpulkan bahwa model linier krena data berada
disekitar garis normal.
A utokorelas i d ideli nisi kan sebaga i "adanya korelasi antara serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu (data time series) atau ruang (cross sectional)", hal ini dimaksudkan
berkaitan dengan asumsi model klasik bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi
tidak dipengaruhi oleh unsur gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain. Pada gam bar
daerah pengujian autokorelasi (iihat lampiran), dalam penelitian ini, terbebas dari masalah
autokorelasi karena masuk ke dalam daerah penolakan (Iihat lampiran).
Heteroskedasitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak
memi Iiki varians yang konstan dari satu observasi ke obserbasi lainnya. Artinya, setiap observasi
81
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak
terangkum dalam spesifikasi model. Gejala ini lebih sering dijumpai dalam data silang tempat
daripada runtut waktu, juga sering muncul dalam anal isis yang menggunakan data rata-rata. Dalam
penelitian ini dilihat dari scatter plotnya terbebas dari gejala heteroskedastisitas (Iihat lampiran)
Multikolinieritas. Pada umumnya, Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang
"sempurna" atau pasti diantra beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
Istilah multikolinieritas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti, dan istilah
kolinearitas berkenaan dengan terdapatnya satu hubungan linear. Pada penelitian ini terbebas dari
gejala multikolinieritas dilihat dari angka VIF dan Tolerance (Iihat tabel)
B. Deskripti f Statistik
Pengoiahan data menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel untuk hasil yang lebih
akurat.
Persamaan Dividend Payout Ratio
vana. blO
. (OPR)
e epen den: DIVI'dendPayout RatlO
'Corretatio'iis' '." CQefficients 5{, '. Nili=ii t "'-_ :Sig.t
Constanta
0,271
3,777
0,000
Likuiditas (Xl)
-0,079
-5,39E-02
-2,751
0,007
Profitabilitas (X 2 )
3,014
0,285
0,771
0,004
Risiko eX))
-0,249
-0,672
-2,098
0,039
-2,25E-02
-1,419
. 0,160
Fi nancinK (Xl)
-0,115
Investasi (Xs)
0,253
0,004
0,239
3,006
Ownership (X 6 )
-0,090
-0,258
-1,186
0,239
Adjusted R square = 0,222
OW= 1,767
F = 4,747
F-Signifikansi = 0,000
Keterangan . Tingk.at Signifikansi yang digunakan a = 0,05
..
,'
' ;.
Y~riaQel
. i:
YIr ..
1,237
1,164
1,039
1,209
1,207
1,176
Sesuai dengan hasi I anal isis statistik di industri barang konsumsi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan (simultan) hubungan likuiditas, profitabilitas, risiko, financing, investasi, dan ownership
secara signifikan mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Likuiditas, profitabilitas, risiko, jinancing,
investasi, dan ownership mempunyai pengaruh secara simultan yang rendah terhadap DPR yaitu
sebesar 22,2%.
Variabel likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap OPR dan memiliki koefisien
negatif dengan korelasi sebesar 7,9%. Pada perusahaan sektor barang konsumsi likuiditas lebih
direalisasikan pada pad a pembelian aktiva yang permanen guna memanfaatkan kesempatan investasi
untuk pembayaran dividen, sehingga pembayaran untuk dividen berkurang.
Variabel projitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap OPR dan memiliki koefisien
yang positif dengan korelasi sebesar 28,5%. Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, keuntungan yang
dimiliki perusahaan akan tinggi, sehingga dana yang tersedia untuk dividen akan semakin banyak dan
pembayaran dividen akan bertambah.
Variabel risiko berpengaruh secara signifikan terhadap DPR dan memiliki koefisien negatif
dengan korelasi sebesar 24,9%. Hal ini menunjukan bahwa pada tingkat risiko yang tinggi,
perusahaan tidak membagikan dividen dalam jumlah besar. Keuntungan akan lebih diprioritaskan
sebagai retained earning untuk tindakan antisipasi keadaan keuangan perusahaan pada tingkat risiko
yang tinggi .
Variabeljinancing secara signifikan tidak berpengaruh terhadap DPR dan memiliki koefisien
yang negatif dengan korelasi sebesar 11,5%. Ini berarti perusahaan di dalam membagikan dividen
tidak dipengaruhi oleh hutang, melainkan hasil dari investasi yang dilakukan.
Variabel investasi berpengaruh secara signifikan terhadap OPR dan memiliki koefisien positif
dengan korelasi sebesar 25,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian Sri Hasnawati (2005). Hasil
82 Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
penelitian ini mendukung signaling theory yang dikemukakan oleh Ross (1977), Bhattaccharya
(1979), Aharony&Swary (1980) dan Muller&Rock (1995), bahwa peningkatan dividen merupakan
sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena
meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan
datang sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi yang diambil perusahan dengan NPY
positif. Oleh sebab itu, adanya kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan tinggi tidak
selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan
adanya prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang
lebih tinggi.
Yariabel ownership secara signifikan tidak berpengaruh terhadap OPR dan memiliki koefisien
negatif dengan korelasi sebesar 9%. Oi dalam penelitian ini, yang digunakan adalah kepemilikan
saham oleh publik. Kepemilikan publik tidak mempengaruhi keputusan pembayaran dividen karena
saham perusahaan sektor barang konsumsi yang dimiliki publik umumnya berada di bawah 30%.
Persamaan Harga Saham
Y ana
. be 10epen den: Harga Saham
'Variciliel
I,·'· Correlations
CoeffiCientS
Nilait
Constanta
2,445
5798,643
-0,022
Likuiditas (X,)
0,006
-14,527
Profitabilitas (X 2)
0,132
1,720
13385,037
-0,135
-12582,7
-1,050
Risiko eX3 )
0,363
4,050
2120,615
Financing e~)
-0 ,230
5427,256
2,069
Investasi (Xs)
-0,183
-2,932
Ownership (~)
-21051 ,5
OW=I,165
Adjusted R square ~ 0,246
F = 5,300
F-Signifikansi = 0,000
Keterangan : Tingkat Signifikansi yang digunakan a = 0,05
Sig.t
0,017
0,982
0,090
0,297
0,000
0,042
0,004
VIP
1,237
1,164
1,039
1,209
1,207
1,176
Sesuai dengan hasil regresi persamaan harga saham di industri barang konsumsi
menunjukkan bahwa secara parsial variabel risiko berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham dan memiliki koefisien positif dengan korelasi sebesar 24,6%.
Sesuai dengan hasil regresi persamaan harga saham di industri barang konsumsi
menunjukkan bahwa secara parsial Yariabel likuiditas secara signifikan tidak berpengaruh terhadap
harga saham dan memiliki koefisien negatif dengan korelasi sebesar 0,6%. Varia bel profitabilitas
secara signifikan tidak berpengaruh terhadap harga saham dan memiliki koefisien positif dengan
korelasi sebesar 13,2%. variabel risiko tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan
memiliki koefisien negatif dengan korelasi sebesar 13,5%. Yariabel financing berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham dan memiliki koefisien positif dengan korelasi sebesar 36,3%.
Yariabel investasi secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham dan memiliki koefisien positif
dengan korelasi sebesar 23%. variabel ownership berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham dan memiliki koefisien negatif dengan korelasi sebesar 18,3%.
Persamaan OPR dan Harga Saham
Yariabel De enden Har a Saham ; lode enden OPR
Keteran
0,089
R
0,008
RS uare
F
0,629
Nilai t
0,793
0,430
Si nifikansi
4671,142
Constanta
Coefficient
2999,335
83 Seminar Knowledge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
Keterangan . Tingkat Signiflkansi yang digunakan a = 0,05
Variabel DPR secara signifikan tidak mempengaruhi harga saham walaupun memiliki
koefisien positif seperti yang diharapkan dan memiliki korelasi sebesar 8,9%. Hasil ini diperkuat oleh
teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang berpendapat bahwa kebijakan dividen
adalah tidak rei evan karena tidak mempengaruhi sama sekali nilai perusahaan atau harga saham .
Nilai perusahaan tergantung pada kebijakan investasi asetnya, bukan pada berapa laba yang akan
dibagi untuk dividen dan laba yang tidak dibagi.
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan anal isis statistik yang telah dilakukan terlihat bahwa secara bersama, faktor­
faktor dalam kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebUakan dividen, namun pengaruhnya sangat
kecil atau sangat lemah. Sedangkan secara parsial faktor-faktor dalam kebijakan dividen yang
menentukan kebijakan dividen hanya variabellikuiditas, projitabilitas, risiko dan investasi.
Sama halnya terhadap kebijakan dividen, secara bersama faktor-faktor dalam kebijakan
dividen berpengaruh terhadap harga saham dengan pengaruh yang sangat lemah. Dan secara parsial
yang berpengaruh terhadap harga saham hanya varibeljinancing, investasi dan ownership. Perusahaan
sebaiknya memperhatikan segala risiko yang akan dihadapi, karena risiko ini dapat mempengaruhi
pembayaran dividen dan harga saham perusahaan. Risiko ini datangnya bisa dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan.
Perusahaan sebaiknya meningkatkan kegiatan investasinya karena peluang investasi yang
menguntungkan perusahaan dapat memberikan hal positif bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Selain itu, kegiatan investasi yang baik akan mendatangkan keuntungan yang besasr sehingga tingkat
profitabilitas perusahaan akan meningkat. Manajemen perusahaan harus senantiasa mengantisipasi
segala pengaruh dari berbagai lingkungan. Sebaiknya dilakukan analisis terhadap lingkungan
makronya, tidak hanya terbatas pada anal isis fundamentalnya saja.
Adapun saran untuk penelitian ini adalah : (1) hendaknya periode penelitian dilakukan pada
tahun terbaru (2004-2005) agar dapat melihat kondisi perusahaan yang sedang terjadi sekarang. (2)
Variabel nilai perusahaan yang digunakan adalah harga saham (Market Value), perlu dilakukan
penelitian dengan menggunakan variabel dalam Book Value agar dapat dilakukan perbandingan. (3)
Penelitian terhadap harga saham hendaknya tidak hanya dilakukan menggunkan anal isis
fundamentalnya saja, ada baiknya memasukan variabel makro atau moneter karena faktor-faktor ini
pengaruhnya sangat besar terhadap operasi perusahaan .
Daftar Pustaka
-------------Indonesian
Capital. Market
DirectolY 1997,
Institute for
Economic
and Financial Research, 1993-2003
Brigham Eugene and Ehrhardt Michael. Financial Management-Theory and Practise, Tenth edition,
Thamson Learning, Shouth Western.2002
Gitman J. Lawrence, Principles of Managerial Finance, eleventh editions, Mediform, Sandiego.
2006
Gujarati Damodar, "Ekonometrika Dasar ", Erlangga, Jakarta. 1997
J. Gallagher Timothy and D. Andrew Joseph, Financial Management-Principles and Practice. Third
Edition, Prentice Hall, United States. 2004.
Kaaro Hermeindito. "Simultaneous Analysis Of Corporate In vesment, Dividend, And Finance­
Empirical Evidence Under High Uncertainty ". The Journal of Accounting, Management, and
Economics Research. Vol.3 No.1, February 2003: 1-17.
Spremann and Gantenbein Pascal. "Theories and Determinants of Dividend Policy" . Universitat
St.Gallen. Stefan Beiner. Juni, 2001.
Sri Hasnawati . "lmplikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Publik di BEJ". Jurnal USAHA WAN No.09. 2005
Stanley B Block and Geoffery A Hir., Foundation of Financial Management, Eleventh Edition, The
Mc Graw Hill Companies. Inc., New York, 2005
84
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
Sulaiman Wahid, Analisis Regresi Menggunakan SPSS-Conloh Kasus dan Pemecahannya, Andi. Yogyakarta. 2004 Sunariyah, Penganlar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 4, UPP AMK YKPN, Yogyakarta. 2004 Sutrisno. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
Publikdi Indonesia". TEMA volume II No.1. 2001 Wahana Komputer, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12, Salemba Infotek. Jakarta. 2005 Yuniningsih. "Interdepedensi Anlara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage, Dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta". Jumal Bisnis dan Ekonomi. 2002 Yuwono Prapto, S.E. , M.E., Penganlar Ekonometri, Andi. Yogyakarta. 2005 85
Seminar Knowledge Management, KKMIITB - Universitas Widyatama - 2006
Lampiran l. Uji Asumsi Klasik
Histogram
Histogram
Dependent Variable: DPR
Dependent Variable: SA HAM
>­
u
c:
~
c:
SId . Dev = .96
0­
Mean::: 0 00
""
u:"
0
"
• • N=8000
=.96
=0.00
SId. Dev
"a­"
u:"
Mean
....- "......~_ _ _ _ N
0
-2 .00
'~;;';~~o;:;4i~fcif.f~· '>J'~cG'?}Sd1ob~:4.>s
-1 .00
· 1.50
0.00
- .50
, .00
.50
2.00
1.50
3.00
250
4.00
3.50
=80 .00
5.00 4.50
Regression Standardized Residual
Regression Siandardized Residual
Normal P-P Plot of Regressic
Normal P-P Plot of Regression
Dependent Variable: DPR
Dependent Variable: SAHAM
.0
e
.0
e
Cl.
E
Cl.
U
"0
u"
13
(l)
13
E
:J
'2
(l)
a.
"
0­
x
X
lJ.J
lJ.J
1.00
Observed Cum Prob
Observed Cum Prob
Scatterplot
Scatterplot
Dependent Variable: DPR
Dependent Variable: SAHAM
an Hsda·94
BA T Ind-94
BAT Ind
BAT Ind .96 0
5
~
u
BAT Ind·99
6
iii
(l)
a::
u
4
BA T Ind·97
o
(l)
N
.~
2
Cll
u
OJ
U5
c
Da a-S
0
o
·iIi
<J)
~
-2
(J)
-3
-2
-1
o
2
3
&~~----~------~----~----~----~
~
-2
0
Regression Standardized Pred icted Value
Regression Standardized Predicted Value
86 6
Seminar Know/edge Management, KKMI ITB - Universitas Widyatama - 2006
Lampiran 2. Gambar Daerah Pengujian Autokorelasi
Variabel Dependent Dividend Payout Ratio
~h Penolakan " 1,767
Daerah I
[~
~
IV
III
V
1-·
1,53
1,74
2,26
2,47
Sumber: Pengembangan Analisis Multivariate (2005:40)
Variabe! Dependent Harga Saham
I'
•...,. . .,
Gil·
DaerahIW
III :r I'~ I' ;
V
1,56
1,69
2,31
2,41
Sumber' Pengembangan Analisis Multivariate (2005:40)
87
Download