Kepmen No.53-2000

advertisement
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 53 TAHUN 2000
TENTANG
GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH,
Menimbang : a. bahwa terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang ditentukan oleh
tingkat kesejahteraan keluarga perlu dilakukan oleh seluruh komponen
bangsa secara bersama-sama, terpadu, terencana dan berkelanjutan;
b. bahwa untuk terwujudnya keluarga yang sejahtera, maka kegiatan
pembinaan kesejahteraan keluarga perlu ditingkatkan dan diintensifkan
menjadi Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga;
c. bahwa Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga perlu
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 35 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3475);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom;
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang
Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa.
Memperhatikan : 1. Hasil Kesepakatan Temu LKMD Tingkat Nasional di Bandung
tanggal 18-21 Juli 2000;
2. Kesepakatan Rapat Kerja Nasional Luar Biasa PKK di Bandung
Tanggal 31 Oktober - 2 Nopember 2000;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH
TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
(1) Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, selanjutnya disingkat PKK,
adalah gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, dengan
perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia,
sejahtera, maju dan mandiri;
(2) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami
istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya;
(3) Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup mental spiritual dan fisik material yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mana Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan;
(4) Kesejahteraan Keluarga adalah kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat
hidup layak sebagai manusia yang bermartabat;
(5) Program pokok PKK adalah program dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk
terwujudnya kesejahteraan keluarga;
(6) Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan,
yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak
pada masing-masing tingkat pemerintahan untuk terlaksananya program PKK;
(7) Badan Penyantun Tim Penggerak PKK adalah Badan Pendukung Program PKK;
(8) Kelompok PKK adalah kelompok-kelompok yang berada dibawah Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan yang dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan atau kegiatan;
(9) Kelompok Dasa Wisma adalah Kelompok yang terdiri dari 10-20 kepala keluarga,
diketuai oleh salah seorang ketua yang dipilih, sebagai kelompok potensial terdepan
dalam pelaksanaan program PKK.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan lahir
bathin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri,
hidup dalam suasana harmonis yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa;
Pasal 3
Sasaran Gerakan PKK adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan yang perlu ditingkatkan
dan dikembangkan kemampuan dan kepribadian dalam bidang:
(1) Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota
masyarakat dan warga negara dinamis dan bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;
(2) Fisik material, yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja
yang layak serta lingkungan hidup yang lestari melalui peningkatan pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan.
BAB III
PROGRAM GERAKAN PKK
Pasal 4
(1) Program Pokok Gerakan PKK meliputi :
a. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;
b. Gotong Royong;
c. Pangan;
d. Sandang;
e. Perumahan dan tata laksana rumah tangga;
f. Pendidikan dan keterampilan;
g. Kesehatan;
h. Pengembangan kehidupan berkoperasi;
i. Pelestarian lingkungan hidup;
j. Perencanaan sehat.
(2) Rincian kegiatan dari program pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dijabarkan oleh TP. PKK, sesuai situasi kondisi dan prioritas kebutuhan masyarakat
setempat dan dukungan dari sumber daya yang ada.
BAB IV
PERANSERTA MASYARAKAT, LEMBAGA MASYARAKAT,
LEMBAGA PEMERINTAH, DUNIA USAHA DAN
LEMBAGA INTERNASIONAL
Pasal 5
Untuk mengoptimalkan kegiatan gerakan PKK perlu dukungan masyarakat, lembaga
masyarakat, lembaga pemerintah, dan dunia usaha yang bekerja sama dalam bentuk
kemitraan sebagai tanggung jawab sosial seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan
kesejahteraan keluarga.
Pasal 6
Pelaksanaan kegiatan Gerakan PKK dapat dilakukan bekerjasama dengan lembagalembaga asing/internasional, dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
Bagian Pertama
Pengorganisasian Pelaksanaan
Pasal 7
(1) Untuk menggerakkan, memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
Gerakan PKK dibentuk Tim Penggerak PKK di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan;
(2) Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dapat membentuk kelompok PKK bersadarkan
kewilayahan atau kegiatan, serta membentuk kelompok Dasawisma;
(3) Sebagai kelompok potensial terdepan dalam pelaksanaan program PKK masyarakat
dapat membentuk kelompok Dasawisma.
Pasal 8
(1) Tim Penggerak PKK beranggotakan unsur-unsur masyarakat yang mau, mampu dan
peduli terhadap usaha pemberdayaan dan kesejahteraan kcluarga;
(2) Keanggotaan seseorang dalam Tim Penggerak PKK bersifat perorangan dan tidak
mewakili suatu organisasi atau lembaga;
Pasal 9
(1) Di Pusat, Ketua Umum Tim Penggerak PKK adalah Istri Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah;
(2) Di Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan, Ketua Tim Penggerak PKK adalah Istri
Gubernur, Istri Bupati/Walikota dan Istri Camat;
(3) Di Desa/Kelurahan Ketua Tim penggerak PKK adalah Tokoh masyarakat, yang
mekanisme pemilihan dan pengangkatannya diserahkan kepada daerah masing-masing;
(4) Dalam hal Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Gubernur, Bupati/Walikota, dan
Camat adalah perempuan, maka Ketua Umum dan Ketua Tim Penggerak PKK ditunjuk
oleh pejabat yang bersangkutan.
Pasal 10
(1) Keanggotaan Tim Penggerak PKK Pusat ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah;
(2) Keanggotaan Tim Penggerak PKK Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan
Kepala Desa/Kepala Kelurahan.
(3) Istri Kepala Desa/Kepala Kelurahan, sebagai Fasilitator Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan
Pasal 11
Untuk mendukung pelaksanaan program Gerakan PKK perlu dibentuk Badan Penyantun di
setiap tingkat kepengurusan Tim Penggerak PKK.
Pasal 12
Susunan keanggotaannya Badan Penyantun Tim Penggerak PKK adalah :
(1) Di Pusat, diketuai oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan anggota
terdiri dari para pimpinan instansi dan lembaga yang membidangi tugas-tugas
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, serta para tokoh masyarakat.
(2) Di Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan, diketuai oleh Gubernur,
Bupati/Walikota, Camat dan Kepala Desa/Kepala Kelurahan dengan anggota terdiri dari
para pimpinan instansi dan lembaga yang membidangi tugas-tugas pemberdayaan dan
kesejahteraan keluarga serta para tokoh masyarakat.
Pasal 13
(1) Di Pusat, keanggotaan Badan Penyantun ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah;
(2) Di Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan keanggotaan Badan
Penyantun Tim Penggerak PKK ditetapkan oleh Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan
Kepala Desa/Kepala Kelurahan.
Pasal 14
(1) Hubungan kerja antar Tim Penggerak PKK bersifat konsultatif dan koordinatif;
(2) Hubungan kerja antar Tim Penggerak PKK dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
lainnya yang memiliki kepedulian terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
sebagai misi universal, bersifat kemitraan;
(3) Hubungan kerja antara Tim Penggerak PKK dengan Badan Penyantun bersifat
konsultatif.
Bagian Kedua
Sumber Pembiayaan Kegiatan Gerakan PKK
Pasal 15
Kegiatan Gerakan PKK dibiayai oleh :
(1) Swadaya gotong royong masyarakat;
(2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
(3) Sumber dana luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(4) Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Bagian Ketiga
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pasal 16
(1) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Gerakan PKK dilakukan
oleh Tim Penggerak PKK Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan;
(2) Sistem Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan gerakan PKK
ditetapkan oleh Tim Penggerak PKK berdasarkan hasil musyawarah.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh Ketua Umum
Tim Penggerak PKK.
Pasal 18
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun
1984 tentang Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Desember 2000
MENTERI DALAM NEGERI DAN
OTONOMI DAERAH
ttd,
SURJADI SOEDIRDJA
TEMBUSAN :
Surat Keputusan ini disampaikan kepada
1. Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia;
2. Yth. Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Yth. Sdr. Para Menteri Kabinet Persatuan Nasional;
4. Yth. Sdr. Pimpinan Lembaga Non Departemen;
5. Yth. Sdr. Para Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal dan
Kepala Badan dalam lingkungan masing-masing Departemen;
6. Yth. Sdr. Gubernur seluruh Indonesia;
7. Yth. Sdr. Bupati/Walikota seluruh Indonesia.
Download