hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN AWAL DIARE DI
RUMAH PADA ANAK USIA TODLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEHIDRASI
DIRUANG MIRAH RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2014
Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah
ABSTRAK
Didunia diare peringkat kedua penyebab kematian(WHO, 2009). Di Indonesia jumlah kematian
a­ kibat diare pada usia di bawah lima tahun 173/1000 kelahiran hidup. Di RSUD dr. Slamet Garut
­diare ­merupkan urutan kedua jenis penyakit terbanyak pada usia 1-4 tahun yaitu 270 orang (26,39%)
dari 1023 dari sepuluh penyakit terbanyak rawat inap di ruang anak. Diare dapat menyebabkan anak
­kehilangan ­cairan. Pengetahuan merupakan domain penting dalam perilaku seseorang, dalam hal ini
adalah penangan awal diare di rumah sebagai pertolongan pertama yang bisa dilakukan ibu agar anak
tidak jatuh pada kondisi lebih buruk akibat kekurangan cairan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi korelasi. J­ umlah
sampel sebanyak 55 responden, pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling. Tekhnik
pengumpulan data dengan membagikan kuesioner tentang pengetahuan dan penanganan awal diare di
rumah. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji C
­ hi-Square.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia 1-3 tahun,
­hampir setengahnya dari responden yaitu 23 orang (41.8%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang,
dan s­ebagian besar responden yaitu 32 orang (58,2%) melakukan penanganan awal diare di rumah
­dengan kategori tidak baik.
Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan awal
­diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi dengan P-value = 0.000 (< 0.05).
­berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan penyuluhan mengenai diare dan penanganannya yang bisa
dilakukan dirumah sebelum anak mengalami dehidrasi.
Kata Kunci: Pengetahuan, penanganan awal diare di rumah
40
Cucu-Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare...
41
PENDAHULUAN
sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan
Penyakit diare di dunia masih menempati gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan
­peringkat kedua penyebab kematian pada anak di kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah,
bawah lima tahun. Empat puluh persen kematian kesadaran menurun, (Suharyono, 2008).
anak di dunia pada tiap tahun disebabkan oleh
Pengetahuan ibu (orang tua) tentang diare yang
­penyakit pneumonia dan diare. Hampir satu dari meliputi pengertian diare, tanda – tanda diare, ­akibat
lima kematian anak disebabkan oleh diare, k­ erugian yang ditimbulkan oleh diare dan mampu melakukan
yang dialami sekitar 1,5 juta jiwa setiap tahun. penanganan pertama pada penderita diare, sebelum
­Secara umum kematian akibat diare pada anak di dibawa ke layananan kesehatan untuk ­mendapatkan
dunia mencapai 4.110 kematian per hari, 3 kematian pertolongan medis, dapat menurunkan angka
per menit, dan 1 kematian setiap 20 detik, (Unicef & ­kematian balita akibat diare (Supartini, 2004). Ini
WHO, 2009).
di dukung oleh pernyataan Wafi dalam Suharyono
Di Indonesia, berdasarkan laporan kesehatan (2008) bahwa faktor pengetahuan tentang diare,
Unicef dan WHO (2009), pada tahun 2008 angka baik mengenai masalah diare ataupun penanganan
mortality rate untuk diare pada anak-anak di bawah diare, dapat menekan angka kematian pada anak
usia lima tahun mencapai 41 per 1.000 kelahiran yang mengalami dehidrasi akibat diare
hidup dan jumlah kematiannya mencapai angka 173
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
per 1000 penduduk. Menurut Depkes RI, (2006) di peneliti dengan melakukan wawancara ­tehadap 8
Indonesia setiap anak mengalami diare rata-rata 1 orang ibu yang anaknya dirawat di ruang ­Mirah RSU
sampai 2 kali setahun.
dr. Slmet Garut dengan diagnosa diare, d
­ idapatkan
Pada tahun 2005 Dinas Kesehatan Jawa Barat hasil bahwa 6 orang (75%) dari 8 ibu ­mengatakan
menyatakan bahwa penderita d
­
iperkirakan bahwa mereka hanya mengatakan bahwa diare itu
mencapai 11,8 juta orang. Hasil survei yang adalah Buang Air Besar (BAB) yang cair yang ­lebih
­
­dilakukan dan laporan yang masuk, penderita usia dikenal dengan kata mencret, tapi tidak ­mengetahui
1-4 tahun s­ ebanyak 144 ribu anak (34,2%) ,jika tidak ­frekuensi dari BAB yang ­disebut d
­ engan m
­ encret,
segera ditangani diare bisa menyebabkan kematian, serta tidak mengatakan tidak ­mengetahui penyebab
(Dep.Kes RI, 2006).
diare itu dari apa dan m
­ enganggap m­
encret itu
Di Rumah Sakit dr. Slamet Garut, (2012)­­ “­indah”. Dan 2 orang (35%) orang ibu ­mengatakan
­­­­­diare ­merupakan penyakit urutan kedua ­setelah bahwa diare itu a­ dalah BAB m
­ encret lebih dari 1x/
­Pneumonia pada anak usia 1-4 tahun yaitu b
­ erjumlah hari dan m
­ engatakan ­mungkin penyebabnya dari
270 atau sekitar 26,39 % dari 1023 ­
penyakit ­benda-benda yang kotor yang d
­ imasukan ke mulut
­terbanyak kasus rawat inap berdasarkan kelompok oleh anaknya. Dan dari semua responden ­mengatakan
usia pada RSU Dr. Slamet Kab. Garut 2012 (BP. RSU tidak ­mengetahui tanda-tanda ­dehidrasi terhadap
dr.Slamet tahun 2012).
anaknya yang ­mengalami ­diare serta ­mengatakan
Penyakit diare pada bayi dan anak balita (bawah ­
belum pernah m
­endapatkan ­
penyuluhan dari
lima tahun) bisa sangat berbahaya karena dapat ­
petugas kesehatan baik di p
­uskesmas maupu di
­menyebabkan kematian. Kematian diakibatkan oleh r­umah sakit mengenai diare dan penanganannya
kekurangan cairan yang banyak keluar bersama tinja. yang bisa ­dilakukan di ­rumah.
Dehidrasi karena diare merupakan p
­ enyebab utama
Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas
kematian pada bayi dan anak. (Survey D
­ emografi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
dan Kesehatan Indonesia, 2008). Pasien diare yang “ Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare D
­ engan
dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi Penanganan Awal Diare Di Rumah Pada Anak Usia
berat dengan rata – rata kehilangan cairan sebanyak Todler (1-3 Tahun) Yang Mengalami Dehidrasi Di
12,5%. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang Ruang Mirah RSUD Dr. Slamet Garut”.
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif dengan pendekatan studi
korelasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua
(ibu) pasen anak diare dengan dehidrasi usia todler
(1-3 tahun) yang dirawat di ruang Mirah RSU dr.
Slamet Garut. Jumlah populasi pada 6 b
­ ulan ­terakhir
yaitu bulan Januari-Juli 2013 terdapat 120 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
­purposive sampling, yaitu cara p­engambilan sampel
yang tidak didasarkan karena adanya tujuan ­tertentu,
dengan kriteria inklusi adalah ibu yang m
­ enunggu
anak usia todler (1-3 tahun) dengan d
­ehidrasi,
yang sedang menjalani perawatan, bisa baca, dan
yang bersedia jadi responden, sedangkan untuk
­kriteria ekslusinya adalah tidak menunggu anaknya
yang sedang menjalani perawatan ketika dilakukan
­penelitian dan tidak bersedia menjadi ­responden,
serta anaknya tidak mengalami d
­ehidrasi akibat
­diare. Besarnya samapel adalah 55 orang.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan ­kuesioner
yang digunakan berbentuk pilihan ganda ­dengan
jumlah 35 pertanyaan di mana responden ­tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan yang
­diketahuinya, jawaban benar diberi skor 1 (satu)
dan bila jawaban salah atau tidak diisi skor 0 (nol).
Untuk mengukur variabel penanganan awal diare di
rumah, peneliti menggunakan teknik wawancara,
yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sebanyak 12 pertanyaan yang telah tersedia yang
dibuat peneliti dan disusun oleh peneliti, sehingga
peneliti tingagal memberikan tanda ceklis pada
jawaban yang diberikan oleh responden, jawaban
yang sesuai diberi skor 1 dan bila jawaban yang tidak
sesuai diberi skor 0 (nol).
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Untuk mengetahui bagaimana gambaran secara
umum dari pengetahuan responden (ibu) tentang
diare pada anak usia 1-3 tahun (usia todler) di ruang
Mirah RSU dr. Slamet Garut, akan disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
42
Tabel 1
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada anak
Usia 1-3 Tahun (Usia Todler) Tahun 2014
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
15
27.3
Cukup
17
30.9
Kurang
23
41.8
Total
55
100
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahuai
bahwa dari 55 responden hampir setengahnya
dari responden yaitu 23 orang memiliki tingkat
­pengetahuan yang kurang tentang diare pada anak
usia 1-3 tahun (usia todler).
Hasil penelitian mengenai penanganan awal diare
di rumah yang dilakukan ibu terhadap anak usia 1-3
tahun yang mengalami dehidrasi akibat diare yang
di rawat di ruang Mirah RSU dr. Slamet Garut, akan
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Gambaran Penanganan Awal Diare Di Rumah Terhadap
Anak Usia 1-3 Tahun (Usia Toler) Tahun 2014
Penanangan
Frekuensi
Prosentase (%)
awal diare
Baik
23
41.8
Tidak baik
32
58.2
Total
55
100
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui
­bahwa dari 55 responden, sebagian besar responden
yaitu 32 orang melakukan penanganan awal diare
di rumah pada anak usia 1-3 tahun dengan kategri
tidak baik.
2. Analisa Bivariat
Hasil penelitian mengenai hubungan antara
pengetahuan ibu dengan penanganan awal diare di
rumah pada anak usia 1-3 tahun (usia Todler) akan
di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Cucu-Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare...
Tabel 3
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Penanganan Awal
Diare Di Rumah Pada Anak Usia 1-3 Tahun (Usia Todler)
Tahun 2014
Penanganan awal diare
P ValTotal ue
PengetaBaik
Tidak baik
huan
F
%
F
%
%
Baik
13 23.6 2
3.6
27.3
Cukup
4
7.3 13 23.6
30.9 0.000
Kurang
6
10.9 17 30.9
41.8
Total
23 41.8 32 58.2
100
Dari tabel 3 yaitu hasil analisis bivariat ­didapatkan
nilai p value 0.000 (< 0.05) , yang berarti ada
hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare
­
dengan penanganan awal diare di rumah pada anak
usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi di ruang
Mirah RSU dr. Slamet Garut.
PEMBAHASAN
Dari tabel 4.4 dapat diketahui adanya
­kecendrungan semakin baik pengetahuan ibu ­tentang
diare pada anak usia 1-3 tahun maka ­semakin baik
pula dalam melakukan ­penanganan awal diare di
­rumah pada anak usia 1-3 tahun. ­Untuk ­mengetahui
apakah kecendrungan tersebut menandakan adanya
hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare
dengan penanganan awal diare di rumah pada anak
usia 1-3 tahun yang m
­ engalami dehidrasi, maka
dilakukan pengujian bivariat ­
dengan Chi Square
­dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.3 di
atas, diperoleh nilai p value 0.000 yang lebih kecil
dari α 0.05, yang berarti H0 di tolak. Hal ini berarti
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare
dengan penanganan awal diare di rumah pada anak
usia 1-3 tahun (usia todler).
Adanya hubungan antara pengetahuan ibu ­tentang
diare dengan penanganan awal diare di ­rumah pada
anak usia 1-3 tahun ini bisa ­dibuktikan dari hasil
­penelitian yang didapatkan, dari 15 orang responden
(27.3%) yang pengetahuannya baik ­hanya 2 orang
(3.6 %) yang melaksanakan ­penanganan awal diare
di rumah dengan kategori tidak baik, dan sisanya
13 orang (23.6%) melaksanakan penanganan awal
diare di rumah dengan kategori baik. Begitu pula
sebaliknya dari 23 orang responden (41.8%) yang
43
pengetahuannya kurang, sebanyak 17 orang (30.9
%) melaksanakan penanganan awal diare di rumah
pada anak usia 1-3 tahun dengan k­ ategori tidak baik,
dan sisanya hanya 6 orang (10.9 %) m
­ elaksanakan
penanganan awal diare dengan kategori baik.
Penanganan diare awal di rumah merupakan
­suatu perilaku terhadap kesehatan. Menurut t­eori
Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2007), ­bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi faktor ­predisposisi
yang mencakup pengetahuan. Notoatmojo (2003),
mengatakan bahwa pengetahuan merupakan d­omain
penting untuk terbentuknya tindakan s­eseorang,
dan tindakan itu apabila didasari oleh pengetahuan
akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya
jika tindakan itu tidak didasari oleh pengetahuan
tidak akan bersifat lama. ­Pengetahuan berpengaruh
terhadap praktek baik secara ­
­
langsung ­
maupun
tidak langsung, praktek sesorang ­
dibentuk oleh
interaksi individu dengan l­
­
ingkungan ­
khususnya
yang ­
menyangkut ­
pengetahuan t­erhadap objek.
Pengetahuan merupakan k­
­
emampuan ibu ­
untuk
mengetahui dan memahami mengenai pengertian
diare, tanda-tanda diare, penyebab diare, akibat
­diare, cara pencegahan diare yang nantinya akan
berpengaruh terhadap perilaku penanganan awal
diare di rumah yang dilakukan oleh ibu terhadap
anaknya yang mengalami diare.
Pengetahuan sebagai sesuatu yang diketahui
oleh seseorang dengan jalan apapun.­­Pengetahuan
ibu tentang diare yang tepat dapat mengurangi
atau mengatasi terjadinya diare pada anak usia
1-3 ­
tahun di mana ibu mengetahui gejala dan
­tanda-tanda ­diare maka dengan baik pula ibu dapat
melakukan ­
­
penanganan diare. Penanganan diare
yang ­dilakukan oleh ibu pada anak yang mengalami
diare bila ­didasari dengan pengetahuan akan lebih
baik karena pengetahuan akan membentuk persepsi
kebiasaan dan membentuk kepercayaan sehingga
­
akan ­
berpengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap tindakan seseorang dan
akan bersifat langgeng atau (long lasting). Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh N
­ otoatmojo
(2003) bahwa pengetahuan merupakan faktor
­penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74
menurut pengalaman dan hasil penelitian ­menurut
Roger (1983) dalam Notoatmojo (2003) bahwa
­tindakan seseorang yang didasari oleh pengetahuan
akan bersifat langgeng dari pada pengetahuan yang
tidak didasari oleh pengetahuan.
Penanganan diare awal di rumah yang ­dilakukan
oleh ibu pada anak 1-3 tahun akan lebih cepat
dan tepat bila tindakan tersebut didasari oleh
pengetahuan ibu tentang diare, tanda dan gejala
­
diare, tanda dehidrasi akibat diare dan tatalaksana
awal diare. Seseuai pernyataan WHO & UNICEF
bahwa penanganan awal diare yang tepat dan tepat
dapat mencegah terjadinya komlpikasi diare yaitu
dehidrasi dan gangguan gizi akibat diare serta akan
mempercepat proses penyembuhan.
Keberhasilan ibu dalam melakukan penanganan
awal diare di rumah secara langsung dipengaruhi
oleh pengetahuan ibu tentang diare. Pengetahuan
berdampak besar terhadap perilaku atau tindakan
kesehatan seseorang yang akan m
­ empertinggi ­derajat
kesehatan orang tersebut atau dapat ­disimpulkan
bahwa semakin baik tingkat pengetahuan seseorang
dalam hal ini mengetahui tentang diare, maka akan
baik pula tindakan yang dilakukan oleh seseorang
sesuai dengan yang diketahuinya dalam hal ­tindakan
penanganan awal diare di rumah yang terjadi pada
anak usia 1-3 tahun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu tentang diare dengan ­penanganan
awal diare di rumah pada anak usia todler (1-3
­tahun) dengan nilai P value 0.000 (< 0.05).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006).
Prosedur Penelitian suatu
­pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, (2007). Manajemen penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta
Depkes RI, (2006). Pedoman Pemberantasan
­Penyakit Diare. Jakarta
Depkes RI, (2009). Profil Kesehatan Indonesia.
­Jakarta
44
Inayah, (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta
: Salemba Medika
James & Ashwil, (2007). Nursing care of children
principles and practice.
Philadelphia: Elsevier.
Kemenkes RI, (2010). Pedoman Pengendalian
Penyakit Diare Pada Balita. Jakarta: Dirjen
­
Pengendalian Penyakit Diare dan Penyehatan
Lingkungan (P2DPL).
Medikal Record, (2012). Morbiditas 10 Jenis ­Penyakit
Terbanyak Kasus Rawat Inap B
­erdasarkan
Kelompok Usia 1 - 4 Thn . Garut : BP.RSU dr.
Slamet.
Notoatmojo, (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
SDKI, (2008). Pola Penyebab Kematian Semua
Umur. Jakarta
Sugiyono, (2011). Statistik Untuk Penelitian.
­Bandung : Alfabeta.
Saharyono, (2008). Diare Akut Klinik dan
­Laboratorik. Jakarta : Rineka Cipta
Sujarweni, (2012). Statistik Untuk Penelitian.
­Yogyakarta : Graha Ilmu.
Unicef & WHO, (2009). Diarrhoea: Why children are
still dying and what can be done,(http://www.
unicef.org/media/files/Final_Diarrhoea_­
Report_October_2009_final.pdf. Diperoleh
tanggal 29 Oktoberber 2013).
UNICEF & WHO, (2005). Diarrhoea treatment
guidelines including new recommendations
for the use of ORS and zinc supplementation.
Http://www.mostproject.org/ZINC/Zinc_Updates_
Apr05/Diarrhoea guidelines.pdf. Diperoleh
tanggal 29 Oktobr 2013.
Yusuf, (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung : Rosdakarya
Download