BODY DYSMORPHIC

advertisement
CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI
KECENDERUNGAN GANGGUAN
BODY DYSMORPHIC
Disusun Oleh:
Nama
NPM
Jurusan
Pembimbing
: Fristy Hanifia Sabilla
: 10508088
: Psikologi
: Felix Lengkong, Ph.D.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam
Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
BAB I
PENDAHULUAN
BENTUK TUBUH
(Breakey, 1996)
Representasi diri utama.
Akibatnya, orang terdorong
memiliki tubuh ideal.
LATAR BELAKANG
REMAJA (Davies dalam Thompson, 2004)
• Penampilan sangat penting.
• Perubahan fisik cukup drastis.
• Hasrat untuk berpenampilan bagi remaja putri.
REMAJA
(DePorter, 2007)
Trend merupakan referensi bagi penampilan luar atau fisik.
Tampilan fisik merupakan cara remaja menilai diri (citra diri).
Obsesi berlebihan akan tampilan fisik sempurna memicu
gangguan Body Dysmorphic.
PERTANYAAN DAN TUJUAN PENELITIAN
Faktor-faktor apa yang
menyebabkan citra diri pada
remaja putri?
Bagaimana citra diri remaja
putri berkecenderungan Body
Dysmorphic?
Mengapa citra diri
mempengaruhi Body
Dysmorphic?
Mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan citra diri remaja
putri.
Menggambarkan citra diri remaja
putri yang bercenderungan Body
Dysmorphic.
Menyelidiki alasan citra diri
berpengaruh padagangguan
Body Dysmorphic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Psikodinamika Gangguan Body Dysmorphic
(Rosen dalam Nevid, 2005)
Faktor-faktor yang Menyebabkan
Body Dysmorphic Disorder (BDD)
(Brem dalam Cahyaningtyas, 2009)
First Impression Culture
Aspek Pikiran
(Kognitif)
Aspek Perasaan
(Afeksi)
Aspek Perilaku
(Behavioral)
Hubungan Sosial
• Kecemasan terhadap Tubuh
• Pikiran Negatif tentang Tubuh
• Ketidakpuasan Bagian Tubuh
• Perasaan Negatif tentang Tubuh
• Perilaku Obsesif-Kompulsif
Standar Kecantikan yang Tidak Mungkin
Dicapai
Rasa Tidak Puas yang Mendalam
terhadap Kehidupan dan Diri Sendiri
Rasa Percaya Diri yang Kurang
Perasaan Kegemukan yang Berlebihan
• Menghindari Situasi dan Hubungan
• Sosial
Emosi yang Negatif
Objektivikasi Diri
BODY DYSMORPHIC DISORDER (BDD)
Proses
pengalaman
sejak masa
kanak-kanak
Ekspresi
pikiran dan
perasaan
individu
CITRA DIRI
Centi (1993)
Akibat dari
relasi
dengan
orang lain
Istilah BDD (Body Dysmorphic Disorder)
Pola asuh
orangtua
Keasyikan imajiner dan berlebihan akan kekurangan fisik
yang imajiner atau perhatian sangat berlebihan terhadap
kekurangan yang sebenarnya tidak begitu berarti .
(Davidson, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
PENELITIAN
KUANTITATIF:
TAHAP I
Populasi dan Sampel Penelitian
—30 remaja putri yang berkecenderungan BDD
— Berusia 12-22 tahun
Instrumen Penelitian
— Kuesioner gejala BDD
Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis deskriptif untuk mendapat
responden sebagai subjek penelitian.
METODE
GABUNGAN
(MIXED METHOD)
PENELITIAN
KUALITATIF:
TAHAP II
Subjek Penelitian
— Satu remaja putri ,berusia 21 tahun
— Mengalami kecenderungan gangguan BDD
— Skor tertinggi hasil pemilihan penelitian tahap I
Teknik Pengumpulan Data
— Wawancara Semi Terstruktur
— Observasi Non Partisipan
Significant other
Teman subyek
PERSIAPAN PENELITIAN
Tahap Pemilihan Subjek Penelitian
Kuesioner gejala BDD pada
30 remaja putri, berusia 1222 tahun; Jumlah item 40
butir dengan dua alternatif
jawaban (Ya/ Tidak).
Proses wawancara dan
observasi dijalankan dan
dalam waktu yang
berbeda.
PELAKSANAAN
PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
1. Tahap I: Kuantitatif
a. Uji Coba Terpakai
— Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
— Penyusunan Alat Ukur Penelitian
b. Pengambilan Data Penelitian
c. Hasil Penelitian Tahap I
— Deskripsi Sampel Penelitian
— Hasil Data Kuantitatif
2. Tahap II: Kualitatif
a. Pelaksanaan Penelitian
b. Hasil Observasi dan Wawancara
Gambaran Citra Diri Remaja Body Dysmorphic
ASPEK PIKIRAN
(KOGNITIF)
ASPEK PERASAAN
(AFEKSI)
•
•
•
•
•
Kecemasan dan Pikiran Negatif tentang Tubuh.
Keinginan untuk tampil ‘sempurna’
Ketidakpuasan terhadap Bagian Tubuh dan Perasaan Negatif tentang Tubuh
- Minder, malas bicara dan takut tersaingi orang yang lebih cantik
- Tidak puas dengan hampir keseluruhan fisik
- Benci akan bagian tubuh yang dirasa tidak memuaskan
ASPEK PERASAAN
(AFEKSI)
Perilaku Obsesif-kompulsif
- Berhias lebih dari satu jam
- Berdandan dengan detil tanpa kecacatan
- Mengulang kembali dandanan jika merasa kurang sempurna,
- Seringkali bercermin mengecek penampilan, dan mewajibkan diri tampil
cantik
HUBUNGAN SOSIAL
Menghindari Situasi dan Hubungan Sosial
Berkumpul dengan teman sekolah dan kampus, namun tidak dengan
tetangga
First
impression
culture
Faktor
objektivikasi
diri
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
citra diri
Standar
kecantikan
yang tidak
mungkin
dicapai
Rasa tidak puas
yang mendalam
terhadap
kehidupan dan
diri sendiri
Perasaan
kegemukan
yang
berlebihan
Rasa
percaya diri
yang kurang
Kejadian
masa
sekolah
Alasan citra diri
berpengaruh
pada
kecenderungan
BDD
Sibling
rivalry
Genetic and Biological
Personality
Evolution
Parenting styles
Sibling rivalry
Kejadian
Buruk Masa
Sekolah
Perlakuan buruk dari teman
sekolah karena penampilan
tidak menarik.
Timbul pikiran dan perasaan:
 Diri jelek, tidak menarik dan
banyak kekurangan.
 Menuntut diri untuk selalu bisa
tutupi kekurangan fisik dengan
pakaian, dandanan, sepatu hak
tinggi, operasi plastik.
CITRA
DIRI
Life events
Trauma
Teori Evolusi Kepribadian (Teori Klinis, Psikoanalisis)
= (+)
= (-)
Kecemburuan
dengan
Saudara
Kandung
 Subjek menjadikan kakak sebagai
perbandingan (soal fisik).
 Subjek mencontoh gaya penampilan
kakak.
Significant Other
(A.K)
Subjek Penelitian
(F.F.H)
SUBJEK PENELITIAN DAN SIGNIFICANT OTHER
SARAN
Berpikir positif.
Melihat pada kelebihan diri serta
menggali potensi diri.
Belajar untuk menerima, menyukai,
dan mempercayai diri apa adanya,.
Bersosialisasi dengan orang sekitar.
Melestarikan kebiasaan mengembangkan
diri orang lain lewat apresiasi, pujian,
serta masukan positif
Menghilangkan kebiasaan mengecilkan
orang lain atas kekurangan atau k
elemahan diri mereka
- SUBYEK
- MASYARAKAT
- PENELITI
SELANJUTNYA
Mengembangkan penelitian yang
sudah di lakukan oleh peneliti
Menggunakan kelompok lain
seperti anak-anak atau orang
dewasa
SEKIAN
TERIMA KASIH
Download