pengujian kausalitas pada variabel earning per share (eps)

advertisement
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
Muklisiyah
PENGUJIAN KAUSALITAS PADA VARIABEL EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP
VARIABEL PEMBAYARAN CASH DIVIDEND
Oleh :
Muklisiyah
Abstract
This research aim to know the influence of Earning Per Share (EPS) to Cash Dividend in Bentoel Group.
Data tobe analys a Earning Per Share (EPS) and Cash Dividend during period 2005 until 2009 from the
official website of this corporate. Simple linear regresion with statistical aplication (software SPSS 16.0.)
tobe given in data analys of this research. t test tobe given a testing of effect of Earning Per Share (EPS)
to Cash Dividend. Result of this research is get information about influence of Earning Per Share (EPS) to
Cash Dividend in Bentoel Group during period 2005 until 2009, Score of Fhitung 86, 164 with signifikans
0,003. Because of score signifikans 0,003 under low from level of signifikans α = 5%, Therefore, the
hypothesis H0 is rejected, it means that there is influence influence of Earning Per Share (EPS) to Cash
Dividend in Bentoel Group.
Keywords : Earning Per Share (EPS) and Cash Dividend
1.
PENDAHULUAN
Tujuan pembagian dividen untuk
memaksimumkan
pemegang
saham
dan
menunjukkan likuiditas perusahaan. Dari sisi
investor dividen merupakan salah satu motivator
untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor
lebih memilih dividen yang berupa kas
dibandingkan dengan capital gain. Selain itu
investor juga dapat mengevaluasi kinerja
perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang
dibagikan.Dari sisi emiten, kebijakan dividen
sangat penting bagi mereka, apakah sebagai
keuntungan perusahaan akan lebih banyak
digunakan untuk membayar dividen dibanding
retained earning atau sebaliknya. Dalam
penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian
dividen, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan
perusahaan. Penelitian ini menggunakan laba per
saham (LPS) atau Earnings Per Share (EPS) sebagai
pengukur kinerja perusahaan.
Laba Per Saham (EPS) merupakan data
yang banyak digunakan sebagai alat analisis
keuangan. EPS dengan ringkas menyajikan kinerja
perusahaan dikaitkan dengan saham beredar.
Informasi mengenai laba persaham dapat
digunakan oleh direksi perusahaan untuk
menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan
kepada
pemegang
saham
atau
pemilik
perusahaan. Informasi mengenai laba persaham
juga berguna bagi investor untuk mengetahui
perkembangan perusahaan. Riset tentang
hubungan dividen, laba, EPS telah banyak
dilakukan dalam dekade lima tahun terakhir ini,
Hermi (2004) dalam penelitiannya yang
menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas
operasi terhadap dividen kas pada perusahaan
perdagangan besar barang produksi di BEJ pada
periode 1999-2002. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
laba bersih dengan dividen kas pada perusahaan
perdagangan besar barang produksi tahun 199920
Purnamasari (2009) meneliti pengaruh
Earning Per Share (EPS) terhadap Fluktuasi Harga
Saham di PT Gudang Garam, Tbk. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data EPS
dan harga saham tahun 2003 – 2007, hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share
(EPS) terhadap Fluktuasi Harga Saham di PT
Gudang Garam, Tbk yang dibuktikan secara
empiris bahwa nilai signifikansi sebesar 0,131 jauh
diatas taraf signifikansi yang telah ditetapkan
sebesar α = 5%. Terinspirasi dengan penelitian
sebelumnya, penelitian ini masih setopik dengan
penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada tiga hal, yaitu variabel
penelitian, objek penelitian dan periode tahun
sebagai data penelitian. Variabel penelitian ini
Politeknik Cahaya Surya Kediri
43
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
adalah Laba Per Saham (EPS) dan pembayaran
dividen tunai kepada pemegang saham. Objek
penelitian ini hanya satu perusahaan saja, yaitu
perusahaan rokok Bentoel. Periode tahun
penelitian ini lebih update yaitu tahun 2004 –
2009.
Alasan objek penelitian hanya satu
perusahaan saja, yaitu Perusahaan Rokok Bentoel
adalah karena perusahaan ini mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan selama
beberapa tahun terakhir ini. Pangsa rokok PT.
Bentoel Internasional Investama, Tbk mengalami
pertumbuhan sebesar 0,3% selama periode kuartal
satu 2009, menurut data AC Nielsen. Sebaliknya,
masih dari sumber data yang sama, pasar rokok
nasional justru mengalami penurunan 4%
dibanding kuartal satu 2008. Dengan pemilihan
tembakau dan cengkeh yang berkualitas dan
pengembangan produk secara berkesinambungan,
Bentoel memiliki beberapa merek andalan antara
lain X Mild, Bentoel Sejati, Bentoel Biru, Country
dan Star Mild. Selain itu juga menggunakan
strategi produk regional guna memenuhi selera
konsumen antara lain melalui merek Rawit, Club
Mild, One Mild, Joged, Bintang Buana, Tali Jagat
dan Pr1nsip telah memberikan hasil positif terhasil
total volume penjualan Bentoel. PT. Bentoel
Internasional
Investama,
Tbk
menerima
penghargaan e-Company Award tiga kali berturutturut sejak 2007, 2008 dan 2009 dari Majalah
Warta Ekonomi, sebagai Terbaik Pertama untuk
kategori Industri Consumer Goods. E-Company
Award 2009 ini diberikan kepada perusahaan
terbaik yang mengimplementasikan teknologi
informasi yang terbukti secara konsisten
menerapkan teknologi informasi yang efektif dan
efisien dalam menunjang bisnis utama.
(www.bentoel.co.id)
Berdasarkan latar belakang diatas,
penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Laba Per
Saham (LPS)/ Earning Per Share (EPS) Terhadap
Pembayaran Dividen Kas (Cash Dividend) di
Perusahaan Rokok PT. Bentoel Internasional
Investama, Tbk Tahun 2005 – 2009”.Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah informasi
akan EPS digunakan dasar oleh perusahaan untuk
membagikan dividen kas kepada pemegang
saham, yang indikatornya bisa dilihat dari ada
tidanya pengaruh yang signifikan antara EPS
terhadap dividen yang akan dibuktikan secara
empiris oleh penelitian ini.
Muklisiyah
2.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : Apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara Laba Per Saham
(LPS)/ Earning Per Share (EPS) terhadap
pembayaran dividen kas (Cash Dividend) di
Perusahaan Rokok PT. Bentoel Internasional
Investama, Tbk Tahun 2005 – 2009 ?
3.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut : Untuk mengetahui dan menguji secara
empiris pengaruh Laba Per Saham (LPS)/ Earning
Per Share (EPS) terhadap pembayaran dividen kas
(Cash Dividend) di Perusahaan Rokok PT. Bentoel
Internasional Investama, Tbk Tahun 2005 – 2009.
4.
TINJAUAN PUSTAKA
Informasi
akuntansi
keuangan
menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan yang digunakan oleh para
pemakainya sesuai dengan kepentingan masingmasing. Pengertian laporan keuangan menurut
PSAK No1 (2004) merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan
laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan
arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan yang sebenarnya merupakan produk
akhir dari proses atau kegiatan akuntansi dalam
satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari
pengumpulan bukti-bukti transaksi yang terjadi
sampai pada penyusunan laporan keuangan.
Proses akuntansi tersebut harus dilaksanakan
menurut cara tertentu yang lazim dan berterima
umum serta sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
Menurut PSAK (2004) tujuan laporan
keuangan
untuk
tujuan
umum
adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja
yang telah dilakukan manajemen (stewardship),
atau pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan
sumber-sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi
Politeknik Cahaya Surya Kediri
44
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih
berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih
lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat
mendukung keputusan yang diambil. Menurut
Statement of Financial Accounting Concept No. 1,
tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah:
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan
informasi yang dapat membantu investor,
kreditor dan pengguna lainnya yang
potensial dalam membuat keputusan lain
yang sejenis secara rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyajikan
informasi yang dapat membantu investor,
kreditor, dan pengguna lain yang potensial
dalam memperkirakan jumlah waktu dan
ketidakpastian penerimaan kas di masa yang
akan datang yang berasal dari pembagian
deviden ataupun pembayaran bunga dan
pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan
informasi tentang sumber daya ekonomi
perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada
perusahaan atau pemilik modal.
4. Pelaporan keuangan harus menyajikan
informasi tentang prestasi perusahaan
selama satu periode. Investor dan kreditor
sering menggunakan informasi masa lalu
untuk
membantu
menaksir
prospek
perusahaan.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang
memanfaatkan
laporan
keuangan
adalah
(IAI,2004) :
1) Investor.
Penanam modal berisiko dan penasehat
mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari
investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli,
menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen.
2) Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang
mewakili mereka tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, manfaat
pensiun dan kesempatan kerja.
Muklisiyah
3)
4)
5)
6)
7)
Pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terhutang akan dibayar pada saat
jatuh
tempo.
Kreditor
usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan
informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan,
atau tergantung pada perusahaan.
Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang
berada
di
bawah
kekuasaanya
berkepentingan dengan alokasi sumber
daya dan karena ini berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan, mereka menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional
dan statistik lainnya.
Masyarakat.
Perusahaan
mempengaruhi
anggota
masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan
dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat
membantu
masyarakat
dengan
menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya
Laba Per Saham (EPS) merupakan data yang
banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan.
EPS dengan ringkas menyajikan kinerja
perusahaan dikaitkan dengan saham beredar.
Definisi EPS menurut PSAK No.56 (IAI, 2004; 56.3)
sebagai berikut :
1. Laba Per Saham dasar adalah jumlah laba
pada suatu periode yang tersedia untuk
setiap saham biasa yang beredar selama
Politeknik Cahaya Surya Kediri
45
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
2.
periode pelaporan.
Laba Per Saham dilusian (EPS dilusian)
jumlah laba pada suatu periode yang
tersedia untuk setiap saham biasa yang
beredar selama periode pelaporan dan efek
– efek lain yang asumsinya diterbitkan pada
semua efek berpotensi saham biasa yang
sifatnya dilutif yang beredar sepanjang
periode pelaporan.
Menurut Baridwan (2004; 444) EPS dasar
dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih
yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba
bersih residual) dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu
periode. Laba bersih residual adalah laba bersih
(setelah dikurangi beban pajak, pos luar biasa dan
hak pemegang saham minoritas) dikurangi dengan
dividen saham utama yang meliputi : Dividen
saham utama (prioritas) bukan kumulatif yang
diumumkan pada periode yang bersangkutan, dan
Dividen saham utama (prioritas) kumulatif yang
terakumulasi pada periode yang besangkutan, baik
dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
Rumus EPS dasar sebagai berikut :
EPS dasar =
Laba Bersih – Dividen
Saham Prioritas
Rata – rata tertimbang
saham yang beredar
Perhitungan Laba Per Saham Dilusian pada
dasarnya sama dengan perhitungan EPS Dasar,
perbedaan terletak pada hal – hal berikut :
Pertama, Laba bersih yang diperhitungkan adalah
laba bersih residual ditambah dividen dan bunga
(dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan
perubahan penghasilan dan beban yang
disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa.
Kedua, Jumlah rata – rata saham biasa yang
beredar ditambah rata – rata tertimbang saham
biasa yang akan beredar dengan asumsi semua
efek berpotensi saham biasa yang dilutif
dikonversikan menjadi saham biasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, Balai Pustaka, 1997; 239) dividen
didefinisikan sebagai :
1. Bagian laba atau pendapatan perusahaan
yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta
disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Sahan
(RUPS) untuk dibagikan kepada para
pemegang saham
Muklisiyah
2.
Sejumlah uang yang berasal dari hasil
keuantungan yang dibayarkan kepada
pemegang saham sebuah perseroan.
Dividen adalah pembagian laba
kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
saham yang dimiliki. Pembagian ini akan
mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia
bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan
kepada para pemilik memang adalah tujuan
utama suatu bisnis.
Definisi dividen menurut Baridwan
(2004; 430) adalah pembagian kepada pemegang
saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar
yang dimiliki. Semua keuntungan ataupun
kerugian yang diperoleh perusahaan selama
berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan
oleh direksi kepada para pemegang saham dalam
suatu rapat pemegang saham. Kebijakan
pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk
menentukan berapa besar bagian laba akan
dibagikan kepada para pemegang saham dan
akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya
diinvestasikan kembali.
Dividen merupakan nilai pendapatan
bersih perusahaan setelah pajak dikurangi
dengan laba ditahan (retained earnings) yang
ditahan sebagai cadangan perusahaan, dividen
merupakan kompensasi yang diterima oleh
pemegang saham, disamping capital gain.
Dividen ini untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan
dalam rapat umum anggota pemegang saham
dan jenis pembayarannya tergantung kepada
kebijakan pimpinan.
Dividen dilihat dari alat pembayarannya dibagi
menjadi tiga jenis yaitu:
1). Dividen tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan dividen yang
dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari
pemberian dividen dalam bentuk tunai adalah
untuk memacu kinerja saham dibursa efek,
yang juga merupakan return kepada para
pemegang saham. Dividen tunai merupakan
bentuk pembayaran yang paling banyak
diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan
dividen dalam bentuk tunai di perlukan
likuiditas.
2). Dividen saham (Stock Dividend)
Dividen saham merupakan dividen
yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan
dibagikannya dividen dalam bentuk saham
maka
akan
meningkatkan
likuiditas
perdagangan di bursa efek. Kemungkinan
perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya
Politeknik Cahaya Surya Kediri
46
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
dan dengan cara memperluas pemilikan dan
posisi likuiditas perusahaan yang tidak
memungkinkan membagikan dividen dalam
bentuk tunai.
3). Sertifikat dividen (Script Dividend)
Sertifikat dividen merupakan dividen
yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat
promes yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang menyatakan bahwa suatu waktu
sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk
uang. Jadi seandainya perusahaan ingin
membagikan dividen dalam bentuk tunai akan
tetapi perusahaan sedang mengalami
kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya
perusahaan bisa mengeluarkan sertifikat
untuk membayar dividen kepada pemegang
saham.
Kebijakan
pembagian
dividen
tergantung pada keputusan rapat umum
pemegang saham (RUPS). Kebijakan dividen
penting bagi perusahaan dengan dua alasan,
yaitu: 1. Pembayaran dividen mungkin akan
mempengaruhi nilai perusahaan yang
tercermin dari harga saham perusahaan
tersebut. 2. Laba ditahan biasanya merupakan
sumber dana internal yang terbesar dan
terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa
tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa
mengalami perubahan (ada kenaikan atau
penurunan) dari dividen yang dibagikan
sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip
(script), barang atau saham (modal saham).
Terdapat tiga macam tanggal yang
relevan dengan pembagian dividen yaitu: (1)
tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi
mengumumkan akan membayar dividen, (2)
tanggal pencatatan dividen, (3) tanggal
pembayaran dividen. Tanggal pencatatan adalah
batas tanggal untuk mendaftarkan nama pemilik
saham. Dividen dibayarkan kepada orang yang
tercatat sebagai pemilik saham pada tanggal
pencatatan. Kalau jual beli saham terjadi setelah
tanggal pencatatan, dividen tidak diterima oleh
pembeli saham. Sedangkan yang dimaksud dengan
tanggal pembayaran adalah tanggal saat dividen
dibayar.
Berbagai macam kebijakan dividen adalah sebagai
berikut :
1) Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan
kebijaksanaan dividen yang stabil, artinya jumlah
dividen per lembar yang dibayarkan setiap
tahunnya relatif tetap selama jangka waktu
tertentu meskipun pendapatan per lembar saham
Muklisiyah
per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini
dipertahankan untuk beberapa tahun, dan apabila
ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan
kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap
dan relatif permanen, barulah besarnya dividen
per lembar dinaikkan, dan dividen yang dinaikan
ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif
panjang. Alasan yang mendorong perusahaan
menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah
kebijakan dividen yang stabil dijalankan oleh suatu
perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada
investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang baik di masa masa mendatang.
Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi
perusahaan tersebut tidak mengurangi dividen
yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar
terhadap perusahaan tersebut lebih besar
dibandingkan
kalau
dividennya
dikurangi
pembayarannya. Dengan demikian manajemen
dapat mempengaruhi harapan para investor
melalui politik dividen yang stabil. Banyak
pemegang saham yang hidup dari pendapatan
yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan
sendirinya tidak akan menyukai adanya pembagian
dividen yang tidak stabil. Mereka lebih senang
membayar harga ekstra bagi saham yang akan
memberikan dividen yang sudah dapat dipastikan
jumlahnya. Pada banyak negara terdapat
ketentuan dalam pasar modalnya, bahwa
organisasi
atau
yayasan-yayasan
sosial,
perusahaan-perusahaan asuransi,
bank-bank
tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah Kota
Madya, dan lain-lain hanya diijinkan menanamkan
dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan
dividen yang stabil. Biasanya dalam pasar modal
ada daftar resmi yang memuat nama-nama
perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen
yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan
akan membayar dividennya secara tetap dan tidak
terganggu pembayarannya.
2)
Kebijakan pembayaran dividen dengan
penetapan jumlah minimal plus jumlah ekstra
tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah
minimal dividen per lembar saham setiap
tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih
baik maka perusahaan akan membayarkan dividen
ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Bagi
pemodal ada kepastian akan menerima jumlah
dividen yang minimal setiap tahunnya meskipun
keadaan keuangan perusahaan agak memburuk.
Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan baik
maka pemodal akan menerima dividen minimal
Politeknik Cahaya Surya Kediri
47
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
tersebut ditambah dengan dividen ekstra. Kalau
keadaan keuangan memburuk lagi maka yang
dibayarkan hanya dividen yang minimal saja.
3). Kebijakan dividen yang fleksibel
Perusahaan
menetapkan
besarnya
dividen tiap tahunnya disesuaikan dengan posisi
keuangan dan kebijakan financial dari perusahaan
yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi
maka besarnya dividen yang dibagikan relatif
tinggi, dan sebaliknya jika tingkat keuntungan
rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan
juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu
proporsional dengan tingkat keuntungan.
EPS merupakan nilai laba per saham biasa
yang beredar yang dimiliki oleh pemegang saham,
EPS merupakan pengejawantahan dari besarnya
laba yang dihasilkan oleh perusahaan dalam
menjalankan operasinya selama periode waktu
tertentu atas setiap saham biasa yang beredar,
dimana saham biasa ini merupakan konstribusi
pemilik perusahaan atas kepemilikan perusahaan
yang dapat menambah struktur modal perusahaan
hingga perusahaan mampu beroperasi dan
menghasilkan laba, atau dengan kata lain EPS
menunjukkan berapa besarnya laba dari setiap
lembar saham biasa yang beredar.Informasi
mengenai laba persaham dapat digunakan oleh
direksi perusahaan untuk menentukan besarnya
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang
saham atau pemilik perusahaan.
Informasi
mengenai laba persaham juga berguna bagi
investor untuk mengetahui perkembangan
perusahaan
5.
PENELITIAN TERDAHULU DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
Elizabeth (2000) dalam penelitiannya
yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan
laba tunai dengan dividen kas, dengan
menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank,
ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di
BEJ pada tahun 1992, 1993 dan 1994.
Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa
ada konsistensi hubungan yang signifikan dan
positif antara laba akuntansi dengan dividen kas.
Hermi (2004) dalam penelitiannya yang
menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas
operasi terhadap dividen kas pada perusahaan
perdagangan besar barang produksi di BEJ pada
periode 1999-2002. Hermi (2004) menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
laba bersih dengan dividen kas pada perusahaan
perdagangan besar barang produksi tahun 19992002.
Muklisiyah
Purnamasari (2009) meneliti pengaruh
Earning Per Share (EPS) terhadap Fluktuasi Harga
Saham di PT Gudang Garam, Tbk. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data EPS
dan harga saham tahun 2003 – 2007, hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara Earning Per
Share (EPS) terhadap Fluktuasi Harga Saham di PT
Gudang Garam, Tbk yang dibuktikan secara
empiris bahwa nilai signifikansi sebesar 0,131
jauh diatas taraf signifikansi yang telah
ditetapkan sebesar α = 5%
Perusahaan
dalam
menjalankan
operasinya membutuhkan modal, modal
perusahaan dapat diperoleh dari setoran pemilik
(pembelian saham) dan dari penjualan
(operasional).
Dalam
menjalankan
operasionalnya perusahaan berusaha untuk
memaksimumkan penjualan dan meminimumkan
biaya agar nilai laba bersih tinggi, nilai laba bersih
yang tinggi tentunya akan berdampak pada
besarnya pembayaran dividen kepada pemegang
saham, dan semakin besar laba perusahaan
tentunya akan bertambah pula nilai EPS.
Berdasarkan bukti – bukti empiris diatas
dan teori – teori yang telah dikemukaan
sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah :
H0
= Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Laba Per
Saham/ Earning Per Share (EPS)
terhadap Pembayaran Dividen
Kas (Cash Dividend) Kepada
Pemegang Saham Perusahaan
PT.
Bentoel
Internasional
Investama, Tbk Group.
HA
= Terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara Laba Per
Saham/ Earning Per Share (EPS)
terhadap Pembayaran Dividen
Kas (Cash Dividend) Kepada
Pemegang Saham Perusahaan
PT.
Bentoel
Internasional
Investama, Tbk Group.
6.
METODE PENELITIAN
Jenis data dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari situs resmi
Perusahaan PT. Bentoel Internasional Investama,
Tbk, yaitu www.bentoel.co.id. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis statistika yang berupa analisis regresi
sederhana dengan menggunakan bantuan
Politeknik Cahaya Surya Kediri
48
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
aplikasi statistik software SPSS 16.0. Pembahasan
dilakukan dengan menggunakan formula-formula
statistika untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antar variabel penelitian. Dua variabel
penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
bebas/ independent variable (Variabel X) dan
variabel terikat/ dependent variable (Variabel Y).
Variabel bebas adalah variabel yang bisa
dikontrol sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang mencerminkan respon dari variabel
bebas (Sujianto, 2009; 56). Dalam penelitian ini,
analisis regresi sederhana digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang
signifikan antara Ernings Per Share (variabel X)
terhadap pembayaran cash dividend (variabel Y)
di Perusahaan PT. Bentoel Internasional
Investama, Tbk.
Langkah – langkah teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Sujianto (2009; 58)
model persamaan dari analisis regresi
linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y=a+bX+e
Y
X
a
b
e
=
=
=
=
=
Dimana :
Cash Dividend
Earning Per Share
Konstanta
Koefisien Regresi
Variabel Pengganggu yang bersifat
random
2.
Melakukan Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji taraf
signifikansi dari pengaruh variabel bebas (X) EPS
terhadap variabel terikat dividen kas (Y). Adapun
langkah – langkah yang akan dilakukan adalah :
a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji
berdasarkan kajian teoritis dan hasil riset
terdahulu.
b. Menentukan level of signifikan (α) sebagai
dasar untuk menolak atau menerima
hipotesis yang dirumuskan, atau dengan kata
lain level of signifikan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh antara variabel bebas (X) EPS
terhadap variabel terikat dividen kas (Y).
Dalam penelitian ini level of signifikan (α)
ditentukan sebesar 5 % atau 0,05.
c. Pedoman yang digunakan :
Jika sig < α maka H0 ditolak, yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas (X) EPS terhadap
Muklisiyah
variabel terikat dividen kas (Y). Jika sig > α
maka H0 diterima, yang artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas (X) EPS terhadap variabel
terikat dividen kas (Y).
7.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada output pertama menunjukkan
bahwa variabel bebas yang dimasukkan adalah
Laba Per Saham/ Earning Per Share (EPS) dan tidak
ada variabel yang dikeluarkan (removed). Pada
output kedua SPSS (model summary) angka R
Square atau koefisien determinasi adalah 0, 967
artinya 96, 67 % dari variasi pembayaran dividen
kas bisa dijelaskan oleh Laba Per Saham/ Earning
Per Share (EPS), sedangkan sisanya yaitu 3, 33 %
dijelaskan oleh variabel lain yang belum dijelaskan
oleh model, tetapi nilai variabel ini sangat kecil.
Kontanta sebesar 2,638 menyatakan bahwa jika
tidak ada laba per saham maka jumlah
pembayaran dividen tunai adalah Rp 2,638.
Koefisien regresi sebesar 0,004 menyatakan
bahwa setiap penambahan (karena bertanda
positif) Rp 1 Laba Per Saham akan meningkatkan
jumlah pembayaran dividen tunai ke pemegang
saham biasa sebesar Rp 0,004, dan sebaliknya jika
laba persaham turun sebesar Rp 1 maka akan
menurunkan jumlah pembayaran dividen tunai ke
pemegang saham biasa sebesar Rp 0,004. Tanda
positif (+) dalam persamaan regresi diatas
menunjukkan hubungan yang searah, sedangkan
tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan
yang berbanding terbalik antara variabel bebas
pembayaran dividen tunai dengan laba per saham
sebagai variabel terikat.
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji
signifikansi 2 hal utama, yaitu ;
1. Signifikansi kontanta dan koefisien regresi
variabel independent (laba persaham) pada
model linear yang terbentuk.
2. Signifikansi pengaruh variabel independen
(laba per saham) terhadap variabel terikat
(pembayaran dividen tunai).
Persamaan regresi yang terbentuk sebagai berikut :
Y = 2,638 + 0,004 X atau
Pembayaran dividen tunai = 2,638 + 0,004 Laba
Per Saham
Persamaan regresi diatas selanjutnya
akan diuji apakah memang valid untuk
memprediksi variabel dependen, atau dengan
kata lain, akan dilakukan pengujian apakah laba
per saham/ earnings per share (EPS) PT. Bentoel
Politeknik Cahaya Surya Kediri
49
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
Internasional Investama, Tbk benar – benar bisa
digunakan
untuk
memprediksi
besarnya
pembayaran dividen tunai para pemegang saham
di PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. Nilai
signifikansi konstanta adalah sebesar 0,388, nilai
ini dibandingkan dengan taraf signifikansi 5%
maka nilai konstanta lebih besar dari taraf
signifikansi 5%, artinya koefisien regresi
konstanta tidak signifikan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kontanta sebesar 2,638
menyatakan bahwa jika tidak ada laba per saham
maka jumlah pembayaran dividen tunai adalah
Rp 2,638 adalah tidak signifikan, karena sig 0,388
> dari α = 5%. Nilai signifikansi koefisien regresi
variabel independen (ba persaham/ EPS) pada
model linear yang terbentuk adalah sebesar
0,003 nilai ini dibandingkan dengan taraf
signifikansi 5% maka nilai signifikansi koefisien
regresi variabel independent (laba persaham)
jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, artinya
koefisien regresi variabel independent (laba
persaham) signifikan. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi variabel independent
(laba persaham) pada model linear yang
terbentuk sebesar 0,004 yang menyatakan bahwa
setiap penambahan (karena bertanda positif) Rp
1 Laba Per Saham akan meningkatkan jumlah
pembayaran dividen tunai ke pemegang saham
biasa sebesar Rp 0,004, dan sebaliknya jika laba
persaham turun sebesar Rp 1 maka akan
menurunkan jumlah pembayaran dividen tunai ke
pemegang saham biasa sebesar Rp 0,004 adalah
signifikan, karena sig 0,003 < α = 5%.
Uji t juga digunakan untuk mengetahui
signifikansi pengaruh variabel independen (laba
per saham) terhadap
variabel terikat
(pembayaran dividen tunai). Nilai tingkat
signifikansi 0,003. Oleh karena probabilitas 0,003
jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang
digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,05 atau
α = 5%, maka hipotesis nol (H0) yang diajukan
dalam penelitian ini yang berbunyi “Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba
Per Saham/ Earning Per Share (EPS) terhadap
pembayaran dividen tunai” tidak dapat diterima
atau ditolak, artinya penelitian ini menerima HA
yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang
signifikan antara Laba Per Saham/ Earning Per
Share (EPS) terhadap pembayaran dividen tunai
kepada pemegang saham Perusahaan PT. Bentoel
Internasional Investama, Tbk”. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya
yang pernah dilakukan oleh Elizabeth (2000) dan
Hermi (2004).
Muklisiyah
8.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitiaan ini menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara besarnya
nilai laba per saham/ earnings per share (EPS)
dengan besarnya pembayaran dividen tunai
kepada para pemegang saham biasa di perusahaan
Bentoel Group. Penelitian ini membuktikan secara
empiris bahwa ternyata besarnya nilai laba per
saham/ earnings per share (EPS) perusahaan
Bentoel Group memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap besarnya dividen tunai yang dibayarkan
kepada para pemegang saham biasa, hasil
penelitian ini bisa digunakan acuan oleh Bentoel
Group dalam menentukan berapa jumlah dividen
yang akan dibagikan kepada pemegang saham
atau pemilik perusahaan. Hendaknya, Bentoel
dalam membagikan dividen kepada pemegang
saham harus sebanding atau proporsional dengan
nilai EPS, artinya semakin tinggi EPS maka semakin
tinggi pula nilai dividen kas yang dibayarkan, dan
sebaliknya, jika EPS menurun maka menurun pula
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
EPS dapat ditingkatkan nilainya dengan
meningkatkan volume penjualan bersih dan
dengan efisiensi biaya – biaya, baik biaya
operasional maupun non operasional, termasuk
harga pokok penjualan. Jika penjualan bersih tinggi
dan biaya (expenses) rendah, maka laba bersih
tinggi, jika laba bersih tinggi maka EPS tinggi dan
jika EPS tinggi kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen tunai kepada pemegang
saham juga tinggi. Jika return pemegang saham
yang terwujud dalam pembayaran dividen yang
kontinyu setiap tahun dan bernilai nominal tinggi
maka tingkat kepuasan pemegang saham sebagai
pemilik perusahaan juga tinggi. Selain itu, jika
kemampuan perusahaan dalam pembayaran
dividen tinggi maka akan banyak investor yang
berminat memiliki saham Bentoel, dengan
semakin banyaknya permintaan maka harga pasar
saham juga akan meningkat, dua hal ini tentunya
akan berdampak pada modal konstribusi
pemegang saham yang bisa menambah nilai
modal/ ekuitas perusahaan.
Setelah melakukan penelitian ini,
maka peneliti menyarankan kepada peneliti
berikutnya yang akan mengambil tema penelitian
setopik antara lain sebagai berikut :
Politeknik Cahaya Surya Kediri
50
Cahaya Aktiva Vol. 01 No. 01, September 2011
Muklisiyah
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2004 Intermediate Accounting, BPFE UGM Yogyakarta
Depdikbud RI, 1995Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Cetakan ke Sembilan, Edisi 2, Balai Pustaka
Jakarta,
Dermawan, Elizabeth Sugiarto, 2000, Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan dividen Kas”, Jurnal
Akuntansi Universitas Tarumanegara.
Hermi, Hubungan Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Perdagangan Besar Barang Produksi Di BEJ Pada Periode 1999-2002”, Media Riset
Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.4, No.3, Desember 2004, Hal 247-257.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2004”, Diterbitkan untuk IAI,
Salemba Empat Jakarta, 2004
Purnamasari, Yeni, Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Fluktuasi Harga Saham di PT Gudang
Garam, Tbk” Tugas Akhir Politeknik Cahaya Surya Kediri, Tahun 2009.
Sujianto, Agus Eko, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.00, Prestasi Pustaka Jakarta, 2009
www.bentoel.co.id
www.wikipedia.org
Politeknik Cahaya Surya Kediri
51
Download