BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB III
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA
3.1. Kajian Teori
3.1.1. Pengertian kompetensi
Dalam bahasa Inggris kompetensi berasal kata dari kata”competence”
yang berarti kemampuan. Definisi kamus besar bahasa Indonesia kompetensi
adalah kewenangan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Menurut R.M
Guion dalam Uno (2014:78) mendefinisikan kemampuan atau kompetensi sebagai
karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara
berperilaku atau berfikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam
periode waktu yang lama.
Spencer and Spencer memandang bahwa kompetensi sebagai karakeristik
yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif
dan atau superior dalam suatu pekerjaan ( Underlying Charakteristic of an
individual related to criterion –referenced effective and or superior performance
in a Job or situation). Kompetensi bagian dari kepribadian yang mendalam dan
melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai
keadaan dan tugas pekerjaan. Menurut Spencer & spencer (1993) dalam Uno
(2014: 78) kompetensi terdiri dari 5 karakteristik :
1. Motif, adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan, yang
menyebabkan sesuatu
2. Sifat adalah karakteistik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau
informasi.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3. Konsep diri adalah sikap dan nilai image diri seseorang
4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang
tertentu
5. Ketrampilan adalah kemampuan untuk melakukan
tugas- tugas yang
berkaitan dengan fisik dan mental.
Sedangkan Guru merupakan profesi, karena ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi guru sebagai seorang profesionalisme yaitu: Menuntut adanya
ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahaun yang
mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya, menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai,
adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakan dan memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan (Usman, 2008:15).
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang
profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam
menjalankan
profesi
keguruannya
dengan
kemampuan
tinggi.
Profesionalisme tidak hanya karena faktor tuntutan dari perkembangan jaman,
tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan bagi setiap individu dalam
kerangka perbaikan kualitas hidup manusia.
Profesionalisme menuntut keseriusan dan kompetensi yang memadai,
sehingga seseorang dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas. Salah satu
upaya untuk meningkatkan professionalisme guru adalah melalui sertifikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
sebagai sebuah proses ilmiah yang memerlukan pertanggung jawaban moral dan
akademis. Dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan
yang harus dijalani seseorang terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah
ditetapkan.
Sertifikasi bagi para Guru dan Dosen merupakan amanah dari UU Sistem
Pendidikan Nasional kita (pasal 42) yang mewajibkan setiap tenaga pendidik
harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar yang dimilikinya. Singkatnya adalah sertifikasi dibutuhkan
untuk mempertegas standar kompetensi yang harus dimiliki para guru dan dosen
sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing. Menurut faktor lain yang
harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru adalah perlunya perubahan
paradigma dalam proses belajar mengajar.
Anak didik tidak lagi ditempatkan sekedar sebagai obyek pembelajaran
tetapi harus berperan dan diperankan sebagai subyek. Sang guru tidak lagi sebagai
instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tinggi dari anak didik, tetapi
lebih berperan sebagai fasilitator atau konsultator yang bersifat saling melengkapi.
Dalam konteks ini,guru dituntut untuk mampu melaksanakan proses pembelajaran
yang efektif, kreatif dan inovatif secara dinamis dalam suasana yang demokratis.
Dengan demikian proses belajar mengajar akan dilihat sebagai proses pembebasan
dan pemberdayaan, sehingga tidak terpaku pada aspek-aspek yang bersifat formal,
ideal maupun verbal.
Menurut Charles (1994) dalam Mulyasa (2008: 25) “Competency as
rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
condition”. Kompetensi guru merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang di harapkan.
Menurut Lefrancois dalam Asmani (2009 : 50) kompetensi merupakan
kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama
proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan
terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses
mempelajari cara melakukan sesuatu pekerjaan yang kompleks dari sebelumnya
maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi.
Dengan demikian bisa diartikan kompetensi proses yang berlangsung lama yang
menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu.
Kompetensi diartikan Cowell dalam Asmani (2009 : 52 ) sebagai suatu
keterampilan atau kemahiran yang bersifat aktif. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kompotensi merupakan suatu, dan kesatuan yang utuh
yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan sikap yang dinilai yang
terkait
dengan profesi
tertentu berkenaan
dengan bagian
yang dapat
diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk
menjalankan profesi tertentu.
Kompetensi guru merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru
atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti, perilaku bukan hanya pada
perilaku nyata, tetapi juga meliputi hal-hal yang tidak tampak. Cooper dalam
Sujana dalam Uno (2014 :80) mengemukakan empat kompetensi guru, yakni:
(a) Menguasai pengetahuan tetang belajar dan tingkah laku manusia.
(b) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
(c) Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat
dan bidang studi yang di binanya.
(d) Mempunyai keterampilan tehnik mengajar.
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal
1 ayat (10), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru
dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu; (1) kompetensi
pedagogik; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi profesional; (4)
kompetensi sosial. Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendirisendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain
dan mempunyai hubungan hierarkis, artinya saling mendasari satu sama lainnya,
kompetensi yang satu mendasari kompetensi yang lainnya.
3.1.2. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik secara etimologis berasal dari bahas Yunani “paedos” yang
berarti anak laki-laki dan “agogos” berarti membimbing. jadi pedagogik secara
harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang
pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan
pedagogik ialah seorang ahli yang membimbing anak ke arah tujuan hidup
tertentu, atau istilah sekarang disebut pendidik. Pendidik (guru) dalam proses
belajar-mengajar memiliki peran kunci dalam menentukan kualitas pembelajaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Guru diharapkan dapat menunjukkan kepada
siswa tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan
(psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama adalah
pembelajaran.
Jadi pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak (education theory
studies) dalam arti luas yaitu bagaimana penerapan mendidik dan ilmu mendidik
atau pendidikan anak yang aktual Rasyidin (2014: 173). Dengan pendidik
sekaligus mendidik diri (Bildung) dan membina pribadinya agar berangsur-angsur
memiliki sifat-sifat ideal. Untuk sifat ideal akan mempasilitasi atau membantu
orang dewasa bersimpati kepada anak didik atas dasar simpati diharapkan dapat
mengembangkan pendekatan simpati menyelami alam pikiran, perasaan, dan
keinginan anak didik sikap penuh pengertian (empathetic understanding) yaitu
menyayangi anak didik secara obyektif pedagogis. Atas dasar itu pendidik pada
gilirannya akan mampu memfungsikan ilmu yang dipelajari. R.M Suwardi
Soerjadiningrat menyatakan “ Mendidik adalah soal kasih sayang, kebijaksanaan
(wisdom) dan kesabaran. Dua unsur yang terakhir akan berlangsung jika terdapat
unsur pertama yang kuat” (Rasyidin 2014: 172).
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.
20 tahun 2003, bahwa yang dimaksud dengan pendidik adalah tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi (UU Sisdiknas, 2003:psl.29).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Menurut Asmani (2009:59) bahwa kompetensi utama yang harus dimiliki
guru agar pembelajaran efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogis.
Menurut Mulyasa (2007;14) bahwa, kompetensi pedagogik adalah kemampuan
untuk mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman peserta didik,
desain instruksional dan implementasi, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi mereka.
Pengertian Kompetensi pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan
seperti yang dikutip oleh Mukhlis (2009: 75) adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Menurut Badan Standar nasional Pendidikan (2006:88) dalam
Mulyasa (2011; 31) yang dimaksud kompetensi pedagogis adalah : Kemampuan
dalam mengelola peserta didik yang meliputi ; (a) pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan; (b) Pemahaman tentang peserta didik; (c) Pengembangan
dan
kurikulum/silabus;
(d)
Perancangan
pembelajaran;
(e)
Pelaksanaa
pembelajaran; (f) Evaluasi hasil belajar ; (g) Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Untuk dapat melakukan hal
tersebut, guru perlu memahami perkembangan anak dan bagaimana hal itu
berpengaruh. Tugas guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang baik
dan buruk, indah dan tidak indah, benar dan salah, tetapi berupaya agar siswa
mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam keseharian hidupnya ditengah
keluarga dan masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3.1.3.Pengukuran Kompetensi Pedagogik
Menurut Undang-undang RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa kompetensi adalah; seperangkat pengetahuan, pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi pedagogik
meliputi:
1.
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:
a. memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif
b. memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadiam
c.
2.
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
a. Memahami landasan kependidikan
b. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
c. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar.
d. Serta menyususn rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
3.
Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:
a. Menata latar (setting ) pembelajaran
b.
Dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
4.
Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator
esensial:
a. Merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode.
b. Menganalisa hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar ( mastery learning)
c. Memannfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum
5.
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial
a. memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik
b. dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi non akademik
3.1.4. Kompetensi Kepribadian
Sullivan (1988) dalam Fudyartanta (2012: 104) berpendapat bahwa
kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari situasi antar pribadi yang
berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia, dan kepribadian merupakan
entitas hipotesis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi –situasi antar pribadi dan
tingkah laku antar pribadi merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati
sebagai kepribadian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1
bahwa Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”
(ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya)
dan
“ditiru”
(dicontoh
sikap
dan
perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan
belajar anak didik. Misalnya dalam bertutur kata atau dalam bertingkah laku harus
sopan sehingga guru tersebut mampu menjadi panutan bagi peserta didik.
Kepribadian sering diartikan adalah ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu. Zakiah Darajat dalam Shah (2008; 8) "Kepribadian adalah apa yang
akan menentukan apakah dia adalah seorang pendidik yang baik dan pembangun
untuk siswa. Atau akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan siswa,
terutama bagi siswa yang masih muda dan mereka yang mengalami kekacauan
mental (intermediate tingkat). Kompetensi kepribadian adalah dasar untuk tiga
jenis lain dari kompetensi. Ciri-ciri kepribadian khas guru, untuk sebagian besar,
terlihat dalam cara dia melakukan pekerjaannya. Fakta ini semakin benar dalam
karya guru yang mendidik orang-orang muda di sekolah-sekolah. Sadar atau tidak
kehadirannya di kelas, guru memiliki dampak pada perkembangan siswa termasuk
motivasi dalam belajar. Kompetensi pribadi adalah kompetensi personal, yaitu
berkaitan dengan kemampuan pribadi pemahaman diri, penerimaan diri,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
pengarahan diri sendiri dan realisasi diri Surya dalam Hamidi dan Indrastuti
(2012;98).
Kemudian Komara (2007;12) menyatakan bahwa, kompetensi pribadi
meliputi mulia, arif dan bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, menjadi
panutan bagi siswa dan masyarakat, untuk objektif mengevaluasi kinerja mereka
sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan
menurut Gimelar dan Dahyat merujuk pada pendapat Asian Institute for Teacher
Eduation, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi: (1) pengetahuan tentang
adat istiadat baik social maupun agama; (2) pengetahuan tentang budaya dan
tradisi; (3) pengetahuan tentang inti demokrasi; (4) pengetahuan tentang estetika;
(5) memiliki apresiasi dan kesadaran social; (6) memiliki sikap yang benar
terhadap pengetahuan dan pekerjaan; (7) setia terhadap harkat danm martabat
manusia.
Kepribadian sebenarnya sesuatu yang abstrak, hanya dapat dilihat melalui
penampilan penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam
menghadapi setiap persoalan. Dan kepribadian adalah unsur yang sangat
menetukan keakraban hubungan guru dengan anak didik, karena kepribadian guru
tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak
didik. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan
figur oleh peserta didik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
1). Faktor Keturunan (Heredity)
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu seperti tinggi
fisik, bentuk wajah, gender, tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi
dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnyanya dianggap
sepenuhnya atau secara substansial dipengaruhi oleh orang tua
2). Faktor Lingkungan (Natural Environment)
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan
karakter adalah lingkungan dimana ia dibesarkan. Faktor lingkungan memiliki
peran dalam alam membentuk kepribadian seseorang
3). Faktor sosial (Social Heritage) dan kebudayaan
Manusia dan alam saling mempengaruhi, dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusia mengubah alam sesuai dengan kebudayaannya, sedangkan
4). Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia,
sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya, dan para anggotanya
menyesuaikan diri terhadap kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan
pengalaman khas yang tidak diberikan oleh kelompok lain kepada anggotanya,
sehingga timbullah kepribadian khas anggota masyarakat tersebut.
5). Pengalaman Unik (Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain,
walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam
kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang
secara sempurna menyamainya.
3.1.6. Pengukuran Kompetensi Kepribadian
Mulyasa (2011: 117) menjelaskan kompetensi kepribadian dalam Standar
Nasional Pendidikan, yang tercantum dalam Pasal 28 ayat (3) butir b, serta dalam
dalam peraturan Mentri pendidikan Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru bahwa Kompetensi
Kepribadian adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi
1.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
a. bertindak sesuai dengan norma hukum
b. bertindak sesuai dengan norma sosial
c. bangga sebagai guru
d. memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
2.
Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
a. menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
b. dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3.
Kepribadian yang arif memiliki indikator esensia
a. menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir
dan bertindak
4.
Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
a.
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.
6.
Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
a.
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
3.1.7.Kompetensi Profesional.
Istilah profesi berasal dari kata Pofession
Yang berarti sama dengan
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus yang diperoleh melalui pendidikan
atau pelatihan. Mantja (2007: 165 ) menyatakan bahwa guru merupakan sebuah
profesi karena menuntut profesionalisme guru berarti memahami guru sebagai
sebuah pekerjaan yang memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah profesi dan
memandang guru sebagai seorang profesional yang melakukan pekerjaan secara
profesional. Syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang profesional yaitu:
1. Menuntut adanya ketrampilan yang berdasar konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
di laksanakan.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan
(Usman, 2008:15)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Guru sebagai kelompok profesi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Komitmennya adalah layanan kemanusiaan ketimbang kuntungan pribadi.
b. Menjalani penyiapan profesionalis yang relatif lebih lama untuk
mempelajari
konsep
dan
prinsip
pengetahuan
khususnya
yang
mengharuskan memperoleh status profesi yang tinggi.
c. Diperolehnya kualifikasi yang mantap untuk mendapatkan hak atau ijin
profesi yang harus di pelihara melalui pertumbuhan layanannya.
d. Memiliki kode etik keanggotaan, kepemimpinan dan praktik profesi
e. Organisasi yang terbentuk harus selalu memperbaiki standar profesi ,
layanan profesi disiplin diri dalam profesi dan peningkatan kehidupan
ekonomi anggotanya.
f. Berusaha untuk selalu mengembangakan diri, spesifikasinya, dan ada
kebebasan dalam berprofesi.
g. Menghargai profesi sebagai jenjang karir kehidupannya dan menganggap
keanggotaannya dalam profesi sebagai sesuatu yang tetap.
Adapun Profesional menurut Usman (2011: 14-15) memberikan kesimpulan
bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang
ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi
kepentingan umum. Sedangkan menurut Nurdin profesional adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keterampilan, kejujuran dan sebagainya.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa profesi adalah
suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, dan
keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Sedangkan kata profesional menurut Danim, profesional mengacu kepada
sifat khusus yang harus ditampilkan oleh orang yang memegang profesi tertentu.
Menurut Musfah (2011; 15) Kompetensi profesional adalah
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
kemampuan
yang meliputi:
konsep, struktur, metode keilmuan, teknologi, seni yang menaungi, materi ajar
yang ada dalam kurikululm sekolah hubungan konsep antara mata pelajaran yang
terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi
secara
profesional.
Kompetensi
profesional
adalah
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan konten
kurikulum dan substansi mata pelajaran ilmiah filosofis, menurut Jamal (2009:
157)
3.1.8. Pengukuran Kompetensi Profesional
Mulyasa (2011: 135) menjelaskan kompetensi profesional dalam Standar
Nasional Pendidikan yang tercantum dalam Pasal 28 ayat (3) butir c, dan Undangundang RI No 14 tahun 2005, indikator untuk mengukur kompetensi profesional
adalah:
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial:
a. memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
b. memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar
c. memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
d. menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
a. menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
3.1.9. Kompetensi Sosial
Kata sosial dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu yang
berhubungan dengan masyarakat. Sedangkan sosialisai diartikan sebagai proses
belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat lingkungannnya. Dalam PP RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan
“kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Jadi seorang guru tidak hanya cakap kompetensi
pedagogik saja, akan tetapi sebagai mahluk sosial yang tidak bisa di pisahkan dari
mahluk lainnya. Guru juga dituntut untuk bisa bergaul dan berkomunikasi dengan
baik. Karena sebagai guru yang profesional akan menjadikan profesinya tersebut
tidak hanya disuatu tempat saja melainkan diberbagai situasi dan kondisi dimana
dia berada.
Kompetensi sosial diperlukan oleh kemampuan seseorang untuk berhasil
dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan dalam interaksi
sosial dan tanggung jawab sosial Surya (2000) dalam Hamidi dan Indrastuti (2012
; 138). Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
meliputi: peserta didik, guru, orang tua/wali murid dan masyarakat (2008 ; 22).
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi sosial yang
tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik,
lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai.
3.1.10. Pengukuran kompetensi sosial
Indikator yang digunakan untuk mengukur kompetensi sosial Mulyasa
(2008; 24) adalah:
1.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik.
2.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
3.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
3.2.
Efektivitas Pembelajaran
3.2.1
Pengertian Efektivitas
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata efektif mempunyai arti, efek,
pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Pengertian efektivitas secara umum
adalah” kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan
sehingga menghasilkan hasil guna (efisien) yang maksimal, atau dengan kata lain
efektivitas adalah nilai usaha ketepatgunaan suatu benda atau usaha untuk
mencapai sasaran atau tujuan yang ingin dicapai. Mulyasa (2008; 31)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
mengemukakan bahwa; “efektif berarti dan efeknya (akibatnya, pengaruhnya dan
kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil”, jadi efektivitas adalah
adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang di
tuju.efektif adalah ukuran menyatakan sejauh mana tujuan ( kualitas, kuantitas
dan waktu) telah tercapai.
Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih
melihat pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan
membandingkan antara input dan outputnya. Menurut Sondang dalam Othenk
(2008; 4), Efektifvitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas
menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Abdurahmat dalam Othenk
(2008: 7), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari
anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan
menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang
dicapai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
3.2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran asal kata belajar, pada hakekatnya belajar adalah kegiatan
yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu peubahan yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai(Uno, 2008;78).
Untuk mempertahanakan kehidupannya manusia harus mempunyai bekal hidup
(skill of life), yang didapat melalui berbagai proses belajar, seperti belajar untuk
megetahui ( learning to know), Belajar untuk melakukan ( learning to do), belajar
untuk menjadi diri sendiri ( learning to my self), belajar untuk hidup bersama
(learning life to gether).
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai suatu proses interaksi antara
peserta belajar dengan pengajar/instruktur/sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Menurut Corey dalam
Kentjil(2010: 21) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai hasil
yang baik, maka diperlukan perbaikan pengajaran yaitu pada proses pembelajaran.
Salah satu variabel proses pembelajaran adalah srategi pembelajaran, dan strategi
yang dilakukan guru menjadi kajian untuk megukur kualitan pembelajaran.
Menurut Uno (2007:154) ada tiga strategi yang harus diperhatikan , yaitu strategi
pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
3.2.3.Efektifitas Pembelajaran
Efektifitas pembelajaran adalah kemampuan dalam melaksanakan program
pembelajaran yang telah direncanakan serta kemampuan mencapai hasil dan
tujuan yang ditetapkan. Proses pelaksanaan program dalam upaya mencapai
tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta
didik.
Menurut Muasaroh (2010:13) Efektivitas suatu program dapat dilihat dari
aspek berikut:
1. Aspek tugas dan fungsi, lembaga dikatakan efektivitas jika tugas dan
fungsi dilaksanakan. Begitu juga suatu prograrn pembelajaran akan efektif
jika tugas dan fungsi dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik
belajar dengan baik.
2. Aspek rencana/program, jika seluruh rencana dilaksanakan maka dapat
dikatakan efektif.
3. Aspek ketentuan dan aturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat
dari berfugsi atau tidaknya aturan yang dibuat dalam rangka menjaga
berlangsungnya proses.
4. Aspek tujuan /kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif jika
tujuan /kondisi ideal dapat tercapai.
.
Slavin menyatakan bahwa kefektifan pembelajaran ditunjukan dengan
empat indikator, yaitu: 1) kualitas pembelajaran, yakni banyaknya infomasi atau
ketrampilan yang disajikan; 2) kesesuaian tingkat pembelajaran, yaitu sejauh
mana guru memastikan tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
3) intensif, yaitu seberapa besar usaha guru memotivasi siswa untuk
mengajarkan tugas belajar dan materi belajar yang diberikan; 4) waktu,
pembelajaran akan efektif jika siswa dapat menyelesaikan pelajaran sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
Menurut Simanjuntak, pembelajaran dikatakan efektif jika menghasilkan
sesuatu sesuai yang diharapkan. Dan pembelajaran yang efektif ditandai dengan
sifatnya yang menekankan pada pembelajaran peserta didik secara aktif.
Pembelajaran yang efektif yaitu apabila hasil belajar yang diperoleh siswa
maksimal.
Sementara menurut Sudjana ( 2007:80), menilai keefektifan proses belajar
mengajar sebagai berikut:a) konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan
kurikulum; b).keterlaksanaannya oleh guru, dalam hal ini sejauh mana kegiatan
dan program
yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik;
c).keterlaksanaan oleh siswa, dalam hal ini sejauh mana siswa melakukan
kegiatan belajar baik praktik dibengkel dan belajar teori dikelas dengan baik;
d).interaksi guru –siswa, berkaiatan dengan komunikasi dua arah ( guru dan
siswa); e).kemampuan atau ketrampilan guru mengajar ( penguasaan bahan ajar,
cara mengajar, daya serap, metodologi); f) kualitas hasil belajar yang dicapai.
Menurut Usman untuk pembelajaran efektif ada lima variabel yang menentukan
keberasilan belajar siswa.antara lain:
1. Melibatkan aktivitas siwa, aktivitas yang dimaksud;
a). Aktivitas visual (visual activity) seperti; membaca, menulis, melakukan
eksperimen dan demontrasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
b). Akivitas lisan (oral activities) seperti: bercerita, membaca sajak, tanya
jawab, diskusi dan menyanyi.
c). Aktivitas mendengarkan (listening activities) menjelaskan penjelasan
guru, ceramah, dan pengarahan.
d).Aktivitas gerak (motot activities) seperti senam, atletik,menari,melukis.
e). Aktivitas menulis (writing activities ) seperti: mengarang, membuat
makalah, dan membuat surat.
2. Menarik minat dan perhatian siswa
3. Membangkitkan motivasi siswa
4. Prinsip individualitas
5. Peragaan dalam pembelajaran
Dalam Journal of Effektif Teaching, merekomendasikan empat hal yang
harus dilakukan guru dalam
efektiftivitas pembelajaran, yaitu: pertama .
Pengajaran berorientasi pada hasil (outcames). Dengan menargetkan hasil
memungkinkan
siswa untuk memusatkan perhatian mereka pada tujuan
pembelajaran yang jelas. Hal ini juga memfokuskan guru untuk merancang
strategi pembelajaran yang efektif. Kedua, Kejelasan intruksi yaitu guru harus
meyampaikan intruksi yang jelas, agar siswa memahami apa yang diharapkan
guru. Selain intruksi yang jelas, guru harus membantu siswa menghubungkan
informasi baru dengan informasi yang mereka sudah ketahui. Ketiga, keterlibatan
siswa mulai dari awal pelajaran sampai selesai. Untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran, guru harus menciptakan lingkungan belajar dinamis yaitu memberi
kesempatan siswa untuk berlatih setiap konsep yang mereka pelajari. Keempat,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Antusiasme yaitu semangat guru dalam memberikan pelajaran akan memotivasi
partisipai siswa dan menumbuhkan semangat belajar dalam kelas. Antusiame guru
yang tinggi mencerminkan kompetensi profesional dan kepercayaan diri.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap
elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil
pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode
affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah
outputnya, yaitu kompetensi siswa. Suatu kegiatan pembelajaran juga dikatakan
efektif bila kegiatan tersebut dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan
mencapai tujuan yang diinginkan, karena efektifitas menekankan pada
perbandingan antara rencana dengan tujuan yang akan dicapai. Efektifitas
pendidikan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau ketepatan atau
ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Untuk mnengukur efektifitas hasil suatu
kegiatan pembelajaran, dilakukan melalui ketrampilan kognitif peserta didik
sebelum dan sesudah pembelajaran
Dalam Nasional Board Certified Teachers (NBCTS) bahwa murid yang di
ajar guru bersertifikasi Dewan Nasional berkinerja lebih tinggi dari pada murid
sebaya mereka menurut Cavalluzzo (2004) dalam Stronge (2013: 10). Guru yang
efektif adalah yang memiliki :
1. Kemampuan verbal
2. Bersertifikasi
3. Kemampuan konten
4. Pengalaman mengajar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Menurut Nodding (2005) dalam Stronge (2013: 12) bahwa kebahagiaan
guru mempengaruhi iklim kelas, dengan demikian mempengaruhi murid dan
psikologis guru pada murid dikaitkan dengan prestasi siswa. Keefektifan
pengajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian siswa. Menurut Reigeluth
dalam Uno (2014;156) ada empat aspek dalam mendeskripsikan keefektifan
pengajaran; 1). Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari yang sering
disebut tingkat kesalahan; 2). Kecepatan unjuk kerja; 3). Tingkat alih belajar dan
4). Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
3.2.4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran
1. Strategi dan metode pembelajaran
Strategi adalah serangkaian rancangan untuk mencapai tujuan tertentu,
sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
strategi.
2. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, dan proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
3. Media Pembelajaran
Media yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi siswa dan
mengaktifkan pembelajar dalam mmberikan tanggapan, umpan balik dan juga
mendorong siswa melakukan praktek-praktek yang benar selama proses belajar
mengajar berlangsung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
4. Evaluasi Pembelajaran
Rostiyah dalam Djamarah (2010:32) mengatakan bahwa evaluasi adalah :
“kegiatan
mengumpulkan
data
seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya,
yang
bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil
belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
5. Gaya mengajar Guru
Menurut Rahmat (2011: 67) peran Guru : Guru mempunyai fungsi dan peran yang
jauh berbeda dari fungsi dan peran seorang guru sebagaimana yang dipahami
orang saat ini ; Guru bukanlah pengajar yang menuangkan ilmu pengetahauan,
ajaran-ajaran, perintah atau pengarahan kepada peserta, melainkan fungsi utama
peran
guru
adalah
memungkinkan
siswa
menfasilitasi
dapat
berlangsungnya
mengembangkan
proses
dirinya,
belajar
yang
pengetahunnya,
pemahamannya, perilakunya serta keterampilan-keterampilan yang dikuasainya.
3.2.5. Pengukuran Efektivitas Pembelajaran
Efektifitas
pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan
dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria keefektifan
dalam penelitian ini mengacu pada:
a. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75% dari
jumlah 0% siswa telah memperoleh nilai: 60
b. Kejelasan intruksi, guru menyampaikan intruksi yang dapat dipahami
siswa
c. Keterlibatan siswa. Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa terlibat
dalam proses pembelajaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
d. Antusiasme. pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan
minat dan motivasi dalam pembelajar
3.3.
Penelitian Terdahulu
Tabel.3.1
Penelitian terdahulu
Peneliti, Tahun
Hasil
Muhammad Ilyas Bhutto ( 2011)
Mengajar dengan kompetensi sosial
mencapai hasil belajar lebih baik
Anupama Bhagara, Minaken Pathy(2011)
Kompeetesi kepribadian berperan
dalam nilai belajaryang lebih baik
Irem Kızılaslan
Kompetensi Guru berperan dalam
perubahan hasil belajar siswa
Ahmad
Mojavezi,
PoodinehTamiz
(2012)
Marzieh Konsep diri Guru berpengaruh posirif
pada motivasi dan prestasi siswa
Ade Een, Khaeruniah (2013)
Kompetensi
kepribadian
Guru
berkontribusi
positif
terhadap
motivasi dan disiplin belajar
Adnan Hakim (2015)
Kompetensi Pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional,
kompetensi sosial berpengaruh positif
terhadap hasil belajar
Mareike Kunter,
Kompetesi
profesional
Guru
JürgenBaumer,ThamarVos,UtaKlusmann, mempengaruhi motivasi dan hasil
Dirk Richter,AxinjaHachfeld (2015)
belajar siswa
Mk. panang (2015)
M Nur Mustafa (2013)
Lauren Liberant (2012)
Kompetensi
kepribadian
Guru
signifikan rendah terhadap prestasi
akademik siswa dalam pelajaran
fisika
Kompetensi
profesional
Guru
berpengaruh terhadap hasil belajar
dan mengajar siswa belajar tepat
Kompetensi
kepribadian
mempengaruhi
akademik
perilaku siswa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tidak
dan
46
Lanjutan...
Titik Hartyanti (2009)
Kompetensi
profesional
Guru
berpengaruh posistif terhadap minat
belajar mata pelajaran fiqih di Mts
Yasu,a Plag Wetan Demak
Jamaludin Makmun, Mustafa Makka Kompetensi profesional berpengaruh
(2010)
terhadap hasil belajar SMA Negeri 1
Tamalatea
Power Panjaitan SE, M.SI (2013)
Kompetensi
Guru
berpengaruh
terhadap kepuasan siswa pelajaran
fisika
Syarif Muhammad Irshad (2013)
Kompetensi
profesional
Guru
berpengaruh positif terhadap hasil
belajar
di
SMK
Negeri
2
Tulungagung.
Tri Hardiana (2013)
Kompetensi
Pedagogik
Guru
berpengaruh positif terhadap hasil
belajae kelas x mata pelajaran IPS
SMK Muhammadiyah Pontianak
Dhika Pratama, Kusuma Hati, Edy Kompetensi
Guru
memberikan
Wiyono,Elvin Yusliana, Ekawati (2011) kontribusi terhadap kemampuan
kognitif siswa
Sabar Sukarno (2011)
Pengaruh kompetensi kepribadian
Guru terhadap pembelajaran
Ridaul Inayah, Trisno Martono,Hery Kompetensi Guru berpengaruh positif
Sawiji,(2012)
terhadap mata peajaran ekonomi
siswa kelas XI
Ni Made Supradyani, I Nyoman Kompetensi pedagogik/ pengelolaan
Natajaya, I Gusti Ketut Arya Sunu (2013) kelas, etos kerja dan pemanfaatan
berkontribusi
terhadapefektifitas
pembelajaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
3.4. Kerangka Pemikiran
Kompetensi Pedagogik ( X1)
1. Menyusun Rencana
pembelajaran
2. Kemampuan proses
mengelola KBM
3. Kemampuan
melakukan penilaian
Kompetensi Kepribadian (X2)
1. Kepribadian yang
mantap stabil dan
dewasa.
2. Kepribadian arif, ahlak
mulia dan teladan
Kompetensi Profesional (X3)
1. Menguasai substansi
keilmuan, struktur dan
metode keilmuan
2. Etos Kerja
Kompetensi Sosial (X4)
1. Interaksi dengan
peserta didik dan
dengan kepala
sekolah.
2. Interaksi dengan
orang tua dan
mmdengan
masyarakat
(H1)
(H2)
(H3)
(H4)
(H5)
Gambar .3.1
Kerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Efektifitas Pembelajaran
(Y)
1. Hasil belajar
siswa 75 %
mencapai nilai 60
2. Kejelasan Intruksi
guru
3. Keterlibatan siswa
4. Meningkatkan
minat dan motivasi
belajar
48
3.4.1.
Pengaruh Kompetensi
pembelajaran
Pedagogik
guru
terhadap
efektifitas
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru,
Dalam teori yang ada kompetensi pedagogik dapat mempengaruhi efektifiats
pembelajaran. Dengan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, kinerja belajar siswa dan minat serta
motivasi belajar siswa.
3.4.2. Pengaruh Kompetensi Kepribadian guru terhadap efektifitas
pembelajaran
Kompetensi Kepribadian atau Personal dibutuhkan oleh siswa Oleh karena
itu, seorang pendidik harus memiliki kemampuan yang berkaitan dengan
kepribadian pembangunan. Kompetensi personal yaitu berkaitan dengan
kemampuan pribadi pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri sendiri dan
realisasi diri, Dari teori yang ada kompetensi kepribadian berpengaruh terhadap
kinerja belajar siswa.
3.4.3. Pengaruh Kompetensi Profesional
pembelajaran
guru terhadap efektifitas
Kompetensi profesional berkaitan dengan ketrampilan guru dalam proses
pembelajaran. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan konten kurikulum dan
substansi mata pelajaran ilmiah filosofis. Sementara Komara dalam Jamal: (2009:
157) menyatakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan menangani
penyesuaian tugas dan kompetensi ini
sangat penting karena langsung
berhubungan dengan kinerja yang ditunjukkan. Dari teori yang ada kompetensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
profesional berpengaruh signifikan terhadap kinerja belajar, prestasi belajar
siswa.
3.4.4. Pengaruh Kompetensi Sosial terhadap Efektifitas Pembelajaran Siswa.
Kompetensi sosial diperlukan oleh kemampuan seseorang untuk berhasil
dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan dalam interaksi
sosial dan tanggung jawab sosial. Mulyasa (2007) menyatakan bahwa kompetensi
sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain meliputi: peserta
didik, sesama guru, orang tua/wali murid dan masyarakat. Dalam teori didapatkan
bahwa kompetensi sosial berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran.
3.5. Hipotesis
Hipotesis yang terdapat didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
H1 = Kompetensi
pedagogik
berpengaruh
positif
terhadap
efektifitas
pembelajaran
H2 = Kompetensi
Kepribadian
berpengaruh
positif
terhadap
efektifitas
Profesional
berpengaruh
positif
terhadap
efektifitas
pembelajaran
H3 = Kompetensi
pembelajaran
H4 = Kompetensi Sosial berpengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran
H5 = Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional,
Kompetensi Sosial secara bersama mempengaruhi efektifitas pembelajaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download