BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR Mikrokontroler

advertisement
 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Mikrokontroler AVR
Mikrokontroler adalah alat yang berfungsi untuk mengontrol dalam bentuk
yang kecil, di sini mikrokontroler memiliki memori sendiri, serta proses-proses
yang dapat berdiri sendiri. Mikrokontroler dapat diberikan suatu program yang
bekerja sesuai dengan keinginan pengguna. Sehingga ketika mikrokontroler
dihubungkan dengan input dan output alat yang lain, pengguna juga dapat
mengontrol alat tersebut. Dengan ini mikrokontroler dapat menjadi otak dari alatalat yang lain.
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, sehingga semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. AVR dikelompokkan ke dalam 4 kelas,
yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx.
Dari semua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran on-board
memori, on-board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan mereka bisa dikatakan hampir sama.
6 7 Gambar 2.1 Blok Diagram AVR
2.1.1. ATMega 32L
Gambar 2.2 ATMega 32L
8 Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATMega 32L
Keterangan pin ATMega32L :
•
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu
daya.
•
GND merupakan pin ground
•
Port A (PA0...PA7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port A (DDRA) harus diatur terlebih dahulu sebelum
port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin
memfungsikan
pin-pin port A yang bersesuaian sebagai
input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, semua pin
9 port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D
converter.
•
Port B (PB0...PB7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum
port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki
untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Konfigurasi Port B ATMega32L
Port Pin
Fungsi Khusus
PB0
T0 = timer/counter 0 eksternal counter input
PB1
T1 = timer/counter 0 eksternal counter input
PB2
AIN0 = analog comparator positif input
PB3
AIN1 = analog comparator negatif input
PB4
SS = SPI slave select input
PB5
MOSI = SPI bus master output / slave input
PB6
MISO = SPI bus master input / slave output
10 Port Pin
Fungsi Khusus
PB7
SCK = SPI bus serial clock
•
Port C (PC0...PC7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum
Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6
dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai osilator
untuk timer/counter 2.
•
Port D (PD0...PD7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port D (DDRD) harus diatur terlebih dahulu sebelum
Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin
11 memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga
memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Konfigurasi Port D ATMega32L
Port Pin
Fungsi Khusus
PD0
RDX (UART input line)
PD1
TDX (UART output line)
PD2
INT0 ( eksternal interrupt 0 input )
PD3
INT1 ( eksternal interrupt 1 input )
PD4
OC1B (Timer/Counter 1 output compare B match output)
PD5
OC1A (Timer/Counter 1 output compare A match output)
PD6
ICP (Timer/Counter 1 input capture pin)
PD7
OC2 (Timer/Counter 2 output compare match output)
•
RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler
•
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
•
AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
•
AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk
ADC
12 2.1.2. Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah salah satu fitur dari mikrokontroler
AVR. Komunikasi serial biasa disebut dengan USART (Universal
Synchronous Asynchronous Receive Transmit).
Komunikasi serial ditujukan untuk mengkomunikasikan dua buah
device, ditujukan agar mikrokontroler dapat berhubungan dengan
dunia luar. Seperti mikrokontroler dengan komputer, mikrokontroler
dengan GPS, mikrokontroler dengan modem, dan masih banyak
device lainnya. Kedua device tersebut biasanya disebut DTE (Data
Terminal Equipment) dan DCE (Data Communications Equipment).
Komunikasi serial mempunyai dua mode yaitu :
a) Sinkron
Sinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan perlu
adanya sinkronisasi clock diantara kedua device yang sedang
berkomunikasi. Sehingga saat transmiter hendak mengirimkan
data, maka harus disertai clock untuk sinkronisasi antara
transmiter dengan receiver.
b) Asinkron
Asinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan tidak
perlu adanya clock, tetapi perlu diinisialisasi kecepatan
pengiriman data antara kedua device harus sama. Sehingga
kedua device antara transmiter dan receiver telah mempunyai
13 standar yang telah disepakati terlebih dahulu. Biasanya hal
yang disepakati adalah baudrate. Baudrate adalah kecepatan
pengiriman simbol pada kedua device. Sehingga ketika kedua
device mempunyai baudrate yang sama maka kedua device
dapat mengirim dan menerima data dengan benar.
Gambar 2.4 Konfigurasi antara DTE dan DCE Komunikasi UART
2.1.3. SFR (Special Function Register)
SFR
merupakan
register
yang
perlu
diperhatikan
jika
mikrokontroler ingin digunakan beberapa fiturnya, misalnya interrupt
eksternal, timer, serial, dan lain-lain. Berikut adalah SFR yang
digunakan pada sistem :
•
SFR Berkaitan dengan Interrupt Eksternal
1.
MCUCR
MCUCR merupakan salah satu register yang penting
untuk mengaktifkan input-an dari interrupt eksternal. Yang
14 digunakan adalah ISC11 dan ISC10 untuk interrupt eksternal
satu dan ISC01 dan ISC00 untuk interrupt eksternal 0.
Gambar 2.5 Format Register MCUCR
Tabel 2.3 Keterangan Register MCUCR (ISC11-ISC10)
ISC11
ISC10
Description
0
0
The Low Level of INT1 generates an interrupt request
0
1
Any Logical change of INT1 generates an interrupt request
1
0
The falling edge of INT1 generates an interrupt request
1
1
The rising edge of INT1 generates an interrupt request
Tabel 2.4 Keterangan Register MCUCR (ISC01-ISC00)
ISC01
ISC00
Description
0
0
The Low Level of INT0 generates an interrupt request
0
1
Any Logical change of INT0 generates an interrupt request
1
0
The falling edge of INT0 generates an interrupt request
1
1
The rising edge of INT0 generates an interrupt request
15 2.
SREG
SREG merupakan register untuk mengaktifkan interrupt,
dimana dalam pengaktifannya akan digunakan asm(sei), yang
akan mengaktifkan I sehingga memiliki nilai satu, berfungsi
untuk mengaktifkan seluruh interrupt.
Gambar 2.6 Format Register SREG
3.
GICR
GICR merupakan register yang difungsikan untuk
mengaktifkan interrupt yang ingin digunakan, jika ingin
menggunakan interrupt, harus diset menjadi logika 1.
Gambar 2.7 Format Register GICR
4.
GIFR
GIFR merupakan register yang menandakan jika terjadi
adanya interrupt. Ketika interrupt terjadi, maka nilai INTFX
akan berubah menjadi 1 dan ketika telah selesai maka
otomatis nilai INTFX akan kembali menjadi nol atau untuk
16 penghapusannya dapat ditembakan nilai 0xC0 dalam heksa
desimal,
sehingga
ketika
ditembakkan
satu
oleh
mikrokontroler maka nilainya akan dijadikan nol.
Gambar 2.8 Format Register GIFR
•
SFR Berkaitan dengan Interrupt Timer
1.
TCCR0
Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan
digunakan dimana yang akan digunakan adalah CS02, CS01,
CS00.
Gambar 2.9 Format Register TCCR0
Tabel 2.5 Keterangan Register TCCR0
CS02
CS01
CS00
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkI/O / (No prescaling)
0
1
0
clkI/O /8 (No prescaling)
17 CS02
CS01
CS00
Description
0
1
1
clkI/O /64(No prescaling)
1
0
0
clkI/O /256(No prescaling)
1
0
1
clkI/O /1024(No prescaling)
1
1
0
External clock source on T0 pin. Clock on falling edge
1
1
1
External clock source on T0 pin. Clock on rising edge
2.
TCNT0
Register
TCNT0
ini
berfungsi
untuk
melakukan
perhitungan sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow
maka fungsi interrupt timer akan dijalankan.
Gambar 2.10 Format Register TCNT0
3.
OCR0
Register OCR0 merupakan register yang digunakan untuk
melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai
OCR0 sama dengan TCNT0 maka akan menjalankan interrupt
perbandingan.
18 Gambar 2.11 Format Register OCR0
4.
TCCR1B & TCCR1A
Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan
digunakan dimana yang akan digunakan adalah CS12, CS11,
CS10.
Gambar 2.12 Format Register TCCR1B
Gambar 2.13 Format Register TCCR1A
Tabel 2.6 Keterangan Register TCCR1B
CS12
CS11
CS10
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkI/O / (No prescaling)
0
1
0
clkI/O /8 (No prescaling)
0
1
1
clkI/O /64(No prescaling)
1
0
0
clkI/O /256(No prescaling)
19 CS12
CS11
CS10
Description
1
0
1
clkI/O /1024(No prescaling)
1
1
0
External clock source on T1 pin. Clock on falling edge
1
1
1
External clock source on T1 pin. Clock on rising edge
5.
TCNT1H & TCNT1L
Register
TCNT1
ini
berfungsi
untuk
melakukan
perhitungan sampai overflow. Di mana ketika terjadi overflow
maka fungsi interrupt timer akan dijalankan. Timer 1 ini
memiliki nilai yang lebih besar dari timer yang lain yaitu
sebesar 4 byte.
Gambar 2.14 Format Register TCNT1H dan TCNT1L
6.
OCR1AH & OCR1AL
OCCR1AH dan OCCR1AL merupakan register yang
digunakan untuk melakukan komparasi pada perhitungan,
sehingga ketika nilai OCR1XX sama dengan TCNT1XX
maka akan menjalankan interrupt perbandingan.
20 Gambar 2.15 Format Register OCCR1AH dan OCCR1AL
7.
TCCR2
Register ini berfungsi untuk mengeset timer yang akan
digunakan di mana yang akan digunakan adalah CS22, CS21,
CS20.
Gambar 2.16 Format Register TCCR2
Tabel 2.7 Keterangan Register TCCR2
CS22
CS21
CS20
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkT2S (No prescaling)
0
1
0
clkT2S /8 (From prescaler)
0
1
1
clkT2S /32 (From prescaler)
1
0
0
clkT2S /64(From prescaler)
1
0
1
clkT2S /128(From prescaler)
1
1
0
clkT2S /256(From prescaler)
1
1
1
clkT2S /1024(From prescaler)
21 8.
TCNT2
Register TCNT2 berfungsi untuk melakukan perhitungan
sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow maka fungsi
interrupt timer akan dijalankan.
Gambar 2.17 Format Register TCNT2
9.
OCR2
OCR2
merupakan
register
yang
digunakan
untuk
melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai
OCR2X sama dengan TCNT2X maka akan menjalankan
interrupt perbandingan.
Gambar 2.18 Format Register OCR
10. TIFR
TIFR merupakan register yang menandakan terjadinya
interrupt ketika perhitungan telah overflow maka TOVX akan
berubah menjadi 1, dan ketika telah dijalankan fungsi
interrupt overflow, maka akan otomatis nilai TOVX menjadi
0.
22 Gambar 2.19 Format Register TIFR
11. TIMSK
TIMSK merupakan register untuk menjalankan interrupt
timer, dimana nilai yang akan diset menjadi 1 adalah TOIEX
untuk mengaktifkan interrupt overflow. Jika tidak diset maka
akan bernilai nol. OCIEX berfungsi untuk mengaktifkan
interrupt dengan komparator yaitu ketika OCRX sama dengan
TCNTX.
Gambar 2.20 Format Register TIMSK
•
SFR Berkaitan dengan Serial
1.
UCSRB
UCSRB merupakan register yang berfungsi untuk
mengaktifkan interrupt serial, yaitu receive dan transmit-nya.
Di mana untuk pengaktifannya logika tersebut harus diset
menjadi 1.
23 Gambar 2.21 Format Register UCSRB
2.
UCSRC
UCSRC berfungsi untuk menginisialisasi serial dapat
menampung besarnya bit yang diterima, di mana untuk
mengaktifkannya
diberikan
logika
1,
diperlukan pengaktifan bit URSEL.
Gambar 2.22 Format Register UCSRC
Tabel 2.8 Keterangan Register UCSRC
UCSZ2
UCSZ1
UCSZ0
Character Size
0
0
0
5-bit
0
0
1
6-bit
0
1
0
7-bit
0
1
1
8-bit
1
0
0
Reserved
1
0
1
Reserved
1
1
0
Reserved
1
1
1
9-bit
untuk
menulis
24 3.
UBRRH & UBRRL
UBRRH dan UBRRL merupakan register untuk mengeset
baudrate untuk komunikasi secara serial. Disini register yang
akan digunakan untuk mengeset baudrate adalah UBRRL.
Gambar 2.23 Format Register UBRRH dan UBRRL
Tabel 2.9 Keterangan Register UBRRH dan UBRRL
Baudrate
Fosc = 4.0000 MHz
(bps)
U2X = 0
U2X = 1
UBRR
Error
UBRR
Error
2400
103
0,2%
207
0,2%
4800
51
0,2%
103
0,2%
9600
25
0,2%
51
0,2%
14,4K
16
2,1%
34
-0,8%
19,2K
12
0,2%
25
0,2%
28,8K
8
-3,5%
16
2,1%
38,4K
6
-7,0%
12
0,2%
57,6K
3
8,5%
8
-3,5%
76,8K
2
8,5%
6
-7,0%
25 Baudrate
Fosc = 4.0000 MHz
(bps)
U2X = 0
U2X = 1
UBRR
Error
UBRR
Error
115,2K
1
8,5%
3
8,5%
230,4K
0
8,5%
1
8,5%
250K
0
0,0%
1
0,0%
0,5M
-
-
0
0,0%
1M
-
-
-
-
•
SFR Lainnya
1. ACSR
Register ACSR berfungsi untuk mengaktifkan power dari
fungsi komparator analog dari AVR ini dimana ACD ini akan
diaktifkan secara default ketika bernilai 0.
Gambar 2.24 Format Register ACSR
2.2. GSM (Global System for Mobile Comunnication)
GSM (Global System for Mobile Communications) adalah standar telepon
genggam yang paling populer di dunia. Telepon GSM digunakan oleh lebih dari
satu milyar orang di lebih dari 200 negara. Banyaknya standar GSM ini membuat
26 roaming internasional sangat umum dengan persetujuan roaming antar operator
telepon genggam. GSM berbeda banyak dengan teknologi sebelumnya dalam
pensinyalan dan channel pembicaraan adalah digital, yang berarti GSM dipandang
sebagai sistem telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah
standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
Dari sudut pandang konsumen, keuntungan dari sistem GSM adalah kualitas
suara digital yang lebih tinggi dan alternatif biaya rendah untuk menelpon dan juga
pesan teks. Keuntungan bagi operator jaringan adalah kemampuannya menerapkan
peralatan dari vendor yang berbeda karena standar terbuka membuat inter-operasi
menjadi mudah. Standar ini telah mengijinkan operator jaringan untuk menawarkan
jasa roaming yang berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh
dunia.
Jangkauan frekuensi untuk GSM adalah 890-915 MHz untuk uplink (dari
mobile ke base station) dan 935-960 MHz untuk downlink (dari base station ke
mobile). Jarak spasi untuk tiap kanal frekuensi adalah 200 KHz.
2.2.1. Sejarah GSM
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar
telekomunikasi seluler untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
Telecomunication Standar Institute). Pengoperasian GSM secara komersil
baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan
27 teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa
dijadikan standar.
Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan
jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang
tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital
Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi
tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel.
Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan
kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul
terhadap organ kepala akan dapat dikurangi. Pemakaian GSM kemudian
meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon seluler analog yang
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile
Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem
komunikasi seluler membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya
di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin
bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai
1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai
sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.
28 2.2.2. Spesifikasi Teknis GSM
Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi
900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplink-nya digunakan frekuensi 890–
915 MHz , sedangkan frekuensi downlink-nya menggunakan frekuensi 935–
960 MHz. Bandwidth yang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 =
25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan
125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk
sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi
dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah
pengguna.
Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator
GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada
band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai
frekuensi uplink dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlink.
GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan
GSM 1800, dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–
1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama,
pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan
tersedia sebanyak 375 kanal.
29 2.2.3. Arsitektur Jaringan GSM
Secara umum, network elemen dalam arsitektur jaringan GSM dapat
dibagi menjadi:
1. Mobile Station (MS)
Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh
pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
•
Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat
GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi
sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal)
untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
•
Subscriber Identity Module (SIM) atau SIMCard, merupakan
kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa
informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM
didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan
dalam SIMCard secara umum, adalah:
1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan
penomoran pelanggan.
2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan
nomor panggil pelanggan.
30 2. Base Station Sub-system (BSS) Base Station System atau BSS, terdiri atas:
1. BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan
langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan
penerima sinyal.
2. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja
BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung
BTS dan MSC
3. Network Sub-system (NSS)
Network Sub System atau NSS, terdiri atas:
•
Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network
elemen central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti
dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi
hubungan pembicaraan, baik antar seluler maupun dengan
jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
•
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah
database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai
pelanggan agar tersimpan secara permanen.
•
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk
menyimpan data dan informasi pelanggan.
31 •
Authentication
Center
atau
AuC,
yang
diperlukan
untuk
menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa
keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang
tidak sah dapat dihindarkan.
•
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data
pelanggan.
4. Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem
jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya
fault
management,
configuration
management,
performance
management, dan inventory management.
Secara bersama-sama, keseluruhan network elemen di atas akan
membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
1. Indosat atau Satelindo : 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
3. Excelcomindo : 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
2.2.4. Keunggulan GSM
GSM, sebagai sistem telekomunikasi seluler digital memiliki keunggulan
yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
32 •
Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital
dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu
pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi,
kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
•
Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international
roaming.
•
Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi
memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
•
Keamanan sistem yang lebih baik
•
Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem
telekomunikasi seluler terbesar penggunanya di seluruh dunia.
2.3. SMS (Short Message Service)
SMS (Short Message Service) merupakan sebuah layanan yang diberikan
oleh operator seluler untuk penggunanya dapat mengirimkan sebuah pesan singkat
sebatas 160 karakter.
Ketika seseorang mengirimkan SMS maka pesan SMS ini yang berupa data
akan dikirimkan dari handphone pengirim ke menara BTS (Base Transceiver
Station) kemudian menuju ke SMSC (Short Message Service Center) dan
didapatkan informasi mengenai BTS mana yang sedang berhubungan dengan nomor
33 yang dituju. Lalu data tersebut baru dikirimkan ke BTS tersebut dan diteruskan ke
handphone penerima.
Gambar 2.25 Prosedur Pengiriman SMS
2.4. SIM300
Gambar 2.26 SIM300
34 SIM 300 adalah sebuah modul GSM dengan tri-band yang bekerja pada
frekuensi EGSM 900 MHz, DCS 1800 MHz, dan PCS 1900 MHz. SIM 300
menyediakan GPRS dengan kemampuan multi-slot class 10/class 8(optional) dan
mendukung GRPS coding schemes CS-1, CS-2, CS-3 dan CS-4.
SIM 300 memiliki ukuran 40mm x 33mm x 2.85mm yang relatif kecil,
dapat disesuaikan hampir seluruh kebutuhan untuk berbagai aplikasi, seperti
handphone cerdas, PDA phone dan perangkat mobile lain nya.
Bentuk fisik dari SIM 300 memiliki 60 pin yang dapat dihubungkan ke PCB
yang terhubung dengan connector, SIM 300 dapat menyediakan interface antara
modul dengan jalur PCB yang dibuat oleh user, kecuali RF antena interface.
Keypad dan SPI LCD interface akan memberikan fleksibilitas untuk
mengembangkan aplikasi yang dapat disesuaikan. Terdapat 2 serial port yang dapat
membantu mengembangkan aplikasi dengan mudah. Terdapat 2 audio channel
dengan 2 masukan microphones dan 2 keluaran speaker yang dapat dengan mudah
dikonfigurasi dengan AT command.
SIM 300 menyediakan RF antena interface dengan 2 alternatif: antena
connector dan antena pad. Antena connector seperti MURATA MM9329-2700.
Dan juga dapat menyolderkan antena ke antena pad.
SIM 300 dirancang dengan teknik power saving, dengan konsumsi arus
serendah 2.5 mA pada saat SLEEP mode.
35 SIM 300 telah terintegrasi dengan TCP/IP protokol, extended TCP/IP AT
command telah dikembangkan untuk developer untuk dapat menggunakan protokol
TCP/IP dengan mudah, yang sangat berguna untuk aplikasi transfer data.
2.5. Alarm
Gambar 2.27 Sistem Alarm di Dalam Mobil
Alarm mobil terdiri dari satu atau beberapa sensor yang dihubungkan ke
sebuah mikrokontroler. Pada alarm mobil, biasanya memiliki indikator LED untuk
mengindikasikan alarm sedang aktif atau tidak. Utamanya alarm biasanya
dihubungkan pada saklar pada pintu mobil, sehingga ketika seseorang membuka
pintu maka sirene akan berbunyi saat alarm sedang aktif.
36 Alarm-alarm modern saat ini, biasanya terdiri dari :
•
Sensor pintu, microphone, shock, tekanan.
•
Sirene yang berfungsi untuk mengeluarkan bunyi untuk menarik
perhatian lingkungan sekitar.
•
Radio receiver dan transmiter untuk kontrol secara wireless dari kunci.
•
Unit kontrol utama yang berfungsi memantau kerja dari seluruh sistem.
2.6. Central Lock
Gambar 2.28 Motor Central Lock
Di dalam sebuah sistem penguncian pintu pada mobil, terdapat sebuah
aktuator yang berfungsi untuk menggerakkan latch naik dan turun. Ketika aktuator
membuat latch naik, maka ini membuat pembuka pintu luar terhubung dengan
mekanisme untuk membuat pintu terbuka. Namun jika latch turun, maka pembuka
37 pintu luar tidak terhubung dengan mekanisme pembuka pintu, yang mengakibatkan
pintu tidak dapat terbuka.
Pada alarm mobil, untuk dapat membuka pintu, sistem kontrol utama akan
memerintahkan aktuator untuk bergerak dalam interval waktu tertentu. Sistem
aktuator sebenarnya hanya berisi motor elektrik, namun motor tersebut
dihubungkan dengan beberapa gerigi untuk mengurangi rasio putaran.
2.7. Relay
Relay adalah sebuah saklar yang dikontrol elektrik, sehingga dapat dikontrol
oleh rangkaian elektronik lain.
Relay terdiri dari 3 bagian utama :
1. Koil
Koil merupakan kumparan yang dapat mengalirkan medan magnet jika
dialiri arus. Sehingga medan magnet ini akan menarik sebuah pelat
untuk bergerak.
2. Common
Common merupakan bagian yang akan tersambung dalam kondisi
apapun, untuk mengaliri arus.
3. Kontak
Bagian kontak terdiri dari dua bagian yaitu :
•
Normally Open
38 Pin ini tidak akan terhubung dengan common jika koil tidak dialiri
listrik.
•
Normally Close
Pin ini akan terhubung dengan common jika koil tidak dialiri listrik.
Prinsip kerja dari relay adalah dengan medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan ketika terjadi perbedaan tegangan dan arus mengalir pada kumparan
tersebut, sehingga akan menarik pelat atau melepaskan pelat, ini akan membuat
common terhubung dengan Normally Open atau Normally Close.
Gambar 2.29 Skematik Relay
Gambar 2.30 Relay Omron G2R1E
2.8. Roller Switch
Roller switch merupakan saklar yang memiliki lempengan yang cukup
panjang sehingga dapat mencapai jarak yang lebih jauh dari saklar biasannya.
Roller switch ini memiliki 3 pin yaitu common, normally open dan normally close.
39 Cara kerja dari alat ini adalah ketika tidak terjadi penekanan maka pin common
akan terhubung dengan normally close, sedangkan ketika terjadi penekanan, maka
pin common tidak terhubung lagi dengan pin normally close tetapi terhubung
dengan pin normally open.
Gambar 2.31 Roller Switch
2.9. Buzzer
Buzzer merupakan sebuah perangkat yang dapat berbunyi jika diberi
tegangan DC. Buzzer biasanya difungsikan sebagai pengingat atau tanda bahaya.
Buzzer memiliki dua buah pin yaitu pin + (positif) dan pin – (negatif), sehingga
dalam pemasangannya tidak boleh terbalik.
Gambar 2.32 Buzzer
40 2.10.
Sistem Starter Mesin Mobil
Sistem starter mesin mobil terdiri dari :
1. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan pin-pin yang ada dengan
cara diputar. Biasanya kunci kontak ini memiliki 3 buah tahap dalam
menstarter kendaraan. Dimana pada tahap pertama akan mengaktifkan
jam dan tape pada kendaraan. Tahap kedua akan mengaktifkan speedo
lite serta seluruh aliran listrik pada kendaraan, dan pada tahap ketiga
digunakan untuk menstarter kendaraan.
Gambar 2.33 Kunci Kontak
2. Relay
Relay berfungsi untuk mengaktifkan starter solenoid, relay akan aktif jika
kunci kontak diputar ke posisi starter.
3. Starter Motor
41 Starter motor adalah motor elektrik DC yang berputar untuk mengengkol
roda gila pada mesin.
4. Starter Solenoid
Starter solenoid berfungsi untuk menarik dan memasukkan starter motor
ke roda gila pada mesin agar dapat distarter, serta sebagai jalan arus
untuk memutar starter motor.
Mekanisme starter adalah ketika pengguna memutar kunci kontak ke posisi
starter maka relay akan aktif sehingga mengaktifkan starter solenoid kemudian
starter solenoid akan membuat starter motor berputar dan juga memasukkan starter
motor ke dalam roda gila pada mesin.
Gambar 2.34 Mekanisme Starter Mesin Mobil
42 Gambar 2.35 Wiring Diagram untuk Ignition Switch
2.11.
Akumulator
Akumulator adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor,
baik mobil atau motor, semua memerlukan akumulator untuk dapat menghidupkan
mesin mobil (mencatu arus pada dinamo starter kendaraan). Akumulator mampu
mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
Akumulator untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt,
sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan
ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula akumulator
yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat
43 diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja akumulator jenis ini dapat
dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari
proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri
dari elemen basah dan elemen kering. Reaksi kimia pada elemen primer yang
menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif
(anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, maka elemen
primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan
pereaksinya (elemen kering). Sehingga dilihat dari sisi ekonomis elemen primer
dapat dikatakan cukup boros. Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan
istilah 'disetrum'). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat
dimuati kembali berulang kali.
Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan akumulator. Dalam sebuah
akumulator berlangsung proses elektrokimia yang bolak-balik dengan efisiensi yang
tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia bolak-balik yaitu di dalam
akumulator saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik
menjadi tenaga kimia (charging).
44 Jenis akumulator yang umum digunakan adalah akumulator timbal. Secara
fisik akumulator ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada
larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah
atau bejana akumulator yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat
terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk
lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif.
Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak
saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator
(bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada akumulator dapat dibagi menjadi
dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'.
Besar tegangan yang dihasilkan satu sel akumulator adalah 2 Volt. Sebuah
akumulator mobil terdiri dari enam buah akumulator yang disusun secara seri,
sehingga tegangan totalnya adalah 12 Volt. Akumulator mencatu arus untuk
menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo starter) dan
komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan akumulator dimuati
(diisi) kembali sebuah dinamo (disebut alternator) yang dijalankan dari putaran
mesin mobil atau motor.
Pada akumulator kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya
dinamakan dengan kapasitas akumulator yang disebut Ampere-Hour/AH (Amperejam). Contohnya untuk akumulator dengan kapasitas arus 45 AH, maka akumulator
45 tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45
jam.
Gambar 2.36 Akumulator Mobil
2.12.
Alternator
Gambar 2.37 Alternator
46 Sistem pengisian pada kendaraaan mempunyai tiga komponen penting
yakni: akumulator, alternator dan regulator. Alternator ini berfungsi bersama-sama
dengan akumulator untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan. Hasil yang
dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC yang kemudian dikonversi/ diubah
menjadi tegangan DC.
Gambar 2.38 Rangkaian Sistem Pengisian
Perhatikan gambar 2.38, ke empat kabel (soket) dihubungkan dengan
alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan. “B” adalah kabel output alternator
yang mensuplai langsung ke akumulator. “IG” adalah indikator kontak yang ada di
alternator. “S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke
akumulator. “L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu
(CHG ).
Regulator adalah otak dari sistem pengisian. Regulator mengatur keduanya
baik itu tegangan akumulator dan tegangan stator, dan tergantung dari kecepatan
putaran mesin, regulator akan mengatur kemampuan kumparan rotor untuk
menghasilkan output alternator. Regulator dapat diganti baik itu internal regulator
47 atau eksternal. Dewasa ini rata-rata semuanya sudah memakai internal regulator.
Regulator akan mengatur tingkat / level sistem pengisian tegangan. Ketika sistem
pengisian tegangan di bawah dari yang ditentukan, regulator akan meningkatkan
arus listrik tegangan, yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat,
hasilnya akan meningkatkan output alternator. Ketika sistem pengisian tegangan di
atas yang ditentukan, regulator akan menurunkan arus listrik tegangan, dan
membuat arus magnet menjadi lemah, hasilnya output alternator yang semakin
kecil. Regulator mengatur tegangan akumulator, dan juga mengatur arus yang
mengalir ke rangkaian rotor. Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet. Tegangan
yang dihasilkan diinduksi di stator. Rangkaian rectifier mengubah tegangan stator
AC menjadi tegangan DC yang digerakkan oleh putaran mesin.
Gambar 2.39 Regulator Alternator
2.13.
ULN2003
ULN2003 merupakan driver yang terdiri dari 7 rangkaian NPN darlington
untuk mengendalikan kumparan dimana ULN2003 juga memiliki dioda fly-wheel,
48 jika terjadi arus yang meningkat sesaat karena pergantian input, maka arus tersebut
akan dibalikan kembali ke sumber tegangan sehingga tidak merusak rangkaian.
Driver ini memiliki 7 input dan 7 output. ULN2003 akan menegasikan logika input
yang masuk , dimana jika input adalah logika satu maka output adalah logika nol,
dan jika input adalah logika nol maka output adalah logika satu. Selain itu
ULN2003 memiliki pin 9 untuk common dari dioda fly-wheel tersebut, yang akan
dihubungkan ke sumber tegangan sehingga sistem tidak akan rusak ketika terjadi
tegangan tinggi sesaat akibat perubahan input. Driver ini pun akan menguatkan
tegangan dan arus dari rangkaian akibat adanya rangkaian darlington yang ada.
Sehingga memiliki daya yang cukup untuk mengaktifkan motor. ULN2003 juga
banyak digunakan untuk aplikasi relay, karena relay sama halnya dengan motor
karena terdiri dari lilitan atau kumparan.
Gambar 2.40 ULN2003
49 Gambar 2.41 Diagram Skematik ULN2003
2.14.
Regulator Tegangan DC
Regulator adalah IC (Integrated Circuit) dengan 3 buah pin yaitu input,
ground dan output yang berfungsi untuk meregulasi besarnya tegangan DC input
menjadi tegangan DC output yang sesuai dengan karakteristik sebuah regulator.
Sebuah regulator bisa menurunkan tegangan DC.
2.14.1. 7805
Gambar 2.42 Regulator 7805
50 7805 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan DC menjadi 5V.
2.14.2. 1117-3.3
1117-3.3 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan DC menjadi 3.3V.
Gambar 2.43 Regulator 1117-3.3
2.14.3. LM350
Gambar 2.44 Regulator LM350
51 LM350 adalah sebuah IC regulator variabel yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan DC menjadi tegangan output yang
dapat ditentukan dengan mengatur konfigurasi resistor pada
rangkaian.
Gambar 2.45 Konfigurasi Skematik LM350
Dari konfigurasi diatas dapat dihitung tegangan output sesuai :
ோଶ
Vout = 1.25V + (1+ோଵ)+IADJ.R2
2.15.
LCD Karakter 16X2
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu perangkat elektronika yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menampilkan tulisan maupun gambar.
LCD banyak digunakan sebagai layar tampilan pada berbagai jenis aplikasi
elektronika, seperti monitor komputer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain
sebagainya. LCD yang khusus hanya untuk menampilkan tulisan disebut LCD
karakter. Sedangkan biasanya disebutkan jumlah kolom dan barisnya misalnya
16X2, yang berarti terdapat 16 kolom dan 2 baris.
52 LCD memiliki suatu controller yang berfungsi untuk mengontrol tampilan
layar LCD secara keseluruhan. Controller pada modul LCD menerima instruksi dan
data dari suatu prosesor atau Mikrokontroler untuk menentukan karakter apa yang
akan ditampilkan pada layar LCD tersebut. Pada umumnya LCD 16X2 mampu
mengerjakan seluruh instruksi yang didukung oleh controller jenis HD44780. Jika
tidak, instruksi untuk modul LCD tersebut dapat dilihat dari datasheet yang
disediakan oleh pabrik pembuatan.
Gambar 2.46 LCD Karakter 16X2
Gambar 2.47 Skematik LCD Karakter 16X2
53 Modul LCD pada umumnya terdiri dari 14 pin, tetapi LCD yang memiliki
backlight mempunyai 16 pin, yaitu 2 pin tambahan untuk menyalakan LED
backlight.
Tabel 2.10 Fungsi Pin LCD Karakter 16X2
PIN
Nama
Fungsi
1
VSS
Ground
2
VCC
+5V
3
VEE
Contrast voltage
4
RS
Register Select
0 = Send Instruction
1 = Send Data
5
R/W
Read/ Write, to choose write or read
mode
0 = write mode
1 = read mode
6
EN
Enable Signal
7
DB0
H/L (LSB)
8
DB1
H/L
9
DB2
H/L
10
DB3
H/L
11
DB4
H/L
54 PIN
Nama
Fungsi
12
DB5
H/L
13
DB6
H/L
14
DB7
H/L (MSB)
15
ANODE
Backlight +
16
KATODE
Backlight -
Cara mengirimkan instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler LCD:
1. Set supaya pin RS = 0, R/W = 0, E = 1
2. Kemudian kirim data berupa instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler
pada LCD melalui DB0 – DB7 (pin 7 – pin 14).
3. Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali pin
E = 1.
Cara mengirimkan karakter atau data untuk dicetak pada layar LCD:
1. Set supaya pin RS = 1, R/W = 0, E = 1
2. Kemudian kirimkan data berupa ASCII dari karakter yang ingin
ditampilkan pada layar LCD melalui jalur DB0 – DB7 (pin 7 – pin 14).
3. Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali
pin E = 1.
55 Tabel 2.11 Instruksi LCD Karakter 16X2
Command
RS
R/W
DB7
DB6
DB5
DB4
DB3
DB2
DB1
DB0
Display Clear
L
L
L
L
L
L
L
L
L
H
Return Home
L
L
L
L
L
L
L
L
H
X
Entry Mode Set
L
L
L
L
L
L
L
H
I/D
SH
Display On/Off
L
L
L
L
L
L
H
D
C
B
Shift
L
L
L
L
L
H
S/C
R/L
X
X
Set Function
L
L
L
L
H
DL
N
F
X
X
Keterangan :
I/D (set Cursor Move direction)
•
H Æ Increase
•
L Æ Decrease
SH (Specifies Shift of display)
•
H Æ Display is shifted
•
L Æ Display is not shifted
D (Display)
•
H Æ On
•
L Æ Off
C (Cursor)
•
H Æ On
•
L Æ Off
56 B (Blinking)
•
H Æ On
•
L Æ Off
•
H Æ Display Shift
•
L Æ Cursor Move
SC
R/L
•
H Æ Right Shift
•
L Æ Left Shift
•
H Æ 8 bits interface
•
L Æ 4 bits interface
•
H Æ 2 Line Display
•
L Æ 1 Line Display
•
H Æ 5 X 10 dots
•
L Æ 5 X 7 dots
DL
N
F
2.16.
Keypad 4X4 dan Decoder MM74C922
Keypad merupakan switch yang telah disusun sedemikian rupa membentuk
baris dan kolom, serta setiap switch tersebut telah diberi nama, biasanya berupa
57 angka dan huruf yang memudahkan pengguna untuk meng-input data. Biasanya
keypad difungsikan sebagai input dalam aplikasi seperti pengaman digital,
datalogger, absensi, pengendali kecepatan motor, robotik, dan sebagainya. Keypad
4X4 biasanya memiliki 8 buah pin. Cara kerja keypad hampir sama seperti switch
dimana jika salah satu tombol ditekan akan menyebabkan pin-pin tertentu menjadi
terhubung.
Gambar 2.48 Keypad 4X4
Decoder keypad berfungsi mengubah input-an dari keypad menjadi bentuk
biner yang mudah dimengerti, dan dibaca secara berurutan. IC yang biasa
digunakan adalah MM74C922. Untuk keypad berukuran 4X4 maka data yang
dikeluarkan akan berurutan mulai dari 0000 sampai 1111 dalam biner. Pin row dan
column merupakan input-an yang diberikan ke dalam decoder, dimana ketika
ditekan maka posisi penekanan dapat diambil dan di-decode menjadi output berupa
angka atau susunan bit biner yang lebih mudah untuk digunakan sehingga
mikrokontroler utama akan lebih mudah membacanya. Pada IC ini terdapat data
available yang berfungsi untuk mengetahui adanya penekanan pada keypad, dimana
data available ini akan memberikan logika high kemudian low. Biasanya pin ini
58 dihubungkan dengan pin interrupt pada mikrokontroler utama. Pin output enable
harus diberi low agar data output dapat mengeluarkan data sesuai dengan input-an
user. Pin data out merupakan output pin setelah input-an di-decode.
Gambar 2.49 MM74C922
2.17.
AT-Command
AT-Command adalah suatu perintah yang diberikan kepada handphone atau
modem GSM/CDMA untuk melakukan suatu hal yang diinginkan oleh user. Kata
“AT” ini diambil dari kata bahasa inggris yaitu attention yang memiliki arti
perhatian dan Command itu sendiri memiliki arti perintah. Pada AT-Command,
kebanyakan dari perintah yang digunakan menggunakan kata depan AT pada
perintahnya. Dalam pemberian perintah ini dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer atau mikrokontroler dengan komunikasi serial. Jika user ingin
menggunakan komputer maka dapat dilakukan dengan program hyperterminal yang
sudah tersedia.
59 Dalam pengiriman SMS ada dua format yaitu
1. Format PDU
Format PDU adalah
format yang digunakan dalam bentuk
heksadesimal untuk merepresentasikan karakter yang ingin diberikan.
Contoh 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 artinya:
•
00: Service center yang digunakan adalah default.
•
11: PDU Type (default)
•
00: Reference (default)
•
0F: Jumlah karakter nomor handphone tujuan lengkap dengan kode
prefiks internasional. Dalam hal ini berjumlah 15 (dec) atau 0F
(hex).
•
91: Mode kode prefiks internasional.
•
261803395254F9: Nomor telepon tujuan.
•
00: PID Protokol.
•
00: Encoding 7 bits.
•
0B: Masa valid pesan yang dikirim (default).
•
05: Panjang karakter pesan yang akan tayang di layar atau kontent
yang dikirim.
•
C8: H
•
22: E
•
93: L
•
F9: L
60 •
04: O
Kemudian dalam pengirimannya akan memiliki urutan sebagai berikut
AT+CMGF=0 // Mode PDU
OK
AT+CMGS=20
> 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 [CTRL+Z]
OK
2. Format teks.
Format teks mempunyai format yang lebih mudah karena semuanya
tidak lagi berdasarkan heksadesimal seperti halnya format PDU
melainkan semuanya dapat dilakukan dalam bentuk teks.
Contoh:
AT+CMGF=1 // Mode teks
OK
AT+CMGS=” +6281309325xxx”
> HELLO [CTRL+Z]
OK
Setelah command tersebut dikirim maka artinya handphone atau
modem GSM yang telah diberi command tersebut akan mengirimkan
SMS ke nomor tujuan +6281309325xxx dengan isi pesan “HELLO”.
61 Beberapa perintah umum AT-Command yang sering digunakan adalah
•
AT+CMGF berfungsi mengatur format pengiriman dan pembacaan SMS
yaitu dalam format PDU atau text.
Contoh:
AT+CMGF=0 (mengganti mode pengiriman dan pembacaan SMS
menjadi mode PDU)
AT+CMGF=1 (mengganti mode pengiriman dan pembacaan SMS
menjadi mode teks)
•
AT+CMGS berfungsi untuk mengirim SMS.
Contoh:
AT+CMGS=”+6281309325xxx”
> HELLO [CTRL+Z]
•
AT+CMGR berfungsi untuk membaca SMS.
Contoh:
AT+CMGR=1 (membaca SMS di kotak pesan masuk yang pertama)
•
AT+CMGD berfungsi untuk menghapus SMS
Contoh:
AT+CMGD=1 (menghapus SMS di kotak pesan masuk yang pertama)
62 •
AT+IPR berfungsi untuk mengatur baudrate untuk komunikasi serial
sistem
Contoh:
AT+IPR=9600 (mengatur baudrate menjadi 9600 untuk berkomunikasi)
•
AT&W berfungsi untuk menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate
pada non-volatile memori.
Contoh:
AT&W (menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate pada nonvolatile memori)
•
AT+CSAS berfungsi untuk menyimpan seluruh pengaturan untuk SMS
pada non-volatile memori.
Contoh:
AT+CSAS=0 (menyimpan pengaturan saat ini untuk SMS pada nonvolatile memori pada profil ke 0)
•
AT+CCLK berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal.
Contoh:
AT+CCLK=09/11/24,07:52:00+28 (menyimpan tanggal 24 bulan 11
tahun 2009 serta
jam 07 menit 52 detik 00 dan Time Zone +28
(jakartaÆ GMT +7) Time Zone = GMT X 4 )
63 •
AT+CALARM berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal alarm harus
dibunyikan.
Format:
AT+CALARM=<state>,<time>,<repeat>,<power>
Keterangan : <state>
= 0 Æ Hapus alarm
<state>
= 1 Æ Set alarm
<time>
= ”yy/mm/dd” (tanpa petik)
<repeat>
= 0 Æ Tidak ada perulangan
<repeat>
= 1 Æ Setiap hari
<repeat>
= 2 Æ Setiap minggu
<repeat>
= 3 Æ Setiap bulan
<power>
= 0 Æ Kirim “ALARM RING” ke port
serial
<power>
= 1 Æ Kirim “ALARM RING” ke port
serial dan matikan modul GSM
SIM300 dalam 5 detik
<power>
= 2 Æ Kirim “ALARM MODE” ke port
serial dan masuk ke alarm mode
64 Contoh:
AT+CALARM=1,09/11/24,07:52:00+28,1,0 (Modul GSM SIM300 akan
mengirim “ALARM RING” setiap hari pada jam 07:52:00 dimulai dari
tanggal 24/11/09)
AT+CALARM=0 (Jadwal alarm dihapus)
•
ATH berfungsi untuk memutuskan koneksi yang ada
Contoh:
ATH (membatalkan seluruh koneksi yang ada)
•
ATD berfungsi memberikan panggilan telepon keluar
Contoh:
ATD +6281309325xxx (memberikan panggilan ke +6281309325xxx)
Download