kementerian keuangan republik indonesia salinan

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-25/BC/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI
BARANG
DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
Pada Kementerian Keuangan, perlu mengatur kembali
mengenai pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak
pada Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
b.
bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan pengujian
laboratoris, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai
petunjuk pelaksanaan pengujian laboratoris di Balai
Pengujian dan Identifikasi Barang;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu menetapkan kembali Peraturan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengujian Laboratoris dan Identifikasi Barang
di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
: 1.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612), sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 39 tahun 2007 (Lembaran Negara tahun
2007 nomor 105, Tambahan Lembaran negara nomor
4755);
Undang-undang
Nomor
20
Tahun
1997
tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2013 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007
tentang Pengawasan Terhadap Impor Atau Ekspor Barang
Larangan Dan/Atau Pembatasan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
TENTANG
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI
PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006.
2. Pengujian dan Identifikasi adalah pengujian laboratoris
dan identifikasi barang di Balai Pengujian dan Identifikasi
Barang.
3. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang selanjutnya
disingkat dengan BPIB adalah Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Contoh Barang adalah barang yang mewakili keseluruhan
barang yang akan dimintakan pengujian laboratoris.
5. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan diluar
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
7. Kantor Pusat adalah kantor pusat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
8. Instansi Vertikal adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang meliputi Kantor Wilayah,
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPUBC), Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC).
9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat dengan
UPT adalah unit pelaksana teknis pada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
10. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya
disingkat dengan PNBP adalah penerimaan Negara bukan
pajak atas jasa pengujian laboratoris pada BPIB.
Pasal 2
Pengujian laboratoris dilakukan atas Contoh Barang
berdasarkan surat permohonan yang diajukan oleh :
a. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melip`uti Kantor
Pusat, Instansi Vertikal dan UPT; dan
b. Pengguna Jasa.
Pasal 3
Contoh Barang yang dikirim sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2 huruf (b), ditujukan untuk kepentingan pelayanan dan
pengawasan kepabeanan dan cukai yang meliputi :
a. barang yang diajukan untuk Pre Entry Classification;
b. barang yang diajukan untuk proses keberatan dan
banding;
c. barang yang diajukan untuk keperluan audit;
d. barang yang diajukan untuk keperluan penyelidikan,
penindakan dan penyidikan;
e. barang yang diajukan untuk pelayanan kepabeanan dan
cukai; atau
f.
barang yang diajukan untuk keperluan lain yang oleh
Pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dianggap perlu.
Pasal 4
Barang yang dikirim oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
untuk pengujian di BPIB dilakukan secara selektif berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen resiko, meliputi :
a. perbedaan pembebanan tarif bea masuk, bea keluar dan
cukai;
b. barang yang termasuk sebagai barang larangan dan/atau
pembatasan; dan
c. barang-barang untuk keperluan lain yang dianggap perlu.
Pasal 5
Para Pengguna Jasa dapat mengirim Contoh Barang kepada
BPIB untuk dilakukan pengujian laboratoris.
Pasal 6
(1) Pengiriman Contoh Barang dapat dilakukan melalui:
a. Petugas Bea dan Cukai;
b. PT. Pos Indonesia;
c. Perusahaan Jasa Pengiriman Barang; atau
d. menyerahkan secara langsung ke kantor BPIB.
(2) Pengajuan dan pengiriman Contoh Barang untuk
dilakukan Pengujian dan Identifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dilakukan dengan menyerahkan
Surat Pengajuan Contoh Barang dengan dilampiri
dokumen pelengkap pabean sesuai contoh format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(3) Tata cara pengajuan Pengujian dan Identifikasi serta
jangka waktu penyelesaian Pengujian dan Identifikasi
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Pengiriman Contoh Barang untuk pengujian laboratoris
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan dengan
mengisi Formulir Permohonan Pengujian dengan dilampiri
dokumen pelengkap sesuai format sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 7
(1) Hasil Pengujian dan Identifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dituangkan dalam Surat Hasil Pengujian
dan
Identifikasi
Barang
(SHPIB)
sesuai
contoh
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(2) Hasil pengujian laboratoris sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dituangkan dalam Sertifikat Hasil Analisa (SHA)
sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 8
(1) Terhadap pelayanan pengujian laboratoris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dikenakan pungutan berupa
PNBP dengan tarif sesuai ketentuan peraturan perundangundangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak.
(2) Pelayanan pengujian laboratoris sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibebankan kepada Pengguna Jasa sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Penerimaan Negara Bukan Pajak
(3) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dijabarkan berdasarkan parameter instrumen/metode yang
digunakan dalam pengujian laboratoris sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VI yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 9
(1) Dalam hal BPIB tertentu tidak memiliki ketersediaan alat
pengujian, BPIB tersebut dapat meminta kepada BPIB lain
atau dapat mensubkontrakan kepada balai pengujian lain
untuk
melakukan
pengujian
laboratoris
dengan
mengirimkan Contoh Barang.
(2) Pungutan PNBP atas pengujian laboratoris sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPIB yang
mengirimkan Contoh Barang.
Pasal 10
Tata cara pembayaran dan penyetoran PNBP atas jasa
pengujian laboratoris dilaksanakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai
berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
PER-13/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengujian
Laboratoris dan Identifikasi Barang di Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 12 September 2013
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
(KOP SURAT)
SURAT PENGAJUAN CONTOH BARANG
No: SYth.
Kepala Balai PIB....................
Jl..........................................
di.................
Sehubungan dengan keperluan pengujian laboratoris di Laboratoris Balai
Pengujian dan Identiflkasi Barang, dengan ini kami ajukan contoh barang
dimaksud dengan data sebagai berikut:
Dokumen
No/ tanggal
Pengguna jasa
NPWP
I.
:
:
:
:
PIB/PEB/……………………..
………………………………..
Importir/ eksportir/ ………….
………………………………..
Identitas Contoh Barang
No
Nama
(diberitahukan)
HS
(diberitahukan)
Jumlah/Jenis
Kemasan
N/A
Bentuk/Warna/
Bau
II. Alasan Pengujian yang Diinginkan
III. Data Pengujian yang Diinginkan
IV. Dokumen yang Dilampirkan
PIB/PEB/…..
Invoice / Packing List
Berita Acara Pengambilan Contoh Barang
Lembar Hasil Pemeriksaan
Certificate of Analysis / Material Safety Data Sheet
Data-data lain yang dipandang perlu
V. Catatan:
…………,...…………………………
Kepala Kantor
atau
Kepala Bidang Terkait
atau
Kepala Sub-Direktorat Terkait
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
TATA CARA PENGAJUAN DAN PENGIRIMAN CONTOH BARANG SERTA JANGKA
WAKTU PENYELESAIAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI
BARANG
I.
Kantor Pusat, Instansi Vertikal dan UPT di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai :
a. Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan, Kepala Kantor
Pengawasan dan Pelayanan, Kepala Sub Direktorat, Kepala Bidang, Pejabat
Pemeriksa Dokumen, Kepala Seksi Pabean atau pejabat lain yang ditunjuk
membuat Surat Pengajuan Contoh Barang;
b. Menyerahkan Surat Pengajuan Contoh Barang (SPCB) dan dokumen
pelengkap pabean berupa : dokumen dasar, invoice, packing list, Berita
Acara Pengambilan Contoh Barang, Lembar Hasil Pemeriksaan, Certificate of
Analysis/Material Safety Data Sheet dan data-data lain yang dipandang
perlu kepada Balai Pengujian dan Identifikasi Barang di wilayah kerjanya;
c. Menyegel contoh barang dan membuatkan berita acara penyegelan dan
membukukan nomor, tanggal dan keterangan lainnya dalam catatan
tersendiri;
d. Membuat catatan khusus pada SPCB apabila menginginkan contoh barang
yang akan diujikan atau diidentifikasikan dikembalikan;
e. Pegawai Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPUBC, KPPBC dan UPT,
mengirimkan contoh barang beserta surat dan meminta tanda bukti
penerimaan dari petugas penerimaan contoh barang di BPIB;
f. Pengiriman contoh barang yang dilakukan melalui Kantor Pos atau
perusahaan jasa pengiriman barang harus terlebih dahulu dimintakan tanda
terima yang menyatakan bahwa contoh barang dalam keadaan tersegel pada
waktu diterima oleh petugas pos atau perusahaan jasa pengiriman barang
yang bersangkutan;
g. Menerima pemberitahuan dari BPIB tentang kekurangan data atau contoh
barang yang akan dilakukan pengujian dan identifikasi;
h. Melengkapi data atau contoh barang dan mengirimkannya kembali ke BPIB
dengan menggunakan SPCB sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan
menambahkan keterangan pengiriman kembali tersebut pada baris catatan;
i. Menerima Surat Hasil Pengujian dan Identifikasi Barang (SHPIB) dari BPIB
dan contoh barang dalam hal diperlukan.
II. Pengguna jasa :
a. Pengguna jasa mengisi Formulir Permohonan Pengujian (FPP) yang
disediakan BPIB;
b. Membuat catatan khusus pada FPP apabila yang bersangkutan
menginginkan contoh barang yang diujikan untuk dikembalikan;
c. Pengiriman contoh barang dapat dilakukan melalui Kantor Pos, perusahaan
jasa pengiriman barang atau diantarkan langsung ke BPIB;
d. Pengguna jasa mengirimkan contoh barang beserta FPP, membayar lunas
jasa pengujian laboratoris berdasarkan tarif Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku dan menerima tanda bukti penerimaan dari petugas
penerima contoh barang di BPIB dan bukti pembayaran dari Bendahara
Penerimaan;
e. Pengujian laboratoris dilaksanakan setelah semua syarat administrasi telah
diselesaikan;
f. Menerima Surat Hasil Analisa (SHA) dari BPIB beserta contoh barang dalam
hal diperlukan.
III. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
a. Menerima Surat pengajuan dan berkas lainnya serta contoh barang dari
Kantor Pusat, Instansi Vertikal dan UPT Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
dan pengguna jasa;
b. Memeriksa kelengkapan surat pengajuan dan berkas yang dilampirkannya
serta memeriksa segel contoh barang;
c. Mengembalikan secara tertulis berkas dan atau contoh barang apabila dari
hasil pemeriksaan kedapatan kurang lengkap atau segel dalam keadaan
rusak;
d. Memberikan tanda bukti penerimaan yang berisi tanggal penerimaan yang
merujuk kepada nomor dan tanggal surat pengajuan;
e. Melakukan pengujian dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja per contoh
barang (kecuali untuk pelumas dan produknya) sejak surat permohonan
pengujian diterima, dengan syarat surat permohonan pengujian telah
dilengkapi dengan dokumen pendukung, metode pengujian tersedia,
alat/instrumen dalam keadaan baik/stand by, dan bahan/pereaksi tersedia;
f. Dalam hal diperlukan pengujian mendalam atau diperlukan keterangan
tambahan oleh BPIB atau tambahan contoh barang, Kepala Seksi Pelayanan
Teknis BPIB memberitahukan secara tertulis dalam jangka waktu 2 (dua)
hari kerja kepada pejabat pada kantor yang bersangkutan atau pengguna
jasa tentang kekurangan tersebut;
g. Menerbitkan, mengadministrasikan, dan mengirimkan SHPIB;
h. Menerbitkan, mengadministrasikan dan mengirimkan SHA serta surat
pengantar.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
AGUNG KUSWANDONO
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG
FORMULIR PERMOHONAN PENGUJIAN
Nomor : ……../…………..
Nama Pemohon
: ……………………………………………………………..
Alamat
: ……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
No. Telp./Fax
: ……………………………………………………………..
Jenis Contoh
: ……………………………………………………………..
Jumlah Contoh
: ……………………………………………………………..
No
Nama Contoh
Instrumen/Metode Uji
Tarif PNBP
Total
……….…,……………………
Diterima Oleh
…………………………
NIP.
Pemohon,
………………………………..
Lembar 1 untuk Proses pengujian
Lembar 2 untuk Arsip
Lembar 3 untuk Pemohon
Ket: Apabila Sertifikat Hasil Analisa (SHA) tidak diambil dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, maka sudah tidak
menjadi tanggung jawab kami
Salinan sesuai dengan
aslinya,
Sekretaris Direktorat
Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
KOP SURAT
Nomor
Sifat
Lampiran
Hal
: S/
/BPIB/
:
: : Hasil Pengujian dan Identifikasi Barang
(tanggal, bulan tahun)…..
Yth……………………
………………………..
Sehubungan dengan surat aju laboratoris Saudara Nomor ….tanggal…., yang
diterima pada tanggal… perihal tersebut pada pokok surat, dengan ini disampaikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Identitas contoh aju berdasarkan surat aju/ nomor pendaftaran ... tanggal ...,
(Importir/Eksportir):
No.
Uraian Barang
Merek
Tipe
Bentuk Fisik
No. HS
2. Identitas contoh aju yang diterima oleh laboratoris :
No.
Uraian Barang
Merek
Tipe
Bentuk Fisik
3. Informasi yang dibutuhkan:
......................................................................................................................
4. Deskripsi hasil Pengujian dan Identifikasi:
........................................................................................................................................
.........................……………………………………………………………………………………………
5. Kesimpulan dan Pendapat:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
6. Hasil pengujian dan identifikasi sebagaimana tersebut di atas hanya berlaku untuk
contoh yang diuji.
Demikian disampaikan agar Saudara maklum.
Kepala Balai
…………………..
NIP
Tembusan:
Halaman ….dari ….
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
KOP SURAT
SERTIFIKAT HASIL ANALISA
Nomor : S-…….-SHA/……../………/…..
Nama Contoh Uji
Merk Contoh Uji
Tipe Contoh Uji
Pengirim
Alamat Pengirim
No. Telp./Fax
No./Tgl Surat Pengajuan
Tanggal Diterima
Tanggal Selesai
I.
II.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
Uji Pendahuluan : …………………………………………….
Hasil Analisa
No.
:
Parameter Uji
Metode /Instrumen
Dikeluarkan di :
Tanggal :
Manajer Teknis/KSPT,
..........................
NIP
NB :
Hasil pemeriksaan hanya berlaku
untuk contoh yang diperiksa
Halaman 1 dari 1
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER/BC/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN
LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN
IDENTIFIKASI BARANG
BIAYA PENGUJIAN LABORATORIS BERDASARKAN INSTRUMEN/METODE PENGUJIAN
No.
Instrumen/Metode
Satuan
Tarif
(Rp)
1.
Fourier Transform Infra Red (FTIR) secara kualitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
2.
Fourier Transform Infra Red (FTIR) secara kuantitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
3.
Fourier Transform Infra Red (FTIR) Raman secara
kualitatif
Per Contoh Uji
100.000,00
4.
X-Ray Fluoroscence (XRF) secara kuantitatif
Per Contoh Uji
350.000,00
5.
X-Ray Diffraction (XRD) secara kualitatif
Per Contoh Uji
250.000,00
6.
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) secara kuantitatif
Per Contoh Uji
250.000,00
7.
High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
secara kuantitatif
Per Contoh Uji
300.000,00
8.
Thermo Gravimetry-Differential Thermal Analyzer
(TG-DTA) secara kuantitatif
Per Contoh Uji
250.000,00
9.
Surface Area Analyzer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
250.000,00
10.
Auto pycnometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
11.
Mikroskop secara kualitatif
Per Contoh Uji
100.000,00
12.
Mikroskop Metalurgi secara kualitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
13.
Polarimeter secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
14.
Refraktometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
15.
UV-Vis Spectrophotometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
16.
Optical Emission Spectroscopy (OES) secara kuantitatif
Per Contoh Uji
300.000,00
17.
Scanning Electron Microscopy-Energy Dipersive
Spectroscopy (SEM-EDAX) secara kualitatif-kuantitatif
Per Contoh Uji
600.000,00
18.
Gas Chromatography-Flame Ionization Detector (GS-FID)
secara kualitatif
Per Contoh Uji
300.000,00
19.
Gas Chromatography-Flame Ionization Detector (GS-FID)
secara kuantitatif
Per Contoh Uji
300.000,00
20.
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) secara
kuantitatif
Per Contoh Uji
400.000,00
21.
Flash Point secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
22.
Oil Content secara kuantitatif
Per Contoh Uji
300.000,00
23.
Densitymeter secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
24.
Penetrometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
25.
Viscometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
Instrumen/Metode
26.
Surface Tensionmeter secara kuantitatif
Per Contoh Uji
75.000,00
27.
Densometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
75.000,00
28.
Konduktometer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
29.
Soft Solid Tester secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
30.
Auto Destillation Tester secara kuantitatif
Per Contoh Uji
200.000,00
31.
Melting Point Tester secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
32.
Dropping Point Tester secara kuantitatif
Per Contoh Uji
50.000,00
33.
Kjeldahl Analyzer secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
34.
Kimia Fisik secara kualitatif
Per Contoh Uji
100.000,00
35.
Titrasi secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
36.
Kimia Fisik Lainnya secara kuantitatif
Per Contoh Uji
150.000,00
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Umum
Satuan
Tarif
No.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
Indrajati Martini
NIP 19650315 198601 2 001
(Rp)
Download