merger program studi

advertisement
RENCANA MERGER PROGRAM STUDI DI FAKULTAS PERTANIAN:
PANDANGAN SEORANG MANTAN MAHASISWA PERTANIAN
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec.1
1. Pendahuluan
Beberapa bulan terakhir ini, warga akademik, khususnya Fakultas Pertanian
UGM dihadapkan kepada agenda atau wacana yang cukup pelik. Konon kabarnya
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Departemen Pendidikan
Nasional berencana untuk melakukan restrukturisasi atau merger program studi (PS)
di lingkungan fakultas pertanian. Rencana ini didukung oleh sebagian pimpinan
perguruan tinggi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Perguruan Tinggi
Pertanian Indonesia (FKPT-PI). Dalam rencana tersebut, program studi yang ada di
fakultas pertanian akan dilebur menjadi dua program studi, yaitu program studi
agroteknologi dan program studi agribisnis. Program studi agroteknologi
merupakan peleburan beberapa program studi, antara lain program studi agronomi,
program studi pemuliaan tanaman, program studi perlindungan tanaman, program
studi ilmu tanah dan program studi mikrobiologi pertanian, serta program hortikultura.
Sedangkan program studi agribisnis merupakan hasil peleburan dari program studi
agribisnis, program studi ekonomi pertanian dan sumberdaya, program studi
penyuluhan dan komunikasi pertanian, serta program studi lain yang bercorak sosial
ekonomi.
1
Pendiri dan Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Organisasi Profesi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (DPP POPMASEPI); Ketua Tim Perumus Deklarasi
Pendirian Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI); Mantan Ketua Senat Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM; Laboratorium Kebijakan Pangan dan Pertanian, Jurusan Sosek, Fakultas
Pertanian UGM. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Donny Widianto, MSc., Ph.D, yang
telah memberikan masukan terhadap naskah ini.
1
Pada galibnya rencana merger program studi ini dilatar belakangi oleh dua
masalah pokok. Kedua masalah mendasar ini menurut hasil kajian FKPT-PI adalah
“program studi dirasakan SEMPIT dan lebih BERORIENTASI pada aspek
PENDALAMAN ILMU” serta “terdapat beberapa program studi yang KURANG
DIMINATI” (Sabiham, 2007).
Paper ini dimaksudkan untuk memberikan pemikiran/perspectif alternatif
berkenaan dengan (rencana) kebijakan merger prodi di lingkungan fakultas pertanian
di Indonesia. Pertanyaan mendasarnya adalah apakah kebijakan merger prodi
merupakan solusi yang tepat dan bijaksana? Dengan menggunakan bahasa policy
dapat dinyatakan apakah kebijakan tersebut merupakan first best choice? Aspek-aspek
apa sajakah yang seyogyanya dipertimbangkan berkait dengan rencana merger
program studi?
2. Pendidikan sebagai proses
Sebagai suatu proses, maka kualitas
output
pendidikan ditentukan oleh
berbagai faktor yang saling pengaruh. Pertama, mutu input yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Kedua, mekanisme proses pembelajaran. Semakin majunya proses
pendidikan memberikan berbagai implikasi, antara lain inovasi metode pembelajaran
yang diterapkan. UGM, misalnya, sudah mulai menerapkan metode pembelajaran
terkini, misalnya metode Pembelajaran Berpusat Mahasiswa (PBM) atau Student
Centered Learning (SCL). Tujuan penerapan metode SCL antara lain untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan jaminan mutu (quality assurance). Substansi
dasar yang ingin dicapai melalui metode SCL adalah menjadikan mahasiswa sebagai
fokus pembelajaran sehingga mahasiswa harus berperan aktif. Disamping itu, dosen
lebih berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran. Ketiga,
kesesuaian atau
kebutuhan pasar.
2
Lulusan suatu program studi kadang-kadang lebih mudah diserap oleh pasar
tenaga kerja, disamping karena mutu calon tenaga kerja tersebut (yang dihasilkan
melalui proses pembelajaran yang baik), juga dipengaruhi oleh kuantitas tenaga kerja
yang diperlukan oleh pasar. Semakin berkualitas lulusan program studi dan semakin
mudah memasuki pasar tenaga kerja, maka akan semakin menarik calon mahasiswa
untuk memilih program studi tersebut. Selain itu, perlu pula dilakukan sosialisasi dan
promosi program studi ke sekolah menengah umum, publik maupun user yang terkait.
Ada peribahasa yang menyatakan “karena tak kenal, maka tak sayang”.
Dalam
konteks ini pencitraan diri (branding image) kepada publik mengenai program studi
dan (meningkatkan) reputasi lulusan program studi perlu dilakukan secara bersamaan.
Dengan pemahaman bahwa pendidikan adalah suatu proses dan banyak faktor
yang mempengaruhinya, maka merger program studi bukan merupakan solusi yang
tepat untuk mengatasi masalah “terdapat beberapa program studi yang KURANG
DIMINATI”. Kita perlu mengkaji secara mendalam terhadap gatra input, proses
pembelajaran, kebutuhan pasar, sosialisasi dan promosi, disamping branding image
tentang program studi.
3. Perspektif historis
Secara obyektif harus diakui bahwa terdapat beberapa perguruan tinggi yang
telah berhasil dalam mengelola fakultas pertanian, termasuk program studi-program
studi yang ada di dalamnya. Diantara perguruan tinggi tersebut adalah Fakultas
Pertanian UGM yang telah berdiri sejak 1949.
Sebagai bagian dari salah satu perguruan tinggi tertua, Fakultas Pertanian
UGM telah memiliki pengalaman yang luas, baik dalam bidang pengembangan
keilmuan, proses pembelajaran maupun pengabdian kepada masyarakat, termasuk
dalam mengembangkan program studi yang ada. Seyogyanya program studi-program
studi yang telah terbukti mampu mengembangkan diri dengan baik diberikan hak
3
untuk lebih memajukan dirinya, termasuk hak untuk memilih apakah akan melakukan
merger atau tidak. Dalam konteks ini, kita perlu untuk mengkaji dan mengambil
pelajaran dari falsafah bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Sebagai salah satu bangsa besar yang berfalsafah Bhineka Tunggal Ika, upayaupaya penyeragaman dapat dimaknai sebagai pengingkaran terhadap kemajemukan
bangsa. Jika PS dianalogikan sebagai unsur-unsur keragaman, maka keragaman itu
harus dihormati dan dikembangkan untuk kemudian dibingkai menjadi satu kesatuan
sehingga diperoleh sinergi yang optimum. Untuk itu diperlukan perubahan mind set
dalam menyikapi hal ini. Peleburan (restrukturisasi) PS justru akan melemahkan
potensi-potensi yang telah ditumbuh kembangkan dengan susah payah oleh para staf
pengajar di program studi tersebut. Pertanian dapat dilihat sebagai kesatuan dari unsur
tanah, air, iklim, tumbuhan dan hewan yang dikelola oleh manusia. Secara demikian,
maka memajukan pertanian semakna dengan memajukan unsur-unsur pembentuknya.
Kalau kita ingin meningkatkan minat calon mahasiswa untuk belajar di bidang
pertanian, maka tantangan pertamanya adalah bagaimana kita memajukan pertanian.
Itu berarti kita harus memberikan keleluasaan pada program studi sebagai salah satu
basis pengembangan keilmuan untuk berkembang lebih jauh; bukan malah
merestrukturisasi/meleburkan.
4. Perspektif policy
Salah satu ciri policy yang baik adalah memberikan reward kepada mereka
yang memenuhi harapan (berprestasi) dan memberikan solusi bagi yang tidak
memenuhi harapan (kurang berhasil). Memberikan treatment yang sama kepada
mereka yang berhasil dan yang belum berhasil, bukanlah policy yang bijak dan
berkeadilan. Karena tindakan tersebut justru tidak memberikan insentif untuk
berprestasi; malahan membuat masa bodoh dan pasif. Dengan kata lain bagi program
studi yang mampu mengelola dirinya dengan baik, maka perlu diberikan keleluasaan
4
untuk semakin tumbuh dan berkembang. Bahkan program studi ini perlu dikaji secara
mendalam agar diketahui key success factor (KSF)-nya. Program studi yang belum
berhasil perlu belajar kepada program studi yang telah terbukti mampu mengelola
dirinya dengan baik, dan jika memungkinkan mengaplikasikan KSF tersebut sesuai
dengan sumberdaya yang dimilikinya. Menganalogikan terminologi ilmu ekonomi
publik, maka pemerintah (baca: Dikti) diharapkan dapat memerankan empat peran
kunci, yaitu allocative role, distributive role, regulatory role dan stabilization role
(Bailey, 2002).
5. Policy option
Mempertimbangkan uraian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka
terdapat beberapa skenario policy option berkenaan dengan rencana restrukturisasi
program studi:
Pertama, bagi program studi yang sudah berkembang, diberikan opsi untuk
mengelola program studi seperti semula/tidak ada merger program studi. Bagi
program studi yang belum (tidak ?) berkembang, diberikan hak untuk melakukan
merger program studi yang dikelolanya.
Kedua, bagi program studi yang sudah berkembang, diberikan opsi untuk
mengelola program studi seperti semula/tidak ada merger program studi. Sedangkan
bagi program studi yang belum (tidak ?) berkembang, diberikan waktu untuk
konsolidasi dan kemudian mengikuti langkah-langkah (KSF) yang dilakukan oleh
program studi yang telah berkembang.
Ketiga, bagi program studi yang sudah berkembang, diberikan opsi untuk
mengelola program studi seperti semula/tidak ada merger program studi. Sedangkan
bagi program studi yang belum (tidak ?) berkembang, diberikan hak untuk
menentukan apakah akan mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh program
studi yang telah berkembang (tidak merger) atau melakukan merger program studi
5
yang dikelolanya. Semua ini tergantung pada kekuatan internal resources masingmasing institusi.
6. Penutup
Policy option yang akan ditetapkan berkenaan dengan rencana restrukturisasi
atau merger program studi di fakultas pertanian hendaklah dilakukan
dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu:
a. Risiko atas pilihan policy yang akan diberlakukan adalah yang terkecil. Jika
memungkinkan adalah zero risk policy.
b.
Memberikan reward bagi program studi yang telah berkembang dalam bentuk
memberikan keleluasaan untuk menentukan dirinya apakah akan melakukan
merger atau tidak.
Merger atau tidak melakukan merger seyogyanya tidak dikaitkan dengan hak
atau requirement
dalam mengikuti berbagai program yang dikelola pemerintah
(Dikti), misalnya keikutsertaan dalam program hibah kompetisi, PHK-institusi dan
program-program lainnya.
Pendidikan adalah sektor strategis dalam pembangunan bangsa, terutama
dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu diperlukan
pemimpin yang amanah, bijak dan adil. Sejauh mungkin menghindarkan diri dari
pengambilan keputusan yang berorientasi sempit, misalnya untuk mengejar jabatan,
keuntungan finansial, atau kepentingan proyek.
6
Download