BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil laut adalah makanan padat gizi yang sangat diperlukan oleh anak di masa pertumbuhannya. Ikan,terutama ikan laut kaya protein, vitamin, dan mineral serta asam lemak omega 3 yang sangat penting untuk pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak (Astawan, 2003). Ikan, kerang dan makanan berasal dari laut kaya akan asam amino, asam lemak, EPA (Eicosapentaenoic), dan DHA (decosahexanoic) yang penting untuk ibu hamil dan bayi karena membantu pembentukan organ tubuh seperti otak, mata, jantung, pembuluh darah dan mencegah kelahiran prematur (Suharsono, 1999). Sebuah penelitian yang dilakukan di Belanda menyebutkan bahwa remaja (12-18 tahun) yang mengkonsumsi ikan dalam jumlah yang cukup terbukti memiliki hasil ujian akhir dan nilai tes bahasa yang lebih baik daripada mereka yang hanya mengkonsumsi sedikit ikan (Groot et al., 2012). Perkembangan kognitif, psikososial, dan prestasi akademik anak dipengaruhi oleh ketahanan pangan keluarga dan intake nutrisi (Alaimo et al., 2001). Adanya ikan laut dapat meningkatkan ketahanan pangan dan intake nutrisi yang baik bagi nelayan dan keluarganya. Namun demikian kegiatan domestik, pertanian dan industri yang dilakukan manusia tidak lepas dari produksi limbah dan jika tidak dikelola dengan baik dapat meracuni perairan/pantai serta biota laut yang hidup di dalamnya. Pantai Kenjeran Surabaya merupakan wilayah pesisir timur Jawa Timur yang menjadi muara sungai-sungai di wilayah perkotaan. Ada banyak perusahaan besar di Surabaya membuang limbahnya di sungai yang akhirnya akan mengalir ke Pantai Kenjeran. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat di perairan Pantai Kenjeran (Arief, 2005). Menurut Arief (2005) ikan laut hasil tangkapan di Pantai Kenjeran mengandung logam berat timbal dengan konsentrasi bervariasi tapi masih di bawah ambang batas konsentrasi timbal yang diperbolehkan pada makanan sebesar 0,4 ppm (BPOM, 2009). Namun karena pencemaran logam berat bersifat 1 2 akumulatif, maka saat ini ada kemungkinan konsentrasi timbal ikan laut dari perairan Kenjeran semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di sekitar perairan Kenjeran, terutama nelayan dan keluarganya mengkonsumsi ikan 99,11gram/hari (Sudarmadji et al., 2004) atau 22 gram protein ikan/hari, lebih tinggi daripada rata-rata konsumsi protein ikan nasional 7,65 gram/kapita/hari tahun 2004 dan 8,02 gram/kapita/hari di tahun 2011 (BPS, 2011). Semakin besar konsumsi ikan laut yang dicurigai tercemar logam berat timbal maka semakin besar akumulasi logam berat timbal di dalam tubuh. Beberapa penelitian membuktikan bahwa paparan timbal dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan kognitif dan perilaku anak (RomaTorres et al., 2007, Apostoli et al., 2005). Usia batita merupakan periode kritis perkembangan anak. Pada saat tersebut perkembangan otak terjadi sangat pesat dan struktur otak sangat peka terhadap pengalaman atau stimulasi. Oleh sebab itu pada masa ini perkembangan otak anak juga rawan mengalami gangguan apabila terjadi kekurangan asupan zat gizi, dan kontaminasi lingkungan (Robson, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi rata-rata jumlah konsumsi hasil laut dengan perkembangan visual-motor anak batita yang tinggal di sekitar Pantai Kenjeran, yaitu di Kecamatan Bulak, Surabaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Berapa proporsi konsumsi hasil laut pada anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya? 2. Berapa rata-rata skor perkembangan visual-motor (CAT-DQ) skala Capute anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya? 3. Apakah konsumsi hasil laut berhubungan dengan perkembangan visual-motor (CAT-DQ) skala Capute anak batita di Kecamatan Bulak Surabaya? 3 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis korelasi konsumsi hasil laut dengan perkembangan visual-motor anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan proporsi konsumsi hasil laut pada anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya. b. Mendiskripsikan rata-rata skor perkembangan visual-motor (CAT-DQ) anak batita di Kecamatan Bulak Surabaya. c. Menganalisis korelasi konsumsi hasil laut dengan perkembangan visualmotor anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Mengetahui pola konsumsi hasil laut pada anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya. b. Mengetahui tingkat perkembangan kognitif khususnya aspek perkembangan visual-motor anak batita di Kecamatan Bulak, Surabaya. 2. Manfaat Praktis a. Dengan mengetahui perkembangan kognitif anak batita, orangtua dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. b. Mengetahui keamanan mengkonsumsi hasil laut bagi perkembangan kognitif anak batita. 4 E. Keaslian Penelitian Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama dengan penelitian yang sedang dilakukan : 1. Nilawati (2006) melakukan penelitian berjudul “Hubungan konsumsi ikan dengan perkembangan kognisi anak baduta, studi di Kecamatan Gandus, Kota Palembang tahun 2006”. Ikan yang diteliti dalam penelitian ini adalah ikan dari sungai Musi (ikan air tawar). Rancangan penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Subjek penelitian ini adalah anak baduta. Fungsi kognitif diukur dengan BSID II. Analisis data dilakukan dengan korelasi spearman dan fisher.Hasil penelitian menyatakan ada hubungan negatif antara konsumsi ikan dengan perkembangan kognisi anak baduta.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada lokasi penelitian, jenis ikan dan instrumen pemeriksaan fungsi kognitif. Persamaan penelitiannya adalah pada variabel dependen, variabel independen dan metode penelitian mengunakan desain cross sectional. 2. Arief (2005) melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh konsumsi ikan dan kerang terhadap konsentrasi Timbal darah manusia, studi kasus di kelurahan Sukolilo, Kenjeran, Surabaya”. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional di Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Pada penelitian ini membandingkan konsumsi ikan dan kerang pada ibu-ibu di daerah terpapar (Kelurahan Sukolilo) dengan konsumsi ikan pada ibu-ibu di daerah tidak terpapar (Desa Lobuk, Kecamatan Bloto, Sumenep, Madura). Penelitian ini juga membandingkan antara konsentrasi Pb pada darah ibu-ibu di daerah terpapar dan daerah tidak terpapar. Selain itu memeriksa konsentrasi Pb air laut dan konsentrasi Pb pada ikan dan kerang yang ditangkap dari perairan Kenjeran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan dan kerang berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi Pb darah.Perbedaan penelitian ini dengan yang akan dilakukan pada variabel dependen, subjek penelitian, dan metode analisis data. Persamaan penelitiannya adalah variabel independen, metode penelitian, dan lokasi penelitian. 3. Sudarmadji et al. (2004) melakukan penelitian tentang “Konsumsi ikan laut, kadar merkuri dalam rambut, dan kesehatan nelayan di pantai Kenjeran, Surabaya”. Penelitian ini dilakukan dengan metode case control di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak, Surabaya. Subjek penelitian penduduk usia 20-55 tahun, dan dikelompokkan menjadi 2, yaitu: kelompok terpapar (nelayan yang 5 hampir setiap hari mengkonsumsi ikan laut) dan kelompok tidak terpapar (tidak sama sekali/jarang mengkonsumsi ikan laut). Metode analisis data dengan uji t-2 sampel bebas untuk membandingkan kadar Hg kelompok terpapar dan kelompok kontrol. Keluhan kesehatan subjektif pada kelompok terpapar dan kelompok kontrol dianalisis dengan metode chi- square. Hasil penelitiannya konsumsi ikan laut berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hg pada rambut, dan peningkatan kadar Hg pada rambut mempengaruhi terjadinya keluhan kesehatan. Perbedaaan penelitian ini terletak pada variabel dependen, metode penelitian, metode analisis data, dan usia subjek penelitian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel independen, dan lokasi penelitian. 4. Pocock et al. (1994) melakukan penelitian yang berjudul “Environmental lead and children’s intelligence: A systematic review of the epidemiological evidence”. Penelitian ini penelitiansistematic review terhadap 26 penelitian epidemiologi sejak tahun 1979 pada anak usia 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb darah 10-20μg/dL dan konsentrasi Pb gigi 5-10μg/g menurunkan nilai IQ total sekitar 1-2 poin. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel independen, metode penelitian dan lokasi penelitian. Sedangkan persamaannya adalah padavariabel dependen. 5. Groot et al. (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Eating the right amount of fish: Inverted U-shape association between fish consumption and cognitive performance and academic achievement in Dutch adolescents”. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar yang mengevaluasi aspek perkembangan fungsi kognitif remaja dan interaksinya dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Penelitian ini melibatkan 786 remaja usia 1218 tahun di Belanda. Untuk mengetahui hubungan konsumsi ikan dengan fungsi kognitif dan nilai ujian akademik di sekolah, Groot et al. (2012) menggunakan metode analisis data Chi Square, Anova, dan Ancova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Anak yang mengkonsumsi ikan dalam jumlah yang cukup memiliki hasil ujian akhir dan nilai tes bahasa yang lebih baik daripada mereka yang hanya mengkonsumsi sedikit ikan. Perbedaan penelitian Groot et al. (2012) dengan penelitian yang akan dilakukan adalah usia subjek penelitian, lokasi penelitian dan metode analisis data.