11 BAB II DASAR PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Massa Istilah komunikasi massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini. 4 “apakah seekor ikan tahu kalu dia basah?”, kritikus budaya dan media yang berpengaruh, Marshall McLuhan, dulu sering menanyakan hal ini. Jawaban yang akan dia katakan adalah tidak”. Keberadaan ikan tersebut sudah begitu didominasi oleh air sehingga hanya dalam kondisi tidak ada airlah ikan akan menyadari keadaanya. Begitu juga dengan manusia dan media massa. Media sudah begitu memenuhi kehidupan kita sehari-hari sehingga kita sering tidak lagi sadar dengan kehadirannya, apalagi dengan pengaruhnya. Media memberi informasi, menghibur, menyenangkan, tetapi sekaligus mengganggu kita. Media menggerakkan emosi, menantang intelektualitas, dan menghina intelegensi kita. Morissan, Andy corry Wardhani, Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : Ghalia Indonesia. Hal 1 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Media sering kali menganggap kita sebagai komoditas semata untuk dijual kepada penawar tertinggi. Media menolong dalam mendefinisikan diri kita, membentuk realitas kita. Media tidak melakukan ini sendiri, namun media melakukannya dengan kita dan juga kepada kita melalui komunikasi massa dan melakukannya sebagai pusat, banyak kritikus dan akademisi berkata sebagai satu-satunya pusat kekuatan budaya dalam masyarakat kita. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media massa.5 Definisi yang di kemukakan oleh Bittner diatas menekankan akan arti pentingnya gatrkeeper dalam proses komunikasi massa. Inti dari pendapat itu bisa dikatakan dalam proses komunikasi massa dengan melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya. Sangat dibutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan baik itu informasi ataupun gagasan yang disampaikan kepada orang banyak atau pulik melalui media. proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada Ardianto, E.L. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 3. 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 khalayak banyak (public). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat Macam-macam media massa yakni seperti edia cetak, media elektronik, media online. Komunikator dalam komunikasi terdiri dari beberapa orang yang bekerja sama di dalam sebuah lembaga. Seorang komunikan dalam komunikasi massa mempunyai sifat heterogen atau beragam, yang artinya penonton atau konsumen terdiri dari berbagai kalang, pendidikan, jenis kelamin, status social ekonomi, serta memiliki agama atau kepercayaan yang beragam. Contohnya saja anda menonton film di bioskop bersama dengan adik, kakak, dan kedua orang tua anda. Dari segi jenis kelamin itu sudah berbeda , umur, stastus social pun juga berbeda. Jadi heterogenitas ini banyak sekal macamnya, meskipun tidak semua heterogenitas, namun sudah pasti melekat pada diri komunikan. Untuk pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu namun di tujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Komunikasi massa juga bersifat satu arah jadi konikator hanya menyampaikan pesan dan komunikan hanya perlu menerimanya tanpa bisa memberikan feedback secara langsung kepada komunikator. Dalam penyebaran pesan kepada khalayak berlangsung serempak dank arena komunikasi massa bersifat umum. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Ketergantungan yang tinggi pada media massa tersebut akan mendudukkan media sebagai alat yang ikut membentuk apa dan bagaimana masyarakat. Oleh karena itu, mengkaji dan mempelajari media massa sebagai alat dalam komunikasi massa menjadi sangat penting. ini juga yang melatarbelakangi pentingnya kita mempelajari komunikasi massa. Sesuai dengan asumsi dari Dennis McQuail (1987) menjelaskan : 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industry lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Pihak lainnya institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat dibayangkan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.6 2.2 Film Dalam sebuah undang-undang yang menjadi panutan masyarakat Indonesia, di jelaskan bahwa Film adalah sebuah karya seni budaya memiliki peran strategis dalam peningkatan petahanan budaya bangsa dan kesejahteraan masyarakat lahir batin untuk memperkuat ketahanan nasional dan karena itu negara bertanggung jawab memajukan perfilman. Bahwa film sebagai media komunikasi massa merupakan sarana pencerdasan kehidupan bangsa, pengembangan potensi diri, pembinaan akhlak mulia, pemajuan kesejahteraan masyarakat, serta wahana promosi Indonesia di dunia internasional, sehingga film dan perfilman Indonesia perlu dikembangkan dan dilindungi. Film dalam era globalisasi dapat menjadi alat penetrasi kebudayaan sehingga perlu dijaga dari pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan jati diri bangsa Indonesia. Upaya memajukan perfilman Indonesia harus sejalan dengan dinamika masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.7 Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Hal 34-35 https://kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/UU%2033%20Tahun%202009.pdf Pada tanggal 15 Mei, Pukul 21.33 WIB 6 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Sesuai dengan UU no. 23 Tahun 2009 tentang perfilman yang sudah di jabarkan diatas, menyebutkan pasal 1 bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah fotografi dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan. Menurut Amura, yang menulis buku Perfilman Indonesia dalam Era Baru, tahun 1989, penerbit Lembaga Komunikasi Massa Islam Indonesia. Bagi Aura (1989: 132) film bukan semata-mata barang dagang melainkan alat penerangan dan pendidikan. Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai alat cultural education atau pendidikan budaya. Demikian film juga efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya. Film memiliki pengertian yang beragam, tergantung sudut pandang seseorang yang membuatnya. Berikut beberapa definisi film: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa pada tahun 2008, film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) dan tempat gambar positif (yang akan dimainkan dibioskop). Film juga bisa diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Film adalah rangkaian gampar yang bergerak membentuk suatu cerita atau juga biasa disebut Movie atau Video.8 Film juga disebut sebagai gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Javandalasta, Panca. 2011. “5 Hari Mahir Bikin Film, Jangan Cuma Bisa Nonton, Ayo Bikin Filmmu Sendiri !!!”. Surabaya: Mumtaz Media. Hal 1 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Film merupakan media yang menyajikan pesan audio, visual dan gerak. Dalam bahasa Inggris, terdapat kata ketiga dari “film” dan “sinema” yaitu “movies” yang berasal dari kata move yang berarti bergerak, sehingga movies bisa diartikan sebagai gambar yang bergerak atau hidup. Film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam karena film adalah media audio visual. Media ini banyak digemari banyak orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi. Keistimawaan film. Lima diantaranya adalah : 1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sanggup menghubungkan penonton dengan kisah-kisah personal. 2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung. 3. Film dapat berkomunikasi dengan para penonton untuk membuat perubahan. 4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan. 5. Film dapat sebagai alat yang mampu menghubungkan penonton dengan pengalaman yang terpampang melalui bahasa gambar.9 Banyak dari masyarakat yang mengartikan sebuah film adalah sarana hiburan namun dibalik dari sebuah hiburan, film memiliki fungsi lain yaitu sebagai media Javandalasta, Panca. 2011. “5 Hari Mahir Bikin Film, Jangan Cuma Bisa Nonton,Ayo Bikin Filmmu Sendiri !!!”. Surabaya: Mumtaz Media. Hal 1 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 informasi, pendidikan dan kebudayaan. Seperti halnya sastra, film adalah karya seni budaya yang terbentuk dari berbagai unsur. Secara umum struktur film sama dengan struktur sastra yaitu terbentuk oleh unsur-unsur interistik dan unsur eksteristik. Oleh karena itu untuk memahami isi pesan yang disampaikan dalah sebuah film, seorang pendidik harus mampu menganalisis atau mengkaji berbagai unsur-unsur pembangunan film. oleh karena itu film perlu diapresiasi, dengan cara mengkonsumsi, menonton, merespon, memahami, menghayati, dan memberikan nilai obyektif yang melibatkan aspek subjektif terhadap unsur karya sinematografi. Dilihat dari jenisnya film dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu film dokumenter, film pendek, dan film panjang. 2.2.1 Film Dokumenter Film dokumenter pertama kali digunakan untuk film pertama karya Lumiere Bersaudara yang penceritakan tentang perjalanan yang dibuat sekitar tahun 1980-an. Film dokumenter membiarkan spontanitas objek yang difilmkan bukan rekayasa. 2.2.2 Film Cerita Pendek Dibanyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 loncatan bagi seseorang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Film cerita pendek biasanya berdurasi di bawah 60 menit. 2.2.3 Film Cerita Panjang Film cerita panjang berdurasi lebih dari 60 menit. Film yang diputar di bioskop termasuk dalam kelompok film ini. Film jika dilihat dari isinya dapat dibedakan menjadi film fiksi dan film non fiksi. Film fiksi adalah jenis film yang hanya berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan si penulisnya, bukan kenyataan. sedangkan film non fiksi adalah jenis film yang isinya bukan fiktif, bukan hasil imajinasi/rekaan. Dengan kata lain film non fiksi adalah film yang bersifat faktual, hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata, benar-benar ada dalam kehidupan kita. Salah satu jenis film non fiksi adalah film dokumenter 2.3 Film Dokumenter film dokumenter (documentary movie) adalah film yang mendokumentasikan suatu kenyataan dan fakta. Dalam film dokumenter tidak ada cerita fiktif yang dibuat-buat untuk mendramatisir adegan sepanjang film. Artinya, film dokumenter digunakan untuk merepresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan yang dibuat lebih terstruktur dalam durasi film. Film dokumenter juga merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang berlangsung. Dalam film dokumenter, unsur hiburan memang tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 terlalu ditonjolkan. Hal yang menjadi poin penting tentunya adalah pesan khusus dari tema film dokumenter tersebut. Meski begitu dalam beberapa film dokumenter juga menampilkan unsur entertain yang cukup. Film dokumenter kerap digunakan sebagai media kritik sosial dengan memotret hal hal kelam dalam negara seperti potret kehidupan masyarakat miskin atau kesenjangan sosial yang terjadi dalam suatu negara. Selain itu film dokumenter juga digunakan untuk membuat film biografi suatu tokoh. Para artis, musisi dan penyanyi dunia yang populer juga sering membuat film dokumenter dengan video dokumentasi hasil konser dan show serta kehidupan sehari-hari mereka. Dokumenter televisi adalah program dokumenter dengan tema topik tertentu, disajikan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi (dengan voice over, hanya terdengar suara tanpa wajah yang menyuarakan tampak di layar monitor), menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual (picture story). Menurut Frank E. Beaver mengatakan film dokumenter biasanya di-shoot disebuah lokasi nyata, tidak menggunakan aktor dan temannya terfokus pada subjek-subjek seperti sejarah, ilmu, pengetahuan, sosial atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita gali.10 Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi : Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta : Kencana. Hal 316. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Menurut Paul Rotha, Film dokumenter adalah mengkombinasikan seni pembuatan film, seni produksi dan penulisan journalistik.11 Namun berdasarkan sejarah munculnya film documenter dengan memperhatikan beberapa karya yang telah dihasilkan. Maka para pakar film documenter dahulu memproduksinya dengan focus pendekatan pada bagian-bagian yang berbeda, sehingga apabila diamati perbedaannya menghasilkan gendre documenter yang berfariasi. Salah satunya adalah Dziga Vertov adalah seorang sineas documenter atau dokumentaris yang lahir di Rusia, 2 Januari 1896, ia memiliki latarbelakang sebagai reporter. Karaya fil dan teori Vertov sangat memengaruhi para sineas documenter generasi berikutnya di seluruh dunia. Pada tahun 1922, Vertov menampilkan manifestasinya dengan sebutan KinoPravda. Dalam terjemahan harafiah bahasa inggris sama dengan film truth. Film kebenaran. Vertov menyatakan “kamera merupakan mata film dan film documenter bukan menceritakan apa yang terlihat dan terekam oleh kamera sebagai mata film.” Mata film disebutnya Kino-Eye atau Kino-Glaz.12 Sehingga beberapa unsur yang terkandung dalam karya documenter adalah realitas (fakta dan data), film statement, structure/alur cerita dan elemen dramatic, serta medium televise atau film. Rotha Paul, Sinclair Road, and Ricard Graffith. 1949. Documentary film. New York : Communications Arts Books. Hal 70 12 Ayawaila, Gerzon R. 2009. Dokumenter:Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV IKJ Press. Hal 14-15 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Film documenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung ada kamera atau pewawancara. Documenter sering kali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan di gedung bioskop yang enampilkan film-film fitur. Akan tetapi, film jenis ini sering tampil di televise. Documenter dapat diambil pada lokasi pengambilan apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah dipersiapkan.13 Dalam pembuatan dokumenter dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan tidak peru mengusun tempat karena film dokumenter ini adalah film yang alami sesuai dengan keadaan yang ada. Untuk anggota dalam pembuatan dokumenter cukum sutradara yang mempunyai ide, kameramen yang bertugas mengambil gambar, scrip writer yang menulis naskah, dan editor yang bertugas menyusun gambar hingga membentuk sebuah film yang utuh. Mencuplik dari buku yang berjudul Dasar-dasar Produksi Televisi, Fachrudin, Andi. Membagi jenis atau biasa kita kenal dengan gendre, film dokumenter terbagi menjadi 11 macam, diantaranya: 13 Marcel, Danesi. 2010 pengantar memahami seiotika media. Yogyakarta: Jalasutra. Hal 134 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1. Dokumenter Laporan Perjalanan Pada awalnya sebuah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang hal kecil sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah yang biasa digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, trafel film, travel documentary, dan adventures film. Menggambarkan sebuah perjalanan lebih kritis dan radikal dalam mengupas permasalahan. Lebih banyak menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai opini publik. Menekankan pada visi dan solusi mengenai proses menuju inovasi, dikembangkan dengan wawancara disertai komentar kritis untuk membentuk sebuah opini baru. 2. Dokumenter Sejarah Film dokumenter ini menceritakan sebuah sejarang, peristiwa yang sudah berlalu. Berisi perjuangan tokoh-tokoh pahlawan, benda peninggalah terdahulu, dan lain sebagainya. Film jenis ini biasa dibuat bertujuan untuk mengenang dan mengedukasi penerus bangsa mengenai sejarah-sejarah yang perlu diketahui. Namun pada awalnya film sejarah ini dibuat untuk propaganda. Diawali pada perang dunia I sekitar tahun 1914 hingga 1918, kemudian dilanjutkan dengan perang dunia II sekitar tahun 1935 hingga 1950-an. Dalam film tersebut juga dapat memberikan pencerahan, pemahaman, dan manipulasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Pada era reformasi, peta film dokumenter sejarah diproduksi penekanannyakarena kebutuhan msyarakat akan pengetahuan dari masa lalu. Yang disebabkan karena mobilitas pekerjaan msyarakat sangat tinggi hingga membatasi mereka akan pengetahuan tentang sejarah. Seperti film Expedition, morotai peninggalan sejarah yang terlupakan, merupakan dokumenter tentang sejarah peninggalan kolonial Belanda yang memiliki nilai historis tinggi namun terbengkalai. Dalam pembuatan film jenis sejarah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilik dokumenter sejarah adalah : periode (waktu peristiwa sejarah), tempat (lokasi peristiwa sejarah), dan pelaku sejarah. 3. Dokumenter Potret/Biografi Film jenis ini adalah representasi dari sebuah kisa, pengalaman hidup seseorang yang mempunyai nilai lebih dalam diri orang tersebut, nilainya berupa keunikan, kehebatan kemampuan yang dimiliki, atau pun kesedihan yang dapat memotifasi banyak orang. Berntuk postet umumnya berkaitan dengan aspek human interest, sementara ini turunan bisa merupakan kritik, penghormatan, atau simpati. Potret tidak harus mengenai seseorang atau individu, tetapi dapat pula mngenai sebuah komunitas, sekelompok kecil individu atau sebuah lokasi. Sedangkan biografi, mengenai seorang tokoh atau individu, selain mengenai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 profesi atu posisi, juga dikupas dan diketengahkan gambaran sejak masa kecil hingga dewasa. Dalam pembuatan sebuah dokumenter jenis ini harus memiliki ketelitian agar tidak tumpang-tindih atau kerancuan. Karena dokumenter jenis ini hampir mirip dengan dokumenter sejarah yang menampilkan sejarah dari lingkungan, situasi, kondisi, tempat, waktu dan akhirnya bisa mendekati dokumenter sejarah. Bergitu juga sebaliknya dengan dokumenter jenis sejarah. 4. Dokumenter Perbandingan/Kontradiksi Dokumenter jenis ini menjelaskan tenatng sebuah perbandingan , bisa dari seseorang atau sesuatu yang bersifat budaya, perilaku, dan peradaban suatu bangsa. Sebuah cerita yang mengemukakan perbedaan suatu situasi atau kondisi dari sebuah objek/subjek dengan yang lainnya. Dapat pula perbandingan mengenai masa lampau dan masa kini perihal budaya suatu masyarakat, dalam tradisi, kesenian serta politik. Misalnya film karya Michael Moore dalam Sicko (2007) yang membandingkan kebijakan dan pelayanan kesehatan di Amerika dengan tiga negara maju lainnya, yaitu Kanada, Inggris, dan Perancis serta satu negara berkembang yaitu Kuba. Hasilnya ternyata Amerika Serikat jauh tertinggal dalam pelayanan kesehatan bahkan antar orang yang mempunyai asuransi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 kesehatan dan yang tidak mempunyai asuransi hampir tidak ada bedanya. Sebab uang asuransinya sulit keluar sehingga mereka harus membayar sendiri biaya dokter dan rumah sakitnya. Pada film dokumenter yang penulis mengangkat bergendre dokumenter perbandingan/ kontradiksi. Di mana film ini akan lebih mengarah kepada kontradiksi, penjelasan kontradiksi itu apakarena belum ada kejelasan atas status dan juga kedudukan dari masyarakat takmad dan hingga saat ini hal tersebut masih dalam perdebatan. 5. Dokumenter Ilmu Pengetahuan Film dokumenter jenis ini adalah sebuah film yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini berisi penyampaian informasi mengenai suati teori, sistem, bedasarkan disiplin ilmu tertentu. Kemasaannya bisa di tunjukan untuk publik khusus dan juga untuk publik umum. Jenis film ilmu pengetahuan ini dapat dibagi menajadi sub-genre yang sangat banyak : a. Film dokumenter sains. Film ini biasanya ditunjukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu. b. Film instruksional. Film ini dirancang khusus untuk mengajari (instruksi) pemirsanya bagaimana melakukan berbagai macam hal yang ingin mereka lakukan, mulai dari membuat kolam peliharaan ikan benih, membuat robot, merancnag roket, hingga memelihara bunga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 6. Dokumenter Nostalgia Film jenis ini mengangkat dari sebuah kisah-kisah kilas-balik dan nampak tilas terdahulu. Bentuk nostalgia terkadang dikemas dengan menggunakan penunturan perbandingan, yang mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi dan situasi masa lampau dengan masa kini. Jenis dokumenter ini juga tidak jauh berbeda dengan dokumenter jenis sejarah hanya saja dokumenter nostalgia lebih kepada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok. 7. Dokumenter Rekonstruksi Dokumenter jenis ini biasa di temui pada dokumenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi (ilmu tentang kebudayaan) dan antropologi visual. Pecahan atau bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini di susun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah. Dokumenter ini memberi gambaran ulang terhadap oeristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan sendiri dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya. Peristiwa yang memungkinkan direkonstruksi adalah peristiwa kriminal (pembunuhan atau perampokan) dan bencana (jatuhnya pesawat dan tabrakan kendaraan). Konsep penuturan rekontruksi terkadang tidak mementingkan unsur dramatik, tetapi lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuai kronologi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 peristiwa. Pada akhirnya, memang tergantung tema, karena ada pula yang memperhatikan unsur dramatik dalam struktur penuturan. 8. Dokumentasi Investigasi Dokumenter jenis ini dikemas untuk mengungkap misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap dengan jelas. Peristiwa besar yang pernah menjadi berita hanyangat media massa di seluruh dunia, disebut juga dokumenter jurnalistik. Investigasi jurnalistik atauu investigasi report, biasanya aspek visual yang menonjol. Peristiwa yang diangkat yaitu peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik atau tidak. Dokumenter seperti ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas proses terjadinya peristiwa. 9. Dokumenter Eksperimen/ Seni Sebuah seni menggabungkan gambar, musik, dan suara atmosfer (noise). Penggabungan tersebut secara artistik menjadi unsur utama, karena tidak menggunakan narasi, komentar, maupun dialog/wawancara. Musik memberi nuansa gerak kehidupan yang dpaat membangkitkan emosi penontonnya. Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film ekperimental sesuai dengan namanya, film jenis ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 berhubungan, namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. 10. Dokumenter Buku / Harian Pada jenis dokumenter ini mengkombinasikan antara dokumenter laporan perjalanan dan dokumenter nostalgia masa lalu. Jalan cerita pada dokumenter ini mencantumkan secara lengkap dan jelas tanggal kejadian, lokasi dan karakterisitik yang sangat subjektif, seperti halnya sebuah buku harian. Karena buku harian bersifat probadi, tak hanya mengherankan bila terlihat pula penuturan dokumenter sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat ia berada. Struktur ceritanya cenderung linier serta kronologi, narasi menjadi unsur suara lebih banyak digunakan serta sering kali mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detail. 11. Dokumenter Drama Dokudrama adalah sebuah gendre dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun yang pernah terjadi. Dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, runag, waktu) cenderung untuk di rekonstruks. Ruang (tempat) akan dicari semirip mungkin dengan tempat aslinya bahkan jika memungkinkan di bangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut. 2.4 Editing Film Pada proses pembuatan film baik itu dokumenter maupun film fiksi, memiliki 2 tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada pasca produksi adalah tahap proses editing. Setelah mengumpulkan gambar saat produksi lalu mulailah proses editing yang di lakukan oleh editor. Editing dilakukan dengan cara menggabungkan gambar yang satu dengan gambar yang lainnya, dirangkai menjadi satu menjadi alur sebuah cerita yang menarik untuk di nikmati orang lain. Editing adalah sebuah kegiatan paska produksi yang dilakukan setelah proses produksi. Editing dilakukan setelah seluruh materi atau hasil shoot dimiliki oleh editor. Editing dapat diartikan sebagai proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video menjadi suatu rangkaian cerita dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati pemirsa.14 Editing juga salah satu proses yang sangat menentukan hasil akhir dari sebuah film. Dalam proses pengerjaan editing yang dilakukan oleh editor selalu didampingi oleh sutradara agar alur cerita yang dirangkai oleh editor sesuai dengan keinginan sutradara. Tujuan dari penyuntingan gambar beragam, mulai dari mengalihkan audio atau klip yang tidak diinginkan, memilih audio dan footage yang terbaik, menghasilkan sebuah alur cerita, menambah efek, graphic, dan musik, merubah gaya, ritme, dan mood dari video dan melihat video dari sudut pandang tertentu. Editing berguna untuk memperpanjang atau memperpendek waktu, mengontrol waktu, memberikan penekanan terhadap shot tertentu dan membentuk alur cerita. Hasil dari sebuah film yang biasa kita nikmati itu lah hasil dari editing. Editing berguna untuk menyuguhkan cerita yang penuh informasi atau detail dan mempercepat alur. Mengontrol waktu biasanya bisa diatur sesuai dengan alur cerita dan slit waktu yang disediakan. Selalu memberikan penekanan pada gambar yang penting, yang harus diketahui oleh penonton. Editing juga membantuk alur cerita sesuai harapan sutradara. Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Cetakan ke-1. Jakarta : Kencana. Hal 393 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Menurut Walter Scoctt Murch, dalam penyuntingan film ada enam hal yang utama untuk memutuskan kapan kita harus memotong gambar. Hal tersebut disusun menurut arti penting atau yang paling utama dulu: a. Emosi, sudahkan mencerminkan apa yang penyunting gambar rasakan dengan pada yang dirasakan oleh audiensi? b. Cerita, sudahkan anda melakukan penyuntungan gambar sesuai dengan cerita dan tujuan? c. Irama, sudahkan sesuai alur cerita yang menarik dan juga kebenaran yang ada? d. Penglihatan, apakah audiens sudah dapat melihat fokus utama dari sebuah moment yang ada e. Layar adalah bidang two-dimension, bahwa televisi atau film adalah sebuah layar yang terbentuk untuk dua dimensi dan tingkat kejelasan visual sangat berbeda dengan kenyataan. f. Three-dimensional, bagaimana kita dapat menghasilkan sebuah gambar yang audiensi dapat merasakan secara psikologis seperti ia melihat visual dengan mata sendiri.15 Untuk melakukan pekerjaan editing, dewasa ini editor dituntut untuk menguasai tiga hal berikut: 1. Perangkat Lunak (software editing) Murch, Walter. 2001. In the Blink of an Eye: a Perspective on Film Editing, edisi revisi. Silman-james press. 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 2. Shot dan motivasi (cut and motivations) 3. Teori Penyutradaraan16 Murch menegaskan presentase tingkat khayal dari masing-masing orang menentukan gambar yang dihasilkan. Emosi, mempunyai nilai yang lebih berat dan dikombinasikan dari semua hal lainnya. Penyuntingan gambar pada dasarnya harus memiliki tujuan yang pasti dan mempunyai tujuan yang sama dengan sutradara yang memiliki cerita tersebut. Software atau perangkat lunak unutk editing, kini sangat beragam. Pekerjaan editing tidak lagi dilakukan secara manual seperti halnya editint film. Editing elektronik menyediakan pula berbagai fitur yang sangat bervariasi sehingga membuat tampilan gambar menjadi lebih indah, dinamis dan juga sangat menarik. Walaupun demikian, seorang editor tetap harus menguasai ilmu tentang editing yang menyangkut hal-hal di atas agar hasil kerjanya dapat dinikmati dengan baik, sesuai tujuan diproduksinya suatu paket audio. Software yang peneliti gunakan adalah Adobe Premiere, cara kerja software ini tidak jauh berbeda dengan software lainnya seperti ulead videostudio, coral video dan sofware editing lainnya begitu juga dengan fitur yang tersedia. Pada tahap editing tidak hanya melakukan cut-to-cut saja tetapi juga memberikan efek agar film yang dihasilkan lebih dramatis dan menarik. 16 Samedhi, Bambang. 2011. Sonematografi-Videografi, suatu pengantar. Bogor: Galia Indonesia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Gambar 1.1 Adobe PremierPro Di dukung dengan perangkat editing, seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun setiap shot-shot gambar. Editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatic yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut dari awal hingga akhir film. Teknnik continuity merupakan salah satu hal penting yang harus di perhatikan saat editing karena untuk menghasilkan alur cerita yang menarik dan mudah dipahami, perlu adanya continuity. Pihak yang sangat berperan dalam proses editing adalah editor. Adapun tugas editor antara lain sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 a. Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya. b. Melakukan pemilihan shot yang terpakai dan yang tidak sesuai shooting report. c. Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara. d. Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya e. Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepada editor untuk keperluan editing. Berikut ini salah satu langkah proses editing yang di gunakan oleh editor yaitu proses off-line editing dan on-line editing. 2.4.1 Off-line Editing Langkah ini merupakan langkah awal dari proses editing yaitu dengan measukan gambar lalu menyambungkannya satu persatu menjadi sebuah rangkaian cerita yang sesuai dengan keinginan sutradara. Dengan memainkan mood atau ritme dalam film documenter. Bisa tempo cepat ataupun lambat. Sekaligus memasukan ilustrasi music, keterangan – keterangan tempat, nama subyek, nama narasumber lain, judul serta credit title.17 Nugroho, Fajar. 2007. Cara Pintar Bikin Film Dokumenter. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. Hal 144145 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.4.2 On-line Editing Langkah ini merupakan langkah penyempurna dalam proses editing. Dengan cara memasukan efek transisi, efek suara, efek visual yang sesuai dengan alur gan gambar yang sudah disusun pada tahap off-line editing. 2.5 Montage by Sergei Eisenstein Sergei Eisensten merupakan sutradara terbesar di jamannya. Ia menulis banyak ide-ide film serta mengajukannya kepada generasi director di rusia. Komitmennya saat muda untuk menjadi pembuatan film, Eisensten mencoba untuk berteori tentang editing film. Teorinya tentang editing memiliki lima komponen yaitu Metric Montage, Rhytmic Montage, Tonal Montage, Overtonal Montage dan Intellectual Montage.18 Pada tahun 1920-an awal mula muncul montage sebagai Montage Teori editing, yang merupakan kepercayaan bahwa dua gambar terkait dapat diedit bersama-sama untuk menghasilkan baru pemikiran, ide, atau emosi dalam pikiran pemirsa. a. Metric Montage Metric montage refers to the length of the shots relative to one another. Regardless of their content, shortening the shots abbreviates the time the 18 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 audience has to absorb the information in each shot. This increases the tension resulting from the scene. The use of close-ups with shorter shots creates a more intense sequence.19 Terjemah : montase metrik mengacu pada panjang gambar yang relatif terhadap satu sama lain. Terlepas dari konten mereka, memperpendek gambar saat penonton harus menyerap informasi di masing-masing gambar. Hal ini meningkatkan ketegangan yang dihasilkan dari tempat kejadian. Penggunaan close-up dengan tembakan pendek menciptakan urutan lebih intens. Teori ini merujuk untuk mendapatkan aspek emosi penonton dengan mengacu pada panjang dan shot yang berhubungan dengan shot lainnya. Fungsi dari memperpanjang atau mempersingkat shot tanpa memperhatikan isi dari cerita adalah untuk memberikan ketegangan pada film yang dapat dirasakan langsung oleh peonton. 19 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 No Shot Shot Keterangan Makna Type 1 Long Orang- Shot Shot orang yang ketiga dari sedang potongan berlarian gambar karena memiliki ini sedang ada tujuan untuk kerusuhan 2 Close Seorang Up serdadu yang sedang menembaki orang-orang dari atas mempersingk at waktu yang penonton bisa serap, tidak mengurangi makna film ini 3 Close Sebuah Up senapan yang digunakan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ tetapi pada 38 menembaki orang-orang Tabel 1.1 Metric Montage b. Rhytmic Montage Rhythmic montage refers to continuity arising from the visual pattern within the shots. Continuity based on matching action and screen direction are examples of rhythmic montage. This type of montage has considerable potential for portraying conflict because opposing forces can be presented in terms of opposing screen directions as well as parts of the frame.20 Terjemah : montase berirama mengacu pada kelangsungan yang timbul dari pola visual dalam gambar. Kontinuitas berdasarkan tindakan pencocokan dan arah layar adalah contoh dari montase berirama. Jenis montase ini memiliki potensi besar untuk menggambarkan konflik karena kekuatan yang berlawanan dapat disajikan dalam hal menentang arah layar serta bagian dari frame. Penulis menggunakan teori ini karena jenis ini yang sangat cocok untuk menggambarkan sebuah konflik yang ingin di tonjolkan dalam film documenter senjang ini. Teori rhytmic akan penulis aplikasikan di setiap wawancara yang ada di setiap scene. 20 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Penulis memasukan wawancara dari pro dan kontra secara berdekatan agar tergambar seolah-olah mereka sedang berdebat mengenai konflik yang ada. Rhytmic Motage beberapa kali di letakan oleh penulis, pada babak ke dua dan babak ketiga. Penulis meletakan footage gambar lebah yang sedang mencari madu disekelompok bunga yang dapat mewakili perupamaan dari konflik yang ada. Peletakan Intellectual Montage ini berada di babah pertama tepatnya di awal babak pertama. No Shot Shot Keterangan Makna Type 1 Long Seorang ibu Shot Shot yang ketiga membawa gambar anaknya menunjukkan dari ini yang sudah kesinambung meninggal an kehadapan terhadap para tentara sebuah http://digilib.mercubuana.ac.id/ gambar 40 2 Mediu Orang- m orang yang berurutan Shot memohon konflik secara ampun kepada para tentara 3 Full Seorang ibu Shot yang ditembak oleh salah satu tentara dan meninggal dunia bersama sang anak Table 1.2 Rhytmic Montage http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 c. Tonal Montage Tonal montage refers to editing decisions made to establish the emotional character of a scene, which may change in the course of the scene. Tone or mood is used as a guideline for interpreting tonal montage, and although the theory begins to sound intellectual, it is no different from Ingmar Bergman’s suggestion that editing is akin to music, the playing of the emotions of the different scenes21 Terjemah : montase tonal mengacu keputusan editing dilakukan untuk membentuk karakter emosional adegan yang dapat berubah dalam perjalanan di TKP. Nada atau suasana hati digunakan sebagai pedoman untuk menafsirkan montase tonal, dan meskipun teori mulai terdengar intelektual, itu tidak berbeda dari usulan Ingmar Bergman bahwa editing mirip dengan musik, bermain emosi dari adegan yang berbeda. Teori ini bertujuan untuk membentuk karakter emosional dari sebuah adegan, nada dan suasana hati juga digunakan sebagai tumpuan untuk menafsirkan tonal montage. 21 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 18 - 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 No Shot Shot Keterangan Makna Type 1 2 Mediu Seorang m pelaut yang ketiga Long meninggal gambar Shot disebuah menunjukkan tenda emosi dari salah satu Establ Diluar tenda ish pelabuhan dengan kapal yang sedang berlayar 3 Establ Matahari ish Shot dari ini obyek yaitu si pelaut. Establish pada gambar kedua menggambar kan keadaan terbenam di yang ada di pelabuhan laut yang sementara berbeda gambar dengan ketiga sebuah menggambar http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 kapal yang kan kenangan melintas indan si pelaut. Table 1.3 Tonal Montage d. Overtonal Montage Overtonal montage is the interplay of metric, rhythmic, and tonal montages. That interplay mixes pace, ideas, and emotions to induce the desired effect from the audience.22 Terjemah : montase Overtonal adalah gabungan antara interaksi metrik, berirama, dan tonal montages. interaksi yang mencampur kecepatan, ide, dan emosi untuk menginduksi efek yang diinginkan dari para penonton. Teori merupakan penggambungan ketiga teori sebelumnya yaitu metric montage, rhythmic montage dan tonal montage, dimana dampaknya pada penonton menjadi lebih abstrak dan rumit. Pencampuran antara kecepatan, ide, dan emosi untuk menciptakan efek yang diinginkan dari para penonton. Agar penonton dapat terbawa kedalam suasana film yang seakan-akan penonton sedang berada di dalah film tersebut. 22 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 No Shot Shot Keterangan Makna Type 1 Long Orang- Shot orang yang gambar Potongan sedang berjalan 2 adalah di penggabunga cuaca n dingin metric, Close Bayangan Up orang-orang yang sedang berjalan pada genangan es yang meleleh http://digilib.mercubuana.ac.id/ ini antara rhythmic dan tonal montage yang bertujuan untuk menggabung kan emosi emosidari 45 3 Close Sebuah efek Up bongkahan pengambilan eh dan yang gambar agar mulai tercipta emosi meleleh yang diinginkan Table 1.4 Overtonal Montage e. Intellectual Montage Intellectual montage refers to the introduction of ideas into a highly charged and emotionalized sequence.23 Terjemah : montase intelektual mengacu pada pengenalan ide menjadi urutan sangat dituntut dan yang emosional. Teori ini lebih menjelaskan sebuah keadaan dengan menggunakan symbol-simbol gambar yaitu berupa timelaps atau footage yang bertujuan untuk menghasilkan makna tertentu yang dapat mewakili suatu permasalah atau konflik yang di sedang bahas. Penulis juga menggunakan teori jenis ini untuk memperindah film sehingga peonton tidak akan jenuh saat menyaksikan film documenter senjang. 23 K, Dancyger. The Tecnique of Film and Video Editing. Elservier. Oxford. Hal 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 No Shot Shot Keterangan Makna Type 1 Long Para tentara Pada shot yang sedang potongan menembaki gambar orang-orang menggambar kan ini para tentara yang 2 Mediu Orang- m orang yang long mencoba shot menyelamat kan diri 3 Close Seekor sapi up yang sedang disembelih http://digilib.mercubuana.ac.id/ dengan cepat membunuh ratusan orang seperti menyembelih satu sapi. 47 4 Long Orang-rang shot yang meninggal akibat tembakan dari para tntara Table 1.5 Intellectual Montage http://digilib.mercubuana.ac.id/