BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR Mikrokontroler adalah alat yang berfungsi untuk mengontrol dalam bentuk yang kecil, di sini mikrokontroler memiliki memori sendiri, serta proses-proses yang dapat berdiri sendiri. Mikrokontroler dapat diberikan suatu program yang bekerja sesuai dengan keinginan pengguna. Sehingga ketika mikrokontroler dihubungkan dengan input dan output alat yang lain, pengguna juga dapat mengontrol alat tersebut. Dengan ini mikrokontroler dapat menjadi otak dari alatalat yang lain. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. AVR dikelompokkan ke dalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx. Dari semua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran on-board memori, on-board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan mereka bisa dikatakan hampir sama. 6 7 Gambar 2.1 Blok Diagram AVR 2.1.1. ATMega 32L Gambar 2.2 ATMega 32L 8 Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATMega 32L Keterangan pin ATMega32L : • VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. • GND merupakan pin ground • Port A (PA0...PA7) Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus diatur terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, semua pin 9 port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter. • Port B (PB0...PB7) Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.1 Konfigurasi Port B ATMega32L Port Pin Fungsi Khusus PB0 T0 = timer/counter 0 eksternal counter input PB1 T1 = timer/counter 0 eksternal counter input PB2 AIN0 = analog comparator positif input PB3 AIN1 = analog comparator negatif input PB4 SS = SPI slave select input PB5 MOSI = SPI bus master output / slave input PB6 MISO = SPI bus master input / slave output 10 Port Pin Fungsi Khusus PB7 SCK = SPI bus serial clock • Port C (PC0...PC7) Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai osilator untuk timer/counter 2. • Port D (PD0...PD7) Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin 11 memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.2 Konfigurasi Port D ATMega32L Port Pin Fungsi Khusus PD0 RDX (UART input line) PD1 TDX (UART output line) PD2 INT0 ( eksternal interrupt 0 input ) PD3 INT1 ( eksternal interrupt 1 input ) PD4 OC1B (Timer/Counter 1 output compare B match output) PD5 OC1A (Timer/Counter 1 output compare A match output) PD6 ICP (Timer/Counter 1 input capture pin) PD7 OC2 (Timer/Counter 2 output compare match output) • RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler • XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal • AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC • AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC 12 2.1.2. Komunikasi Serial Komunikasi serial adalah salah satu fitur dari mikrokontroler AVR. Komunikasi serial biasa disebut dengan USART (Universal Synchronous Asynchronous Receive Transmit). Komunikasi serial ditujukan untuk mengkomunikasikan dua buah device, ditujukan agar mikrokontroler dapat berhubungan dengan dunia luar. Seperti mikrokontroler dengan komputer, mikrokontroler dengan GPS, mikrokontroler dengan modem, dan masih banyak device lainnya. Kedua device tersebut biasanya disebut DTE (Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Communications Equipment). Komunikasi serial mempunyai dua mode yaitu : a) Sinkron Sinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan perlu adanya sinkronisasi clock diantara kedua device yang sedang berkomunikasi. Sehingga saat transmiter hendak mengirimkan data, maka harus disertai clock untuk sinkronisasi antara transmiter dengan receiver. b) Asinkron Asinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan tidak perlu adanya clock, tetapi perlu diinisialisasi kecepatan pengiriman data antara kedua device harus sama. Sehingga kedua device antara transmiter dan receiver telah mempunyai 13 standar yang telah disepakati terlebih dahulu. Biasanya hal yang disepakati adalah baudrate. Baudrate adalah kecepatan pengiriman simbol pada kedua device. Sehingga ketika kedua device mempunyai baudrate yang sama maka kedua device dapat mengirim dan menerima data dengan benar. Gambar 2.4 Konfigurasi antara DTE dan DCE Komunikasi UART 2.1.3. SFR (Special Function Register) SFR merupakan register yang perlu diperhatikan jika mikrokontroler ingin digunakan beberapa fiturnya, misalnya interrupt eksternal, timer, serial, dan lain-lain. Berikut adalah SFR yang digunakan pada sistem : • SFR Berkaitan dengan Interrupt Eksternal 1. MCUCR MCUCR merupakan salah satu register yang penting untuk mengaktifkan input-an dari interrupt eksternal. Yang 14 digunakan adalah ISC11 dan ISC10 untuk interrupt eksternal satu dan ISC01 dan ISC00 untuk interrupt eksternal 0. Gambar 2.5 Format Register MCUCR Tabel 2.3 Keterangan Register MCUCR (ISC11-ISC10) ISC11 ISC10 Description 0 0 The Low Level of INT1 generates an interrupt request 0 1 Any Logical change of INT1 generates an interrupt request 1 0 The falling edge of INT1 generates an interrupt request 1 1 The rising edge of INT1 generates an interrupt request Tabel 2.4 Keterangan Register MCUCR (ISC01-ISC00) ISC01 ISC00 Description 0 0 The Low Level of INT0 generates an interrupt request 0 1 Any Logical change of INT0 generates an interrupt request 1 0 The falling edge of INT0 generates an interrupt request 1 1 The rising edge of INT0 generates an interrupt request 15 2. SREG SREG merupakan register untuk mengaktifkan interrupt, dimana dalam pengaktifannya akan digunakan asm(sei), yang akan mengaktifkan I sehingga memiliki nilai satu, berfungsi untuk mengaktifkan seluruh interrupt. Gambar 2.6 Format Register SREG 3. GICR GICR merupakan register yang difungsikan untuk mengaktifkan interrupt yang ingin digunakan, jika ingin menggunakan interrupt, harus diset menjadi logika 1. Gambar 2.7 Format Register GICR 4. GIFR GIFR merupakan register yang menandakan jika terjadi adanya interrupt. Ketika interrupt terjadi, maka nilai INTFX akan berubah menjadi 1 dan ketika telah selesai maka otomatis nilai INTFX akan kembali menjadi nol atau untuk 16 penghapusannya dapat ditembakan nilai 0xC0 dalam heksa desimal, sehingga ketika ditembakkan satu oleh mikrokontroler maka nilainya akan dijadikan nol. Gambar 2.8 Format Register GIFR • SFR Berkaitan dengan Interrupt Timer 1. TCCR0 Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan digunakan dimana yang akan digunakan adalah CS02, CS01, CS00. Gambar 2.9 Format Register TCCR0 Tabel 2.5 Keterangan Register TCCR0 CS02 CS01 CS00 Description 0 0 0 No clock source (Timer/Counter stopped) 0 0 1 clkI/O / (No prescaling) 0 1 0 clkI/O /8 (No prescaling) 17 CS02 CS01 CS00 Description 0 1 1 clkI/O /64(No prescaling) 1 0 0 clkI/O /256(No prescaling) 1 0 1 clkI/O /1024(No prescaling) 1 1 0 External clock source on T0 pin. Clock on falling edge 1 1 1 External clock source on T0 pin. Clock on rising edge 2. TCNT0 Register TCNT0 ini berfungsi untuk melakukan perhitungan sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow maka fungsi interrupt timer akan dijalankan. Gambar 2.10 Format Register TCNT0 3. OCR0 Register OCR0 merupakan register yang digunakan untuk melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai OCR0 sama dengan TCNT0 maka akan menjalankan interrupt perbandingan. 18 Gambar 2.11 Format Register OCR0 4. TCCR1B & TCCR1A Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan digunakan dimana yang akan digunakan adalah CS12, CS11, CS10. Gambar 2.12 Format Register TCCR1B Gambar 2.13 Format Register TCCR1A Tabel 2.6 Keterangan Register TCCR1B CS12 CS11 CS10 Description 0 0 0 No clock source (Timer/Counter stopped) 0 0 1 clkI/O / (No prescaling) 0 1 0 clkI/O /8 (No prescaling) 0 1 1 clkI/O /64(No prescaling) 1 0 0 clkI/O /256(No prescaling) 19 CS12 CS11 CS10 Description 1 0 1 clkI/O /1024(No prescaling) 1 1 0 External clock source on T1 pin. Clock on falling edge 1 1 1 External clock source on T1 pin. Clock on rising edge 5. TCNT1H & TCNT1L Register TCNT1 ini berfungsi untuk melakukan perhitungan sampai overflow. Di mana ketika terjadi overflow maka fungsi interrupt timer akan dijalankan. Timer 1 ini memiliki nilai yang lebih besar dari timer yang lain yaitu sebesar 4 byte. Gambar 2.14 Format Register TCNT1H dan TCNT1L 6. OCR1AH & OCR1AL OCCR1AH dan OCCR1AL merupakan register yang digunakan untuk melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai OCR1XX sama dengan TCNT1XX maka akan menjalankan interrupt perbandingan. 20 Gambar 2.15 Format Register OCCR1AH dan OCCR1AL 7. TCCR2 Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan digunakan di mana yang akan digunakan adalah CS22, CS21, CS20. Gambar 2.16 Format Register TCCR2 Tabel 2.7 Keterangan Register TCCR2 CS22 CS21 CS20 Description 0 0 0 No clock source (Timer/Counter stopped) 0 0 1 clkT2S (No prescaling) 0 1 0 clkT2S /8 (From prescaler) 0 1 1 clkT2S /32 (From prescaler) 1 0 0 clkT2S /64(From prescaler) 1 0 1 clkT2S /128(From prescaler) 1 1 0 clkT2S /256(From prescaler) 1 1 1 clkT2S /1024(From prescaler) 21 8. TCNT2 Register TCNT2 berfungsi untuk melakukan perhitungan sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow maka fungsi interrupt timer akan dijalankan. Gambar 2.17 Format Register TCNT2 9. OCR2 OCR2 merupakan register yang digunakan untuk melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai OCR2X sama dengan TCNT2X maka akan menjalankan interrupt perbandingan. Gambar 2.18 Format Register OCR 10. TIFR TIFR merupakan register yang menandakan terjadinya interrupt ketika perhitungan telah overflow maka TOVX akan berubah menjadi 1, dan ketika telah dijalankan fungsi interrupt overflow, maka akan otomatis nilai TOVX menjadi 0. 22 Gambar 2.19 Format Register TIFR 11. TIMSK TIMSK merupakan register untuk menjalankan interrupt timer, dimana nilai yang akan diset menjadi 1 adalah TOIEX untuk mengaktifkan interrupt overflow. Jika tidak diset maka akan bernilai nol. OCIEX berfungsi untuk mengaktifkan interrupt dengan komparator yaitu ketika OCRX sama dengan TCNTX. Gambar 2.20 Format Register TIMSK • SFR Berkaitan dengan Serial 1. UCSRB UCSRB merupakan register yang berfungsi untuk mengaktifkan interrupt serial, yaitu receive dan transmit-nya. Di mana untuk pengaktifannya logika tersebut harus diset menjadi 1. 23 Gambar 2.21 Format Register UCSRB 2. UCSRC UCSRC berfungsi untuk menginisialisasi serial dapat menampung besarnya bit yang diterima, di mana untuk mengaktifkannya diberikan logika 1, diperlukan pengaktifan bit URSEL. Gambar 2.22 Format Register UCSRC Tabel 2.8 Keterangan Register UCSRC UCSZ2 UCSZ1 UCSZ0 Character Size 0 0 0 5-bit 0 0 1 6-bit 0 1 0 7-bit 0 1 1 8-bit 1 0 0 Reserved 1 0 1 Reserved 1 1 0 Reserved 1 1 1 9-bit untuk menulis 24 3. UBRRH & UBRRL UBRRH dan UBRRL merupakan register untuk mengeset baudrate untuk komunikasi secara serial. Disini register yang akan digunakan untuk mengeset baudrate adalah UBRRL. Gambar 2.23 Format Register UBRRH dan UBRRL Tabel 2.9 Keterangan Register UBRRH dan UBRRL Baudrate Fosc = 4.0000 MHz (bps) U2X = 0 U2X = 1 UBRR Error UBRR Error 2400 103 0,2% 207 0,2% 4800 51 0,2% 103 0,2% 9600 25 0,2% 51 0,2% 14,4K 16 2,1% 34 -0,8% 19,2K 12 0,2% 25 0,2% 28,8K 8 -3,5% 16 2,1% 38,4K 6 -7,0% 12 0,2% 57,6K 3 8,5% 8 -3,5% 76,8K 2 8,5% 6 -7,0% 25 Baudrate Fosc = 4.0000 MHz (bps) U2X = 0 U2X = 1 UBRR Error UBRR Error 115,2K 1 8,5% 3 8,5% 230,4K 0 8,5% 1 8,5% 250K 0 0,0% 1 0,0% 0,5M - - 0 0,0% 1M - - - - • SFR Lainnya 1. ACSR Register ACSR berfungsi untuk mengaktifkan power dari fungsi komparator analog dari AVR ini dimana ACD ini akan diaktifkan secara default ketika bernilai 0. Gambar 2.24 Format Register ACSR 2.2. GSM (Global System for Mobile Comunnication) GSM (Global System for Mobile Communications) adalah standar telepon genggam yang paling populer di dunia. Telepon GSM digunakan oleh lebih dari satu milyar orang di lebih dari 200 negara. Banyaknya standar GSM ini membuat 26 roaming internasional sangat umum dengan persetujuan roaming antar operator telepon genggam. GSM berbeda banyak dengan teknologi sebelumnya dalam pensinyalan dan channel pembicaraan adalah digital, yang berarti GSM dipandang sebagai sistem telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP. Dari sudut pandang konsumen, keuntungan dari sistem GSM adalah kualitas suara digital yang lebih tinggi dan alternatif biaya rendah untuk menelpon dan juga pesan teks. Keuntungan bagi operator jaringan adalah kemampuannya menerapkan peralatan dari vendor yang berbeda karena standar terbuka membuat inter-operasi menjadi mudah. Standar ini telah mengijinkan operator jaringan untuk menawarkan jasa roaming yang berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh dunia. Jangkauan frekuensi untuk GSM adalah 890-915 MHz untuk uplink (dari mobile ke base station) dan 935-960 MHz untuk downlink (dari base station ke mobile). Jarak spasi untuk tiap kanal frekuensi adalah 200 KHz. 2.2.1. Sejarah GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi seluler untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standar Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan 27 teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat dikurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon seluler analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi seluler membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. 28 2.2.2. Spesifikasi Teknis GSM Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplink-nya digunakan frekuensi 890– 915 MHz , sedangkan frekuensi downlink-nya menggunakan frekuensi 935– 960 MHz. Bandwidth yang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplink dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlink. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785– 1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. 29 2.2.3. Arsitektur Jaringan GSM Secara umum, network elemen dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi: 1. Mobile Station (MS) Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas: • Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. • Subscriber Identity Module (SIM) atau SIMCard, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIMCard secara umum, adalah: 1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan. 2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan. 30 2. Base Station Sub-system (BSS) Base Station System atau BSS, terdiri atas: 1. BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. 2. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC 3. Network Sub-system (NSS) Network Sub System atau NSS, terdiri atas: • Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network elemen central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar seluler maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data. • Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen. • Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan. 31 • Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. • Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan. 4. Operation and Support System (OSS) Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management. Secara bersama-sama, keseluruhan network elemen di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network). Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia 1. Indosat atau Satelindo : 890 – 900 Mhz (10 Mhz) 2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz) 3. Excelcomindo : 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz) 2.2.4. Keunggulan GSM GSM, sebagai sistem telekomunikasi seluler digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya: 32 • Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain. • Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming. • Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video. • Keamanan sistem yang lebih baik • Kualitas suara lebih jernih dan peka. Keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi seluler terbesar penggunanya di seluruh dunia. 2.3. SMS (Short Message Service) SMS (Short Message Service) merupakan sebuah layanan yang diberikan oleh operator seluler untuk penggunanya dapat mengirimkan sebuah pesan singkat sebatas 160 karakter. Ketika seseorang mengirimkan SMS maka pesan SMS ini yang berupa data akan dikirimkan dari handphone pengirim ke menara BTS (Base Transceiver Station) kemudian menuju ke SMSC (Short Message Service Center) dan didapatkan informasi mengenai BTS mana yang sedang berhubungan dengan nomor 33 yang dituju. Lalu data tersebut baru dikirimkan ke BTS tersebut dan diteruskan ke handphone penerima. Gambar 2.25 Prosedur Pengiriman SMS 2.4. SIM300 Gambar 2.26 SIM300 34 SIM 300 adalah sebuah modul GSM dengan tri-band yang bekerja pada frekuensi EGSM 900 MHz, DCS 1800 MHz, dan PCS 1900 MHz. SIM 300 menyediakan GPRS dengan kemampuan multi-slot class 10/class 8(optional) dan mendukung GRPS coding schemes CS-1, CS-2, CS-3 dan CS-4. SIM 300 memiliki ukuran 40mm x 33mm x 2.85mm yang relatif kecil, dapat disesuaikan hampir seluruh kebutuhan untuk berbagai aplikasi, seperti handphone cerdas, PDA phone dan perangkat mobile lain nya. Bentuk fisik dari SIM 300 memiliki 60 pin yang dapat dihubungkan ke PCB yang terhubung dengan connector, SIM 300 dapat menyediakan interface antara modul dengan jalur PCB yang dibuat oleh user, kecuali RF antena interface. Keypad dan SPI LCD interface akan memberikan fleksibilitas untuk mengembangkan aplikasi yang dapat disesuaikan. Terdapat 2 serial port yang dapat membantu mengembangkan aplikasi dengan mudah. Terdapat 2 audio channel dengan 2 masukan microphones dan 2 keluaran speaker yang dapat dengan mudah dikonfigurasi dengan AT command. SIM 300 menyediakan RF antena interface dengan 2 alternatif: antena connector dan antena pad. Antena connector seperti MURATA MM9329-2700. Dan juga dapat menyolderkan antena ke antena pad. SIM 300 dirancang dengan teknik power saving, dengan konsumsi arus serendah 2.5 mA pada saat SLEEP mode. 35 SIM 300 telah terintegrasi dengan TCP/IP protokol, extended TCP/IP AT command telah dikembangkan untuk developer untuk dapat menggunakan protokol TCP/IP dengan mudah, yang sangat berguna untuk aplikasi transfer data. 2.5. Alarm Gambar 2.27 Sistem Alarm di Dalam Mobil Alarm mobil terdiri dari satu atau beberapa sensor yang dihubungkan ke sebuah mikrokontroler. Pada alarm mobil, biasanya memiliki indikator LED untuk mengindikasikan alarm sedang aktif atau tidak. Utamanya alarm biasanya dihubungkan pada saklar pada pintu mobil, sehingga ketika seseorang membuka pintu maka sirene akan berbunyi saat alarm sedang aktif. 36 Alarm-alarm modern saat ini, biasanya terdiri dari : • Sensor pintu, microphone, shock, tekanan. • Sirene yang berfungsi untuk mengeluarkan bunyi untuk menarik perhatian lingkungan sekitar. • Radio receiver dan transmiter untuk kontrol secara wireless dari kunci. • Unit kontrol utama yang berfungsi memantau kerja dari seluruh sistem. 2.6. Central Lock Gambar 2.28 Motor Central Lock Di dalam sebuah sistem penguncian pintu pada mobil, terdapat sebuah aktuator yang berfungsi untuk menggerakkan latch naik dan turun. Ketika aktuator membuat latch naik, maka ini membuat pembuka pintu luar terhubung dengan mekanisme untuk membuat pintu terbuka. Namun jika latch turun, maka pembuka 37 pintu luar tidak terhubung dengan mekanisme pembuka pintu, yang mengakibatkan pintu tidak dapat terbuka. Pada alarm mobil, untuk dapat membuka pintu, sistem kontrol utama akan memerintahkan aktuator untuk bergerak dalam interval waktu tertentu. Sistem aktuator sebenarnya hanya berisi motor elektrik, namun motor tersebut dihubungkan dengan beberapa gerigi untuk mengurangi rasio putaran. 2.7. Relay Relay adalah sebuah saklar yang dikontrol elektrik, sehingga dapat dikontrol oleh rangkaian elektronik lain. Relay terdiri dari 3 bagian utama : 1. Koil Koil merupakan kumparan yang dapat mengalirkan medan magnet jika dialiri arus. Sehingga medan magnet ini akan menarik sebuah pelat untuk bergerak. 2. Common Common merupakan bagian yang akan tersambung dalam kondisi apapun, untuk mengaliri arus. 3. Kontak Bagian kontak terdiri dari dua bagian yaitu : • Normally Open 38 Pin ini tidak akan terhubung dengan common jika koil tidak dialiri listrik. • Normally Close Pin ini akan terhubung dengan common jika koil tidak dialiri listrik. Prinsip kerja dari relay adalah dengan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan ketika terjadi perbedaan tegangan dan arus mengalir pada kumparan tersebut, sehingga akan menarik pelat atau melepaskan pelat, ini akan membuat common terhubung dengan Normally Open atau Normally Close. Gambar 2.29 Skematik Relay Gambar 2.30 Relay Omron G2R1E 2.8. Roller Switch Roller switch merupakan saklar yang memiliki lempengan yang cukup panjang sehingga dapat mencapai jarak yang lebih jauh dari saklar biasannya. Roller switch ini memiliki 3 pin yaitu common, normally open dan normally close. 39 Cara kerja dari alat ini adalah ketika tidak terjadi penekanan maka pin common akan terhubung dengan normally close, sedangkan ketika terjadi penekanan, maka pin common tidak terhubung lagi dengan pin normally close tetapi terhubung dengan pin normally open. Gambar 2.31 Roller Switch 2.9. Buzzer Buzzer merupakan sebuah perangkat yang dapat berbunyi jika diberi tegangan DC. Buzzer biasanya difungsikan sebagai pengingat atau tanda bahaya. Buzzer memiliki dua buah pin yaitu pin + (positif) dan pin – (negatif), sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik. Gambar 2.32 Buzzer 40 2.10. Sistem Starter Mesin Mobil Sistem starter mesin mobil terdiri dari : 1. Kunci Kontak Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan pin-pin yang ada dengan cara diputar. Biasanya kunci kontak ini memiliki 3 buah tahap dalam menstarter kendaraan. Dimana pada tahap pertama akan mengaktifkan jam dan tape pada kendaraan. Tahap kedua akan mengaktifkan speedo lite serta seluruh aliran listrik pada kendaraan, dan pada tahap ketiga digunakan untuk menstarter kendaraan. Gambar 2.33 Kunci Kontak 2. Relay Relay berfungsi untuk mengaktifkan starter solenoid, relay akan aktif jika kunci kontak diputar ke posisi starter. 3. Starter Motor 41 Starter motor adalah motor elektrik DC yang berputar untuk mengengkol roda gila pada mesin. 4. Starter Solenoid Starter solenoid berfungsi untuk menarik dan memasukkan starter motor ke roda gila pada mesin agar dapat distarter, serta sebagai jalan arus untuk memutar starter motor. Mekanisme starter adalah ketika pengguna memutar kunci kontak ke posisi starter maka relay akan aktif sehingga mengaktifkan starter solenoid kemudian starter solenoid akan membuat starter motor berputar dan juga memasukkan starter motor ke dalam roda gila pada mesin. Gambar 2.34 Mekanisme Starter Mesin Mobil 42 Gambar 2.35 Wiring Diagram untuk Ignition Switch 2.11. Akumulator Akumulator adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan akumulator untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo starter kendaraan). Akumulator mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Akumulator untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula akumulator yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat 43 diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja akumulator jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis. Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri dari elemen basah dan elemen kering. Reaksi kimia pada elemen primer yang menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Sehingga dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros. Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells). Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah 'disetrum'). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan akumulator. Dalam sebuah akumulator berlangsung proses elektrokimia yang bolak-balik dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia bolak-balik yaitu di dalam akumulator saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging). 44 Jenis akumulator yang umum digunakan adalah akumulator timbal. Secara fisik akumulator ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana akumulator yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada akumulator dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'. Besar tegangan yang dihasilkan satu sel akumulator adalah 2 Volt. Sebuah akumulator mobil terdiri dari enam buah akumulator yang disusun secara seri, sehingga tegangan totalnya adalah 12 Volt. Akumulator mencatu arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo starter) dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan akumulator dimuati (diisi) kembali sebuah dinamo (disebut alternator) yang dijalankan dari putaran mesin mobil atau motor. Pada akumulator kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas akumulator yang disebut Ampere-Hour/AH (Amperejam). Contohnya untuk akumulator dengan kapasitas arus 45 AH, maka akumulator 45 tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam. Gambar 2.36 Akumulator Mobil 2.12. Alternator Gambar 2.37 Alternator 46 Sistem pengisian pada kendaraaan mempunyai tiga komponen penting yakni: akumulator, alternator dan regulator. Alternator ini berfungsi bersama-sama dengan akumulator untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan. Hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC yang kemudian dikonversi/ diubah menjadi tegangan DC. Gambar 2.38 Rangkaian Sistem Pengisian Perhatikan gambar 2.38, ke empat kabel (soket) dihubungkan dengan alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan. “B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke akumulator. “IG” adalah indikator kontak yang ada di alternator. “S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke akumulator. “L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu (CHG ). Regulator adalah otak dari sistem pengisian. Regulator mengatur keduanya baik itu tegangan akumulator dan tegangan stator, dan tergantung dari kecepatan putaran mesin, regulator akan mengatur kemampuan kumparan rotor untuk menghasilkan output alternator. Regulator dapat diganti baik itu internal regulator 47 atau eksternal. Dewasa ini rata-rata semuanya sudah memakai internal regulator. Regulator akan mengatur tingkat / level sistem pengisian tegangan. Ketika sistem pengisian tegangan di bawah dari yang ditentukan, regulator akan meningkatkan arus listrik tegangan, yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat, hasilnya akan meningkatkan output alternator. Ketika sistem pengisian tegangan di atas yang ditentukan, regulator akan menurunkan arus listrik tegangan, dan membuat arus magnet menjadi lemah, hasilnya output alternator yang semakin kecil. Regulator mengatur tegangan akumulator, dan juga mengatur arus yang mengalir ke rangkaian rotor. Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet. Tegangan yang dihasilkan diinduksi di stator. Rangkaian rectifier mengubah tegangan stator AC menjadi tegangan DC yang digerakkan oleh putaran mesin. Gambar 2.39 Regulator Alternator 2.13. ULN2003 ULN2003 merupakan driver yang terdiri dari 7 rangkaian NPN darlington untuk mengendalikan kumparan dimana ULN2003 juga memiliki dioda fly-wheel, 48 jika terjadi arus yang meningkat sesaat karena pergantian input, maka arus tersebut akan dibalikan kembali ke sumber tegangan sehingga tidak merusak rangkaian. Driver ini memiliki 7 input dan 7 output. ULN2003 akan menegasikan logika input yang masuk , dimana jika input adalah logika satu maka output adalah logika nol, dan jika input adalah logika nol maka output adalah logika satu. Selain itu ULN2003 memiliki pin 9 untuk common dari dioda fly-wheel tersebut, yang akan dihubungkan ke sumber tegangan sehingga sistem tidak akan rusak ketika terjadi tegangan tinggi sesaat akibat perubahan input. Driver ini pun akan menguatkan tegangan dan arus dari rangkaian akibat adanya rangkaian darlington yang ada. Sehingga memiliki daya yang cukup untuk mengaktifkan motor. ULN2003 juga banyak digunakan untuk aplikasi relay, karena relay sama halnya dengan motor karena terdiri dari lilitan atau kumparan. Gambar 2.40 ULN2003 49 Gambar 2.41 Diagram Skematik ULN2003 2.14. Regulator Tegangan DC Regulator adalah IC (Integrated Circuit) dengan 3 buah pin yaitu input, ground dan output yang berfungsi untuk meregulasi besarnya tegangan DC input menjadi tegangan DC output yang sesuai dengan karakteristik sebuah regulator. Sebuah regulator bisa menurunkan tegangan DC. 2.14.1. 7805 Gambar 2.42 Regulator 7805 50 7805 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang berfungsi untuk menurunkan tegangan DC menjadi 5V. 2.14.2. 1117-3.3 1117-3.3 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang berfungsi untuk menurunkan tegangan DC menjadi 3.3V. Gambar 2.43 Regulator 1117-3.3 2.14.3. LM350 Gambar 2.44 Regulator LM350 51 LM350 adalah sebuah IC regulator variabel yang berfungsi untuk menurunkan tegangan DC menjadi tegangan output yang dapat ditentukan dengan mengatur konfigurasi resistor pada rangkaian. Gambar 2.45 Konfigurasi Skematik LM350 Dari konfigurasi diatas dapat dihitung tegangan output sesuai : ோଶ Vout = 1.25V + (1+ோଵ)+IADJ.R2 2.15. LCD Karakter 16X2 Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu perangkat elektronika yang dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menampilkan tulisan maupun gambar. LCD banyak digunakan sebagai layar tampilan pada berbagai jenis aplikasi elektronika, seperti monitor komputer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain sebagainya. LCD yang khusus hanya untuk menampilkan tulisan disebut LCD karakter. Sedangkan biasanya disebutkan jumlah kolom dan barisnya misalnya 16X2, yang berarti terdapat 16 kolom dan 2 baris. 52 LCD memiliki suatu controller yang berfungsi untuk mengontrol tampilan layar LCD secara keseluruhan. Controller pada modul LCD menerima instruksi dan data dari suatu prosesor atau Mikrokontroler untuk menentukan karakter apa yang akan ditampilkan pada layar LCD tersebut. Pada umumnya LCD 16X2 mampu mengerjakan seluruh instruksi yang didukung oleh controller jenis HD44780. Jika tidak, instruksi untuk modul LCD tersebut dapat dilihat dari datasheet yang disediakan oleh pabrik pembuatan. Gambar 2.46 LCD Karakter 16X2 Gambar 2.47 Skematik LCD Karakter 16X2 53 Modul LCD pada umumnya terdiri dari 14 pin, tetapi LCD yang memiliki backlight mempunyai 16 pin, yaitu 2 pin tambahan untuk menyalakan LED backlight. Tabel 2.10 Fungsi Pin LCD Karakter 16X2 PIN Nama Fungsi 1 VSS Ground 2 VCC +5V 3 VEE Contrast voltage 4 RS Register Select 0 = Send Instruction 1 = Send Data 5 R/W Read/ Write, to choose write or read mode 0 = write mode 1 = read mode 6 EN Enable Signal 7 DB0 H/L (LSB) 8 DB1 H/L 9 DB2 H/L 10 DB3 H/L 11 DB4 H/L 54 PIN Nama Fungsi 12 DB5 H/L 13 DB6 H/L 14 DB7 H/L (MSB) 15 ANODE Backlight + 16 KATODE Backlight - Cara mengirimkan instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler LCD: 1. Set supaya pin RS = 0, R/W = 0, E = 1 2. Kemudian kirim data berupa instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler pada LCD melalui DB0 – DB7 (pin 7 – pin 14). 3. Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali pin E = 1. Cara mengirimkan karakter atau data untuk dicetak pada layar LCD: 1. Set supaya pin RS = 1, R/W = 0, E = 1 2. Kemudian kirimkan data berupa ASCII dari karakter yang ingin ditampilkan pada layar LCD melalui jalur DB0 – DB7 (pin 7 – pin 14). 3. Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali pin E = 1. 55 Tabel 2.11 Instruksi LCD Karakter 16X2 Command RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Display Clear L L L L L L L L L H Return Home L L L L L L L L H X Entry Mode Set L L L L L L L H I/D SH Display On/Off L L L L L L H D C B Shift L L L L L H S/C R/L X X Set Function L L L L H DL N F X X Keterangan : I/D (set Cursor Move direction) • H Æ Increase • L Æ Decrease SH (Specifies Shift of display) • H Æ Display is shifted • L Æ Display is not shifted D (Display) • H Æ On • L Æ Off C (Cursor) • H Æ On • L Æ Off 56 B (Blinking) • H Æ On • L Æ Off • H Æ Display Shift • L Æ Cursor Move SC R/L • H Æ Right Shift • L Æ Left Shift • H Æ 8 bits interface • L Æ 4 bits interface • H Æ 2 Line Display • L Æ 1 Line Display • H Æ 5 X 10 dots • L Æ 5 X 7 dots DL N F 2.16. Keypad 4X4 dan Decoder MM74C922 Keypad merupakan switch yang telah disusun sedemikian rupa membentuk baris dan kolom, serta setiap switch tersebut telah diberi nama, biasanya berupa 57 angka dan huruf yang memudahkan pengguna untuk meng-input data. Biasanya keypad difungsikan sebagai input dalam aplikasi seperti pengaman digital, datalogger, absensi, pengendali kecepatan motor, robotik, dan sebagainya. Keypad 4X4 biasanya memiliki 8 buah pin. Cara kerja keypad hampir sama seperti switch dimana jika salah satu tombol ditekan akan menyebabkan pin-pin tertentu menjadi terhubung. Gambar 2.48 Keypad 4X4 Decoder keypad berfungsi mengubah input-an dari keypad menjadi bentuk biner yang mudah dimengerti, dan dibaca secara berurutan. IC yang biasa digunakan adalah MM74C922. Untuk keypad berukuran 4X4 maka data yang dikeluarkan akan berurutan mulai dari 0000 sampai 1111 dalam biner. Pin row dan column merupakan input-an yang diberikan ke dalam decoder, dimana ketika ditekan maka posisi penekanan dapat diambil dan di-decode menjadi output berupa angka atau susunan bit biner yang lebih mudah untuk digunakan sehingga mikrokontroler utama akan lebih mudah membacanya. Pada IC ini terdapat data available yang berfungsi untuk mengetahui adanya penekanan pada keypad, dimana data available ini akan memberikan logika high kemudian low. Biasanya pin ini 58 dihubungkan dengan pin interrupt pada mikrokontroler utama. Pin output enable harus diberi low agar data output dapat mengeluarkan data sesuai dengan input-an user. Pin data out merupakan output pin setelah input-an di-decode. Gambar 2.49 MM74C922 2.17. AT-Command AT-Command adalah suatu perintah yang diberikan kepada handphone atau modem GSM/CDMA untuk melakukan suatu hal yang diinginkan oleh user. Kata “AT” ini diambil dari kata bahasa inggris yaitu attention yang memiliki arti perhatian dan Command itu sendiri memiliki arti perintah. Pada AT-Command, kebanyakan dari perintah yang digunakan menggunakan kata depan AT pada perintahnya. Dalam pemberian perintah ini dapat dilakukan dengan menggunakan komputer atau mikrokontroler dengan komunikasi serial. Jika user ingin menggunakan komputer maka dapat dilakukan dengan program hyperterminal yang sudah tersedia. 59 Dalam pengiriman SMS ada dua format yaitu 1. Format PDU Format PDU adalah format yang digunakan dalam bentuk heksadesimal untuk merepresentasikan karakter yang ingin diberikan. Contoh 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 artinya: • 00: Service center yang digunakan adalah default. • 11: PDU Type (default) • 00: Reference (default) • 0F: Jumlah karakter nomor handphone tujuan lengkap dengan kode prefiks internasional. Dalam hal ini berjumlah 15 (dec) atau 0F (hex). • 91: Mode kode prefiks internasional. • 261803395254F9: Nomor telepon tujuan. • 00: PID Protokol. • 00: Encoding 7 bits. • 0B: Masa valid pesan yang dikirim (default). • 05: Panjang karakter pesan yang akan tayang di layar atau kontent yang dikirim. • C8: H • 22: E • 93: L • F9: L 60 • 04: O Kemudian dalam pengirimannya akan memiliki urutan sebagai berikut AT+CMGF=0 // Mode PDU OK AT+CMGS=20 > 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 [CTRL+Z] OK 2. Format teks. Format teks mempunyai format yang lebih mudah karena semuanya tidak lagi berdasarkan heksadesimal seperti halnya format PDU melainkan semuanya dapat dilakukan dalam bentuk teks. Contoh: AT+CMGF=1 // Mode teks OK AT+CMGS=” +6281309325xxx” > HELLO [CTRL+Z] OK Setelah command tersebut dikirim maka artinya handphone atau modem GSM yang telah diberi command tersebut akan mengirimkan SMS ke nomor tujuan +6281309325xxx dengan isi pesan “HELLO”. 61 Beberapa perintah umum AT-Command yang sering digunakan adalah • AT+CMGF berfungsi mengatur format pengiriman dan pembacaan SMS yaitu dalam format PDU atau text. Contoh: AT+CMGF=0 (mengganti mode pengiriman dan pembacaan SMS menjadi mode PDU) AT+CMGF=1 (mengganti mode pengiriman dan pembacaan SMS menjadi mode teks) • AT+CMGS berfungsi untuk mengirim SMS. Contoh: AT+CMGS=”+6281309325xxx” > HELLO [CTRL+Z] • AT+CMGR berfungsi untuk membaca SMS. Contoh: AT+CMGR=1 (membaca SMS di kotak pesan masuk yang pertama) • AT+CMGD berfungsi untuk menghapus SMS Contoh: AT+CMGD=1 (menghapus SMS di kotak pesan masuk yang pertama) 62 • AT+IPR berfungsi untuk mengatur baudrate untuk komunikasi serial sistem Contoh: AT+IPR=9600 (mengatur baudrate menjadi 9600 untuk berkomunikasi) • AT&W berfungsi untuk menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate pada non-volatile memori. Contoh: AT&W (menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate pada nonvolatile memori) • AT+CSAS berfungsi untuk menyimpan seluruh pengaturan untuk SMS pada non-volatile memori. Contoh: AT+CSAS=0 (menyimpan pengaturan saat ini untuk SMS pada nonvolatile memori pada profil ke 0) • AT+CCLK berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal. Contoh: AT+CCLK=09/11/24,07:52:00+28 (menyimpan tanggal 24 bulan 11 tahun 2009 serta jam 07 menit 52 detik 00 dan Time Zone +28 (jakartaÆ GMT +7) Time Zone = GMT X 4 ) 63 • AT+CALARM berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal alarm harus dibunyikan. Format: AT+CALARM=<state>,<time>,<repeat>,<power> Keterangan : <state> = 0 Æ Hapus alarm <state> = 1 Æ Set alarm <time> = ”yy/mm/dd” (tanpa petik) <repeat> = 0 Æ Tidak ada perulangan <repeat> = 1 Æ Setiap hari <repeat> = 2 Æ Setiap minggu <repeat> = 3 Æ Setiap bulan <power> = 0 Æ Kirim “ALARM RING” ke port serial <power> = 1 Æ Kirim “ALARM RING” ke port serial dan matikan modul GSM SIM300 dalam 5 detik <power> = 2 Æ Kirim “ALARM MODE” ke port serial dan masuk ke alarm mode 64 Contoh: AT+CALARM=1,09/11/24,07:52:00+28,1,0 (Modul GSM SIM300 akan mengirim “ALARM RING” setiap hari pada jam 07:52:00 dimulai dari tanggal 24/11/09) AT+CALARM=0 (Jadwal alarm dihapus) • ATH berfungsi untuk memutuskan koneksi yang ada Contoh: ATH (membatalkan seluruh koneksi yang ada) • ATD berfungsi memberikan panggilan telepon keluar Contoh: ATD +6281309325xxx (memberikan panggilan ke +6281309325xxx)